Professional Documents
Culture Documents
ANALISIS
ABSTRAK
Tujuan : untuk meneliti apakah trakeostomi yang lebih awal dapat memperbaiki hasil
outcome dibandingkan dengan trakeostomi yang lebih akhir
Sumber data : Ovid MEDLINE (termasuk PubMed), Embase dan Cochrane Central Register
of Controlled Trials
Metode : Pencarian sistematik berasal dari sumber yang disebutkan di atas sesuai pada
guideline PRISMA. Data dikumpulkan sesuai dengan outcome yang diinginkan yaitu
kematian di rumah sakit, lama rawat di ICU, lama penggunaan ventilasi mekanik, insidensi
pneumonia, cedera laringotrakeal dan penggunaan sedasi. Analisis menggunakan software
RevMan 5 (kolaborasi Cochrane, Oxford, England)
Hasil : 11 penelitian dimasukkan dalam analisis data. Ada penurunan yang signifikan pada
lama rawat di ICU pada grup trakeostomi awal (perbedaan rata-rata, -9,13 hari (-17,55
sampai -0,70 CI 95%), p= 0,03). Tidak ada penurunan yang signifikan pada kematian di
rumah sakit (RR 0,84; CI 0,67-1,04 95%; p=0,11). Analisis tidak dilakukan pada outcome
insidensi pneumonia atau lama penggunaan ventilasi mekanik karena heterogenisitas dari
subjek penelitian. Tidak ada dari penelitian yang melaporkan cedera laringotrakeal yang
signifikan di antara grup trakeostomi lebih awal atau yang lebih akhir. 3 penelitian
melaporkan bahwa trakeostomi lebih awal dapat signifikan menurunkan penggunaan sedasi.
Kesimpulan : Trakeostomi yang lebih awal yang dilakukan selama 7 hari pasca intubasi
berhubungan dengan penurunan lama rawat di ICU. Tidak ada perbedaan pada outcome
kematian di rumah sakit. Didapatkan data yang insufisien pada data yang mengacu outcome
insidensi pneumonia, lama penggunaan ventilasi mekanik, cedera laringotrakeal atau
penggunaan sedasi.
Trakeostomi adalah salah satu tindakan yang paling umum dilakukan pada pasien
yang sedang kritis. Indikasi umum pemasangan ini adalah pemasangan intubasi dan ventilasi
yang diperpanjang. Bila dibandingkan dengan intubasi ET, keuntungannya dengan
trakeostomi adalah trakeostomi memfasilitasi penyapihan dari ventilasi mekanik,
memungkinkan percepatan kembalinya berbicara dan intake lewat mulut dan lebih nyaman
bagi pasien. Keuntungan lain adalah mengecilkan resiko terjadinya cedera laring. Cedera
laring akibat dari pemasangan ET telah dilaporkan sebesar 94%. Efek jangka panjang seperti
granuloma dan stenosis laring berkisar antara 5% sampai 21% dengan peningkatan lama
intubasi ET berhubungan dengan peningkatan insidensi stenosis. Dengan perkembangan tube
yang lebih fleksibel dan cuff yang low pressure dan strategi manajemen tube, cedera laring
dan efek lain yang berhubungan jarang terjadi. Bagaimanapun juga cedera laring tetap
menjadi efek dari intubasi yang lama.
Waktu yang tepat dari trakeostomi pada pasien dengan penyakit yang kritis yang
membutuhkan ventilasi mekanik masih diperdebatkan. Konvensi menetapkan bahwa
trakeostomi dapat dilakukan bila ventilasi mekanik digunakan sampai 14 hari. Konsensus
yang dilaksanakan pada tahun 1989 menyatakan bahwa pasien yang membutuhkan ventilasi
mekanik sampai 10 hari dapat digunakan ET tetapi trakeostomi digunakan bila lebih dari 21
hari. Bukti evidence untuk pernyataan ini masih sedikit dan pathway yang jelas mengenai hal
ini belum ada.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan meta analisis dari review
sistematik sumber yang ada. Meneliti outcome pada grup trakeostomi yang dilakukan lebih
awal dibandingan dengan yang lebih akhir pada pasien dengan penyakit yang kritis.
METODE
Judul dan abstrak dikaji sekali saat di awal. Pengkaji menseleksi penelitian yang
sesuai dengan kriteria inklusi. Penelitian terpilih bila memenuji 4 kriteria inklusi yaitu: (1)
design nya randomized atau quasi randomized trial, (2) partisipan terdiagnosis penyakit kritis
yang membutuhkan perpanjangan ventilasi mekanik, (3) penelitian meneliti outcome antara
grup trakeostomi yang lebih awal dibandingkan yang di akhir, (4) outcome yang dimaksud
setidaknya meliputi salah satu dari: kematian di rumah sakit, lama rawat di ICU, lama
penggunaan ventilasi mekanik, insidensi pneumonia, cedera laringotrakeal dan penggunaan
sedasi. Penelitian yang tidak memenuhi kriteria inklusi dieksklusi.
Pengumpulan Data
Outcome yang dicari adalah kematian di rumah sakit, lama rawat di ICU, lama
penggunaan ventilasi mekanik, insidensi pneumonia, cedera laringotrakeal dan penggunaan
sedasi. Penelitian yang tidak memenuhi kriteria inklusi dieksklusi. Pengumpulan data secara
detail yang disajikan dalam tabel mengacu pada tujuan pencarian outcome pada penelitian
ini. Data dikumpulkan secara independen oleh 3 pengkaji (CCL, ED dan JD). Selama proses
pengumpulan, resiko bias tiap penelitian dianalisis. Beberapa resiko bias muncul dan tidak
ada satupun skala yang jelas divalidasi. Peneliti memilih kriteria dari Cochrane Handbook for
Systematics Review Interventions.
Analisis Statistik
HASIL
Total dari 3893 penelitian telah diidentifikasi sesuai dengan pencarian awal. Judul dan
review abstrak dari 3873 dieksklusi dan menyisakan 20 penelitian dengan full text review.
Satu penelitian tambahan telah diidentifikasi selama bibliografi dari pencarian relevan dari 21
penelitian. Setelah dianalisis dari full text review, tersisa 11 penelitian. Tabel 1
menyimpulkan kata kunci dari tiap kriteria inklusi penelitian dan tabel 2 menyimpulkan
resiko dari bias analisis. Penyebab dari kriteria penyakit dari studi populasi bervariasi dari
medis, neurologi, trauma atau campuran. Waktu yang dibutuhkan untuk trakeostomi dini
berbeda dari tiap penelitian dari 2 hingga 8 hari. Definisi dari trakeostomi akhir juga
bervariasi dari 6 hingga 28 hari. Pada 2 penelitian, trakeostomi akhir dilakukan hampir mirip
waktunya dengan batas waktu trakeostomi awal. Overlapping group ini menyebabkan hasil
yang inakurat dari meta analisis. Penelitian seperti ini tidak dimasukan dalam analisis akhir.
Tidak ada komplikasi yang mengancam nyawa yang dilaporkan pada tiap penelitian.
Insidensi Pneumonia
4 studi melaporkan data tentang lama dirawat di ICU (Figure 4). Hasil gabungan
mendukung tracheostomy dini, dengan perbedaan rata-rata sebesar 9,13 hari (95% CI, -17,55
sampai 0,70, I2 = 100% , P=0,03). Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa studi sama pada
kontribusi hingga heterogenitasnya. Hasil studi dikumpulkan meskipun memiliki tingkat
heterogenitas yang signifikan, karena semua efek yang diukur berada pada pihak yang sama
yaitu mendukung trakeostomi dini; oleh karena itu, efek yang sebenarnya juga mungkin
berada pada pihak yang sama. Analisis gabungan pada kasus ini kemungkinan didapatkan
efek yang sebenarnya, walaupun statistik heterogenitas yang signifikan.
Kematian di Rumah Sakit
Penggunaan sedasi dan cidera laryngotracheal merupakan hasil yang menarik pada
meta analisis kita, karena keduanya penting secara klinis. Data mengenai hasil ini, hanya
dapat diringkas secara kualitatif karena heterogen dan tidak dapat digabungkan dalam analisis
kuantitatif.
Bosel dkk menemukan penurunan secara signifikan dalam penggunaan sedasi pada
kelompok trakeostomy dini dibandingkan dengan kelompok trakeostomi lambat, dengan
masing-masing kelompok membutuhkan obat sedatif selama 42% dan 62% pada pasien yang
dirawat di ICU, masing-masing (perbedaan median, 17,5 hari; 95% CI, 3,3-29,2; P=0,02).
Selanjutnya, mereka menemukan bahwa pasien pada kelompok trakeostomi dini
mendapatkan perhitungan lebih rendah pada skala sedasi Richmond Agitation dan
membutuhkan bantuan lebih lama dibandingkan dengan ventilasi terkontrol. Rumbak dkk
juga menemukan penurunan yang signifikan pada penggunaan sedasi, dengan rata-rata (SD)
3,2 (0,4) hari pemberian sedasi pada kelompok trakeostomi dini dibandingkan dengan rata-
rata (SD) 14,1 (2,9) hari pemberian sedasi pada kelompok trakeostomi lambat (P<0,001).
Akhirnya, Young dkk menemukan penurunan yang signifikan dalam pertengahan jumlah hari
penggunaan sedasi pada kelompok trakeostomi dini dibandingkan dengan kelompok
trakeostomi lambat (5 vs 8 hari, P<0,001)
Studi yang dianalisis bervariasi pada definisi masing-masing trakeostomi, mulai dari 2
sampai 8 hari setelah intubasi. Tabel 4 merangkumkan tentang kejadian pneumoni, lamanya
penggunaan ventilasi, lamanya dirawat di ICU, dan kematian di rumah sakit berdasarkan
pada waktu trakeostomi dini. Kita tidak dapat menemuikan perbedaan yang signifikan pada
hasil, berdasarkan pada waktu dilakukan trakeostomi.
DISKUSI
Meta analisis kami menunjukkan bahwa bila dilakukan dalam waktu 7 hari,
trakeostomi dini menyebabkan penurunan lamanya perawatan di ICU dibandingkan dengan
trakeostomi lambat. Tidak ada bedanya terlihat pada angka kematian di rumah sakit. Analisis
gabungan tidak dapat dilakukan pada kejadian pneumonia dan panjang ventilasi mekanis
sekunder akibat heterogenitas yang signifikan. Kejadian pneumoni sama halnya lama
ventilasi mekanik dilaporkan dengan melihat berbagai studi, dengan beberapa melaporkan
manfaat sementara yang lain melaporkan kerugian pada kelompok trakeostomi dini. Meski
data mengenai penggunaan sedasi tidak menyumbangkan pada meta analisis, 3 studi
keseluruhan yang meneliti hasil ini menemukan penurunan yang signifikan pada kelompok
trakeostomi dini.
Resiko cidera laringotrakeal adalah salah satu perhatian utama untuk ahli
otolaringologi saat memutuskan untuk mengikuti kelompok trakeostomi dini. Tinjauan
sistematis kami menemukan tidak adanya perbedaan yang signifikan dalam cidera awal atau
akhir berdasarkan pada waktu trakeostomi. Walaupun, penelitian yang disertakan memiliki
ukuran sampel yang kecil. Seperti, adanya resiko tinggi kesalahan tipe II dalam penelitian ini,
Dimana mereka mungkin tidak cukup bertenaga untuk mendeteksi perbedaan yang nyata
yang mungkin ada antara kelompok perlakuan. Temuan kami tidak ada bedanya dapat
menghilangkan ketidakmampuan bukti saat ini daripada tidak adanya manfaat dalam
trakeostomi dini. Perhatian lain dalam memutuskan untuk melakukan trakeostomi dini adalah
apakah hal itu benar-benar mengarah tingginya angka komplikasi jangka panjang, seperti
stenosis trakea, terutama pada pasien yang mungkin tidak perlu menjalani prosedur ini karena
berhasilanya ekstubasi. Hasil dari Rumbak dkk menyarankan kemungkinan peningkatan pada
stenosis trakea akhir pada kelompok trakeostomi dini, walaupun perbedaan ini tidak
signifikan. Karena itu saat ini tidak cukup bukti untuk membuktikan atau membantah
kekhawatiran ini. Studi dengan pengamatan jangka panjang diperlukan untuk menilai efek
sebenarnya dari trakeostomi dini dari hasil laringotrakeal. Ini adalah isu penting yang harus
diperiksa dalam penelitian di masa depan.
Hasil kami berbeda dengan meta analisis sebelumnya. Griffith dkk tidak menemukan
perbedaan yang signifikan pada kematian atau pneumoni, tapi mereka dapat menemukan
penurunan yang signifikan pada durasi ventilasi mekanik dan lamanya dirawat di ICU. Meta
analisis selanjutnya oleh Wang dkk tidak menemukan perbedaan yang signifikan pada
berbagai hasil, termasuk kematian, pneumonia, lamanya ventilasi mekanik, dan lamanya
dirawat di ICU. Berbagai hasil dapat dikaitkan dengan perbedaan metodologis tertentu.
Protokol kami mengecualikan penelitian yang membandingkan trakeostomi dini dengan
intubasi endotrakeal berkepanjangan, sedangkan Griffith dkk dan Wang dkk memasukkan
penelitian ini dalam keseluruhan analisisnya. Hal ini dapat menjadi masalah karena dalam
penelitian yang menyelidiki trakeostomi dini versus intubasi berkepanjangan, data mengenai
jumlah pasien yang memerlukan trakeostomi terlambat, hari dari trakeostomi terlambat, dan
hasil pasien ini seringkali tidak secara eksplisit dinyatakan. Oleh karena itu, mungkin tidak
tepat untuk menggabungkan hasil dari penelitian ini dengan mereka yang melihat trakeostomi
dini versus terlambat, karena mereka mengukur efek pengobatan yang berbeda. Meta-analisis
kami juga mencakup 4 percobaan tambahan yang telah dilaporkan sejak studi Wang dkk.
Akhirnya, kami menggunakan pendekatan yang lebih konservatif dan ketat dalam analisis
statistik dan interpretasi data kami. Secara khusus, kami memilih untuk melepaskan analisis
gabungan untuk 2 hasil kami karena heterogenitas yang signifikan. Dalam studi Griffith dkk
dan Wang dkk, data digabungkan untuk setiap hasil walaupun heterogenitas ditemukan
(dengan statistik I2 berkisar antara 58% sampai 87% pada studi Griffith dkk dan 0% sampai
98% studi Wang dkk). Paragraf berikut membahas masalah penggabungan data dengan
adanya statistik yang tinggi.
Keterbatasan kedua studi kami bahwa kami mungkin tidak termasuk percobaan yang
acak dan kuasi acak dibandingkan dengan hasil dari trakeostomi dini dengan trakeostomi
lambat. Kami melakukan pencarian menyeluruh dan meminimalkan kemungkinan kehilangan
studi yang relevan dengan memiliki strategi pencarian inklusif yang dilakukan secara
sistematis oleh 2 pengulas. Namun pencarian literatur terbatas untuk artikel yang berbahasa
inggris; karena itu, publikasi dalam bahasa lain mungkin telah terjawab.
KESIMPULAN
Tinjauan dan meta analisis kami yang sistematis menemukan bahwa bila dilakukan
dalam waktu 7 hari, trakeostomi dini dikaitkan secara signifikan dengan penurunan lama
tinggal ICU. Tidak ada perbedaan mortalitas di rumah sakit. Tidak cukup bukti saat ini untuk
mendukung trakeostomi dini sehubungan dengan kejadian pneumonia atau ventilasi mekanis.
Analisis subkelompok tidak menunjukkan perbedaan hasil berdasarkan etiologi penyakit
kritis atau apakah trakeostomi dini dilakukan pada 2 sampai 3 hari, 4 sampai 5 hari, atau 7
sampai 8 hari intubasi endotrakeal.