You are on page 1of 41

MAKALAH ENERGI DAN LINGKUNGAN

KAITAN ENERGI DAN LINGKUNGAN TERHADAP


PEMANASAN GLOBAL

Kelompok 1

Nama : 1. Bagas Oktaihza Hananta

2.Zenia Zal Putri

Kelas : 4EGD

Dosen Pembimbing : Ida Febriana,S.Si,M.T

JURUSAN TEKNIK KIMIA

PRODI TEKNIK ENERGI

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

2017/2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permasalahan energi, lingkungan dan pemanasan global menjadi semakin mencuat di era
globalisasi. Kemajuan teknologi yang ditawarkan oleh globalisasi memberikan kemudahan yang
sangat besar dalam kehidupan manusia. Globalisasi juga telah memberikan tuntutan standar yang
sama bagi masyarakat di seluruh dunia sehingga penggunaan suatu produk teknologi akan dengan
cepat direspons oleh masyarakat di negara lain.

Ibarat dua sisi mata uang, walaupun memberikan manfaat bagi kehidupan manusia,
kemajuan teknologi dan sistem informasi memicu sifat konsumerisme manusia yang berakibat
pada eksploitasi besar-besaran terhadap lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan. Eksploitasi
yang terus menerus dan tidak diimbangi dengan pemberian kesempatan bagi alam untuk
memulihkan diri telah menyebabkan permasalahan yang sangat mengancam generasi umat
manusia ke depan. Tiga permasalahan yang cukup menarik adalah permasalahan terkait
kelangkaan energi, lingkungan dan pemanasan global. Ketiga permasalahan tersebut merupakan
rangkaian yang tidak bisa dipisahkan, sehingga pemahaman kita terhadap satu permasalahan tidak
bisa dilepaskan dari permasalahan yang lain.

Permasalahan kelangkaan energi tidak bisa dipisahkan dari ketergantungan yang masih
sangat besar terhadap bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil seperti minyak bumi memerlukan
waktu jutaan tahun untuk terbentuknya, penggunaan secara massif untuk pemenuhan kebutuhan
produksi, distribusi dan konsumsi menyebabkan cadangan minyak bumi dunia semakin menipis.

Pada tahap selanjutnya, penggunaan bahan bakar fossil juga memiliki akibat buruk
terhadap lingkungan termasuk salah satunya adalah produksi gas karbondioksida yang
mengakibatkan efek rumah kaca. Model perusakan lingkungan yang lain akibat eksploitasi yang
berlebihan adalah semakin minimnya lahan hutan akibat penebangan liar, kerusakan terumbu
karang, penggunaan teknologi yang merusak dan sebagainya. Kemudian hal yang tidak bisa
dipisahkan dari hal tersebut adalah penggunaan sumber daya yang ada tanpa memperhatikan
implikasi dari tindakan tersebut.

Penggunaan bahan bakar fosil dan penggundulan hutan semakin membebani bumi
sehingga pemanasan global menjadi sesuatu yang tidak terelakkan. Pemanasan Global terjadi di
mana peningkatan rata-rata suhu global bumi disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas
rumah kaca yang kemudian dikenal dengan istilah efek rumah kaca. Keberadaan gas ini di udara
memberikan efek menyerap dan menahan panas di dalamnya sehingga suhu di sekitarnya menjadi
panas. Sebagian besar gas-gas rumah kaca dewasa ini dihasilkan oleh aktivitas manusia di
antaranya pembakaran bahan bakar berbasis fosil oleh mesin dan kendaraan bermotor seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya.

Pada ranah hubungan internasional, kasus energi dan lingkungan hidup diwarnai dengan
berbagai kepentingan. Berbagai perundingan dan negosiasi yang dilakukan dalam pengurangan
emisi gas rumah kaca misalnya, tidak menghasilkan titik temu yang memuaskan. Negara-negara
maju cenderung enggan menaati setiap kesepakatan dalam perundingan-perundingan tersebut.
Amerika Serikat sebagai negara penyumbang emisi gas rumah kaca paling besar menolak untuk
meratifikasi Protokol Kyoto dalam komitmen pengurangan emisi CO2. Padahal, untuk
meningkatkan komitmen dunia dalam mengatasi masalah lingkungan tersebut, setidaknya negara-
negara yang turut berkontribusi dalam kerusakan lingkungan, dalam hal ini negara-negara besar
seharusnya memberikan contoh dan menunjukkan kontribusi yang konstruktif dalam menghadapi
masalah tersebut

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, maka kami mengajukan rumusan
masalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan energi,lingkungan dan pemanasan global ?

2. Bagimana kaitan energi dan lingkungan terhadap pemanasan global ?


BAB II

PEMBAHASAN

Energi

Defenisi Energi
Energi adalah daya kerja atau tenaga. Energi berasal dari bahasa Yunani yaitu Energiayang
merupakan kemampuan untuk melakukan usaha. Energi merupakan besaran yang kekal, artinya enegi
tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari bentuk satu ke bentuk yang lain.
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia membutuhkan energi. Energi disebut juga
sebagai tenaga. Definisi energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha. Tindakan berangkat ke
sekolah, mengayuh sepeda, bermain, dan berolahraga memerlukan energi.
“Energi adalah Faktor Utama Tingginya Kinerja, bukan waktu”
Begitulah pendapat Jim Loehr dan Tony Schwartz yang mengemukakan bahwa Energi merupakan
Faktor yang lebih penting untuk meningkatkan kinerja daripada waktu. Karena setiap pemikiran,
emosi dan perilaku kita membawa konsekuensi energi, baik atau buruk. Ukuran terpenting dalam
hidup kita bukanlah seberapa waktu yang kita gunakan di dunia, tetapi lebih pada seberapa banyak
energi yang kita investasikan dalam waktu kita. Dengan demikian kita akan dapat berkinerja baik,
sehat, dan bahagia bila kita terampil mengelola energi kita.
Jim Loehr dan Tony Schwartz melakukan pelatihan manajemen energi untuk menghasilkan
kinerja tinggi, dan mereka telah melatih ribuan orang. Tantangan bagi kinerja tinggi adalah mengatur
energi dengan lebih efektif dalam setiap dimensi yaitu dimensi fisik, emosional, mental dan spiritual.
Ada empat prinsip manajemen energi untuk mengendalian proses manajemen energi ini. Keempat
prinsip itu adalah:
ü Prinsip 1: Keterlibatan penuh membutuhkan empat sumber energi yang berbeda namun terjalin satu
sama lain yaitu fisik, emosional, mental dan spiritual;
ü Prinsip 2: Kapasitas energi bisa berkurang karena terlalu banyak atau terlalu sedikit digunakan sehingga
kita harus menyeimbangkan pengeluaran energi dengan memperbaharuinya secara berselang;
ü Prinsip 3: Untuk membangun kapasitas energi, kita harus memacu diri hingga keluar dari ambang
normal kita, berlatih dengan cara sistematis seperti yang dilakukan para atlit;
ü Prinsip 4: Ritual energi yang positif – rutinitas rutinitas yang sangat spesifik untuk mengatur energi-
adalah kunci keterlibatan penuh dan tingkat kinerja tinggi yang seimbang.

Kegunaan Energi Dalam Kehidupan


Seperti yang dijelaskan tadi bahwa Energi adalah tenaga. Energi dilakukan untuk melakukan
kegiatan, Energi tubuh manusia berasal dari makanan. Oleh karena itu, manusia harus makan dan
minum.
Sumber energi berasal dari bahan bakar, baterai, listrik. Bahan bakar meliputi gas, bensin, minyak
tanah, solar. Sumber energi digunakan untuk menghasilkan panas, bunyi, cahaya. Misalnya saja dalam
panas kompor, setrika, dispenser. Dalam bunyi misalnya radio, televisi, jam beker. Dalam cahaya
misalnya lampu, lilin, senter.
Beberapa bentuk energi yang kita gunakan, contohnya energi panas, energy listrik, energy
cahaya, dan energi bunyi.
Ø Energi panas dapat dirasakan. Matahari dan api dapat menghasilkan energi panas. Matahari adalah
sumber energy terbesar di bumi. Panas matahari berguna dalam kehidupan. Energi panas juga bias
berasal dari listrik.
Ø Cahaya adalah bentuk energi. Energi cahaya dapat menerangi suatu tempat. Tempat yang gelap
menjadi terang. Energi cahaya juga memancarkan panas. Jika dinyalakan terlalu lama, lampu akan
terasa panas.
Ø Bunyi adalah sesuatu yang dapat didengar. Radio menghasilkan energi bunyi. Radio mengeluarkan
suara music. Sumber energi radio biasanya dari baterai atau listrik.
Ø energi yang sering kita gunakan adalah energi listrik. Cara menggunakan listrik sangatlah mudah,
cukup dihubungkan dengan sumber listrik yaitu stop kontak. Listrik digunakan untuk menhidupkan
radio, televisi, lampu, setrika, mesin pompa air, dan lain-lain. Sumber energi yang juga digunakan
adalah baterai karena baterai mudah dibawa ke segala tempat. Sumber energi lain yang digunakan
adalah minyak tanah, gas, bensin, dan solar. Minyak tanah digunakan pada lampu sumbu dan kompor
minyak tanah. Sumber energi yang paling banyak digunakan di gunakan di jalan adalah bensin dan
solar. Bensin dan solar mudah terbakar dan menghasilkan panas tinggi.
Setiap hari kita sering menggunakan energi. Energy dihasilkan oleh sumber energi. Ada
sumber energi yang jumlahnya melimpah, ada sumber energi yang jumlanya terbatas. Kita harus
melakukan penghematan energi. Penghematan energi dilakukan agar sumber energi tidak cepat habis.

Energi yang Dapat Diperbaharui


Sumber energi di dunia ini sangat banyak diantaranya adalah batubara, minyak dan gas
alam. akan tetapi ketergantungan pada bahan bakar fosil menyajikan masalah besar. Bahan bakar fosil
adalah sumber daya yang terbatas. Akhirnya, dunia akan kehabisan bahan bakar fosil, atau akan
menjadi terlalu mahal. Celakanya bahan bakar fosil juga menyebabkan polusi udara, air dan tanah,
dan menghasilkan gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap pemanasan global.
Sumber daya energi yang dapat diperbaharui, seperti angin, matahari dan tenaga air,
menawarkan alternatif pengganti untuk bahan bakar fosil. Mereka menghasilkan sedikit atau bahkan
tidak ada pencemaran atau gas rumah kaca. Dan kabar baiknya, sumber energi ini tidak akan pernah
habis. Inilah 7 Sumber Energi yang dapat diperbaharui yang paling terkenal:

1. Energi Surya
Energi surya adalah energi yang dikumpulkan langsung dari cahaya matahari. Matahari
adalah sumber kita yang paling kuat energi. Sinar matahari, atau energi surya, dapat digunakan untuk
pemanasan rumah, pencahayaan dan pendinginan dan bangunan lainnya, pembangkit listrik, pemanas
air, dan berbagai proses industri. Sebagian besar bentuk energi terbarukan berasal baik secara
langsung atau tidak langsung dari matahari. Sebagai contoh, panas dari matahari menyebabkan angin
bertiup, memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan pohon dan tanaman lain yang digunakan untuk
energi biomassa, dan memainkan peran penting dalam siklus penguapan dan curah hujan yang
menjadi sumber energi air.

2. Energi Angin

Angin adalah gerakan udara yang terjadi ketika naik nya udara hangat dan udara dingin lalubergegas
untuk menggantinya. Energi angin telah digunakan selama berabad-abad untuk kapal layar dan kincir
angin untuk menggiling gandum. Sekarang ini, energi angin ditangkap oleh turbin angin dan
digunakan untuk menghasilkan listrik. Karena matahari memanaskan permukaan bumi secara tidak
merata, maka terbentuklah angin. Energi Kinetik dari angin dapat Digunakan untuk
Menjalankan Turbin angin, Beberapa mampu memproduksi tenaga 5 MW. Keluaran tenaga Kubus
adalah fungsi dari kecepatan angin, maka Turbin tersebut paling tidak membutuhkan angin dalam
kisaran 5,5 m / d (20 km / j), dan dalam praktek sangat sedikit wilayah yang memiliki angin yang
bertiup terus menerus.

3. Energi Air

Air yang mengalir ke hilir merupakan kekuatan. Air adalah sumber daya yang dapat
diperbaharui, terus diisi oleh siklus global penguapan dan curah hujan. Panas matahari menyebabkan
air di danau dan lautan menguap dan membentuk awan. Air kemudian jatuh kembali ke bumi sebagai
hujan atau salju, dan mengalir ke sungai dan sungai yang mengalir kembali ke laut. Air yang mengalir
dapat digunakan untuk memutar turbin yang mendorong proses mekanis untuk memutar generator.
Energi air yang mengalir dapat digunakan untuk menghasilkan listrik.

4. Energi Biomassa
Biomassa telah menjadi sumber energi penting sejak orang pertama mulai membakar kayu
untuk memasak makanan dan menghangatkan diri melawan dinginnya musim dingin. Kayu masih
merupakan sumber yang paling umum dari energi biomassa, tetapi sumber-sumber lain dari energi
biomassa meliputi tanaman pangan, rumput dan tanaman lain, limbah pertanian dan kehutanan dan
residu, komponen organik dari limbah kota dan industri, bahkan gas metana dari tempat pembuangan
sampah dipanen masyarakat.
Biomassa dapat digunakan untuk menghasilkan listrik dan sebagai bahan bakar untuk
transportasi, atau untuk memproduksi produk yang tidak akan membutuhkan penggunaan bahan bakar
fosil. Biomassa dapat Digunakan langsung sebagai bahan bakar atau untuk memproduksi bahan bakar
bio cair. Biomass yang diproduksi dengan teknik pertanian, seperti biodiesel, etanol,
dan bagasse (seringkali sebuah produk sampingan dari pengkultivasian Tebu) dapat dibakar
dalammesin Pembakaran dalam atau pendidih.
Sebuah hambatan adalah seluruh biomass harus melalui beberapa proses berikut: harus
dikembangkan, dikumpulkan, dikeringkan, difermentasi dan dibakar. Seluruh langkah ini
membutuhkan banyak sumber daya dan infrastruktur.

5. Hidrogen
Hidrogen memiliki potensi yang luar biasa sebagai sumber bahan bakar dan energi, tetapi
teknologi yang dibutuhkan untuk mewujudkan potensi ini masih dalam tahap awal. Hidrogen adalah
elemen paling umum di Bumi. Air adalah dua-pertiganya hidrogen, tapi hidrogen di alam selalu
ditemukan dalam kombinasi dengan unsur lainnya. Setelah dipisahkan dari unsur-unsur lain, hidrogen
dapat digunakan untuk menggerakkkan kendaraan, menggantikan gas alam untuk pemanasan dan
memasak, dan untuk menghasilkan listrik.

6. Energi Panas Bumi


Istilah 'panas bumi' digunakan untuk energi panas yang berasal dari perut bumi. Listrik panas
bumi dibangkitkan dengan cara memanfaatkan uap yang keluar dari pipa yang ditanam ke perut bumi
sebagai hasil pemanasan sumber air resapan di sekitar sumur panas bumi. Uap tersebut kemudian
dimanfaatkan langsung untuk memutar turbin atau memanaskan penukar panas untuk menghasilkan
tekanan yang kemudian digunakan untuk memutar turbin dan menghasilkan listrik melalui generator.
Energi panas bumi dari inti Bumi lebih dekat ke permukaan di beberapa daerah daripada
orang lain. Dimana uap panas atau air bawah tanah dapat dimanfaatkan dan dibawa ke permukaan itu
dapat digunakan untuk membangkitkan listrik. Seperti tenaga panas bumi sumber ada di beberapa
bagian tidak stabil secara geologis dunia seperti Islandia, Selandia Baru, Amerika
Serikat,Filipina dan Italia.

7. Energi Samudera
Lautan menyediakan beberapa bentuk energi terbarukan, dan masing-masing didorong oleh
kekuatan yang berbeda. Energi dari gelombang laut dan pasang surut dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan listrik, dan energi termal laut-dari panas yang tersimpan dalam air laut-dapat juga
diubah menjadi listrik.
Meskipun pada masa sekarang, energi laut memerlukan teknologi yang mahal dibandingkan dengan
sumber energi terbarukan lainnya, tapi laut tetap penting sebagai sumber energi potensial untuk masa
depan.

Energi yang Tidak Dapat Diperbaharui


Minyak dan gas bumi merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui. Kebutuhan
minyak bumi tidak hanya sebagai sumber energi saja, tetapi juga sebagai bahan baku : plastik, pupuk,
pestisida dan bahan lain. Minyak dan gas bumi di Indonesia di temukan di berbagai cekungan
sedimen yang tersebar baik di darat maupun di lepas pantai. Minyak bumi ini belum semuanya
dieksploitasi. Hal ini berkaitan dengan eksplorasinya yang sulit karena membutuhkan banyak data dan
harus dilakukan dengan seksama untuk memperoleh gambaran yang jelas sebelum dilakukan
pengeboran (Russel, Sutton dan Meyers, 1976)
Kita paling banyak mendapatkan energi dari Sumber energi yang tidak dapat diperbarui, yang
termasuk sumber ini yaitu bahan bakar fosil (minyak bumi, gas alam dan batu bara). Mereka disebut
dengan Bahan bakar fosil karena, sumber tersebut terbentuk lebih dari jutaan tahun oleh aksi panas
dari inti bumi dan tekanan dari bebatuan dan tanah sisa (atau fossil) dari tanaman yang mati dan
makhluk hidup mikroskopik. Bentuk lain dari sumber energi yang tidak dapat diperbarui adalah unsur
uranium, yang atomnya akan dipecah (melalui proses yang disebut fisi nuklir) untuk membentuk
panas dan akhirnya menjadi listrik.

Kita menggunakan kedua macam sumber energi ini untuk menghasilkan listrik yang kita
butuhkan untuk rumah, bisnis, sekolah dan pabrik. Listrik memberi tenaga ke komputer, lampu,
pemanas, mesin cuci dan AC dan masih banyak lagi.

Kebanyakan bensin digunakan pada mobil dan sepeda motor, Sedangkan bahan bakar diesel
digunakan pada truk, terbuat dari minyak bumi yaitu sumber energi yang tidak dapat diperbarui. Gas
alam yang digunakan untuk memanaskan rumah, mengeringkan baju dan memasak adalah juga tidak
dapar diperbarui.

Dampak Pemakaian Energi Terhadap Lingkungan


Menggunakan Energi Surya tidak mengakibatkan polusi udara atau polusi air dan tidak juga
menghasilkan gas rumah kaca, tetapi tetap memiliki beberapa dampak tidak langsung terhadap
lingkungan. Misalnya, ada beberapa bahan beracun dan bahan kimia, dan berbagai pelarut dan alkohol
yang digunakan dalam proses pembuatan sel fotovoltaik (PV), yang mengkonversi sinar matahari
menjadi listrik. Sejumlah kecil bahan-bahan limbah juga dihasilkan. Selain itu, pembangkit listrik
panas matahari yang besar dapat merusak ekosistem gurun jika tidak dikelola dengan baik. Burung
dan serangga dapat terbunuh jika mereka terbang melewati konsentrasi sinar matahari, seperti yang
diciptakan oleh "menara tenaga surya." Beberapa sistem pembangkit panas matahari menggunakan
cairan berbahaya (untuk mentransfer panas) yang memerlukan penanganan dan pembuangan khusus.
Sistem tenaga surya mungkin memerlukan air untuk pembersihan konsentrator dan reciever
secara rutin; begitu juga dengan pendinginan turbin-generator. Menggunakan air dari sumur bawah
tanah dapat mempengaruhi ekosistem di beberapa lokasi yang gersang.
Dampak penggunaan Minyak Bumi terhadap lingkungan adalah pencemaran lingkungan dgn
CO2. Minyak bumi senantiasa mengandung senyawa dgn ikatan nCH. Kalau ini dibakar, maka
senantiasa akan terjadi sisa pembakaran, baik karbon, residu maupun asap. Selama masih ada paru-
paru bumi dalam bentuk hutan lindung, dgn pepohonan berhijau daun yg membutuhkan CO2 utk
proses asimilasinya, dan perbandingan kemampuan serap pepohonan terhadap gas sisa pembakaran
masih sesuai .
Pembakaran sumber energi fosil (mis. minyak bumi, batu bara) juga dapat dampak buruk
terhadap udara dan iklim karena melepaskan gas-gas, antara lain:
- karbon dioksida (CO2)
- nitrogen oksida (NOx)
- sulfur dioksida (SO2)

Yang dapat menyebabkan pencemaran udara :


- hujan asam
- smog
- pemanasan global

Lingkungan

Definisi Lingkungan Hidup

Menurut Undang Undang No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Sedangkan ruang
lingkup lingkungan hidup Indonesia meliputi ruang, tempat Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berWawasan Nusantara dalam melaksanakan kedaulatan, hak berdaulat, dan yurisdiksinya.

secara hukum maka wawasan dalam menyelenggarakan penegakan hukumpengelolaan lingkungan


hidup di Indonesia adalah Wawasan Nusantara. Sedangkan pengertian dan definisi lingkungan hidup
menurut para ahli:

Lingkungan hidup adalah Semua benda dan kondisi yang terdapat di dalam ruang dimana manusia itu
berada dan berpengaruh terhadap kelangsungan dan kesejahteraan manusia (Munajat saputra).

Lingkungan hidup adalah Lingkungan adalah jumlah sebuah benda dan kondisi yang berada di dalam
ruang yang kita tempati yang mempengaruhi Kehidupan manusia (Otto Sumarwoto).

Lingkungan hidup adalah Segala benda, kondisi, keadaan dan pengaruhnya yang terdapat di dalam
ruang yang mempengaruhi segala yang berada di dalam ruang yang kita tempati (Emil Salim).

Lingkungan hidup adalah jumlah semua benda dan kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati
yang mempengaruhi kehidupan kita (PROF DR. IR. OTTO SOEMARWOTO).
Lingkungan hidup adalah semua faktor ekstrenal yang bersifat biologis dan fisika yang langsung
mempengarui kehidupan, pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi organisme (S.J
MCNAUGHTON & LARRY L. WOLF).

Lingkungan hidup diartikan sebagai: the physical, chemical and biotic condition surrounding and
organism (MICHAEL ALLABY).

Lingkungan hidup sebagai semua benda dan kondisi, termasuk di dalamnya manusia dan tingkah
perbuatannya, yang terdapat dalam ruang tempat manusia berada dan mempengaruhi hidup serta
kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya (PROF. DR. ST. MUNADJAT DANUSAPUTRO,
SH).

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan mahluk hidup. termasuk
di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia
serta mahluk hidup lainnya (SRI HAYATI).

Lingkungan hidup adalah wilayah yang merupakan tempat berlangsungnya bermacam-macam


interaksi sosial antara berbagai kelompok beserta pranatanya dengan simbol dan nilai (JONNY
PURBA).

Dalam lingkungan hidup terdapat ekosistem, yaitu tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan
kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan
produktivitas lingkungan hidup.

Merujuk pada definisi di atas, maka lingkungan hidup Indonesia tidak lain merupakan Wawasan
Nusantara, yang menempati posisi silang antara dua benua dan dua samudera dengan iklim tropis dan
cuaca serta musim yang memberikan kondisi alamiah dan kedudukan dengan peranan strategis yang
tinggi nilainya, tempat bangsaIndonesia menyelenggarakan kehidupan bernegara dalam segala
aspeknya.

Pengertian Dan Macam-Macam Pencemaran Lingkungan

3.1.1. Pengertian Pencemaran Lingkungan Pencemaran

menurut SK Menteri Kependudukan Lingkungan Hidup No 02/MENKLH/1988, adalah masuk atau


dimasukkannya mahluk hidup, zat,energi, dan/atau komponen lain ke dalam air/udara, dan/atau
berubahnya tatanan (komposisi) air/udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas
air/udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.

Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas industri dan
aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan
menetapkan baku mutu lingkungan. Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang diperkenankan
bagi zat atau bahan pencemar terdapat di lingkungan dengan tidak menimbulkan gangguan terhadap
makhluk hidup, tumbuhan atau benda lainnya.
Pada saat ini, pencemaran terhadap lingkungan berlangsung di mana-mana dengan laju yang sangat
cepat. Sekarang ini beban pencemaran dalam lingkungan sudah semakin berat dengan masuknya
limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat.

Pencemaran lingkungan dapat dikategorikan menjadi:

Pencemaran Air.

Pencemaran Udara.

Pencemaran Tanah.

3.1.2. Macam-macam Pencemaran Lingkungan

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, pencemaran lingkungan dibagi menjadi tiga yaitu :

3.1.2.1. Pencemaran Air

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau,
sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Walaupun fenomena alam seperti gunung
berapi, badai, gempa bumi juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini
tidak dianggap sebagai pencemaran. Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki
karakteristik yang berbeda-beda.

Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi. Sampah organic seperti air
comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang
mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.
Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat,
toksinorganik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang
dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.

3.1.2.2. Pencemaran Udara

Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansifisik, kimia, atau biologi di atmosfer
dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu
estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.

Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa
definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi
udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal,
regional, maupun global.

Pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan pencemar sekunder. Pencemar primer
adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon
monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari
pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-
pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon dalam smog fotokimia adalah sebuah contoh dari
pencemaran udara sekunder.
Atmosfer merupakan sebuah sistem yang kompleks, dinamik, dan rapuh. Belakangan ini pertumbuhan
keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam konteks global dan hubungannya
denganpemanasan global, perubahan iklim dan deplesi ozon di stratosfer semakin meningkat.

3.1.2.3. Pencemaran Tanah

Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah
lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan
kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar
ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah;
air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah
secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).

Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap,
tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian
terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung
kepadamanusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.

3.2 Penyebab Terjadinya Pencemaran Lingkungan

Penyebab terjadinya pencemaran lingkungan sebagian besar disebabkan oleh tangan manusia.
Pencemaran air dan tanah adalah pencemaran yang terjadi di perairan seperti sungai, kali, danau, laut,
air tanah, dan sebagainya. Sedangkan pencemaran tanah adalah pencemaran yang terjadi di darat baik
di kota maupun di desa.

Alam memiliki kemampuan untuk mengembalikan kondisi air yang telah tercemar dengan proses
pemurnian atau purifikasi alami dengan jalan pemurnian tanah, pasir, bebatuan dan mikro organisme
yang ada di alam sekitar kita.

Jumlah pencemaran yang sangat masal dari pihak manusia membuat alam tidak mampu
mengembalikan kondisi ke seperti semula. Alam menjadi kehilangan kemampuan untuk memurnikan
pencemaran yang terjadi. Sampah dan zat seperti plastik, DDT, deterjen dan sebagainya yang tidak
ramah lingkungan akan semakin memperparah kondisi pengrusakan alam yang kian hari kian
bertambah parah.

Sebab Pencemaran Lingkungan di Air dan di Tanah :

Erosi dan curah hujan yang tinggi.

Sampah buangan manusia dari rumah-rumah atau pemukiman penduduk.

Zat kimia dari lokasi rumah penduduk, pertanian, industri, dan sebagainya.

Salah satu penyebab pencemaran di air yang paling terkenal adalah akibat penggunaan zat kimia
pemberantas hama DDT. DDT digunakan oleh para petani untuk mengusir dan membunuh hama yang
menyerang lahan pertanian.

DDT tidak hanya berdampak pada hama namun juga binatang-binatang lain yang ada di sekitarnya
dah bahkan di tempat yang sangat jauh sekalipun akibat proses aliran rantai makanan dari satu hewan
ke hewan lainnya yang mengakumulasi zat DDT. Dengan demikian seluruh hewan yang ada pada
rantai makanan akan tercemar oleh DDT termasuk pada manusia.
DDT yang telah masuk ke dalam tubuh akan larut dalam lemak, sehingga tubuh kita akan menjadi
pusat polutan yang semakin hari akan terakumulasi hingga mengakibatkan efek yang lebih
menakutkan.

Akibat adanya biological magnification / pembesaran biologis pada organisme yang disebabkan oleh
penggunaan DDT.

a. Merusak jaringan tubuh makhluk hidup.


b. Menimbulkan otot kejang, otot lehah dan bisa juga kelumpuhan Menghambat proses pengapuran
dinding telur pada hewan bertelur sehingga telurnya tidak dapat menetas.
c. Lambat laun bisa menyebabkan penyakit kanker pada tubuh.

Dampak Pencemaran Lingkungan

Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam
tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida
merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak,
karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi.

Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan
kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan
kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan
hati. Organofosfat dan karmabat dapat dapat menyebabkan ganguan pada saraf otot. Berbagai pelarut
yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf
pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih,
iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis
yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan kematian.

Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah
yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah
sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemic
dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan
beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator
atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan
terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang
lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari
efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya
cangkang telur, meningkatnya tingkat kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.

Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat
menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada
konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan
pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif
akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.

Penanganan Pencemaran Lingkungan

3.4.1 Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis
remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah
pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari
pembersihan,venting (injeksi), dan bioremediasi.

Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang
aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah
tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki
tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan
instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.

3.4.2 Bioremediasi

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme


(jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi
bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).

Penyebab Terjadinya Global Warming

3.5.1 Efek rumah kaca

Pemanasan global (global warming) pada dasarnya merupakan fenomenapeningkatan temperatur


global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan
oleh meningkatnya emisi gas-gas. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang
yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Gas-gas
tersebut berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi
gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya. Akan tetapi, akibat
jumlah gas-gas tersebut telah berlebih di atmosfer, pemanasan global menjadi akibatnya.

3.5.2 Variasi matahari

Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya
aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan
stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak telah diamati sejak tahun 1960, yang
tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari menjadi kontributor utama pemanasan saat ini.

3.6 Dampak Global Warming Akibatnya

gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan
Utara tersebut. Daerah daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan
mengalaminya lagi.

Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih
cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan
malam hari akan cenderung untuk meningkat.Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih
banyak air yang menguap dari lautan.

Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akanmembentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan
memantulkan cahaya mataharikembali ke angkasa luar, di mana hal ini akan menurunkan proses
pemanasan.Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1%
untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. Badai akan menjadi lebihsering. Selain itu, air akan lebih
cepat menguap dari tanah.

Topan badai (hurricane) yang memperolehkekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar.
Berlawanan denganpemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan
terjadi.Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.

Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland,yang lebih
memperbanyak volume air di laut. Perubahan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi kehidupan
di tiap daerah.

Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Rawa-rawa baru juga akanterbentuk, tetapi
tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah dibangun. Hewan dan Tumbuhan. Akan tetapi,
pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Wabah penyakit yang biasaditemukan di
daerah tropis, seperti penyakit yang diakibatkan nyamuk dan hewan pembawa penyakit lainnya, akan
semakin meluas karena mereka dapat berpindah kedaerah yang sebelumnya terlalu dingin bagi
mereka. Banjir dan kekeringan meningkatkan kelaparan dan kekurang gizi.

3.7 Cara mengatasi Global Warming

Para ilmuwan mempelajari cara-cara untuk membatasi pemanasan global. Kunci utamanya adalah:
Membatasi emisi CO2 Tehnik yang efektif untuk membatasi emisi karbon ada dua yakni mengganti
energi minyak dengan sumber energi lainnya yang tidak mengemisikan karbon dan yang kedua
penggunaan energi minyak sehemat mungkin.

Energi alternatif yang dapat digunakan diantaranya angin, sinar matahari, energy nuklir, dan panas
bumi. Kincir angin dapt merubah energi angin menjadi energi listrik. Sinar matahari juga dapat
dirubah menjadi energi listrik atau sumber panas yang bias dimanfaatkan seperti pemanas air, kompor
matahari, dll. Energi panas bumi bias dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik.

Emisi CO2 dapat dikurangi jika mobil-mobil bisa lebih hemat bahan bakar. Para ilmuwan dan
insinyur telah bekerja untuk menciptakan mesin yang hemat bahan bakar. Penemuan-penemuan telah
mengembangkan alat untuk menggantikan mesin pembakaran atau menggunakan mesin yang lebih
kecil. Menyembunyikan karbon yang juga membantu mencegah karbon dioksida memasuki atmosfer
atau mengambil CO2 yang ada. Menyembunyikan karbon dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu
dibawah tanah atau penyimpanan air tanah dan penyimpanan didalam tumbuhan hidup.

Lapisan bumi yang dapat digunakan adalah penyimpanan alami minyak dan gas bumi di tambang-
tambang minyak. Dengan memompakan CO2 kedalam tempat-tempat penyimpanan minyak di perut
bumi akan membantu mempermudah pengambilan minyak atau gas yang masih tersisa. Lapisan
garam dan batubara yang dalam juga bisa menyembunyikan karbon dioksida.

Kombinasi karbon dari CO2 dengan hidrogen diperlukan untuk membentuk gula sederhana yang
disimpan di dalam jaringan. Ekosistem dengan tumbuh-tumbuhan yang berlimpah seperti hutan atau
perkebunan dapat menahan lebih banyak karbon, tetapi generasi manusia yang akan datang harus
tetap menjaga ekosistem agar tetap utuh, jika tidak maka karbon yang disimpan dalam tanaman akan
lepas kembali ke atmosfer. Menjemur pakaian diluar, karena angin dan panas lebih baik dari pada
menggunakan mesin dryer (pengering) yang banyak mengeluarkan emisi karbon.

Global warming
Definisi pemanasan global
Pemanasan global (Global Warming) adalah proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut,
dan daratan bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18°C (1.33 ±
0.32°F) selama seratus tahun terakhir.Intergovernmental Panel on Climate Change
(IPCC)menyimpulkan bahwa, sebagian besar peningkatan temperatur rata-rata global sejak
pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas
rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca.
Meningkatnya suhu global akibat pemanasan global diperkirakan akan menyebabkan
perubahan-perubahan yg lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena
cuaca yg ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi (turunnya air dari atmosfer, misal hujan,
salju). Akibat-akibat pemanasan global yg lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya
gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.

Penyebab Pemanasan Global

Pemanasan global (Global Warming) adalah proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut,
dan daratan bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18°C (1.33 ±
0.32°F) selama seratus tahun terakhir.Intergovernmental Panel on Climate Change
(IPCC)menyimpulkan bahwa, sebagian besar peningkatan temperatur rata-rata global sejak
pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas
rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca.

Menurut Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), yaitu sebuah kelompok peneliti
yang konsen meneliti dan mengamati tentang berbagai hal yang berkaitan dengan perubahan iklim,
setiap beberapa tahun sekali melakukan pertemuan dan diskusi untuk membahas berbagai hal yang
berhubungan dengan penemuan-penemuan terbaru terkait dengan perubahan iklim khususnya
pemanasan global. Dari berbagai diskusi ilmiah tersebut, para peneliti yang tergabung dalam IPCC
menyimpulkan bahwa peningkatan rata-rata suhu global bumi disebabkan oleh meningkatnya
konsentrasi gas-gas rumah kaca yang kemudian dikenal dengan istilah efek rumah kaca.
Pemanasan global terjadi sebenarnya mengikuti prinsip efek rumah kaca. Rumah kaca
memiliki prinsip, menyerap energi panas yang dipancarkan oleh matahari dan menahannya, sehingga
suhu udara di dalam rumah kaca menjadi hangat dan bisa menunjang pertumbuhan tanaman di
dalamnya.
Bumi menerima energi panas dari matahari yang menyinari bumi. Energi panas yang sampai
ke Bumi, menciptakan nuansa panas yang menghangatkan bumi. Sebagian dari panas tersebut di serap
oleh bumi dan sisanya akan dipantulkan kembali. Namun, sebagian besar panas tersebut tetap
terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya gas rumah kaca. Panas yang dipantullkan oleh
bumi akan diserap oleh gas-gas rumah kaca dan dipantulkan kembali ke permukaan bumi. Akibatnya,
energi panas tersebut terperangkap di dalam atmosfer bumi, sehingga suhu di permukaan bumi pun
meningkat.
Pada konsentrasi terstentu, sebenarnya kehadiran gas-gas rumah kaca ini sangat diperlukan
untuk menghangatkan suhu di atmosfer bumi. Namun, meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca juga
akan berdampak pada semakin meningkatnya energi panas di atmosfer bumi. Sebagian besar
pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang
mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.Protokol Kyoto adalah kesepakatan
internasional Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC atau FCCC), yg
ditujukan untuk melawan pemanasan global. UNFCCC adalah perjanjian lingkungan hidup
internasional dengan tujuan mencapai “stabilisasi konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer pada tingkat
yg akan mencegah gangguan antropogenik yg berbahaya dengan sistem iklim.” Protokol Kyoto
awalnya diadopsi pada tanggal 11 Desember 1997 di Kyoto, Jepang, dan mulai berlaku pada tanggal
16 Februari 2005. Pada April 2010, 191 negara telah menandatangani dan meratifikasi Protokol
Kyoto.

Berikut ini beberapa hal-hal yang menyebabkan pemanasan global, antara lain:

1. Polusi Karbondioksida Dari Pembangkit Listrik Bahan Bakar Fosil

Ketergantungan kita yang semakin meningkat pada listrik dari pembangkit listrik bahan bakar
fosil membuat semakin meningkatnya pelepasan gas karbondioksida sisa pembakaran ke atmosfer.
Sekitar 40% dari polusi karbondioksida dunia, berasal dari produksi listrik Amerika Serikat.
Kebutuhan ini akan terus meningkat setiap harinya. Sepertinya, usaha penggunaan energi alternatif
selain fosil harus segera dilaksanakan. Tetapi, masih banyak dari kita yang enggan untuk melakukan
ini.

2. Polusi Karbondioksida Dari Pembakaran Bensin Untuk Transportasi.

Sumber polusi karbondioksida lainnya berasal dari mesin kendaraan bermotor. Apalagi,
keadaan semakin diperparah oleh adanya fakta bahwa permintaan kendaraan bermotor setiap
tahunnya terus meningkat seiring dengan populasi manusia yang juga tumbuh sangat pesat.
Sayangnya, semua peningkataan ini tidak diimbangi dengan usaha untuk mengurangi dampak.

3. Gas Metana Dari Peternakan & Pertanian.

Gas metana menempati urutan kedua setelah karbondioksida yang menjadi penyebab terdinya
efek rumah kaca. Gas metana dapat bersal dari bahan organik yang dipecah oleh bakteri dalam
kondisi kekurangan oksigen, misalnya dipersawahan. Proses ini juga dapat terjadi pada usus hewan
ternak, dan dengan meningkatnya jumlah populasi ternak, mengakibatkan peningkatan produksi gas
metana yang dilepaskan ke atmosfer bumi.

4. Aktivitas Penebangan Pohon

Seringnya penggunaan kayu dari pohon sebagai bahan baku membuat jumlah pohon kita
makin berkurang. Apalagi, hutan sebagai tempat pohon kita tumbuh semakin sempit akibat beralih
fungsi menjadi lahan perkebunan seperti kelapa sawit. Padahal, fungsi hutan sangat penting sebagai
paru-paru dunia dan dapat digunakan untuk mendaur ulang karbondioksida yang terlepas di atmosfer
bumi.

5. Penggunaan Pupuk Kimia Yang Berlebihan


Pada kurun waktu paruh terakhir abad ke-20, penggunaan pupuk kimia dunia untuk pertanian
meningkat pesat. Kebanyakan pupuk kimia ini berbahan nitrogenoksida yang 300 kali lebih kuat dari
karbondioksida sebagai perangkap panas, sehingga ikut memanaskan bumi. Akibat lainnya adalah
pupuk kimia yang meresap masuk ke dalam tanah dapat mencemari sumber-sumber air minum kita.

Dampak Pemanasan Global


Para ilmuwan telah memprediksikan bahwa pemanasan global yang terus meningkat ini, akan
menimbulkan beberapa dampak negatif bagi alam khususnya kehidupan di muka bumi. Pemanasan
global diperkirakan akan mempengaruhi kestabilan cuaca, populasi satwa, produktivitas hasil
pertanian, air laut, bahkan hingga kondisi sosial politik nantinya.

Berikut ini akibat yang ditimbulkan oleh terjadinya pemanasan global:

1. Kenaikan Permukaan Air Laut Seluruh Dunia


Para ilmuwan memprediksi peningkatan tinggi air laut di seluruh dunia karena mencairnya
dua lapisan es raksasa di Antartika dan Greenland. Banyak negara di seluruh dunia akan mengalami
efek berbahaya dari kenaikan air laut ini. Inilah mungkin yang faktor penyebab tenggelamnya Ibu
Kota Jakarta beberapa tahun mendatang sesuai dengan yang diprediksi ilmuwan.
2. Peningkatan Intensitas Terjadinya Badai

Tingkat terjadinya badai dan siklon semakin meningkat. Di dukung oleh bukti yang telah
ditemukan oleh para ilmuwan bahwa pemanasan global secara signifikan akan menyebabkan
terjadinya kenaikan temperatur udara dan lautan. Hal ini mengakibatkan terjadinya peningkatan
kecepatan angin yang dapat memicu terjadinya badai kuat.
3. Menurunnya Produksi Pertanian Akibat Gagal Panen

Diyakini bahwa, milyaran penduduk di seluruh dunia akan mengalami bencana kelaparan
karena faktor menurunnya produksi pangan pertanian akibat kegagalan panen. Ini disebabkan oleh
pemanasan global yang memicu terjadinya perubahan iklim yang kurang kondusif bagi tanaman
pangan.
4. Makhluk Hidup Terancam Kepunahan
Berdasarkan penelitian yang dipublikasin di Nature, pada tahun 2050 mendatang, peningkatan
suhu dapat menyebakan terjadinya kepunahan jutaan spesies. Artinya, di tahun-tahun mendatang
keragaman spesies bumi akan jauh berkurang. Namun, semoga saja tidak termasuk di dalamnya
spesies manusia
.
5. Terumbu Karang Menghilang

World Wide Fund for Nature (WWF) mengatakan bahwa pada kondisi terburuk, pemanasan
global bisa mengakibatkan populasi terumbu karang menghilang. Diperkirakan hal itu bisa saja terjadi
pada tahun 2100 terkait dengan meningkatnya temperature dan tingkat keasaman lautan. Sekarang
saja, dampaknya pada terumbu karang sudah terlihat. Banyak terumbu karang yang mengalami
pemutihan atau bleaching. Jika terumbu karang kolaps (menghilang), maka ekosistem laut akan
terganggu. Banyak flora maupun fauna laut yang akan terancam punah.
6. Krisis Air Bersih
Hal ini tentunya akan mengancam manusia secara langsung. Karena air bersih merupakan
kebutuhan primer bagi kehidupan. Hal ini tejadi karena adanya penggundulan hutan. Jika hutan terus
menerus digunduli maka akan mengganggu siklus hidrologi air yang menyebabkan krisis air bersih.
7. Wabah Penyakit
Penyakit tropis menyebar seperti malaria, demam dengue, demam kuning menyebar ke daerah
yang sebelumnya tidak pernah dijangkiti, dan bukan hanya itu, penyakit ini diketahui menjadi
semakin ganas. Belum lagi meningkatnya jumlah manusia yang terserang penyakit seperti kanker
kulit, kolera dan sebagainya yang belakangan ini semakin mewabah, dan mencakup daerah yang
semakin luas.
8. Terjadinya Penyimpangan Pola Cuaca El Nino dan La Nina

El Nino dan La Nina adalah merupakan dinamika atmosfer dan laut yang mempengaruhi
cuaca di sekitar laut Pasifik. El Nino merupakan salah satu bentuk penyimpangan iklim di Samudera
Pasifik yang ditandai dengan kenaikan suhu permukaan laut di daerah katulistiwa bagian tengah dan
timur.
Sebagai indikator untuk memantau kejadian El Nino, biasanya digunakan data pengukuran suhu
permukaan laut pada bujur 170°BB – 120°BB dan lintang 5°LS – 5°LU, dimana anomali positif
mengindikasikan terjadinya El Nino. Dan fenomena La Nina ditandai dengan menurunnya suhu
permukaan laut pada bujur 170°BB – 120°BB dan pada lintang 5°LS – 5°LU dimana anomali negatif,
sehingga sering juga disebut sebagai fase dingin. Kedua fenomena di perairan pasifik ini memberikan
dampak yang signifikan bagi kehidupan manusia
El-Nino menurut sejarah adalah sebuah fenomena yang teramati oleh para penduduk atau
nelayan Peru dan Ekuador yang tinggal di pantai sekitar Samudera Pasifik bagian Timur menjelang
hari natal (Desember). El Nino adalah fenomena alam dan bukan badai, secara ilmiah diartikan
dengan meningkatnya suhu muka laut di sekitar Pasifik Tengah dan Timur sepanjang ekuator dari
nilai rata-ratanya dan secara fisik El Nino tidak dapat dilihat.
Fenomena EL-Nino mengakibatkan perairan yang tadinya subur dan kaya akan ikan (akibat
adanya upwelling atau arus naik permukaan yang membawa banyak nutrien dari dasar) menjadi
sebaliknya. Kejadian ini seringkali terjadi pada bulan Desember. Nama El Nino diambil dari bahasa
Spanyol yang berarti “anak laki-laki”, yang merujuk pada bayiYesus Kristus dan digunakan karena
arus ini biasanya muncul selama hari Natal. Di kemudian hari para ahli juga menemukan bahwa selain
fenomena menghangatnya suhu permukaan laut, terjadi pula fenomena sebaliknya yaitu
mendinginnya suhu permukaan laut akibat menguatnya upwelling. Kebalikan dari fenomena ini
selanjutnya diberi nama La-Nina (juga bahasa Spanyol) yang berarti “anak perempuan”. Fenomena ini
umumnya terjadi dalam jangka waktu 2-7 tahun.
El-Nino akan terjadi apabila perairan yang lebih panas di Pasifik tengah dan timur
meningkatkan suhu dan kelembaban pada atmosfer yang berada di atasnya. Kejadian ini mendorong
terjadinya pembentukan awan yang akan meningkatkan curah hujan di sekitar kawasan tersebut.
Bagian barat Samudra Pasifik tekanan udara meningkat sehingga menyebabkan terhambatnya
pertumbuhan awan di atas lautan bagian timur Indonesia, sehingga di beberapa wilayah Indonesia
terjadi penurunan curah hujan yang jauh dari normal.
Suhu permukaan laut di Pasifik tengah dan timur menjadi lebih tinggi dari biasa pada waktu-
waktu tertentu. Keadaan inilah yang menyebabkan terjadinya fenomena La-Nina. Tekanan udara di
kawasan equator Pasifik barat menurun, lebih ke barat dari keadaan normal, menyebabkan
pembentukkan awan yang lebih dan hujan lebat di daerah sekitarnya. Kejadian El-Nino tidak terjadi
secara tunggal tetapi berlangsung secara berurutan pasca atau pra La-Nina. Hasil kajian dari tahun
1900 sampai tahun 1998 menunjukan bahwa El-Nino telah terjadi sebanyak 23 kali (rata-rata 4 tahun
sekali). La-Nina hanya 15 kali (rata-rata 6 tahun sekali). Dari 15 kali kejadian La-Nina, sekitar 12 kali
(80%) terjadi berurutan dengan tahun El-Nino. La-Nina mengikuti El-Nino hanya terjadi 4 kali dari
15 kali kejadian sedangkan yang mendahului El-Nino 8 kali dari 15 kali kejadian. Secara umum, hal
ini menunjukkan bahwa peluang terjadinya La-Nina setelah El-Nino tidak begitu besar. Kejadian El-
Nino 1982/83 yang dikategorikan sebagai tahun kejadian El-Nino yang kuat tidak diikuti oleh La-
Nina.
Peristiwa El Nino biasanya disertai oleh perubahan perbedaan tekanan antara Tahiti dan
Darwin yang selanjutnya digunakan sebagai dasar perhitungan suatu indeks yang dikenal dengan
istilah indeks Osilasi Selatan (IOS). Nilai anomaly suhu muka laut dikawasan pasifik timur dan IOS
oleh para ahli meteorologi dijadikan indikator untuk mengenali aktifnya El Nino dan La Nina. Indeks
Osilasi Selatan membuka IOS yaitu Indeks yang diperoleh dari normalisasi pada tekanan udara antara
Tahiti dan Darwin. Jika bernilai tinggi (positif) menandai kuatnya angin pasat, keadaan ini umumnya
bertepatan dengan periode La Nina aktif, sebaliknya jika IOS rendah (Negatif) bersesuaian dengan
melemahnya angin pasat, keadaan ini umumnya bertepatan dengan aktifnya El Nino.
Dalam bahasa latin La Nina berarti "gadis cilik". La Nina merupakan suatu kondisi dimana
terjadi penurunan suhu muka laut di kawasan Timur equator di Lautan Pasifik, La Nina tidak dapat
dilihat secara fisik, periodenya pun tidak tetap. La Nina terjadi setiap tiga hingga tujuh tahun sekali
dan dapat berlangsung 12 hingga 36 bulan, ia tidak mempunyai periode tetap sehingga sulit
diprakirakan kejadiannya pada enam hingga sembilan bulan sebelumnya. La Nina adalah sesuatu yang
alami dan telah mempengaruhi wilayah Samudra Pasifik selama ratusan tahun.
Pada saat terjadi La Nina angin passat timur yang bertiup di sepanjang Samudra Pasifik
menguat ( Sirkulasi Walker bergeser ke arah Barat ). Sehingga massa air hangat yang terbawa
semakin banyak ke arah Pasifik Barat. Akibatnya massa air dingin di Pasifik Timur bergerak ke atas
dan menggantikan massa air hangat yang berpindah tersebut, hal ini biasa disebut upwelling. Dengan
pergantian massa air itulah suhu permukaan laut mengalami penurunan dari nilai normalnya. La Nina
umumnya terjadi pada musim dingin di Belahan Bumi Utara Khatulistiwa.
Peristiwa La Nina diawali dengan menguatnya angin pasat tenggara, suhu muka laut yang ada
di tropis pasifik barat akan sangat hangat dan sebaliknya di pasifik timur akan lebih dingin. Ini
mengakibatkan atmosfer di Pasifik barat akan lebih mendapatkan uap air yang tinggi. Hal ini
menyebabkan terjadi hujan lebat dan banjir terjadi di indonesia dan asia tenggara, akan tetapi di
pasifik timur mengalami kemarau dan kekeringan.
Secara sederhana La Nina adalah mendinginnya suhu permukaan laut. El Nino dan La Nina
dikenal juga dengan El Nino Southern Oscillation (ENSO) yang berarti fenomena yang ditimbulkan
karena adanya interaksi antara laut dengan atmosfer.
La-Nina terbagi kedalam 3 (tiga) jenis intensitas dilihat dari anomali suhu muka laut atau SST
(Surface of Sea Temperature) yaitu intensitas lemah, intensitas sedang, dan intensitas kuat.
1. Intensitas Lemah
Ditetapkan jika SST bernilai < -0.5 dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.
2. Intensitas Sedang
Ditetapkan jika SST bernilai antara - 0.5 s/d -1 dan berlangsung minimal selama 3 bulan
berturut-turut.
3. Intensitas Kuat
Ditetapkan jika SST bernilai > -1 dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.
Beberapa faktor penyebab El Nino La Nina adalah sebagai berikut :
 Anomali suhu yang mencolok di perairan samudera pasifik.
 Melemahnya angin passat (trade winds) di selatan pasifik yang menyebabkan pergerakan
angin jauh dari normal.
 Kenaikan daya tampung lapisan atmosfer yang disebabkan oleh pemanasan dari perairan
panas dibawahnya. Hal ini terjadi di perairan peru pada saat musim panas.
 Adanya perbedaan arus laut di perairan samudera pasifik.
Di bawah ini merupakan proses terjadinya El Nino La Nina :

Keadaan Perairan Samudera Pasifik saat Normal


Keadaan Perairan Samudera Pasifik saat terjadi El Nino

Pada bulan desember, posisi matahari berada di titik balik selatan bumi, sehingga daerang
lintang selatan mengalami musim panas. Di Peru mengalami musim panas dan arus laut dingin
Humboldt tergantikan oleh arus laut panas. Karena kuatnya penyinaran oleh sinar matahari perairan di
pasifik tengah dan timur, menyebabakan meningkatnya suhu dan kelembapan udara pada atmosfer.
Sehingga tekanan udara di pasifik tengah dan timur rendah, yang kemudian yang diikuti awan-awan
konvektif (awan yang terbentuk oleh penyinaran matahari yang kuat). Sedangkan di bagian pasifik
barat tekanan udaranya tinggi yaitu di Indonesia (yang pada dasarnya dipengaruhi oleh angin musoon,
angin passat dan angin lokal. Akan tetapi pengaruh angin munsoon yang lebih kuat dari daratan Asia),
menyebabkan sulit terbentuknya awan. Karena sifat dari udara yang bergerak dari tekanan udara
tinggi ke tekanan udara rendah. Menyebabkan udara dari pasifik barat bergerak ke pasifik tengah dan
timur. Hal ini juga yang menyebabkan awan konvektif di atas Indonesia bergeser ke pasifik tengah
dan timur.

Keadaan Samudera Pasifik saat terjadi La Nina


Sedangkan La Nina sebaliknya dari El Nino, terjadi saat permukaan laut di pasifik tengah dan
timur suhunya lebih rendah dari biasanya pada waktu-waktu tertentu. Dan tekanan udara kawasan
pasifik barat menurun yang memungkinkan terbentuknya awan. Sehingga tekanan udara di pasifik
tengah dan timur tinggi, yang menghambat terbentuknya awan. Sedangkan di bagian pasifik barat
tekanan udaranya rendah yaitu di Indonesia yang memudahkan terbentuknya awan cumulus nimbus,
awan ini menimbulkan turun hujan lebat yang juga disertai petir. Karena sifat dari udara yang
bergerak dari tekanan udara tinggi ke tekanan udara rendah. Menyebabkan udara dari pasifik tengah
dan timur bergerak ke pasifik barat. Hal ini juga yang menyebabkan awan konvektif di atas pasifik
ttengah dan timur bergeser ke pasifik barat.
El Nino dan La Nina memiliki beberapa dampak yaitu :
1. Pada Alam
 Seperti pada saat terjadi El Nino di satu sisi dapat mengakibatkan meningkatnya suhu dan
salinitas air laut yang dapat membahayakan padang lamun (sea grass) dan terumbu karang (coral
reef) sebagai habitat dari berbagai jenis ikan. Padang lamun dan terumbu karang memiliki fungsi
sebagai tempat pemijahan (spawning ground), pengasuhan (nursery ground) dan tempat mencari
makan (feeding ground) bagi ikan-ikan. Padang lamun dan terumbu karang bila terkena sinar
matahari berlebihan pertumbuhannya akan terganggu, rusak dan mati. Padang lamun dapat hidup
dengan suhu optimum sekitar 28-30°C, kedalaman 0-22 m dan salinitas 25-35 ppt. Padang lamun
memiliki nilai prodiktivitas yang tinggi yang bermanfaat bagi komunitas yang hidup di habitat
tersebut. Ikan-ikan yang menghuni padang lamun, di antaranya: ikan-
ikan parrot (Scarus dan Sparisoma), ikan surgeon(Acanthurus), ikan-ikan ballyhoo (Hemiramphus
brasiliensis), ikan rudder(Kyphosus sectatrix), ikan trigger (Melichthys radula), dugong
(Trichechus manatus), juvenile ikan, mollusca, echinoidea, dan crustacea. Sedangkan terumbu
karang dapat tumbuh pada suhu 25-29°C, kedalaman 0-50 m dan salinitas 34-36 ppt. Pada saat El
Nino, terjadi peningkatan pemutihan (bleaching) pada karang yang menyebabkan berkurangnya atau
hilangnya ikan-ikan yang biasa hidup bergantung pada terumbu karang, begitu juga dengan padang
lamun. Karena suhu yang semakin panas dan berkurangnya habitat, maka ikan-ikan akan melakukan
migrasi ke tempat yang lebih dingin. El Nino juga mengakibatkan penurunan populasi ikan di Laut
Pasifik, khususnya jenis pelagis seperti ikan sardine (Sardinops sagax), anchoveta (Engaulis
ringens),ikan mackerel (Tranchurus murphyi dan Scomber japonicuperuanus) berkurang karena
sedikitnya makanan yang tersedia. Hal ini semua dapat mengakibatkan berkurangnya hasil
perikanan tangkap.
 Di sisi lain upwelling juga dapat menaikkan biomassa plankton, yaitu seperti yang terjadi di
wilayah Barat Sumatera dan Selatan Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara terdapat peningkatan jumlah
klorofil, plankton dan massa air yang mengandung banyak nutrien yang sangat bermanfaat bagi
ikan. Pada saat inilah terdapat banyak ikan yang dapat menguntungkan dalam sektor perikanan
tangkap.
 Naiknya tekanan udara di pasifik tengah dan timur saat El Nino, menyebabkan pembentukan
awan yang intensif. Hal ini yang menjadikan curah hujan yang tinggi di kawasan pasifik tengah dan
timur. Sedangkan sebaliknya, di daerah pasifik barat terjadi kekeringan yang jauh dari normal.
 Turunnya tekanan udara di pasifik tengah dan timur saat La Nina, menjadi hambatan
terbentuknya awan di daerah ini, sehingga mengalami kekeringan. Sedangkan sebaliknya, di daerah
pasifik barat curah hujan sangat tinggi. Hal ini menimbulkan banjir yang parah di Indonesia.
2. Pada Manusia
Meningkatnya suhu permukaan laut yang biasanya dingin di perairan , mengakibatkan
perairan yang tadinya subur akan ikan menjadi sebaliknya. Hal ini menyebabkan nelayan kesulitan
mendapatkan ikan di perairan. Tidak hanya berpengaruh terhadap para nelayan, El-Nino dan La-nina
dampak menghambat aktivitas manusia. Seperti pada tahun 1997 dan 1998, terjadi peristiwa El-Nino
dan La-Nina yang paling kuat dan mengakibatkan seringnya terjadi banjir, angin tornado, dan badai-
badai aneh lainnya yang menyerang California dan banjir di daerah Peru.
Pada tahun 1900 hingga tahun 1901 terjadi peristiwa El-Nino di India yang menyebabkan
kemarau panjang dan mengakibatkan penduduk India kelaparan, dan menelan korban lebih dari satu
juta jiwa.
Selain itu El-nino dan La-nina memiliki terhadap pengaruh terhadap pertanian yaitu
memiliki pengaruh terhadap besaran curah hujan dan ketersediaan air irigasi, anomali iklim anomali
iklim el nino dan la nina dapat mempengaruhi lamanya periode musim hujan dan musim kemarau
yang selanjutnya berimplikasi pada pergeseran musim tanam.
Bagi pertanian misalnya, akan menyebabkan banjir bagi areal sawah yang drainasenya kurang
baik hingga gagal panen, namun juga dapat memberikan hasil pertanian yang baik pada daerah yang
curah hujannya rendah mengingat sebelum La Nina ada fenomena El Nino yang menyebabkan
kemarau panjang di Indonesia. Curah hujan yang tinggi adalah hal yang tidak diinginkan bagi
perkebunan sawit, juga bagi perkebunan tebu ketika waktunya panen, namun disukai oleh areal
perkebunan di mana pembibitan sedang dilakukan.
Bagi kehutanan, tidak akan memiliki dampak yang begitu berarti, mengingat hutan di
Indonesia akan selalu hijau tanpa disentuh manusia. Yang berdampak mungkin adalah ekosistem di
dalamnya, seperti perilaku satwa liar dan daur hidrologi dalam areal hutan. Satwa akan merespon
udara dingin dengan berkoloni dan mengurangi aktivitas perkembang biakannya. Bagi daur hidrologi,
akan lebih banyak air yang akan diserap oleh wilayah hutan karena hujan yang berlebih.
Selain itu, Kerusakan tanaman akibat kekurangan air merupakan dampak el nino yang umum
terjadi. Sebaliknya kejadian la nina dapat menimbulkan kerusakan tanaman akibat kelebihan air atau
banjir di samping akibat meningkatnya populasi hama dan tanaman penyakit. Dampak kekurangan
atau kelebihan air tersebut terhadap kerusakan tanaman umumnya lebih parah pada tanaman muda
daripada tanaman dewasa., karena resisitansi tanaman muda terhadap perubahan ketersediaan air dan
cuaca umumnya lebih rendah.
La Nina akan memberikan aliran udara dingin (temperatur akan turun hingga 20C) dan hujan
yang lebih banyak bagi Indonesia dari musim biasanya, sehingga jika ditelaah efeknya bagi pertanian,
perkebunan, dan kehutanan akan sangat banyak. Apalagi komoditas pertanian dan perkebunan sangat
banyak dan memiliki respon tertentu terhadap cuaca.
Disektor perikanan dan kelautan, hasil tangkapan ikan pada tahun-tahun el nino juga
dilaporkan menurun. Hal ini dikarenakan pada kondisi tersebut ketersediaan pakan bagi ikan
(plankton) juga berkurang. Selain itu banyak terumbu karang yang mengalami keputihan (coral
bleaching) akibat terbatasnya alga yang merupakan sumber makanan dari terumbu karang karena
tidak mampu beradaptasi dengan peningkatan suhu air laut. Memanasnya air laut juga akan
menggangu kehidupan jenis ikan tertentu yang sensitif terhadap naiknya suhu laut. Kondisi ini
menyebabkan terjadinya migrasi ikan ke perairan lain yang lebih dingin.

Cara Mengantisipasi & Penanggulangan Terhadap El Nino & La Nina

Berikut adalah cara untuk mengantisipasi dari kehadiran El-Nino dan La-Nina:
1. Meminta informasi secara teratur perkembangan dan arah terjadinya el-nino. Informasi tersebut
didistribusikan ke daerah agar segera diketahui perkembangannya guna menyiapkan langkah yang
diperlukan.

2. Memerlukan lokasi-lokasi rawan kekeringan dan kebakaran. Peta tersebut harus selalu siap sehingga
dapat dimanfaatkan dalam memepersiapkan upaya pencegahan dan melaksanakan penanggulangan
dampak el-nino.

3. Meminta petani untuk melakukan konservasi tanah dan air serta melakukan tindakan pemanenan air
limpasan dan membuat embung-embung air. Melakukan pengaturan muka air tanah melalui
manajemen air pada areal-areal gambut.

4. Meminta petani dan pekebun untuk mengurangi tindakan budidaya yang dapat memperbesar
penguapan tanaman, seperti pengurangan naungan dan pemangkasan, serta menyesuaikan jadwal
penanaman dengan prakiraan terjadinya el-nino.

5. Menyiapkan dana alokasi khusus untuk pencegahan penanggulangan dampak el-nino, termasuk dana
untuk pengadaan sarana dan pelatihan pemadam kebakaran, bantuan pangan dan kesehatan serta dana
untuk rehabilitasi.

6. Meminta dukungan aktif pihak terkait untuk memfasilitasi kegiatan sosialisasi pencegahan dan
penanggulangan kekeringan dan kebakaran kebun.

Jika prakiraan tentang kehadiran el-nino sesuai atau mendekati keadaan yang benar-benar
terjadi, adapun langkah penanggulangan yang diperlukan hanya akan terbatas pada mempertahankan
kondisi tanaman. Namun untuk tanaman semusim dan tanaman muda perlu diberikan perhatian
khusus. Oleh karena itu, pemantauan lapangan perlu terus dilaksanakan agar tindakan
penanggulangan dapat di laksanakan pada kesempatan paling dini.
Berikut adalah cara penanggulangan yang perlu dilakukan saat peristiwa El-Nino dan La-Nina
terjadi:
1. Meningkatkan petani agar menjaga kondisi tanamannya melalui penggunaan mulsa, pemutusan pipa
kapiler tanah, dan tidak melakukan pemangkasan atau pengurangan naungan.
2. Khusus untuk tanaman semusim dan tanaman muda perlu dipertimbangkan pelaksanaan
penyiraman.
Adapun tindakan rehabilitasi kerusakan setelah terjadinya peristiwa el-nino yaitu sebagai berikut:
1. Melakukan pemupukan tambahan untuk memulihkan kondisi tanaman setelah mengalami masa
kekeringan yang panjang.

2. Melanjutkan pemantauan kondisi tanaman dan kondisi sosial ekonomi petani guna mengetahui
kerusakan pertanaman dan dampak negative el-nino untuk segera melakukan tindakan rehabilitasi
yang diperlukan.

Sedangkan beberapa pihak memprediksikan hal-hal yang kemungkinan akan terjadi di masa
depan, diantaranya:

1.hutan amazon akan berubah menjadi gurun

Memiliki jutaan spesies dan cadangan 1/5 air bersih dunia, hutan Amazon merupakan hutan
hujan tropis terbesar di dunia. Tetapi pemanasan global dan penggundulan hutan membalikkan fungsi
hutan sebagai penyerap karbon dan merubah 30 - 60 persen hutan menjadi padang rumput kering.
Proyeksi - proyeksi menunjukkan hutan ini bisa lenyap menjelang tahun 2050.

2. Great barrier reef lenyap dalam 20 tahun

Naiknya air laut akibat pemanasan global dalam 20 tahun akan menenggelamkan gugusan karang
ajaib ini. Charlie, mantan kepala peneliti di Australian Institute of Marine Science mengatakan
pada The Times: "Tidak ada harapan, Great Barrier akan lenyap 20 tahun lagi atau lebih. Sekali
karbon dioksida ( CO2 ) menyentuh level seperti yang diprediksi antara tahun 2030 dan 2060,
seluruh karang akan lenyap. Hal ini didukung para peneliti karang dan juga semua organisasi terkait
lainnya. Ini sudah kritis dan beginilah kenyataanya."

3. Gurun sahara akan menghijau

Para ilmuwan melihat tanda - tanda bahwa gurun Sahara dan wilayah di sekitarnya menghijau
akibat makin meningkatnya curah hujan. Hujan ini mampu merevitalisasi wilayah gersangnya
sehingga menarik komunitas petani. Kecenderungan menyusutnya gurun ini dijelaskan oleh model-
model iklim, yang memprediksi kembalinya ke kondisi yang merubah Sahara menjadi padang rumput
subur seperti sekitar 12 ribu tahun yang lalu.

4. Angin topan bertiup lebih dahsyat

Belum bisa dijelaskan apakah Global Warming bertanggung jawab atas terjadinya
badai Katrina. Tetapi ada indikasi - indikasi bahwa Global Warming akan menciptakan badai - badai
berkategori 5 -badai Katrina sendiri berkategori 4 saat menghantam Lousiana. Kekuatan badai dimulai
dari adanya air hangat dan model - model ramalan menunjukkan badai di masa depan akan menjadi
lebih dahsyat seiring dengan naiknya temperatur lautan. Global Warming juga membuat badai - badai
itu lebih destruktif dengan naiknya permukaan laut yang memicu banjir yang lebih besar di wilayah
pesisir.

5. Hewan - hewan menyusut

Studi baru menyebutkan bahwa bahwa spesies - spesies hewan mengalami penyusutan rata -
rata hingga 50 persen dari massa tubuhnya dalm 30 tahun terakhir. Penelitian awal terhadap domba
menduga bahwa musim dingin yang lebih pendek dan ringan membuat domba - domba itu tidak
menambah berat badannya untuk bertahan hidup pada tahun pertama hidupnya. Faktor seperti ini
dapat juga mempengaruhi populasi ikan. Para peneliti menyebutkan perubahan iklim ini bisa
mengganggu rantai - rantai makanan, dimana predator di puncak rantai makanan yang paling
terpengaruhi karena menyusutnya mangsa.

6. Kota london tenggelam pada tahun 2100

Tidak hanya karang dan pulau - pulau landai yang terancam Global Warming. Faktanya
sebuah ancaman besar juga menghantui wilayah kota besar di wilayah pantai yang beresiko tenggelam
di bawah air akibat naiknya permukaan laut. Lusinan kota - kota dunia termasuk London dan New
York bisa saja lenyap tenggelam menjelang akhir abad ini, menurut penelitian yang menyebutkan
Global Warming akan mengakibatkan naiknya permukaan air laut lebih cepat dari yang diprediksi
sebelumnya. London termasuk kota besar yang beresiko tinggi seperti digambarkan dalam sebuah
film tahun 2007 berjudul "Flood". Menurut para ahli kota ini akan tenggelam tidak sampai 100 tahun
lagi.

7. Indonesia kehilangan ribuan pulau – nya

Akibat Global Warming, sedikitnya 2000 pulau kecil di kepulauan Indonesia mungkin akan
hilang sebelum yahun 2030 dan hal ini diperparah sebagai konsekuensi penambangan liar dan
aktivitas lain yang merusak lingkungan. Indonesia hingga saat ini telah kehilangan sedikitnya 24 dari
17.500 pulau - pulau di wilayahnya.

8. Global warming akan memicu teroris

Global Warming bisa menciptakan kondisi ketidakstabilan di negara - negara miskin, sehingga
memicu terjadinya migrasi dan menjadi tempat subur berkembangnya terorisme. Kondisi negara yang
tidak stabil akibat iklim yang keras dan tidak menentu menyebabkan banyak orang meninggalkan
negaranya dan karena tekanan beberapa di antaranya bisa melakukan tindakterorisme. Belum lagi
masalah akibat penolakan dari negara yang didatangi para imigran ini.

9. Pegunungan alpen mencair

Tahun - tahun belakangan ini terlihat pengurangan intensitas salju di wilayah - wilayah
rendah, menyusutnya volume glacier ( sungai es ), dan juga meningkatnya cairnya wilayah es beku.
Hal ini berdampak langsung pada aktivitas turisme di musim dingin. Diprediksi glacier - glacier itu
akan hilang antara tahun 2030 dan 2050. Italia dan Swiss telah memutuskan untuk menggambar ulang
batas - batas wilayah mereka akibat berkurangnya glacier - glacier di Alpine dan menyapu tanda batas
- batas wilayah dua negara itu.

10. Tenggelamnya kepulauan maldiva


Wilayah kepulauan rendah dan flat yang dikelilingi lautan diprediksi akan ditenggelamkan
oleh lautan yang mengelilinginya itu. Hal ini merupakan berita buruk bagi para penghuninya dan juga
bagi dunia pariwisata yang mengandalkan pantai - pantai berpasir putih dengan air hangatnya. Para
peneliti memberi waktu tidak lebih dari seratus tahun sebelum kepulauan ini bebar - benar lenyap
ditelan samudera.

Cara Penanggulangan Pemanasan Global

Melihat luasnya dampak negatif yang akan ditimbulkan oleh isu pemanasan global ini, maka ada
baiknya manusia mulai memikirkan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pemanasan
global. Baik secara individu, kelompok maupun masyarakat.Ada beberapa cara ampuh mengurangi
dan mengatasi pemanasan global yaitu :

1. Program Menanam Pohon

Kampanye pun sudah di lakukan oleh pemerintah pusat dan daerah, perusahaan besar pun sudah
mengalokasikan dana Corporate Social Responsibiliy (CSR)-nya untuk menanam pohon.
Tidak sampai di situ saja, banyak gerakan organisasi masyarakat yang gemar menggalakan
menaman pohon, bahkan ada yang dengan suka rela membagi pohon gratis untuk di tanam setiap
rumah. Kini banyak pihak yang sepakat bahwa menanam pohon adalah satu cara untuk mencegah
pemanasan global. Hanya saja, perlu lebih baik lagi dalam perencanaan dan pelaksanaannya.

2. Kurangi Bangunan Rumah Kaca

Banyaknya bangunan rumah kaca membuat suhu panas bisa meningkat beberapaderajat
celcius. Oleh sebab itu, harus di kurangi, harus ada kebijakan pemerintah yang tegas tentang
pembangunan gedung-gedung yang mencoba mencakar langit (walau tida bisa).
Aspirasi ini harus terus di sampaikan, kalau bisa pemerintah memberikan denda kepada
pengembang properti (developer) yang membangun rumah tanpa menganalisa tentang dampak
lingkungan dalam proyek mereka.

3. Cerdas Dalam Berkendara


Negara maju sudah banyak yang melakukan hal ini. Budaya berkendara dengan cerdas sudah
di contohkan oleh mereka. Bahkan ada tempat parkir khusus sepeda yang di tata dengan rapi. Ya,
banyak negara maju menggunakan sepeda untuk berpergian, seperti ke kantor atau ke sekolah.
Sebenarnya, hal tersebut di Indonesia sudah mulai ada geliatnya, tapi belum mendapat respon
yang baik dari pemerintah. Seharunya pemereintah membuat jalan khusus penaik sepeda, tapi tidak.
Dengan kendaraan ini. Disamping sehat. kita juga bisa mengurangi dari dampak Polusi yang telah
tercemar.
Selain itu, transportasi massal juga sebagai berkendara dengan cerdas, hal ini bisa mengurangi
pemanasan global yang timbul karena kendaraan bermotor yang kita naiki. Dengan menaiki
transportasi massal, maka langkah ini bisa menghemat polusi dan juga bisa meminimalisir kemacetan.
Tapi jika Anda punya kantor atau sekolah yang bisa di tempuh dengan berjalan kaki, maka itu
lebih baik di lakukan dengan jalan kaki, jangan malah menaiki mobil. Sama – sama kita ketahui
bahwa sebab pemanasan global karena CO2 yang di keluarkan dari bahan bakar kendaraan bermotor.

4. Hemat Listrik

Listrik juga menjadi faktor dalam menaikan suhu panas. Jika demikian alangkah bijaknya
untuk membiasakan hemat listrik. Seperti di rumah, ketika siang hari mematikan alat listrik yang tidak
digunakan lagi.
Memang harus massal di lakukan, bukan hanya oleh peorangan saja. Sangat disayangkan
masih ditemukan banyaknya lampu jalan yang menyala di siang hari. Dalam hal ini pemerintah belum
menjadi contoh bagi masyarakat.
Tapi tidak salah jika kita mulai dari diri kita sendiri, keluarga, tetangga dan seterusnya.
Mudah- mudahan generasi masa depan bisa cerdas dan hemat dalam penggunaaan listrik.

5. Saluran Ventilasi Rumah Yang Cukup

Jika Anda mau mencegah pemansan global masuk kerumah, maka yang Anda lakukan selain
memasang AC, adalah memperbanyak saluran ventilasi di rumah. Supaya angin bisa masuk kedalam
rumah dan memberikan kesejukan. Dan supaya angin tetap banyak masuk kerumah Anda, maka
jangan lupa Anda menanam pohon di pekarangan rumah Anda.
6. Jangan Tebang Pohon Sembarangan (ilegal loging)

Ini yang masih sulit untuk di lakukan oleh masyarakat kita. Bisa kita lihat setiap tahun
berapa hektar lahan hutan yang terbakar, sehingga menjadi lahan yang tandus. Tidak terhitung lagi
kerugian negara karena hutan yang habis di bakar oleh oknum tidak bertanggung jawab. Anda bisa
bayangkan butuh berapa lama untuk menunggu pohon untuk tinggi? Ya, butuh bertahun – tahun,
bahkan puluhan tahun.
Yang anehnya, tindakan ilegal loging tersebut juga di dukung oleh oknum aparat negara. Jadi
para perlaku dengan bebas bertindak perbuatan tidak bermoral itu.Bagi pohon yang di jalanan banyak
hidup segan mati tak mau, karena tidak di rawat dengan baik,apatah lagi di musim pemilu, banyak
pohon yang di paku dengan sembarangan.
Kampanye tentang menolak dan menentang ilegal loging atau menolak penebangan pohon
sembaranga harus terus di galakkan. Ini demi kemaslahatan bersama, jangan hanya karena
kepentingan seelompok orang, membuat masalah bagi bangsa dan negara.

7. Membersihkan lampu (debu bisa mengurangi tingkat penerangan hingga 5%).

8. Kurangi penggunaan AC. Jika terpaksa memakai AC (tutup pintu dan jendela selama AC menyala.
Atur suhu sejuk secukupnya, sekitar 21-24o C) & alihkan panas limbah mesin ACtadi untuk
mengoperasikan water-heater.

9. Jemur pakaian di luar. Angin dan panas matahari lebih baik ketimbang memakai mesin (dryer)
yang banyak mengeluarkan emisi karbon.

10. Hemat penggunaan kertas (bahan bakunya berasal dari kayu).

11. Kurangilah penggunaan sampah plastik. Hampir semua sampah plastic menghasilkan gas
berbahaya ketika dibakar. Atau Anda juga dapat membantu mengumpulkannya untuk didaur ulang
kembali. Lebih baik bawa tas yang bisa dipakai ulang untuk mengurangi penggunaan plastik.

12. Kurangilah konsumsi daging.Berdasarkan penelitian, untuk menghasilkan 1 kg daging, sumber


daya yang dihabiskan setara dengan 15 kg gandum. Bayangkan bagaimana kita bisa menyelamatkan
bumi dari kekurangan pangan jika kita bervegetarian.

13. Hindari makan makanan fast food. Fast food merupakan penghasil sampah terbesar di dunia.

14. Jangan membeli bunga potong.Jika daerah Anda bukan penghasil bunga hias, maka bisa
dipastikan bunga itu dikirim dari tempat lain. Hal ini akan menghasilkan “jejak karbon” yang besar.
A. Kaitan Energi dan Lingkungan terhadap pemanasan global

Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungan tempat manusia tumbuh
dan tinggal. Lingkungan bahkan menjadi faktor utama bagi perkembangan manusia. Isu
lingkungan mulai bermunculan pada abad modern sekarang ini di mana industri sudah tidak
bisa dipisahkan lagi dari kehidupan dan kebutuhan manusia. Terlepas dari berbagai fenomena
kerusakan lingkungan secara alami karena bencana alam seperti badai, gempa bumi, dan
sebagainya, pengelolaan yang salah telah menimbulkan banyak masalah lingkungan yang
dampaknya akan segera dirasakan dalam waktu yang singkat.

Salah satu fenomena kerusakan lingkungan yang menjadi ancaman global adalah
kelangkaan energi. Tidak bisa dipungkiri, era globalisasi ditunjukan dengan perkembangan
berbagai teknologi yang mempermudah pemenuhan kebutuhan manusia. Berbagai fasilitas
hidup tidak dihadirkan secara traditional lagi. Mesin-mesin sebagai bagian dari berbagai
peralatan/teknologi telah berkembang secara pesat. Dalam hal ini mesin-mesin seperti pada
dunia industri/pabrik dan kendaraan bermotor membutuhkan bahan bakar minyak ataupun
gas. Era globalisasi ditunjukan dengan pesatnya persebaran penggunaan teknologi tersebut.

Sebagaimana yang kita ketahui minyak dunia sebagai energi untuk kebutuhan hidup
manusia sifatnya tak terbarukan. Energi yang demikian diperoleh dari sumber daya alam yang
waktu pembentukannya sampai jutaan tahun. Dikatakan tak terbarukan karena, apabila
sejumlah sumbernya dieksploitasikan, maka untuk mengganti sumber sejenis dengan jumlah
sama, baru mungkin atau belum pasti akan terjadi jutaan tahun yang akan datang. Hal ini
karena, di samping waktu terbentuknya yang sangat lama, cara terbentuknya lingkungan
tempat terkumpulkan bahan dasar sumber energi ini pun tergantung dari proses dan keadaan
geologi saat itu.

Ketika kebutuhan akan bahan bakar minyak menjadi sebuah kebutuhan global, di
mana semua negara di dunia membutuhkannya untuk keberlangsungan hidup, hal itu akan
menjadi ancaman di masa selanjutnya. Energi yang berasal dari bumi tersebut memiliki
jumlah yang terbatas. Yang dimaksud dengan terbatas di sini adalah walaupun jumlahnya
melimpah akan tetapi ketika di ambil dan bahkan di eksploitasi secara terus menerus maka
tentunya akan berkurang. Pada tahap selanjutnya bisa diprediksi akan habis, sementara untuk
mendapatkannya kembali membutuhkan waktu yang sangat lama.

Sementara itu industrialisasi dan teknologi kendaraan telah menyumbangkan


kerusakan alam secara global. Banyaknya emisi gas yang dihasilkan memunculkan sebuah
fenomena. Temperatur global meningkat dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah
kaca yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti karbondioksida (CO2),
metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC sehingga energi matahari terperangkap dalam
atmosfer bumi. Fenomena itulah yang kita sebut sebagai pemanasan global (global warming).

Pemanasan global adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut


dan daratan bumi. Temperatur rata-rata global pada permukaan bumi telah meningkat 0.18 °C
selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)
menyimpulkan bahwa, sebagian besar peningkatan temperatur rata-rata global sejak
pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-
gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca.1

Peningkatan temperatur global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan


yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas kejadian cuaca yang
ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola hujan. Pada intinya, pemanasan global merupakan
peningkatan temperatur di planet bumi secara global, meliputi peningkatan temperatur
atmosfer, temperatur laut dan temperatur daratan bumi.

Semakin meningkatnya temperatur di permukaan bumi ternyata berkaitan dengan gas-


gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktifitas manusia seperti yang telah disebutkan
sebelumnya. Beberapa jenis gas rumah kaca merupakan penyebab meningkatnya temperatur
di planet bumi yang berasal dari aktivitas manusia sendiri. Artinya, aktivitas manusia
merupakan kontributor terbesar bagi terbentuknya gas-gas rumah kaca, seperti pembakaran
pada kendaraan bermotor/industri (pabrik-pabrik), dan pembangkit tenaga listrik yang
menggunakan bahan bakar fosil (bahan bakar minyak, batu bara dan sebagainya).

B. Faktor Penyebab

Berbagai kerusakan lingkungan dapat kita telusuri melalui penyebab bagaimana


fenomena tersebut dapat terjadi. Lebih jelas jika kita memilahnya ke dalam dua kategori dasar
penyebab kerusakan lingkungan itu sendiri. Pertama, kerusakan lingkungan sebagai akibat
dari bencana alam (disaster) dan kedua adalah kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh
ulah kesalahan manusia (human error).2

a. Kerusakan Lingkungan oleh disaster


Bencana alam menjadi salah satu penyebab kerusakan alam dengan dampak
yang ditimbulkan beragam sesuai dengan karakteristik bencana itu sendiri. Contohnya
bencana gunung meletus, maka kerusakan lingkungan yang ditimbulkan terdekat jelas
tentang terbakarnya hutan disepanjang daerah yang dilewati lahar panas, korban
penduduk baik materil maupun non meteril yang tinggal dilereng gunung, matinya
berbagai hewan penghuni hutan disekitar gunung, dan juga kerusakan biota disepanjuang
aliran lahar. Selanjutnya bencana gempa bumi misalnya, kehancuran fisik bangunan dan
juga korban jiwa dapat terjadi disekitar wilayah guncangan gempa. Dan berbagai bencana
alam lain, seperti banjir, badai, angin topan, angin puting beliung, dan sebagainya.

b. Kerusakan Lingkungan oleh human error


Pada bagian inilah kerusakan lingkungan memberikan dampak yang sedemikian
ironisnya. Alam ini yang selayaknya dijaga dan dilestarikan guna mencukupi kebutuhan
hidup manusia, namun pada kenyataannya justru tangan-tangan manusia itu sendiri yang
melakukan perusakan kepada alam. Dari kasus illegal-logging misalnya, penebangan liar
di hutan-hutan, apalagi di hutan hujan tropis dengan tanpa adanya reboisasi, memangkas
kayu tanpa tanggung jawab dan mengeruk sebanyak mungkin keuntungan sangat
merugikan bagi alam. Kerusakan hutan hujan tropis akan mengurangi persediaan oksigen
bukan hanya untuk wilayah tersebut namun juga oksigen untuk bumi secara keseluruhan.
Berkurangnya kualitas udara tentunya juga akan berakibat pada menurunnya kualitas
kesehatan manusia yang menghirupnya. Kerusakan yang terjadi di perairan seperti
pencemaran sungai dan laut, juga mengakibatkan menurunnya kualitas hidup manusia.
Akibat yang dihasilkan oleh perusakan alam ini sangat merugikan khususnya bagi
kualitas lingkungan itu sendiri.

Selain itu faktor human error lain yang sebenarnya patut diperhatikan adalah
perang. Perang yang terjadi menimbulkan banyak kerugian, terutama bagi manusia dan
juga kerusakan yang timbul terhadap lingkungan hidup. Apalagi dengan adanya
penggunaan senjata yang dapat menyebabkan kerusakan yang besar seperti senjata kimia
maupun nuklir oleh negara yang sudah maju dalam sistem persenjataannya. Selain
menimbulkan korban jiwa, perang juga menimbulkan kerugian materil serta kerusakan
lingkungan hidup yang dapat menjadi punah dan tidak dapat dinikmati oleh generasi
selanjutnya. Perang dunia I (1914-1918) contohnya, menyisakan kerusakan parah yang
tersebar di Eropa, Afrika, Timur Tengah, Kepulauan Pasifik dan Cina.3 Belum lagi
Perang Dunia II, perang dingin, dan perang-perang yang lain yang juga terjadi di era
kontemporer ini.
Pemasalahan lingkungan nampaknya bukan masalah yang ringan. Efek Rumah
Kaca (green house effect) misalnya. Hutan yang merupakan paru-paru bumi mempunyai
fungsi menyerap gas Co2. Maraknya penebangan hutan menjadi salah satu kontributor
kenaikan suhu atau perubahan iklim bumi pada umumnya (global warming). Karena
siklus gas CO2 – O2 tidak berjalan semestinya. Oksigen yang harusnya dihasilkan dari
hutan semakin berkurang dan digantikan dengan banyaknya CO2. Penggundulan hutan
sudah terjadi di seluruh belahan dunia. Tidak bisa dipungkiri bahwa tujuannya untuk
memanfaatkan sumber daya hutan, membuka lahan, kayu, dan lain sebagainya. Namun
pada dasarnya pengurangan jumlah pohon akan mempengaruhi ketersediaan oksigen dan
pola hujan.

Selanjutnya penggunaan bahan kimia seperti freon untuk pendingin ruangan dan
hasil pembakaran yang dilakukan oleh berbagai industri pabrik-pabrik berskala besar
secara massif akan merusak lapisan Ozon (O3) yang selanjutnya akan mengakibatkan
kanker dan penyakit baru serta punahnya plasma nuftah.

Jumlah gas pembuangan yang tinggi merupakan alasan terbesar bagi kerusakan
lingkungan. Gas-gas yang dibuang oleh industri-industri akan membahayakan
lingkungan. Gas-gas yang banyak dibuang di antaranya ialah CO2, SO2, dan NH3. Gas-gas
ini adalah penyebab utama lubang ozon dan terjadinya pemanasan global.4

Perilaku lain yang menyebabkan kerusakan lingkungan sebenarnya lebih dekat


dengan kebiasaan buruk sehari-hari, membuang sampah sembarangan misalnya.
Kebiasaan buruk ini rentan berakibat datangnya banjir, ketika banjir telah menimpa maka
akan semakin kompleks permasalahan yang ditimbulkan, seperti penyakit kulit dan diare
pasca banjir.

Dalam kasus lebih lanjut, pencemaran merupakan masalah yang cukup kompleks.
Berbagai macam pencemaran seperti pencemaran air, udara dan suara serta tanah telah
terjadi di dunia baik di negara maju maupun negara berkembang. Pencemaran air ditandai
dengan adanya limbah sebagai produk sampingan dari industri yang menimbulkan
ancaman bagi lingkungan. Banyak contoh seperti industri kulit, industri minyak bumi,
industri manufaktur kimia menciptakan produk limbah utama yang dilepaskan langsung
ke sungai tanpa treatment apapun, sehingga menyebabkan pencemaran air sungai dan
merugikan kehidupan organisme air. Hal tersebut akan mengganggu kelangsungan hidup
ekosistem di sekitarnya baik manusia itu sendiri maupun makhluk hidup yang lainnya
seperti tumbuhan dan hewan.
Pencemaran udara dan suara juga tidak bisa di abaikan. Daya beli masyarakat
yang semakin meningkat, telah menjadikan jumlah kendaraan semakin bertambah dan
mengakibatkan polusi udara. Ini adalah bentuk polusi yang mempengaruhi manusia
secara langsung. Hidrokarbon yang dilepaskan dari mesin adalah penyebab level ozon
menjadi lebih rendah dan berbahaya bagi manusia. Semakin banyak kendaraan bermotor
beroperasi, maka semakin banyak liter minyak yang digunakan.5 Akibatnya semakin
banyak gas CO2 yang dibuang ke udara. Pencemaran suara dapat timbul dari bising-bising
suara mobil, kereta api, pesawat udara, dan jet. Tidak jarang, pencemaran suara pun dapat
disebabkan oleh suara deru mesin industri yang biasanya terdapat di industri pabrik besar.

Kemudian pencemaran tanah. Pada dasarnya tanah pun dapat mengalami


pencemaran, penyebabnya antara lain bangunan barang-barang atau zat-zat yang tidak
larut dalam air yang berasal dari pabrik-pabrik serta pembuangan ampas kimia dan kertas
plastik bekas pembungkus botol bekas.

C. Dampak bagi Manusia

Beberapa faktor penyebab kerusakan lingkungan yang telah disebutkan menunjukkan


bahwa masalah lingkungan global tidak hanya dipengaruhi faktor alam, seperti iklim, yang
mencakup temperatur, curah hujan, kelembaban, tekanan udara dan lain-lain, namun juga
aktifitas manusia pun dapat mempengaruhi iklim dan lingkungan secara signifikan. Menurut
Biswas (2011) bahwa hubungan langsung antara kerusakan lingkungan dengan pengaruh
terhadap kemanusiaan mengarah pada penurunan kualitas dan keberlanjutan kehidupan
manusia. Peningkatan jumlah penduduk memaksa meningkatnya jumlah penggunaan energi
untuk memenuhi kebutuhan manusia sebagai contoh penggunaan minyak bumi.
Meningkatnya penggunaan minyak bumi sebagai sumber daya yang tidak dapat diperbarui
dapat menyebabkan krisis energi. Krisis energi tersebut dapat mengantarkan pada konflik
perebutan sumber daya yang pada akhirnya akan mengganggu kepentingan nasional bahkan
internasional. sebagaimana yang diungkapkan Komunitas Intelijen Amerika Serikat
menganggap pemanasan global sebagai ancaman keamanan yang serius. Analis intelijen
terkenal AS Thomas Fingar menyatakan bahwa banjir dan kekeringan akan segera
menyebabkan migrasi masal dan kegelisahan di banyak bagian di dunia.6

Tidak hanya itu saja, dari sisi lingkungan, dan lebih spesifiknya sisi komposisi udara
di atmosfir, menunjukkan peningkatan gas carbon dioksida (CO2) yang diketahui menjadi
penyebab terjadinya efek pemanasan global (global warming). Pemanasan global ditandai
dengan adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Menurut
projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat, diperkirakan diantara
tahun 1990-2100 akan terjadi kenaikan rata-rata suhu global sekitar 1,4 sampai 5,8 derajat
Celsius.7

Global warming sendiri memberikan dampak yang sangat besar terhadap lingkungan
dan dunia pada umumnya. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)
memperkirakan beberapa dampak regional perubahan global berikut:8

 Amerika Utara: Penurunan snowpack di pegunungan barat, peningkatan frekuensi,


intensitas dan durasi gelombang panas di kota-kota yang saat ini sudah
mengalaminya.

 Amerika Latin: Perubahan bertahap hutan tropis menjadi padang rumput di


Amazonia timur; resiko kehilangan keanekaragaman hayati yang signifikan akibat
kepunahan spesies di daerah tropis, berkurangnya ketersediaan air untuk konsumsi
manusia, pertanian dan pembangkit energi.

 Eropa: Naiknya resiko banjir bandang dan banjir rob, peningkatan erosi akibat badai
dan naiknya permukaan laut, salju berkurang, punahnya beberapa spesies,
berkurangnya produktivitas tanaman di Eropa selatan.

 Afrika: Pada tahun 2020, antara 75 dan 250 juta orang diproyeksikan akan terkena
dampak kekurangan air, hasil dari pertanian tadah hujan berkurang hingga 50 persen
di beberapa daerah, produksi pertanian termasuk akses ke makanan mungkin akan
terancam.
 Asia: Ketersediaan air tawar diproyeksikan akan berkurang di Asia Tengah, Selatan,
Timur dan Tenggara pada 2050-an, wilayah pesisir akan beresiko karena
meningkatnya banjir, angka kematian akibat penyakit yang terkait dengan banjir dan
kekeringan diperkirakan akan meningkat di beberapa daerah

Akibat pemanasan global seperti penjelasan di atas mempengaruhi perubahan cuaca


dan iklim yang cukup ekstrim, peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya permukaan
es di kutub, meningkatnya suhu global, gangguan ekologis, degradasi lingkungan yang
menyebabkan bencana alam seperti banjir dan tanah longsor, serta gangguan kesehatan.
Perubahan iklim dapat mengancam keamanan pangan akibat terganggunya produktivitas
pertanian serta merebaknya penyakit yang berkembang biak lewat air dan vektor misal
malaria.
BAB IV
PENUTUP

Kemajuan teknologi yang ditawarkan oleh globalisasi memberikan kemudahan yang


sangat besar dalam kehidupan manusia. Globalisasi juga telah menuntut standar yang sama bagi
masyarakat di seluruh dunia. Hal ini ditandai dengan penggunaan suatu produk teknologi dengan
cepat direspons oleh masyarakat di negara lain.

Dalam perkembangannya globalisasi telah memunculkan fenomena baru yaitu


kelangkaan energi, kerusakan lingkungan, dan kemudian berlanjut pada pemanasan global.
Permasalahan ini mencuat di era globalisasi. Berbagai kerusakan lingkungan sebagai akar dari
permasalahan lain diketahui selain karena disaster, ternyata juga karena human error. Penggunaan
teknologi yang tidak ramah lingkungan merusak ekosistem yang ada. Akibatnya manusia sebagai
bagian dari ekosistem ini dapat terkena efeknya juga.
DAFTAR PUSTAKA

Climate Change 2007: The Physical Science Basis. Contribution of Working Group I to the Fourth
Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change. Intergovernmental
Panel on Climate Change. diakses 13 November 2013.

John Vogler, 2001. “Environment and Natural Resources”, dalam Brian White, Richard Little, and
Michael Smith (2nd eds.) Issues In World Politics, New York : PALGRAVE

Reed, S. Environment and Security. 2007. http://www.climate.org/topics/environmental-


security/index.html, diakses 13 November 2013

Warrick, J. and Pincus, W. (2008, September 10). Reduced Dominance Is Predicted for U.S. The
Washington Post. http://www.washingtonpost.com/wp-
dyn/content/article/2008/09/09/AR2008090903302.html diakses tanggal 13 November 2013

http://climate.nasa.gov/effects diakses 18 november 2013

http://unfccc.int/kyoto_protocol/items/2830.php/

http://alimuhi.staff.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2011/08/ANCAMAN.GLOBALISASI.pdf diakses
pada 16 November 2013

www.reuters.com/article/2009/05/29/us-climate-human-idUSTRE54S29P20090529 diakses 13
November 2013

www.youthkiawaaz.com/2012/01/top-10-causes-of-environmental-damage/

www.mangobay.co.id/2012/12/10/cop-18-doha-negara-negara-maju-lepas-tangan-dari- protokol-
kyoto/ diakses pada 15 November 2013

http://afidburhanuddin.files.wordpress.com/2013/03/dampak-akibat-kerusakan-lingkungan.pdf
diakses pada 14 November 2013

www.lensaindonesia.com/2013/09/24/respon-perubahan-iklim-komisi-dunia-untuk-ekonomi-dan-
iklimdibentuk.html/ diakses pada 15 November 2013

You might also like