You are on page 1of 2

BAB I

PENDAHULUAN

Kulit merupakan organ tubuh manusia yang paling luar dan mudah terlihat
yang berfungsi untuk melindungi organ-organ tubuh di bawah pengaruh
lingkungan dan membantu sebagai cermin penampilan seseorang. Semua orang
terutama wanita mendambakan kulit wajah yang bersih, bebas dari jerawat
maupun bercak hitam. Namun salah satu masalah yang paling sering terjadi pada
sebagian besar wanita Asia, terutama yang berusia di atas 30 tahun adalah
kelainan hiperpigmentasi pada wajah yang berupa bercak-bercak kehitaman yang
dalam bahasa klinis disebut melasma atau chloasma.1

Melasma adalah pigmentasi kulit yang berlebihan biasanya mengenai pada


wajah, terutama daerah dahi, pipi, dagu dengan penyebaran menyerupai topeng;
biasanya berkembang lambat, simetris, terjadi terutama ada wanita yang banyak
terpajan sinar matahari. Pada melasma ditemukan peningkatan jumlah sel
melanosit dan aktivitas melanosit.4

Secara epidemiologi, melasma banyak mengenai orang di daerah tropis,


seperti: Amerika Latin, Karibia, dan Asia. Di Thailand, Kotrajaras melaporkan
angka kejadian melasma diantara penyakit kulit pada tahun 1982 adalah 3,05%,
sedangkan di Malaysia, Suraiya Hussein menyebut angka 4% dari tahun 1980-
1988. Di Indonesia, Erdina Pusponegoro menyatakan angka kejadian melasma
pada tahun 1994 adalah 0,98%. Sesudah itu, Lily Soepardiman pada tahun 1997
menyebutkan 0,2-4%. Pada umumnya mengenai wanita usia subur atau masa
subur dan pertengahan. Pada penelitian tahun 1994 di Indonesia, Erdina
Pusponegoro mendapatkan usia rata-rata antara 30-50 tahun penderita melasma
sebanyak 38 orang dalam setahun.3,4

Faktor risiko yang dapat menyebabkan timbulnya melasma seperti: genetik,


sinar matahari, pemakaian kontrasepsi, kehamilan, kosmetik, obat-obatan, stress

3
psikis. Pada beberapa kasus banyak ditemukan yang berhubungan dengan
kehamilan dan pemakaian kontrasepsi. Dan terdapat pula karena pajanan sinar
matahari yang merupakan faktor utama terjadinya eksaserbasi pada individu yang
mempunyai predisposisi genetik.1

Berdasarkan uraian tersebut, tentang bagaimana gambaran mengenai


kelainan hiperpigmetasi pada wajah yang berupa bercak-bercak kehitaman yang
dalam bahasa klinis disebut melasma atau chloasma maka penulis tertarik untuk
menyusun referat ini untuk membahas tentang pengaruh stres terhadap timbulnya
melasma.

You might also like