You are on page 1of 5

Halo semua selamat malam 

Asalammualaikum Wr Wb

Perkenalkan.. Nama aku Fathiah Isralestina Suoth, biasa dipanggil Tia.. Cukup panggil Tia
yaa, tidak perlu “mba Tia” ;)

Aku lahir di Duri (Prov. Riau), meskipun sebenarnya darahku adalah minahasa (Manado).

Saat ini aku bekerja sebagai full time online entreuprenur (jualan online: makanan), dengan
kerjaan part time sebagai guru piano.

Keseharian aku disibukkan dengan pesanan makanan, belajar seluk beluk makanan,
mengajar, olahraga, tidur dan mainan hp.

Sekian yah perkenalan aku :D Kalo mau tanya-tanya sebelum materi dimulai, sok lah :D

***

Siapa yang doyan mi shirataki?

Hahaha

Dulu, saat aku masih menjadi pemakan karbo, aku tuh bisa habisin berbungkus-bungkus mi
instant.

Semenjak keto, aku membatasi diri aku makan mi shirataki 1 bungkus aja (lauknya yang di
banyakin).Tapi masalah mulai timbul...semenjak keluarga aku mulai penasaran sama keto.

Pertama, mereka mencemooh karena mi nya "nggak bisa dikunyah.

Kedua, mereka bilang shiataki itu mahal dan sedikit (bndingkan sama indomie ayam
panggang yang jumbo, cuma 2500 perak), kalo shirataki, harganya 7000 pake ongkir, karena
ga ada jualnya di alfamart.

Ketiga, mau di masak gimana pun juga, itu bumbu taste nya ngga bisa menyatu dengan
shirataki nya
Jadilah opa aku yang umur 80an ga bisa makan itu mi, padahal beliau penasaran sama keto
Seiring waktu berjalan, terbuai rasa penasaran, aku akhinya belajar membuat mi shirataki
sendiri. Yang sekarang bakal aku bagi tau caranya disini

***

Shirataki adalah “nama jual” dari mi non karbo yang dibuat dari tanaman Iles-iles .

Iles-iles adalah salah satu jenis tanaman dari marga Amorphallus yang termasuk ke
dalam suku talas-talasan (Araceae). Tanaman tersebut hanya terdapat di daerah tropis san
sub-tropis. Di Indonesia tanaman ini belum banyak dibudidayakan dan hanya tumbuh secara
liar di hutan-hutan, di bawah rumpun bambum, sepanjang tepi sungai dan di lereng-lereng
gunung.

Pemanfaatannya baik untuk industri pangan maupun industri non pangan masih
sangat sedikit. Sebenarnya, di Indonesia tumbuhan ini sudah lama di kenal sebagai salah
satu umbi-umbian yang digunakan untuk bahan makanan dan pada masa pendudukan
Jepang tumbuhan iles-iles menjadi lebih populer karena penduduk dipaksa untuk
mengumpulkan umbi ini untuk keperluan Jepang.

Sejak perang dunia kedua telah dilakukan ekspor iles-iles dalam bentuk gaplek ke
negara tujuan Jepang, Taiwan, Singapura dan Korea Selatan. Umbi iles-iles mengandung
glukomannan atau biasanya disebut dengan mannan yang merupakan polimer dari D-
mannosa dan D-glukosa.

Umbi iles iles sangat jarang digunakan untuk konsumsi langsung karena
mengandung kristal kalsium oksalat yang menyebabkan rasa gatal, sehingga sering dibuat
gaplek atau tepung. Tepung mannan merupakan tepung yang dibuat dari umbi iles-iles yang
mempunyai kandungan glukomannan lebih tinggi dari pada komponen lain yang terdapat
dalam tepung tersebut.

Kalau di kampung-kampung, umbi iles ini biasanyadi basmi. Karena dianggap


beracun. Salah satu jenis iles-iles yang mempunyai kandungan glukomannan tinggi adalah
iles-iles kuning (Amorphophallus oncophyllus Pr) yaitu sekitar 55 persen (basis kering),
sedangkan jenis lain yang mengandung glukomannan dalam jumlah cukup tinggi adalah iles-
iles putih (Amorphophallus variabilis Bl) dengan kandungan glukomannan sekitar 44 persen
(basis kering).

Iles-iles putih (Amorphophallus variabilis Bl) ini yang diolah menjadi mi shirataki.
Sejauh yang aku tau, produk dengan nama mi shirataki ini pertama kali dicetusan oleh mr
ishii yang pada jaman penjajahan jepang dulu, rindu dengan mi tanpa karbo ini. Beliau yang
pertama kali mengolah umbi iles-iles ini menjadi mi

Lalu, *UMBI PORANG* itu apaaaa?

Porang adalah tumbuhan mirip dengan Iles Iles. Tetapi porang mempunyai ciri ciri
sendiri jadi porang bukan suweg/iles iles' ataupun walur, ciri ciri tersebut memang belum
banyak yang mengetahui, karena memang serupa kalau hanya dilihat sekilas.

Klo di kampung aku dulu banyak waktu kecil suka makan itu setelah di kukus
dikasih kelapa parut rasanya enak , kl anak" jaman sekarang ga ngalamin makan suweg

Suweg beda lagi mba. suweg ngga bikin gatal.. iya masih 1 famili sama iles iles dan
porang tapi kandungan glukomanannya sedikit.. jadi nggak dipakai utk bikin mi
shirataki/konyaku, makanya suweg bisa di makan stelah di rebus/di kukus.. tapi kalo iles ato
porang, stelah di rebus langsung dimakan, gejala paling sering itu muntah mual atau gatal2.

You might also like