Professional Documents
Culture Documents
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam
dosen pengampu:
disusun oleh:
Garini Putri Paramesthi 1505437
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-
Nya, sehingga bisa menyelesaikan Mini Riset kami yang berjudul “Penggunaan
Gadget sebagai Sarana Pembelajaran Mahasiswa Akuntansi 2015 Universitas
Pendidikan Indonesia”
Alasan kami memilih judul tersebut karena di zaman era modern ini banyak
Mahasiswa yang menggunakan gadget sebagai sarana pembelajaran untuk
mendapatkan materi kuliah dengan cepat dan lengkap.
Makalah ini juga bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan Sosial Budaya. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna dan masih banyak yang harus dikoreksi. Hal tersebut mungkin disebabkan
oleh kurangnya pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dari kami yang masih
dalam tahap belajar. Oleh karena itu, kami sangat menerima saran dan kritik dari
pembaca.
Dan kami berharap makalah ini dapat bermanfaat, terutama bagi kami sebagai
penulis, pembaca, dan orang-orang yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.
Penulis
II
DAFTAR ISI
III
BAB I PENDAHULUAN
Di era globalisasi ini, informasi sangat mudah didapat dan mudah disebarkan,
salah satunya melalui media sosial. Media dakwah kini tidak hanya terbatas pada
pertemuan tatap muka seperti ceramah. Melalui media sosial, dakwah menjadi lebih
mudah, lebih kreatif dan dapat menjangkau target yang lebih luas. Setiap post yang
diunggah di media sosial biasanya akan meluas serta memiliki dampak sosial yang
kuat karena sifat media sosial yang interaktif menciptakan aksi-reaksi.
Sebagian banyak berita hoax yang menyangkut isu-isu agama (Islam) yang
kemudian menjadi viral di media sosial dianggap sebagai sebuah ajang dakwah bagi
sekelompok orang. Mereka beranggapan, menyebarkan berita tertentu yang padahal
belum sepenuhnya teruji dan terklarifikasi kebenarannya justru disebarkan dan
dianggap sebagai bagian dakwah menurut mereka.
1
d. Adanya dakwah yang memuat ujaran kebencian sehingga menimbulkan
perpecahan
Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Identifikasi Masalah
2
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Pendekatan dan Metode Pemecahan Masalah
1.5 Sistematika Makalah
BAB II KAJIAN TEORI
BAB III PEMBAHASAN
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB II KAJIAN TEORI
IPTEK adalah akronim dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dimana dari
akronim tersebut mempunyai artinya sendiri, baik Ilmu, Pengetahuan, maupun
Teknologi.
Ilmu dapatlah dipandang sebagai produk, sebagai proses, dan sebagai
paradigma etika. Ilmu dipandang sebagai proses karena ilmu merupakan hasil dari
kegiatan sosial, yang berusaha memahami alam, manusia dan perilakuknya baik secara
individu atau kelompok. Yang dimaksud dengan atau pengertian tentang ilmu
pengetahuan adalah pengetahuan yang didasarkan atas fakta-fakta di mana pengujian
kebenarannya diatur menurut suatu tingkah laku sistem. Kamus Besar Bahasa
Indonesia menyatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah pengetahuan tentang suatu
bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan
untuk menerangkan gejala-gejala tertentu.
Sedangkan teknologi merupakan kata yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu
tekne, yang berari pekerjaan, dan logos, berarti suatu studi peralatan, prosedur dan
metode yang digunakan pada berbagai kegiatan. Menurut Jacques Ellul memberi arti
teknologi sebagai keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri
efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia”. (Jacques Ellul (1967:1967 XXV)).
(https://nandaisty.wordpress.com/2013/07/19/perkembangan-ilmu-pengetahuan/)
4
2.1.1 Sejarah IPTEK
Memasuki abad ke-18, ilmu pengetahuan berkembang pesat hingga abad ini
sering di sebut dengan abad pemikiran. Abad ke-18 merupakan abad penemuan
berbagai bidang ilmu pengetahuan, baik ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan
sosial, maupun teknologi. Penemuan di bidang teknologi merupakan awal abad
teknologi yang membawa dunia berkembang dengan lebih jauh dan lebih cepat dari
masa sebelumnya. Bersamaan dengan itu, pertumbuhan bangsa-bangsa dan segala
peradabannya juga melaju dengan cepat sehingga abad ke-21 manusia mampu
menciptakan berbagai peralatan dan teknologi canggih.
5
di Indonesia dengan melalui pembukaan sekolah-sekolah barat bagi penduduk
bumiputra.
2.1.2 Perkembangan IPTEK Saat Ini
Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam
kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu
pengetahuan. Teknologi yang sebenarnya merupakan alat bentu/ekstensi kemampuan
diri manusia. Dewasa ini, telah menjadi sebuah kekuatan otonom yang justru
‘membelenggu’ perilaku dan gaya hidup kita sendiri. Dengan daya pengaruhnya yang
sangat besar, karena ditopang pula oleh system-sistem sosial yang kuat, dan dalam
kecepatan yang makin tinggi, teknologi telah menjadi pengarah hidup manusia.
Masyarakat yang rendah kemampuan teknologinya cenderung tergantung dan hanya
mampu bereaksi terhadap dampak yang ditimbulkan oleh kecanggihan teknologi.
6
(https://intanayuda8.wordpress.com/2013/05/13/ilmu-pengetahuan-dan-teknologi-
html/)
Nama gadget sendiri sebenarnya berasal dari lelucon. Di abad 19, bukti
Anekdot dari asal mula penggunaan istilah gadget terdapat dalam Kamus Inggris
Oxford. Istilah gadget ini digunakan sebagai istilah pengganti untuk menyebutkan
sebuah benda yang digunakan oleh seseorang dengan daya ingat rendah pada 1850-an.
Secara etimologi, kata gadget ini artinya sengketa. Menurut cerita, asal usul
nama gadget juga diciptakan ketika tiga orang sedang melakukan sebuah pembangunan
besar. Mereka adalah Gaget, Gauthier, dan Cie. Pembangunan besar yang mereka
lakukan adalah pembangunan patung Liberty pada tahun 1886.
Versi lain kemudian banyak bermunculan. Cerita lain mengenai asal usul kata
gadget datang dari peristiwa Perang Dunia I. Gadget digunakan dalam bahasa
kemiliteran terutama bagi angkatan laut.
7
Kata gadget sering muncul dalam buku yang ditulis oleh Vivian Drake berjudul
“Above the Battle” yang diterbitkan pada 1918.Dalam buku itu tertulis sebuah kutipan
seperti ini “Our ennui was occasionally relieved by new gadgets. Gadget is the Flyng
slang for invention! Some gadgets were good, some comic and some extraordinary”.
Pada saat ini istilah gadget berkonotasi sebuah kekompakan dan mobilitas. Hingga
1956 istilah gadget terus diperbincangkan. Sebuah esai berjudul “The Great Gizmo”
yang ditulis oleh seorang kritikus arsitektur bernama Reyner Banham, mendefinisikan
istilah gadget sebagai benda dengan karakteristik unik yang memiliki sebuah unit
dengan kinerja yang tinggi dan berhubungan dengan ukuran serta biaya.
Fungsi gadget adalah untuk mengubah sesuatu menjadi hal yang dibutuhkan
oleh manusia. Masih menurut esai tersebut, gadget hanya bisa digunakan dengan
kemampuan instalansi dan penggunaan yang handal.
Perkembangan gadget di zaman modern terutama Di Indonesia sendiri, bukan
lah sesuatu yang asing lagi, melainkan sebuah barang penting yang sangat dibutuhkan
oleh seluruh masyarakat Indonesia, terutam pelajar dan pebisnis. Banyaknya sarana
komunikasi dan hiburan yang semakin canggih belakangan ini menjadi sebuah
fenomena baru dalam masyarakat yang menarik untuk dibahas. Istilah-istilah baru yang
berkenaan dengan benda-benda itu juga menjadi ramai bermunculan. Istilah tersebut
umumnya datang dari bahasa Inggris, seperti SMS atau Short Message Service, Video
Call dan gadget.
Memperlancar Komunikasi.
Paling masuk akal dari manfaat sebuah gadget ada mempermudah atau
memperlancar komunikasi, memang tujuan utama dari gadget ini adalah untuk
memperlancar komunikasi dengan seseorang yang tidak berada di dekatnya
8
sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama yang untuk menyampaikan
pesan.
Mengakses Informasi
Bukan gadget namanya jika tidak bisa memberikan suatu informasi kepada
anda sebagai pemiliknya. Informasi tersebut bisa mempermudah anda untuk
melakukan suatu aktivitas. Jika sebagai mahasiswa informasi tersebut bisa
berupa update berita tentang program-program kampus dan perkembangannya.
Wawasan Bertambah
Hiburan
Gaya Hidup
Memiliki gadget terkadang bisa menjadi sebuah gaya hidup, karena terkadang
seseorang memanfaatkan gadget ini hanya untuk memperkuat kepercayaan
dirinya atau status sosialnya.
Pendidikan
9
Gadget membantu para pelajar dalam mengerjakan tugas sekolah. Dengan
fasilitas yang ada dalam gadget, para pelajar dapat dengan mudah mencari
refrensi atau bahkan bisa mencari informasi untuk tugas-tugas yang
mengemban mereka dengan mudah sehingga cepat terselesaikan.
(http://hasanxch.blogspot.co.id/2015/10/sejarah-gadget.html?m=1)
Pelajar cenderung menjadi pemalas untuk mencari dan membaca buku sebagai
referensi karena segalanya telah tersedia di internet.
Kekurangan dalam ujian kerap kali terjadi dengan menggunakan gadget
sebagai sarana untuk mencontek.
10
Munculnya kebiasaan copy-paste dikalangan pelajar dalam hal mengerjakan
tugas.
Pelajar mudah teralihkan perhatiannya kepada gadget yang dimilikinya
sehingga sulit untuk fokus.
Ketergantungan terhadap koneksi internet, apabila tidak ada koneksi internet
akan menyulitkan pemanfaatan gadget itu sendiri.
(http://idaaka.blogspot.com/2012/12/pembelajaran-menggunakan-gadget.html)
11
BAB III PEMBAHASAN
Berikut adalah angket yang kami ajukan kepada Mahasiswa Akuntansi UPI
2015 yang berjumlah 94 orang.
12
15 Hidup terasa hampa tanpa adanya gadget
Jawaban ∑ %
Ya 69 88,5%
Mungkin 6 7.7%
Tidak 3 3.8%
Total 78 100%
Dari pernyataan diatas didapat hasil sebanyak 69 orang (88.5%) pengguna aktif
gadget, sebanyak 6 orang (7.7%) tidak terlalu aktif dalam penggunaan gadget,
dan sebanyak 3 orang (3.8%) bukan pengguna aktif gadget.
13
Pernyataan 2 : Saya merasa senang menggunakan gadget yang saya miliki
sekarang
Jawaban ∑ %
Ya 56 71.8%
Mungkin 18 23.1%
Tidak 4 5.1%
Total 78 100%
Jawaban ∑ %
Ya 55 70.5%
Mungkin 22 28.2%
Tidak 1 1.3%
Total 78 100%
14
Pernyataan 4 : Banyak ilmu yang saya dapatkan setelah saya menggunakan
gadget
Jawaban ∑ %
Ya 60 76.9%
Mungkin 17 21.8%
Tidak 1 1.3%
Total 78 100%
Jawaban ∑ %
Ya 68 87.2%
Mungkin 9 11.5%
Tidak 1 1.3%
Total 78 100%
15
kuliah, dan sebanyak 1 orang (1.3%) menyatakan gadget tidak memudahkan
dalam mencari materi kuliah.
Jawaban ∑ %
Ya 37 47.4%
Mungkin 37 47.4%
Tidak 4 5.2%
Total 78 100%
Jawaban ∑ %
Ya 42 53.8%
Mungkin 34 43.6%
Tidak 2 2.6%
Total 78 100%
16
menyatakan gadget cukup membantu dalam proses belajar, dan sebanyak 2
orang menyatakan gadget tidak membantu dalam proses belajar
Jawaban ∑ %
Ya 29 37.2%
Mungkin 37 47.4%
Tidak 12 15.4%
Total 78 100%
Dari pernyataan diatas didapat hasil sebanyak 29 orang (37.2%) merasa puas
dengan materi yang ada di internet, sebanyak 37 orang (47.4%) cukup merasa
puas dengan materi yang ada di internet, sebanyak 12 orang (15.4%) tidak
merasa puas dengan materi yang ada di internet.
Jawaban ∑ %
Ya 10 12.8%
Mungkin 38 48.7%
Tidak 30 38.5%
Total 78 100%
17
Pernyataan 10 : Gadget adalah alat pembelajaran yang efektif
Jawaban ∑ %
Ya 20 25.6%
Mungkin 45 57.7%
Tidak 13 16.7%
Total 78 100%
Jawaban ∑ %
Ya 31 39.7%
Mungkin 35 44.9%
Tidak 12 15.4%
Total 78 100%
18
Pernyataan 12 : WiFi di kampus sangat saya butuhkan sebagai pendukung
gadget untuk media pembelajaran
Jawaban ∑ %
Ya 56 71.8%
Mungkin 11 14.1%
Tidak 11 14.1%
Total 78 100%
Jawaban ∑ %
Ya 38 48.7%
Mungkin 26 33.4%
Tidak 14 17.9%
Total 78 100%
19
menyatakan bahwa gadget membuat cukup ketergantungan, dan sebanyak 14
orang (17.9%) menyatakan bahwa gadget tidak membuat ketergantungan.
Pernyataan 14 : Sejak adanya gadget, saya tidak pernah mencari materi kuliah
di buku
Jawaban ∑ %
Ya 12 15.4%
Mungkin 28 35.9%
Tidak 38 48.7%
Total 78 100%
Jawaban ∑ %
Ya 26 33.3%
Mungkin 23 29.5%
Tidak 29 37.2%
Total 78 100%
20
hidup cukup terasa hampa tanpa gadget, dan sebanyak 29 orang (37.2%)
menyatakan hidup tidak terasa hampa tanpa gadget.
Jawaban ∑ %
Ya 24 30.8%
Mungkin 39 78%
Tidak 15 19.2%
Total 78 100%
Dari pernyataan diatas didapat hasil sebanyak 24 orang (30.8%) menyatakan
gadget bukan kebutuhan utama, sebanyak 39 orang (78%) menyatakan gadget
mungkin kebutuhan utama, dan sebanyak 15 orang (19.2%) menyatakan gadget
merupakan kebutuhan utama.
Jawaban ∑ %
Ya 64 82.1%
Mungkin 10 12.8%
Tidak 4 5.1%
Total 78 100%
21
Pernyataan 18 : Dengan menggunakan gadget saya lebih percaya diri dalam
belajar
Jawaban ∑ %
Ya 23 29.5%
Mungkin 38 48.7%
Tidak 17 21.8%
Total 78 100%
Jawaban ∑ %
Ya 14 18%
Mungkin 39 50%
Tidak 25 32%
Total 78 100%
22
Menurut hasil angket yang kami dapatkan, Mahasiswa Akuntansi UPI 2015
cukup ketergantungan menggunakan gadget sebagai media pembelajaran. Mahasiswa
Akuntansi UPI juga mengalami kendala dalam proses belajar menggunakan gadget,
yaitu Wi-Fi kampus sebagai faktor pendukung gadget sebagai media pembelajaran
sangatlah dibutuhkan. Dan Mahasiswa Akuntansi UPI 2015 menyatakan bahwa gadget
berpengaruh terhadap proses pembelajaran, seperti materi lebih mudah dipahami, dan
belajar menjadi efektif dan efisien.
23
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
24
4.2 Saran
Saran dari kami untuk pembaca makalah ini maupun Mahasiswa Akuntansi UPI 2015
yang kami teliti, carilah sumber yang terpercaya dalam mencari materi kuliah di
internet, seperti materi yang dibuat oleh dosen-dosen universitas yang biasa terdapat
pada situs resmi universitas atau perpustakaan online universitas. Di Indonesia sendiri
sudah memiliki perpustakaan nasional online yang dapat diakses di
www.perpusnas.go.id. Kami menyarankan untuk tidak meninggalkan budaya
membaca buku di era teknologi digital ini, karena membaca pada buku dengan
membaca pada gadget tentu berbeda. Seperti, semakin banyak membaca pada gadget,
maka akan semakin merusak mata. Kurangi kebiasaan bermain games dan media sosial
dengan menggunakan gadget pada saat pembelajaran.
Untuk pihak kampus, kami sarankan untuk menyediakan Wi-Fi dengan akses yang
lebih cepat, sehingga Mahasiswa bisa mendapatkan materi secara efektif dan efisien.
25
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
IV