You are on page 1of 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Berhadapan dengan aneka pandangan manusia mengenai keberadaan Allah, banyak
yang masih ragu dan gagal paham dalam memahami cara-cara Allah menyatakan diri-
Nya bagi bumi dan seluruh isinya termasuk manusia sebagai ciptaan yang paling mulia.
Manusia pada dasarnya memerlukan suatu bentuk kepercayaan. Kepercayaan itu akan
melahirkan tata nilai guna menopang budaya hidupnya. Nilai-nilai itu kemudia
melembaga dalam tradisi-trsdisi yang diwariskan turun-temurun dan mengikat anggota
masyarakat yang mendukungnya. Karena itu, tradisi sangat sulit berubahnnya kalau pun
berubah akan sangat lambat. Bentuk kepercayaan terhadap Tuhan merupakan inti pokok
dari setiap agama. Pandangan agama-agama terhadap Tuhan terdapat perbedaan dan
persamaan. Di satu pihak pandangan yang berbeda itu perlu dipahami dan dipihak lain
pandangan yang secara bersamaan perlu direnungkan. Dalam makalah ini membahas
tentang keberadaan Allah dan segala sesuatu tentang Allah.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa saja teori-teori tentang Allah?
2. Bagaimanakah keberadaan Allah secara Alkitab maupun Non-Alkitab?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini ialah sebagai berikut:
1. Mengetahui teori-teori tentang Allah.
2. Mengetahui keberadaan Allah secara Alkitab maupun Non-Alkitab.
BAB II
BAHASAN MATERI

2.1. Teori Tentang Allah


Alkitab menunjukkan Tuhan sebagai pencipta, sebagai penyelamat umat manusia
dan sebagai pemelihara dan pembaharu ciptaan-Nya (Kejadian pasal 1-2; keluaran 1-15).
Meskipun kekristenan percaya akan “Satu Allah” akan tetapi Allah yang dipercayai itu
menyatakan diri dengan berbagai cara yakni sebagai Bapa, Pencipta segala sesuatu,
sebagai penyelamat dalam Yesus Kristus dan sebagai pembaharu dalam Roh Kudus.
Kekayaan pernyataan diri Allah seperti inilah yang biasanya oleh Gereja pada zaman
dahulu dikenal dengan ungkapan Trinitas (Tritunggal). Beberapa teori tentang Allah akan
diuraikan sebagai berikut:
A.Deisme
Menurut KBBI deisme adalah pandangan hidup atau ajaran yang mengakui
adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta, tetapi tidak mengakui agama karena
ajarannya didasarkan atas keyakinannya pada akal dan kenyataan hidup. Deisme adalah
suatu paham yang mengatakan bahwa dunia ini adalah mekanisme yang dapat mengatur
dirinya sendiri. Setelah Allah menciptakannya maka Allah segera membiarkannya
berkembang sendiri.
B.Atheisme
Atheisme adalah suatu ajaran yang mengingkari adanya Allah. Orang yang
menganut atheisme disebut atheis.
C.Skeptis
Skeptis adalah orang yang ragu-ragu terhadap seusatu. Sedangkan skeptisme
adalah suatu paham keraguan dalam kenyataan bahwa Allah itu ada.
D.Agnotisme
Agnotisme adalah paham yang mengatakan bahwa Allah itu tidak bisa dikenal
atau dimengerti. Penganut paham ini disebut agnostic yakni orang yang berpadandangan
bahwa kebenaran tertinggi(misalnya Tuhan) tidak dapat diketahui dan mungkin tidak
akan dapat diketahui (KBBI).
E.Pantheisme
Pantheisme berasal dari bahasa Yunani ‘pan’ artinya semua dan ‘theos’ artinya
Tuhan secara harafiah artinya adalah “Tuhan adalah semuanya” dan “Semua adalah
Tuhan”. Pantheisme adalah suatu paham yang memandang keseluruhan yang ada di alam
ini adalah Tuhan.
F.Polytheisme
Polytheisme berasal dari bahasa Yunani ‘polus’ yang artinya banyak. Polytheisme
adalah suatu kepercayaan yang menyakini dan mengakui bahwa Allah lebih dari satu.
G.Monoteisme
Monoteisme berasal dari bahasa yunani ‘monos’ artinya satu. Paham ini adalah
suatu kepercayaan dan beribadah kepeda hanya satu Allah saja.
H.Theisme
Theisme adalah suatu kepercayaan kepada Allah pencipta. Paham ini percaya
bahwa Allah sebagai suatu pribadi, pencipta, penguasa dan pemelihara dari segala
sesuatu.

2.2. Adanya Allah


Pembuktian bahwa Allah itu ada merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting
dan mendasar. Pada umumnya ada dua argumentasi yang dapat diajukan untuk
membuktikan bahwa Allah itu benar-benar ada yaitu dengan argumentasi Alkitabiah dan
argumentasi alamiah.
Melalui argumentasi Alkitabiah sesungguhnya telah menjadi bukti bahwa Allah itu
ada. Asumsi awal adalah dalam Kejadian 1:1, “Pada mulanya Allah menciptakan langit
dan bumi”. Ayat ini menjelaskan kepastian Allah ada dan tak perlu diragukan lagi.
Argumentasi Daud dalam Mazmur 94:9, “Dia yang menanamkan telinga, masakan tidak
mendengar? Dia yang membentuk mata, masakan tidak memandang?” dan argumentasi
Yesaya dalam Yesaya 40:12-31 serta argumentasi Rasul Paulus dalam Kisah Para Rasul
14: 17, “namun Ia bukan tidak menyatakan diri-Nya dengan berbagai-bagai kebajikan,
yaitu dengan menurunkan hujan dari langit dan bumi, laut dan segala isinya.”. semua ini
telah menjadi suatu bukti bahwa Allah itu memang ada dan sifatnya Ilahi.
Melalui argumentasi alamiah/natural juga dibuktikan bahwa Allah itu ada dengan
penjelasan sebagai berikut:
 Secara Cosmological menyatakan bahwa adanya hubungan sebab-akibat. Cosmos
adalah alam semesta sebagai akibat dari yang Sempurna dan Abadi. Adanya bumi
tidak dengan sendirinya tetapi karena ada yang mengakibatkannya. Semakin lama
bumi semakin tak terpelihara oleh dirinya sendiri sehingga ada yang menciptakan
bumi dan mengendalikannya yaitu Allah seperti yang tertulis dalam Mazmur 19:1-5.
 Secara Teleological mengatakan bahwa tatanan yang teratur dan berdayaguna tentu
ada yang menyebabkan. Tatanan, hewan dan manusia telah dibuat oleh Allah seperti
yang tertulis dalam Kisah Para Rasul 14:17. Argumentasi ini menunjukkan adanya
suatu tujuan akhir yang sangat jelas dibalik tatanan yang sangat teratur tersebut.
Tujuan akhir tersebut sudah ada dalam benak Sang Ilahi seperti yang tertulis dalam
Roma 1:18-23.
 Secara Antropological mengatakan bahwa hukum moral pada hakekatnya bukanlah
buatan manusia, akan tetapi buatan Allah. Dengan demikian Allah memakai Alkitab
sebagai suatu alasan moral untuk membuktikan bahwa Tuhan itu ada seperti yang
tertulis dalam Roma 1:19-32, 2:14-16.
 Secara Ontological mengatakan bahwa adanya suatu keberadaan yang sempurna
sehingga manusia berpikir tentang keberadaan itu. Tak dapat disangkal bahwa harus
diyakini sepenuhnya bahwa Allah sebagai keberadaan yang sempura memang benar-
benar ada.

2.3. Nama-nama Allah


Sungguh mengagumkan karena Allah ternyata memiliki banyak nama. Sehingga
Daud telah berkata “ya Tuhan, Tuhan kami. Betapa mulianya namaMu di seluruh bumi”
(Mazmur 8:2.10). Diantara semua nama-nama Allah maka dapatlah diklasifikasikan
menjadi tiga bagian besar yaitu:
a. Nama-Nama Allah Yang Primer
Nama-nama allah yang primer adalah sebagi berikut:
1. Elohim yang berarti kuat, yang Mahakuasa atau yang Agung. YAHWH berarti yang
ada, yang selalu ada dan tidak pernah tidak ada (Keluaran 3:14). Dia yang ada
dengan sendirinya. Nama ini pertama kali dipakai oleh Hawa (Kejadian 4:1).
Makna teologis dari nama ini adalah menekankan bahwa Allah tidak pernah
berubah, dan tetap menjamin hadirat Allah terhadap umat-Nya. (keluaran 3:12).
2. Adonai artinya Tuhan, Tuan, Pemilik (Kejadian 9:2;40:1; 1 Samuel 1:15). Istilah ini
dipakai dalam hubungan Tuan, majikan dan hamba. Hal ini menunjukkan bagaiman
sikap seorang hamba terhadap tuannya. Dipakai untuk Allah untuk menekankan
tentang otoritas-Nya yang mutlak. Seperti Yosua yang menyadari penuh akan
otoritas dan panglima bala tentara. Tuhan yang berdiri di depannya (Yosua 5:14).
b. Nama-nama Allah yang memakai kata majemuk
Nama-nama Allah yang memakai kata majemuk adalah sebagai berikut ini:
1. El-Elyon artinya Allah yang maha tinggi. Dalam hal ini sangatlah ditekankan
kekuatan-Nya, kedaulatan-Nya dan keunggulan-Nya. Nama ini pertama kali
dipakai Melkhizedekh pada waktu memberkati Abraham (Kejadian 14:19).
2. El-Olam artinya adalah Allah yang kekal ( Kejadian 21:33). Hal ini menekankan
ketidak berubahan Allah (Mazmur 100:5;103:17).
3. El-Shaddai. Dimana Shaddai adalah gunung. Jadi EL-Shaddai adalah Allah yang
Maha Kuasa berdiri di atas gunung (Kejadian 17:1)
4. Yahweh Jireh artinya Tuhan menyediakan (Kejadian 22:14). Nama yang dikenang
abraham ketika Allah menyediakan domba jantan untuk dikurbankan sebagai
pengganti Ishak. Nama ini sering dipakai dalam terjemahan Tuhan yang sering
dicetak dengan memakai hurup besar.
5. Yahwe Nissi Tuhan adalah panji-panjiku (Keluaran 17:15). panji disini maksudnya
adalah sebagai tempat yang bisa diandalkan. Setelah mengalahkan orang Amalek,
Musa mendirikan sebuah mezbah dan menamakannyaYahweh Nissih.
6. Yahweh Shalom artinya Tuhan adalah damai sejahtera (hakim-hakim 6:24).
7. Yahweh Sabbath artinya adalah Tuhan semesta Allah (1 Samuel 1:3). Gelar ini
menyatakan kedaulatan dan kemahakuasaan Allah yang sering dipakai oleh para
nabi (Yesaya dan Yeremia) untuk mengingatkan umat Israel semasa masa krisis
nasional bahwa Allah adalah pemimpin dan pelindung mereka.
8. Yahweh Elohim artinya Tuhan adalah Allah Israel (Hakim-hakim 5:3; Yesaya
17:6).
9. Yahweh Maccaddesehem artinya Tuhan yang menguduskan (Keluaran 31:13).
10. Yahweh Sammah artinya Tuhan di sana (Yehezkiel 48:35).
11. Yahweh Tsidkenu artinya Tuhan keadilan kita ( Yeremia 23:6).
12. Yahweh Rapha artinya Tuhan penyembuh atau tabib (Keluaran 15:26). Allah
berjanji kepada orang Israel, bahwa Dia akan menyembuhkan mereka apabila
mereka sungguh-sungguh mendengarkan suara Tuhan, Allah mereka.
13. Yahweh Raah artinya Tuhan gembalaku (Mazmur 23:1). Ini adalah suatu
pengalaman dan perasaan Daud bahwa Tuhan memelihara Dia dan
menggembalakan. Sehingga Daud mengatakan “Tuhan adalah gembalaku, takkan
kekurangan aku. (Mazmur 23:1).
14. Qadosh Israel artinya yang Maha Kudus dari Israel (Yesaya 1:4). Kata ini
mengandung dua arti: Kekudusan Allah tidak dapat dibandingkan dan tidak ada
Allah yang lain yang kudus.
c. Dalam Perjanjian Baru
1. Bapa merupakan suatu sebutan untuk Allah. Sebagai Bapa, Allah memberikan
kepada anak-anaknya anugrah dan damai sejahtera (Efesus 1:2; 1 Tesalonika 1:1),
pemberian yang baik (Yakobus 1:17) dan juga perintah-perintah. Di dalam doa-
doa, kita menyapa-Nya sebagai Bapa. (Efesus 2:18; 1 Tesalonika 7:11).
2. Despostes mengandung arti kepemilikan. Sedangkan kurios menekankan otoritas
atau supremasi. Oleh Simeon (Lukas 2:29) disebut dalam doa sebagai Despostes.
Petrus dan mereka bersama dia (Kisah Para Rasul 4:24) dan orang-orang yang
mati syahid di sorga (Wahyu 6:10) menyebutnya sebagai Despostes juga. Dalam
II Petrus 2 dan Yudha 4 disebut sebagai Despostes. Kata ini menekankan otoritas
dan supremasi. Dapat juga berarti tuan atau Bapak (Yohannes 4:11); pemilik
(Lukas 19:33) penguasa atau majikan (Kolose 3:22). Kristus juga disebut sebagai
Kurios. Selama hidup-Nya di bumi Yesus disapa sebagai Tuhan, yang berarti Rabi
atau tuan (Matius 8:6). Kebangkitan dan kenaikan Kristus ke sorga menempatkan
Dia sebagai Tuhan atas alam semesta (Kisah Para Rasul 2:35-36; Filipi 2:11).
Bagi orang Kristen pada abad pertama, sebutan Tuhan terhadap Yesus dalam
pengertian sama dengan Allah dalam perjanjian lama. Karena inti dari iman
Kristen adalah pengakuan terhadap Yesus deari Nazareth sebagai Yahweh dalam
perjanjian lama.
3. Theos artinya Allah dalam perjanjian baru. Namun dalam septuaginta digunakan
nama terjemahan Elohim (dalam perjanjian lama). Pengertian nama ini
menyatakan sejumlah kebenaran penting tentang Allah yang benar dan Esa. Ialah
satu-satunya Allah yang benar dan Esa (Matius 23:9; Roma 3:30; 1 Korintus
8:4,6; Galatia 3 :20; 1 Timotius 2:5; Yakobus 2:19). Ia adalah Allah yang unik. Ia
satu-satunya Allah (1 Timoteus 1:17), satu-satunya Allah yang benar (Yohanes
17:3), satu-satunya Allah yang maha hikmat (Roma 26:27). Itulah sebabnya orang
beriman tidak boleh mempercayai Illah atau Allah lain disamping satu-satunya
Allah yang benar ini. Ia mengatasi segala sesuatu (transenden). Dialah pencipta,
penopang dan Tuhan semesta alam dan perencana segala masa (Kisah Para Rasul
17:24; Ibrani 3:4; Wahyu 10:6). Ia adalah Juru Selamat (1 Timotius 1:1;2:3;4:10;
Titus 1:3; 2:13;3:4). Ia mengutus anak-Nya untuk menjadi penebus (Yohanes3:10)
dan telah menyerahkan-Nya kepada kematiannya untuk dosa-dosa manusia (Roma
8:32).

Di samping nama-nama di atas masih ada lagi sejumlah nama-nama yang digunakan
kepada Allah. Diantaranya adalah : Kristus, Tritunggal, Allah Bapa, Roh, Juru
Selamat, Yang Maha Tinggi, Allah Nenek Moyang Israel, Alpha dan Omega,
Imanuel dan Anak Allah.
2.4. Keberadaan Allah
Dalam KBBI, keberadaan merupakan “kehadiran” yang artinya “adanya
(seseorang, sekumpulan orang) pada suatu tempat”. Keberadaan Allah dapat diartikan
sebagai hadirnya Allah dalam segala tempat. Tuhan berfirman di dalam Matius
18:20,”sebab dimana ada dua atau tiga orang berkumpul di dalam nama-Ku, di situ Aku
ada di tengah-tengah mereka”. Dari firman tersebut dimanapun juga Tuhan akan hadir di
saat kita membutuhkan Dia dan percaya kepada-Nya.
1. Allah Adalah Roh
Allah berfirman dalam Yohanes 4:24 dikatakan bahwa,”Allah itu Roh dan
barangsiapa menyembah Dia harus menyembah-Nya dalam Roh dan kebenaran”. Yesus
menghubungkan keberadaan Allah sebagai roh dengan menyembah-Nya di dalam roh
dan kebenaran. Idenya ialah, bahwa karena Allah adalah roh, manusia harus menyembah
Dia secara akurat (dalam kebenaran) dan di dalam roh (dengan jiwa dan hati), bukan
menurut tradisi, ritual, dan lokasi fisik.
Menurut KBBI Roh merupakan makhluk hidup yg tidak berjasad, tetapi
berpikiran dan berperasaan. Beberapa pasal dalam firman Tuhan menyebutkan bahwa
Allah memiliki anggota tubuh seperti tangan, mata dan telinga dimana dalam firman
dikatakan bahwa Allah mendengar, mengulurkan tangan-Nya(Nehemia 6:1; Yesaya 59:1;
Yesaya 65:2), dan mata Tuhan menjelajah (2 tawarikh 16:9; amsal 15:3). Dari semua ayat
tersebut bukan berarti bahwa Tuhan adalah pribadi yang jasmani, namun karena
kesempurnaanNya keberadaan Tuhan sebagai Roh, Ia melihat dan mengetahui apa yang
kita butuhkan, Ia dapat menolong dan mendengar segala kebutuhan kita.
2. Allah Adalah Esa
Menurut KBBI Esa merupakan kata numeralia( kata bilangan), yang artinya
“tunggal; satu”. Jika kata Esa diberikan imbuhan ke-an, yakni “keesaan” memiliki arti “
sifat yang satu”. Dalam perjanjian baru dan perjanjian lama Allah berfirman bahwa
Tuhan adalah Esa (ulangan 6:4; meleakhi 2:15; markus 12:29; 1 tim 1:17). Keesaan-Nya
menekankan bahwa tidak ada Allah lain yang patut disembah (1 kor 8:4) dan hanya bagi-
Nyalah kemuliaan (Roma 16:27). Keesaan Allah sering dihubungkan dengan
ketritunggalan-Nya. Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh kudus adalah satu.
3. Allah Adalah Kekal
Allah adalah kekal, memiliki arti bahwa Ia tidak pernah berubah, Dia adalah
sumber kehidupan dan Dia selalu ada. Firman Tuhan dalam Mazmur 90:2
berkata:”sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan
dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah”. Dalam yesaya 44:6
disebutkan bahwa “Tuhan Allah adalah yang terdahulu dan yang terkemudian” dan di
wahyu 1:8 juga dikatakan bahwa “Tuhan adalah alfa dan omega”.
Kekekalan ( dalam KBBI:”tetap untuk selama-lamanya”, yang pada hakikatnya
tidak ada di dunia ini). Sifat kekekalan Allah berarti bahwa Ia tidak berujung dan tidak
berpangkal. Kekekalan Allah merupakan kesempurnaan, yang mana Ia ditinggikan di
sepanjang waktu. Oleh karena itu, Dialah yang memberkati umatNya di masa lalu bahkan
di masa yang akan datang.
4. Allah Adalah Pribadi
Menurut KBBI, pribadi berarti “manusia sebagai perseorangan (diri manusia atau
diri sendiri). Sesuatu disebut pribadi jika memiliki akal, perasaan dan kehendak. Allah
memiliki akal sebagai pribadi, dimana Allah dapat mencipta (kejadian 1:1), Allah
memiliki rencana (efesus 1:9), Allah menyelidiki (mazmur 139:1) dan Allah sebagai
pribadi memiliki pikiran yang jauh lebih sempurna dari pikiran manusia. Allah
memikirkan rancangan yang tidak dapat dipikirkan oleh manusia (yesaya 55:8-9).
Perasaan Allah dapat dibuktikan melalui kasih-Nya kepada umat-Nya, dimana Ia
telah mengaruniakan anak-Nya untuk menebus segala dosa (Yohanes 3:16), Allah
membenci orang yang mencintai kekerasan (mazmur 11:5), Allah murka (Roma 1:18)
dan perasaan Allah yang lainnya .
Allah memiliki kehendak, dimana Allah tahu apa yang akan dilakukannya pada
umat-Nya (Roma 9:15-16; Yeremia 29:11).
5. Allah Tidak Terbatas
Allah tidak dapat dibatasi oleh apapun (waktu, ruang, pikiran manusia). Allah
tidak terbatas maksudnya bahwa Allah tidak dapat diukur. Allah tidak dibatasi oleh
waktu, karena Ia adalah kekal (1 timotius 1:17), Allah tidak dapat dibatasi oleh ruang
dimana Ia dapat hadir dimana saja bahkan bumi ini hanyalah tumpuan kakiNya (Yesaya
66:1; Mazmur 139:7,12), Allah tidak terbatas dalam pikiran manusia, namun Ia tahu apa
yang dipikirkan manusia (mazmur 139:1-5); kekuasaan Allah tidak terbatas. Ia
menciptakan segalanya dengan sempurna.
6. Allah Mahakuasa
Dalam KBBI Mahakuasa diartikan sebagai “teramat kuasa; teramat besar
kuasanya (Allah)”. Artinya di dunia ini tidak ada yang mahakuasa selain daripada Allah
sendiri. Allah adalah mahakuasa berarti bahwa Allah adalah Allah yang kuat dari segala-
galanya.
Allah adalah yang mahakuasa artinya bahwa Allah yang kuat dalam segala-
galanya. Allah mempunyai kuasa untuk menciptakan hidup. Ada dalam Alkitab,” Pada
mulanya Allah menciptakan langit dan bumi” (Kejadian 1:1).
Allah mempunyai kuasa atas unsur-unsur alam. Ada dalam Alkitab,” Ia pun
bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: ‘ Diam! Tenanglah!’ Lalu
angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. Lalu Ia berkata kepada mereka:
"Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?’ Mereka menjadi sangat
takut dan berkata seorang kepada yang lain: ‘ Siapa gerangan orang ini, sehingga angin
dan danau pun taat kepada-Nya?’ " (Markus 4:39-41).
Allah mempunyai kuasa atas setan (Ayub 12:16). Allah mempunyai kuasa atas
malaikat (Mazmur 103:20).
Allah mempunyai kuasa atas maut atau kematian. Ada dalam Alkitab,” Dan Ia
akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak
akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang
lama itu telah berlalu (Wahyu 21:4).
Allah memberikan kita kuasa untuk menjadi anak-anak-Nya. Ada dalam
Alkitab,” Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi
anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya” (Yohanes 1:12).
Allah mempunyai kuasa untuk membinasakan semua dosa, tetapi Dia memilih
untuk tidak melakukan hal itu hingga akhir sejarah (1Yohanes 5:19).
Dalam banyak hal, Allah membatasi kuasa-Nya, menyalurkannya melalui umat-
Nya (2Korintus 12:7-10); dalam hal ini kuasa-Nya itu tergantung pada tingkat kesediaan
dan penyerahan kita kepada Allah (Efesus 3:20).
7. Allah Mahahadir
Allah maha hadir artinya Allah ada dimana-mana dalam waktu yang bersamaan.
Allah hadir dalam bentuk tindakan-Nya atas segala alam semesta ciptaan-Nya. Allah
mahahadir berarti Allah ada di segala tempat dan memberikan apa yang dibutuhkan oleh
umat ciptaan-Nya. Bumi ini menjadi tempat tumpuan kaki-Nya dan Ia tidak diam dalam
kuil buatan manusia (1 Raja-raja 8:27; Yesaya 66:1; Yeremia 23:23-24; Kisah para rasul
7:48-49, 17:24-25).
Barangkali kita sudah mengenal istilah dalam ilmu Theologi: Allah Mahatahu
(Omniscience); Allah Mahahadir (Omnipresent); Allah Mahakuasa (Omnipotent);.
Awalan "maha- (omni-)" itu berasal dari bahasa Latin yang berarti "semua." Jadi, untuk
menyatakan kalau Allah itu Mahahadir sama dengan mengatakan bahwa Allah hadir di
semua tempat.
Sang Pemazmur mengungkapkan kekagumannya akan Kemahahadiran Allah. ia
berkata "Kemana aku dapat pergi menjauhi Roh-Mu? Kemana aku dapat lari dari
hadapan-Mu?" (Mazmur 139:7-12). Ini adalah suatu pertanyaan retoris, pemazmur
menunjukkan bahwa dia tidak mungkin dapat lari dari perhatian Allah. Dia tidak
bermaksud untuk mencoba melakukan itu, tetapi memakai cara ini untuk mengemukakan
kekagumannya. Sebab dia selalu ada di bawah pengawasan-Nya. Jika Allah ada di mana-
mana, maka pastilah Dia mengetahui segala sesuatu. Dia memang hadir di mana-mana.
Hal ini menyatakan hadirat-Nya yang tidak terbatas dan begitu agung, yang menyertai
keberadaan-Nya di mana-mana. Langit dan bumi mencakup seluruh penciptaan, dan Sang
Pencipta memenuhi keduanya (Yeremia 23:24). Di sini Daud menadari bahwa dirinya
begitu terbuka di hadapan Allah. Tidak ada tempat pelarian yang dapat menyembunyikan
kita dari hadapan Allah. Baik itu di langit di atas maupun di bagian yang terbawah, yaitu
sheol (dunia orang mati) tidak luput dari perhatiannya. Dan Dia ada di mana-mana.
Bahkan sang pemazmur menyaakan tidak ada selubung yang mampu melindungi kita dari
pandangan Allah, bahkan tidak juga kegelapan yang paling pekat, semuanya nyata jelas
di hadapan-Nya
8. Allah Maha Tahu
Allah Maha Tahu artinya, Ia mengetahui segala sesuatu yang sebenarnya. Tidak
ada sesuatu yang tersembunyi bagi Allah. Dalam KBBI Maha Tahu diartikan sebagai,
“tahu akan segala hal (sifat Allah); teramat tahu”. Hanya Allah sendiri yang memiliki
sifat Maha Tahu.
Allah itu mahatahu yaitu, Ia mengetahui segala sesuatu (Mazmur 139:1-6; 147:5).
Dia mengetahui bukan saja perbuatan kita tetapi juga pikiran kita (1Sam 16:7; 1Raj
8:39; Mazmur 44:22; Yer 17:9-10). Ia mengetahui kebutuhan manusia (Matius 6 :32). Ia
tahu kebohongan manusia (Mazmur 69:9). Ia tahu ibadah manusia (Kejadian 22:11-12).
9. Allah Tidak Berubah
Alkitab menyatakan bahwa Allah tetap sama kemarin, hari ini dan sampai selama-
selamanya (Ibrani 13:8). Hakekat, sifat-sifat, kesadaran dan kehendak Allah tidak
berubah, karena semua perubahan kepada hal yang buruk ataupun baik. Allah tidak
mungkin berubah karena Ia telah sempurna. Tuhan tidak berubah bukan berarti bahwa Ia
tidak bergerak. Ia tidak berubah dalam firman dan karya-Nya. Walapun umat-Nya sering
mengubah sikap terhadap Allah, namun Allah tetap tidak mengubah rasa kasih dan
kesetiaan-Nya pada umat-Nya.
Allah tidak berubah yaitu, sifat-sifat Allah tidak berubah, dalam berbagai
kesempurnaan atau dalam maksud-Nya bagi umat manusia (Bil 23:19; Mazmur 102:27-
28; Yes 41:4; Mal 3:6; Ibr 1:11-12; Yak 1:17); akan tetapi, hal ini tidak berarti bahwa
Allah tidak pernah mengubah maksud-maksud-Nya yang sementara sebagai tanggapan
atas tindakan manusia. Misalnya, Ia mungkin mengubah maksud-Nya untuk menghukum
karena pertobatan sungguh-sungguh dari orang berdosa (bd. Yun 3:6-10). Lagi pula, Ia
tetap bebas menanggapi kebutuhan- kebutuhan umat manusia dan doa umat-Nya. Alkitab
sering berbicara tentang Allah yang mengubah pikiran-Nya sebagai akibat doa yang
tekun dari orang benar (mis. Bil 14:1-20; 2Raj 20:2-6; Yes 38:2-6; Luk 18:1-8).
Nats yang menyetakan bahwa Tuhan tak berubah, tidak ada perubahan(Yakobus
1:17), watak-Nya tidak berubah (Mazmur 102:27-28; Maleakhi 3:6; Ibrani 1:12), kuasa-
Nya tidak berubah (Roma 4:20-21), rencana-Nya dan tujuan-Nya (Mazmur 33:11;
Yesaya 46:10), janji-Nya tidak berubah (1 Raja-raja 8:56; 2 Korintus 1:20), kasih dan
kemurahan-Nya tidak berubah (Mazmur 103:17), keadilan-Nya (Kejadian 18:25; Yesaya
28:17).
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Banyak teori, argumentasi dan opini-opini yang baik secara Alkitabiah maupun
yang Non-Alkitabiah menunjukkan bahwa Allah memang benar-benar ada. Teori yang
membahas tentang Allah ini yakni Deisme, Atheisme, Skeptis, Agnotisme, Pantheisme,
Polytheisme, Monotheisme dan Theisme. Adanya Allah dibuktikan juga melalui
argumentasi Alkitabiah dan argumentasi alamiah ( Cosmological, Teleological,
Antropological dan Ontological). Allah memiliki ciri-ciri diantaranya Allah adalah Roh,
Allah adalah Esa, Allah adalah kekal, allah adalah Pribadi, Allah Tidak Terbatas, Allah
Mahakuasa, Alah Mahahadir, Allah Mahatau dan Allah tidak berubah.

3.2. Saran
Hendaklah dalam setiap kehidupan yang kita jalani di dunia ini, kita harus
menyerahkan sepenuhnya kepada Allah. Sebab Allah tidak pernah meninggalkan kita dan
selalu mengasihi kita seperti pada firman yang berbunyi, “Karena begitu besar kasih
Allah akan dunia ini sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya Yang Tunggal supaya setiap
orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal
(Yohanes 3:16)”. Oleh karena itu, apapun yang kita jalani di dalam kehidupan ini,
taruhkanlah semuanya itu dalam kasih Allah dan percaya bahwa hanya melalui Allah kita
beroleh keselamatan.
DAFTAR PUSTAKA

Alkitab
Tim MPK
http://www.sarapanpagi.org/allah-mahatahu-mahahadir-mahakuasa-mazmur-139-1-24-
vt8961.html diakses 10 Februari 2018
http://alkitab.sabda.org/article.php?id=8424 diakses 10 Februari 2018

UNTUK DAPUS
https://www.gotquestions.org/Indonesia/Allah-adalah-roh.html (diakses pada 10 februari 2018)
Hadiwijono,Harun. Iman Kristen, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2007

You might also like