You are on page 1of 5

Kelompok

Agung Bereri S
Devin Yunior Y
Dimas A

Daftar Isi
Bab 7
Harga Pokok Pesanan
Harga Pokok Pesanan
Tujuan Harga Pokok Pesanan adalah setelah pengumpulan (akumulasi) biaya
produksi selesai dilakukan, maka dapat di hitung harga pokok produksi untuk setiap pesanan.
Untuk memudahkan administrasi pencatatan maka untuk setiap pesanan diberi nomor atau
kode yang unik. Setiap Pemakaian bahan baku dan tenaga kerja dicatat dalam kartu khusus
yg disebut kartu harga pokok pesanan (job cost sheet). Khusus untuk biaya overhead pabrik
digunakan BOP yang dibebankan berdasarkan tarif yang ditetapkan dimuka.

Pesanan No. 1

Bahan Baku Tenaga


Kerja B.Overhead Pabrik Pesanan No. 2

Pesanan No. 3

Gambar 1.1 Diagram Alur Biaya Harga Pokok Pesanan

Ilustrasi urutan proses produksi berdasarkan pesanan

Penerimaan
Pesanan dari Produksi dimulai
Pelanggan

Schedule jobs Pemesanan


(SPK) Bahan Baku
Harga Jual xx
Biaya produksi :
Bahan Langsung xx
Tenaga kerja langsung xx
BOP xx
Beban usaha (xx)
Beban pemasaran (xx)
Beban administasi dan umum (xx)
Laba xx
A. UNDER ATAU OVER APPLIED ATAS BIAYA OVERHEAD
PABRIK
Bila kondisinya Biaya overhead actual lebih kecil dari biaya yang overhead yang
dibebankan maka disebut kondisi kurang dibebankan (under applied); dan sebaliknya
bila Biaya overhead actual lebih besar dari biaya yang overhead yang dibebankan maka
disebut kondisi lebih dibebankan (over applied)

Perlakuan akuntansi atas kondisi over atau under applied dapt memilih salah satu dari
beberapa alternative berikut.

Rp 123,456
Dapat langsung
dapat dialokasi pada
Ditutup pada.
perkiraan berikut.

Barang dalam Produk Jadi


Proses

Harga Pokok Harga Pokok


Penjualan Penjualan

Contoh Tarip BOP


Anggaran BOP 1 th = Rp 120 juta
Produksi scr normal 1 th = 10.000 unit
Rp 120Jt
TaripBOP = 10.000 𝑢𝑛𝑖𝑡

Tarip BOP = Rp 12.000,


Produksi di bebani BOP
1.000 unit ?
5.000 unit 60 jt
Referensi:
Armanto Witjaksono, SE, Ak, MM. 2006. Akuntansi Biaya. Yogyakarta; Graha
Ilmu

You might also like