Professional Documents
Culture Documents
MM5002 - Accounting
PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.
Lecturer:
Erman Sumirat, SE, M.BUSS, AK
By:
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PROFIL PERUSAHAAN ........................................................................................................... 1
BAB II SITUASI EKONOMI .............................................................................................................. 10
2.1 Laporan Posisi Keuangan ........................................................................................................... 10
2.2 Laporan Laba Rugi ..................................................................................................................... 13
2.3 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi .................................................................................... 15
2.4 Laporan Arus Kas Konsolidasi ................................................................................................... 16
BAB III RELIABILITY ....................................................................................................................... 17
3.1 Laporan Auditor Independen ...................................................................................................... 17
BAB IV ANALISIS LAPORAN KEUANGAN .................................................................................. 19
4.1 Neraca ........................................................................................................................................ 19
4.2 Rasio Likuiditas .......................................................................................................................... 26
4.3 Rasio Solvabilitas........................................................................................................................ 28
4.4 Rasio Rentabilitas ....................................................................................................................... 30
BAB V KESIMPULAN & SARAN ................................................................................................. 33
5.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 33
5.2 Saran ........................................................................................................................................... 33
Daftar Pustaka
ii
BAB I
PROFIL PERUSAHAAN
PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (Sampoerna) adalah salah satu pemimpin produsen
rokok di Indonesia. Kami memproduksi sejumlah merek rokok kretek yang dikenal luas,
seperti A Mild, Sampoerna Kretek serta “Raja Kretek” yang legendaris Dji Sam Soe. Kami
adalah afiliasi PT Philip Morris Indonesia (PMID) dan bagian dari Philip Morris International
Inc. (PMI), perusahaan tembakau terkemuka di dunia.
Misi kami adalah menawarkan pengalaman merokok terbaik kepada perokok dewasa di
Indonesia. Hal ini kami lakukan dengan senantiasa mencari tahu preferensi perokok dewasa
dan memberikan produk yang dapat memenuhi harapan mereka. Kami bangga atas reputasi
yang kami raih dalam hal kualitas dan inovasi, serta standar tata kelola perusahaan kami yang
tinggi.
Tahun 2013 merupakan tahun yang istimewa bagi Sampoerna, ditandai dengan peringatan
HUT kami yang kesatu abad, serta sejumlah tonggak penting seperti ekspansi kapasitas
produksi di Jawa Barat serta naiknya pangsa pasar kami di Indonesia. Menantikan hasil
kinerja di tahun 2014, kepemimpinan Sampoerna terus dijalankan oleh Direksi dan tim
manajemen yang menggabungkan bakat-bakat terbaik dari Sampoerna yang memimpin
sekitar 33.500 karyawan Sampoerna dan anak-anak perusahaan. Kami berkomitmen untuk
mendayagunakan praktik terbaik secara efektif sekaligus mengembangkan warisan sejarah
Sampoerna selama 100 tahun di Indonesia.
Visi Sampoerna digambarkan dengan “Falsafah Tiga Tangan”. Masing-masing dari ketiga
Tangan, yang mewakili perokok dewasa, karyawan dan mitra bisnis, dan masyarakat luas,
merupakan tiga pihak yang harus dirangkul oleh Sampoerna untuk meraih visi menjadi
perusahaan paling terkemuka di Indonesia.
1
Bentuk hubungan kami dengan masing-masing grup adalah:
• Menyediakan produk-produk berkualitas tinggi bagi perokok dewasa dalam kategori harga
pilihan mereka;
• Memberikan kompensasi yang kompetitif dan lingkungan kerja yang baik kepada karyawan
dan membina hubungan baik dengan mitra usaha; dan
• Memberikan sumbangsih bagi masyarakat luas.
Lokasi Pabrik
Sampoerna mengoperasikan sembilan pabrik di Indonesia, yakni: dua pabrik Sigaret Kretek
Mesin (SKM) di Pasuruan dan Karawang serta tujuh pabrik Sigaret Kretek Tangan (SKT)
dengan lokasi sebagai berikut: tiga pabrik di Surabaya serta masing-masing satu pabrik di
Malang, Probolinggo, Lumajang dan Jember. Sampoerna bermitra dengan 38 Mitra Produksi
Sigaret (MPS). Secara keseluruhan MPS mempekerjakan sekitar 56.500 karyawan untuk
memproduksi produk SKT Sampoerna.
Sampoerna menjual dan mendistribusikan rokok melalui 105 kantor penjualan yang terletak
di pulau Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan serta di kawasan Indonesia Timur.
2
Sejarah Sampoerna
1913 Liem Seeng Tee, seorang imigran asal Cina, mulaimembuat dan menjual
rokok kretek linting tangan di rumahnya di Surabaya, Indonesia. Perusahaan kecilnya
tersebut merupakan salah satu perusahaan pertama yang memproduksi dan memasarkan
rokok kretek maupun rokok putih.
1930 Setelah usahanya berkembang cukup mapan, Seeng Tee secara resmi
mendirikan perusahaan bernama Sampoerna dan memindahkan tempat tinggal keluarga dan
pabriknya ke sebuah kompleks bangunan di Surabaya yang kemudian dinamakan Taman
Sampoerna.
3
1978 Generasi ke-3 keluarga Sampoerna, Putera Sampoerna, mengambil alih
kemudi Sampoerna. Di bawah kepemimpinannya, pertumbuhan Sampoerna kian melaju.
4
Penghargaan Tahun 2013
5
Best Practice for MDGs-7 Program CRS Sampoerna kategori “Perumahan
Kementerian Koordinator kemnbali menerima yang Layak” dan
Bidang Kesejahteraan Anugerah Gelar Karya Penghargaan Silver untuk
Masyarakat Anugerah Pemberdayaan kategori
Gelar Karya Masyarakat dari
Pemberdayaan Kementerian Koordinator
Masyarakat (GKPM) Bidang Kesejahteraan
-Oktober 2013 Masyarakat :
Penghargaan Gold untuk
“Pendidikan Dasar
Universal”.
6
Struktur Perseroan
Philip Morris
International Inc.
100%
Philip Morris
Global Brand Inc.
100%
PT Philip
Morris
Indonesia Public
98,18% 1,82%
PT Hanjaya
Vietnam
Mandala National
49% 51% Tobacco
Sampoerna Tbk
Corporation
VINATABA - PHILIP
MORRIS LIMITED
Manufaktur, Perdagangan
dan Pemasaran Rokok
7
SAMPOERNA PT.HANDAL PT.TAMAN PT.UNION PT.WAHANA PT.HARAPAN PT.PERSADA PT.PERUSAHAAN PT.SAMPOERNA
INTERNATIONAL LOGISTIK DAYU SAMPOERNA SAMPOERNA** MAJU MAKMUR DAGANG DAN PRINTPACK
PTE. LTD. NUSANTARA** Pengembangan DINAMIKA** Properti, SENTOSA*** INDONESIA**** INDUSTRI Percetakan &
Investasi Saham Jasa Ekspedisi & Properti Manufaktur & Perdagangan jasa Manufaktur & Manufaktur & PANAMAS** Pengemasan
Pada Perusahaan Pergudangan 99,7% Perdagangan 99,9% Perdagangan Perdagangan Manufaktur 80,02%
Lain 100% 99,9% Rokok 99,98% Rokok 99,9% Rokok 99,9% Rokok 99,9%
PT.GOLF
TAMAN DAYU PT.ASIA PT.AGASAM
Wisata & Jasa TEMBAKAU Perdagangan &
Lapangan Golf Manufaktur & Jasa 99,9%
96,5% Perdagangan
Rokok 99%
8
Struktur Organisasi
Rapat Umum
Pemegang Saham
Dewan
Komisaris
John Gledhill
Presiden Komisaris
Charles Bendotti
Wakil Presiden Komisaris
Niken Rachmad
Komisaris
Direksi
Paul Norman Janelle
Presiden Direktur
Komite Komite
Audit Nominasi & NMark Ingo Niehaus
Phang Cheow Hock Remunerasi Nikolaos Papathanasiou
Ketua Peter Alfred Kurt Haase
Phang Cheow Hock Andre Dahan***
Goh Kok Ho Ketua Wayan Mertasana Tantra
Drs. Hanafi Usman** Yos Adiguna Ginting
Anggota Ervin Laurence Pakpahan Direksi
Linda Setiawan
Anggota
Sekretaris Audit
Perusahaan Internal
Maharani Djody Voong Che Yee
Putri Kepala
9
BAB II
SITUASI EKONOMI
10
11
12
.2 LAPORAN LABA RUGI
13
14
2.3 LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI
15
2.4 LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI
16
BAB III
RELIABILITY
17
18
BAB IV
4.1 Neraca
Periode
2014 2013
ASET
Aset Lancar :
Kas dan setara kas 652086 657276
Piutang usaha
Pihak ketiga 855768 1179411
Pihak-pihak berelasi 153877 213749
Piutang lainnya
Pihak ketiga 80286 42192
Pihak berelasi 8006 14075
Persediaan 17431586 17332558
Pajak dibayar dimuka 676066 664518
19
Periode
2014 2013
LIABILITAS
Liabilitas jangka pendek
Pinjaman
Pihak ketiga 90658
Pihak berelasi 2744820 2442000
Utang usaha dan lainnya
Pihak ketiga 1819182 1420955
Pihak-pihak berelasi 942290 772748
Utang pajak
Pajak penghasilan badan 382594 518692
Pajak lain-lain 723887 891184
Utang cukai 6164841 5474067
Akrual 120209 77249
Liabilitas imbalan kerja
jangka pendek 507145 415187
Pendapatan tangguhan
jangka pendek 79645 48165
Liabilitas keuangan jangka
pendek lainnya
5329 43681
Liabilitas sewa pembayaran
jangka pendek 19630 19862
Jumlah liabilitas jangka
pendek 13600230 12123790
EKUITAS
Ekuitas yang dapat
diatribusikan
kepada pemilik entitas
induk
Modal saham
20
Modal dasar – 6.300.000.000
Saham biasa dengan
Nilai nominal Rp 100
(Rupiah penuh) per saham
Modal ditempatkan dan
disetor
Penuh – 4.383.000.000
Saham biasa 438300 438300
Tambahan modal disetor 99396 120622
Selisih kurs karena penjabaran
laporan keuangan
646270 646209
Ekuitas lainnya -29721 -29721
Saldo laba
Dicadangkan 90000 90000
Belum dicandangkan 12253869 12889625
21
Periode
2014 2013
Penjualan bersih 80690139 75025207
22
10014995 10807957
23
Intepretasi Neraca Dan Laporan Laba/Rugi PT.Hanjaya Mandala Sampoerna.Tbk
1. Kas pada tahun 2014 sebesar 652,505 sedangkan pada tahun 2013 sebesar 657,276.
Dan persediaan pada tahun 2014 sebesar 17,431,586 dan pada tahun 2013 adalah
17,332,558. Dapat dilihat bahwa terjadinya penurunan kas dan peningkatan pada
persediaan. Diperkirakan penurunan kas yang terjadi dikarenakan perusahaan
melakukan pembelian persediaan pada tahun 2013, oleh karena itu persediaan pada
tahun 2014 mengalami peningkatan.
2. Penjualan pada tahun 2014 sebesar 80,690,139 dan pada tahun 2013 75,025,207
sedangkan laba tahun berjalan pada tahun 2014 sebesar 10,181,296 dan pada tahun
2013 sebesar 10,818,486. Terlihat bahwa terjadinya penurunan pada penjualan bersih
dan diikuti pula dengan peningkatan pada laba tahun berjalannya. Diperkirakan
menurunya penjualan dikarenakan adanya perubahan volume penjualan atau bahkan
perubahan harga jual.
3. Laba komprehensif pada tahun 2014 sebesar 10,014,995 sedangkan pada tahun 2013
10,807,957. Dan laba per saham pada tahun 2014 sebesar 2,269 dan tahun 2013
sebesar 2,468. Dapat dilihat bahwa laba komprehensif pada tahun 2013 mengalami
penurunan dikarenakan penjualan bersih menurun, maka dari itu terjadi penurunan
juga pada laba per saham pada tahun 2014.
4. Aset tetap pada tahun 2014 sebesar 7,603,214 dan pada tahun 2013 sebesar 6,156,764.
Dan diketahui bahwa terjadinya penurunan kas pada tahun 2013, diperkirakan juga
bahwa penurunan kas yang terjadi pada tahun 2013 dikarenakan pembelian aset tetap
pada tahun 2013.
5. Pada tahun 2014 jumlah piutang sebesar 855,768 sedangkan pada tahun 2013 jumlah
piutang sebesar 1,449,427. Terlihat bahwa jumlah piutang mengalami peningkatan
pada tahun 2014, diketahui juga bahwa pada tahun 2013 penjualan mengalami
peningkatan. Kenaikan piutang diikuti oleh kenaikan penjualan, diperkirakan bahwa
kenaikan piutang dikarenakan adanya penjualan kredit yang dilakukan perusahaan.
6. Beban pajak penjualan pada tahun 2014 sebesar 3,357,961 sedangkan pada tahun
2013 sebesar 3,691,224. Dan kenaikan beban pajak penghasilan ini dikarenakan
diketahuinya bahwa adanya kenaikan laba komprehensif pada tahun 2013 maka dari
itu naiklah beban pajak penjualan pada tahun 2013.
24
7. Penghasilan keuangan pada tahun 2014 sebesar 120,025 dan pada tahun 2013 sebesar
48,866. Terlihat bahwa terjadinya penurunan pada penghasilan keuangan,
diperkirakan penurunan ini terjadi dikarenakan diketahui bahwa terjadi juga
penurunan pada kas dan setara kas pada tahun 2014, maka dari itu terjadinya
penurunan pada penghasilan keuangan.
8. Pada tahun 2014 jumlah aktiva lancar 20,777,514 sedangkan pada tahun 2013 sebesar
21,247,830. Penurunan ini terjadi dikarenakan berkurangnya jumlah persediaan dan
piutangnya. Dan pada tahun 2014 jumlah hutang lancar sebesar 13,600,230 dan pada
tahun 2013 sebesar 12,123,790. Dapat terlihat bahwa lebih besar jumlah aktiva lancar
dari pada hutang lancar pada kedua tahun tersebut, ini berarti perusahaan dapat
membayar hutang lancarnya dengan lancar. Berarti perusahaan ini likuid.
9. Hutang usaha pada tahun 2014 sebesar 2,761,472 sedangkan pada tahun 2013 sebesar
2,193,703. Dapat dilihat bahwa terjadinya peningkatan jumlah hutang usaha pada
tahun 2014. Ini diperkirakan terjadi dikarenakan terjadinya penurunan pada kas.
Berarti perusahaan melakukan pembayaran hutang usaha pada tahun 2013 dengan
menggunakan uang kas.
10. Beban penjualan pada tahun 2014 sebesar 5,295,372 sedangkan pada tahun 2013
sebesar 4,431,470. Dapat dilihat terjadinya peningkatan pada beban penjualan,
diperkirakan beban penjualan meningkat dikarenakan terjadinya peningkatan pada
penjualan bersih, karena apabila penjualan bersih meningkat pasti beban angkut dan
beban yang bersangkutan dengan penjualan akan ikut naik. Maka dari itu beban
penjualan mengalami peningkatan.
25
4.2 Rasio Likuiditas
Rasio
2013 2014
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
Aktiva Lancar (Current Assets)
Utang Lancar (Current Liabilities)
175% 153%
2. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Penjualan Bersih
Modal Kerja Bersih 8x 44 hari 10x 32 hari
6. Rasio Perputaran Piutang
26
Intepretasi Rasio Likuiditas PT.Hanjaya Mandala Sampoerna.Tbk
Di tahun 2013 dan 2014 jumlah aktiva lancar lebih besar dibandingkan dengan jumlah
hutang lancar, jumlah aktiva lancar ada 1,75% atau 2 kali dari hutang lancar atau setiap Rp.1
hutang lancar dijamin dengan Rp.2 aktiva lancar, atau aktiva lancar bisa menjamin hutang
lancar sebesar 175%, berarti PT.HM Sampoerna ini dikatakan lancar. Selain itu dilihat dari
rasio kedua yaitu aktiva lancar selain persediaan pada tahun 2013 dan 2014 bahwa aktiva
lancar selain persediaan hanya dapat menjamin hutang lancar dengan 32% pada tahun 2013
dan 24% pada tahun 2014. Disini current ratio lebih besar dari quick ratio, ini diperkirakan
bahwa adanya investasi yang sangat besar dalam persediaan. Dan selain itu dapat dilihat dari
rasio ketiga yaitu aktiva yang paling lancar yaitu kas, pada tahun 2013 dan 2012 kas hanya
dapat menjamin hutang lancar dengan 5% dan 7% saja. Ini diperkirakan bahwa perusahaan
ini memiliki piutang dan persediaan yang banyak, dan diperkirakan bahwa perusahaan ini
banyak berharap pada piutang ataupun investasinya pada persediaan untuk membayar hutang
lancarnya. Pada tahun 2013 dan 2014 mengalami penurunan modal kerja tetapi selisih aktiva
lancar dengan hutang lancar masih tetap bisa membiayai biaya kegiatan-kegiatan perusahaan
dan seluruh hutang lancar dapat benar-benar dibiayai oleh aktiva lancar tanpa mengganggu
likuiditasnya karena lebihnya aktiva lancar 77% dari hutang lancar. Dan setiap modal Rp.1
modal kerja dapat menghasilkan Rp.8,22 penjualan netto dan Rp.7,22 pada tahun 2013 dan
2014 dan pengumpulannya dalam waktu 2 bulan. PT.HM Sampoerna ini perputaran
piutangnya pada yahun 2014 adalah 63 kali sedangkan pada tahun 2013 penagihan piutang
sebesar 77 kali. Dalam 1 (satu) tahun pada 2013 PT.HM Sampoerna memerlukan 5 hari untuk
mengumpulkan piutang sedangkan pada tahun 2014 pengumpulan piutang hanya
memerlukan 5 hari. Dilihat dari tingkat perputaran persediaan pada tahun 2014 sebanyak 6
kali menunjukkan bahwa setiap 1 tahun rata-rata dilakukan pembelian bahan mentah
sebanyak 6 kali dengan jumlah waktu tersimpannya persediaan selama 59 hari. Sedangkan
pada tahun 2013 perputaran menunjukkan 0 kali, berarti pada tahun 2013 tidak adanya
perputaran persediaan dikarena periode pergantian persediaan sebanyak 1081 hari atau
selama 3 tahun.
27
4.3 Rasio Solvabilitas
Rasio 2014 (%) 2013 (%)
RUMUS
Solvabilitas
Rasio Modal
𝐌𝐨𝐝𝐚𝐥 𝐬𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢
dengan Total 𝒙 𝟏𝟎𝟎 47% 52%
𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐚𝐤𝐭𝐢𝐯𝐚
Aktiva
Utang jangka
𝐇𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚 𝐩𝐚𝐧𝐣𝐚𝐧𝐠
panjang dengan 𝒙 𝟏𝟎𝟎 9% 8%
𝐦𝐨𝐝𝐚𝐥 𝐬𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢
modal sendiri
Rasio Total
𝐇𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠
Hutang dengan 𝒙 𝟏𝟎𝟎 52% 48%
𝐀𝐤𝐭𝐢𝐯𝐚
Total Aktiva
28
Intepretasi Rasio Solvabilitas PT.Hanjaya Mandala Sampoerna.Tbk
1. PT. HM Sampoerna ini pada tahun 2013 50% total aktivanya dibiayai oleh modal
sendiri, tidak jauh persentasenya dengan tahun 2014 hanya 61%. Dilihat dari
persentase sebenarnya belum dikatakan baik karen masih dibawah 100%, tetapi
bagus karena mengalami peningkatan pada tahun 2014.
2. Seberapa besar Aktiva tetap perusahaan dibiayai oleh modal sendiri. Pada tahun 2013
230% aktiva tetap dibiayai oleh modal sendiri dan pada tahun 2014 mengalami
penurunan menjadi 177%, tetapi perusahaan masih dikatakan baik karena
persentasenya diatas 100%.
3. Dilihat dari aktiva tetap dengan hutang jangka panjang bahwa pada tahun 2013
sebesar 547% hutang jangka panjang dapat atau bisa dijamin oleh aktiva tetap dan
tahun 2014 sebesar 592%. Ini katakan baik karena diatas 100%, berarti aktiva tetap
benar-benar bisa menjamin hutang jangka panjang.
4. Modal sendiri perusahaan untuk memenuhi kebutuhan hutang jangka panjang dan
pada tahun 2013 kemampuan modal sendiri perusahaan untuk dapat memenuhi
kewajiban jangka panjang perusahaan adalah sebesar 8% dan meningkat 0,1% pada
tahun 2013, apabila persentasenya semakin tinggi maka akan semakin bagus.
5. Ekuitas perusahaan untuk memenuhi hutang perusahaan, pada tahun 2013 93%
ekuitas perusahaan dapat memenuhi atau membayar hutang perusahaan dan menurun
pada tahun 2014 sebesar 9104%, lebih baik pada tahun 2013 karena mengalami
peningkatan, rasio ini lebih baik persentasenya meningkat karena akan semakin baik.
Itu berarti perusahaan dapat memenuhi atau membayar hutang perusahaan.
6. Seberapa besar Aktiva perusahaan dapat menjamin hutang perusahaan. Dan pada
tahun 2013 total aktiva dapat menjamin hutang dengan 48% dan menurun 4% pada
tahun 2014. Semakin tinggi persentasenya maka semakin bagus rasio hutang dengan
aktivanya, karena apabila semakin tinggi persentasenya sehingga perusahaan lebih
dapat menjamin hutang perusahaan.
29
4.4 Rasio Rentabilitas
30
Intepretasi Rasio Rentabilitas PT.Hanjaya Mandala Sampoerna.Tbk
1. Dirasio ini dilihat seberapa jauh aktiva usaha dimanfaatkan untuk mendapatkan laba
usaha perusahaan. Semakin tinggi akan semakin bagus. Dilihat pada tahun 2013 dan
tahun 2014 PT.HM Sampoerna mendapatkan persentase 53% dan 49%, ini berarti
sudah setengah aktiva usaha dimanfaatkan untuk menghasilkan laba usaha
perusahaan.
2. Perputaran aktiva usaha, rasio ini menunjukkan seberapa jauh aktiva telah
dipergunakan di dalam kegiatan perusahaan atau menunjukkan berapa kali operating
assets berputar dalam suatu periode, di PT.HM Sampoerna pada tahun 2013 dan 2014
besarnya perputaran aktiva usaha sebanyak 2 dan 3 kali dalam satu periode. Dalam
rasio ini semakin rendah semakin bagus. Itu berarti manajemen lebih efektif
mengefisienkan aktiva dan penjualannnya dan aktiva lebih cepat berputar atau
berubah.
3. Dilihat dari laba kotor atas penjualan, rasio ini mengukur tingkat profitabilitas produk
sebelum dibebani oleh biaya-biaya yang lain. Jadi semakin tinggi akan semakin baik,
semakin tinggi laba yang dihasilkan dari penjualan akan semkin baik. Pada tahun
2013 dan 2014 PT.HM Sampoerna menunjukkan persentase sebesar 27% dan 25%
hanya turun 2%. Hanya 25% laba kotor yang dihasilkan oleh penjualan.
4. Dilihat dari laba usaha atas penjualan, rasio ini menunjukkan Laba usaha (laba
operasi) adalah laba dari kegiatan utama perusahaan. Oleh karena itu sudah
seharusnya laba ini memberikan hasil lebih besar dibanding dari laba yang bukan
utama. Dilihat dari persentase dari PT.HM Samporna tahin 2013 dan 2014 hanya
sebesar 17% dan 19%. Rasio ini hampir sama sengan rasio diatas, tetapi disini laba
usaha sudah dkurangi oleh biaya-biaya produksi.
5. Dari rasio laba bersih atas penjualan, rasio ini mengukur hasil akhir dari kegiatan
operasi perusahaan. Selisih laba bersih dengan rasio laba usaha dapat mencerminkan
berapa beban yan ditanggung perusahaan untuk biaya-biaya non operasional. Rasio
ini juga hampir sama dengan rasio yang sebelumnya seberapa laba bersih yang
dihasilkan oleh penjualan. Pada tahun 2013 dan 2014 PT.HM Sampoerna
menunjukkan persentase sebesar 12% dan 14% laba usaha yang dihasilkan oleh
penjualan.
6. Operating ratio mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan, sehingga rasio yang
tinggi menunjukkan keadaan yang kurang baik karena berarti bahwa setiap rupiah
31
penjualan yang terserap dalam biaya juga tinggi, dan yang tersedia untuk laba kecil.
Dilihat di PT.HM Sampoerna ini di tahun 2013 dan 2014 menunjukkan persentase
40% dan 35% hanya menurun 5% saja. Berarti 35% biaya yang terserap dalam
penjualan.
7. ROI tujuan perhitungan rasio ini adalah untuk mengetahui sampai seberapa jauh aset
yang digunakan dapat menghasilkan laba. Laba usaha berarti laba dari kegiatan utama
perusahaan. Aktiva operasi adalah aktiva yang dipakai untuk menghasilkan laba usaha
tersebut. Dengan kata lain, aset yang dihitung disini hanya aset yang memberikan
konstribusi terhadap pencapaian laba usaha. Di PT.HM Sampoerna pada tahun 2013
dan 2014 menunjukkan persentase sebesar 51% dan 53%. Berarti sebesar 51 atau 53
persen laba usaha dihasilkan dari aktiva. Pada tahun 2014 mengalami peningkatan
walau hanya 3%, tetapi semikin meningkat akan semakin bagus.
8. Net Rate of ROI sama juga dengan ROI, hanya saja menggunakan laba usaha setelah
pajak atau setelah dikurangi oleh pajak. Semakin tinggi akan semakin bagus, karena
kalau semakin tinggi persentasenya berarti semakin baik dalam mengelola aktiva
usaha untuk menghasilkan laba usaha.
9. Rentabilitas Modal Sendiri, rasio ini berguna untuk mengetahui seberapa jauh hasil
yang diperoleh dari penanam modal. Pengertian modal disini adalah semua modal
yang tertanam di perusahaan, termasuk di dalamnya saldo laba (laba ditahan). Berarti
pada tahun 2014 dan 2013 menunjukkan tingkat persentase sebesar 77% dan 79%. Ini
berarti 79% laba usaha yang dihasilkan oelh penanaman modal sendiri.
Dilihat dari rasio Rentabilitas dari seluruh persentase, bahwa PT.HM Sampoerna
dalam menghasilkan laba usaha banyak berasal atau yang dihasilkan oleh modal
sendiri dari pada penjualan. Dan diantara tahun 2014 dan 2013 hanya sedikit
mengalami naik atau pun turunnya persentase, jadi dapat disimpulkan pada tahun
2014 dan 2013 tidak banyak mengalami perubahan, tetapi lebih baik walaupun
mangalami kenaikan atau pun menurunnya hanya sedikit. Berarti di tahun 2014
keadaan perusahaan stabil seperti tahun 2013.
32
BAB V
5.1 KESIMPULAN
PT. HM Sampoerna. Tbk ini pada tahun 2013 50% total aktivanya dibiayai oleh
modal sendiri, tidak jauh persentasenya dengan tahun 2014 hanya 61%. Dilihat dari
persentase sebenarnya belum dikatakan baik karen masih dibawah 100%, tetapi bagus karena
mengalami peningkatan pada tahun 2014.
Dilihat seberapa jauh aktiva usaha dimanfaatkan untuk mendapatkan laba usaha
perusahaan. Semakin tinggi akan semakin bagus. Dilihat pada tahun 2013 dan tahun 2014
PT.HM Sampoerna mendapatkan persentase 53% dan 49%, ini berarti sudah setengah aktiva
usaha dimanfaatkan untuk menghasilkan laba usaha perusahaan.
5.2 SARAN
Didalam PT.HMSampoerna.Tbk pada tahun 2014 dan 2013 menunjukkan tingkat
persentase sebesar 74% dan 79%. Ini berarti 79% laba usaha yang dihasilkan oleh penanaman
modal sendiri. Daripada itu ditahun kedepannya PT.HMSampoerna.Tbk harus dapat
meningkatkan laba yang berasal dari penjualan dengan cara memberikan produk yang lebih
berkualitas dan dengan harga yang bermasyarakat agar meningkatkan penjualan dan dengan
begitu dapat menghasilkan laba usaha yang berasal dari penjualan bukan dengan penanaman
modal sendiri.
33
LAMPIRAN
34
L-1
RASIO SOLVABILITAS PT. HANJAYA MANDALA SAMPOERNA
2014
Rasio Solvabilitas 2013 (%) 2014 2013
(%)
modal sendiri 13498114 13304037
Rasio Modal dengan Total Aktiva 47% 52%
total aktiva 28380630 26247527
aktiva tetap 7603116 5119214
Rasio Modal Sendiri Dengan Aktiva Tetap 177% 230% hutang jangka
panjang 1282286 1041130
hutang 14882526 12939107
Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang 592% 547%
35
L-2
RASIO RENTABILITAS PT. HANJAYA MANDALA SAMPOERNA
2014 2013
Ratio Rentabilitas 2014 2013
Ratio Laba Usaha dengan Aktivitas 49% 53%
laba usaha 13.718.299 14.509.710
Usaha
Perputaran Aktivitas Usaha 2,8440776167 2,741111243
total aktiva 28.690.139 27.404.594
Gross Margin Ratio 25% 27% Penjualan 80.690.139 75.025.207
Operating Margin Ratio 17% 19% laba kotor 20.500.062 20.071.337
Net Marjin Ratio 12% 14% laba bersih-pajak 10.181.083 10.818.486
Operating Ratio 31% 33% harga pokok 20.500.062 20.071.337
Rate of ROI 48% 53% biaya operasi 5.295.372 4.431.470
Net Rate of ROI 35% 40% laba bersih sebelum pajak 13.718299 14.509.710
Rentabilitas Modal Sendiri 74% 79% laba bersih sesudah pajak 10.014.995 10.818.486
modal sendiri 13.498.114 13.716.735
aktiva usaha 28.380.630 27.006.748
36
Daftar Pustaka
Brigham, Eugene F. & Houston, Joel F. 2009. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Buku 1 Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat. Horn,
James C. Van & Wachowicz, John M. 2009. Prinsip-prinsip Manajaemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Keown, Arthur J., dkk. Manajemen Keuangan Prinsip dan Penerapan. PT Indeks
Puspita, Delima., Analisis Laoran keuangan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk dan entitas
PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Dan Entitas anak / And Subsidiairies Laporan Keuangan Konsolidasian/Comsolidated Financial
Statements 31 Desember 2013 dan 2014/ December 31, 2013 and 2014. www.sampoerna.com
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt., & Terry D. Warfield. (2012). Akuntansi Intermediate, edisi 12 jilid 1. Jakarta: Erlangga.
37
L-4
38