Professional Documents
Culture Documents
Nomor 1 :
1. Asuransi konvensional
2. Asuransi Syariah
Al-Fanjari mengartikan tadhamun, takaful, at-ta’min atau asuransi syariah dengan pengertian
saling menanggung atau tanggung jawab sosial. Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional
Majelis ulama Indonesia (DSN-MUI) Fatwa DSN No. 21/DSN-MUI/X/2001 tentang pedoman
umum asuransi syariah bagian pertama menyebutkan pengertian Asuransi Syariah adalah
usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang atau pihak melalui
investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk
menghadapi risiko tertentu melalui akad atau perikatan yang sesuai dengan syariah.
Nomor 2
A. Jurnal transaksi
Bank Syariah
Kas 500.000.000
Piutang Murabahah 600.000.000
Tn Tommy
Bank Syariah
Tn Tommy
Angsuran 1
Kas 1.666.666
Angsuran 2
Tn Tommy
Kas 1.666.666
Kerugian 500.000
Kas 500.000
Dengan mendebitkan Danak Kebajikan – Kas sebesar Rp 500.000,- dan mengkreditkan Dana
Kebajikan – Denda sebesar Rp. 500.000,-. Pada dasarnya dalam Akuntansi syariah, denda
tidak boleh diakui sebagai pendapatan penjualan karena apabila dana tersebut diakui
sebagai pendapatan penjualan termasuk Riba. Oleh sebab itu denda dapat diberlakukan
sebagai sanksi bagi orang yang lalaiagar ia ebih disiplin dalam menjalankan kewajiban
hutangnya. Denda yang sudah dikenakan akan disalurkan sebagai dana kebajikan (sosial) bagi
yang membutuhkan.
ANGSURAN AMORTISASI
ANGSURAN SALDO SALDO
PERIOD MARGIN PENDAPATAN
ANGSURAN PIUTANG HARGA PIUTANG
E MURABAHA MURABAHAH
MURABAHAH PEROLEHAN MURABAHAH
H TANGGUHAN
500.000.000 600.000.000 100.000.000
100.000.00
1 0 20.000.000 120.000.000 400.000.000 480.000.000 80.000.000
100.000.00
2 0 20.000.000 120.000.000 300.000.000 360.000.000 60.000.000
100.000.00
3 0 20.000.000 120.000.000 200.000.000 240.000.000 40.000.000
100.000.00
4 0 20.000.000 120.000.000 100.000.000 120.000.000 20.000.000
100.000.00
5 0 20.000.000 120.000.000 0 0 0
600.000.000
D. Apabila terjadi kerusakan pada Apartemen yang ditempati Tn Tommy sebelum pembayaran
cicilannya lunas , maka kerusakan tersebut tetap ditanggung oleh Tn Tommy. Karena pada
akad kredit telah disepakati dan barang (Aset Murabahah) telah diserah terimakan kepada Tn
Tommy, maka apabila terjadi kerusakan menjadi tanggung jawab pembeli
Nomor 3 :
Perbedaan antara pembiayaan Murabahah dan IMBT dapat dilihat dari aspek :
1. Aspek akad
Dari sisi akad, antara pembiayaan Murabahah dan IMBT terlihat jelas mengandung
perbedaan. Pembiayaan murabahah menggunakan akad jual-beli (al-ba’i). Oleh karena itu,
syarat dan rukun jual-beli dalam pembiayaan Murabahah harus terpenuhi. Sedangkan dalam
pembiayaan IMBT digunakan akad sewa menyewa yang prakteknya disertai wa’ad (janji) dari
pihak yang menyewakan untuk memindahkan kepemilikan barang disewakan kepada pihak
penyewa. Begitu pula dalam pembiayaan IMBT, syarat dan rukun sewa juga harus terpenuhi
di dalamnya. MBT yang secara harfiah berarti sewa yang diakhiri dengan kepemilikan
mensyaratkan perpindahan hak milik ada di akhir akad.
Dari sisi risiko yang timbul, dalam pembiayaan Murabahah besaran pembayaran yang
dilakukan oleh nasabah mulai dari awal sampai akhir jumlahnya sama (fix). Dari sisi risiko,
pihak bank syariah dan pihak nasabah tidak dibebani oleh fluktuasi margin murabahah
seperti yang terjadi dalam suku bunga di industri perbankan konvensional. Lain halnya
dengan IMBT, margin yang diperoleh pihak bank syariah berupa biaya sewa yang dibebankan
kepada nasabah. Dalam hal ini, bank syariah dapat mereveiw margin sewa yang berjalan
sesuai dengan kondisi makro keuangan di pasar. Akibatnya, risiko yang muncul dalam
pembiayaan IMBT memungkinkan adanya fluktuasi cicilan sewa yang dibayarkan oleh
nasabah.