Professional Documents
Culture Documents
“Imam sebagai penjamin dan muadzin (orang yang adzan) sebagai yang diberi
amanah, maka Allah memberi petunjuk kepada para imam dan memberi ampunan
untuk para muadzin”
Berikut sedikit penjelasan yang berkaitan dengan tata cara adzan dan iqomah.
Pengertian Adzan
Adapun makna adzan secara istilah adalah seruan yang menandai masuknya
waktu shalat lima waktu dan dilafazhkan dengan lafazh-lafazh tertentu.
Hukum Adzan
Syarat Adzan
Syarat sah adzan adalah telah masuknya waktu shalat, sehingga adzan yang
dilakukan sebelum waktu solat masuk maka tidak sah. Akan tetapi terdapat
pengecualian pada adzan subuh. Adzan subuh diperbolehkan untuk dilaksanakan
dua kali, yaitu sebelum waktu subuh tiba dan ketika waktu subuh tiba (terbitnya
fajar shadiq).
2. Berniat adzan
Hendaknya seseorang yang akan adzan berniat di dalam hatinya bahwa ia akan
melakukan adzan ikhlas untuk Allah semata.
Menurut sebagian ulama, tidak sah adzan jika menggunakan bahasa selain bahasa
arab. Di antara ulama yang berpendapat demikian adalah ulama dari Madzhab
Hanafiah, Hambali, dan Syafi’i.
4. Tidak ada lahn dalam pengucapan lafadz adzan yang merubah makna
Maksudnya adalah hendaknya antara lafazh adzan yang satu dengan yang lain
diucapkan secara bersambung tanpa dipisah oleh sebuah perkataan atau pun
perbuatan di luar adzan. Akan tetapi diperbolehkan berkata atau berbuat sesuatu
yang sifatnya ringan seperti bersin.
Adzan yang dikumandangkan oleh muadzin haruslah terdengar oleh orang yang
tidak berada di tempat sang muadzin melakukan adzan. Hal tersebut bisa
dilakukan dengan cara mengeraskan suara atau dengan alat pengerasa suara.
Sifat Muadzin
1. Muslim
Disyaratkan bahwa seorang muadzin haruslah seorang muslim. Tidak sah adzan
dari seorang yang kafir.
Sifat Adzan
2. Adzan dengan 19 kalimat, yaitu sama seperti adzan cara pertama akan
tetapi ditambah dengan tarji’ (pengulangan) pada syahadatain. Tarji’
adalah mengucapkan syahadatain dengan suara pelan –tetapi masih
terdengar oleh orang-orang yang hadir- kemudian mengulanginya kembali
dengan suara keras. Jadi lafazah “asyhadu alla ilaaha
illallaah”dan“asyhadu anna muhammadarrasulullah”masing-masing
diucapkan empat kali. Adzan seperti ini adalah cara yang dipilih oleh
Imam Asy Syafi’i.
3. Adzan dengan 17 kalimat, yaitu sama dengan cara adzan kedua akan tetapi
takbir pertama hanya diucapkan dua kali, bukan empat kali. Adzan seperti
ini adalah cara yang dipilih oleh Imam Malik dan sebagian Ulama’
Madzhab Hanafiah. Akan tetapi menurut penulis Shahiq Fiqh Sunnah,
hadits yang menjelaskan kaifiyat ini adalah hadits yang tidak sahih.
Sehingga adzan dengan cara ini tidak disyariatkan.
Hal ini berdasarkan dalil-dalil umum yang menganjurkan agar manusia dalam
keadaan suci ketika berdizikir (mengingat) kepada Allah.
Ini adalah perbuatan yang biasa dilakukan oleh sahabat Bilal ketika adzan.
Pengertian Iqamah
Iqamah secara istilah maknanya adalah pemberitahuan atau seruan bahwa sholat
akan segera didirikan dengan menyebut lafazh-lafazh khusus.
Hukum Iqamah
Hukum iqamah sama dengan hukum adzan, yaitu fardu kifayah. Dan hukum ini
juga tidak berlaku untuk wanita.
Lafazh Iqamah
Berikut ini lafazh iqamah
Sebagian besar ulama’ mengatakan hukumnya adalah hanya anjuran dan tidak
wajib, sebagaimana kebiasaan Sahabat Bilal, beliau yang adzan beliau pula yang
iqamah. Dan boleh hukumnya jika yang adzan dan iqamah berbeda.
HAYYA 'ALASH-SHALAAH.
"Marilah kita didirikan shalat".
Dan
HAYYA 'ALAL-FALAAH.
"Marilah kita menuju kemenangan".
Artinya:
"Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, dan shalat yang akan
didirikan! Berikanlah junjungan kami, Nabi Muhammad wasilah, keutamaan,
kemuliaan, dan derajat yang tinggi! Dan angkatlah ia ketempat (kedudukan) yang
terpuji, yang telah Engkau janjikan kepadanya. Sesungguhnya Engkau tak akan
menyalahi janji.
Artinya:
"Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, dan shalat yang didirikan!
Limpahkanlah rahmat dan kedamaian kepada junjungan kami, Nabi Muhammad
dan perkenankanlah permohonannya pada hari kiamat!"
Kelompok 2 :
1. Fahmi Fahresi
2. Arwanti
3.