You are on page 1of 21

CASE REPORT

DIARE AKUT TANPA DEHIDRASI

Disusun oleh:

Caecilia Linda

1261050097

Fadli Muhamad

1261050172

Pembimbing :

dr. Keswari, Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK

PERIODE 8 MEI – 22 JULI 2017

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

JAKARTA
PENDAHULUAN

Diare adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan
berlangsung kurang dari 1 minggu. Diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan
25,5% pada anak usia 1-4 tahun.1 Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara
berkembang termasuk di Indonesia dan merupakan salah satu penyebab kematian dan kesakitan
tertinggi pada anak, terutama usia di bawah 5 tahun. Di dunia, sebanyak 6 juta anak meninggal
tiap tahunnya karena diare dan sebagian besar kejadian tersebut terjadi di negara berkembang.
Sebagai gambaran 17% kematian anak disebabkan oleh diare sedangkan di Indonesia, diare
masih merupakan penyebab kematian bayi yang terbanyak yaitu 42% dibanding pneumonia
24%, untuk golongan 1-4 tahun penyebab kematian karena diare 25,2% dibanding pneumonia
15,5%.2 Di Indonesia, prevalensi diare klinis tertinggi di provinsi NAD dengan 18,9% dan
terendah DI Yogyakarta dengan 4,2%. Bila dilihat dari jenis kelamin, yaitu 8,9% pada laki- laki
dan 9,1% pada perempuan. Prevalensi diare lebih banyak di daerah pedesaan dibanding dengan
perkotaan, yaitu sebesar 10% di pedesaan dan 7,4% di perkotaan dan cenderung lebih tinggi pada
kelompok pendidikan rendah dan bekerja sebagai petani/nelayan dan buruh.3
BAB I

LAPORAN KASUS

I. Identitas Pasien

 MR No. : 00-08-15-74
 Nama : An. M .K B
 Tanggal lahir : 14 Oktober 2016
 Usia : 7 bulan 4 hari
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Agama : Islam
 Pendidikan :-
 Alamat : Jl. Nusa I 10 10/03, Kramat jati, Jakarta Timur
 Tanggal datang : 15/5/2016

II. Anamnesis

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis oleh ibu kandung pasien,
di bangsal A ruang observasi, RSU UKI

-Keluhan utama : BAB cair

-Keluhan tambahan : Demam

-Riwayat perjalanan penyakit:

Pasien datang ke RSU UKI dengan keluhan utama berupa bab cair sejak 1 hari SMRS.
Pasien pada awalnya buang air besar dengan konsistensi kental dan lengket sebanyak 6x
berwarna hijau.Setelah itu menjelang malam pasien buang air besar dengan konsistensi cair
sebanyak 3 kali dan juga berwarna kehijauan. Tidak ditemukan adanya lendir maupun darah
pada tinja. Menurut ibu pasien, kemungkinan hal itu disebabkan karena makanan pasien yang
diganti dari promina menjadi bubur saring berisi ikan, brokoli, jagung, dan wortel. Perubahan
makanan pasien dilakukan pada tanggal 11 Mei 2017. Pada awalnya tidak ada reaksi apa- apa,
tetapi pada tanggal 14 Mei 2017 muncul keluhan tersebut.

+1 hari SMRS Selain bab cair, pasien juga mengalami demam yang dimulai pada saat bersamaan
dengan munculnya keluhan pertama. Ibu pasien sudah mencoba memberikan paracetamol.
Demam berkurang tetapi kembali meningkat pada saat malam hari. Keluhan mual, muntah,
batuk, dan pilek disangkal.

-Riwayat penyakit dahulu:

Pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya.

-Riwayat penyakit keluarga:

Keluarga pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya.

-Riwayat kelahiran:

 Cara lahir : Sectio Caesaria


 Tempat lahir : RS UKI
 Ditolong oleh : Dokter Spesialis
 Masa gestasi : Cukup bulan
 Berat lahir : 2800 gr
 Panjang lahir : 43 cm
 Lahir normal, langsung menangis, sianosis (-), kejang (-), Nilai APGAR: ibu dan nenek
pasien tidak ingat
 Kelainan bawaan: Tidak ada

-Riwayat tumbuh kembang

o Pertumbuhan gigi pertama :-


o Gangguan perkembangan mental : Tidak ada
o Psikomotor
o Tengkurap : 4 bulan
o Duduk :-
o Berdiri :-
o Berjalan :-
o Berbicara :-
o Membaca/menulis: -
o Belum dapat duduk
o Belum dapat merangkak
o Dapat mengeluarkan ‘kata’ tanpa arti
o Takut pada orang asing
o Berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan sembunyi- sembunyian
o Menoleh ketika dipanggil nama
Kesan: Pertumbuhan fisik dan mental anak (gerak kasar, halus, emosi, sosial, perilaku,
bicara) tidak sesuai dengan usia.

-Riwayat imunisasi : Imunisasi dilaksanakan di puskesmas

Vaksin Dasar (Umur) Ulangan (Umur)

BCG 1 bulan

DPT / DT 2 bulan 3 bulan 4 bulan

POLIO 0 bulan 2 bulan 3,4 bulan

Campak -

Hepatitis B 0 bulan 2 bulan 3,4 bulan

MMR -

TIPA -

Kesan : Imunisasi dasar sesuai dengan jadwal program imunisasi nasional 2016

-Riwayat makanan
 0-3 bulan : pasien mendapatkan ASI eksklusif yang diberikan sesuai keinginan pasien
 3-6 bulan : pasien sudah tidak mendapatkan ASI eksklusif dan diganti dengan susu
formula setiap 2 jam sekali sebanyak 50cc.
 6 bulan-sekarang : susu formula ±60 cc setiap 2 jam ditambah promina 1-2x sehari
sebanyak ½ mangkuk kecil/±10 sendok.
Kesan: kualitas dan kuantitas makanan tidak sesuai dengan kebutuhan nutrisi anak.

III. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada perawatan hari 3 di bangsal A ruang observasi

 Keadaan Umum : Tampak sakit ringan


 Kesadaran : Composmentis
 Tekanan darah : 110/60 mmHg
 Frekuensi nadi : 136 x/menit, kuat angkat, isi cukup, teratur
 Respiratory Rate : 42 x/menit
 Suhu : 36,5 °C

Data Antropometri

 Berat Badan : 7,2 kg


 Panjang Badan : 72 cm
 Lingkar lengan atas : 13 cm

Menurut data WHO 2017

 BB/U : hasil -2 SD
Kesan : normal
 TB/U : hasil +3 SD
Kesan : perawakan tinggi
 BMI : 7,2/ (7,2)2 = 14,1 (hasil di antara -1 SD dan -2 SD)
Kesan : status gizi baik
Kepala

 Kepala : Normocephali, rambut tumbuh merata,


tidak mudah dicabut, ubun-ubun tidak cekung
 Mata : Kelopak mata tampak cekung -/-, Sklera ikterik -/-,
konjungtiva anemis -/-, air mata (+/+)
 Telinga : Normotia, lapang+/+, Serumen -/-, sekret -/-
 Hidung : Pernafasan cuping hidung (-), cavum nasi lapang+/+,epistaksis -,
sekret -/-

Mulut : Sianosis orofasial (-)

 Bibir : Mukosa kering (-), sianosis (-)


 Gigi Geligi : Belum ada
 Lidah : Letak di tengah, lidah kotor (-)
 Tonsil : T1-T1, tenang
 Faring : Faring hiperemis (-)

Leher : Tidak ada pembesaran KGB

Thoraks

 Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris, retraksi sela iga (-)


 Palpasi : Vokal fremitus simetris
 Perkusi : Sonor/sonor
 Auskultasi : Bunyi nafas dasar vesikuler, Rhonki -/-, Wheezing -/-, Bunyi
jantung I dan II normal, gallop-, murmur-
Abdomen
 Inspeksi : Perut tampak datar
 Auskultasi : BU + 12x/menit
 Perkusi : Hipertimpani, nyeri ketok (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), supel, hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas Kiri Kanan
 Atas : akral hangat akral hangat
crt < 2” crt < 2”
 Bawah : akral hangat akral hangat
crt < 2” crt < 2

IV. Pemeriksaan Penunjang

Hematologi Nilai Normal

 Hb : 12,3 g/dl Hb : 10,5 – 12 g/dl


 Leukosit : 8,4 ribu/uL Leukosit : 6-17 ribu/uL
 Ht : 36,9 % Ht : 33 – 36 %
 Trombosit : 357 ribu/uL Trombosit : 150 – 300 ribu/uL
Faeces

 Warna tinja : kuning Warna tinja : kuning kecoklatan

 Konsistensi : lembek Konsistensi : lembek

 Lendir : negatif Lendir : negatif

 Darah faeces : negatif Darah faeces : negatif

 E. Histolytica : negatif E. Histolytica : negatif

 E. Coli : negatif E. Coli : negatif

 Kista : negatif

 Leukosit : negatif

 Eritrosit : negatif Eritrosit : negatif

 Cacing : negatif Cacing : negatif

 Telur cacing : negatif Telur cacing : negatif


 Amylum : negatif Amylum : negatif

 Lemak : negatif

 Sisa sayuran : negatif

 Serabut otot : negatif Serabut otot : negatif

V. Diagnosis Kerja

 Diagnosis kerja : Diare akut tanpa dehidrasi (bebas demam hari ke 2)

VI. Penatalaksanaan:
o Diet : Bubur saring/susu
o IVFD : KA-EN 3A/24 jam 28 tpm (makro)
o Mm/ :
Acran 2x8 mg IV
L-Zinc 2x1 cth
Sanmol drop 3x0,8 cc
Nymico 3x0,8 cc

VII. Prognosis

 Ad Vitam : Bonam
 Ad Fungsionam : Bonam
 Ad Sanationam : Dubia ad bonam
FOLLOW UP

15 Mei 2017

PH= 1 PP= 2

BB= 7,2 kg

Subjek :

Aktif Pasif
BAB konsistensi cair, berwarna kehijauan Demam

 Keadaan Umum : Tampak sakit sedang


 Kesadaran : Composmentis
 Tekanan darah : 110/60 mmHg
 Frekuensi nadi : 128 x/menit, kuat angkat, isi cukup, teratur
 Frekuensi nafas : 37 x/menit
 Suhu : 36,7 °C
 Kepala : Normocephali (lingkar kepala : 42 cm)
 Mata : Kelopak mata tampak cekung -/-, Sklera ikterik -/-,
konjungtiva anemis -/-, air mata (+/+)
 Telinga : Normotia, lapang+/+, Serumen -/-, sekret -/-
 Hidung : Pernafasan cuping hidung (-), cavum nasi lapang +/+, epistaksis
(-), sekret -/-

Mulut : Sianosis orofasial (-)

 Bibir : Mukosa kering (-), sianosis (-)


 Gigi Geligi : Belum ada
 Lidah : Letak di tengah, lidah kotor (-)
 Tonsil : T1-T1, tidak hiperemis
 Faring : Faring hiperemis (-)

Leher : Tidak ada pembesaran KGB

Thoraks

 Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris, retraksi sela iga (-)


 Palpasi : Vokal fremitus simetris
 Perkusi : Sonor/sonor
 Auskultasi : Bunyi nafas dasar vesikuler, Rhonki -/-, Wheezing -/-, Bunyi
jantung I dan II normal, gallop-, murmur-
Abdomen
 Inspeksi : Perut tampak datar
 Auskultasi : BU + 10x/menit
 Perkusi : Hipertimpani, nyeri ketuk (-)
 Palpasi : Nyeri tekan (-), supel, hepar dan lien tidak teraba

Ekstremitas Kiri Kanan


 Atas : akral hangat akral hangat
crt < 2” crt < 2”
 Bawah : akral hangat akral hangat
crt < 2” crt < 2

 Diagnosis kerja : Diare dengan dehidrasi ringan-sedang

 Penatalaksanaan
o Rawat inap
o Diet : Bubur saring/susu
o IVFD : KAEN 3A/24 jam 28 tpm (makro)
o Mm/
Acran 2x8 mg IV
L-Zinc 2x1 cth
Sanmol drop 3x0,8 cc
Nymico 3x0,8cc

16 Mei 2017

PH= 2 PP= 3

BB= 7,2 kg

Subjek :

Aktif Pasif
BAB 1x mulai kental, ada ampas, BAB cair
beerwarna coklat (1/2 pampers) Demam
Makan bubur saring hanya sedikit

 Keadaan Umum : Tampak sakit ringan


 Kesadaran : Composmentis
 Tekanan darah : 100/50 mmHg
 Frekuensi nadi : 120 x/menit, kuat angkat, isi cukup, teratur
 Frekuensi nafas : 34 x/menit
 Suhu : 37,1 °C

 Kepala : Normocephali, rambut tumbuh merata,


tidak mudah dicabut, ubun-ubun tidak cekung

 Mata : Kelopak mata tampak cekung -/-, Sklera ikterik -/-,


konjungtiva anemis -/-, air mata (+/+)
 Telinga : Normotia, lapang+/+, Serumen -/-, sekret -/-
 Hidung : Pernafasan cuping hidung (-), cavum nasi lapang+/+ epistaksis
(-), sekret -/-
Mulut : Sianosis orofasial (-)

 Bibir : Mukosa kering (-), sianosis (-)


 Gigi Geligi : Belum ada
 Lidah : Letak di tengah, lidah kotor (-)
 Tonsil : T1-T1, tenang
 Faring : Faring hiperemis (-)

Leher : Tidak ada pembesaran KGB

Thoraks

 Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris, retraksi sela iga (-)


 Palpasi : Vokal fremitus simetris
 Perkusi : Sonor/sonor
 Auskultasi : Bunyi nafas dasar vesikuler, Rhonki -/-, Wheezing -/-, Bunyi
jantung I dan II normal, gallop-, murmur-

Abdomen
 Inspeksi : Perut tampak datar
 Auskultasi : BU + 8x/menit
 Perkusi : Hipertimpani, nyeri ketok (-)
 Palpasi : Nyeri tekan (-), supel, hepar dan lien tidak teraba

Ekstremitas Kiri Kanan


 Atas : akral hangat akral hangat
crt < 2” crt < 2”
 Bawah : akral hangat akral hangat
crt < 2” crt < 2

 Diagnosis kerja : Diare akut perbaikan(bebas demam hari ke 1)


 Penatalaksanaan
o Rawat inap
o Diet : Bubur saring/susu
o IVFD : KAEN 3A/24 jam 28 tpm (makro)
o Mm/
Acran 2x8 mg IV
L-Zinc 2x1 cth
Sanmol drop 3x0,8 cc
Nymico 3x0,8cc
BAB II

ANALISA KASUS

Dari anamnesis :

Seorang bayi laki-laki umur 7 bulan, BB= 7,2 kg datang dengan keluhan bab cair sebanyak 9x
sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit yang terjadi secara tiba-tiba. BAB berbentuk cair, tidak
berlendir, berwarna hijau, dan tidak terdapat darah, pasien juga mengeluhkan adanya demam
yang muncul bersamaan dengan keluhan bab cair. Dari pemeriksaan fisik:

Keadaan Umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Composmentis

Tekanan darah : 110/60 mmHg

Frekuensi nadi : 136 x/menit, kuat angkat, isi cukup, teratur

Frekuensi nafas : 42 x/menit

Suhu : 36,5 °C

Kepala : Dalam batas normal

Mata : Dalam batas normal

Hidung : Dalam batas normal

Mulut : Dalam batas normal

Thorax : Dalam batas normal

Abdomen : Bising usus meningkat (12x/menit), hipertimpani, turgor kulit baik

Ekstremitas : Dalam batas normal

Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik tersebut didapatkan diagnosis kerja diare
akut tanpa dehidrasi. Disebut diare akut karena frekuensi BAB>3x sehari, dengan konsistensi
cair dan berlangsung <1 minggu 1. Untuk menetapkan kategori dehidrasi, dibutuhkan 2 gejala
atau lebih untuk menegakkan apakah pasien mengalami dehidrasi atau tidak. Kriteria dehidrasi
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

TABEL DERAJAT DEHIDRASI 2

Gejala/derajat dehidrasi Diare tanpa dehidrasi Diare dehidrasi Diare dehidrasi berat
ringan/sedang
Tidak ditemukan tanda Bila terdapat dua tanda Bila terdapat dua tanda
utama dan tanda atau lebih atau lebih
tambahan
Keadaan Umum Baik, sadar Gelisah, rewel Lesu, lunglai, tidak
sadar
Ubun- ubun Besar tidak cekung Besar sedikit cekung Sangat cekung
Mata Tidak cekung,air mata + Sedikit cekung,air mata Sangat cekung, air mata
kurang -
Mulut dan bibir Basah Sedikit kering Sangat kering
Keinginan untuk minum Normal, tidak ada rasa Ingin minum terus, ada Malas minum
haus rasa haus
Turgor Baik Kurang Sangat kurang
Akral Hangat Hangat Dingin

Jika dilihat dari tabel diatas, tidak ditemukan adanya tanda- tanda utama
berupa keadaan umum gelisah/cengeng atau lemah/letargi/koma, rasa haus, turgor kulit abdomen
menurun, maupun tanda tambahan berupa ubun- ubun cekung, kelopak mata cekung, air mata
negatif, maupun mukosa bibir kering sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat dehidrasi
pada bayi ini. Menurut kami, untuk diagnosa awal berupa diare dengan dehidrasi ringan-sedang
tidak sesuai dengan kepustakaan jika dilihat dari tabel diatas karena sejak hari pertama pada
pasien tidak didapatkan tanda- tanda dehidrasi.

Selain itu, untuk mengetahui kemungkinan penyebab dari diare pada pasien ini dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.

Gejala Klinis Diare Akut oleh Berbagai Penyebab 2


Gejala klinik Rotavirus Shigella Salmonella ETEC EIEC Kolera
Masa tunas 17-72 jam 24-48 jam 6-72 jam 6-72 jam 6-72 jam 48-72 jam
Panas + ++ ++ - ++ -
Mual muntah Sering Jarang Sering + - Sering
Nyeri perut Tenesmus Tenesmus Tenesmus - Tenesmus Kramp
kramp kolik kramp
Nyeri kepala - + + - - -
Lamanya 5-7 hari >7 hari 3-7 hari 2-3 hari Variasi 3 hari
sakit
Sifat tinja
Volume Sedang Sedikit Sedikit Banyak Sedikit Banyak
Frekuensi 5-10x/hari >10x/hari Sering Sering Sering Terus
menerus
Konsistensi Cair Lembek Lembek Cair Lembek Cair
Darah - Sering Kadang - + -
Bau Langu +- Busuk + - Amis khas
Warna Kuning hijau Merah hijau Kehijauan Tak berwarna Merah hijau Seperti air
cucian beras
Leukosit - + + _ - -
Lain- lain Anorexia Kejang +- Sepsis +- Meteorismus Infeksi +-
sistemik

Kemudian, ada kemungkinan bahwa diare pada pasien kemungkinan


disebabkan oleh virus, mengingat 60% kasus penyebab utama diare pada bayi dan anak adalah
virus. Selain itu, diare timbul mendadak, tanpa adanya perubahan pola susu. Selain itu, pada
diare yang disebabkan oleh virus terdapat demam yang tidak terlalu tinggi, dengan sifat tinja
volume sedang, frekuensi sehari sekitar 9 kali, konsistensi cair, tidak ada darah, warna kuning
kehijauan.

Penatalaksanaan pasien dengan rawat inap seharusnya tidak diperlukan, karena diare tanpa
dehidrasi dapat diatasi dengan menggunakan rencana terapi A yang merupakan penanganan diare
di rumah. Menurut kami, pasien ini disarankan untuk dirawat dikarenakan untuk memastikan
proses rehidrasi berjalan dengan tepat dikarenakan jika dilakukan di rumah tidak dapat dipantau.
Terlebih lagi dikarenakan tidak terdapat pojok oralit di RS UKI.
Rencana Terapi A

Untuk Terapi Diare Tanpa Dehidrasi 4

Menerangkan 5 langkah terapi diare di rumah


1. Beri cairan lebih banyak dari biasanya
o Teruskan ASI lebih sering dan lebih lama
o Anak yang mendapat ASI eksklusif, beri oralit atau air matang sebagai tambahan
o Anak yang tidak mendapat ASI eksklusif, beri susu yang biasa diminum dan oralit atau cairan
rumah tangga sebagai tambahan
o Beri oralit sampai diare berhenti. Bila muntah, tunggu 10 menit dan dilanjutkan sedikit demi
sedikit
o Umur < 1 tahun diberi 50-100 ml setiap kali berak
o Umur > 1 tahun diberi 100-200 ml setiap kali berak
o Anak harus diberi 6 bungkus oralit (200 ml) di rumah bila:
o Telah diobati dengan rencana terapi B atau C
o Tidak dapat kembali kepada petugas kesehatan jika diare memburuk
o Ajari ibu cara mencampur dan memberikan oralit
2. Beri Obat Zinc
o Beri Zinc 10 hari berturut- turut walaupun diare sudah berhenti. Dapat diberikan dengan cara
dikunyah atau dilarutkan dalam 1 sendok air matang atau ASI.
o Umur < 6 bulan diberi 10 mg (1/2 tablet ) per hari
o Umur > 6 bulan diberi 20 mg (1 tablet ) per hari
3. Beri anak makanan untuk mencegah kurang gizi
o Beri makan sesuai umur anak dengan menu yang sama pada waktu anak sehat
o Tambahkan 1-2 sendok teh minyak sayur setiap porsi makan
o Beri makanan kaya kalium seperti sari buah segar, pisang, air kelapa hijau
o Beri makan lebih sering dari biasanya dengan porsi lebih kecil (setiap 3-4 jam)
o Setelah diare berhenti, beri makanan yang sama dan makanan tambahan selama 2 minggu
4. Antibiotik hanya diberikan sesuai indikasi. Misal: Disenteri, Kolera dll
5. Nasihati ibu/pengasuh untuk membawa anak kembali ke petugas kesehatan bila:
o Berak cair lebih sering
o Muntah berulang
o Sangat haus
o Makan dan minum sangat sedikit
o Timbul demam
o Berak berdarah
o Tidak membaik dalam 3 hari

Terapi yang diberikan pada pasien diare akut tanpa dehidrasi adalah pemberian
cairan tambahan sebanyak anak mau, pemberian oralit sesuai umur dimana pada kasus ini untuk
usia 7 bulan diberikan 50-100ml oralit setiap kali BAB. Kemudian beri tablet zinc sebanyak 1
tablet per hari, dilanjutkan dengan pemberian makan/ASI, dan kapan anak harus dibawa kembali.
Selain itu, oralit yang diberikan untuk perawatan anak di rumah berupa oralit formula baru
dengan komposisi sebagai berikut 4 :

Oralit Lama Oralit Formula baru


1. Na: 90 mEq/l Na: 75 mEq/l
2. K: 20 mEq/l K: 20 mEq/l
3. HCO3: 30 mEq/l Citrate: 10 mmol/l
4. Cl: 80 mEq/l Cl: 65 mEq/l
5. Glucose: 111 mmol/l Glucose: 75 mmol/l
Osmolaritas: 331 mmol/l 245 mmol/l

IVFD yang diberikan berupa KAEN 3A yang merupakan terapi maintenance


untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk
mengganti kehilangan ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas. Tetapi menurut kami,
terapi ini tidak sesuai dengan terapi dari kepustakaan yang ada dikarenakan pasien masih bisa
makan dan minum dengan baik dan tidak disertai keluhan berupa mual maupun muntah sehingga
cukup hanya dengan cairan rehidrasi oral. Dari sisi tetesan per menitnya menurut kami juga
kurang sesuai dikarenakan jika pasien tidak dapat menerima rehidrasi secara oral dikarenakan
muntah secara profus, pemberian cairan intravena berupa NaCl/ Ringer Laktat/ Ringer Asetat
dapat diberikan dengan dosis 70 ml/kgBB untuk 5 jam pemberian yang berarti jika dengan
tetesan makro (dikarenakan berat badan pasien >7 kg), tetesan per menit yang dibutuhkan 84 tpm
dengan perhitungan sebagai berikut:

(70 x 7,2) x 20 / 5 x 24 = 84 tpm


Komposisi KAEN 3A5

Osmolalita Elektrolit (mEq/L) Dextrose Kalori


s
Na+ Cl- K+ Ca+ Asetat Laktat (g/L) (Kcal/L)
(mOsm/L)

KAEN 3A 290 60 50 10 20 - 20 27 108

Diberikan penurun demam yaitu parasetamol (Sanmol dengan dosis 3X0,8 cc).
Dosis parasetamol 10-15 mg/kgBB/x= 70-105 mg 0,1 cc Sanmol setara dengan 10 mg0,7-1
cc. Pemberian obat penurun panas sudah tepat.

L- Zinc sirup tiap sendok teh mengandung 10 mg zinc, diberikan pada umur
>6 bulan= 20 mg, 2 sendok teh = 20 mg zinc pemberian 2 sendok teh sudah tepat. Zinc
diberikan selama 10 hari dengan tujuan, dapat menggantikan kandungan Zinc alami yang hilang,
mempercepat penyembuhan diare, dan juga untuk meningkatkan kekebalan tubuh.4

Nymico berisi Nystatin. Obat ini diindikasikan untuk infeksi rongga mulut
yang disebabkan candida albicans yang bekerja dengan cara mengikat sterol dalam membran sel
fungi. Hasil dari ikatan ini membuat membran tidak dapat berfungsi lagi sebagai rintangan yang
selektif, dan kalium serta komponen sel yang lainnya akan hilang. 6 Menurut kepustakaan yang
ada, terapi ini tidak dibutuhkan bagi pasien diare. Sehingga menurut kami obat ini tidak perlu
untuk diberikan.

Acran berisi Ranitidin yang diindikasikan untuk pasien dengan ulkus peptikum
dan Zollinger-Ellison Syndrome. Obat ini digunakan pada pasien ini untuk mencegah mual dan
muntah akibat Nymico yang memiliki efek samping berupa gangguan gastrointestinal, mual, dan
muntah. Obat ini bekerja dengan cara menghambat secara kompetitif histamin pada reseptor H-2
sel-sel parietal lambung, yang menghambat sekresi asam lambung dan menurunkan konsentrasi
7
ion hidrogen. Menurut kepustakaan juga tidak dibutuhkan obat ini dalam pengobatan diare
sehingga menurut kami obat ini tidak sesuai dengan terapi dari kepustakaan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

1. Pudjiadi A. , Hegar B. , Handriastuti S. ,Idris N.S. ,Gandaputra E. , Harmoniati E.D. ,


Pedoman Pelayanan Medis Ed. 1 , Jakarta , IDAI;2009 h.58-62.

2. Subagyo B dan Santoso NB. Diare akut dalam Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi Jilid 1,
Edisi 1. Jakarta: Badan penerbit UKK Gastroenterologi-Hepatologi IDAI. 2010:87-110

3. Depkes RI. Situasi Diare di Indonesia. Jakarta: Depkes RI. 2011.

4. Depkes RI. Buku Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare. Jakarta: Depkes RI. 2011.

5. MIMS Indonesia. http://www.mims.com/indonesia/drug/info/ka-en%203a/?type=full

6. MIMS Indonesia. http://www.mims.com/indonesia/drug/info/nystatin/.

7.MIMSIndonesia.http://www.mims.com/indonesia/drug/info/ranitidine/?type=brief&mtype=gen
eric

You might also like