You are on page 1of 148

2.2.2.1.

Tata Guna Lahan


 Gambaran Umum Kota Kupang
Kota Kupang merupakan ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur yang berperan sebagai pusat dari berbagai kegiatan
(Pendidikan,Perdagangan serta perekonomian) maupun kegiatan lainnya.

Gambar 3.1.Peta Kota Kupang


Karakteristik kota Kupang.
1. Letak Geografis
Letak geografis Kota Kupang berada pada :
- Utara : 10 36 14 Lintang Selatan
- Selatan : 10 39 58 Lintang Selatan
- Barat : 123 32 23 Bujur Timur
- Timur : 123 37 01 Bujur Timur
Sumber : Kantor Statistik Kota Madya Kupang

2. Keadaan Iklim
Iklim wilayah Kota Kupang sama halnya dengn wilayah lainya, yaitu iklim kering yang dipengaruhi oleh angin muson, dengan
musim hujan pendek yaitu berkisar bulan November – Maret, dengan suhu udara mencapai 20,16 0C sampai dengan 31 0C .
Sumber (data statistik Kota Kupang).

3. Topografi
Topografi Kota Kupang antara lain :
- Daerah tertinggi diatas permukaan laut dibagian selatan kota 100 – 350 meter
- Daerah terendah diatas permukaan laut dibagian utara 0 – 50 meter dengan tingkat kemiringan 15%.
Sumber : Kantor Statistik, Kotamadya Kupang dalam angka.
 Gambaran Umum Lokasi Perancangan
a. Lokasi perancangan terletak di Jln. Timor Raya kec. Kelapa lima kota kupang. Lokasi perancangan berada pada BWK II yang
berfungsi sebagai kawasan Pemerintahan, Perdagangan, kesehatan dan militer.

Gambar 3.2. peta BWK Gambar 3.3. peta Lokasi


b. Luasan Lokasi
Luasan lokasi perancangan I : 21.784 m².
Luasan lokasi perancangan II : 5.036 m².
c. Batasan Lokasi
Batasan – batasan pada lokasi perancangan yaitu :

Utara Timur berbatasan


berbatasan langsung dengan jalan
langsung lingkungan kawasan

barat Selatan
berbatasan
berbatasan
langsung dengan
langsung

Sumber : Hasil olahan penulis (2017)


 Gambaran Umum Bagian Wilayah Kota (BWK)

BWK II, meliputi sebagian Kecamatan Kelapa Lima,


sebagian Kecamatan Kota Lama, sebagian Kecamatan
Oebobo dengan pusat BWK terletak di sekitar kawasan
pasar Oebobo – Kelurahan Fatululi. BWK II memiliki
arah pengembangan sebagai kawasan pelayanan
pemerintahan kota, kawasan perdagangan, kawasan
permukiman, kawasan pariwisata dan reklamasi pantai
dengan intensitas tinggi

Gambar 3.5. peta BWK


Sumber : Hasil olahan penulis (2017)

Peruntukan lahan di lingkungan sekitar. Kawasan


sekitar lingkungan perancangan berfungsi sebagai sebagai
kawasan Pemerintahan,Perdagangan, kesehatan dan militer.
Gambar 3.6. peta Lahan Site dan Sekitar
Sumber : Hasil olahan penulis (2017)

Kawasan dalam site Perancangan diperuntukan sebagai tempat rekreasi dan perancangan alun – alun kota
2.2.2.2.Bentuk dan Masa Bangunan
A. DATA Pengertian dari kepejalan adalah penampilan gedung dalam
konteks kota. Kepejalan suatu gedung ditentukan oleh
tinggi, luas-lebar-panjang, olahan massanya dan variasi
Building form and massing membahas mengenai
penggunaan material.
bagaimana bentuk dan massa-massa bangunan yang ada dapat
membentuk suatu kota serta bagaimana hubungan antar massa 3.Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
yang ada. Pada penataan suatu kota, bentuk dan hubungan
Koefisien Lantai Bangunan adalah jumlah luas lantai
antara massa seperti ketinggian bangunan, pengaturan massa
bangunan dibagi dengan luas tapak. Koefisien Lantai
bangunan dan lain-lain harus diperhatikan sehingga ruang
Bangunan dipengaruhi oleh daya dukung tanah, daya
yang terbentuk teratur, mempunyai garis langit yang dinamis
dukung lingkungan, nilai harga tanah dan faktor-faktor
serta menghindari adanya lost space (ruang tidak terpakai).
khusus tertentu sesuai dengan peraturan atau kepercayaan
Building form and massing dapat meliputi kualitas yang
daerah setempat.
berkaitan dengan penampilan bangunan, yaitu :
4.Koefisien Dasar Bangunan (Building Coverage)
1.Ketinggian bangunan
Adalah luas tapak yang tertutup dibandingkan dengan luas
Ketinggian bangunan berkaitan dengan jarak pandang
tapak keseluruhan. Koefisien Dasar Bangunan dimaksudkan
pemerhati, baik yang berada dalam bangunan maupun yang
untuk menyediakan area terbuka yang cukup di kawasan
berada pada jalur pejalan kaki. Ketinggian bangunan pada
perkotaan agar tidak keseluruhan tapak diisi dengan
suatu kawasan membentuk skyline.
bangunan sehingga daur lingkungan menjadi terhambat.

5.Garis Sempadan Bangunan (GSB)


2.Kepejalan Bangunan
Garis Sempadan Bangunan merupakan jarak bangunan 8.Material
terhadap as jalan. Garis ini sangat penting dalam mengatur Peran material berkenaan dengan komposisi visual dalam
keteraturan bangunan di tepi jalan perancangan. Komposisi yang dimaksud diwujudkan oleh
hubungan antar elemen visual.
6. Langgam 9.Tekstur
Langgam atau gaya dapat diartikan sebagai suatu Dalam sebuah komposisi yang lebih besar (skala urban)
sesuatu yang dilihat dari jarak tertentu maka elemen yang
kumpulan karakteristik bangunan dimana struktur,
lebih besar dapat menimbulkan efek-efek tekstur.
kesatuan dan ekspresi digabungkan di dalam satu periode
10.Warna
atau wilayah tertentu. Peran dari langgam ini dalam skala
Dengan adanya warna (kepadatan warna, kejernihan
urban jika direncanakan dengan baik apat menjadi
warna), dapat memperluas kemungkinan ragam komposisi
guideline yang mempunyai kekuatan untuk menyatukan yang dihasilkan.
fragmen-fragmen kota.

Peraturan KDB, KLB DAN GSB

7.Skala Berdasarkan Perda RTRW Kota Kupang Tahun 2011-2031,


BWK II memiliki arah pengembangan sebagai kawasan
Rasa akan skala dan perubahan-perubahan dalam pelayanan pemerintahan kota, perdagangan, kawasan
ketinggian ruang atau bangunan dapat memainkan peranan pariwisata, reklamasi pantai dan permukiman dengan
dalam menciptakan kontras visual yang dapat intensitas kegiatan tinggi;
membangkitkan daya hidup dankedinamisan.

(3) Ketentuan umum intensitas bangunan untuk permukiman kepadatan tinggi, dan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), meliputi:
a. Koefesien Dasar Bangunan paling tinggi sebesar 70 persen;
b. Koefesien Lantai Bangunan paling tinggi sebesar 3,0 ;
c. Koefesien Dasar Hijau paling rendah sebesar 16 persen;
d. Garis Sempadan Bangunan dengan ketentuan ½ rumija + 1; dan
e. Garis Sempadan Sungai paling rendah sesuai ketentuan yang berlaku

Gambar 3.46. Peta BWK II (Kiri); Peta Jenis Bangunan (Kanan)


Sumber : dokumentasi penulis, 2017
Gambar 3.46. Peta Ketinggian Bangunan (Kiri); Peta Bentuk Bangunan (Kanan)
Sumber : dokumentasi penulis, 2017
Gambar 3.46. Peta Langgam Bangunan
Sumber : dokumentasi penulis, 2017
BANGUNAN KARAKTERISTIK BANGUNAN KARAKTERISTIK

Jenis bangunan : Rumah Sakit Jenis bangunan : Kantor Polisi


Tinggi bangunan : 3 lantai Tinggi bangunan : 1 lantai
Material : Beton & ACP Material : Beton, Kaca dan
atap seng
Warna : Hijau dan Krem
Warna : Krem (tembok) merah
Tekstur : Tekstur halus (acian)
tua (seng)
Bentukan : Kotak dengan atap
Tekstur : Halus (acian tembok)
Datar
Bentukan : Kotak dengan atap
Langgam : Minimalis
Pelana

Jenis bangunan : Tempat Jenis bangunan : Rumah


Usaha/Jualan Makan
Tinggi bangunan : 1 lantai Tinggi bangunan : 1 lantai
Material : Kayu (bebak) dan Material : Beton, kaca dan
Seng Seng
Warna : Hijau dan abu-abu Warna : Krem Dan abu-abu
(pagar)
Tekstur : Kasar (Kayu)
Tekstur : Tekstur halus (acian)
Bentukan : Persegi dengan
atap datar Bentukan : Bentukan dasar
kotak
Jenis bangunan : Tempat Jenis bangunan : Kantor
Usaha/Jualan pemerintah
Tinggi bangunan : 1 lantai Tinggi bangunan : 2 lantai
Material : Kayu (bebak) dan Material : Beton, kaca dan
Seng seng
Warna : Hijau dan abu-abu Warna : kuning (tembok),
hijau (seng)
Tekstur : Kasar (Kayu)
Tekstur : Tekstur halus (acian
Bentukan : Persegi dengan
tembok)
atap datar
Bentukan : Kotak dengan atap
Perisai
BANGUNAN KARAKTERISTIK BANGUNAN KARAKTERISTIK
Jenis bangunan : Dealer Mobil Jenis bangunan : Tempat hiburan
(Diskotic dan karaoke)
Tinggi bangunan : 3 lantai
Tinggi bangunan : 2 lantai
Warna : Putih
Matterial : Beton, Kaca dan atap seng
Material : Beton dan kaca
Warna : Krem
Tekstur : Tekstur halus (acian
tembok) Tekstur : Tekstur halus (acian
tembok)
Bentukan dasar bangunan : Kotak
Bentukan : Bentukan dasar kotak
Langgam : Minimalis
dengan atap perisai
Jenis bangunan : Rumah Makan Jenis bangunan : Hotel
Tinggi bangunan : 1 lantai Tinggi bangunan : 2 lantai
Material : Beton, kaca dan atap Material : Beton, Kaca dan atap seng
multiroof
Warna : Putih dan crem
Warna : Putih (tembok) Biru (Atap)
Tekstur : Tekstur halus (acian
Tekstur : Tekstur licin (keramik) dan tembok)
halus (acian tembok)
Bentukan : Kotak dengan atap perisai
Bentukan dasar bangunan : Kotak
dengan atap perisai
Jenis bangunan : Hotel Jenis bangunan : Rumah tinggal
Tinggi bangunan : 4 lantai Tinggi bangunan : 1 lantai
Material : Beton & Kaca Material : Beton dan Atap Seng
Warna : Ungu, putih & abu-abu Warna : Biru dan Putih
Tekstur : Halus (acian tembok) Tekstur : Tekstur halus (acian
tembok)
Bentukan : Kotak dengan atap plat
beton Bentukan : kotak dengan kombinasi
atap perisai dan atap datar
Langgam : Minimalis

BANGUNAN KARAKTERISTIK BANGUNAN KARAKTERISTIK

Jenis bangunan : Rumah Jenis bangunan : Kios


tinggal
Tinggi bangunan : 1 lantai
Tinggi bangunan : 1 lantai
Material : Beton dan Atap
Material : Beton dan atap seng seng
Warna : Crem dan ungu Warna : Putih
Tekstur : Tekstur halus (acian Tekstur : halus (acian tembok)
tembok)
Bentukan : kotak dengan atap
Bentukan : kotak dengan atap datar
datar
Jenis bangunan : Kios Jenis bangunan : Rumah
tinggal
Tinggi bangunan : 1 lantai
Tinggi bangunan : 1 lantai
Material : Beton dan Seng
Material : Beton dan Seng
Warna : Hijau
Warna : Putih, Kuning dan
Tekstur : Tekstur halus (acian)
Biru,hitam (Pagar)
Bentukan : Kotak
Tekstur : Tekstur halus (acian)
Bentukan : Kotak

Jenis bangunan : PAUD Jenis bangunan : Rumah


Tinggal
Tinggi bangunan : 1 lantai
Tinggi bangunan : 1 lantai
Material : Beton dan seng
Material: Beton dan seng
Warna : Hijau
Warna : Orange
Tekstur : Tekstur halus (acian)
Tekstur : Tekstur halus (acian)
Bentukan : Kotak dengan atap
pelana Bentukan : kotak dengan atap
perisai

BANGUNAN KARAKTERISTIK BANGUNAN KARAKTERISTIK


Jenis bangunan : Rumah Jenis bangunan : Tempat
tinggal Hiburan (Biliyard)
Tinggi bangunan : 1 lantai Tinggi bangunan : 1 lantai
Material : Beton, Kaca dan Material : Beton dan Seng
Seng
Warna : Biru Tua dan Merah
Warna : Putih Tua (pagar)
Tekstur : Tekstur halus (acian) Tekstur : Tekstur Halus
dan kasar (batako) (acian)
Bentukan : kotak dengan atap Bentukan : Kotak Dengan
Perisai atap Perisai
Jenis bangunan : rumah Jenis bangunan : Restaurant
tinggal
Tinggi bangunan : 1 lantai
Tinggi bangunan : 2 lantai
Material : Beton dan atap seng
Material : Beton dan Kaca
Warna : Hitam dan cokelat
Warna : Putih
Tekstur : Kasar
Tekstur : Halus (acian
Bentuk dasar : kotak dengan
tembok)
atap pelana dan atap datar
Bentukan : kotak
Langgam : minimalis
Jenis bangunan : Restoran Jenis bangunan : Pertokoan
Tinggi bangunan : 2 lantai Tinggi bangunan : 1 lantai
Material : Beton dan kaca Material : Beton, kaca dan
atap multiroof
Warna : Putih
Warna : Putih (tembok)
Tekstur : Tekstur halus (acian
Merah tua (atap)
tembok)
Tekstur : Tekstur halus (acian
Bentukan : Kotak
tembok)
Langgam : Minimalis
Bentuk dasar : Kotak dengan
atap pelana
Langgam : Minimalis
B. Programing Dan Konsep Bentuk & Massa Bangunan

1. Strategi SWOT dibuat seragam mengikuti ciri khas bangunan tepi pantai yaitu
material alam seperti, kayu, alang-alang dan bamboo, dll.
• Merencanakan bangunan non permanen dengan
mempertimbangkan Peraturan yang berlaku dan letak site
yang berada di dekat pantai.
2. Acuan Rancangan
Uraian startegi:
Berdasarkan perda NO.12 /2011 RDTRK Kota Kupang terkait bentuk
• Karena site berada dekat pantai, maka bangunan akan dan massa bangunan,
diorientasikan ke arah pantai (utara),
• Rehabilitasi dan reorientasi bangunan agar
• Langgam bangunan mengikuti ciri bangunan pesisir pantai, menghadap ke pantai dalam upaya membentuk
yaitu material alam seperti, kayu, alang-alang dan bamboo, Waterfront City;
dll.
• Mengatur agar bangunan penunjang pariwisata di
Kaitan dengan tema: kawasan tersebut tidak permanen;
Bangunan yang direncanakan dalam site diataranya gazebo, lapak • KDB paling tinggi sebesar 40 persen;
pedagang, pos jaga, toilet dan ruang persiapan. Masing-masing
• KLB paling rendah sebesar 3,0;
bangunan memiliki fungsi yang berbeda. Untuk menyatukannya,
langgam bangunan (material, tekstur dan warna ) bangunan akan • KDH paling rendah sebesar 52 persen;
• GSB dengan ketentuan ½ rumija;
2.2.2.3.Jalan
2.2.2.4.Sirkulasi lainnya.Kita dapat juga menggunakan ruangan ruangan yang
ada sebagai sirkulasi atau membuat suatu ruangan khusus
A. Data
sebagai sarana sirkulasi tersebut.
Sirkulasi menurut Kim W. Todd mempunyai
a. Bentuk pola sirkulasi:
pengertian yaitu gerakan dari orang - orang atau benda -
 Pola sirkulasi direct adalah pola sirkulasi yang
benda yang diperlukan oleh orang - orang melalui sebuah
mengarah langsung dan hanya memberi satu pilihan
tapak. Lain halnya dengan pengertian dari Francis D. K
ke tujuan ahir. Akses visual yang diterima oleh
Ching, dia menyatakan bahwa jalan sirkulasi dapat diartikan
pengunjung adalah tujuan akhir ke ruang yang dituju.
sebgai tali yang terlihat sehingga dapat menghubungkan
 Pola sirkulasi curvelinear adalah garis linear yang
ruang - ruang suatu bangunan atau suatu deretan dalam
berliki-liku halus dan memberi satu pilihan ke tujuan
ataupun ruang luar secara bersama. Sirkulasi menggambarkan
akhir. Pada pola sirkulasi ini akses visual ke tujuan
sebua pola pergerakan, baik kendaraan maupun pejalan kaki
akhir kurang jelas dan memberi kesan mengalir.
diatas dan disekitar tapak yang berpengaruh terhadap lamanya
 Pola sirkulasi erractic adalah pola sirkulasi yang
dan beban puncak bagi lalu lintas kendaraan dan pergerkan
terpatah-patah. Akses visual ke tujuan akhir kurang
pejalan kaki. Sirkulasi merupakan gerak terusan ruang. Jalan
jelas dan memiliki potensi untuk member kejutan-
sirkulasi diartikan sebagai tali yang terlihat menghubungkan
kejutan ruang.
ruang - ruang dalam maupun ruang luar, oleh karena itu kita
bergerak dalam waktu melalui tahapan dari ruang.  Pola sirkulasi interrupted adalah keadaan ruang

Sirkulasi menjadi suatu wadah untuk memfasilitasi hal sirkulasi yang terputus putus pada bagian tertentu dan

tesebut, dimana kita bergerak dari suatu tempat ke sebuah akses visual ke tujuan akhir kurang jelas.

tempat lain yang berbeda,sehingga fungsi dari sirkulasi adalah


untuk menghubungkan ruangan yang satu dengan ruangan
 Pola sirkulasi looping adalah pandangan ke arah pemberhentian. Semakin menarik kawasan tersebut semakin
tujuan akhir disamarkan dan memberi kesan mengalir banyak kendaraan yang datang dan berkumpul pada suatu
apa adanya. kawasan yang terdapat aktivitas pemenuhan kebutuhan.
 Pola sirkulasi distraction adalah bentuk sirkulasi Sirkulasi angkutan umum jenis ini bersifat aktif, dalam artian
dimana pandangan ke arah yang dituju dikacaukan sirkulasi kendaraan ini harusnya hanya melewati kawasan
oleh obyek-obyek lain. Fokus visual mengalir tertentu. Permasalahan yang perlu diperhatikan adalah
bersama dengan waktu tempuh banyaknya rute kendaraan umum yang melintasi. Semakin
 Pola sirkulasi obscure adalah pola sirkulasi dimana banyak jurusan semakin banyak pula jumlah kendaraan umum
lalu lintas sirkulasi yang disembunyikan dari yang melewati kawasan tersebut
jangkauan umum b) Sirkulasi Pejalan Kaki

 Pola sirkulasi diverging adalah bentuk sirkulasi Sirkulasi pejalan kaki, dibedakan menurut pembagian waktu

bercabang sehingga akses ke tujuan akhir secara fisik menjadi dua yaitu :

dan visual menjadi tidak jelas. Sirkulasi orang pada siang sore hari

b. Jenis-jenis sirkulasi Sirkulasi orang pada sore malam hari

a) Sirkulasi Kendaraan Sirkulasi pejalan kaki memiliki beberapa tipologi, yaitu:

Banyaknya pengunjung yang datang menggunakan  Ruang pejalan kaki di sisi jalan, ruang pejalan kaki di sisi

kendaraanmenyebabkan lalu lintas padat dan terjadi jalan (sidewalk) merupakan bagian dari sistem jalur

kemacetan. Untuk sirkulasi kendaraan sendiri dibagi menjadi pejalan kaki dari tepi jalan raya hingga tepi terluar lahan

dua yaitu : Sirkulasi kendaraan pribadi jenis sirkulasi ini milik bangunan.

bersifat pasif, karena kendaraan yang datang bukan hanya


lewat tetapi menjadikan suatu kawasan sebagai titik
Gambar. Perspektif Sidewalk

Sumber : penyediaan dan pemanfaatan prasarana Gambar Tampak atas dan Potongan Promenade
dan sarana ruang pejalan kaki di perkotaan S umber : penyediaan dan pemanfaatan prasarana
dan sarana ruang pejalan kaki di perkotaan

 Ruang Pejalan Kaki di Kawasan Komersial/Perkantoran


Gambar. Tampak atas dan Potongan
(Arcade),ruang pejalan kaki yang berdampingan dengan
Sumber : penyediaan dan pemanfaatan prasarana
dan sarana ruang pejalan kaki di perkotaan
bangunan pada salah satu atau kedua sisinya.

 Ruang pejalan kaki di sisi air (promenade), ruang pejalan


kaki yang pada salah satu sisinya berbatasan dengan badan
air.

Gambar Perspektif Promenade

S umber : penyediaan dan pemanfaatan prasarana


dan sarana ruang pejalan kaki di perkotaan
bagi pejalan kaki, zona bagi tanaman /perabot dan
Gambar. Perspektif Arcade zona untuk pinggiran jalan. Pembagian zona ini
Sumber : penyediaan dan pemanfaatan prasarana dimaksudkan agar ruang pejalan kaki yang ada dapat
dan sarana ruang pejalan kaki di perkotaan
tetap melayani para pejalan kaki yang melintasi area
ini dengan nyaman. Pembagian zona akan lebih rinci
dibahas pada system zona prasarana dan sarana ruang
pejalan kaki di pusat kota.

Gambar. Tampak atas dan Potongan Arcade


 Ruang pejalan kaki di RTH (Green Pathway), merupakan
Sumber : penyediaan dan pemanfaatan prasarana
dan sarana ruang pejalan kaki di perkotaan ruang pejalan kaki yang terletak diantara ruang terbuka
hijau. Ruang ini merupakan pembatas di antara ruang
hijau dan ruang sirkulasi pejalan kaki. Area ini
menyediakan satu penyangga dari sirkulasi kendaraan di
jalan dan memungkinkan untuk dilengkapi dengan
Ruang pejalan kaki di pusat kawasan bisnis dan berbagai elemen ruang seperti hidran air, kios telepon
pusat kota ini adalah area yang harus dirancang untuk umum, dan perabot-perabot jalan (bangku-bangku,
mengakomodir volume yang lebih besar dari para marka, dan lain-lain).
pejalan kaki dibanding di area-area di kawasan
permukiman. Batas jalanan (jalur transportasi) pada
area ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan
yang beragam dan secara umum terdiri dari berbagai
zona, antara lain: zona bagian depan gedung, zona
Gambar. Perspektif Green Pathway Gambar. Tampak atas dan Potongan

Sumber : penyediaan dan pemanfaatan prasarana


Sumber : penyediaan dan pemanfaatan prasarana
dan sarana ruang pejalan kaki di perkotaan
dan sarana ruang pejalan kaki di perkotaan

 Ruang Pejalan Kaki di Bawah Tanah (Underground),


adalah ruang pejalan kaki yang merupakan bagian dari
bangunan di atasnya maupun jalur khusus pejalan kaki
yang berada di bawah permukaan tanah.

Gambar. Perpektif Underground

Sumber : penyediaan dan pemanfaatan prasarana


dan sarana ruang pejalan kaki di perkotaan

Gambar. Tampak atas dan Potongan Underground

Sumber : penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana


ruang pejalan kaki di perkotaan

Ruang pejalan kaki dibawah tanah ini harus terhubung


dengan tempat-tempat penyeberangan bagi pejalan kaki di
bawah tanah. Penyeberangan ini harus mampu dilihat Prinsip teknis penataan sistem sirkulasi dan jalur
dengan tepat untuk dapat melewatinya. Untuk membantu penghubung mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan
jarak pandang di malam hari, tempat penyeberangan di Umum No. 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis
bawah jalan harus menyediakan penerangan yang cukup.
1) Fasilitas dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan.
 Ruang pejalan kaki di atas tanah (Elevated),
2) Ruang yang direncanakan harus dapat diakses oleh seluruh
pengguna, termasuk oleh pengguna dengan berbagai
keterbatasan fisik.
3) Lebar jalur pejalan kaki harus sesuai dengan standar
prasarana.
4) Harus memberikan kondisi aman, nyaman, ramah lingkungan
dan mudah untuk digunakan, sehingga pejalan kaki tidak

Gambar.Denah Elevated Gambar.potongan


harus merasa terancam dengan lalu lintas atau ganggungan

Sumber : penyediaan dan Sumber : penyediaan dan dari lingkungan sekitarnya.


pemanfaatan prasarana dan pemanfaatan prasarana dan
sarana ruang pejalan kaki di sarana ruang pejalan kaki di
5) Jalur yang direncanakan mempunyai daya tarik atau nilai
perkotaan perkotaan tambah lain diluar fungsi utama.
6) Terciptanya ruang sosial sehingga pejalan kaki dapat
beraktivitas secara aman di ruang publik.

Prinsip umum perencanaan penyediaan prasarana dan 7) Terwujudnya keterpaduan sistem, baik dari aspek penataan

sarana ruang pejalan kaki harus memenuhi kaidah sebagai lingkungan atau dengan sistem transportasi atau aksesilibitas

berikut: antar kawasan.


8) Terwujud perencanaan yang efektif dan efisien sesuai dengan
tingkat kebutuhan dan perkembangan kawasan.

Menurut Sumarwanto (2012), aktivitas pejalan kaki


memerlukan
persyaratan sebagai berikut:
Gambar.pedestrian
• Aman, yaitu mudah/ leluasa bergerak terlindung dari
Sumber : direktorijateng.com & tirto.id
lalulintas kendaraan bermotor. Fasilitas prasarana ruang pejalan kaki yang diatur
• Menyenangkan, dengan rute- rute yang pendek dan jelas serta
dalam Pedoman Teknis Perekayasaan Fasilitas Pejalan Kaki
bebas hambatan dan keterlambatan waktu yang diakibatkan di Wilayah Kota SK.43/AJ 007/DRJD/97, dikeluarkan oleh
kepadatan pejalan kaki. Departemen Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan
• Mudah dilakukan ke segala arah, tanpa kesulitan dan tanpa
Darat adalah tempat penyeberangan bagi pejalan kaki.
adanya gangguan/hambatan yang disebabkan ruang yang Penyeberangan bagi pejalan kaki yang efektif dilakukan
sempit, permukaan lantai tidak merata dan sebagainya. melalui penataan berbagai elemen pejalan kaki antara lain,
• Daya tarik pada tempat- tempat tertentu diberikan elemen informasi yang dibutuhkan (rambu-rambu/petunjuk bagi
yang dapat menimbulkan daya tarik seperti elemen estetika, pejalan kaki) yang dapat dilihat dan diakses seperti tanda-
lampu penerangan jalan, lansekap dan sebagainya. tanda lalu lintas, tanda tempat penyeberangan (termasuk
tempat penyeberangan bagi pejalan kaki yang mempunyai
keterbatasan fisik).
Penyeberangan yang benar harus dibuat dengan operasional rata-rata lalu lintas kendaraan
memperhatikan jarak pandang/aksesibilitas yang tepat, pola- >40km/jam.
pola lalu lintas, tahapan lalu lintas, larangan untuk belok ke
kanan, durasi/waktu yang dapat dipergunakan oleh pejalan 2. Penyeberangan Tidak Sebidang (Elevated / Underground)
kaki, dan ukuran aman lalu lintas yang akan memperbolehkan a. Elevated/Jembatan
pejalan kaki untuk melintasi. Elevated/jembatan digunakan apabila:
1. Penyeberangan Sebidang (At-Grade) Jenis jalur penyeberangan tidak dapat menggunakan
a. Penyeberangan Zebra penyeberangan zebra. Pelikan sudah menganggu lalu
a. Dipasang di kaki persimpangan tanpa alat lintas kendaraan yang ada. Pada ruas jalan dengan
pemberi isyarat lalu lintas atau di ruas jalan. frekuensi terjadinya kecelakaan pejalan kaki yang cukup
Apabila persimpangan diatur dengan lampu tinggi. Pada ruas jalan yang mempunyai arus lalu lintas
pengatur lalu lintas, pemberian waktu dengan kecepatan tinggi dan arus pejalan kaki yang cukup
penyeberangan bagi pejalan kaki menjadi satu ramai. Jalur yang melandai harus disediakan untuk seluruh
kesatuan dengan lampu pengatur lalu lintas tempat penyeberangan bagi pejalan kaki baik di atas jalan
persimpangan. Apabila persimpangan tidak diatur maupun di bawah jalan. Jika diperlukan, maka dapat
dengan lampu pengatur lalu- lintas, maka kriteria disediakan tangga untuk mencapai tempat penyeberangan.
batas kecepatan kendaraan bermotor adalah <40 b. Underground/terowongan
km/jam.. Underground/terowongan digunakan apabila: Jenis jalur
penyeberangan dengan menggunakan elevated/jembatan
b. Penyeberangan Pelikan tidak dimungkinkan untuk diadakan. Lokasi lahan atau
Dipasang pada ruas jalan, minimal 300 meter dari medan memungkinkan untuk dibangun
persimpangan, atau Pada jalan dengan kecepatan underground/terowongan.
3. Marka untuk Penyeberangan
Marka jalan untuk penyeberangan pejalan kaki dinyatakan
dalam bentuk: 4. Penyeberangan di Tengah Ruas
a. Zebra cross, yaitu marka berupa garis-garis utuh yang Untuk kawasan perkotaan, yang terdapat jarak antar
membujur tersusun melintang jalur lintas. persimpangan cukup panjang, maka dibutuhkan
b. Marka, berupa 2 (dua) garis utuh melintang jalur lalu penyeberangan di tengah ruas agar pejalan kaki dapat
lintas. Ketentuan teknis yang mengatur tentang marka menyeberang dengan aman. Lokasi yang dipertimbangkan
penyeberangan pejalan kaki adalah sebagai berikut: untuk penyeberangan ditengah ruas harus dikaji terlebih
dahulu.
 Garis membujur tempat penyeberangan orang harus Pertimbangan dalam penentuan lokasi penyeberangan di
memiliki lebar 0,30 mete dan panjang sekurang- tengah ruas, antara lain:
kurangnya 2,50 meter.  Lokasi penyeberangan memungkinkan untuk
 Celah di antara garis-garis membujur mempunyai lebar mengumpulkan atau mengarahkan
sama atau maksimal 2 (dua) kali lebar garis membujur  pejalan kaki menyeberang pada satu lokasi.
tersebut.  Merupakan lokasi untuk rute yang aman untuk
 Dua garis utuh melintang tempat penyeberangan pejalan berjalan kaki bagi anak sekolah.
kaki memiliki jarak antar garis melintang sekurang-  Kawasan dengan konsentrasi pejalan kaki yang
kurangnya 2,5 meter dengan lebar garis melintang 0,30 menyeberang cukup tinggi (seperti permukiman yang
meter. Tempat penyeberangan orang ditandai dengan memotong kawasan pertokoan atau rekreasi atau halte
Zebra Cross. Apabila arus lalu lintas kendaraan dan arus yang berseberangan dengan permukiman atau
pejalan kaki cukup tinggi, tempatn penyeberangan orang perkantoran).Rambu-rambu peringatan harus
dilengkapi dengan alat pemberi isyarat lalu lintas.
dipasang sebelum lokasi untuk memperingatkan pada  Pada jalan dengan batasan kecepatan di atas 72
pengendara bermotor akan adanya aktifitas km/jam.
penyeberangan.
 Penyeberangan dan rambu-rambu harus memiliki 5. Penyeberangan di Persimpangan
penerangan jalan yang cukup. Hal-hal yang harus diperhatikan untuk penyeberangan di
 Penyeberangan harus memiliki jarak pandang yang persimpangan adalah sebagai berikut:
cukup baik bagi pengendara bermotor maupun pejalan a. Terdapat alat pemberi isyarat lalu lintas yang berfungsi
kaki. menghentikan arus lalu lintas sebelum pejalan kaki
 Pada lokasi dengan arus lalu lintas 2 (dua) jalur, perlu menyeberangi jalan atau alat yang memberi isyarat kepada
disediakan median pada lokasi penyeberangan, pejalan kaki kapan saat yang tepat untuk menyeberang
sehingga penyeberang jalan cukup berkonsentrasi jalan.
pada satu arah saja. b. Jika penyeberangan di persimpangan memiliki
Hal-hal yang harus dihindari pada jalur penyeberangan di permasalahan yang cukup kompleks antara lain dengan
tengah ruas jalan, khususnya yang tidak bersinyal adalah: interaksi dari sistem prioritas, volume yang membelok,
 Harus terletak <90 meter dari sinyal lalu lintas, dimana kecepatan, jarak penglihatan, dan tingkah laku
pengendara bermotor tidak mengharapkan adanya pengemudi, maka pada suatu phase yang terpisah bagi
penyeberang. pejalan kaki dapat diterapkan alat pemberi isyarat lalu

 Berada pada jarak 180 meter dari titik penyeberangan lintas, dengan memperhatikan hal–hal sebagai berikut:

yang lain, kecuali pada pusat kota/Central Bussiness  Arus pejalan kaki yang menyeberangi setiap kaki
District (CBD) atau lokasi yang sangat memerlukan persimpangan lebih besar dari 500 orang/jam.
penyeberangan.  Lalu lintas yang membelok kesetiap kaki
persimpangan mempunyai jarak waktu (headway)
rata-rata kurang dari 5 detik, tepat pada saat lalu
lintas tersebut bergerak dan terjadi konflik dengan
Gambar Median Jalan untuk Penyeberangan
arus pejalan kaki. Pejalan Kaki

S umber : penyediaan dan pemanfaatan


prasarana dan sarana ruang pejalan kaki di
Gambar Ruang Pemberhentian Pedestrian perkotaan
yang Diturunkan

S umber : penyediaan dan pemanfaatan


prasarana dan sarana ruang pejalan kaki di
perkotaan

d. Fasilitas sarana ruang pejalan kaki Yang termasuk dalam sarana


Gambar Median Pemberhentian
Pedestrian Sementara ruang pejalan kaki adalah drainase, jalur hijau, lampu penerangan,
S umber : penyediaan dan pemanfaatan tempat duduk, pagar pengaman, tempat sampah, marka dan
prasarana dan sarana ruang pejalan
kaki di perkotaan perambuan, papan informasi (signage), halte/shelter bus dan lapak
tunggu, serta telepon umum. Persyaratan teknis penyediaan sarana
ruang pejalan kaki diatur dalam Keputusan Menteri Perhubungan
tentang Fasilitas Pendukung Kegiatan Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan: KM 65 Tahun 1993.
1. Drainase
Drainase terletak berdampingan atau dibawah dari ruang
pejalan kaki. Drainase berfungsi sebagai penampung dan jalur
aliran air pada ruang pejalan kaki. Keberadaan drainase akan
dapat mencegah terjadinya banjir dan genangangenangan air
pada saat hujan. Dimensi minimal adalah lebar 50 centimeter
dan tinggi 50 centimeter.

Gambar jalur hijau

S umber : penyediaan dan pemanfaatan


prasarana dan sarana ruang pejalan kaki di
Gambar drainase perkotaan

S umber : penyediaan dan pemanfaatan


prasarana dan sarana ruang pejalan kaki di
perkotaan 3. Lampu Penerangan
Lampu penerangan diletakkan pada jalur amenitas. Terletak
2. Jalur hijau
setiap 10 meter dengan tinggi maksimal 4 meter, dan bahan
Jalur hijau diletakan pada jalur amenitas dengan lebar 150
yang digunakan adalah bahan dengan durabilitas tinggi seperti
centimeter dan bahan yang digunakan adalah tanaman
metal & beton cetak.
peneduh.
1. Pagar pengaman
Pagar pengaman diletakan pada jalur amenitas. Pada titik
tertentu yang berbahaya dan memerlukan perlindungan
dengan tinggi 90 centimeter, dan bahan yang digunakan
adalah metal/beton yang tahan terhadap cuaca, kerusakan,
dan murah pemeliharaannya

Gambar lampu peerangan

S umber : penyediaan dan pemanfaatan


prasarana dan sarana ruang pejalan kaki di
perkotaan
4. Tempat Duduk
Tempat duduk diletakan pada jalur amenitas. Terletak setiap
10 meter dengan lebar 40-50 centimeter, panjang 150
centimeter dan bahan yang digunakan adalah bahan dengan Gambar fasilitas pagar pengaman
durabilitas tinggi seperti metal dan beton cetak. S umber : penyediaan dan pemanfaatan
prasarana dan sarana ruang pejalan kaki di
perkotaan

2. Tempat Sampah
Tempat sampah diletakan pada jalur amenitas. Terletak
setiap 20 meter dengan besaran sesuai kebutuhan, dan bahan
yang digunakan adalah bahan dengan durabilitas tinggi
seperti metal dan beton cetak.

Gambar fasilitastempak duduk

S umber : penyediaan dan pemanfaatan


prasarana dan sarana ruang pejalan kaki di
perkotaan
meter atau pada titik potensial kawasan, dengan besaran
sesuai kebutuhan, dan bahan yang digunakan adalah bahan
yang memiliki durabilitas tinggi seperti metal.

Gambar fasilitas pagar pengaman

S umber : penyediaan dan pemanfaatan


prasarana dan sarana ruang pejalan kaki di
perkotaan
Gambar fasilitashalte/shelter bus dan lapak
tunggu

S umber : penyediaan dan pemanfaatan


3. Marka, Perambuan, Papan Informasi (Signage) prasarana dan sarana ruang pejalan kaki di
perkotaan
Marka dan perambuan, papan informasi (signage) diletakan
pada jalur amenitas, pada titik interaksi sosial, pada jalur
dengan arus pedestrian padat, dengan besaran sesuai
kebutuhan, dan bahan yang digunakan terbuat dari bahan
yang memiliki durabilitas tinggi, dan tidak menimbulkan
efek silau.
5. Halte/Shelter Bus dan Lapak Tunggu
Halte/shelter bus dan lapak tunggu diletakan pada jalur
amenitas. Shelter harus diletakan pada setiap radius 300
6. Telepon Umum
Telepon umum diletakan pada jalur amenitas. Lebar efektif minimum jaringan pejalan kaki berdasarkan
Terletak pada setiap radius 300 meter atau pada titik kebutuhan orang adalah 60 cm ditambah 15 cm untuk bergoyang
potensial kawasan, dengan besaran sesuai kebutuhan dan tanpa membawa barang, sehingga kebutuhan total minimal untuk 2
bahan yang digunakan adalah bahan yang memiliki (dua) orang pejalan kaki berpapasan menjadi 150 centimeter. Untuk
durabilitas tinggi seperti metal. arcade dan promenade yang berada di daerah pariwisata dan
komersial harus tersedia area untuk window shopping atau fungsi
sekunder minimal 2 meter.

Gambar fasilitas telpon Umum

S umber : penyediaan dan pemanfaatan Gambar ukuran desain ruang pejalan kaki
prasarana dan sarana ruang pejalan kaki di
perkotaan S umber : penyediaan dan pemanfaatan
prasarana dan sarana ruang pejalan kaki di
perkotaan
Lebar jaringan pejalan kaki berdasarkan lokasi menurut a. Bahan yang dapat menyerap air (tidak licin);
Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 65 Tahun 1993 tentang b. Tidak menyilaukan;
Fasilitas Pendukung Kegiatan Lalu c. Perawatan dan pemeliharaan yang relatif murah;
Lintas dan Angkutan Jalan disajikan pada Tabel d. Cepat kering (air tidak menggenang jika hujan turun).
1. Jenis Material Permukaan
Ketentuan penggunaan jenis material permukaan adalah
sebagai berikut:
a. Secara umum terdiri dari material yang padat, akan tetapi
dapat juga digunakan jenis ubin, batu dan batu bata. Bahan

Ruang pejalan kaki memiliki perbedaan ketinggian baik dapat terbuat dari material yang padat dan aspal yang kokoh,

dengan jalur kendaraan bermotor ataupun dengan jalur hijau. stabil dan tidak licin.

Perbedaan tinggi maksimal antara ruang pejalan kaki dan jalur b. Sebaiknya menghindari permukaan yang licin, karena akan

kendaraan bermotor adalah 20 centimeter. Sementara perbedaan mempersulit bagi pengguna kursi roda atau pengguna alat

ketinggian dengan jalur hijau 15 centimeter. bantu berjalan.

Untuk ketetapan-ketetapan lainnya disesuaikan dengan c. Permukaan yang tidak konsisten secara visual (keseluruhan

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 30/PRT/M/2006 tentang warna dan tektur) dapat membuat sulit bagi pejalan kaki

Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dengan keterbatasan kemampuan untuk membedakan

dan Lingkungan. perbedaan perubahan warna dan pola yang ada di trotoar dan

c. Jenis Material penurunan atau perubahan tingkatan yang ada.

Jenis material yang digunakan untuk prasarana dan


sarana jaringan pejalan kaki adalah:
2. Jenis Material untuk Permukaan Dekoratif d. Fasilitas Difabel
Ketentuan penggunaan jenis material untuk permukaan
dekoratif adalah sebagai berikut: a. Persyaratan Rancangan untuk Penyandang Cacat
a. Material permukaan dengan batu yang diperindah atau
kumpulan batu yang menonjol. Cat dan material termoplastik Persyaratan khusus untuk rancangan bagi pejalan kaki
lainnya biasanya digunakan untuk menandai jalan yang mempunyai cacat
penyeberangan, dan pada umumnya licin bila basah. fisik adalah sebagai berikut:
b. Batu kerikil dan batu bata dapat meningkatkan kualitas 1. Jalan tersebut setidaknya memiliki lebar 1.5 meter, dengan
estetika dari trotoar tetapi dapat menambah energi bagi tingkat maksimal 5%.
pejalan kaki yang mempunyai kelemahan mobilitas. Untuk 2. Pejalan kaki harus mudah mengenal permukaan jalan yang
alasan ini, batu bata dan batu kerikil tidak direkomendasikan. lurus atau jika ada berbagai perubahan jalan yang curam pada
c. Material permukaan yang bertekstur dekoratif dapat membuat tingkat tertentu.
lebih sulit bagi pejalan kaki dengan keterbatasan penglihatan, 3. Menghindari berbagai bahaya yang berpotensi mengancam
untuk mendeteksi peringatan tersebut perlu menyediakan keselamatan penyandang cacat seperti jeruji, lubang, dan lain-
informasi (tanda) kritis tentang transisi dari trotoar ke jalan. lain yang tidak harus ditempatkan di jalan yang mereka lalui.
4. Ketika penyandang cacat menyeberang jalan, tingkat
trotoarnya harus disesuaikan sehingga mereka mudah
melaluinya.
5. Jika jalan tersebut digunakan oleh orang tuna netra, berbagai 7. Persyaratan lainnya disesuaikan dengan Peraturan Menteri
perubahan dalam tekstur trotoar dapat digunakan sebagai Pekerjaan Umum No. 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman
tanda-tanda praktis. Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung
6. Jalan tersebut tidak boleh memiliki permukaan yang licin. dan Lingkungan.

b. Tipe Fasilitas Difabel


Tipe fasilitas difabel adalah:
a. Ram (ramp), diletakan di setiap persimpangan, prasarana
ruang pejalan kaki yang memasuki enterance bangunan, dan
pada titik-titik penyeberangan.
b. Jalur difabel, diletakan di sepanjang prasarana jaringan
pejalan kaki.

Standar yang dapat dipergunakan untuk penyediaan fasilitas jalur Gambar tipikal ukuran kursi rooda

pejalan kaki bagi penyandang cacat dapat ditetapkan sesuai tipikal S umber : penyediaan dan pemanfaatan
prasarana dan sarana ruang pejalan kaki di
berbagai dimensi dari kursi roda yang diperuntukan untuk perkotaan

penyandang cacat sebagaimana terlihat pada gambar berikut ini:


c. Persyaratan Jalur yang Landai Bagi Penyandang Cacat Fisik lalu lintas, penyangga jalan yang landai, pesan-pesan dan suara-
suara merupakan tanda-tanda bagi pejalan kaki, dan menjadi
Persyaratan khusus untuk rancangan jalan yang landai sumber peringatan-peringatan yang dapat dideteksi.
bagi penyandang cacat fisik adalah sebagai berikut: Untuk mengakomodir kebutuhan tersebut, maka perlu
1. Tingkat kelandaian tidak melebihi dari 8.33% (1 banding 12). disediakan informasi bagi pejalan kaki yang memiliki
2. Jalur yang landai harus memiliki pegangan tangan setidaknya keterbatasan, meliputi: tanda-tanda bagi pejalan kaki, tanda-tanda
untuk satu sisi (disarankan untuk kedua sisi). Pada akhir pejalan kaki yang dapat diakses, signal suara yang dapat didengar,
landai setidaknya panjang pegangan tangan mempunyai pesan-pesan verbal, informasi lewat getaran, dan peringatan-
kelebihan sekitar 300 milimeter. peringatan yang dapati deteksi. Persyaratan untuk rambu dan
3. Pegangan tangan harus dibuat dengan ketinggian 0.8 meter marka agar memperhatikan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
diukur dari permukaan tanah dan panjangnya harus melebihi No. 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan
anak tangga terakhir. Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
4. Seluruh pegangan tangan tidak harus memiliki permukaan
yang licin. e. Tingkat Kapasitas Pelayanan Ruang untuk Jalan Setapak
Untuk penyediaan pelayanan bagi pejalan kaki dalam
5. Area landai harus memiliki penerangan yang cukup. bentuk jalan setapak dapat dilihat pada tabel berikut.

d. Penyediaan Informasi Bagi Pejalan Kaki yang Memiliki


Keterbatasan

Pejalan kaki dengan keterbatasan pandangan akan


mengandalkan kemampuannya untuk mendengar dan merasakan
ketika berjalan. Isyarat-isyarat dalam lingkungan termasuk suara
Lebar Minimum
a) Lebar minimum dari masing-masing pejalan kaki adalah 1,5
meter. Seandainya berdekatan dengan tempat atau sarana
lainnya, maka lebar minimum yang diperkenankan adalah 0.9
meter.
b) Pada kondisi volume pejalan kaki semakin tinggi, lebar jalur
pejalan kaki harus ditingkatkan.

Gambar syarat-syarat jalur pejalan kaki

S umber : penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan


sarana ruang pejalan kaki di perkotaan
B. Data Primer

a. Sirkulasi Kendaraan

Gambar peta sirkulasi kendaraan

S umber : data pribadi


b. Sirkulasi Manusia Gambar keadaan sirkulasi kendaraan

S umber : data pribadi

Gambar peta sirkulasi manusia

S umber : data pribadi


Gambar keadaan sirkulasi manusia

S umber : data pribadi


2.2.2.5.Parkir b. untuk menampung pertambahan dan perkembangan jumlah
kendaraan yang parkir. Kerugian parkir jenis ini yaitu dapat
mengurangi kapasitas jalur lalu lintas pada badan jalan yang
 Pengertian
digunakan sebagai tempat parkir.
Menurut Direktur Jenderal Perhubungan Darat (1996), parkir c. Parkir di luar jalan (off street parking) Untuk menghindari
merupakan keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat terjadinya hambatan akibat parkir kendaraan dijalan maka parkir
sementara sedangkan berhenti adalah kendaraan tidak bergerak untuk di luar jalan / off street parking menjadi pilihan yang terbaik.
sementara dengan pengemudi tidak meninggalkan kendaraan. fasilitas parkir kendaraan di luar tepi jalan umum yang dibuat
Kendaraan yang berhenti tersebut membutuhkan tempat untuk khusus atau penunjang kegiatan yang dapat berupa tempat parkir
memarkir kendaraan. dan/atau gedung parkir.

Parkir menurut penempatannya dibagi menjadi: Parkir menurut statusnya dibagi menjadi :

a. Parkir di jalan (on street parking) Parkir di tepi jalan umum a. Parkir umum
adalah jenis parkir yang penempatannya di sepanjang tepi badan Parkir umum adalah perparkiran yang menggunakan tanah, jalan dan
jalan dengan ataupun tidak melebarkan badan jalan itu sendiri lapangan yang memiliki/dikuasai dan pengelolaannya diselenggarakan
bagi fasilitas parkir. Parkir jenis ini sangat menguntungkan bagi oleh pemerintah daerah. Tempat parkir umum ini menggunakan

pengunjung yang menginginkan parkir dekat dengan tempat sebagian badan jalan umum yang dikuasai atau milik pemerintah yang
termasuk bagian dari tempat parkir umum ini adalah parkir ditepi jalan
tujuan. Tempat parkir seperti ini dapat ditemui dikawasan
umum.
pemukiman berkepadatan cukup tinggi serta pada kawasan pusat
perdagangan dan perkantoran yang umumnya tidak siap
b. Parkir khusus diselenggarakan oleh pihak lain baik berupa badan usaha maupun
Parkir khusus adalah perparkiran yang menggunakan tanah-tanah yang perorangan. Tempat parkir khusus ini berupa kendaraan bermotor
tidak dikuasai oleh pemerintah daerah yang pengelolanya dengan mendapatkan ijin dari pemerintah daerah.
c. Parkir darurat Gambar : Penetuan Satuan Ruang Parkir (SRP)
Parkir darurat/insedentil adalah perparkiran di tempat-tempat umum Sumber : pedoman perencanaan dan pengoperasian fasilitas parkir
baik yang menggunakan lahan tanah, jalan-jalan, lapangan-lapangan Satuan ruang parkir untuk mobil penumpang ditunjukkan dalam
milik Pemerintah Daerah maupun swasta karena kegiatan insendentil. gambar berikut :
d. Taman parkir
Taman parkir adalah suatu areal bangunan perparkiran yang dilengkapi
fasilitas saran perparkiran yang pengelolanya diselenggarakan oleh
Pemerintah Daerah.
e. Gedung parkir
Gedung parkir adalah bagunan yang dimanfaatkan untuk tempat parkir
kendaraan yang penyelenggaraannya oleh pemerintah daerah atau
pihak ketiga yang telah mendapat ijin dari Pemerintah Daerah. Gambar : Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk mobil penumpang dalam cm

Penentuan Satuan Ruang Parkir Sumber : pedoman perencanaan dan pengoperasian fasilitas parkir
Satuan ruang parkir untuk penderita cacat khususnya bagi
mereka yang menggunakan kursi roda harus mendapat perhatian
khusus. Untuk itu digunakan SRP dengan lebar 3,6 meter, minimal
3,2 meter, sedang ambulance dapat disediakan SRP dengan lebar 3,0,
minimal 2,6 m.
Gambar : Dimensi gambar satuan ruang parkir untuk bus/truk
Sumber : pedoman perencanaan dan pengoperasian fasilitas parkir

Gambar : Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk penderita cacat dan ambulance
Sumber : pedoman perencanaan dan pengoperasian fasilitas parkir

Gambar :Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk Sepeda Motor (dalam cm)

Sumber : pedoman perencanaan dan pengoperasian fasilitas parkir

Gambar : Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk bus/truk(dalam satuan cm)


Sumber : pedoman perencanaan dan pengoperasian fasilitas parkir
 Data Site
2.2.2.6. Signage

 Pengertian Signage/Penandaan 1. Indentisas tempat publik, dapat berupa logo ataupun


simbol.
Signage menurut Oxford Advance Learner Dictionary
2. Penanda lalu lintas, menghindari penanda yang
of Current English adalah sebuah kata atau kata-kata, desain
memusingkan sehingga mengacaukan lingkungan kota.
dan lain-lain pada sebuah papan atau lempengan untuk
Penggunaan tanda dapat disederhanakan dengan
memberikan peringatan atau untuk mengarahkan seseorang
mengkombinasikan beberapa tanda pada tiang yang
menuju sesuatu. Menurut Lawrence K. Frank, arti sign adalah
sama.
pesan atau informasi yang muncul secara berturut-turut atau
3. Identitas komersial, untuk mengenali beragam took
teratur dalam hubungannya dengan tanda-tanda yang penting
dengan memperhatikan ukuran, skala, warna, material,
dan menimbulkan respon pada manusia.
karakter arsitektur bangunan serta penempatan yang
Menurut “Paduan Penempatan Fasilitas Perlengkapan baik untuk menunjang pemandangan bagi pejalan kaki.
Jalan” Tujuan dari pemasangan fasilitas perlengkapan jalan 4. Penanda informasi, untuk memberikan petunjuk bagi
adalah untuk meningkatkan keselamatan jalan dan pengguna jalan termasuk peta atau papan petunjuk
menyediakan pergerakan yang teratur terhadap pengguna lokasi.
jalan. Fasilitas perlengkapan jalan memberi informasi kepada 5. Banner, bendera atau display lainnya yang dapat
pengguna jalan tentang peraturan dan petunjuk yang menyemarakan wajah serta warna kota.
diperlukan untuk mencapai arus lalu lintas yang selamat,
seragam dan beroperasi dengan efisien.

Berdasarkan fungsnya pada ruang publik, Ruben Stein


membagi signage menjadi lima kategori sebagai berikut:
 Standar Sinage o Posisi berdiri : 1,4-1,5 meter
A. Zona-Zona Penempatan Menurut Shirvani o Posisi duduk : 1,0-1,2 meter
1. Zona pejalan (Shirvani, 1985 : 42) Zona ini berisi  Pandangan mata ke bawah : < 1,0 meter. Biasanya
informasi masyarakat yang berisi : petunjuk jalan , memberi informasi mengenai sejarah suatu lokasi.
informasi mengenai sejarah kawasan atau bangunan, 2. Penempatan Signage (Mendelker dan Ewald, 1988
penunjuk arah, telepon umum. :63)
2. Zona Lalu lintas/pengguna kendaraan bermotor. Zona  Permukaan dinding yang rata dengan ketentuan
ini berisi tandatanda atau informasi yang berkaitan o Bisa dipergunakan disemua peruntukan
dengan pengawasan terhadap pergerakan kendaraan o Untuk kawasan institusional /residential /rural
bermotor. area yang memuat omersial activity ,dimana
3. Zona menunggu Zona ini berisi tanda-tanda yang penempatan media pada permukaan dinding
dikombinasikan dengan perkakas jalan lainnya, hanya diperbolehkan dengan prosentase 30 %
misalnya halte bis, boks telpon, lampu jalan dll. dari permukaan yang diperuntukkan bagi
B. Lokasi Penempatan penempatan
1. (Kelly dan raso 1989 : 34) media, untuk daerah instutusional hanya boleh
Penempatan media yang optimum bagi pengendara 20 % untuk kawasan komersial, penempatan
danpejalan, dibagi dalam 3 tingkat pandangan : media pada permukaan dinding hanya
 Pandangan mata ke atas : > dari 1,5 meter diperbolehkan dengan prosentase 40 % dari
biasanyamemberi informasi mengenai petunjuk permukaan yang di peruntukkan bagi
lokasi penempatan media
 Sejajar dengan pandangan mata biasanya o Painted wall graphic diijinkan
memberi informasi mengenai petunjuk bangunan  Diatas, baik diatas ataupun diantara puncak atap
o Dirancang untuk dibaca dari jauh o Bisa digunakan untuk daerah indusrti,
o Jika Posisi lebih kecil dari 20 feet dari komersial, institusional dan daerah public side
permukaan tanah maka fungsinya sama dengan walk.
wall graphics o Penempatan media dari dinding maksimal 6
dan penempatannya boleh untuk semua zona inchi
peruntukan dan disemua jalan o Penempatan dari dinding membentuk sudut 90
derajat
o Untuk yang penempatannya lebih dari 20 feet o Dilarang ditempatkan pada sudut jalan (corner)
dari permukaan tanah hanya boleh ditempatkan  Ground Graphics
pada o Informasi yang disampaikan dibatasi
jalur cepat dengan batas kecepatan 45 mill/jam maksimalsampai 10 items saja.
o Diajurkan untuk dipasang di daerah indutri o Ukuran dibatasi sesuai dengan ketentuan
yang memiliki atap flat dimana juga prosentase luas seperti pada wall graphics
ditempatkan jenis advertising billboard.jika o Ketinggian dibatasi , 20 feet untuk daerah
daerah industry jaraknya hanya 500 feet dari industri/komersial, 10 feet untuk daerah
permukiman/institusional area maka industri, dan 5 feet untuk daerah
pemasangan signage pada atap tidak diijinkan. institusional/residential/ rural area.
 Projecting Graphics Sign o Digunakan untuk bangunan yang memiliki set
o Diijinkan pemasangannya pada jalan dengan back (aturan penem patan lihat bagian proporsi
batas kecepatan 40 mill/jam
 Data Signage Pada Lokasi

Gambar 4.2Keterangan Gambar


Sumber : Olahan Pribadi (2018)

Gambar 4.1Peta Perletakan Signage


Sumber : Olahan Pribadi (2018)

Kondisi signage pada lokasi perancangan sudah memadai dimana perletakan rambu lalu lintas dan papan petunjuk jalan sudah tepat
peletakannya, namun ada perletakan reklame yang pada lokasi yang tidak memiliki fungsi dan menggangu view kedalam site.
2.2.2.7.Open Space , berupa lahan yang diperkeras maupun yang berupa badan air
 Pengertian (Pedoman RTH).

Menurut Kuncoro Jakti ( 1971) ruang luar adalah satu


sebutan yang diberikan orang atas ruang yang terjadi karna
pembatasan alat yang terjadi hanya pada dua unsure bidang,
yaitu alas dan dinding tanpa bidang atap (terbuka).

Menurut S. Gunadi (1974) dalamYoshinobu Ashihara


ruang luar adalah ruang yang terjadi dengan membatasi alam.
Gambar : Ruang Terbuka Hijauh
Ruang luar dipisahkan dari alam dengan memberi “frame”
Sumber : Google 2018
jadi bukan alam itu sendiri (yang dapat meluas tak terhingga).

 RTH dan RTHN

RTH (Ruang Terbuka Hijau ) : Ruang terbuka yang


ditumbuhi tanaman ( UU 26/07).Sehingga ruang terbuka yang
tidak ditumbuhi tanaman tidak dapat digolongkan sebagai
RTH

Gambar : Ruang Terbuka Non-Hijauh


Sumber : Google 2018
 Jenis-jenis Ruang Terbuka
RTNH (Ruang Terbuka Non-Hijau) : Ruang Terbuka
diwilayah perkotaan yang tidak termasuk dalam kategori RTH
Menurut Rustam Hakim (1987) berdasarkan
kegiatannya ruang terbuka dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Ruang terbuka aktif : yaitu ruang terbuka yang


mengundang unsur-unsur kegiatan didalamnya, misalnya
Plasa, tempat bermain dll.

Gambar: Ruang Terbuka Aktif


Sumber : Google 2018

2. Ruang terbuka pasif : yaitu ruang terbuka yang


didalamnya tidak mengundang aktifitas manusia. Gambar : Ruang Terbuka Pasif
Sumber : Google 2018
 Data Site a. Ruang Terbuka Aktif : Plaza Berupa Patung Ina Bo’I
yang Berada di dekat site, Jalan Raya antara lain : jalan
arteri primer, jalan Samratulangi dan jalan Kolektor
sekunder serta jalan lingkungan.

b. Ruang Terbuka Pasif : Lahan Kosong.

 Ruang Terbuka disekitar site

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Kupang nomor


11 tahun 2011 maka Luasan Ruang Terbuka yang di tentukan
untuk BWK II adalah 152,93 Ha atau 1.529.300 m².
Sedangkan Jumlah ruang terbuka yang terdapat pada BWK II
adalah 252.818,36 m²

Sumber : Dokumentasi Pribadi


 Aktifitas dan Fasilitas yang cocok untuk Ruang
Terbuka

Ruang Terbuka seperti Alun-alun dapat menjadi


Fasilitas-fasilitas yang disediakan pada ruang terbuka
sebuah sarana atau wadah bagi masyarakat, yang dpat
juga dapat berupa Taman Bermain, bangku taman, Jogging
menampung berbagai jenis kegiatan misalnya kegiatan-
Track, Gazebo dan lain sebagainya
kegiatan atau aktifitas seperti Bermain, berolahraga,
bererkreasi, upacara, kuliner konser dan dain sebagainya

Gambar : Aktifitas yang cocok untuk Ruang Terbuka


Sumber : Google 2018 Gambar : Aktifitas yang cocok untuki Ruang Terbuka
Sumber : Google 2018
2.2.2.8.Utilitas
2.2.2.9. Aktifitas Penunjang Sebagai elemen “penyatu” yang mampu mendukung
dan menghidupkan setiap fungsi kegiatan yang ada .
 Pengertian
Kata Kunci : Kota, pendukung kegiatan, masyarakat Menurut Spreiregen, 1985,Dalam hal ini kota
Pendukung (support) atau penyokong adalah yang terbentuk sebagai fungsi dari aktifitas manusia yang luas dan
mendukung atau menyokong sesuatu kegiatan (activity) atau kompleks dan disisi lain kota dapat dilihat sebagai bentukan
aktifitas secara mendasar mengarah kepada sesuatu fisik buatan manusia yang terbentuk dari waktu ke waktu, dan
pergerakan. Pendukung Kegiatan ( Activity Support) berarti kota juga tidak tumbuh dan bentuk fisik saja, tetapi tumbuh
potensi/elemen yang mendukung kegiatan sesuatu. bersamaan dengan masyarakatnya.

Menurut para ahli :  Bentuk Pendukung Kegiatan

Menurut Aldo Rossi, 1982 dalam bukunya “The Kegiatan penunjang yang menghubungkan dua atau lebih
Arcitecture of the city “, kota dipandang sebagai obyek buatan pusat-pusat kegiatan umum yang ada dikota, antara lain
manusia dan sebuah arsitektur yaitu berupa konsentrasi berupa ruangterbuka atau bangunan yang diperuntukan bagi
elemen fisik special yang selalu tumbuh dan berkembanga. kepentingan umum Ruang terbuka, bentuk fisiknya dapat
Elemen-elemen fisik tersebut terbentuk karena adanya fungsi- berupa taman rekresasi, taman kota, plaza-plaza, taman
fungsi kegiatan yang berlangsung dalam suatu kota seperti budaya, kawasan pedagang kaki lima, jalur pedestrian,
kegiatan mekanisme ekonomi, sosisal budaya dll. kumpulan pedagang penjual barang-barang seni lainnya.

Menurut Hamid Shirvani, 1985 ,“Pendukung


Kegiatan” (Activity Support”) yang diharapkan dapat
bentuk kegiatan penunjang diwujudkan dalam bentuk rancangan a. Adanya koordinasi antara kegiatan dengan
atau bangunan seperti : lingkungan binaan yang dirancangkan.

 Kelompok pertokoan b. Adanya keragaman intensitas kegiatan yang


dihadirkan dalam suatu ruang tertentu .
 Eceran
c. Bentuk kegiatan memperhtikan kontekstual .
 Pusat pemerintah dan pusat jasa
d . Pengadaan fasilitas lingkungan .
 Departemen store
a. Sesuatu yang terukur, menyangkut ukuran , bentuk
 Kios / lapak jualan. dan lokasi fasilitas yang menampung aktifitas
pendukung yang bertitik tolak dari ukuran manusia .
 Fungsi Pendukung Kegiatan

Fungsi utama dari pendukung kegiatan dalah


menghubungkan dua atau lebih pusat-pusat kegiatan umum
dan menggerakkan fungsi kegiatan utama kota menjadi lebih
hidup, menerus,dan damai. Disamping itu untuk memperkuat
ruang-ruang umum kota saling melengkapi satu sama lainnya
(Hamid Shirvani, 1985).

 Penerapan Design

Hal – hal yang harus diperhatikan ;


 Data lokasi

a. Aktifitas pendukung internal

• Ttempat
berlatih Tempat Tempat
mobil bermain anak
• Tempat
bermain
anak

Konser &
Upacara
Sumber foto intenet
dan
Konser
b. Aktifitas Penunjang Eksternal

 Aktifitas eksternal bagian 1;


diller perumaha
-Tempat jualan ikan -PKL -
Diller
- Teluk kupang -Hotel -
Perumahan Teluk hotel
Sumber : foto dokumetasi pribadi

 Aktifitas eksternal bagian 2 :

• SPBU

Subasu
ka
• Water
park
• Kantor
Tmpat jualan PKL • RS.
ikan
Kota
• PKL

Restora
Sumber dokumen pribadi

c. Aktifitas pendukung yang ada di kupang (yang sedang


tren )

SPBU SUBASUK

WATER KANTOR
Tempat Skeatbo

RS. KOTA PKL

Bersepeda &
Sumber internet

RESTORAN
 tempat berkumpul remaja ( cafe & taman )
e. Table aktifitas
 tempat skeatboard
NO AKTIFITAS KONDISI MATERIAL
 joging trak
1 menggunakan
 tempat makan mobil

 area bermain sepeda untuk anak


menggunakan
gerobak
kios – kios
d. permasalahan
menggunakan
 padatnya aktifitas di sepanjang jalan berpotensi material seng
menimbulkan kemacetan. dan tripleks

 sampah yang masih berserakan menganggu


kenyamanan.

 belum tersedianya area pujasera (pusat jajanan


serba ada ) bagi para penjual yang ada di sekitar
lokasi.belum tersedia area parkir yang teratur .
2 BERSEPEDA 4 RESTORAN menggunakan
batako dan
seng untuk
penutup atap

3 WATERPARK menggunakan
batako,
rangka baja
dan seng
untuk 5 PARKIRAN pada lokasi
penutup atap dan sekitar
lokasi tidak
terdapat area
4 RESTORAN menggunakan parkir yang
batako dan cukup
seng untuk sehingga masi
penutup atap ada yang
parkir di
pinggir jalan

6 SPBU material yang


di gunakan
pastik, besi
dan plat
untuk
penutup atap

7 RUMAH tembok :
SAKIT batako,
dinding
pabrikasi
penutup atap
plat

8 TEMPAT menggunakan
JUAL IKAN balok, papan
dan seng
sebai penutup
atap

9 HOTEL tembok :
batako,
dinding
pabrikasi
penutup atap
: seng dan
plat
3.2.1.2. Analisis Tata Guna Lahan
 Fungsi

Tabel Fungsi Perancangan

Sumber : Hasil Analisis penulis (2017)


 Analisa Kedekatan Ruang

Site I Site 2

Sumber : Hasil olahan penulis (2017) Sumber : Hasil olahan penulis (2017)
 Analisa alur aktivitas dan pola hubungan fasilitas

Alur aktivitas site I Alur aktivitas site II

Gambar 3.7. Bagan alur aktivitas I Gambar 3.8. Bagan alur aktivitas II
Sumber : Hasil olahan penulis (2017) Sumber : Hasil olahan penulis (2017)
Pola hubungan fasilitas site I Pola hubungan fasilitas site I

Gambar 3.9. Bagan Hubungan fasilitas site I Gambar 3.9. Bagan Hubungan fasilitas site II
Sumber : Hasil olahan penulis (2017) Sumber : Hasil olahan penulis (2017)
 Analisa penzoningan

Alternatif I KETERANGAN :
PLAZA

PKL

TAMAN

TEMPAT PARKIR

PLAYGROUND

Sumber : Hasil olahan penulis (2017)


RUANG TERBUKA

Alternatif I
Penempatan zona pada satu sisi sehingga terlihat sangat monoton dan tidak saling terhubung
Alternatif II KETERANGAN :

PLAZA

PKL

TAMAN

TEMPAT PARKIR

PLAYGROUND
Sumber : Hasil olahan penulis (2017)

RUANG TERBUKA

Alternatif II
Penempatan semua zona terlihat seimbang sehingga antara satu zona dengan zona yang lain memiliki keterhubungan

Kesimpulan : Jadi berdasarkan zoning diatas maka yang akan digunakan dalam perencanaan adalah alternatif yang kedua, karena memberikan kesan saling
terhubung antara zona yang satu dengan yang lain
3.1.2.2. Analisis Bentuk dan Massa Bangunan

Gambar 3.46 Analisis Bangunan


Sumber : dokumentasi penulis, 2017
Gambar 3.46 Analisis Bangunan
Sumber : dokumentasi penulis, 2017
Gambar 3.46 Analisis Bangunan
Sumber : dokumentasi penulis, 2017
Gambar 3.46 Analisis Bangunan
Sumber : dokumentasi penulis, 2017
Gambar 3.46 Analisis Bangunan
Sumber : dokumentasi penulis, 2017
Gambar 3.46 Analisis Bangunan
Sumber : dokumentasi penulis, 2017
Gambar 3.46 Analisis Bangunan
Sumber : dokumentasi penulis, 2017
Gambar 3.46 Analisis Bangunan
Sumber : dokumentasi penulis, 2017
Gambar 3.46 Analisis Bangunan
Sumber : dokumentasi penulis, 2017
3.1.2.3. Analisis Jalan
3.1.2.4. Analisis Sirkulasi Merupakan titik masuk ke dalam site dengan lebar 6m

merupakan pintu keluar-masuk utama untuk masuk ke


5 berjarak 167m dari persimpangan jalan arteri primer
dan jalan lingkungan
dalam site yang terdiri dari 1 titik dengan lebar 10m
Merupakan titik masuk ke dalam site dengan lebar
Merupakan area masuk ke dalam site dengan jarak 20m
6 6m berjarak 109m dari persimpangan jalan arteri
dari persimpangan jalan arteri primer dengan jalan
1 lingkungan dengan lebar 3m. Terdapat kantung parkir
primer dan jalan lingkungan

kendaraan umum untuk menurunkan penumpang dan Merupakan titik masuk ke dalam site dengan lebar 6m
terdapat pula halte. Serta adanya tempat penyeberangan. 7 berjarak 52m dari persimpangan jalan arteri primer dan
jalan lingkungan
Merupakan titik masuk ke dalam site dengan lebar 6m
2 berjarak 48m dari persimpangan jalan arteri primer dan
kolektor sekunder

Merupakan titik masuk ke dalam site dengan lebar 6m


berjarak 96m dari persimpangan jalan arteri primer dan
3
kolektor sekunder

Merupakan titik masuk ke dalam site dengan lebar 6m


4 berjarak 180m dari persimpangan jalan arteri primer dan
kolektor sekunder
Dari strategi SWOT yang dikeluarkan menyediakan
pedestrian yang mudah dan nyaman dan aman, maka disediakan 2
jalur sirkulasi untuk manusia normal dan untuk penyandang
disabilitas.

Material yang digunakan untuk manusia normal , merupakan


paving block dengan lebar 2m

Material yang digunakan untuk penyandang disabilitas,


merupakan paving block untuk penyandang cacat (jalur kuning)
dengan lebar 2m Gambar Analisis sirkulasi manusia

Sumber : triago.com
Alternatif yang digunakan untuk pedestrian manusia normal :

1. perbedaan ketinggian pada pedestrian sebagai akses masuk


pejalan kaki ke dalam site 1

6
1 1
6

1
5

9
1
4
Gambar Alternatif 1
1
0 sirkulasi manusia

Sumber : data pribadi

a) Kelebihan :

• Memudahkan pejalan kaki untuk masuk ke


dalam site

• Menambah estetika pada pedestrian


Kekurangan :

b) Kekurangan : a) Membutuhkan perawatan yang lebih

• Mengurangi kenyamanan pada pengguna Alternatif yang digunakan merupakan alternatif 2, karena sesuai
pejalan kaki dengan strategi perancangan yang dibuat yaitu menghasilkan
pedestrian yang mudah aman dan nyaman.
2. Perbedaan ketinggian pada pedestrian sebagai akses masuk
pejalan kaki dan penambahan pot beton pada sekitar site Sirkulasi dalam site

Untuk sirkulasi di dalam site menggunakan sirkulasi langsung,


dengan pola sirkulasi radial(memicu dari penzoningan yang ada)

Gambar Alternatif 2 sirkulasi manusia

Kelebihan : Sumber : data pribadi

a) Memudahkan pejalan kaki untuk masuk ke dalam site

b) Menambah estetika pada pedestrian Gambar sirkulasi di dalam site

c) Menambah kenyamanan pada pengguna pejalan kaki Sumber : data pribadi


Sirkulasi dibuat terpusat pada plaza. Sesuai dengan tema
“united university”, maka plaza merupakan tempat yang dapat
menampung segala aktifitas di dalamnya pada acara-acara tertentu
(dibuat lapak-lapak tambahan,dsb) selain tempat-tempat yang
disediakan

Keterangan :
Gambar sirkulasi manusia site 2
= line sirkulasi manusia normal
Sumber : data pribadi
= line sirkulasi manusia normal

Gambar sirkulasi di dalam site 1

Sumber : data pribadi


Area pejalan kaki yang masuk kedalam site dan sekitar site 2 memiliki
lebar 4 m,dengan pertimbangan 2 m untuk pejalan kaki dan 2 untuk
penyandang disabel (titk 1 dan 2 sebagai entrance)

Untuk sirkulasi di dalam site menggunakan sirkulasi langsung,


dengan pola sirkulasi radial(memicu dari penzoningan yang ada)

Keterangan :

= line sirkulasi manusia normal

= line sirkulasi manusia normal

Gambar sirkulasi di dalam site 2

Sumber : data pribadi

Sirkulasi dibuat terpusat pada taman. Sesuai dengan tema “united


university”, taman merupakan tempat yang dapat menampung segala
aktifitas di dalamnya pada acara-acara tertentu (tempat rekreasi, dsb)
selain tempat-tempat yang disediakan
a) Sirkulasi Kendaraan Masuk lokasi parkir, lebar dari area keluar ini 6m. Hal ini
Pada site pertama dan site kedua, sirkulasi kendaraan di pertimbangkan dari kendaraan pariwisata seperti bus
menggunakan sirkulasi langsung, dengan pola linier. dengan lebar 3m, kendaraan pribadi roda 4 dengan lebar
Sirkulasi kendaraan akan diarahkan pada 1 lokasi agar 3m, kendaraan pribadi roda 2 dengan lebar 2m.
memudahkan pegunjung menikmati alun-alun kota dan Keluar lokasi parkir Lebar dari area masuk ini 6m. Hal
mengurangi tingkat kemacetan dan kecelakaan. ini di pertimbangkan dari kendaraan pariwisata seperti
Memicu dari data dan swot yang dihasilkan maka akan
disediakan sirkulasi kendaraan yang mengarah pada lokasi
tempat parkir melalui jalan lingungan dibagian timur site bus dengan lebar 3m, kendaraan pribadi roda 4 dengan
untuk masuk kedalamnya dan bagian barat site digunakan lebar 3m, kendaraan pribadi roda 2 dengan lebar 2m.
untuk keluar site

Kedua site terpisah oleh jalan arteri primer dengan


sirkulasi kendaraan yang padat, sehingga sering terjadi
kemacetan dan kecelakaan yang salah satu penyebabnya
disebabkan oleh pejalan kaki yang menyeberang pada
titik-titik yang tidak beaturan. Dari data yang ada maka
penguhubung antara kedua site disediakan Jembatan
Penyeberangan.

Gambar sirkulasi kendaraan

Sumber : data pribadi


Jembatan memudahkan pejalan kaki untuk mendatangi kedua
site dengan material struktur beton dan menggunakan ram.
Dengan perpaduan kayu dan sirap sebagai materia arsitektur
pada jembatan.

Gambar lokasi site

Sumber : data pribadi

Tempat penyeberangan untuk


menyambungkan kedua lokasi
ini memiliki lebar 2,5m .
Terletak pada persimpangan
jalan arteri primer dan jalan
lingkungan
3.1.2.5. Analisis Parkiran Perhitungan kebutuhan ruang parkir

Srategi SWOT : Menyediakan tempat parkir yang aman Asumsi untuk pengunjung yang menggunakan kendaraan didapat dari
dan nyaman pada bagian belakang site 1. : Daya tampung setiap fasilitas yang disediakan didalam site.

Mengacu pada strategi SWOT parkiran, maka solusi yang Fasilitas : Taman bermain (150 orang), Gazebo (300 orang),
diambil : Bangku taman (160 orang), PKL (600 orang), Jogging Track (30
orang), Plaza (2000 orang), Panggung terbuka (25 orang), Dermaga
1. Menyediakan tempat parker off street yang dapat menampung
(50 orang), Toilet (13 orang), Taman site 1 dan 2 (1500 orang).
kendaraan pengunjung.
Jadi total daya tamping dari setiap fasilitas yang disediakan
2. Membuat sistem pola parkir sehingga kendaraan dapat
adalah 4753 orang
terorganisir dengan baik.
Dari jumlah 4753 orang pengunjung terbagi menjadi :
Hubungan elemen parkir dengan Tema “ Unity in
Divercity: Pengunjung yang datang menggunakan kendaraan dan tidak
menggunakan kendaraan.
1. Perletakan tempat parkiran berada didalam site sehingga tidak
terpisah dengan fasilitas-fasilitas yang ada dalam site.  Diasumsikan 60% dengan kendaraan

2. Parkiran disediakan pada site untuk semua jenis kendaraan. (60% x 4753) = 2852 orang

 Diasumsikan 40% tidak menggunakan kendaraan

(40% x 4753) = 1901 orang

Jadi Asumsi jumlah pengunjung yang akan digunakan untuk


perhitungan kebutuhan parkir adalah 2852 orang.
a. Perhitungan Parkir Pengunjung : • total kebutuhan luas parkir mobil pengunjung

Pengunjung dengan menggunakan kendaraan adalah 2852 (770 : 6 ) x 10,35 m² = 1325 m² ( 128 mobil )
orang. Pengunjung yang menggunakan kendaraan terbagi atas
Motor : jumlah pengunjung menggunakan motor 70%x
dua, yaitu pengunjung biasa dan pengunjung rombongan.
2566 = 1796 orang
 Diasumsikan 90% pengunjung biasa
• standar 1 motor = 2 orang
(90%x 2852) = 2566 orang
• kebutuhan luas parkir = 2 m² / motor
 Diasumsikan 10% pengunjung rombongan
• total kebutuhan luas parkir motor =
(10% x 2852) = 285 orang
(1796 ) x 2 = 1796 m² ( 898 motor )
1. Pengunjung biasa (tidak rombongan) b. Perhitungan parkir Pengunjung :

Diasumsikan 70% menggunakan motor dan 30 % Diasumsikan 10% pengunjung rombongan (10% x 2852 ) =
menggunakan mobil, maka kebutuhan parkir : 285 orang. Pengunjung rombongan adalah pengunjung yang
datang menggunakan bus, maka kebutuhan luas parkir :
Mobil : jumlah pengunjung menggunakan mobil 30% x 2566
= 770 orang Bus : Jumlah pengunjung rombongan adalah 285 orang

• standar 1 mobil / 6 orang • Standar 1 bus = 20 orang

• kebutuhan luas parkir = 10,35 M² / mobil • Kebutuhan luas parkir 45 M² / bus

• Total kebutuhan luas parkir bus = ( 285 : 20 ) x 45 = 642 M²


( 14 bus )
Total perhitungan kebutuhan parkir
• Parkir Mobil = 1325 m² ( 128 mobil ) 3. Sebelah selatan (Lebar kendaraan roda empat yang diparkir):
112m
• Parkir Motor = 1796 m² ( 898 motor )
Jadi, Daya tampung parkir dalam site 2382 m² :
• Parkir Bus = 642 M² ( 14 bus )
• Parkir Mobil = 1510 m² ( 68 mobil )
• Total = 1325 + 1796+ 642= 3763 m² menampung 1040 • Parkir Motor = 624 m² ( 300 motor )
kendaraan saat jam puncak/pada saat event-event tertentu. • Parkir Bus = 420 M² ( 5 bus )

• Total : 2554 M²
Dari luas lahan didalam site yang diambil, maka daya tampung
untuk kendaraan hanya sebagian . Dengan demikian perlu adanya
area parkir tambahan.

Untuk itu solusi yang diambil : Menyediakan area parkir lainnya


diluar site dengan luas 1500 m² sehingga dapat menampung seluruh
kendaraan pada saat jam puncak/event-event tertentu.

Gambar : Peta pembagian penempatan kendaraan


Sumber : Olahan pribadi,2018
Setelah dihitung dan disesuaikan dengan pola parkir maka luas
lahan pada site yang diambil :

1. Sebelah timur (Akses masuk kendaraan+panjang kendaraan


roda dua dan empat yang diparkir,sirkulasi) : 34m
2. Sebelah Barat (Akses masuk kendaraan+panjang kendaraan
roda dua dan empat yang diparkir,sirkulasi) : 34m
3.1.2.6. Analisis Signage

 Strategi SWOT
Penambahan rambu lalu lintas dan reklame pada site Penambahan dimaksud berkaitan dengan pedoman penentuan
klasifikasi fungsi jalan dikawasan perkotaan, dapat ditambahkan berupa rambu-rambu lalulintas, reklame dll sebagai perlengkap
jalan, penambahan dimaksud untuk lebih sebagai fasilitas pendukung alun-alun yang akan dibangun. Melakukan pengaturan &
perawatan terhadap signage Pengaturan dimaksud adalah dengan mengatur ulang tata letak signage pada lokasi agar lebih tertata
dengan baik, berdasarkan paduan penempatan fasilitas pelengkap jalan Departemen Perhubungan dengan Tujuan dari pemasangan
fasilitas perlengkapan jalan adalah untuk meningkatkan keselamatan jalan dan menyediakan pergerakan yang teratur terhadap
pengguna jalan.
Perawatan dimaksud dengan dapat menyeleraskan langgan signage dengan satu model yang sama, dan juaga perawatan
terhadap signage agar tidak mudah rusak.
 Analisis Per Jenis Signage lintas, sehingga reklame jenis informasi ini dapat
1. Reklame iklan : Digital Billboard jenis “LED dilihat oleh semua pengguna jalan
OUTDOOR “ 2. Reklame iklan : Papan iklan
Billboard jenis ini Ukuran :p x l :1m x
merupakan jenis 2m
digital yang biasa Material: Papan
dipakai diluar Fungsi : sebagai
yang fungsinya fasilitas yang dapat
menampilkan Gambar 4.4Reklame Halte memuat iklan dan
Sumber : Internet (2018)
iklan dengan informasi pada halte.
cahaya lampu Posisi Signage berada pada belakang halte dan

Gambar 4.3Digital Billboard yang dihasilkan menghadap ke jalan umum, alasan Perletakan
Sumber : Internet (2018)
dari layar.
Karena halte merupakan tempat menunggu maka
Ukuran :p x l x t = 3m x 5m x 5m
perletakan reklame ini akan sangat berfungsi
Material : Layar LED dan Tiang Besi
Fungsi : sebagai fasilitas yang dapat memuat
berbagai informasi dan iklan secara bergantian.
Posisi Signage : Menurut standar perletakan
Signage harus diletakan 0,6 m di belakang bahu
jalan, Dengan menghadap ke jalan umum
Alasan Perletakan : Karena spot perletakan signage
tersebut berada pada titik pertemuan 3 arus lalu
3. Reklame informasi : Reklame huruf timbul Reklame papan
Reklame huruf timbul digunakan untuk
ini biasa digunakan memberi informasi
dibagian depan untuk tentang letak area
memberikan identitas PKL
suatu lokasi atau Ukuran Tiang Kayu
tempat. Gambar 4.6Reklame :6/12 m2
Papan Kayu
Ukuran per huruf :p x l : Sumber : Internet (2018) Ukuran per papan :p x
Gambar 4.5Reklame
Huruf Timbul 1m x 0.06m l = 0,20m x 1m
Sumber : Internet (2018)
Material : Kayu Material :Papan Kayu
Fungsi : sebagai informasi bagi penggunjung Fungsi :Memberikan petunjuk dan informasi bagi
tentang nama atau identitas. Penggunaan material penggunjung dimana letak area kuliner pada lokasi
kayu mengikuti langgam bangunan pinggir pantai alun-alun.
yaitu dengan material alam.
Posisi Signage jenis reklame ini berada di bagian
depan lokasi alun-alun dengan arahnya menghadap Penggunaan material kayu mengikuti langgam

ke jalan umum yaitu jalan Timor raya, lasan bangunan pinggir pantai yaitu dengan material

Perletakannya Karena reklame ini sebagai pemberi alam.

identitas atau nama terhadap lokasi alun-alun. Posisi Signage jenis reklame ini berada di bagian
depan lokasi alun-alun dan arahnya menghadap ke

4. Reklame informasi : Reklame papan kayu jalan umum yaitu jalan Timor raya, alasan

“Area PKL” Perletakan nya karena reklame ini sebagai pemberi


petunjuk bagi penggunjung alun-alun tentang letak 6. Rambu Lalu Lintas Jenis Rambu peringatan:
area tertentu dalam lokasi alun-alun. Tanjakan Curam
5. Reklame informasi : Papan informasi dari kotak Ukuran :p x l x t = 0.75m x
kayu 0.75m x 2m
Ukuran kotak kayu:p x l = Material : Tiang tunggal –
0.50m x 0.50m galvanis & plat aluminium
Material : Kayu Fungsi: Untuk
Fungsi : Memberikan memperingatkan pengguna
informasi bagi jalan agar berhati-hati akan
penggunjung dalam area Gambar 4.8Rambu adanya poyensi bahaya saat
peringatan:
alun-alun. Tanjakan Curam melintasi tanjakan curam
Sumber :
Penggunaan material kayu perletakan Signage harus
Dokumentasi Pribadi
mengikuti langgam (2018) diletakan 0,6 m dari bagian
bangunan pinggir pantai tepi jalan dengan arahnya menghadap ke jalan
Gambar 4.7Reklame yaitu dengan material alam. umum, alasan Perletakan karena adanya tanjakan
Kubus
Sumber : Internet Posisi Signage jenis pada jalan maka diletakan rambu jalan berupa
(2018)
reklame ini berada di tanjakan 50 m sebelum tanjakan.
bagian depan sirkulasi kedalam alun-alun dan arah 7. Rambu Lalu Lintas Jenis Rambu peringatan:
menghadap jalan timor raya, alasan Perletakan Pertigaan
diletakan didepan agar saat penggunjung memasuki
alun alun langsung membaca informasi yang ada
pada reklame ini
Ukuran :p x l x t = 0.75m x 8. Rambu Lalu Lintas Jenis Rambu petunjuk:
0.75m x 2m Pompa Bensin
Material :Tiang tunggal- Ukuran : p x l x t = 0.75m x 0.65m x 2m
galvanis &plat aluminium Material :Tiang tunggal-galvanis &plat aluminium
Fungsi : Berfungsi untuk
Fungsi : Fungsinya memberi informasi mengenai
Gambar 4.9 Rambu memperingatkan pengguna
Peringatan: lokasi SPBU. Posisi sesuai standar perletakan Signage
Pertigaan jalan agar behati-hati akan
Sumber : harus diletakan 0,6 m dari bagian tepi luar jalan
Dokumentasi Pribadi adanya potensi bahaya di
(2018) dengan arah menghadap ke jalan umum yaitu jalan
persimpangan prioritas tiga
timor raya, alasan perletakan karena adanya pompa
arah dengan satu arah dari sisi
bensin 70 m dari perletakan signage.
kiri. Posisi sesuai standar
perletakan Signage harus
diletakan 0,6 m dari bagian tepi
jalan dan arahnya menghadap
ke jalan umum yaitu jalan timor
raya, alasan perletakan karena
adanya pertigaan yaitu jalan ina
Gambar 4.10 boi maka diletakan signage
Rambu Penunjuk:
Pompa bensin jenis ini 50 m sebelum
Sumber :
Dokumentasi pertigaan.
Pribadi (2018)
Ukuran :p x l x t = 0.75m x
9. Rambu Lalu Lintas Jenis Rambu Petunjuk: 0.65m x 2m
Halte Bus Material :Tiang tunggal-
Ukuran :p x l x t = 0.75m x galvanis &plat aluminium
0.65m x 2m Fungsi :Memberi informasi
Material :Tiang tunggal- mengenai lokasi Rumah
galvanis &plat aluminium Gambar 4.12 makan
Rambu Penunjuk:
Fungsi :Memberi informasi Rumah Makan Posisi tidak adanya rumah
Sumber :
mengenai lokasi halte bus Dokumentasi makan dalam jarak 50 m dari
Gambar 4.11 Pribadi (2018)
Rambu Posisi sesuai standar perletakan Signage harus penempatan rambu petunjuk
Penunjuk:
Halte diletakan 0,6 m dari bagian tepi luar jalan dan ini maka rambu jenis ini akan dihilangkan.
Sumber : arahnya menghadap ke jalan umum yaitu jalan
Dokumentasi
Pribadi (2018) timor raya, alasan perletakan karena akan
diadakannya halte bus pada area tersebut, hal ini
karena belum adanya halte bus untuk angkutan
umum dari arah oesapa dan penfui.

10. Rambu Lalu Lintas Jenis Rambu petunjuk: 11. Rambu Lalu Lintas Jenis Rambu petunjuk:
Rumah Makan Parkir
Ukuran :p x l x t = Ukuran :p x l x t = 0.75m x
0.25m x 0.40m x 0.75m x 2m
2m Material :Tiang tunggal-
Gambar 4.13 Rambu Materialn :Tiang galvanis &plat aluminium
Penunjuk: Parkir
Sumber : Dokumentasi Pribadi tunggal-galvanis Fungsi : Fungsinya untuk
(2018)
&plat aluminium memberitahukan pengguna
Fungsi :Memberi informasi mengenai lokasi parker Gambar 4.14 jalan bahwa di area tertentu
Posisi sesuai standar perletakan Signage harus Rambu Larangan: mobil barang dilarang masuk.
Mobil Barang
diletakan 0,6 m dari tepi luar jalan dan arahnya Dilarang Masuk Posisi sesuai standar
Sumber :
menghadap kearah jalan timor raya dan jalan Dokumentasi perletakan Signage harus
Pribadi (2018)
lingkungan, alasan penempatan karena pada selatan diletakan 0,6 m dari tepi luar
site akan diadakan kantung parkir sehingga jalan dan arahnya menghadap ke jalan umum yaitu
diperlukan rambu penunjuk tempat parkir menuju jalan Ina Boi, alasan perletakan karena jalan ina boi
tempat parkir. merupakan jalan sekunder yang tidak bisa dilalui
oleh kendaraan barang.

12. Rambu Lalu Lintas Jenis Rambu larangan:


Mobil barang dilarang masuk
13. Rambu Lalu Lintas Jenis Rambu larangan: 14. Papan Petunjuk Arah
Dilarang berhenti Ukuran :p x l x t = 1.2m x
Ukuran :p x l x t = 0.75m x 2m 7m
0.75m x 2m Material :Pipa besi &
Material :Tiang tunggal- aluminium
galvanis &plat aluminium Fungsi : Untuk memberi
Fungsi : Berfungsi untuk petunjuk atau keterangan
memberitahukan pengguna Gambar 4.16 kepada pengguna jalan
Gambar 4.15 Papan Petunjuk
Rambu Larangan: jalan bahwa di area tertentu Jalan tentang arah yang harus
Dilarang Berhenti Sumber :
Sumber : mereka dilarang untuk ditempuh.
Dokumentasi
Dokumentasi Pribadi (2018)
menghentikan kendaraannya. Posisi disesuaikan dengan
Pribadi (2018)
Posisi sesuai standar standar Signage harus diletakan 0.6m dari tepi luar
perletakan Signage harus diletakan 0,6 m dari tepi jalandan arahnya menghadap ke jalan umum, yaitu
luar jalan dan arah menghadap ke jalan umum yaitu jalan timor raya dan menghadap kearah jalan ina
jalan Ina Boi, alasan perletakannya karena jalan ina boi, alasan perletakan karena site berada pada jalan
boi merupakan jalan sekunder yang tidak bisa arteri primer sehingga harus dilengkapi dengan
kendaraan berhenti. fasilitas pelengkap jalan berupa papan petunjuk.
3.1.2.7. Analisis Open Space

a. Penerapan Tema dalam Rancangan Penerapannya : Menyediakan sarana berupa Taman


Tema “United in Difercity”. Untuk menciptakan satu Bermain bagi anak-anak, Sarana Olahraga bagi
kesatuan diantara kedua site terpisah, maka : Pengunjung
dan sarana sirkulasi bagi disabilitas
1. Diciptakan fungsi-fungsi yang sama di kedua
2. Semua ruang yang ada di taman dapat dinikmati oleh
site misalnya menciptakan Fungsi berupa Taman di
semua lapisan masyarakat.
Site 1 dan 2, Area PKL di Site 1 dan 2
Penerapannya : Semua ruang terbuka dapat diakses
2. Menerapkan langgam yang sama berupa material oleh semua orang ( tidak membatasi penggunan
dan warna untuk fasilitas-fasilitas yang disediakan berdasarkan Nilai Ekonomi dan sosial.
yaitu penggunaan material alam seperti Kayu, dengan 3. .Memiliki Fungsi hidrologi, ekologi, sosial ekonomi
mengunakan penerapan warna pada fasilitas pengisi dan kesehatan
yang disesuaikan dengan Warna dari bangunan- Penerapannya : Pepohonan disekeliling taman ,area
bangunan yang ada didalam site sehingga Plaza, parkiran dan lai-lain dapat berperan dalam
menimbulkan kesegaraman dengan elemen lain. membantu fungsi Hidrologi yaitu penyerapan air, serta
b. Kriteria Ruang Terbuka penggunaan material beruapa Rumput dan Puving
1. Menciptakan Alun-alun Kota yang terbuka untuk dapat membantu penyerapan air tanah. Pepohonan
umum dan mudah diakses oleh semua masyarakat, yang terdapat pada Taman yang ada juga berperan
baik anak dalam fungsi kesehatan dan ekologis yaitu dengan
kecil,remaja orang dewasa, orang yang memiliki menjadi produsen oksigen ( paru-paru kota ).
keterbatasan fisisk maupun tidak.
4. Menyediakan fasilitas olahraga yang sejuk dan keindahan lingkungan, akan menciptakan nilai
nyaman dengan cara menempatkan area jogging di estetika sehingga menjadi daya tarik bagi
sekeliling taman pengunjung.
Sehingga masyarakat terdorong untuk berolahraga
karena area jogging terasa nyaman dan sejuk. Penerapan Kriteria Dalam Rancangan
5. Menyediakan fasilitas olahraga yang sejuk dan Menciptakan Alun-alun Kota yang terbuka untuk
nyaman dengan cara menempatkan area jogging di umum dan mudah diakses oleh semua masyarakat,
sekeliling taman baik anak kecil,remaja orang dewasa, orang yang
Sehingga masyarakat terdorong untuk berolahraga memiliki keterbatasan fisisk maupun tidak serta
karena area jogging terasa nyaman dan sejuk. menyediakan sarana berupa Taman Bermain bagi
6. Taman yang memiliki nilai estetika. anak-anak, Sarana Olahraga bagi Pengunjung dan
Penerapannya : Dengan terpelihara dan tertatanya sarana sirkulasi bagi disabilitas.
Alun-alun maka akan meningkatkan kebersihan dan
c. Analisis Fungsi

Fungsi dari perencanaan dan perancangan kawasan Alun-alun Kota ini adalah menyediakan fungsi-fungsi yang dapat mendukung
terselenggaranya kiegiatan-kegiatan di Kawasan Alun-alun tersebut antara lain :
No. FUNGSI PERENCANAAN DAN DESKRIPSI FUNGSI
PERANCANGAN
1. FUNGSI PRIMER Merupakan fungsi utama dari kawasan ini yaitu
diperuntukan sebagai alun-alun kota dengan fasilitas
utama berupa fasilitas rekreasi dan hiburan.

2. FUNGSI SEKUNDER Berfungsi untuk mendukung terselenggaranya aktifitas


fungsi primer yaitu dengan adanya fasilitas Kuliner
dan olahraga.

3. FUNGSI TERSIER Merupakan fungsi penunjang yang bertujuan untuk


menunjang aktifitas utama pada kawasan dengan
menyediakan fasilitas Parkir, keamanan dan sanitasi.
d. Analisis Aktifitas dan Kegiatan

FUNGSI JENIS PENGGUNA AKTIFITAS FASILITAS PENJELASAN


Rekreasi a. Rekreasi Anak-anak, Remaja, - Berkumpul dan -Plaza Menyediakan Fasilitas
Orang Dewasa dan bersantai rekreasi bagi pengunjung,
-Taman
Lansia dengan menyediakan
-Duduk
-Gazebo Gazebo, Plaza, dan bangku
bercengkrama,
taman sebagai sarana untuk
berkumpul bersama -Bangku Taman berkumpul, bersantai dan
teman dan keluarga
-Dermaga bercengkrama, serta
-Menikmati View menyediakan dermaga yang
pantai menjorok kelaut sehingga
pengunjung dapat
menikmati view langsung ke
laut.

b. Hiburan Anak-anak, Remaja, -Bermain bersama - Taman Bermain Menyediakan fasilitas


Orang Dewasa dan dengan teman hiburan yaitu dengan
-Panggung
Lansia disediakan sarana bermain
-Menonton Konser, Terbuka
bagi anak-anak terdiri atas
Pentas Seni atau
fasilitas play ground (
Pameran
Jungkat-jungkit, Perosotan,
-Mengikuti Upacara ayunan, dan lain-lain).
Serta menyediakan sarana
hiburan berupa panggung
terbuka yang dapat
digunakan untuk acara atau
kegiatan tertentu misalnya
untuk Konser dan lain-lain.
Kuliner dan a. Kuliner Anak-anak, Remaja, -Membeli Makanan -PKL Menyediakan Fasilitas
Olahraga Orang dewasa dan dan Minuman Kuliner pada kedua site,
-Gazebo
Lansia untuk site kedua
-Makan bersama
diperuntukan untuk kuliner
Teman ataupun
jenis makan laut seperti ikan
keluarga
bakar, dll. Untuk site
pertama PKL diperuntukan
untuk makanan local seperti,
jagung bakar dll. Pada area
PKL juga disediakan
Gazebo untuk tempat makan
atapun minum.

b. Olah Raga Remaja dan Orang -Lari -Jogging Track Menyediakan fasilitas
dewasa olahraga khusus untuk
-Senam -Plaza
olahraga lari bagi ramaja
dan orang dewasayaitu
berupa Jogging Track.
Selain itu Plaza juga dapat
digunakan sebagai sarana
olahraga misalnya Senam.
Pendukung a. Parkiran Semua Pengguna -Memarkir kendaraan -Parkir Menyediakan Fasilitas yang
kendaraan Bermotor dapat menunjang kelancaran
aktifitas utama pada alun-
alun yaitu dengan
menyediakan Parkiran yang
aman dan nyaman.

b. Toilet Anak-anak, Remaja, -BAB/BAK -Toilet umum Menyediakan fasilitas


Orang dewasa dan service berupa Toilet Umum
-Mencuci Tangan
Lansia bagi semua pengguna alun-
-Mencuci Muka alun kota. Toilet yang
dirancang merupakan toilet
yang bersifat permanen.
e. Analisis Ukuran Ruang

FUNGSI FASILITAS LUASAN PERABOT DAYA TAMPUNG SIRKULASI LUASAN TOTAL

REKREASI a. Plaza Diasumsikan untuk 2000 Daya Tampung 8000 Sirkulasi 30 % x 8000 m2 8320 m2
orang maka 0.8 m2 x 2000 orang = 1920 m2
DAN = 6400 m2
HIBURAN
Jumlah = 6400 m2 +
1920 m2 = 8320 m2

b. Taman Pada Site 1 : Diasumsikan 500 orang Sirkulasi 30 % x 400 m2 1040 m2


untuk 500 orang : 0.8 x 500 = 120 m2
= 400m2
Jumlah = 400 m2 120 m2
= 520 m2

Diperbesar menjadi 2 kali


= 1040 m2

Pada Site 2 : 1000 Orang Sirkulasi 30 % x 800 m2 5200 m2


Diasumsikan untuk 1000 = 240 m2
orang : 0.8 m2 x 1000 = 800
m2 Jumlah = 800 m2 +240
m2 = 1040 m2
Diperbesar menjadi 5 kali
maka 5 x 1040 = 5200 m2

c. Dermaga Diasumsikan untuk orang : 50 orang Sirkulasi 30 % x 40 m2 = 52 m2


0.8 m2 x 50 = 40 m2 12 m2

d. Gazebo Tipe Di asumsikan jumlah 0.8 m2 x 5 Orang per 30% x 240 m2 = 72 m2 312 m2
A Gazebo tipe A = 60 buah, Unit = 4 m, Maka 60
dengan luasan Per Unit = 2 Gazebo dapat
m2 x 2 m2 = 4 m2 , Maka : 4 menampung 300
m2 x 60 = 240 m2 Orang
e. Bangku Di asumsikan jumlah Per Unit Bangku 30 % x 48 m2 = 14.4 m2 62.4 m2
Taman Bangku Taman adalah 40 Taman dapat
buah, dengan luasan menampung 4 orang,
masing-masing Unit adalah : Maka 40 Bangku
0.6 m2 x 2 m2 = 1.2 m2 Taman dapat
menampung 160
Jadi 1.2 m2 x 40 = 48 m2
Orang

f. Taman a. Ayunan Tunggal : Diasumsikan untuk 30 % x 302.8 m2 = 90.84 Minimal 393.64 m2


Bermain 9.5 m2 x 2 = 19 m2 150 Orang x 1.2 m2 = m2
b. Ayunan Gandeng : 180 m2
11.25 m2 x 2 = 22.5
m2
c. Papan Luncur : 4.5
m2 x 3 = 13.5 m2
d. Papan Jungkat-
jungkit : 4m2 x 3
=12 m2
e. Papan Seluncur dan
Rumah Tangga :
27.74 m2 x 2 = 55. 8
m2

g. Panggung Diasumsikan untuk 25 orang Daya Tampung untuk Sirkulasi 30% x20 m2 = 6 26 m2
Terbuka maka 0.8 x 25 m2 = 20 m2 25 orang m2

KULINER a. PKL Di asumsikan jumlah PKL Area PKL 30 % x 720 m2 = 216 m2 5824m2
DAN adalah 100 masing- masing diasumsikan dapat
OLAHRAGA Gerobak PKL = 2 m2 x 2m2 menampung 600 Total = 520 m2 + 720 m2
= 4 m2, Maka 4 m2 x 100= Orang Maka 1.2 m2 x +216 m2= 1456 m2
400 m2 600 = 720 m2
30 % x 400 m2 = 120 m2 Diperbesar menjadi 4 x
lipat maka luasannya =
Jadi 400 m2 + 120 m2 = 520
m2 5824 m2

b. Gazebo Tipe Di asumsikan jumlah 0.8 m2 x 5 Orang per 30% x 240 m2 = 72 m2 312 m2
B Gazebo tipe B = 60 buah, Unit = 4 m, Maka 60
dengan luasan Per Unit = 2 Gazebo dapat
m2 x 2 m2 = 4 m2 , Maka : 4 menampung 300
m2 x 60 = 240 m2 Orang
c. Jogging Memakai standar jogging Diasumsikan 30 orang 500 m2
Track Track untuk 2 orang maka
lebar Jogging track adalah
1.6 m2 x 120 m2 = 250 m2
Lebar = 2 m2 Maka 250 m2 x
2 m2 = 500 m2

PENUNJANG a. Tempat a. Parkir Bus : Standar 1 bus Maka : Diperbesar menjadi 4 kali 3154m2
Parkir : 45 m2 lipat jadi totalnya = 4 x
a. Total luasan Parkir
b.Parkir Mobil : Standar 1 untuk 8 bus =337.5 788.5 m2 = 3154m2
mobil : 10.35 m2 m2
c.Parkir Motor : Standar 1 b.Total luasan parker
motor : 2 m2 mobil untuk 23 unit
=241 m2
c.Total luasan parker
motor untuk 105 unit
= 210 m2

b. Terdiri atas : 5 buah Toilet Daya Tampung : 1820 m2


Wanita dan 5 Buah Toilet
a.Toilet Wanita : 6
Pria
orang
a.Toilet Wanita :
b.Toilet Pria : 7 orang
-Kamar Toilet : 1.5 m2 x 2
m2 = 3 m2, Maka 3 x 3 m2 =
9 m2 Jumlah : 13 orang
2
-Washtafel : 160 cm x 50
cm2 = 8 m2 luas Total = 17
m2 Jumlah Toilet untuk
site 1 dan 2 secara
keseluruhan adalah 40
Sirkulasi 30 % x 17 m2 = 5.1 buah Jadi 40 x 45.52
m2 m2 = 1820

Luas total Toilet Wanita =


22.1 m2

b.Toilet Pria :
-Kamar Toilet :1.5 m2 x 2
m2 = 3 m2, Maka 3 x 3 m2 =
9 m2
-Washtafel : 160 cm2 x 50
cm2 = 8 m2 luas Total = 17
m2
-Urinoir : 4 buah x 1.1 m2 =
4.4 m2
Sirkulasi 30% x 21.4 m2 =
6.42 m2
Luas total kamar mandi pria
= 23.42 m2
Keterangan :

a. Luasan Total untuk Rekreasi : 393.64 m2 + 312 Presentase :


m2 +62.4 m2 +6240 m2 + 26 m2 + 52m2 + 1040
1. Luasan Area Rekreasi : 13326.04 m2 / 24806.07 m2 x
m2 + 5200 m2 = 13326.04 m2
100 = 53.72 %
b. Luasa Total untuk Kuliner dan Olah raga:
2. Luasan Area .Kuliner dan Olahraga : 6656 m2 /
2 2 2 2
5824m +500 m + 312 m = 6656 m
24806.07 m2 x 100 =26 %
2 2
c. Luasan Total untuk Penunjang : 3154 m m +
3. Luasan Area Penunjang : 4974 m2 /24806.07 m2 x
1820 m2 = 4974 m2
100 = 20.05 %
f. Presentase
4. Total secara keseluruhan adalah : 53.72 % + 24.49 %
Luasan Site 1 : 20144.6 m2 + 20.05 % = 99.7

Luasan Site 2 : 4661.47m2

Total Luasan secara keseluruhan = 20144.6 m2 +


4661.47m2 = 24806.07
3.2.2.1. Konsep Tata Guna Lahan

SITE II

SITE I

Sumber : Hasil olahan penulis (2017)


3.2.2.2. Konsep Bentuk dan Massa Bangunan

Gambar 3.46 Konsep Bangunan


Sumber : dokumentasi penulis, 2017
JENIS ACUAN RANCANGAN LANGGAM DAN TEMA SPESIFIKASI
BANGUNAN
Gazebo Berdasarkan perda yang Tipe 1 Tipe 1
ditetapkan maka;
- Jenis material :
Gazebo pada;  Alang-alang (atap)
 kayu (tiang & dudukan)
Site 1 ; - Warna : coklat (atap, dinding & tiang)
- Utara: gsb; 6m - Luasan / dimensi : 2m x 2m =4m
- Timur : 2m - Tinggi : 3,5 m
- Selatan : 2m
- Timur : 2,2m
Site 2 : Tipe 2
Tipe 2
- Selatan : 6m - Jenis material :
(sisi utara, timur & barat  Alang-alang (atap)
tidak diapit oleh  Anyaman bambu (dinding)
jalan)  Bambu & kayu (tiang )
- Warna : coklat (atap) & kuning (dinding
& tiang)
- Luasan / dimensi : 2m x 2m =4m2
- Tinggi : 3,5 m
Dalam kaitanya dengan tema “united in
diversity” (kesatuan dalam perbedaan);
bangunan dirancang dengan langgam
(material, tekstur & warna ) yang sama.
- Material : alang-alang, bamboo &
kayu
- Warna : coklat
- Tekstur : halus
Lapak Lapak pedagang pada; - Jenis material :
pedagang  Alang-alang (atap)
Site 1:
 Anyaman bambu (dinding)
- Timur :gsb; 2m  Bambu (tiang)
- Barat : 2,2 m - Warna : coklat (atap) & kuning
Site 2 : Dalam (dinding & tiang)
kaitanya dengan tema “united in - Luasan / dimensi : 2m x 3m =6m2
- Selatan: 6m diversity” (kesatuan dalam perbedaan); - Tinggi : 3,5 m
bangunan dirancang dengan langgam
(material, tekstur & warna ) yang sama
dengan bangunan yang lain.

-
Ruang Jauh dari jalan Dalam kaitanya dengan tema “united in • Jenis bangunan : Ruang persiapan
persiapan diversity” (kesatuan dalam perbedaan); • Jenis material :
bangunan dirancang dengan langgam  Alang-alang (atap)
(material, tekstur & warna ) yang sama  Anyaman bambu (dinding)
dengan bangunan yang lain.  Bambu (tiang )
• Warna : coklat (atap) & kuning
(dinding & tiang)
• Luasan / dimensi ; 42 m2
• Tinggi : 3,5 m
Toilet Toilet pada; Langgam sama dengan bangunan yang • Jenis material :
lain.  Alang-alang (atap)
Site 1:  Beton + Anyaman bambu
- Timur :gsb; 2m  Bambu (tiang )
- Barat : 2,2 m • Warna : coklat (atap) & kuning
Site 2 : - (dinding & tiang)
• Luasan / dimensi : 6m x 4m = 24
m2
• Tinggi : 3,5 m

-
Pos jaga Pos jaga pada; Langgam sama dengan bangunan yang
lain.
Site 1: • Jenis material :
 Alang-alang (atap)
- Utara ; gsb: 6m  Anyaman bambu (dinding)
Site 2 :  Bambu (tiang )
- Utara; 6m • Warna : coklat (atap) & kuning
(dinding & tiang)
• Luasan / dimensi : 2m x 2m =4m
• Tinggi : 3,5 m

Panggung Jauh dari jalan Langgam sama dengan bangunan yang • Jenis material :
lain.  Beton
 Papan kayu (finishing)
• Warna : coklat (atap)
• Luasan / dimensi : 3m x 5m = 20
m2
• Tinggi : 1 m
3.2.2.3. Konsep Jalan
3.2.2.4. Konsep Sirkulasi
Gambar potongan pedestrian

Sumber : data pribadi


Gambar pedestrian di Kota Surabaya &
pedestrian di Kota Bandung

Sumber : blogkotakita.blogspot.co.id

Gambar jembatan penyeberangan orang

Sumber : data pribadi


Gambar JPO di kota Jakarta

Sumber : REPUBLIKA.CO.ID.
3.2.2.5. Konsep Parkir

 Letak tempat parkir : Menyediakan tempat parkir pada bagian belakang site 1.
Luas parkiran 3763 m²

Contoh : Parkiran pada Alun-alun kota


Jepara (Alun-alun terbaik di Jawa
Tengah). Letak tempat parkir pada alun-
alun ini yaitu pada bagian belakang site
yang jauh dari jalan utama sehingga
Gambar : Peta perletakan tempat parkir
Sumber : Olahan pribadi,2018 sirkulasi jalan sekitar site tetap aman dan
teratur

 Entrance (Jalur masuk dan Keluar kendaraan)

Lebar pintu masuk dan keluar area parkir adalah 6m.

Gambar : Peta entrance


Sumber : Olahan pribadi,2018
 Zona parkir
Motor (624 m² ) Daya tampung 300 motor
Mobil (1510 m² ) Daya tampung 68 Mobil

Bus (420 M² ) Daya tampung 5 Bus

Gambar : peta zona parkir


Sumber : Olahan pribadi,2018

 Letak area parkir tambahan. Luas area parkir tambahan adalah 1220 m²

Gambar : Peta perletakan area parkir tambahan


Sumber : Olahan pribadi,2018
 Pola Parkir  Material
Pola parkir yang diterapkan dalam rancangan yaitu pola Material penutup tanah yang diterapkan dalam
parkir dengan sudut 45° pada parkiran bus+mobil dan sudut 90° rancangan yaitu Grass Block.
untuk parkiran Motor dan Mobil.

Gambar : Pola parkir 90° dan 45° Gambar : Grass Block

Sumber : Google,2018 Sumber : Google,2018


 Lay Out Parkir

AREA PARKIR TAMBAHAN


3.2.2.6. Konsep Signage
Signage pada lokasi harus dilakukan tata letaknya agar
dapat disesuaiakn dengan perancangan pada lokasi
tersebut, hal ini berkaitan dengan elemen sirkulasi dimana
perletakan signage harus disesuaikan dengan pedestrian
agar perletakannya nyaman bagi pengguna jalan saat
melihat signage dan nyaman juga bagi pejalan kaki yang
menggunakan pedestrian. perletakan signage juga harus Gambar 4.17 Digital
diikuti dengan perawatan terhadap signage agar signage Billboard
Sumber: Internet (2018)
Tidak rusak.
4.1.1. Reklame  Untuk memberi identitas pada alun-alun maka
akan digunakan sebuah reklame yang berfungsi
 Perletakan digital billboard pada sudut untuk memberi identitas pada alun-alun,
pertemuan 3 jalan pada site sangat baik karena penggunaan reklame jenis ini digunakan pada
titik ini merupakan yang ramai dilewati lokasi alun-alun dengan material kayu,
kendaraan sehingga digital billboard ini akan penggunaan kayu karena mengikuti langgam
dilihat semua pengguna jalan. yang seragam.
Billboard jenis ini merupakan jenis digital yang
biasa dipakai diluar yang fungsinya
menampilkan iklan dengan cahaya lampu yang
dihasilkan dari layar. Ukuran layar 5mx3m
dengan tinggi
 Penggunaan reklame ini digunakan pada area
PKL untuk memberikan petunjuk letak area
PKL, material yang digunakan adalah papan
kayu berukuran 0.2m x 1m.

Gambar 4.18 Signage Alun-alun Malang


Sumber : Internet (2018)

 Reklame jenis ini digunakan untuk memberi


informasi-informasi kepada penggunjung alun- Gambar 4. 20 Signage Papan
alun tentang aturan-aturan dalam alun-alun. Kayu
Sumber : Internet (2018)
Material yang digunakan adalah kotak kayu
dengan empat kotak yang ditumpuk yang
ditempel dengan symbol-simbol informasi.

Gambar 4.19 Signage alun-alun Bandung


Sumber : Internet (2018)
4.1.2. Rambu Lalu lintas
Untuk rambu lalu lintas perletakan pada site sudah
sesuai namun harus disesuaikan dengan adanya
pedestrian sehingga rambu diletakan pada bagian
terluar jalan yaitu dengan jarak 0.6m . Untuk
material sendiri tiang rambu lalu lintas akan
menggunakan tiang dengan bentuk yang seperti
pada gambar dibawah ini dan dengan material
logam.

Gambar 4.20 Rambu Lalu lintas


Sumber : Internet (2018)
3.2.2.7. Konsep Open Space
 Fungsi

Terdiri atas 3 jenis Fungsi :

a. Fungsi Primer yaitu Fungsi Rekreasi dan Hiburan, dengan fasilitas berupa Plaza, Taman Bermain, Taman, Dermaga, dan Panggung
Terbuka.
b. Fungsi Sekunder : Kuliner dan Olahraga dengan fasilitas berupa PKL dan Jogging Track
c. Fungsi Tersier yaitu : fungsi penunjang berupa parkiran dan Toilet
Berdasarkan analisa – analisa yang telah di buat maka konsep perancangan yang akan dibuat yaitu sebagai berikut :
a. Plaza

PENGGUNA AKTIFITAS FASILITAS KONSEP BENTUKAN

Anak-anak, Duduk bersantai, Plaza Plaza berupa ruang terbuka


Remaja, bercengkrama bersama yang multi fungsi, dapat di
Orang keluarga, atau teman gunakan untuk Upacara,
Dewasa. berekreasi, konser dan lain-lain
Material : menggunakan
Rumput
b. Taman Bermain
c. Gazebo

d. Bangku Taman
e. Taman

PENGGUNA AKTIFITAS FASILITAS KONSEP BENTUKAN

Anak-anak, Duduk bersantai, Taman Menyedikan Taman yang


Remaja, bercengkrama bersama asri dengan berbagai jenis
Orang keluarga, atau teman, tanaman hias didalamnya,
Dewasa. ditambah dengan adanya
Sambil menikmati
pohon-pohon peneduh
pemandangan

Material : Rumput.
Komponen pengisi :
Tanaman Hijauh, Bunga,
Pohon penedu, dilengkapi
dengan adanya lampu-
lampu taman.
f. Panggung Terbuka

PENGGUNA AKTIFITAS FASILITAS KONSEP BENTUKAN

Anak-anak, Mengikuti Konser, Panggung Terbuka Menyedikan Panggung


Remaja, atau menonton Terbuka yang sekitar 1
Orang Konser, Pentas Seni Meter di atas permukaan
Dewasa. dll. tanah.
Material : Terbuat Dari
Beton
Ukuran 26 m2 dengan
asumsi daya tamping untuk
25 orang

Panggung juga dapat


digunakan sebagai tempat
bagi pemimpin upacara
dan staff saat
melaksanakan upacara
g. Jogging Track

PENGGUNA AKTIFITAS FASILITAS KONSEP BENTUKAN

Remaja, Berolahraga Jogging Track Menyedikan Area Jogging


Orang khususnya untuk bagi pengunjung.
Dewasa. olahraga lari
Material : Puving Block
Ukuran : Track untuk 2
orang maka lebar Jogging
track adalah 1.6 m2 x 120
m2 = 250 m2
Lebar = 2 m2 Maka 250 m2
x 2 m2 = 500 m2
h. Dermaga

PENGGUNA AKTIFITAS FASILITAS KONSEP BENTUKAN

Anak-anak, Menikmati View Dermaga Menyedikan Fasilitas


Remaja, langsung ke pantai rekreasi pantai berupa
Orang dermaga, sehingga
Dewasa. pengunjung dapat menimkati
view langsung di pantai
Material : kayu
Waerna : Coklat dan krem
Ukuran : 52 m2
3.2.2.8. Konsep Utilitas
3.2.2.9.Konsep Aktifitas Penunjang
 Konsep PKL dan Plaza

1. PKL 2. Plaza

a. Konsep bangunan

Sumber: foto dokumen pribadi


Sumber : foto dokumen pribadi
b. Konsep perletakan

Sumber : foto dokumen pribadi

You might also like