Professional Documents
Culture Documents
2. Keadaan Iklim
Iklim wilayah Kota Kupang sama halnya dengn wilayah lainya, yaitu iklim kering yang dipengaruhi oleh angin muson, dengan
musim hujan pendek yaitu berkisar bulan November – Maret, dengan suhu udara mencapai 20,16 0C sampai dengan 31 0C .
Sumber (data statistik Kota Kupang).
3. Topografi
Topografi Kota Kupang antara lain :
- Daerah tertinggi diatas permukaan laut dibagian selatan kota 100 – 350 meter
- Daerah terendah diatas permukaan laut dibagian utara 0 – 50 meter dengan tingkat kemiringan 15%.
Sumber : Kantor Statistik, Kotamadya Kupang dalam angka.
Gambaran Umum Lokasi Perancangan
a. Lokasi perancangan terletak di Jln. Timor Raya kec. Kelapa lima kota kupang. Lokasi perancangan berada pada BWK II yang
berfungsi sebagai kawasan Pemerintahan, Perdagangan, kesehatan dan militer.
barat Selatan
berbatasan
berbatasan
langsung dengan
langsung
Kawasan dalam site Perancangan diperuntukan sebagai tempat rekreasi dan perancangan alun – alun kota
2.2.2.2.Bentuk dan Masa Bangunan
A. DATA Pengertian dari kepejalan adalah penampilan gedung dalam
konteks kota. Kepejalan suatu gedung ditentukan oleh
tinggi, luas-lebar-panjang, olahan massanya dan variasi
Building form and massing membahas mengenai
penggunaan material.
bagaimana bentuk dan massa-massa bangunan yang ada dapat
membentuk suatu kota serta bagaimana hubungan antar massa 3.Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
yang ada. Pada penataan suatu kota, bentuk dan hubungan
Koefisien Lantai Bangunan adalah jumlah luas lantai
antara massa seperti ketinggian bangunan, pengaturan massa
bangunan dibagi dengan luas tapak. Koefisien Lantai
bangunan dan lain-lain harus diperhatikan sehingga ruang
Bangunan dipengaruhi oleh daya dukung tanah, daya
yang terbentuk teratur, mempunyai garis langit yang dinamis
dukung lingkungan, nilai harga tanah dan faktor-faktor
serta menghindari adanya lost space (ruang tidak terpakai).
khusus tertentu sesuai dengan peraturan atau kepercayaan
Building form and massing dapat meliputi kualitas yang
daerah setempat.
berkaitan dengan penampilan bangunan, yaitu :
4.Koefisien Dasar Bangunan (Building Coverage)
1.Ketinggian bangunan
Adalah luas tapak yang tertutup dibandingkan dengan luas
Ketinggian bangunan berkaitan dengan jarak pandang
tapak keseluruhan. Koefisien Dasar Bangunan dimaksudkan
pemerhati, baik yang berada dalam bangunan maupun yang
untuk menyediakan area terbuka yang cukup di kawasan
berada pada jalur pejalan kaki. Ketinggian bangunan pada
perkotaan agar tidak keseluruhan tapak diisi dengan
suatu kawasan membentuk skyline.
bangunan sehingga daur lingkungan menjadi terhambat.
(3) Ketentuan umum intensitas bangunan untuk permukiman kepadatan tinggi, dan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), meliputi:
a. Koefesien Dasar Bangunan paling tinggi sebesar 70 persen;
b. Koefesien Lantai Bangunan paling tinggi sebesar 3,0 ;
c. Koefesien Dasar Hijau paling rendah sebesar 16 persen;
d. Garis Sempadan Bangunan dengan ketentuan ½ rumija + 1; dan
e. Garis Sempadan Sungai paling rendah sesuai ketentuan yang berlaku
1. Strategi SWOT dibuat seragam mengikuti ciri khas bangunan tepi pantai yaitu
material alam seperti, kayu, alang-alang dan bamboo, dll.
• Merencanakan bangunan non permanen dengan
mempertimbangkan Peraturan yang berlaku dan letak site
yang berada di dekat pantai.
2. Acuan Rancangan
Uraian startegi:
Berdasarkan perda NO.12 /2011 RDTRK Kota Kupang terkait bentuk
• Karena site berada dekat pantai, maka bangunan akan dan massa bangunan,
diorientasikan ke arah pantai (utara),
• Rehabilitasi dan reorientasi bangunan agar
• Langgam bangunan mengikuti ciri bangunan pesisir pantai, menghadap ke pantai dalam upaya membentuk
yaitu material alam seperti, kayu, alang-alang dan bamboo, Waterfront City;
dll.
• Mengatur agar bangunan penunjang pariwisata di
Kaitan dengan tema: kawasan tersebut tidak permanen;
Bangunan yang direncanakan dalam site diataranya gazebo, lapak • KDB paling tinggi sebesar 40 persen;
pedagang, pos jaga, toilet dan ruang persiapan. Masing-masing
• KLB paling rendah sebesar 3,0;
bangunan memiliki fungsi yang berbeda. Untuk menyatukannya,
langgam bangunan (material, tekstur dan warna ) bangunan akan • KDH paling rendah sebesar 52 persen;
• GSB dengan ketentuan ½ rumija;
2.2.2.3.Jalan
2.2.2.4.Sirkulasi lainnya.Kita dapat juga menggunakan ruangan ruangan yang
ada sebagai sirkulasi atau membuat suatu ruangan khusus
A. Data
sebagai sarana sirkulasi tersebut.
Sirkulasi menurut Kim W. Todd mempunyai
a. Bentuk pola sirkulasi:
pengertian yaitu gerakan dari orang - orang atau benda -
Pola sirkulasi direct adalah pola sirkulasi yang
benda yang diperlukan oleh orang - orang melalui sebuah
mengarah langsung dan hanya memberi satu pilihan
tapak. Lain halnya dengan pengertian dari Francis D. K
ke tujuan ahir. Akses visual yang diterima oleh
Ching, dia menyatakan bahwa jalan sirkulasi dapat diartikan
pengunjung adalah tujuan akhir ke ruang yang dituju.
sebgai tali yang terlihat sehingga dapat menghubungkan
Pola sirkulasi curvelinear adalah garis linear yang
ruang - ruang suatu bangunan atau suatu deretan dalam
berliki-liku halus dan memberi satu pilihan ke tujuan
ataupun ruang luar secara bersama. Sirkulasi menggambarkan
akhir. Pada pola sirkulasi ini akses visual ke tujuan
sebua pola pergerakan, baik kendaraan maupun pejalan kaki
akhir kurang jelas dan memberi kesan mengalir.
diatas dan disekitar tapak yang berpengaruh terhadap lamanya
Pola sirkulasi erractic adalah pola sirkulasi yang
dan beban puncak bagi lalu lintas kendaraan dan pergerkan
terpatah-patah. Akses visual ke tujuan akhir kurang
pejalan kaki. Sirkulasi merupakan gerak terusan ruang. Jalan
jelas dan memiliki potensi untuk member kejutan-
sirkulasi diartikan sebagai tali yang terlihat menghubungkan
kejutan ruang.
ruang - ruang dalam maupun ruang luar, oleh karena itu kita
bergerak dalam waktu melalui tahapan dari ruang. Pola sirkulasi interrupted adalah keadaan ruang
Sirkulasi menjadi suatu wadah untuk memfasilitasi hal sirkulasi yang terputus putus pada bagian tertentu dan
tesebut, dimana kita bergerak dari suatu tempat ke sebuah akses visual ke tujuan akhir kurang jelas.
Pola sirkulasi diverging adalah bentuk sirkulasi Sirkulasi pejalan kaki, dibedakan menurut pembagian waktu
bercabang sehingga akses ke tujuan akhir secara fisik menjadi dua yaitu :
dan visual menjadi tidak jelas. Sirkulasi orang pada siang sore hari
Banyaknya pengunjung yang datang menggunakan Ruang pejalan kaki di sisi jalan, ruang pejalan kaki di sisi
kendaraanmenyebabkan lalu lintas padat dan terjadi jalan (sidewalk) merupakan bagian dari sistem jalur
kemacetan. Untuk sirkulasi kendaraan sendiri dibagi menjadi pejalan kaki dari tepi jalan raya hingga tepi terluar lahan
dua yaitu : Sirkulasi kendaraan pribadi jenis sirkulasi ini milik bangunan.
Sumber : penyediaan dan pemanfaatan prasarana Gambar Tampak atas dan Potongan Promenade
dan sarana ruang pejalan kaki di perkotaan S umber : penyediaan dan pemanfaatan prasarana
dan sarana ruang pejalan kaki di perkotaan
Prinsip umum perencanaan penyediaan prasarana dan 7) Terwujudnya keterpaduan sistem, baik dari aspek penataan
sarana ruang pejalan kaki harus memenuhi kaidah sebagai lingkungan atau dengan sistem transportasi atau aksesilibitas
Berada pada jarak 180 meter dari titik penyeberangan lintas, dengan memperhatikan hal–hal sebagai berikut:
yang lain, kecuali pada pusat kota/Central Bussiness Arus pejalan kaki yang menyeberangi setiap kaki
District (CBD) atau lokasi yang sangat memerlukan persimpangan lebih besar dari 500 orang/jam.
penyeberangan. Lalu lintas yang membelok kesetiap kaki
persimpangan mempunyai jarak waktu (headway)
rata-rata kurang dari 5 detik, tepat pada saat lalu
lintas tersebut bergerak dan terjadi konflik dengan
Gambar Median Jalan untuk Penyeberangan
arus pejalan kaki. Pejalan Kaki
2. Tempat Sampah
Tempat sampah diletakan pada jalur amenitas. Terletak
setiap 20 meter dengan besaran sesuai kebutuhan, dan bahan
yang digunakan adalah bahan dengan durabilitas tinggi
seperti metal dan beton cetak.
S umber : penyediaan dan pemanfaatan Gambar ukuran desain ruang pejalan kaki
prasarana dan sarana ruang pejalan kaki di
perkotaan S umber : penyediaan dan pemanfaatan
prasarana dan sarana ruang pejalan kaki di
perkotaan
Lebar jaringan pejalan kaki berdasarkan lokasi menurut a. Bahan yang dapat menyerap air (tidak licin);
Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 65 Tahun 1993 tentang b. Tidak menyilaukan;
Fasilitas Pendukung Kegiatan Lalu c. Perawatan dan pemeliharaan yang relatif murah;
Lintas dan Angkutan Jalan disajikan pada Tabel d. Cepat kering (air tidak menggenang jika hujan turun).
1. Jenis Material Permukaan
Ketentuan penggunaan jenis material permukaan adalah
sebagai berikut:
a. Secara umum terdiri dari material yang padat, akan tetapi
dapat juga digunakan jenis ubin, batu dan batu bata. Bahan
Ruang pejalan kaki memiliki perbedaan ketinggian baik dapat terbuat dari material yang padat dan aspal yang kokoh,
dengan jalur kendaraan bermotor ataupun dengan jalur hijau. stabil dan tidak licin.
Perbedaan tinggi maksimal antara ruang pejalan kaki dan jalur b. Sebaiknya menghindari permukaan yang licin, karena akan
kendaraan bermotor adalah 20 centimeter. Sementara perbedaan mempersulit bagi pengguna kursi roda atau pengguna alat
Untuk ketetapan-ketetapan lainnya disesuaikan dengan c. Permukaan yang tidak konsisten secara visual (keseluruhan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 30/PRT/M/2006 tentang warna dan tektur) dapat membuat sulit bagi pejalan kaki
Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dengan keterbatasan kemampuan untuk membedakan
dan Lingkungan. perbedaan perubahan warna dan pola yang ada di trotoar dan
Standar yang dapat dipergunakan untuk penyediaan fasilitas jalur Gambar tipikal ukuran kursi rooda
pejalan kaki bagi penyandang cacat dapat ditetapkan sesuai tipikal S umber : penyediaan dan pemanfaatan
prasarana dan sarana ruang pejalan kaki di
berbagai dimensi dari kursi roda yang diperuntukan untuk perkotaan
a. Sirkulasi Kendaraan
Parkir menurut penempatannya dibagi menjadi: Parkir menurut statusnya dibagi menjadi :
a. Parkir di jalan (on street parking) Parkir di tepi jalan umum a. Parkir umum
adalah jenis parkir yang penempatannya di sepanjang tepi badan Parkir umum adalah perparkiran yang menggunakan tanah, jalan dan
jalan dengan ataupun tidak melebarkan badan jalan itu sendiri lapangan yang memiliki/dikuasai dan pengelolaannya diselenggarakan
bagi fasilitas parkir. Parkir jenis ini sangat menguntungkan bagi oleh pemerintah daerah. Tempat parkir umum ini menggunakan
pengunjung yang menginginkan parkir dekat dengan tempat sebagian badan jalan umum yang dikuasai atau milik pemerintah yang
termasuk bagian dari tempat parkir umum ini adalah parkir ditepi jalan
tujuan. Tempat parkir seperti ini dapat ditemui dikawasan
umum.
pemukiman berkepadatan cukup tinggi serta pada kawasan pusat
perdagangan dan perkantoran yang umumnya tidak siap
b. Parkir khusus diselenggarakan oleh pihak lain baik berupa badan usaha maupun
Parkir khusus adalah perparkiran yang menggunakan tanah-tanah yang perorangan. Tempat parkir khusus ini berupa kendaraan bermotor
tidak dikuasai oleh pemerintah daerah yang pengelolanya dengan mendapatkan ijin dari pemerintah daerah.
c. Parkir darurat Gambar : Penetuan Satuan Ruang Parkir (SRP)
Parkir darurat/insedentil adalah perparkiran di tempat-tempat umum Sumber : pedoman perencanaan dan pengoperasian fasilitas parkir
baik yang menggunakan lahan tanah, jalan-jalan, lapangan-lapangan Satuan ruang parkir untuk mobil penumpang ditunjukkan dalam
milik Pemerintah Daerah maupun swasta karena kegiatan insendentil. gambar berikut :
d. Taman parkir
Taman parkir adalah suatu areal bangunan perparkiran yang dilengkapi
fasilitas saran perparkiran yang pengelolanya diselenggarakan oleh
Pemerintah Daerah.
e. Gedung parkir
Gedung parkir adalah bagunan yang dimanfaatkan untuk tempat parkir
kendaraan yang penyelenggaraannya oleh pemerintah daerah atau
pihak ketiga yang telah mendapat ijin dari Pemerintah Daerah. Gambar : Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk mobil penumpang dalam cm
Penentuan Satuan Ruang Parkir Sumber : pedoman perencanaan dan pengoperasian fasilitas parkir
Satuan ruang parkir untuk penderita cacat khususnya bagi
mereka yang menggunakan kursi roda harus mendapat perhatian
khusus. Untuk itu digunakan SRP dengan lebar 3,6 meter, minimal
3,2 meter, sedang ambulance dapat disediakan SRP dengan lebar 3,0,
minimal 2,6 m.
Gambar : Dimensi gambar satuan ruang parkir untuk bus/truk
Sumber : pedoman perencanaan dan pengoperasian fasilitas parkir
Gambar : Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk penderita cacat dan ambulance
Sumber : pedoman perencanaan dan pengoperasian fasilitas parkir
Gambar :Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk Sepeda Motor (dalam cm)
Kondisi signage pada lokasi perancangan sudah memadai dimana perletakan rambu lalu lintas dan papan petunjuk jalan sudah tepat
peletakannya, namun ada perletakan reklame yang pada lokasi yang tidak memiliki fungsi dan menggangu view kedalam site.
2.2.2.7.Open Space , berupa lahan yang diperkeras maupun yang berupa badan air
Pengertian (Pedoman RTH).
Menurut Aldo Rossi, 1982 dalam bukunya “The Kegiatan penunjang yang menghubungkan dua atau lebih
Arcitecture of the city “, kota dipandang sebagai obyek buatan pusat-pusat kegiatan umum yang ada dikota, antara lain
manusia dan sebuah arsitektur yaitu berupa konsentrasi berupa ruangterbuka atau bangunan yang diperuntukan bagi
elemen fisik special yang selalu tumbuh dan berkembanga. kepentingan umum Ruang terbuka, bentuk fisiknya dapat
Elemen-elemen fisik tersebut terbentuk karena adanya fungsi- berupa taman rekresasi, taman kota, plaza-plaza, taman
fungsi kegiatan yang berlangsung dalam suatu kota seperti budaya, kawasan pedagang kaki lima, jalur pedestrian,
kegiatan mekanisme ekonomi, sosisal budaya dll. kumpulan pedagang penjual barang-barang seni lainnya.
Penerapan Design
• Ttempat
berlatih Tempat Tempat
mobil bermain anak
• Tempat
bermain
anak
•
Konser &
Upacara
Sumber foto intenet
dan
Konser
b. Aktifitas Penunjang Eksternal
• SPBU
•
Subasu
ka
• Water
park
• Kantor
Tmpat jualan PKL • RS.
ikan
Kota
• PKL
•
Restora
Sumber dokumen pribadi
SPBU SUBASUK
WATER KANTOR
Tempat Skeatbo
Bersepeda &
Sumber internet
RESTORAN
tempat berkumpul remaja ( cafe & taman )
e. Table aktifitas
tempat skeatboard
NO AKTIFITAS KONDISI MATERIAL
joging trak
1 menggunakan
tempat makan mobil
3 WATERPARK menggunakan
batako,
rangka baja
dan seng
untuk 5 PARKIRAN pada lokasi
penutup atap dan sekitar
lokasi tidak
terdapat area
4 RESTORAN menggunakan parkir yang
batako dan cukup
seng untuk sehingga masi
penutup atap ada yang
parkir di
pinggir jalan
7 RUMAH tembok :
SAKIT batako,
dinding
pabrikasi
penutup atap
plat
8 TEMPAT menggunakan
JUAL IKAN balok, papan
dan seng
sebai penutup
atap
9 HOTEL tembok :
batako,
dinding
pabrikasi
penutup atap
: seng dan
plat
3.2.1.2. Analisis Tata Guna Lahan
Fungsi
Site I Site 2
Sumber : Hasil olahan penulis (2017) Sumber : Hasil olahan penulis (2017)
Analisa alur aktivitas dan pola hubungan fasilitas
Gambar 3.7. Bagan alur aktivitas I Gambar 3.8. Bagan alur aktivitas II
Sumber : Hasil olahan penulis (2017) Sumber : Hasil olahan penulis (2017)
Pola hubungan fasilitas site I Pola hubungan fasilitas site I
Gambar 3.9. Bagan Hubungan fasilitas site I Gambar 3.9. Bagan Hubungan fasilitas site II
Sumber : Hasil olahan penulis (2017) Sumber : Hasil olahan penulis (2017)
Analisa penzoningan
Alternatif I KETERANGAN :
PLAZA
PKL
TAMAN
TEMPAT PARKIR
PLAYGROUND
Alternatif I
Penempatan zona pada satu sisi sehingga terlihat sangat monoton dan tidak saling terhubung
Alternatif II KETERANGAN :
PLAZA
PKL
TAMAN
TEMPAT PARKIR
PLAYGROUND
Sumber : Hasil olahan penulis (2017)
RUANG TERBUKA
Alternatif II
Penempatan semua zona terlihat seimbang sehingga antara satu zona dengan zona yang lain memiliki keterhubungan
Kesimpulan : Jadi berdasarkan zoning diatas maka yang akan digunakan dalam perencanaan adalah alternatif yang kedua, karena memberikan kesan saling
terhubung antara zona yang satu dengan yang lain
3.1.2.2. Analisis Bentuk dan Massa Bangunan
kendaraan umum untuk menurunkan penumpang dan Merupakan titik masuk ke dalam site dengan lebar 6m
terdapat pula halte. Serta adanya tempat penyeberangan. 7 berjarak 52m dari persimpangan jalan arteri primer dan
jalan lingkungan
Merupakan titik masuk ke dalam site dengan lebar 6m
2 berjarak 48m dari persimpangan jalan arteri primer dan
kolektor sekunder
Sumber : triago.com
Alternatif yang digunakan untuk pedestrian manusia normal :
6
1 1
6
1
5
9
1
4
Gambar Alternatif 1
1
0 sirkulasi manusia
a) Kelebihan :
• Mengurangi kenyamanan pada pengguna Alternatif yang digunakan merupakan alternatif 2, karena sesuai
pejalan kaki dengan strategi perancangan yang dibuat yaitu menghasilkan
pedestrian yang mudah aman dan nyaman.
2. Perbedaan ketinggian pada pedestrian sebagai akses masuk
pejalan kaki dan penambahan pot beton pada sekitar site Sirkulasi dalam site
Keterangan :
Gambar sirkulasi manusia site 2
= line sirkulasi manusia normal
Sumber : data pribadi
= line sirkulasi manusia normal
Keterangan :
Srategi SWOT : Menyediakan tempat parkir yang aman Asumsi untuk pengunjung yang menggunakan kendaraan didapat dari
dan nyaman pada bagian belakang site 1. : Daya tampung setiap fasilitas yang disediakan didalam site.
Mengacu pada strategi SWOT parkiran, maka solusi yang Fasilitas : Taman bermain (150 orang), Gazebo (300 orang),
diambil : Bangku taman (160 orang), PKL (600 orang), Jogging Track (30
orang), Plaza (2000 orang), Panggung terbuka (25 orang), Dermaga
1. Menyediakan tempat parker off street yang dapat menampung
(50 orang), Toilet (13 orang), Taman site 1 dan 2 (1500 orang).
kendaraan pengunjung.
Jadi total daya tamping dari setiap fasilitas yang disediakan
2. Membuat sistem pola parkir sehingga kendaraan dapat
adalah 4753 orang
terorganisir dengan baik.
Dari jumlah 4753 orang pengunjung terbagi menjadi :
Hubungan elemen parkir dengan Tema “ Unity in
Divercity: Pengunjung yang datang menggunakan kendaraan dan tidak
menggunakan kendaraan.
1. Perletakan tempat parkiran berada didalam site sehingga tidak
terpisah dengan fasilitas-fasilitas yang ada dalam site. Diasumsikan 60% dengan kendaraan
2. Parkiran disediakan pada site untuk semua jenis kendaraan. (60% x 4753) = 2852 orang
Pengunjung dengan menggunakan kendaraan adalah 2852 (770 : 6 ) x 10,35 m² = 1325 m² ( 128 mobil )
orang. Pengunjung yang menggunakan kendaraan terbagi atas
Motor : jumlah pengunjung menggunakan motor 70%x
dua, yaitu pengunjung biasa dan pengunjung rombongan.
2566 = 1796 orang
Diasumsikan 90% pengunjung biasa
• standar 1 motor = 2 orang
(90%x 2852) = 2566 orang
• kebutuhan luas parkir = 2 m² / motor
Diasumsikan 10% pengunjung rombongan
• total kebutuhan luas parkir motor =
(10% x 2852) = 285 orang
(1796 ) x 2 = 1796 m² ( 898 motor )
1. Pengunjung biasa (tidak rombongan) b. Perhitungan parkir Pengunjung :
Diasumsikan 70% menggunakan motor dan 30 % Diasumsikan 10% pengunjung rombongan (10% x 2852 ) =
menggunakan mobil, maka kebutuhan parkir : 285 orang. Pengunjung rombongan adalah pengunjung yang
datang menggunakan bus, maka kebutuhan luas parkir :
Mobil : jumlah pengunjung menggunakan mobil 30% x 2566
= 770 orang Bus : Jumlah pengunjung rombongan adalah 285 orang
• Total : 2554 M²
Dari luas lahan didalam site yang diambil, maka daya tampung
untuk kendaraan hanya sebagian . Dengan demikian perlu adanya
area parkir tambahan.
Strategi SWOT
Penambahan rambu lalu lintas dan reklame pada site Penambahan dimaksud berkaitan dengan pedoman penentuan
klasifikasi fungsi jalan dikawasan perkotaan, dapat ditambahkan berupa rambu-rambu lalulintas, reklame dll sebagai perlengkap
jalan, penambahan dimaksud untuk lebih sebagai fasilitas pendukung alun-alun yang akan dibangun. Melakukan pengaturan &
perawatan terhadap signage Pengaturan dimaksud adalah dengan mengatur ulang tata letak signage pada lokasi agar lebih tertata
dengan baik, berdasarkan paduan penempatan fasilitas pelengkap jalan Departemen Perhubungan dengan Tujuan dari pemasangan
fasilitas perlengkapan jalan adalah untuk meningkatkan keselamatan jalan dan menyediakan pergerakan yang teratur terhadap
pengguna jalan.
Perawatan dimaksud dengan dapat menyeleraskan langgan signage dengan satu model yang sama, dan juaga perawatan
terhadap signage agar tidak mudah rusak.
Analisis Per Jenis Signage lintas, sehingga reklame jenis informasi ini dapat
1. Reklame iklan : Digital Billboard jenis “LED dilihat oleh semua pengguna jalan
OUTDOOR “ 2. Reklame iklan : Papan iklan
Billboard jenis ini Ukuran :p x l :1m x
merupakan jenis 2m
digital yang biasa Material: Papan
dipakai diluar Fungsi : sebagai
yang fungsinya fasilitas yang dapat
menampilkan Gambar 4.4Reklame Halte memuat iklan dan
Sumber : Internet (2018)
iklan dengan informasi pada halte.
cahaya lampu Posisi Signage berada pada belakang halte dan
Gambar 4.3Digital Billboard yang dihasilkan menghadap ke jalan umum, alasan Perletakan
Sumber : Internet (2018)
dari layar.
Karena halte merupakan tempat menunggu maka
Ukuran :p x l x t = 3m x 5m x 5m
perletakan reklame ini akan sangat berfungsi
Material : Layar LED dan Tiang Besi
Fungsi : sebagai fasilitas yang dapat memuat
berbagai informasi dan iklan secara bergantian.
Posisi Signage : Menurut standar perletakan
Signage harus diletakan 0,6 m di belakang bahu
jalan, Dengan menghadap ke jalan umum
Alasan Perletakan : Karena spot perletakan signage
tersebut berada pada titik pertemuan 3 arus lalu
3. Reklame informasi : Reklame huruf timbul Reklame papan
Reklame huruf timbul digunakan untuk
ini biasa digunakan memberi informasi
dibagian depan untuk tentang letak area
memberikan identitas PKL
suatu lokasi atau Ukuran Tiang Kayu
tempat. Gambar 4.6Reklame :6/12 m2
Papan Kayu
Ukuran per huruf :p x l : Sumber : Internet (2018) Ukuran per papan :p x
Gambar 4.5Reklame
Huruf Timbul 1m x 0.06m l = 0,20m x 1m
Sumber : Internet (2018)
Material : Kayu Material :Papan Kayu
Fungsi : sebagai informasi bagi penggunjung Fungsi :Memberikan petunjuk dan informasi bagi
tentang nama atau identitas. Penggunaan material penggunjung dimana letak area kuliner pada lokasi
kayu mengikuti langgam bangunan pinggir pantai alun-alun.
yaitu dengan material alam.
Posisi Signage jenis reklame ini berada di bagian
depan lokasi alun-alun dengan arahnya menghadap Penggunaan material kayu mengikuti langgam
ke jalan umum yaitu jalan Timor raya, lasan bangunan pinggir pantai yaitu dengan material
identitas atau nama terhadap lokasi alun-alun. Posisi Signage jenis reklame ini berada di bagian
depan lokasi alun-alun dan arahnya menghadap ke
4. Reklame informasi : Reklame papan kayu jalan umum yaitu jalan Timor raya, alasan
10. Rambu Lalu Lintas Jenis Rambu petunjuk: 11. Rambu Lalu Lintas Jenis Rambu petunjuk:
Rumah Makan Parkir
Ukuran :p x l x t = Ukuran :p x l x t = 0.75m x
0.25m x 0.40m x 0.75m x 2m
2m Material :Tiang tunggal-
Gambar 4.13 Rambu Materialn :Tiang galvanis &plat aluminium
Penunjuk: Parkir
Sumber : Dokumentasi Pribadi tunggal-galvanis Fungsi : Fungsinya untuk
(2018)
&plat aluminium memberitahukan pengguna
Fungsi :Memberi informasi mengenai lokasi parker Gambar 4.14 jalan bahwa di area tertentu
Posisi sesuai standar perletakan Signage harus Rambu Larangan: mobil barang dilarang masuk.
Mobil Barang
diletakan 0,6 m dari tepi luar jalan dan arahnya Dilarang Masuk Posisi sesuai standar
Sumber :
menghadap kearah jalan timor raya dan jalan Dokumentasi perletakan Signage harus
Pribadi (2018)
lingkungan, alasan penempatan karena pada selatan diletakan 0,6 m dari tepi luar
site akan diadakan kantung parkir sehingga jalan dan arahnya menghadap ke jalan umum yaitu
diperlukan rambu penunjuk tempat parkir menuju jalan Ina Boi, alasan perletakan karena jalan ina boi
tempat parkir. merupakan jalan sekunder yang tidak bisa dilalui
oleh kendaraan barang.
Fungsi dari perencanaan dan perancangan kawasan Alun-alun Kota ini adalah menyediakan fungsi-fungsi yang dapat mendukung
terselenggaranya kiegiatan-kegiatan di Kawasan Alun-alun tersebut antara lain :
No. FUNGSI PERENCANAAN DAN DESKRIPSI FUNGSI
PERANCANGAN
1. FUNGSI PRIMER Merupakan fungsi utama dari kawasan ini yaitu
diperuntukan sebagai alun-alun kota dengan fasilitas
utama berupa fasilitas rekreasi dan hiburan.
b. Olah Raga Remaja dan Orang -Lari -Jogging Track Menyediakan fasilitas
dewasa olahraga khusus untuk
-Senam -Plaza
olahraga lari bagi ramaja
dan orang dewasayaitu
berupa Jogging Track.
Selain itu Plaza juga dapat
digunakan sebagai sarana
olahraga misalnya Senam.
Pendukung a. Parkiran Semua Pengguna -Memarkir kendaraan -Parkir Menyediakan Fasilitas yang
kendaraan Bermotor dapat menunjang kelancaran
aktifitas utama pada alun-
alun yaitu dengan
menyediakan Parkiran yang
aman dan nyaman.
REKREASI a. Plaza Diasumsikan untuk 2000 Daya Tampung 8000 Sirkulasi 30 % x 8000 m2 8320 m2
orang maka 0.8 m2 x 2000 orang = 1920 m2
DAN = 6400 m2
HIBURAN
Jumlah = 6400 m2 +
1920 m2 = 8320 m2
d. Gazebo Tipe Di asumsikan jumlah 0.8 m2 x 5 Orang per 30% x 240 m2 = 72 m2 312 m2
A Gazebo tipe A = 60 buah, Unit = 4 m, Maka 60
dengan luasan Per Unit = 2 Gazebo dapat
m2 x 2 m2 = 4 m2 , Maka : 4 menampung 300
m2 x 60 = 240 m2 Orang
e. Bangku Di asumsikan jumlah Per Unit Bangku 30 % x 48 m2 = 14.4 m2 62.4 m2
Taman Bangku Taman adalah 40 Taman dapat
buah, dengan luasan menampung 4 orang,
masing-masing Unit adalah : Maka 40 Bangku
0.6 m2 x 2 m2 = 1.2 m2 Taman dapat
menampung 160
Jadi 1.2 m2 x 40 = 48 m2
Orang
g. Panggung Diasumsikan untuk 25 orang Daya Tampung untuk Sirkulasi 30% x20 m2 = 6 26 m2
Terbuka maka 0.8 x 25 m2 = 20 m2 25 orang m2
KULINER a. PKL Di asumsikan jumlah PKL Area PKL 30 % x 720 m2 = 216 m2 5824m2
DAN adalah 100 masing- masing diasumsikan dapat
OLAHRAGA Gerobak PKL = 2 m2 x 2m2 menampung 600 Total = 520 m2 + 720 m2
= 4 m2, Maka 4 m2 x 100= Orang Maka 1.2 m2 x +216 m2= 1456 m2
400 m2 600 = 720 m2
30 % x 400 m2 = 120 m2 Diperbesar menjadi 4 x
lipat maka luasannya =
Jadi 400 m2 + 120 m2 = 520
m2 5824 m2
b. Gazebo Tipe Di asumsikan jumlah 0.8 m2 x 5 Orang per 30% x 240 m2 = 72 m2 312 m2
B Gazebo tipe B = 60 buah, Unit = 4 m, Maka 60
dengan luasan Per Unit = 2 Gazebo dapat
m2 x 2 m2 = 4 m2 , Maka : 4 menampung 300
m2 x 60 = 240 m2 Orang
c. Jogging Memakai standar jogging Diasumsikan 30 orang 500 m2
Track Track untuk 2 orang maka
lebar Jogging track adalah
1.6 m2 x 120 m2 = 250 m2
Lebar = 2 m2 Maka 250 m2 x
2 m2 = 500 m2
PENUNJANG a. Tempat a. Parkir Bus : Standar 1 bus Maka : Diperbesar menjadi 4 kali 3154m2
Parkir : 45 m2 lipat jadi totalnya = 4 x
a. Total luasan Parkir
b.Parkir Mobil : Standar 1 untuk 8 bus =337.5 788.5 m2 = 3154m2
mobil : 10.35 m2 m2
c.Parkir Motor : Standar 1 b.Total luasan parker
motor : 2 m2 mobil untuk 23 unit
=241 m2
c.Total luasan parker
motor untuk 105 unit
= 210 m2
b.Toilet Pria :
-Kamar Toilet :1.5 m2 x 2
m2 = 3 m2, Maka 3 x 3 m2 =
9 m2
-Washtafel : 160 cm2 x 50
cm2 = 8 m2 luas Total = 17
m2
-Urinoir : 4 buah x 1.1 m2 =
4.4 m2
Sirkulasi 30% x 21.4 m2 =
6.42 m2
Luas total kamar mandi pria
= 23.42 m2
Keterangan :
SITE II
SITE I
-
Ruang Jauh dari jalan Dalam kaitanya dengan tema “united in • Jenis bangunan : Ruang persiapan
persiapan diversity” (kesatuan dalam perbedaan); • Jenis material :
bangunan dirancang dengan langgam Alang-alang (atap)
(material, tekstur & warna ) yang sama Anyaman bambu (dinding)
dengan bangunan yang lain. Bambu (tiang )
• Warna : coklat (atap) & kuning
(dinding & tiang)
• Luasan / dimensi ; 42 m2
• Tinggi : 3,5 m
Toilet Toilet pada; Langgam sama dengan bangunan yang • Jenis material :
lain. Alang-alang (atap)
Site 1: Beton + Anyaman bambu
- Timur :gsb; 2m Bambu (tiang )
- Barat : 2,2 m • Warna : coklat (atap) & kuning
Site 2 : - (dinding & tiang)
• Luasan / dimensi : 6m x 4m = 24
m2
• Tinggi : 3,5 m
-
Pos jaga Pos jaga pada; Langgam sama dengan bangunan yang
lain.
Site 1: • Jenis material :
Alang-alang (atap)
- Utara ; gsb: 6m Anyaman bambu (dinding)
Site 2 : Bambu (tiang )
- Utara; 6m • Warna : coklat (atap) & kuning
(dinding & tiang)
• Luasan / dimensi : 2m x 2m =4m
• Tinggi : 3,5 m
Panggung Jauh dari jalan Langgam sama dengan bangunan yang • Jenis material :
lain. Beton
Papan kayu (finishing)
• Warna : coklat (atap)
• Luasan / dimensi : 3m x 5m = 20
m2
• Tinggi : 1 m
3.2.2.3. Konsep Jalan
3.2.2.4. Konsep Sirkulasi
Gambar potongan pedestrian
Sumber : blogkotakita.blogspot.co.id
Sumber : REPUBLIKA.CO.ID.
3.2.2.5. Konsep Parkir
Letak tempat parkir : Menyediakan tempat parkir pada bagian belakang site 1.
Luas parkiran 3763 m²
Letak area parkir tambahan. Luas area parkir tambahan adalah 1220 m²
a. Fungsi Primer yaitu Fungsi Rekreasi dan Hiburan, dengan fasilitas berupa Plaza, Taman Bermain, Taman, Dermaga, dan Panggung
Terbuka.
b. Fungsi Sekunder : Kuliner dan Olahraga dengan fasilitas berupa PKL dan Jogging Track
c. Fungsi Tersier yaitu : fungsi penunjang berupa parkiran dan Toilet
Berdasarkan analisa – analisa yang telah di buat maka konsep perancangan yang akan dibuat yaitu sebagai berikut :
a. Plaza
d. Bangku Taman
e. Taman
Material : Rumput.
Komponen pengisi :
Tanaman Hijauh, Bunga,
Pohon penedu, dilengkapi
dengan adanya lampu-
lampu taman.
f. Panggung Terbuka
1. PKL 2. Plaza
a. Konsep bangunan