Professional Documents
Culture Documents
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh :
20120320077
2016
HALAMAN PENGESAHAN NASKAH PUBLIKASI KTI
Disusun oleh:
20120320036
Dosen Pembimbing
Dosen Penguji :
Mengetahui
(Sri Sumaryani,S.Kep.,Ns,M.Kep.,Sp.Mat.,HNC)
Surgical Site Infections in Patients Post Operations in Surgical Ward RSU PKU
Muhammadiyah Bantul
Infeksi Luka Post Operasi pada Pasien Post Operasi di Bangsal Bedah RSU PKU
Muhammadiyah Bantul
Sri Fajriani A Marsaoly1, Fahni Haris2
1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan UMY, 2Dosen Program Studi Ilmu
Keperawatan UMY
Email : srifajriani19@gmail.com
ABSTRACT
Background: Surgical site infections (SSI) is an infection that occurs in patients after
surgery. SSI incidence of hospital in Indonesia as much as 55.1%. Factors SSI incidence of
diabetes, obesity, weight and location factors malnutrsi injury while operating factors such
as their length as well as the operation of the surgical procedure. surgical wound infection
when the wound secrete pus as well as experiencing the signs of inflammation.
Purpose: Knowing the SSI figures in the Surgical Ward PKU Muhammadiyah Hospital in
Bantul.
Methods: Observational descriptive quantitative. The sampling technique used was
accidental sampling method. Total population in this study population and 44 288
respondents as samples.
Result: On average the respondents age 36-45 years (36%), male gender (72%). A total of 26
respondents have comorbidities include diabetes mellitus (27%), hypertension (18%) and
stroke (13%). Respondents who get less operating time of 2 hours at 25 respondents (56%).
Mild infections were 20 patients (45%), infections were as many as 14 patients (31%), not
infection of 7 (15%) and severe infection of 3 patients (6%).
Conclusion: Mild infections were 20 patients (45%), infections were as many as 14 patients
(31%), not infection of 7 (15%) and severe infection of 3 patients (6%).
Keywords: SSI (Surgical Site Infections), signs of infection, risk factors
INTISARI
Latar Belakang: Infeksi luka operasi (ILO) merupakan infeksi yang terjadi pada pasien
paska pembedahan. kejadian ILO rumah sakit di Indonesia sebanyak 55,1%. Faktor kejadian
ILO dari pasien misalnya DM, obesitas, malnutrsi berat serta faktor lokasi luka sedangkan
faktor operasi misalnya lama operasi serta prosedur operasi. luka operasi dikatakan terinfeksi
apabila luka tersebut mengeluarkan nanah atau pus serta mengalami tanda-tanda inflamasi.
Tujuan: Mengetahui angka ILO di Bangsal Bedah RS PKU Muhammadiyah Bantul.
Metode: Observasional deskriptif kuantitatif. Teknik sampel yang digunakan adalah metode
accidental sampling. Jumlah populasi pada penelitian ini sebanyak 288 populasi dan 44
responden sebagai sampel penelitian.
Hasil: Rata-rata responden berumur 36-45 tahun (36%), berjenis kelamin laki-laki (72%).
Sebanyak 26 responden mempunyai penyakit penyerta meliputi DM (27%), hipertensi (18%)
dan stroke (13%). Responden yang mendapatkan lama operasi kurang dari 2 jam sebanyak 25
responden (56%). Infeksi ringan sebanyak 22 pasien (45%), infeksi sedang sebanyak 14
pasien (31%), tidak ada infeksi sebanyak 7 pasien (15%) dan infeksi berat sebanyak 3 pasien
(6%).
Kesimpulan: Infeksi ringan sebanyak 20 pasien, infeksi sedang sebanyak 14 pasien, tidak
ada infeksi sebanyak 7 dan infeksi berat sebanyak 3 pasien.
Kata Kunci : ILO (infeksi luka operasi), tanda-tanda infeksi, faktor resiko
I. Pendahuluan Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar
tahun 2011 (periode April sampai
Infeksi luka operasi (ILO)
September) terdapat angka kejadian
merupakan infeksi yang sering terjadi
infeksi luka operasi di sebuah ruangan
pada pasien paska pembedahan1.
yaitu ruang C1 yang memiliki tingkat
Survey World Health Organization
infeksi tertinggi yaitu untuk luka
(WHO) melaporkan bahwa angka
operasi mencapai 8.00% pada bulan
kejadian ILO atau Surgical Site
Mei dan pada bulan Juni 6.25%7.
Infection (SSI) di dunia berkisar antara
5% sampai 15%2. Data WHO Kejadian ILO di RS Umum
menunjukkan bahwa sekitar 5% -34% Pemerintah (RSUP) Dr. Sardjito
dari total infeksi nosokomial adalah merupakan urutan kedua diperoleh data
ILO3. National Nosocomial Infection sebanyak 17% setelah urinary tract
Surveillace United States America infections8. Hasil penelitian di RSUD
mengindikasikan bahwa ILO Panembahan Senopati Bantul
merupakan infeksi ketiga tersering didapatkan data bahwa sebanyak 87%
yang terjadi di rumah sakit sekitar 14- pasien yang mendapatkan tindakan
16% dari total pasien di rumah sakit pembedahan terkena infeksi superfisial
4
mengalami ILO . dan 13% terkena infeksi deep incision
dikarenakan faktor karakterisrik
Menurut DEPKES RI tahun 2011
responden yang meliputi usia, jenis
angka kejadian ILO pada rumah sakit
kelamin, berat badan (BB), lama
pemerintah di Indonesia sebanyak
operasi, jenis operasi serta faktor dari
55,1%5. Hasil lain membuktikan
pelaksana operasi meliputi riwayat
bahwa angka kejadian ILO di RS Dr.
kesehatan, penggunaan obat,
Mohammad Hoesin (RSMH)
penggunaan drain, implant, dressing
Palembang sebanyak 56,67% yang
serta perawatan luka9.
terdiri dari ILO superfisial incision
70,6%, ILO deep incision 23,5% dan Faktor kejadian ILO antara lain dari
ILO organ 5,9%6. ILO ditemukan pasien misalnya diabetes mellitus,
paling cepat hari ketiga dan yang obesitas, malnutrsi berat serta faktor
terbanyak ditemukan pada hari ke lima lokasi luka yang meliputi pencukuran
dan yang paling lama adalah hari daerah operasi, suplai darah yang
ketujuh. Data indikator mutu buruk ke daerah operasi, dan lokasi
pelayanan yang diperoleh dari RSUD luka yang mudah tercemar sedangkan,
faktor operasi misalnya lama operasi, nanah atau pus dan kemungkinan
penggunaan antibiotik profilaksis, terinfeksi apabila luka tersebut
ventilasi ruang operasi, tehnik mengalami tanda-tanda inflamasi10.
operasi10. Faktor kejadian ILO pada Infeksi luka paska operasi merupakan
pra operasi meliputi persiapan kulit salah satu masalah utama dalam
yaitu tidak membersihkan daerah praktek pembedahan dan infeksi
operasi atau tidak melakukan menghambat proses penyembuhan luka
pencukuran didaerah bedah dengan sehingga menyebabkan angka
rambut yang lebat11.Faktor kejadian morbiditas dan mortalitas bertambah
ILO intra operasi salah satunya yaitu besar yang menyebabkan lama hari
teknik operasi yang harus dilakukan perawatan15. Lama perawatan yang
dengan baik untuk menghindari memanjang disebabkan karena
kerusakan jaringan yang berlebihan, beberapa faktor, yaitu faktor ekstrinsik
pendarahan, infeksi, lama operasi, dan faktor intrinsik. Faktor ekstrinsik
10
pemakaian drain . terdiri dari pemenuhan nutrisi yang
tidak adekuat, teknik operasi, obat-
Kejadian ILO terkait operasi juga
obatan, dan perawatan luka sedangkan
disebabkan oleh mikroorganisme
faktor intrinsik terdiri dari usia,
patogen yang mengkontaminasi daerah
gangguan sirkulasi, nyeri, dan penyakit
luka operasi pada saat berlangsungnya
penyerta serta faktor lainnya adalah
operasi atau sesudah operasi saat
12
mobilisasi16. Mayoritas infeksi luka
pasien dirawat di rumah sakit . Faktor
operasi yang terjadi di RS Hermina
kejadian ILO post operasi meliputi
Daan Mogot Jakarta Barat disebabkan
nutrisi, personal hygiene, mobilisasi
oleh berbagai faktor antara lain petugas
dan perawatan luka11. Perawatan luka
kesehatan (perawat)17.
>5 hari akan meningkatkan terjadinya
ILO13. Prosedur perawatan luka harus Tingginya kejadian ILO pada pasien
dilaksanakan sesuai yang ditetapkan paska pembedahan maka perawat
bertujuan agar mempercepat proses dituntut bertanggung jawab menjaga
penyembuhan dan bebas dari infeksi keselamatan klien di rumah sakit, salah
luka yang ditimbulkan dari infeksi satunya mengurangi angka kejadian
nosokomial14. ILO18. Menurunkan kejadian infeksi
terkait dengan pencegahan ILO bisa
Luka operasi dikatakan terinfeksi
dilakukan oleh pelayanan kesehatan
apabila luka tersebut mengeluarkan
pada pasien, petugas kesehatan, pada tahun 2014 sebanyak 2.592 dan
pengunjung serta fasilitas pelayanan tahun 2015 sebanyak 3.176. Jumlah
kesehatan19. Faktor kejadian ILO pada pasien operasi umum mendapat
pasien dari penyakit penyerta yang kenaikan dua bulan terakhir dimana
dialami pasien seperti diabetes atau pada bulan September 2015 82 pasien
pada pasien yang memiliki kelebihan sedangkan, bulan Oktober 2015
gula darah yang tidak terkontrol saat berjumlah 93. Data pasien yang
operasi diketahui dapat meningkatkan mengalami ILO di RSU PKU
risiko terhadap ILO20. Pasien dapat Muhammadiyah Bantul masih banyak
melakukan perbaikan keadaan sebelum yang belum terdeteksi karena untuk
operasi meliputi diabetes mellitus, mal sistem pelaporan kejadian infeksi
nutrisi, infeksi, obesitas sehingga masih kurang maka dari itu peneliti
menurunkan angka kejadian ILO10. melakukan screening awal tanda-tanda
Menurunkan kejadian ILO bisa infeksi yang terjadi pada pasien post
dilakukan oleh perawat terhadap pembedahan serta masalah ini belum
perawatan luka yang baik dan benar pernah diteliti sebelumnya di RS PKU
sesuai Standar Operasional Prosedur Muhammadiyah Bantul.
(SOP)21.
Berdasarkan latar belakang atau
Hasil studi pendahuluan yang fenomena diatas, peneliti tertarik untuk
dilakukan pada bulan 26 November mengambil penelitian dengan judul :
sampai 17 Desember 2015 yang “Infeksi Luka Post Operasi pada
diperoleh dari Instalasi Rekam Medis Pasien Post Operasi di Bangsal Bedah
RS PKU Muhammadiyah Bantul RS PKU Muhammadiyah Bantul”.
didapatkan bahwa pada tahun 2014
II. Metode penelitian
dilaporkan 5 pasien post pembedahan
mengalami komplikasi pembedahan Penelitian ini bersifat observasional
yaitu ILO kemudian pada tahun 2015 deskriptif kuantitatif. Penelitian ini
(periode januari sampai oktober) bertujuan untuk mengetahui angka
didapatkan angka kejadian ILO < 5% infeksi luka post operasi pada pasien
dan pada tanggal 01 november sampai post operasi di Bangsal Bedah RS PKU
24 november 2015 < 5 sedangkan, Muhammadiyah Bantul.
jumlah pasien yang melakukan operasi
Populasi penelitian ini adalah 288
di RSU PKU Muhammadiyah Bantul
pasien post operasi yang dirawat di RS
PKU Muhammadiyah Bantul pada Karakteristik responden berdasarkan usia
Bulan Mei-Juni 2016. paling banyak antara usia 36-45 tahun
(36,4%). Berdasarkan jenis kelamin, terbanyak
Teknik pengambilan sampel pada
yaitu laki-laki dengan 32 responden (72,7%).
penelitian ini adalah accidental
Berdasarkan penyakit penyerta meliputi yang
sampling dengan sampel sebanyak 44
tidak memiliki penyakit penyerta terbanyak
responden.
yaitu 18 (40,9%) dan sebanyak 26 responden
III. Hasil Penelitian (59,1%) mempunyai penyakit penyerta
Analisa Univariat diantaranya DM, hipertensi dan stroke.