You are on page 1of 22

KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA II

FRAKSINASI FRAKSI N-HEKSAN DAUN SENGGANI


(Melastoma septemnervium L.) ASAL DESA KAMIRI
KECAMATAN BALUSU KABUPATEN BARRU
DENGAN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI
KOLOM KONVENSONAL

NAMA : NUR FADILLA ACHMAD


STAMBUK : 15020140050
KELOMPOK :3
KELAS : C2
ASISTEN : NITA REZKIANA ANWAR

PROGRAM STUDI S1 ILMU FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2017

NUR FADILLA ACHMAD NITA REZKIANA ANWAR


15020140050
KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

DiIndonesia terdapat banyak tanaman obat, seperti pada

desa-desa yang menggunakan obat tradisonal dalam pengobatan.

Seperti senggani (Melastoma polyanthum). Tumbuhan yang

memiliki kandungan saponin, flavonoid, dan tannin ini berkhasiat

sebagai pereda demam (antipiretik), penghilang nyeri (analgesic),

peluruh kencing (diuretic), menghilangkan pembengkakan,

melancarkan aliran darah dan penghentian perdarahan

(hemostatis).

Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran

berdasarkan perbedaan kecepatan peramabatan komponen dalam

medium tertentu. Pada kromatografi, komponen-komponennya

akan dipisahkan antara dua buah fase yaitu fase diam dan fase

gerak.

Pada praktikum ini menggunakan teknik kromatografi kolom

konvensional yang merupakan kromatografi klasik dengan

prinsipnya yaitu kecenderungan komponen kimia untuk terdistribusi

dalam fase gerak atau fase diam dengan proses elusi dengan

adanya keadaan gravitasi.

NUR FADILLA ACHMAD NITA REZKIANA ANWAR


15020140050
KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL

Keuntungan dari teknik kromatografi kolom konvensional

yaitu dapat memisahkan komponen kimia dalam jumlah yang

besar.

B. Maksud Praktikum

Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui

dan memahami cara isolasi dengan teknik kromatografi kolom

konvensional pada fraksi daun senggani (Melastoma

septemnervium L.)

C. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk memisahkan

komponen kimia dengan teknik kromatografi kolom konvensional

pada fraksi.

NUR FADILLA ACHMAD NITA REZKIANA ANWAR


15020140050
KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Tanaman

1. KlasifikasiTanaman (Integrated Taxonomic Information System) :


Kingdom :Plantae

Subkingdom :Viridiplantae

Infrakingdom :Streptophyta

Superdivision :Embryophyta

Division :Tracheophyta

Subdivision :Spermatophytina

Class :Magnoliopsida

Superorder :Rosanae

Order :Myrtales

Family :Melastomataceae

Genus :Melastoma L.

Species :Melastoma

septemnervium Lour

NUR FADILLA ACHMAD NITA REZKIANA ANWAR


15020140050
KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL

2. Nama Lain

Nama lain senggani atau nama ilmiah sengggani adalah

Melastoma septemnervium Lour. (sinonim Melastoma candidum).

Tanaman senggani seringkali disebut dengan julukan kluruk

harendong, kemanden (di Madura), atau tanaman senduduk (di

Sumatera). Tanaman ini tersebar di India, Australia, dan Asia

Tenggara (Dalimarta, 2000).

3. Deskripsi Tanaman

Senggani termasuk tumbuhan perdu, tinggi 0,5-4 m. Cabang

yang muda berisik. Daun bertangkai, berhadapan, memajang atau

bulat telur memanjang dengan ujung runcing, bertulang daun 3,2-

20 kali 1-8 cm, kedua belah sisi berbulu. Bunga bersama-sama 5-

18, pada ujung dan di ketiak daun yang tertinggi. Tabung kelopak

berbentuk lonceng, bersisik, taju dengan sejumlah gigi kecil. Daun

pelindung bersisik, langsing, 5 kali 2 mm, tidak menutupi kuncup.

Daun mahkota bulat telur terbalik, panjang 2-3 cm, ungu merah,

jarang putih. Benang sari 10 (8-12), memanjang dari penghubung

sari dibawah ruang sari pada benang sari yang panjang 6-16 mm,

pada yang pendek 2-7 mm. Bakal buah beruang 5 (4-6),

dihubungkan oleh bingkai terhadap tabung kelopak. Buah buni

berbentuk periuk, membuka melintang secara tidak teratur, dimana

terlepas bingkai biji yang merah tua. Biji berbentuk kerang.

NUR FADILLA ACHMAD NITA REZKIANA ANWAR


15020140050
KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL

Senggani dapat tumbuh dipadang rumput, semak hutan kecil, 5-

2000 m (Van Steenis, 2001).

4. Kandungan Kimia

Kandungan kimia tumbuhan senggani pada bagian daun

adalah flavonoid, steroid / triterpenoid, tannin 4,3 % (Anonim,

1995). Daun mengandung saponin (Dalimartha, 2001).

Menurut Sualiman, et al. (2004), pada analisis phytochemical

dari ekstrak daun dan akar senggani mengandung 𝛽 - sitosterol, 𝛼-

amyrin, sitosterol 3-O-𝛽-D- glucopiranoside, kuersetin, kuersitrin

dan rutin.

a. Flavonoid

Flavonoid merupakan kandungan khas tumbuhan hijau dan

sebenarnya terdapat pada semua bagian tumbuhan termasuk

daun, akar, kayu, kulit, tepung sari, nectar, bunga, buah buni, dan

biji (Markham, 2005). Kerangka dasar flavonoid dan system

penomoran untuk turunan flavonoid.

Flavonoid sangat dimungkinkan dalam sejumlah pengobatan

tradisional yang substansinya belum diketahui akan tetapi

menunjukkan isi zat aktifnya flavonoid. Flavonoid berkhasiat

sebagai antiinflamasi anti alergi, antithrombolik, vasoprotektif

sebagai penghambat promoter tumor dan untuk proteksi pada

mukosa saluran cerna atau gastric. Efek-efek tersebut

NUR FADILLA ACHMAD NITA REZKIANA ANWAR


15020140050
KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL

berhubungan dengan pengaruh flavonoid pada metabolisme

asam arakhidonat (Evans, 2002).

Daun senggani mengandung kuersetin yang merupakan

salah satu zat aktif kelas flavonoid yang secara biologis memiliki

manfaat yang amat kuat. Flavonol kuersetin memiliki aktivitas

antioksidan yang amat potensial (Anonim, 2005). Kuersetin

memiliki aktivitas antioksidan yang kuat karena memiliki cirri pada

strukturnya, yaitu 3’4’-dihidroksi pada cincin B; 2,3- ikatan

rangkap pada cincin C; sebuah gugus 3-hidroksil pada cincin C;

dan sebuah gugus 5-hidroksil pada cincin A (Sibuea, 2004).

b. Tanin

Tanin merupakan substrat kompleks yang biasanya terjadi

sebagai campuran polifenol yang sulit diseparasi karena tidak

dapat dikristalkan. Tanin dapat tersebar luas dalam tumbuhan

berpembuluh dalam angiospermae khusunya dalam jaringan

kayu. Dalam dunia kesehatan tannin digunakan sebagai astringen

yang mengakibatkan pengurangan bengkak (edema), radang dan

sekresi pada gastrointestinal dan pada abrasi kulit (Harborne,

2009).

c. Saponin

Saponin adalah glikosida triterpena dan sterol dan telah

terdeteksi dalam lebih dari 90 suku tumbuhan. Saponin

merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti sabun,

NUR FADILLA ACHMAD NITA REZKIANA ANWAR


15020140050
KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL

serta dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya membentuk

busa dan menghemolisis sel darah (Harborne, 2009).

d. Manfaat Tanaman

Penggunaan tumbuhan senggani sebagai obat tradisional

mengalami banyak perkembangan, sejak awalnya digunakan

hanya sebagai anti diare tetapi sekarang berbagai macam

khasiat. Adanya rasa pahit dari senggani dapat berkhasiat

sebagai pereda demam (antipiretik), penghilang nyeri (analgesic),

peluruh kencing ( diuretic), menghilangkan pembengkakan,

melancarkan aliran darah,dan penghentian pendarahan

(hemostatis). Umumnya senggani digunakan masyarakat untuk

mengobati keputihan, gangguan pencernaan makanan, disentri,

diare, sariawan dan pendarahan rahim (Dalimartha, 2001).

5. Kegunaan Tanaman

Tumbuhan yang mempunyai khasiat obat secara empiris

telah diyakini oleh masyarakat digunakan untuk mengobati

berbagai penyakit infeksi termasuk diare. Salah satunya adalah

tanaman Senggani. Khasiat lain dari tanaman tropis ini sering

digunakan masyarakat sebagai penetralisir rasa pahit pada daun

pepaya hingga menurut para ahli bisa mengatasi dispesia, disentri

basiler, diare, hepatitis, leukhorea, sariwan, busung air dan bisul.

Bagian tanaman yang dapat dimanfaatkan adalah daun, akar, buah

dan biji (Dalimartha, 2007).

NUR FADILLA ACHMAD NITA REZKIANA ANWAR


15020140050
KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL

B. Teori Umum

Tanaman berkhasiat obat, yang dikenal masyarakat adalah

Senggani (Melastoma affine D. Don) dari suku Melastomaceae. Tanaman

ini berkhasiat sebagai penurun demam (antipiretik), pereda nyeri

(analgesik), peluruh air seni (diuretik), mengobati keputihan (leukorea),

dan dapat mengobati berbagai jenis luka tersayat (Dalimartha, 2000).

Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun

Senggani mengandung senyawa tanin, flavonoid, steroid, saponin, dan

kuinon. Fraksi etil asetat ekstrak metanol daun Senggani mempunyai

aktivitas antibakteri terhadap bakteri S. aureus, E. coli, dan Bacilus cereus

dengan KHM (Kadar Hambat Minimal) untuk S. aureus 0,78-1,56%, untuk

E. coli 25-50%, dan Bacilus cereus 0,39- 0,78% dengan metode difusi

agar (Titi et al., 2007).

Kromatografi adalah prinsip pemisahan campuran senyawa atas

komponen-komponen berdasarkan perbedaan kecepatan migrasi masing-

masing komponen di antara dua fasa yaitu fasa diam dan fasa gerak.

Perbedaan kecepatan perpindahan tersebut dapat disebabkan oleh

perbedaan kemampuan masing-masing komponen untuk diserap

(adsorpsi) atau perbedaan distribusi di antara dua fasa yang tidak

bercampur (partisi). (Tim Dosen Kimia Organik, 2012: 39).

Teknik KLT dikembangkan tahun 1938 oleh Ismailoff dan

Schaiber. Adsorbent dilapiskan pada lempeng kaca yang bertindak

sebagai penunjang fase diam. Fase bergerak akan merayap sepanjang

NUR FADILLA ACHMAD NITA REZKIANA ANWAR


15020140050
KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL

fase diam dan terbentuklah kromatogram. Ini dikenal juga sebagai

kromatografi kolom terbuka. Metode ini sederhana, cepat dalam

pemisahan dan sensitive. Kecepatan pemisahan tinggi dan mudah untuk

memperoleh kembali senyawa-senyawa yang terpisahkan. (Khopkar,

2010).

Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang kimia

karena kebanyakan materi yang terdapat di alam berupa campuran. Untuk

memperoleh materi murni dari suatu campuran, harus dilakukan

pemisahan. Berbagai teknik pemisahan dapat diterapkan untuk

memisahkan campuran. Kromatografi kolom merupakan salah satu

metode pemisahan kromatografi konvensional yang bersejarah karena

dari sinilah bermula metode kromatografi.(Hendayana, 2010).

NUR FADILLA ACHMAD NITA REZKIANA ANWAR


15020140050
KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL

BAB III

METODE KERJA

A. Alat

Adapun alat – alat yang digunakan padasaat praktikumantara lain:

batang pengaduk,gelas kimia, gelas ukur, cawan porselin, corong kaca,

kolom kaca, pipet tetes, sendok tanduk, statif dan klem,serta vial.

B. Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain :

aluminium foil, eluen, ekstrak tanaman daun senggani (Melastoma

septemnervium L.), etil asetat, kapas, kertas saring, n-heksan, silika gel,

dan tissue.

C. Prosedur Kerja

1. Pengemasan alat isolasi

Kolom dipasang tegak lurus pada statif, kemudian dibebas

lemakkan menggunakan metanol. Bagian bawah kolom dilapisi kapas

kemudian silica gel dimasukkan sampai terisi seperdua dari kolom.

Lalu diketuk-ketuk sampai tidak terbentuk gelembung gas.

2. Pemisahan/isolasi

Silika gel ditimbang berdasarkan perbandingan 1 gram ekstrak:

40 gram silika gel (tergantung ketersediaan ekstrak dan kapasitas

kolom). Dalam praktikum ini digunakan metode kering dimana silika

NUR FADILLA ACHMAD NITA REZKIANA ANWAR


15020140050
KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL

gel dimasukkan ke daam kolom kemudian di tambahkan fraksi

kemudian ditambahkan eluen n-heksan: etil setat dengan

perbandingan 10:0 selapis diatas permukaan kertas saring,

selanjutnya dielusi sampai menghasilkan fraksi-fraksi dan ditampung

kedalam vial. Eluen sebelumnya yang telah habis diganti dengan elen

8:2 kemudian secara berturut-turut dilanjutkan dengan eluen

perbandingan 7:3, 6:4, 5:5, 4:6, 3:7, 2:8, 1:9 dan 0:10 (jumlah

perbandingan eluen boleh berubah). Hasil kromatografi kolom berupa

fraksi. Fraksi-fraksi digabung dan dianggap satu fraksi berdasarkan

warna atau profil KLT.

NUR FADILLA ACHMAD NITA REZKIANA ANWAR


15020140050
KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Fraksi Berdasarkan Perbandingan Eluen n-heksan dan etil


asetat dengan nomor vial yang digunakan dari setiap hasil
fraksi

Eluen
Nomor Vial
(n-heksan : etil asetat)

10 : 0 1–9

9:1 10 – 21

8:2 22 – 33

7:3 34 – 43

6:4 44 – 53

5:5 54 – 63

4:6 64 – 77

3:7 78 – 86

2:8 87 – 95

1:9 96 – 106

0 : 10 107 – 117

NUR FADILLA ACHMAD NITA REZKIANA ANWAR


15020140050
KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL

Tabel 2. Fraksi Berdasarkan perbandingan perubahan warna dengan


nomor vial yang digunakan dari setiap hasil fraksi

Warna Nomor Vial

Putih 1 – 29

Putih Kehijauan 39 – 40

Putih Kekuningan 30, 89 – 115, 117

Hijau 41 – 46

Hijau Pekat/Tua 47 – 56, 116

Kuning 31 – 34, 87 – 88

Kuning Cerah 63 – 86

Kuning Kehijauan 57 – 62

Kuning Keruh 35 – 38

Pada praktikum kali ini menggunakan teknik kromatografi kolom

konvensional. Dimana kromatografi kolom konvensional merupakan

kromatografi klasik, yang di gunakan untuk memisahkan komponen

kimia pada fraksi dalam jumlah yang besar.

Prinsip dari kromatografi kolom konvensional dimana kecangkupan

komponen kimia untuk terdistribusi ke dalam fase gerak dan fase diam

pada proses elusi dengan adanya keadaan gravitasi. Pada percobaan

ini yang pertama di lakukan yaitu ditimbang silica sebanyak 40 gram,

fraksi 1 gram, dan disiapkan eluen n-heksan dan etil asetat dengan

beberapa perbandingan dari 10 : 0 – 0:10. Dipasang kolom pada statif

NUR FADILLA ACHMAD NITA REZKIANA ANWAR


15020140050
KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL

dan di masukkan kapas kemudia kertas saring selanjutnya dimasukkan

silica dan di tutupi dengan kertas saring kemudian di masukkan fraksi 1

gram. Di tuangkan eluen dan tampung hasilnya dalam vial sebanyak

120 vial.

Hasil yang di peroleh berdasarkan warna dimana pada vial ke 1-29

berwarna putih, pada vial ke 39 – 40 berwarna putih kehijauan, pada

vial ke 30, 89, - 115, 117 berwarna putih kekuningan, pada vial ke 41-

46 berwarna hijau, pada vial ke 47-56,116 berwarna hijau pekat atau

tua, pada vial ke 31-34, 87-88 berwarna kuning, pada vial ke 63-86

berwarna kuning cerah, pada vial ke 57-62 berwarna kuning kehijauan,

pada vial ke 35-38 berwarna kuning keruh.

Hasil berdasarkan perbandingan eluen dimana perbandingan eluen

10 : 0 pada vial 1-9, pada perbandingan eluen 9 : 1 pada vial 10-21,

pada perbandingan eluen 8: 2 pada vial 22-33, pada perbandingan

eluen 7 : 3 pada vial 34-43, pada perbandingan eluen 6 : 4 pada vial

44-53, pada perbandingan eluen 5 : 5 pada vial ke 54-63, pada

perbandingan eluen 4 : 6 pada vial 64-77, pada perbandingan eluen 3 :

7 pada vial 78-86, pada perbandingan eluen 2 : 8 pada vial 87-95, pada

perbandingan eluen 1 : 9 pada vial 96 – 106 dan terakhir pada

perbandingan eluen 0 : 10 pada vial 107 – 117.

NUR FADILLA ACHMAD NITA REZKIANA ANWAR


15020140050
KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan maka dapat disimpulkan bahwa

hasil kromatografi kolom konvensional pada fraksi daun senggani

(Melastoma septemnervium L.) diperoleh 117 vial dengan jumlah 9

fraksi yang telah dipisahkan berdasarkan warnanya.

B. Saran

Semoga kerja sama selalu terjalin baik antara praktikan dan asisten.

NUR FADILLA ACHMAD NITA REZKIANA ANWAR


15020140050
KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2017, Penuntun & Lembar Kerja Praktikum Ftokimia 2,


Universitas Muslim Indonesia, Makassar.
Dalimartha, S, 2001, Atlas Tanaman Obat Indonesia, Jilid I, 130-132,
Trubus Agriwidya, Jakarta.identfikasi Flavonoid 1-34, Penerbit
ITB, Bandung.
Dalimartha, S. (2007). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid 2. Trubus
Agriwidya, Jakarta

Dalimartha, S. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid I. Trubus Argo


Widya. Jakarta. 68-69.

Evans,W.C., 2002, Trease and Evans Pharmakognocy, 15 th Edition, 214-


252, ELBS, Oxford.

Integrated Taxonomic Information System, 2016, Melastoma


septemnervium diakses tanggal 16 November
2016.(http://www.itis.gov)

Khopkar, S.M. 2010. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Penerbit


Universitas Indonesia.
Markham, K.R., 2005, Techniques of Flavonoid Identification,
diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata,

Sibuae, P., 2004, Kuersetin, Senjata Pemusnah Radikal Bebas.

Sumar Hendayana, Kimia Pemisahan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,


2010), h. 1-2

Tim Dosen Kimia Organik. 2012. Penuntun Kimia Organik I. Makassar:


Laboratorium FMIPA UNM.
Titi, N.W., Rusmiati, D., Farida, Y. 2007. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Dan
Fraksi Ekstrak Daun Senggani (Melastoma malabathricum
Linn.) Terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Dan
Bacillus cereus Dengan Metode Difusi Agar. Farmaka. 5 (3).

Van Steenis, C.G.G.J, 2001, Flora Untuk Sekolah di Indonesia, 328-330,


PT. Pradya Paramita, Jakarta.

NUR FADILLA ACHMAD NITA REZKIANA ANWAR


15020140050
KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL

LAMPIRAN

A. Skema Kerja

1. Metode Kering

Siapkan alat dan bahan

Pasangkan kolom pada statif kemudian diklem

Masukkan kapas pada bagian bawah kolom, lalu masukkan kertas saring

yang telah dipotong sesuai kolom

Masukkan silica kasar sebanyak 40 gram ke dalam kolom kemudian lapisi

denga kertas saring

Masukan 1 gram ekstrak, kemudian tambahkan eluen (n-heksan : etil aseta)

dengan perbandingan 10:0 dalam 50 mL

Dielusi sampai menghasilkan fraksi-fraksi dan ditampung dalam vial

Eluen yang sebelumnya telah habis dengan eluen 9:1, kemudian berturut-turut

dilanjutkan dengan perbandingan 8:2, 7:3, 6:4, 5:5, 4:6, 3:7, 2:8, 1:9 dan 0:10

Fraksi ditampung pada masing-masing vial yang telah dikalibrasi sebanyak 5

mL

NUR FADILLA ACHMAD NITA REZKIANA ANWAR


15020140050
KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL

Diamati kemudian dipisahkan fraksi sesuai perbandingan eluen yang

digunakan dan fraksi dipisahkan sesuai warna.

B. Gambar

1. Proses Pemisahan/Isolasi

2. Hasil Fraksi

a. Fraksi Warna Putih

NUR FADILLA ACHMAD NITA REZKIANA ANWAR


15020140050
KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL

b. Fraksi Warna Putih Kehijauan

c. Fraksi Warna Hijau

d. Fraksi Warna Hijau Pekat/Tua

NUR FADILLA ACHMAD NITA REZKIANA ANWAR


15020140050
KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL

e. Fraksi Warna Kuning

f. Fraksi Warna Kuning Cerah

g. Fraksi Warna Kuning Kehijauan

NUR FADILLA ACHMAD NITA REZKIANA ANWAR


15020140050
KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL

h. Fraksi Warna Kuning Keruh

NUR FADILLA ACHMAD NITA REZKIANA ANWAR


15020140050

You might also like