You are on page 1of 18

ANALISA STRUKTUR STATIS TAK TENTU

“Metode Slope Deflection”

DISUSUN OLEH

Nama : Benediktus Damanis

NIM : 16012088

Kelas : IV B KBG D IV

POLITEKNIK NEGERI MANADO

TEKNIK SIPIL

KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG D IV

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas penyertaan-Nya makalah
ini bisa di selesaikan..

Makalah ini berisi tentang salah satu metode Analisa Struktur Statis Tak Tentu yaitu
Metode Slope Deflection. Dalam penyusunannya makalah ini melibatkan berbagai pihak
yang tidak bisa di sebutkan satu per satu. Untuk itu saya ucapkan terimakasih.

Saya menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini,baik
dari segi EYD,kosa kata,tata bahasa maupun isi.Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian untuk dijadikan sebagai bahan
evaluasi.

Demikian,semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Manado, 2018

Penulis

i|Page
STATIKA III _Slope Deflection 2018

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
BAB II..................................................................................................................................................... 2
DASAR TEORI ...................................................................................................................................... 2
BAB III ................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 3
BAB IV ................................................................................................................................................... 7
CONTOH SOAL .................................................................................................................................... 7
BAB IV ................................................................................................................................................. 14
KESIMPULAN ..................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 15

ii | P a g e
STATIKA III _Slope Deflection 2018

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam dunia teknik sipil kita sering sekali menjumpai dengan berbagai macam
bangunan seperti jembatan, gedung – gedung, dan proyek yang lainnya. Untuk
menentukan perhitungan tersebut diperlukan sistem struktur. Sistem struktur sendiri ada
banyak macam, mulai dari yang sederhana hingga yang kompleks.
Contoh untuk perhitungan sistem struktur yang sederhana adalah struktur statis
tertentu, dimana pada struktur ini cara menentukan gaya – gaya yang bekerja dapat kita
gunakan dengan syarat keseimbangan.Yaitu ∑ V = 0 , ∑ H = 0 , dan ∑ M = 0.
Berbeda dengan struktur statis tertentu, struktur statis tak tentu tidak bisa
diselesaikan hanya dengan syarat keseimbangan seperti statis tertentu. Oleh karena itu,
saya akan membahas bagaimana cara menyelesaikan struktur statis tak tentu dengan
metode Slope Deflection

1.2 TUJUAN

 Mengetahui cara perhitungan analisa struktur statis tak tentu dengan metode
Slope Deflection.

1|Page
STATIKA III _Slope Deflection 2018

BAB II

DASAR TEORI

Metode Slope Deflection ini awalnya diperkenalkan oleh George A. Maney pada
tahun 1914 yang merupakan suatu metode dalam penyelesaian analisis struktur balok kontinu
dan kerangka kaku statis tak tentu.
Pada hakekatnya metode ini merupakan suatu cara untuk menyelesaikan persamaan-
persamaan serempak didalam metode defleksi (displacement method) dengan ketelitian yang
cukup baik.

2|Page
STATIKA III _Slope Deflection 2018

BAB III

PEMBAHASAN

Metode “slope deflection”, seperti kedua metode yang lain bisa digunakan untuk analisis
struktur balok statis tak tentu dan portal dengan konsep sebagai berikut :

1. Geometri (compatibility) : titik-titik pertemuan antara balok dan kolom pada suatu
portal dianggap kaku, sehingga sudut-sudut antara pertemuan elemen tersebut “tidak
berubah” pada saat strukur dibebani.
2. Keseimbangan (equilibrium) : jumlah momen-momen akhir pada titik pertemuan
tersebut sama dengan nol, M = 0.

Sehingga dapat dikatakan jumlah variabel yang ada sama dengan jumlah titik simpul
(joint) struktur tersebut.

Nilai dari variabel-variabel tersebut akan dicari dengan menyusun persamaan-persamaan


sejumlah variabel yang ada dengan ketentuan memenuhi kondisi “equilibrium”.

Pada tahapan ini diperlukan perumusan dari masing-masing momen batang, karena
rumus-rumus momen batang tersebut mengandung variabel yang dicari, yaitu rotasi titik
simpul.

Setelah nilai variabel yang dicari diperoleh, kemudian disubstitusikan ke dalam


persamaan yang telah disusun untuk mendapatkan nilai dari momen batang-batang tersebut.

3|Page
STATIKA III _Slope Deflection 2018

Penurunan Rumus

Pada bentangan AB, MA dan MB dinyatakan dalam suku-suku rotasi ujung θA dan θB
dengan pembebanan yang diberikan W1 dan W2.

Dengan pembebanan yang diberikan pada batang tersebut, diperlukan momen-momen


ujung terjepit M0A dan M0B untuk menahan garis-garis singgungnya tetap di ujung.

Momen-momen ujung tambahan M’A dan M’B harus sedemikian besarnya, sehingga
menyebabkan rotasi θA dan θB.

Jika θA merupakan rotasi ujung yang disebabkan oleh MA dan θB merupakan rotasi ujung
yang disebabkan oleh MB, maka syarat syarat bentuk yang diperlukan adalah :

Pers. (1) :
𝜽𝑨 = +𝜽𝑨𝟏 − 𝜽𝑨𝟐
𝜽𝑩 = −𝜽𝑩𝟏 + 𝜽𝑩𝟐 (1)
Pers. (2) :
𝑴𝑨 = 𝑴𝟎𝑨 + 𝑴′𝑨
𝑴𝑩 = 𝑴𝟎𝑩 + 𝑴′𝑩 (2)

4|Page
STATIKA III _Slope Deflection 2018

Pers. (3) :
𝑴′𝑨𝑳 𝑴′𝑩𝑳 𝑴′𝑨𝑳 𝑴′𝑩𝑳
𝜽𝑨𝟏 = 𝜽𝑨𝟐 = 𝜽𝑩𝟏 = 𝜽𝑩𝟐 =
𝟑𝑬𝑰 𝟔𝑬𝑰 𝟔𝑬𝑰 𝟑𝑬𝑰

Pers. (4) . Pers. (3) disubstitusikan ke (1), sehingga diperoleh :


𝑴′𝑨𝑳 𝑴′𝑩𝑳
𝜽𝑨 = + -
𝟑𝑬𝑰 𝟔𝑬𝑰

𝑴′𝑨𝑳 𝑴′𝑩𝑳
𝜽𝑩 = − +
𝟔𝑬𝑰 𝟑𝑬𝑰

Pers. (4) diselesaikan secara simultan, sehingga diperoleh :


𝟐𝑬𝑰
𝑴′𝑨 = + (𝟐𝜽𝑨 + 𝜽𝑩 )
𝑳

𝟐𝑬𝑰
𝑴′𝑩 = + (𝟐𝜽𝑩 + 𝜽𝑨 ) …………………… (5)
𝑳

Pers. (5) disubstitusikan ke (2), sehingga diperoleh :

𝟐𝑬𝑰
𝑴𝑨 = 𝑴𝟎𝑨 + (𝟐𝜽𝑨 + 𝜽𝑩 )
𝑳

𝟐𝑬𝑰
𝑴𝑩 = 𝑴𝟎𝑩 + (𝟐𝜽𝑩 + 𝜽𝑨 ) ………………..(6)
𝑳

Pers. (6) merupakan persamaan defleksi kemiringan (slope deflection) untuk batang yang
mengalami lentur.

Prosedur
Penggunaan metode slope deflection pada balok statis tak tentu dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut :

1. Tentukan momen-momen ujung terjepit (momen primer) di ujung-ujung setiap bentangan


untuk beban yang diberikan.
2. Semua ujung dinyatakan sebagai suatu fungsi dari momen momen ujung terjepit dan rotasi
sambungannya dengan

5|Page
STATIKA III _Slope Deflection 2018

menggunakan Pers. (6).


3. Tetapkan suatu sistem persamaan simultan dengan menggunakan kondisi keseimbangan,
jumlah momen disetiap sambungan harus sama dengan nol.

4. Selesaikan persamaan simultan untuk memperoleh rotasi-rotasi sambungan yang tak


diketahui.
5. Substitusikan nilai-nilai rotasi yang sudah diketahui ke dalam persamaan slope deflection
dan hitung momen ujungnya.

6. Tentukan semua reaksi dengan free body diagram, kemudian gambarkan diagram gaya
geser dan momen.

6|Page
STATIKA III _Slope Deflection 2018

BAB IV

CONTOH SOAL

CONTOH 1 :

AnalisiA struktur balok menerus berikut :

a. Momen ujung (fixed end moment) :

Bentang AB :
𝟐𝟒(𝟔)𝟐
𝑀0𝐴𝐵 = − = −72 kNm
𝟏𝟐

𝑀0𝐵𝐴 = +72 kNm

Bentang BC :
𝟐𝟒(𝟔)𝟐 𝟖𝟎(𝟏𝟐)
𝑀0BC = − – = −312 kNm
𝟏𝟐 𝟖

𝑀0𝐵C = +312 kNm

Bentang CD :
𝟕𝟐(𝟐)(𝟒)𝟐
𝑀0CD = − = −64 kNm
𝟔𝟑

𝟕𝟐(𝟒)(𝟐)𝟐
𝑀0CD = + = +32 kNm
𝟔𝟑

b. Persamaan slope deflection :


𝟐𝑬(𝟑𝟏)
𝑀𝐴𝐵 = 𝑀0𝐴𝐵 + (2𝜃𝐴 + 𝜃𝐵) = −72 + 2𝐸𝐼𝜃𝐴 + 𝐸𝐼𝜃𝐵
𝟔

𝟐𝑬(𝟑𝟏)
𝑀BA = 𝑀0BA + (2𝜃𝐴 + 𝜃𝐵) = +72 + 2𝐸𝐼𝜃B + 𝐸𝐼𝜃A
𝟔

𝟐𝑬(𝟏𝟎𝑳)
𝑀BC = 𝑀0BC + (2𝜃B + 𝜃C) = −312+ 3,33𝐸𝐼𝜃B + 1,67𝐸𝐼𝜃C
𝟏𝟐

7|Page
STATIKA III _Slope Deflection 2018

𝟐𝑬(𝟏𝟎𝑳)
𝑀CB= 𝑀0CB + (2𝜃C + 𝜃B) = +312+ 3,33𝐸𝐼𝜃C + 1,67𝐸𝐼𝜃B
𝟏𝟐

𝟐𝑬(𝟐𝑳)
𝑀CD= 𝑀0CD + (2𝜃C + 𝜃D) = −64 + 3,33𝐸𝐼𝜃C + 0,67𝐸𝐼𝜃D
𝟔

𝟐𝑬(𝟐𝑳)
𝑀DC= 𝑀0DC+ (2𝜃D + 𝜃C) = +32 + 1,33𝐸𝐼𝜃D + 0,67𝐸𝐼𝜃C
𝟔

c. Syarat batas :

Pertemuan di A : MAB = 0
Pertemuan di B : MBA + MBC = 0
Pertemuan di C : MCB + MCD = 0
Pertemuan di D : MDC – 36 = 0

d. Persamaan slope deflection dengan syarat batas :


+2𝐸𝐼𝜃𝐴 + 𝐸𝐼𝜃𝐵 = +72
+𝐸𝐼𝜃𝐴 + 5,33𝐸𝐼𝜃𝐵 + 1,67𝐸𝐼𝜃𝐶 = +240
+1,67𝐸𝐼𝜃𝐵 + 4,67𝐸𝐼𝜃𝐶 + 0,67𝐸𝐼𝜃𝐷 = −248
+0,67𝐸𝐼𝜃𝐶 + 1,33𝐸𝐼𝜃𝐷 = +4

e. Penyelesaian simultan dengan eliminasi dan substitusi :


𝐸𝐼𝜃𝐴 = +0,20
𝐸𝐼𝜃𝐵 = +71,60
𝐸𝐼𝜃𝐶 = −85,23
𝐸𝐼𝜃𝐷 = +45,62

f. Momen ujung akhir :


𝑀𝐴𝐵 = −72 + 2 +0,20 + +71,60 = 0
𝑀𝐵𝐴 = +72 + 2 +71,60 + +0,20 = +215,4 kNm
𝑀𝐵𝐶 = −312 + 3,33 +71,60 + 1,67 −85,23 = −215,4 kNm
𝑀𝐶𝐵 = +312 + 3,33 −85,23 + 1,67 +71,60 = +147,3 kNm
𝑀𝐶𝐷 = −64 + 1,33 −85,23 + 0,67 +45,62 = −147,2 kNm
𝑀𝐷𝐶 = +32 + 1,33 +45,62 + 0,67 −85,23 = +36 kNm

g. Reaksi perletakan dengan free body diagram :

8|Page
STATIKA III _Slope Deflection 2018

h. Diagram momen lentur (BMD = bending moment diagram) :

i. Diagram gaya geser (SFD = shear force diagram) :

CONTOH 2 : Gambarkan bidang M D N

∑V = 0
Ra + Rb - q1.3 - P1 - P1 = 0
0,15 + 4,85 – 1.3 - 2= 0 (OK)

∑H = 0
P 1 + Ra H = 0
RaH = -1 ( )

∑MB = 0 ∑MA = 0
3
10Ra + P1.2 + q.3.( + 10) + P2.8 + RaH.4 = 0 3
10Rb + P1.2 + q.3.( ) + P2.2 - RaH.0 = 0
2
2
10Ra - 1.2 - 1.3.(11,5) + 2.8 + 1.4 = 0 10Rb + 1.2 + 1.3.(1,5) + 2.2 - 0 = 0
48,5
Ra = 10
= 4,85 Ton Rb =
1,5
= 0,15 Ton
10

9|Page
STATIKA III _Slope Deflection 2018

Diagram Bidang Momen


MA = 0 Ton Meter
MC = RaH. 2 = 1.2 = 2 Ton Meter
MDA = RaH. 4 – P1.2 = 1.4 – 1.2 = 2 Ton Meter
3 3
MDE = -q1.3.(2) = 1. 3.(2) = - 4,5
MDB = MDA + MDE = 2 – 4,5 = -2,5
MF = MDB + Ra2. 2 = -2,5 + 1,85.2 = 1,2 Ton Meter
MB = 0 Ton Meter

Diagram Bidang Lintang

D A = R aH = 1
DC = RaH – P1= 1 – 1 = 0
DD = Ra2 = RaV – q.3 = 4,85 – 3 = 1,85
DF = Ra2 - P2= RaV – q.3 - P2 = 4,85 – 3 – 2 = - 0,15
DB = Ra2 - P2 + Rb = RaV – q.3 - P2 + Rb
= 4,85 – 3 – 2 + 0,15 = 0

Diagram Bidang Normal

NAD = - ( RaV )= - 4,85 Ton ( TEKAN )

10 | P a g e
STATIKA III _Slope Deflection 2018

CONTOH 3:

Gambarkan Bidang Momen, Bidang Lintang dan Bidang Normal.

∑V = 0
Ra + Rb - q1.3 - P1 - P1 = 0
0,15 + 4,85 – 1.3 - 2= 0 (OK)

∑H = 0
-P1 + RaH = 0
Ra H = 1

∑MB = 0 ∑MA = 0
7
10Ra - RaH.4 - P2.10 - q.7.(2) + P1. 0 = 0 7
10Rb - P1.4 - q.7.(2 + 3) + P2.0 - RaH.0 = 0
7
10Ra - 1.4 - 2.10 - 1.7.(2) = 0 10Rb - 1.4 + 1.7.(6,5) = 0
48,5 41,5
Ra = 10 = 4,85 Ton Rb = = 4,15 Ton
10

Diagram Bidang Momen

MA = 0 Ton Meter
MCA = RaV. 3 - RaH. 4 + = 4,85.3 - 1.4= 10,55 Ton Meter
MCD = – P2.3 = -2.3 = -6 Ton Meter
MCB = MCA + MCD = 10,55 – 6 = 4,55 Ton Meter

Pada bentang CB MMax Terjadi di X max , dimana X max didapatkan dari


turunan pertama fungsi dari momen max ( Mmax )
𝑑𝑦 𝑥
0 = 𝑑𝑥 [- P2. (3+x) + RaV(3+x) + RaH.4 – q.x.(2 )]
0 = [-P2 + Ra – q.x]
[−P1 + Ra ] [− 2+4,85]
X max = = = 2,85
q 1
= 2,85 meter dari titik C
Sehingga Mmax adalah
2,85
= - P2. (3+2,85) + Ra(3+2,85) + RaH.4 – q.2,85.( 2
)
2,85
= - 2. (5,85) + 4,85.(5,85) + 1.4 - 1.2,85.( 2
)
= 8,61125 Ton meter

11 | P a g e
STATIKA III _Slope Deflection 2018

Cara lain untuk mencari MMAX pada bentang CB adalah


𝑑𝑦 𝑥
0 = 𝑑𝑥 [MCB + Ra2.x – q.x.(2 )]
0 = [ Ra2 – q.x]
[ Ra2 ] [ 2,85]
X max = q
= 1 = 2,85
= 2,85 meter dari titik C
Sehingga Mmax adalah
𝑥
= MCB + Ra2.x – q.x.(2 )]
2,85
= 4,55 + 2,85.2,85 - 1.2,85.( )
2
= 8,61125 Ton meter

Diagram Bidang Lintang


DAC = DCA = RaV.cosα - RaH.sinα
3 4
= 4,85.5 - 1. 5
= 2,11 Ton
DDC = – P2= – 2 Ton

Gaya lintang pada batang CB :


DCB (x=3) = RaV – P2 = 4,85 – 2 = 2,85 Ton
Dx = 4 = RaV – P2 – q.1 = 4,85 – 2 – 1.1 = 1,85 Ton
Dx = 5 = RaV – P2 – q.2 = 4,85 – 2 – 1.2 = 0,85 Ton
Dx = 5,85 = RaV – P2 – q.2,85 = 4,85 – 2 – 1.2,85 = 0 Ton
Dx = 6 = RaV – P2 – q.3 = 4,85 – 2 – 1.3 = - 0.15 Ton
Dx = 7 = RaV – P2 – q.4 = 4,85 – 2 – 1.4 = - 1.15 Ton
Dx = 8 = RaV – P2 – q.5 = 4,85 – 2 – 1.5 = - 2.15 Ton
Dx = 9 = RaV – P2 – q.6 = 4,85 – 2 – 1.6 = - 3.15 Ton
Dx = 10 = RaV – P2 – q.7 + RbV
= 4,85 – 2 – 1.7 – 4,15 = 0 Ton

12 | P a g e
STATIKA III _Slope Deflection 2018

Diagram Bidang Normal

NAC = - ( RaV.sinα - RaH.cosα )


4 3
= - (4,85.5 + 1. 5 )
= - 4,48 Ton ( TEKAN )
NBC = -P1 = -1 Ton ( TEKAN )

13 | P a g e
STATIKA III _Slope Deflection 2018

BAB IV

KESIMPULAN

Dalam bidang teknik sipil sangat banyak perhitungan yang membuat kepala pusing.
Seperti analisa struktur statis tak tentu. Untuk menghitungnya juga ada beberapa metode.
Salah satunya yang adalah metode Slope Deflection yang sudah di bahas di atas. Dan
masih ada beberapa metode yang bisa dipelajari untuk menambah pengetahuan dan keahlian
dalam menganalisa struktur.

14 | P a g e
STATIKA III _Slope Deflection 2018

DAFTAR PUSTAKA

Contoh soal _http://fulan112.blogspot.co.id/2015/02/soal-soal-analisis-struktur-1-statis.html

15 | P a g e

You might also like