You are on page 1of 9

ANALISIS KEMAMPUAN KAYU APU (Pistia startiotes L.

) UNTUK
MENURUNKAN KONSENTRASI ION LOGAM Cd PADA AIR LIMBAH
Proposal

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Seminar


Yang dibimbing oleh Bapak Dr. Sueb, M.Kes,

Disusun Oleh:
Rina Fiji Lestari (150342602674)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
BIOLOGI
Januari 2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air dianggap tercemar jika beberapa zat atau kondisi hadir sedemikian rupa
sehingga air tidak dapat digunakan untuk tujuan tertentu (Owa, 2014). Pencemaran
air terjadi bila bahan yang tidak diinginkan masuk ke air, mengubah kualitas air
dan berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Air adalah sumber daya
alam yang penting yang digunakan untuk minum dan tujuan perkembangan lainnya
dalam kehidupan (Haseena et al, 2017). Salah satu pencemaran yang diakibatkan
oleh pembuangan limbah industri yang berbahaya, yaitu pencemaran oleh logam
berat Cadmium (Cd). Cadmium (Cd), dinilai sebagai salah satu dari tiga logam
yaitu antara timbal dan merkuri yang paling berbahaya bagi manusia dan
lingkungan. Sedangkan penggunaan timbal dan merkuri menurun, kadmium
semakin banyak digunakan dalam proses industri (Aldor et al, 1995 dalam Stirk &
Staden, 2002).
Cadmium (Cd) ada di air limbah dan limbah industri menjadi perhatian
utama pencemaran lingkungan. Kegiatan industri seperti pertambangan,
pengecatan, pembuatan mobil, pelapisan mental, dan kegiatan pertanian seperti
penggunaan pupuk dan fungisida intensif merupakan sumber utama limbah yang
mengandung Cd (Daniel et al, 2014). Sebagian besar unsurnya termasuk dalam
kategori ini sangat larut dalam air, kaya racun dan zat karsinogenik (Gunatilake,
2015). Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2006) di antara logam berat
yang paling beracun adalah kadmium, kromium, tembaga, timbal, merkuri dan
nikel. Mereka tidak bisa terdegradasi atau hancur. Sedikitnya mereka masuk ke
tubuh kita melalui makanan, minum air dan udara, Logam berat berbahaya karena
cenderung bioakumulasi. Bioakumulasi berarti peningkatan konsentrasi bahan
kimia dalam organisme biologis dari waktu ke waktu, dibandingkan dengan
konsentrasi di lingkungan. Logam berat dapat memasuki pasokan air oleh limbah
industri dan konsumen, atau bahkan dari hujan asam yang menghancurkan tanah
dan melepaskan logam berat ke sungai, danau, sungai dan air tanah (Encarta, 2009
dalam Daniel et al, 2014).
Beberapa cara telah digunakan untuk menghilangkan atau mengurangi
kadar logam berat, salah satunya yaitu menggunakan biofilter. Biofilter merupakan
salah satu cara dalam pengolahan limbah cair dengan menggunakan tanaman yang
memiliki kelompok mikroorganisme rhizosfer. Mikroorganisme rhizosfer
merupakan kelompok mikroba yang hidup bersimbiosis di sekitar akar tanaman,
baik tanaman pada habitat tanah atau air, yang kehadirannya secara khas tergantung
pada akar tersebut. Mikroba rhizosfer ini memiliki kemampuan untuk melakukan
penguraian terhadap benda-benda organik ataupun benda anorganik yang terdapat
pada limbah (Waluyo, 2005 dalam Suastuti et al, 2015).
Tanaman yang digunakan yaitu kayu apu (Pistia startiotes L.). Pistia
stratiotes adalah macrophyte air tahunan yang tersebar luas di seluruh dunia dan
mampu mengeluarkan beberapa logam berat dari air, termasuk As (Farnese et al.,
2014 dalam Farnese et al, 2014). Kayu apu mudah tumbuh dan bisa mentolerir
berbagai suhu dan pH (Lima et al, 2013). Spesies ini memiliki distribusi di seluruh
dunia di daerah tropis dan subtropis (Parsons & Cuthbertson 2001 dalam
Kurugundla, 2014),
Pada umumnya tumbuhan akan menyerap unsur-unsur hara yang larut
dalam air dan dari tanah melalui akar-akarnya. Semua tumbuhan mempunyai
kemampuan menyerap yang memungkinkan pergerakan ion menembus membran
sel, mulai dari unsur yang berlimpah sampai dengan unsur yang sangat kecil
dibutuhkan tanaman dan ternyata dapat diakumulasikan oleh tanaman (Hermawati
et al, 2005). Oleh sebab itu, kayu apu dapat dimanfaatkan sebagai sebagai alat
penjernihan air.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ulfin & Widya, (2005)
menyimpulkan (ditambah dan disingkat) Pada penelitiannya digunakan kayu apu
(Pistia stratiotes Linn) untuk menyerap logam berat yaitu kromium dalam larutan
media tanam sintetis. Dengan metode regenerasi konsentrasi logam Cr yang tersisa
sebesar 6,6963 %. Berdasarkan masalah yang ada, maka tujuan yang ingin dicapai
pada penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan kayu apu dalam menyerap
logam Cd pada air limbah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam laporan
penelitian ini sebagai berikut.
1. Apakah Jumlah kayu apu (Pistia stratiotes L.) berpengaruh terhadap penurunan
konsentrasi ion logam Cd pada air limbah? (dilampirkan latar belakang)
2. Apakah ada perbedaan konsentrasi ion logam Cd berdasarkan lama hari
perendaman kayu apu (Pistia stratiotes L.) berpengaruh terhadap penurunan ion
logam Cd pada air limbah? (dilampirkan latar belakang dan di kajian)
3. Manakah yang dapat menurunkan Cd paling tinggi diantara jumlah kayu apu
4. Manakah yang dapat menurunkan Cd paling tinggi diantara lama perendaman
kayu apu
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah.
1. Untuk mengetahui Jumlah kayu apu (Pistia stratiotes L.) berpengaruh terhadap
penurunan konsentrasi ion logam Cd pada air limbah.
2. Untuk mengetahui lama hari perendaman kayu apu (Pistia stratiotes L.)
berpengaruh terhadap penurunan ion logam Cd pada air limbah.
3. Untuk mengetahui hubungan jumlah kayu apu (Pistia stratiotes L.) dengan
lama hari perendaman kayu apu berpengaruh terhadap penurunan ion logam Cd
pada air limbah.
D. Hipotesis
1. Ada pengaruh Jumlah kayu apu (Pistia startiotes L.) berpengaruh terhadap
penurunan konsentrasi ion logam Cd pada air limbah.
2. Ada pengaruh lama hari perendaman kayu apu (Pistia startiotes L.)
berpengaruh terhadap penurunan ion logam Cd pada air limbah.
3. Ada pengaruh hubungan jumlah kayu apu (Pistia startiotes L.) dengan lama
hari perendaman kayu apu berpengaruh terhadap penurunan ion logam Cd pada
air limbah.
E. Batasan Masalah & Asumsi Penelitian
Batasan masalah dari penelitian ini, yaitu:
1. Tanaman ini dibatasi pada jenis tanaman mengambang yaitu kayu apu (Pistia
startiotes L.).
2. Pengamatan dilakukan pada penyerapan logam berat oleh AAS (Spektofometer
Atom Serapan).
3. Logam berat yang di serap yaitu logam Cd.
Anggapan dasar penelitian adalah sebagai berikut:
1. Kondisi air limbah dianggap sama
2. Semua kondisi lingkungan seperti suhu, cahaya, kelembapan selama
perendaman dianggap sama.
3. Umur kayu apu (Pistia startiotes L.) dianggap sama.
F. Ruang Lingkup
Variable Indikator Skala Variabel Cara
Pengukuran/alat
Jumlah kayu apu - Ordinal -
(Pistia startiotes
L.) (Variabel
Bebas)
lama perendaman
kayu apu (Pistia
startiotes L.)
()
konsentrasi ion - rasio AAS
logam Cd yang (Spektrofotometer
terserap (Variabel Serapan Atom)
Terikat)
G. Defenisi Operasional
1. Kayu apu merupakan tumbuhan air yang biasa dijumpai mengapung di perairan
tenang atau kolam. Pada penelitian ini, kayu apu digunakan sebagai alat
penyerapan logam berat. (variable jumlah dan lama perendaman)
2. Kadmium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Cd dan nomor atom 48. Logam lunak dan putih kebiruan ini secara
kimiawi serupa dengan dua logam stabil lainnya pada golongan
12, seng dan raksa. Pada penelitian ini logam Cd dari air limbah akan diserap
oleh kayu apu diukur menggunakan AAS. (konsentrasi ion logam Cd)

KAJIAN PUSTAKA

A. Kayu Apu (Pistia startiotes L.)


Pistia stratiotes berasal dari Amerika Serikat (Yates & Kordecki, 2005).
Selada air adalah tanaman mengambang bebas yang memiliki bentuk sangat mirip
dengan kepala selada terbuka. Dapat tumbuh setinggi 15 cm dan lebar 30 cm.
Tanaman induk dan anakan dilekatkan oleh stolon (struktur seperti akar putih yang
menghubungkan tanaman bersama) sampai 60 cm (Osmond & Johnson, 2006).
Lebar daun tumbuhan ini antara 5-14 cm dan jarak antar nodusnya 0,1-0,5 cm
sehingga membuat susunan daun pada tumbuhan ini terdapat pada tiap bagian
rosetnya (Don, 2006 dalam Oktaviani et al, 2014).
Bunga bersifat uniseksual, stamen dengan dua benang sari, pistillate dengan
ovarium unilokuler yang memiliki banyak ovula, ramping dan stigma penicillate,
buah dengan banyak biji tipis. Benihnya berkecambah di tanah, air dan melayang
ke permukaan dalam waktu 5 hari. Perkecambahan juga bisa terjadi saat gelap. P.
stratiotes tidak bertahan pada suhu beku. Perkecambahan tidak terjadi di bawah
20°C. Berbunga di musim panas dan berbuah pada akhir musim panas. Benih
mengapung di permukaan selama beberapa hari, diangkut oleh arus dan unggas air,
sebelum mereka tenggelam ke bawah (Tulika & Mala, 2015).
Taksonomi dari kayu apu menurut Tripathi et al, (2010) yaitu:
Kingdom: Plantae
Division: Magnoliophyta
Class: Liliopsida
Order: Alismatoles
Family: Araceae
Genus: Pistia L.
Species: P. stratiotes

Sumber : (Wang et al, 2017)


Sifatnya yang stolonifer, selalu ditemukan berlabuh ke hidrosoil saat
permukaan air surut dan kondisi rawa dan menyukai air kaya basa atau kapur (Khan
et al, 2014). Selain itu Pistia startiotes L. merupakan tumbuhan makrofit. Makrofita
air memainkan peran penting dalam aspek struktural dan fungsional ekosistem
perairan dengan mengubah rezim gerakan air, menyediakan tempat berlindung bagi
ikan dan invertebrata air, berfungsi sebagai sumber makanan, dan mengubah
kualitas air dengan mengatur keseimbangan oksigen, siklus nutrisi, dan
mengumpulkan logam berat (Li, 2014 dalam Pantawong et al, 2015).

METODE
DAFTAR RUJUKAN
Daniel, N.O., Chima, E.S., & Chinedu, M.T. 2014. Comparative study of the Bioadsorbtion
of Cadmium and lead from industrial waste water using melon (Citrullus
colocynthis) husk activated with sulphuric acid. American Journal of
Environmental Protection 2014; 3(6-1): 1-8.
Gunatilake, S.K. 2015. Methods of Removing Heavy Metals from Industrial Wastewater.
Journal of Multidisciplinary Engineering Science Studies (JMESS) ISSN: 2912-
1309 Vol. 1 Issue 1, November – 2015.
Haseena, M., Malik, M.F., Javed, A., Arshad, S., Asif, N., Zulfiqar, S., & Hanif, J. 2017.
Water pollution and human health. Environ Risk Assess Remediat. 2017;1(3):16-
19.
Hermawati, E., Wiryanto., & Solichatun. 2005. Fitoremediasi Limbah Detergen
Menggunakan Kayu Apu (Pistia stratiotes L. ) dan Genjer (Limnocharis flava
L.). BioSMART Vol. 7, No. 2, Oktober 2005, hal. 115-124.
Owa, F.W. 2014. Water pollution: sources, effects, control and management. International
Letters of Natural Sciences. 3 (2014) 1-6.
Stirk, W.A., & Staden, J.V. 2002. Desorption of Cadmium and the Reuse of Brown
Seaweed Derived Products as Biosorbents. Botanica Marina Vol.45, 2002, pp.9-
16.
Suastuti, Ni G.A.M.D.A., Suarsa, I.W., & Putra, R.D.K. 2015. Pengolahan Larutan
Deterjen Dengan Biofilter Tanaman Kangkungan (Ipomoea crassicaulis) Dalam
Sistem Batch (Curah) Teraerasi. Jurnal Kimia 9 (1), Januari 2015: 98-104.
Ulfin, I. & Widya, W. 2005. Study Penyerapan Kromium Dengan Kayu Apu (Pistia
stratiotes, L). Akta Kimindo Vol. 1 No. 1 Oktober 2005: 41-48.
Farnese, F.S., Oliveira, J.A., Ledo, G.A., Gusman, G.S., & Silva, L.C. 2014. Evaluation of
the potential of Pistia stratiotes L. (water lettuce) for bioindication and
phytoremediation of aquatic environments contaminated with arsenic. Braz. J.
Biol., 2014,  vol. 74, no. 3 (suppl.), p. S103-S112.
Khan, M.A., Marwat, K.B., Gul, B., Wahid, F., Khan, H., & Hashim, S. 2014. Pistia
stratiotes L. (Araceae): Phytochemistry, Use In Medicines, Phytoremediation,
Biogas And Management Options. Pak. J. Bot., 46(3): 851-860, 2014.
Tripathi, P., Kumar, R., Sharma, A.K., Mishra, A., & Gupta, R. 2010. Pistia stratiotes
(Jalkumbhi). Pharmacognosy Reviews, 2010 Vol. 4, Issue 8.
Yates, E.D., & Kordecki, K.E. 2005. Pistia stratiotes L. (Araceae) – Ubiquitous Aroid
Invader. The IAS Newsletter Vol. 27 – 3 • July 2005.
Lima, L.K.S., Pelosi, B.T., Silva, M.G.C., & Vieira, M.G.A. 2013. Lead and Chromium
Biosorption by Pistia stratiotes Biomass. Chemical Engeneering, Vol. 32, 2013.
Wang, J., Fu, G., Li, W., Shi, Y., Pang, J., Wang, Q., Lu, W., Liu, C., & Liu, J. 2007. The
Effects Of Two Free-floating Plants (Eichhornia crassipes and Pistia startiotes)
On The Burrow Morphology and Water Quality Characteristics Of Pond Loach
(Misgurnus aungulillicaudatus) habitat. Aquaculture and Fisheries, 2017 1-8.
Osmond, R., & Johnson, S. 2006. Water lettuce. New South Wales: NWS Department Of
Primary Industries.
Pantawong, R., Chuanchai, A., Thipbunrat, P., Unpaprom, Y., & Ramaraj, R. 2015.
Experimental Investigation of Biogas Production from Water Lettuce, Pistia
stratiotes L. Emer Life Sci Res (2015) 1(2): 41-46.
Kurugundla, C.N. 2014. Seed dynamics and control of Pistia stratiotes in two aquatic
systems in Botswana. African Journal of Aquatic Science 2014, 39(2): 209–214.
Oktaviani, R., Rachmadiarti, F., & Wisanti. 2014. Potensi Pistia stratiotes dan Spirogyra
Sebagai Agen Fitoremidiasi Logam Berat Timbal (Pb) pada Perairan. LenteraBio
Vol. 3 No. 3, September 2014: 276–181.
Tulika, T., & Mala, A. 2015. Pharmaceutical potential of aquatic plant Pistia stratiotes (L.)
and Eichhornia crassipes. Journal of Plant Sciences 2015; 3(1-1): 10-18.

You might also like