Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
KELOMPOK 9
Puji syukur kehadirat Allah yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulisan makalah yang berjudul “Analisis Eknonomi berdasarkan
Ketersediaan Bahan dan Sumber Energi” ini, dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dosen pembimbing mata
kuliah Kebijakan & Perencanaan Energi yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menyelesaikan tugas ini, dan ucapan terima kasih juga
penulis sampaikan kepada semua pihak yang turut membantu hingga selesai tugas
ini.
Penulis sadar bahwa dalam penulisan ini masih banyak terdapat
kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran untuk lebih sempurnanya penulisan-penulisan selanjutnya.
Demikian semoga tugas Kebijakan & Perencanaan Energi ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
BAB I
PENDAHULUAN
2. Minyak Bumi
Sumber daya alam berikutnya yang dimiliki Indonesia adalah minyak
bumi. Minyak bumi (petroleum) atau dikenal juga sebagai emas hitam merupakan
cairan kental, cokelat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar yang terdapat
pada lapisan teratas dari beberapa area di kerak bumi. Sebagaimana hutan, tidak
semua negara memiliki minyak bumi. Kita patut bersyukur,
Potensi minyak bumi Indonesia terus mengalami penurunan karena
dimanfaatkan terus-menerus. Bahkan saat ini, Indonesia telah mulai mengimpor
minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang tak lagi mencukupi.
Minyak bumi dimanfaatkan sebagi sumber energi kendaraan bermotor, mesin
pabrik, dan lain-lain. Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagian menggunakan
minyak bumi untuk menghasilkan listrik. Oleh karena itu, kamu perlu melakukan
tindakan penghematan listrik maupun bahan bakar minyak agar cadangannya
tidak cepat habis.
Indonesia dahulu merupakan anggota OPEC sebagai salah satu pengekspor
minyak bumi. Tetapi pada tahun 2008, Indonesia resmi keluar dari OPEC karena
produksi dalam tidak dapat mengurangi konsumsi dalam negeri. Rata-rata
kebutuhan dalam negeri adalah sekitar 1,3 juta barel per hari. Permintaan ini tidak
diiringi dengan produksi minyak yang hanya sebesar 879 ribu barel per hari.
Indonesia saat ini masih memiliki cadangan minyak sebesar 7,73 miliar
barel. Angka ini terdiri dari 4,039 miliar barel cadangan proven dan 3,692 miliar
barel cadangan berpotensi. Selain ada upaya untuk mencari sumur produksi baru,
para ahli perminyakan juga berusaha untuk meningkatkan teknologi untuk
produksi minyak yang lebih maksimal. Cadangan minyak bumi terbesar di
Indonesia terdapat di Sumatera bagian tengah dengan nilai 3,847 miliar barel
cadangan.
Tren cadangan minyak bumi Indonesia dari tahun 2004 hingga 2011
menunjukkan angka penurunan. Berikut ini adalah data resmi Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral mengenai data cadangan minyak bumi di Indonesia
sampai dengan tahun 2011.
Tabel 2.2 Cadangan Minyak Bumi dalam Angka
3. Gas Alam
Gas alam sering juga disebut sebagai gas bumi atau gas rawa, adalah
bahan bakar fosil berbentuk gas yang terutama terdiri dari metana CH4). Ia dapat
ditemukan di ladang minyak, ladang gas bumi dan juga tambang batu bara. Ketika
gas yang kaya dengan metana diproduksi melalui pembusukan oleh bakteri
anaerobik dari bahan-bahan organik selain dari fosil, maka ia disebut biogas. Gas
alam juga merupakan sumber utama untuk sumber gas helium. Metana adalah gas
rumah kaca yang dapat menciptakan pemanasan global ketika terlepas ke
atmosfer, dan umumnya dianggap sebagai polutan ketimbang sumber energi yang
berguna. Meskipun begitu, metana di atmosfer bereaksi dengan ozon,
memproduksi karbon dioksida dan air, sehingga efek rumah kaca dari metana
yang terlepas ke udara relatif hanya berlangsung sesaat
Gas alam yang telah diproses itu sendiri sebenarnya tidak berbahaya, akan
tetapi gas alam tanpa proses dapat menyebabkan tercekiknya pernafasan karena ia
dapat mengurangi kandungan oksigen di udara pada level yang dapat
membahayakan. Gas alam sering juga disebut sebagai gas bumi atau gas rawa,
adalah bahan bakar fosil berbentuk gas yang terutama terdiri dari metana CH4). Ia
dapat ditemukan di ladang minyak, ladang gas bumi dan juga tambang batu bara.
Ketika gas yang kaya dengan metana diproduksi melalui pembusukan oleh bakteri
anaerobik dari bahan-bahan organik selain dari fosil, maka ia disebut biogas.
Sumber biogas dapat ditemukan di rawa-rawa, tempat pembuangan akhir
sampah, serta penampungan kotoran manusia dan hewan.komponen utama dalam
gas alam adalah metana (CH4), yang merupakan molekul hidrokarbon rantai
terpendek dan teringan. Gas alam juga mengandung molekul-molekul hidrokarbon
yang lebih berat seperti etana (C2H6), propana (C3H8) dan butana (C4H10), selain
juga gas-gas yang mengandung sulfur (belerang).
Gas alam juga merupakan sumber utama untuk sumber gas helium.
Metana adalah gas rumah kaca yang dapat menciptakan pemanasan global ketika
terlepas ke atmosfer, dan umumnya dianggap sebagai polutan ketimbang sumber
energi yang berguna. Meskipun begitu, metana di atmosfer bereaksi dengan ozon,
memproduksi karbon dioksida dan air, sehingga efek rumah kaca dari metana
yang terlepas ke udara relatif hanya berlangsung sesaat.
Sumber metana yang berasal dari makhluk hidup kebanyakan berasal dari
rayap, ternak (mamalia) dan pertanian (diperkirakan kadar emisinya sekitar 15, 75
dan 100 juta ton per tahun secara berturut-turut). Nitrogen, helium, karbon
dioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S), dan air dapat juga terkandung di dalam
gas alam. Merkuri dapat juga terkandung dalam jumlah kecil. Komposisi gas alam
bervariasi sesuai dengan sumber ladang gasnya. Gas alam dapat berbahaya karena
sifatnya yang sangat mudah terbakar dan menimbulkan ledakan. Gas alam lebih
ringan dari udara, sehingga cenderung mudah tersebar di atmosfer. Akan tetapi
bila ia berada dalam ruang tertutup, seperti dalam rumah, konsentrasi gas dapat
mencapai titik campuran yang mudah meledak, yang jika tersulut api, dapat
menyebabkan ledakan yang dapat menghancurkan bangunan. Kandungan metana
yang berbahaya di udara adalah antara 5% hingga 15%, Pembakaran satu meter
kubik gas alam komersial menghasilkan 38 MJ (10.6 kWh).
Satuan Kerja Khusus Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat
realisasi produksi gas nasional hingga 27 Januari 2013 lalu mencapai 8.152,53
juta kaki kubik per hari (mmscfd).
Secara garis besar pemanfaatan gas alam dibagi atas 3 kelompok yaitu :
1. Gas alam sebagai bahan bakar.
2. Gas LNG sebagai komoditas ekspor, dan
3. Gas sebagai bahan baku (pupuk, petrokimia, metanol, plastik,industri besi
tuang dan sebagainya.
Tabel 2.4 Cadangan Gas di Dunia
Pangkat Negara Cadangan terbukti (triliun kaki kubik)
1. Iran 1192,9
2. Rusia 1103,6
3. Qatar 871,5
4. Turkmenistan 617,3
8. Venezuela 196,8
9. Nigeria 179,4
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Produksi
75.1 74.3 71.5 73.7 76.9 85.7 81.5 77.1 72.1 73.4
dalam milyar m³
Konsumsi
35.9 36.6 34.1 39.1 41.5 43.4 42.1 42.2 36.5 38.4
dalam milyar m³
Sumber: BP Statistical Review of World Energi 2015
Gambar 2.5 Total Kapasitas Tenaga Angin di Seluruh Dunia Tahun 2004-2014 (Sumber:
REN21)
Gambar 2.6 10 Negara dengan Kapasitas Turbin Angin Terbesar Tahun 2014 (Sumber:
REN21)
Secara umum, Indonesia termasuk kategori negara tanpa angin, mengingat
bahwa kecepatan angin minimum rata-rata yang secara ekonomis dapat
dikembangkan sebagai sumber energi adalah 4 m/detik (Lubis, 2007). Meskipun
demikian, ada beberapa wilayah dengan kecepatan angin yang potensial sebagai
sumber energi, yaitu Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB),
Sulawesi Selatan dan Tenggara, Pantai Utara dan Selatan Jawa dan Karimun
Jawa.
Menurut data dari situs resmi ESDM, potensi tenaga angin di Indonesia
mencapai 950 MW. Dari jumlah tersebut, baru sebagian kecil yang dimanfaatkan
menjadi sumber energi listrik. Belum ditemukan data resmi dari instansi terkait
mengenai total kapasitas turbin angin yang telah terpasang di seluruh Indonesia,
namun diketahui bahwa turbin angin dengan kapasitas mikro telah banyak
dibangun sejak beberapa tahun lalu. Misalnya pada tahun 2007, telah dibangun
turbin angin dengan kapasitas kurang dari 800 Watt di empat lokasi, masing-
masing di Pulau Selayar 3 unit, Sulawesi Utara 2 unit, Nusa Penida 1 unit dan
Bangka Belitung 1 unit. Sejumlah turbin dengan kapasitas mikro juga ditemukan
di berbagai lokasi di Indonesia, misalnya di Pulau Sumba (Dusun Palindi di
Kecamatan Kamanggih, Sumba Timur), Pulau Rote, Pulau Karya, Pantai
Pandansimo Bantul dan lain-lain. Pada umumnya pemanfaatan turbin angin skala
mikro tersebut adalah untuk keperluan penerangan dan pemompaan air untuk
irigasi.
2. Matahari
Matahari merupakan sumber energi paling penting dalam kehidupan
manusia. Sumber energi panas dari matahari juga banyak digunakan untuk
berbagai macam aktivitas, seperti fotosintesis buatan, listrik tenaga surya,
menjemur pakaian dan lain sebagainya.
Sumber : Solar Millenium AG, Erlangen
Gambar 2.7 Potensi Tenaga Surya di Dunia
Menurut gambar tersebut potensi tenaga surya Indonesia secara umum ada
pada tingkat satisfy (cukup). Hal ini tentunya dapat menjadi salah satu patokan
kita dalam menyusun perencanaan energi di masa depan. Selain itu potensi ini
setidaknya dapat menjadi penyejuk di tengah panasnya isu krisis listrik yang
selama ini menghantui Indonesia.
Indonesia memiliki potensi energi surya yang cukup besar mengingat letak
geografisnya yang berada pada daerah tropis. Berdasarkan data penyinaran
matahari yang dihimpun dari 18 lokasi di Indonesia, radiasi surya di Indonesia
untuk kawasan Barat Indonesia mencapai 4,5 kWh/m2/hari dengan variasi
bulanan sekitar 10%, sementara itu untuk Kawasan Timur Indonesia sekitar 5,1
kWh/m2/hari dengan variasi bulanan sekitar 9%.
Tabel 2.6 Intensitas Radiasi Matahari di Indonesia
3. Panas Bumi
Sumber energi panas bumi atau geothermal sendiri merupakan energi
panas dari kerak bumi. Energi geothermal ini diperoleh akibat peluruhan
radioaktif dan juga pelepasan kalor atau panas secara terus menerus di dalam
bumi.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan cadangan panas bumi
terbesar di dunia. Namun pemanfaatannya masih rendah. Baru sepertiga yang
dimanfaatkan Saat ini cadangan panas bumi di Indonesia mencapai 27.000 MWe
(megawatt of electrical output), sedangkan yang sudah dimanfaatkan hanya
sepertiganya yakni 9.000 MWe atau setara dengan listrik 800 MW. Beberapa
daerah panasbumi di Indonesia yang telah dieksploitasi untuk dimanfaatkan
sebagai pembangkit listrik adalah: Sibayak (Sumatra Utara), Salak, Karaha-Bodas,
Kamojang, Wayang Windu, Darajat (Jawa Barat), Dieng (Jawa Tengah) dan
Lahendong (Sumatera Utara) dengan total kapasitas sebesar 822 MW. Sementara
daerah potensial yang sedang dieksplorasi antara lain: Ulubelu (Lampung),
Bedugul (Bali), Mataloko (Nusa Tenggara Barat), Kotamubago (Sulawesi Utara)
dan lainnya. Potensi energi panas bumi Indonesia terbesar di dunia, sekitar 40
persen cadangan dunia. Potensi panas bumi Indonesia sekitar 20.000 MW dengan
temperatur tinggi, dengan rincian sekitar 5.500 MW di Jawa-Bali, sekitar 9.500
MW di Sumatera, dan 5.000 MW tersebar di Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara
Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Sementara potensi dunia diperkirakan 50.000
MW, dan yang sudah dimanfaatkan sekitar 10.000 MW atau 20 persen dari
potensi. Cadangan energi panas bumi di Indonesia diperkirakan mencapai 27
GWe atau setara dengan 40 persen sumberdaya panasbumi dunia, hanya saja
belum dimanfaatkan secara optimal. Sekitar 80% lokasi panas bumi di Indonesia
berasosasi dengan sistem vulkanik aktif seperti Sumatra (81 lokasi), Jawa (71
lokasi), Bali dan Nusa Tenggara (27 lokasi), Maluku (15 lokasi), dan terutama
Sulawesi Utara (7 lokasi). Sedangkan yang berada di lingkungan non vulkanik
aktif yaitu di Sulawesi (43 lokasi), Bangka Belitung (3 lokasi), Kalimantan (3
lokasi), dan Papua (2 lokasi). Dari 252 lokasi panas bumi yang ada, hanya 31%
yang telah disurvei secara rinci dan didapatkan potensi cadangan.
Tabel 2.7 Potensi Sumber Daya Energi Panas Bumi di Wilayah Indonesia
Berikut ini beberapa lapangan panas bumi yang memiliki prospek untuk
dikembangkan menjadi PLTP.
Lapangan Panas bumi Margabayur di Lampung dengan potensi lapangannya
sekitar 250 MW dan layak untuk dikembangkan pada tahap awal dengan
kapasitas 2x55 MW. Pada lapangan panasbumi ini perlu melaksanakan
pemboran sumur-sumur untuk memperoleh uap.
Lapangan Panas bumi Lahendong yang memiliki potensi lapangan uapnya
sebesar 250 MW dan layak untuk dikembangkan 2x20 MW.
Lapangan Panas bumi Ulubelu-Lampung yang mempunyai potensi
lapangannya sekitar 550 MW. Pada lapangan ini potensi panasbumi yang
sudah dikembnagkan swasta sekitar 110 - 300 MW dan sisanya masih ada
sekitar 200 - 250 MW belum dikembangkan.
Lapangan Panas bumi Lainnya adalah Kerinci. Lapangan-lapangan tersebut
sekarang ini sedang diekplorasi oleh Pertamina.
Gambar 2.8 Distribusi Lokasi dan Wilayah Kerja Pertambangan Panas Bumi
Di Jawa Timur terdapat 11 lokasi panas bumi yang dapat menghasilkan
total energi 1206,5 MW atau hampir 5% dari total potensi di Indonesia. Kesebelas
lokasi tersebut tersebar di Tirtosari, Pandan, Cangar-Tulungrejo, Songgoriti,
Arjuno-Welirang, Telaga Ngebel, Argopuro, Tiris-Lamongan, Blawan Ijen,
Rejosari dan Melati. Perkiraan potensi yang dapat dikembangkan antara lain
terdapat di Iyang-Argopuro 285 MW, Ngebel-Wilis 120 MW, Ijen 270 MW,
Arjuno-Welirang 230 MW dan Tiris-Lamongan 140 MW. Dari potensi yang ada
di Jawa Timur belum ada satupun yang dikembangkan untuk pembangkit tenaga
listrik. Dengan eksplorasi yang lebih detail pada daerah yang lebih luas, sangat
mungkin potensi tersebut lebih besar dari pada yang diperkirakan sekarang.
5. Biofuel
Macam-macam sumber energi terbarukan berikutnya adalah biofuel.
Biofuel merupakan bahan bakar hayati yang dihasilkan dari bahan-bahan organik.
Sumber dari energi terbarukan ini adalah tanaman yang memiliki kandungan gula
tinggi seperti tebu dan sorgum serta tanaman yang memiliki kandungan minyak
nabati tinggi seperti kelapa sawit, ganggang dan jarak.
Gambar 2.11 Perbandingan Harga Dunia dan Peningkatan Produksi Biofuel Dunia
Dari Gambar 2.11 di atas terlihat bahwa hingga tahun 2006 perubahan
harga minyak dunia memiliki hubungan searah dengan prosentasi perubahan
produksi biofuel. Pada saat harga minyak dunia stabil dan rendah maka produksi
biofuel akan menurun dan sebaliknya saat harga minyak mulai naik maka biofuel
akan kembali dilirik sebagai alternatif bahan bakar dan produksinya akan
meningkat. Saat harga minyak relatif tinggi saat ini, Biofuel menjadi
kembali populer untuk dikembangkan.
6. Air
Selain air laut pasang, energi air juga energi alternatif yang dapat
digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil. Sumber energi yang satu ini
didapatkan dengan memanfaatkan energi potensial dan energi kinetik yang
dimiliki oleh air Di Indonesia sendiri sudah terdapat puluhan PLTA untuk
menghemat sumber daya tak terbarukan.
Potensi tenaga air di Indonesia menurut Hydro Power Potential Study
(HPPS) pada tahun 1983 adalah 75.000 MW, dan angka ini diulang kembali pada
Hydro power inventory study pada tahun 1993. Namun pada laporan Master Plan
Study for Hydro Power Development in Indonesia oleh Nippon Koei pada tahun
2011, potensi tenaga air setelah menjalani screening lebih lanjut adalah 26.321
MW, yang terdiri dari proyek yang sudah beroperasi (4.338 MW), proyek yang
sudah direncanakan dan sedang konstruksi (5.956 MW) dan potensi baru (16.027
MW). Dalam laporan studi tahun 2011 tersebut, potensi tenaga air diklasifikasikan
dalam 4 kelompok sesuai tingkat kesulitannya, mulai dari tidak begitu sulit hingga
sangat sulit. PLN bermaksud akan mengembangkan sebagian besar dari potensi
tenaga air tersebut sebagai proyek PLN seperti pada Tabel 2.8.
Tabel 2.8 Potensi Tenaga Air yang Perlu Kajian Lebih Lanjut
No Nama Provinsi Tipe Kap. (MW)
KESIMPULAN
Kebutuhan energi nasional dari tahun ke tahun menunjukkan gejala
semakin meningkat tajam. Peningkatan kebutuhan energi tersebut sejalan dengan
meningkatnya laju pertumbuhan penduduk, ekonomi dan pesatnya perkembangan
teknologi di sektor industri. Sampai saat ini masalah kebutuhan energi dunia
masih didominasi oleh energi yang bersumber dari bahan bakar fosil. Begitu juga
dengan yang dialamai Indonesia saat ini, ketergantungan energi fosil terutama
minyak bumi dalam pemenuhan konsumsi di dalam negeri masih sangat tinggi.
Tingginya konsumsi energi fosil tersebut diakibatkan oleh subsidi sehingga harga
energi menjadi murah dan masyarakat cenderung boros dalam menggunakan
energi.
Untuk mengatasi kondisi cadangan energi Indonesia yang semakin
menurun, maka salah satu solusinya adalah dengan mencari sumber energi
alternatif sebagai pengganti bahan bakar berbasis fosil. Dan salah satu usaha yang
dilakukan adalah dengan mengembangkan sumber energi alternatif berbahan baku
nabati, dimana salah satu programnya adalah pengembangan bahan bakar biofuel
dari tanaman-tanaman potensial. Selain itu, potensi energy baru terbarukan di
Indonesia sangat melimpah, diantaranya yaitu bahan bakar nabati, energi
matahari, tenaga air, biomassa komersial, dan energi yang tergolong baru bagi
indonesia diantaranya nuklir, syngas dan gas metan batubara.
DAFTAR PUSTAKA