Professional Documents
Culture Documents
OLEH:
Kelompok 12:
Dewa Ayu Nyoman Ardhea Mahadewi (1515251107)
Putu Agus Mahendra Wijaya (1515251140)
PENDAHULUAN
Membuat keputusan adalah salah satu fungsi yang paling penting yang
dilakukan oleh para pemimpin. Banyak aktifitas para manajer dan administrator yang
berupa perbuatan dan pelaksanaan keputusan, termasuk merencanakan pekerjaan,
memecahkan masalah-masalah teknis, memilih para bawahan, menentukan kenaikan
upah membuat penugasan kerja, dan sebagainya. Kepemimpinan partisipatif
melibatkan usaha-usaha manajer untuk mendorong dan memudahkan partisipasi
orang lain dalam pengambilan keputusan yang penting.
ISI
A Kepemimpinan Partisipatif
Kepemimpinan pertisipatif adalah kepemimpinan yang selalu mendorong dan
memudahkan partisipasi orang lain dalam pengambilan keputusan. Terdapat tiga
istilah yang terkait dengan kepemimpinan partisipatif, yaitu: 1.Konsultasi, yaitu
pimpinan menanyakan opini dan gagasan bawahan, kemudian pemimpin mengambil
keputusan, 2.Keputusan bersama, yaitu pimpinan bersama-sama bawahan mengambil
sebuah keputusan dan keputusan tersebut menjadi keputusan final, 3.Pendelegsian,
dimana seorang pemimpin memberikan kewenangan dan tanggung jawab kepada
individu atau kelompok untuk mengambil sebuah keputusan. Kepemimpinan
partisipatif menyangkut baik pendekatan kekuasaan maupun perilaku kepemimpinan.
Kepemimpinan, menyangkut aspek-aspek kekuasaan seperti
· bersama-sama menanggung kekuasaan (power sharing),
· pemberian kekuasaan (empowering)
· proses-proses yang saling mempengaruhi secara timbal balik
· prosedur-prosedur spesifik yang digunakan untuk berkonsultasi dengan orang lain,
untuk memperoleh gagasan dan saran-saran, serta perilaku spesifik yang digunakan
untuk pendelegasian kekuasaan.
v .Jenis partisipasi
Salah satu bentuk kepemimpinan partisipatif adalah dengan melibatkan orang
lain dalam pembuatan keputusan. Meskipun para ahli masih belum bersepakat tentang
prosedur- prosedur untuk mengambil suatu keputusan, tetapi secara garis besar para
ahli menyatakan bahwa terdapat empat prosedur (cara) pengambilan keputusan,
yaitu:
1. Keputusan otokratis.
Manajer membuat keputusan sendiri tanpa menanyakan pendapat atau saran
karyawan, dan karyawan tidak memiliki pengaruh langsung pada keputusan, atau
dengan kata lain tidak ada partisipasi dari karyawan. Pada pengambilan keputusan
secara otokratis, terdapat dua peran yang dapat dilakukan oleh seorang pemimpin,
· pertama, pemimpin hanya semata-mata mengumumkan keputusan aoutokratis
(gaya “memberitahu”),
· kedua, pemimpin menggunakan taktik pengaruh seperti persuasi rasional (gaya
’menjual’)
2. Konsultasi.
Manajer menanyakan ide, gagasan atau pendapat pada karyawan, kemudian
membuat keputusan sendiri setelah dengan serius mempertimbangkan saran dan
perhatian karyawan.Pada pengambilan keputusan dengan cara konsultasi, terdapat
beberapa metode yang dapat dilakukan sang pemimpin, Pemimpin menunjukkan
sebuah keputusan yang telah dibuat sebelumnya tanpa konsultasi sebelumnya, tetapi
bersedia melakukan modifikasi, jika ada keberatan atau saran yang bagus. Pemimpin
menunjukkan proposal sementara dan secara aktif mendorong karyawan untuk
memberikan saran demi perbaikan proposal tersebut. Pemimpin menyajikan sebuah
masalah dan meminta karyawan untuk berpartisipasi dalam mendiagnosanya dan
mengembangkan penyelesaiannya, tetapi membuat keputusan akhir sendiri
B. DELEGASI
Pendelegasian adalah proses khusus yang terjadi sewaktu manajer meminta
salah satu atau beberapa orang bawahan untuk mengambil alih tanggung jawab dalam
membuat keputusan yang sebelumnya dibuat oleh manajer tersebut.
Delegasi mencakup penugasan atas sebuah tanggung jawab yang baru kepada
bawahan dan wewenang tambahan yang menyertainya. Delegasi secara kualitatif
berbeda dalam beberapa hal dari bentuk lain dari kepemimpinan partisipatif seperti
consulting dan pengambilan keputusan bersama. Seorang manajer mungkin
berkonsultasi dengan bawahan, rekan kerja, atau atasan, namun dalam banyak kasus
delegasi hanya ditujukan kepada bawahan. Contohnya, seorang manager yang
memiliki kelebihan beban kerja, cenderung melakukan pendelegasian dibanding
konsultasi. Karena itu, tidak mengherankan bahwa faktor analisis dari kuesioner
kepemimpinan biasanya berkisar antara consulting dan delegasi. (Yukl & Fu, 1999)
v Keuntungan dari Delegasi:
1. Kualitas keputusan yang lebih baik.
Hal ini dapat terjadi bila bawahan memiliki keahlian lebih dalam melakukan suatu
tugas dibanding manager. Seorang bawahan yang yang menangani permasalahan
secara langsung dan memiliki informasi yang relevan dapat membuat keputusan yang
lebih cepat dan lebih baik dalam membuat keputusan. Namun hal ini tidak akan
efektif jika bawahan kurang memiliki keahlian untuk membuat keputusan yang baik,
gagal untuk memahami apa yang diharapkan atau memiliki tujuan yang tidak sesuai
dengan manager.
2. Komitmen bawahan yang lebih besar terhadap keputusan yang dibuat.Hal
ini timbul dar identifikasi bawahan terhadap keputusan dan hasrat untuk
menjadikannya berhasil.
3 Delegasi yang menghasilkan tanggung jawab dan wewenang tambahan dapat
membuat pekerjaan bawahan lebih menarik, menantang, dan bermakna.Namun hal ini
hanya akan terjadi pada bawahan yang berhasrat akan adanya tanggung jawab
tambahan, memiliki keahlian untuk menangani tanggung jawab yang baru.
Sebaliknya delegasi akan menurukan kepuasan kerja jika bawahan secara konstan
merasa frustasi karena kewalahan akan tanggung jawabnya yang besar atau
kewalahan karena kurangnya kemampuan untuk menyelesaikan tugas.
4. Delegasi merupakan hal yang penting dalam managemen waktu untuk
seorang manager yang kewalahan dengan tanggung jawab.
Dengan mendelegasikan pekerjaan dan kewajiban yang kurang penting kepada
bawahan, seorang manager memiliki waktu tambahan yang dapat digunakan untuk
tanggung jawab yang lebih penting. Bahkan jika seorang manager dapat melakukan
tugas dengan lebih baik daripada bawahan, adalah lebih efisien jika waktu dari
manager difokuskan untuk hal yang lebih mempengaruhi performansi kerja unit.
5. Delegasi dapat menjadi metode yang efektif untuk perkembangan
managemen
Sebuah organisasi perlu mengembangkan bakat managerial untuk mengisi posisi
kosong pada tingkat wewenang yang lebih tinggi. Delegasi merupakan cara untuk
memfasilitasi perkembangan keahlian yang dibutuhkan untuk hal tersebut. Ketika
delegasi digunakan untuk mengembangkan maksud tujuan, hal itu biasanya
dibutuhkan manager untuk melakukan tugas monitoring dan coaching. Karena itu,
dalam hal ini, delegasi bukanlah bertugas untuk mengurangi kerja dari manager.
C. PEMBERDAYAAN
Pemberdayaan melibatkan persepsi oleh para anggota organisasi di mana
mereka memiliki kesempatan untuk menentukan peran pekerjaan mereka,mencapai
hasil karya yang berarti, dan mempengaruhi peristiwa penting. Istilah
‘pemberdayaan’ menjelaskan bagaimana motivasi instrinsik dan self-efficacy
seseorang terpengaruh oleh perilaku kepemimpinan, karakteristik pekerjaan, struktur
organisasi, dan kebutuhan serta nilai-nilai mereka sendiri.
Ada empat elemen yang mendefinisikan pemberdayaan (Spreitzer, 1995), yaitu :
1. Makna
2. Determinasi Diri
3. Self Efficacy
4. Dampak
Pengertian diatas menunjukan ada lima hal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Dalam proses pengambilan keputusan tidak ada hal yang terjadi secara
kebetulan.
3. Sebelum sesuatu masalah dapat dipecahakan dengan baik, hakekatnya dari pada
masalah itu harus diketahui dengan jelas
5. Keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari berbagai alternatif
yang ada dari berbagai alternatif yang dianalisis dengan matang.
1. Nilai. Nilai dianggap sebagai pedoman jika seorang menghadapi situasi dimana
harus dilakukan suatu pilihan.
4. Mengembangkan alternative
5. Mengevaluasi alternative
1. Fisik : Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak
nyaman, atau kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang
menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan
kesenangan.
2. Emosional : Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada
suatu situasi secara subjective.
PENUTUP
KESIMPULAN
https://yunit4m4l1aa.wordpress.com/2012/04/17/kepemimpinan/
http://anthoposthink02.blogspot.co.id/2014/02/kepemimpinan-partisipatif.html