You are on page 1of 6

A.

FUNGSI KEUANGAN
Fungsi keuangan yang utama adalah dalam hal keputusan investasi perhitungan biaya, dan
dividen untuk suatu organisasi. Dana dikumpulkan dari sumber-sumber keuangan eksternal
dan dialokasikan untuk penggunaan yang berbeda-beda. Arus dana di dalam perusahaan
dipantau. Imbalan untuk sumber-sumber perhitungan ini dapat berupa tingkat pengembalian
(return), pembayaran kembali, serta produk dan jasa. Tujuan manajer keuangan adalah untuk
merencanakan guna memperoleh dan menggunakan dana, serta memaksimalkan dana, serta
memaksimalkan nilai organisasi. Ada beberapa kegiatan yang terlibat yaitu :
1. Dalam perencanaan dan peramalan, manajemen keuangan berinteraksi dengan para
eksekutif yang bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan perencanaan startegis umum
2. Manajer keuangan harus memusatkan perhatiannya pada keputusan investasi dan
perhitungan biaya, serta segala hal yang berkaiatan dengannya. Manajer keuangan
harus bekerja sama dengan para manajer lainnya agar perusahaan dapat beroperasi
seefisien mungkin, karena semua keputusan bisnis memiliki dampak keuangan.
3. Manajer keuangan menghubungkan perusahaan dengan pasar uang dan pasar modal,
yang merpakan sumber perolehan dana dan tempat surat berharga perusahaan yang
diperdagangkan
Kesimpulannya, tugas pokok manajer keuangan adalah berkaitan dengan keputusan
investasi dan perhitunga biaya. Dalam menjalankan fungsinya, manajer keuangan berkaitan
langsung dengan keputusan pokok perusahaan yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan itu
sendiri. Fungsi keuangan dalam organisasi biasanya dipisahkan menjadi dua jabatan, yaitu
bendahara dan administrasi pembukuan atau akuntansi (kontroler). Bendahara bertanggung
jawab atas perolehan dan pengamanan dana. Bidang tanggung jawab kontoler meliputi
akuntansi (accounting), pelaporan (reporting), dan pengendalian (control). Tanggung jawab
seorang bendahara biasanya terletak pada pengadaan dan pengelolaan uamg tunai. Meskipun
tanggung jawab pembuatan laporan berada di tangan kontroler, bendahara pada umumnya
membuat laporan mengenai posisi arus kas harian dan posisi modal kerja, membuat anggaran
kas, dan melaporkan informasi mengenai arus kas dan cadangan uang tunai. Sebagai bagian
dari tugasnya, bendahara menjaga hubungan perushaan dengan bank komersial dan bank
investasi. Biasanya bendahara juga bertanggung jawab atas manajemen kredit, asuransi, dan
dan pensiun. Fungsi pokok kontroler adalah ,mencatat (recording) dan membuat laporan
(reporting) mengenai informasi keuangan perusahaan. Hal ini biasanya mencakup penyusunan
anggaran dan laporan keuangan. Tugas lainnya adalah mengelola penggajian, menyusun
perhitungan dan pelaporan pajak, serta melakukan audit internal (Weston dan Copeland, 1997).
A. DEFINISI PENGENDALIAN KEUANGAN
Umpan balik mekanikal vs respons perilaku
Fokus utama dalam subsistem pengendalian keuangan adalah pada perilaku dari orang-
orang yang ada di dalam organisasi dan bukan pada mesin. Oleh sebab itu, pengendalian
keuangan dapat dipahami secara baik melalui penekanan pada pentingnya asumsi-asumsi
keprilakuan. Pada pengendalian keuangan hasil yang diinginkan merupakan peristiwa-
peristiwa perilaku dan aplikasi dari masalah-masalah keuangan. Definisi pengendalian telah
didasarkan pada konsep “kepercayaan” dan “kemungkinan”. Dalam konteks organisasi yang
benar-benar nyata, adalah, penting memahami dengan baik hubugan sebab-akibat, karena
penjabaran secara nyata menjadi sulit sebagai akibat dari kompleksitas lingkungan.
Perluasan konsep-konsep tradisional
Dalam pendekatan perilaku, menghasilkan informasi merupakan bukanlah akhir dari
keterlibatan akuntan. Informasi akuntansi merupakan bagian dari proses penandaan yang
dirancang untuk meningkatkan manfaat dari organisasi awal dengan cara mempengaruhi
perilaku anggotanya. Tujuan pengendalian didasari oleh keinginan untuk memilih suatu
inisiatif untuk mengubah kemungkinan pencapaian hasil keprilakuan yang diharapkan. Dengan
demikian, informasi akuntansi dapat dipandang sebagai suatu pertanda dan bukan suatu akhir.
Ketika sistem pengendalian dirancang secara tepat untuk menghasilkan informasi akuntansi
yang akurat dan handal, maka secara tradisional, fokus sistem pengendalian terletak pada tujuh
faktor berikut :
1. Memperkerjakan karyawan yang akan melaksanakan tanggung jawabnya dengan
kompeten dan penih dengan integritas
2. Menghindari fungsi-fungsi yang tidak harmonis
3. Mendefinisikan wewenang yang terkait dengan suatu posisi sehingga kesesuaian dari
suatu transaksi dilaksanakan dan dapat dievaluasi
4. Menetapkan metode yang sistematis guna memastikan bahwa transaksi telah dicatat
dengan akurat
5. Memastikan bahwa dokumentasi memadai
6. Menjaga aktiva dengan mendesain prosedur yang membatasi akses terhadap aktiva
tersebut
7. Mendesain pengecekan independen untuk meningkatkan akurasi
Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan desain pengendalian internal mencerminkan
pengalaman dari profesi audit. Istilah “pengendalian akuntansi” telah dihubungkan dengan
pengamanan aktiva dan peningkatan akurasi serta keadalan akuntansi. Sementara istilah
“pengendalian administratif” dihubungkan dengan peningkatan efisiensi operasi dan kepatuhan
kepada kebijkan kebijakan manajemen.
B. PENGENDALIAN TERPADU
Pendekatan informal merupakan sesuatu yang bersifat ad hoc, memiliki tingkat kepribadian
yang tinggi, dan bertujuan untuk mempertimbangkan variabilitas. Anggaran, laporan-laporan
akuntansi, biaya standar, dan pusat pertanggungjawaban merupakan contoh dari pendekatan
formal. Sementara, pendekatan pengendalian informal meliputi norma-norma yang tidak
tertulis, pengendalian dengan cara intiusi, dan lain sebgainya. Untuk bisa menjadi pengendalian
yang komprehensif suatu sistem pengendalian seharusnya mencakup aktivitas perencanaan,
operasional, dan fungsi umpan balik.
a. Perencanaan
Ditandai dengan istilah perilaku penetapan tujuan. Aspek aspek terpenting dari proses
penetapan tujuan adalah mengenai dasar dari organisasi dan komunikasi. Jika struktur
organisasi kurang memadai maka akan menjadi permasalahan yang utama dari proses
perencanaan. Masalah-masalah pokok perencanaan dapat menajadi kunci penegndalian yang
efektif. Pengendalian juga dapat menjadi pokok perencanaan yang efektif.
b. Umpan Balik
Umpan balik dalam organisasi bearasal dari sumber formal dan informal yang disusun dari
komunikasi nonverbal. Komunikasi tersebut secara rutin dihasilkan dari statistik yang
ditabulasikan sebagai dasar untuk evaluasi penyusunan. Evaluasi ini akan mempengaruhi
distribusi kompensasi, pemberian sanksi, dan perubahan atas proses perencanaan serta operasi
sebagai akiba dari umpan balik. Pengukuran dapat dihasilkan secara internal,seperti
menyediakan umpan balik dari dari suatu analisis terhadap varians biaya standar. Pengukuran
juga dapat deproleh dari sumber-sumber eksternal perusahaan seperti pangsa pasar dalam
industri. Dalam aplikasi manajemen, keberadaan faktor manusia dan kompleksitas dari
motivasi manusia mendukung pernyataan bahwa hubungan antara umpan balik dan tindakan
tindakan berikutnya masih diwarnai dengan ketidakpastian dan kerumitan.
c. Interaksi pengendalian
Perencanaan, operasi, dan aktivitas-aktivitas umpan balik bukanlah aktivitas-aktivits yang
terikat. Hubungan ini dapat ditata untuk menciptakan kumpulan yang besar jika suatu
organisasi dapat menghubungkan sub-subsistem pengendalian secara baik guna mendukung
perencanaan, operasi, dan fungsi umpan balik. Saling keterkaitan diantara subsistem
memegang peranan yang penting atas hasil yang kurang memuaskan. Manipulasi atas ukuran-
ukuran umpan balik dapat menjadi hal yang lebih utama dibandingkan tujuan yang hendak
dicapapi. Proses perencanaan juga dapat dipengaruhi oleh umpan balik. Tujuan tujuan
perencanaan yang berlawanan tidak akan menjadi penting untuk dijadikan prioritas, karena
sasaran menekankan pada ukuran umpan balik.
C. FAKTOR-FAKTOR KONTEKSTUAL
Konteks dapat menajdi penting dalam mendesain dan mengimplementasikan sisem
pengendalian keuangan. Proses dalam mengidentifikasikan faktor-faktor kontekstual yang
penting merupakan subjek tertinggi dan sangat temporer. Pada bagian ini, faktor-faktor
kontekstual
a. Ukuran
Ukuran dipandang sebagai peluang jika berfungsi sebagai pemberi manfaat ekonomis dan
bukan sebagai strategi pengendalian. Ukuran dapat menjadi suatu hambatan jika pertumbuhan
ekonomi meyebabkan terjadinya eliminasi terhadap strategi pengendalian. Kondisi in membuat
“ukuran” tidak dapat memisahkan diri menjadi hanya satu variabel saja. Ukuran tidak mungkin
mengisolasi faktor tunggal seperti ukuran sebagai sesuatu yang dominan.
b. Stabilitas Lingkungan
Stabilitas dalam limgkungan eksogen dapat dinilai dari kekuatan gerakan yang secara
eksternal emnghasilkan produk-produk yang memerlukan suatu tanggapan. Drajat stabilitas
lingkungan dapat ditingkatkan dengan memilih alat yang tepat terhadap perubahan lingkungan
seperti pengenalan sejumlah produk baru, tindakan-tindakan pesaig yang melakukan metode
produksi yang lebih baik atau efisien, atau inisiatif pihak pengambil keputusan yang
mempengaruhi unit-unit kerja.
c. Motif Keuntungan
Manfaat dalam menerapkan indikator berbasis laba adalah indikator tersebut secara statistik
akan nampak lebih jelas jika diringkas. Ringkasan-ringkasan secara statistik tersebut sering
kali diartikan sebagai suatu ringkasan atas keseluruhan keberhasilan dari sub-sistem yang
kompleks dan sukar dipahami dimana subsistem tersebut meliputi keseluruhan organisasi.
Ringkasan ringkasan tersebut juga selalu ditafsirkan baik benar maupun salah sebagai suatu
ukuran keberhasilan dari individual manajer.
d. Faktor-faktor proses
Terdapat banyak cara suatu penentu yang penting dalam desain pengendalian. Terdapat
banyak cara untuk mengkarakteristikkan proses organisasi. Proses yang sederhana adalah salah
satu yang dapat dikarakteristikkan dengan memahami hubungan sebab akibat dengan baik.
Sedangkan suatu proses yang kompleks melibatkan berbagai hubungan yang tidak dapat
dipahami dengan baik. Biaya yang tidak dapat dihindari terjadi pada unti-untit perusahaan,
seperti biaya riset dan pengembangan. Hal ini menimbulkan kesulitan dalam mendesain
inisiatif-inisiatif pengendalian terhadap aplikasi biaya yang tidak dapat dihindari karena adanya
ketidakpastian dalam pengaruh pengendalian. Suatu faktor proses penting bagi biaya-biaya
yang tidak dapat dihindari dan biaya-biaya untuk melakukan rekayasa adalah biaya variabel.
Strateginya berbeda dengan strategi biaya-biaya yang disesuaikan.
D. PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN RANCANGAN
Karena lebih fokus pada perilaku dibandingkan dengan mekanis, maka desainer harus
mempertimbangkan istilah ekspektasi dan kemungkinan dibandingkan dengan kepastian dalam
hal output. Evaluasi yang pragmatis seharusnya dapat menilai pencapaian keuntungan yang
terjadi.
a. Antisipasi terhadap konsekuensi logis
Merupakan komponen inti dalam mendesain pengendalian. Pertimbangan berdasarkan
apakah hasil itu adalah baik atau buruk. Laporan keuangan memberikan informasi untuk
menentukan apakah hasil tersebut adalah baik atau buruk. Laporan keuangan memberikan
informasi untuk menentukan apakah hasil tersebut adalah tepat. Kasus-kasus yang
berhubungan dengan topik topik seperti akuntansi pertanggungjawaban dan pola kerja transfer
telah menambah pemahaman atas output logis yang mungkin dari para manajer tanpa perlu
memahaminya di dunia nyata. Dengan kata lain, pendekatan-pendekatan secara teoritis dapat
bermanfaat dalam memprediksi konsekuensi-konsekuensi logis yang berhubungan dengan
inisiatif-inisiatif pengendalian.
b. Relevansi Teori Agensi
Bentuk yang paling sederhana dari keputusan yang tidak nyata adalah tindakan dari
karyawan atau agen yang memerhatikan tingkat kinerja dalam menjalankan tugasnya. Pokok
persoalannya terletak pada bagaimana manajer atau pelaku dapat dengan baik menggabungkan
insentif atau pendorong dari suatu perjanjian pekerjaan, guna memastikan penghargaan yang
sesuai dengan pemberi perintah dengan memberi pengharagaan yang sesua dengan apa yang
diinginkan si agen
c. Pengelolaan perubahan
Keberadaan pengendalian di suatu perusahaan mungkin telah berhenti fungsinya manakala
telah terjadi perubahan. Suatu tantangan yang menimbulkan ketegangan adalah ketika manajer
tidak tanggap terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Banyak organisasi menggunakan
konsultan dari luar atau fungsi audit internalnya sebagai bagian dari ssitem pengendalian yang
baru. Sangat sukar untuk menyebutkan contoh-contoh organisasi yang dapat mempengaruhi
kebutuhan akan modifikasi terhadap pengendalian melalui proses internal. Dalam jangka
panjang perusahaan akan memelihara lingkungan pengendalian lewat suatu proses perubahan
dan kompensasi.
E. PENGENDALIAN DALAM ERA PEMBERDAYAAN
Para manajer dewasa ini harus mendorong para karyawannya untuk memprakarsai
perbaikan proses dan penemuan cara-cara baru untuk merespon terhadap kebutuhan konsumen,
namun masih dalam batas yang dapat diandalkan. Kebanyakan organisasi yang beroperasi
dalam pasar yang sangat kompetitif, para manajernya tidak dapat memastikan bahwa semua
orang melaksanakan apa yang diminta. Adapun sistem pengendalian terdiri dari pengendalian
diagnostik, sistem kepercayaan, sistem batasan, dan sistem pengenalian interaktif.
a. Sistem pengendalian diagnostik
Kebanyakan bisnis memanfaatkan sistem pengendalian diagnostik untuk mengetahui
kemajuan individu, departemen, atau fasilitas produksi ke arah tujuan-tujuan yang penting
secara strategis. Sistem diagnostik digunakan untuk memonitor tujuan dan profitabilitas,
memastikan kemajuan kearah target, seperti pertumbuhan laba dan pangsa pasar.sistem ini
dapat menyebabkan tekanan yang dapat menimbulkan kegagalan pengendalian bahkan krisis.
Salah satu tujuan utamanya adalah untuk mengurangi beban manajer terhadap pengawasan
yang konstan.
b. Sistem kepercayaan
Sistem kepercayaan bersifat singkat, sarat nilai, dan inspirational. Sistem ini mengarahkan
perhatian karyawan pada tujuan utama bisnis, cara organisasi menciptakan nilai, upaya untuk
mencapai tingkat kinerja organisasi, dan cara seseorang diharapkan untuk mengatur hubungan
internal dan eksternal. Sistem ini dapat memotivasi individu untuk mencari cara-cara baru dari
nilai yang diciptakan. Sistem kepercayaan dapat meningkatkan pengendalian diagnostik guna
memberikan pengendalian yang lebih besar.
c. Sistem batasan
Sistem ini didasarkan pada prinsip manajemen yang sederhana namun mendasar, yang
dapat disebut sebagai kekuatan pemikiran negatif. Contohnya untuk melindungi reputasi bank
dari kerusakan, bank melarang karyawan menjalin hubungan dengan klien dari industri yang
tidak disukai. Sistem batasan tidaklah selalu jelas bagi par manajer. Banyak aturan aturan main
yang diterapkan.
d. Sistem pengendalian interaktif
Merupakan sistem formal yang digunakan oleh para manajer untuk melibatkan diri secara
terus menerus dan personal dalam keputusan bawahan. Suatu sistem pengendalian dapat
bersifat interaktif jika ada perhatian dari seluruh pihak yang terlibat didalam seluruh
perusahaan. Adapun 4 karakteristik yang membedakan sistem pengendalian interaktif :
1. Memfokuskan kepada informasi yang berubah secara konstan, yang diidentifikasikan
oleh para manajer puncak sebagai informasi yang potensial yang bersifat strategis
2. Informasi menuntut perhatian yang cukup signifikan dari para manajer operasi
diseluruh tingkatan operasi
3. Data yang dihasilkan dijabarkan dan didiskusikan dalam rapat langsung yang dihadiri
penyelia, bawahan, dan rekan sejawat
4. Debat hanya akan berlangsung menegenai data, asumsi, dan tindakan perencanaan

F. PENYEIMBANG PEMBERDAYAAN DAN PENGENDALIAN


Manajer yang baik akan memberdayaan organisasinya secara efektif. Para manajer senior
yang mengatur arah startegi perusahaan secara keseluruhan memastikan bahwa mereka
memiliki cukup pengendalian atas operasi yang luas dengan menggunakan seluruh unsur
pengendalian. Secara kolektif, keempat jenis pengendalain itu disusun dalam kekuatan yang
saling mendukung satu sama lain .
RMK SAP 3
AKUNTANSI KEPRILAKUAN
“Pengendalian Keuangan”

Oleh
Kelompok 9
Ida Ayu Artha Widya Sari 1506305143
Ni Nyoman Tri Setya Prajayanti 1506305080
Made Cahyani Prastuti 1506305144
Greafi Glenn 1506305161

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Udayana
2018

You might also like