You are on page 1of 5

4.

Tahap Pelaporan

Adanya permintaan yang tinggi atas transparansi pengelolaan sumber daya publik,
menjadi alasan yang utama untuk melaporkan keseluruhan pekerjaan audit kepada pihak
manajemen, lembaga legislatif dan masyarakat luas. Penyampaian hasil-hasil pekerjaan audit
dapat dilakukan secara formal dalam bentuk laporan tertulis kepada lembaga legislatif
maupun secara informal melalui diskusi dengan pihak manajemen. Pengorganisasian dan
pelaporan temuan-temuan audit secara tertulis akan membuat hasil pekerjaan yang telah
dilakukan menjadi lebih permanen. Selain itu, laporan tertulis juga sangat penting untuk
akuntabilitas publik. Laporan secara tertulis merupakan sebuah ukuran yang nyata atas nilai
sebuah pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor. Tanpa memandang sejauh mana
profesionalisme dan kemampuan pemeriksaan yang dimiliki oleh auditor, laporan yang
disajikan oleh auditor merupakan kriteria yang penting bagi kesuksesan atau kegagalan
pekerjaannya.

Ada tiga langkah utama yang sangat penting dalam mengembangkan laporan audit
secara tertulis, yaitu :

1. Persiapan. Pada tahap persiapan, auditor mulai mengembangkan temuan-temuan


audit, menggabubgkan temuan-temuan tersebut menjadi sebuah laporan yang koheren
dan logis, serta menyiapkan bukti-bukti pendukung dan dokumentasi yang diperlukan.
2. Penelaahan. Merupakan tahap analisis kritis terhadap laporan tertulis yang dilakukan
oleh staf audit, review, dan komentar atas laporan diberikan oleh pihak manajemen
atau auditee.
3. Pengiriman. Meliputi persiapan tertulis sebuah laporan yang permanen agar dapat
dikirim ke lembaga yang memberi tugas untuk mengaudit dan kepada auditee.

Hal terpenting dalam sebuah laporan adalah bahwa laporan tersebut dapat dipahami oleh
pihak-pihak yang menerima dan membutuhkan laporan. Jika laporan sulit dipahami oleh
pengguna, maka laporan tersebut menjadi kurang efektif. Agar dapat menyampaikan hasil
audit dengan baik, auditor pertama kali harus memastikan siapa yang kompeten untuk
menulis laporan dan siapa para pembaca atau pengguna laporan audit tersebut. Umumnya,
pembaca laporan audit adalah orang-orang yang well educated di bidangnya masing-masing
dan mempunyai kemampuan yang bagus untuk membaca laporan audit. Meskipun sebagian
besar pembaca laporan audit adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan yang cukup
tinggi, pembaca laporan biasanya tidak memahami secara teliti kegiatan manajemen atau
program yang dilaporkan auditor. Oleh karena itu, sebaiknya auditor menerangkan dan
menjelaskan lebih detail aktivitas atau program yang di uji dalam audit kinerja. Penggunaan
kata-kata yang tepat, pemakaian kalimat-kalimat dalam paragraf yang koheren, logis, dan
mempunyai penekanan akan membantu pembaca dalam memahami laporan. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam penulisan laporan adalah:

1. laporan audit kinerja harus ditulis secara objektif


2. auditor tidak boleh overstate

3. informasi yang disajikan harus disertai suatu bukti yang kompeten

4. auditor hendaknya menulis laporan secara konstruktif, memberikan pengakuan


terhadap kinerja yang baik maupun yang buruk

5. auditor hendaknya mengakomodasi usaha-usaha yang dilakukan oleh manajemen


untuk memperbaiki kinerjanya

Keahlian yang perlu dimiliki dan dikembangkan oleh auditor agar menghasilkan laporan
yang efektif adalah:

1. Keahlian teknis

Keahlian yang dibutuhkan untuk mengorganisasikan atau menyusun informasi


audit menjadi sebuah laporan yang koheren

2. Keahlian manajerial

Keahlian yang dibutuhkan untuk merencanakan, mengorganisasikan,


melaksanakan dan mengendalikan masing-masing tahap audit untuk memastikan hasil
akhir yang berkualitas dan tepat waktu.

3. Keahlian interpersonal

Keahlian untuk menjaga hubungan baik dengan auditee, kemampuan untuk


menyampaikan temuan-temuan negatif menjadi kesempatan-kesempatan positif
sehingga mampu meyakinkan manajemen atas potensi-potensi yang ada.
Kekhususan laporan audit untuk audit kinerja terletak pada bagian pemberian rekomendasi
untuk perbaikan. Secara lebih rinci, laporan audit untuk audit kinerja terdiri atas :

I. Pendahuluan terdiri dari : a. Umum, b. surat pengiriman atau memorandum, c. laporan

ringkasan, d. daftar isi laporan secara keseluruhan, e. daftar tabel dan gambar.

II. Teks terdiri dari : a. pendahuluan, b. body atau badan, mencakup: 1. pengantar masalah

(jika perlu), 2. temuan-temuan, 3. kesimpulan dan rekomendasi dan 4. komentar


auditee

III. Referensi Masalah terdiri dari : a. footnotes, b. lampiran, c.bibliografi, d. komentar

auditee (jika tidak dimasukkan ke dalam teks), e. bahan referensi

Dalam praktik, auditor harus melakukan hal-hal berikut untuk menegmbangkan sebuah
laporan audit :

1. Menyiapkan temuan-temuan secara individual

2. Mengumpulkan semua referensi yang diperlukan untuk mendukung teks

3. Menyiapkan teks

4. Menyiapkan laporan inti

5. Menyiapkan memorandum pengiriman laporan

Temuan audit merupakan building blocks laporan audit, maksudnya bahwa temuan audit akan
disajikan secara tertulis sesuai dengan permasalahan yang relevan dan material yang
ditemukan selama audit, yang mencakup argumen yang logis & komplit dan didukung oleh
bukti-bukti yang cukup.

5. Tahap Penindaklanjutan (Follow Up)

Tahap penindaklanjutan didisain untuk memastikan/memberikan pendapat apakah


rekomendasi auditor sudah diimplementasikan. Prosedur review follow up dimulai dengan
tahap perencanaan melalui pertemuan dengan pihak manajemen untuk mengetahui
permasalahan yang dihadapi organisasi dalam mengimplementasikan rekomendasi auditor.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tahap penindaklanjutan dari sisi auditor adalah:

1) Dasar untuk melakukan follow up

Dasar untuk melakukan follow up adalah perencanaan yang dilakukan oleh


pihak manajemen. Untuk setiap rekomendasi yang diberikan oleh auditor,
manajemen harus menentukan apakah rekomendasi tersebut ditolak atau diterima,
jika diterima apakah rekomendasi tersebut diimplementasikan atau tidak, jika
tidak diimplementasikan periode sekarang, kapan implementasi direncanakan
akan dilaksanakan. Jika rekomendasi telah diimplementasikan sebelum laporan
diterbitkan, seharusnya telah diverifikasi oleh auditor. Jika rekomendasi auditor
tidak dilaksanakan, permasalahan apa saja yang dihadapi oleh organisasi dalam
pengimplementasian rekomendasi.

2) Pelaksanaan review follow up

Perencanaan manajemen memberikan dasar untuk review follow up.


Berdasarkan prosedur, hal pertama yang harus diputuskan adalah penjadwalan
follow up, yang mana hal ini sangat tergantung pada kompleksitas rekomendasi
dan tingkat kesulitan implementasi. Rule of thumb yang berlaku menyatakan
bahwa follow up awal sebaiknya dilakukan enam bulan setelah laporan audit
resmi diterbitkan. Follow up yang dijadwalkan tiga bulan sesudahnya seharusnya
cukup untuk menilai tindakan yang diambil oleh manajemen.

3) Batasan review follow up

Pelaksanaan follow up sebaiknya tidak terbatas pada penilaian pelaksanaan dan


dampak rekomendasi yang diusulkan oleh auditor, namun sebaliknya juga
dihindari terjadinya follow up yang overload. Kegiatan follow up yang dilakukan
diharapkan mampu menjelaskan peningkatan aktual yang telah dicapai setelah
proses audit dilaksanakan pada organisasi tertentu.
4) Implementasi rekomendasi

Pada audit kinerja, auditor secara formal memberikan rekomendasi-rekomendasi


yang disasarkan pada temuan-temuan selama proses audit. Rekomendasi ini
sangat penting untuk perbaikan kinerja di masa mendatang.

1. Implementasi oleh unit kerja


2. Implementasi oleh eksekutif

3. Peranan auditor dalam implementasi rekomendasi audit (auditor hanya


berperan sebagai pendukung)

4. Peranan legislatif dalam implementasi rekomendasi audit (merupakan otoritas


tingkat akhir yang dapat mengambil tindakan implementasi rekomendasi
secara formal dengan mengadopsi peraturan, mosi, dlsb.)

Beberapa pendekatan implementasi rekomendasi oleh legislatif yaitu

 Tindakan legislatif secara formal


 Tindakan legislatif secara informal

 Tindakan legislatif melalui anggaran

5. Pemeriksaan kembali secara periodik

You might also like