You are on page 1of 14

GAMBARAN UMUM PUSKESMAS NARMADA

A. KEADAAN GEOGRAFIS
Puskesmas Narmada merupakan Puskesmas Perawatan yang terletak di Desa Mekar
Sari Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat dengan luas Wilayah Kerja 49.15
Km2, dengan batas-batas wilayah :
 Sebelah Timur : Wilayah kerja Puskesmas Sedau, Kecamatan Narmada
 Sebelah Barat : Wilayah kerja Puskesmas Cakranegara, Kota Mataram
 Sebelah Utara : Wilayah kerja Puskesmas Lingsar, Kecamatan Lingsar
 Sebelah Selatan : Wilayah kerja Puskesmas Kediri, Kecamatan Kediri
Secara administratif Wilayah Kerja Puskesmas Narmada terdiri atas 11 Desa dengan
69 Dusun.
Desa terluas adalah Desa Gerimax Indah dengan luas mencapai 8.26 Km2 dan Desa
yang mempunyai wilayah terkecil adalah Desa Dasan Tereng dengan luas hanya 1.98
Km2. Berikut adalah Desa tersebut :
1. Desa Dasan Tereng dengan luas wilayah : 1.98 Km2
2. Desa Gerimax Indah dengan luas wilayah : 8.26 Km2
3. Desa Sembung dengan luas wilayah : 4.22 Km2
4. Desa Badrain dengan luas wilayah : 4.06 Km2
5. Desa Tanak Beak dengan luan wilayah : 8.19 Km2
6. Desa Batu Kuta dengan luas wilayah : 4.19 Km2
7. Desa Keramajaya dengan luas wilayah : 2.59 Km2
8. Desa Lembuak dengan luas wilayah : 4.35 Km2
9. Desa Nyurlembang dengan luas wilayah : 4.68 Km2
10. Desa Narmada dengan luas wilayah : 4.1 Km2
11. Desa Mekar Sari dengan luas wilayah : 2.55 Km2

B. KEADAAN DEMOGRAFI
Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Narmada pada Tahun 2017 mencapai
47.994 jiwa dengan 24.535 diantaranya laki-laki dan 23.459 perempuan, jumlah KK
14.641 dan kepadatan penduduk 976 jiwa/Km2.
Sebagian besar penduduk bekerja dalam bidang pertanian (44%) sedangkan sisanya
terbagi dalam beberapa bidang antara lain : perdagangan, angkutan, jasa, industri,
PNS, dan lainnya.

C. SARANA DAN PRASARANA


1. Sarana Kesehatan
Puskesmas Narmada dibangun pada Tahun 2016 yang terbagi dalam beberapa
ruang Pelayanan dan ruang Administrasi atau ruang Program dan ruang
penunjang, antara lain :
 Ruang UGD 24 jam yang dilengkapi dengan pelayanan one day care
 Ruang pelayanan rawat jalan yang terdiri dari Poli Anak, Poli Umum, Poli
Gigi, Poli KIA/KB
 Ruang Rawat Inap yang terdiri dari Rawat Inap Umum dan Rawat Inap
Persalinan
 Ruang Bersalin
 Ruang Poned
 Ruang Konseling
 Ruang Laboratorium
 Apotik
 Gudang Obat
 Gudang Alat-alat Kesehatan
 Ruang Perpustakaan
 Aula
 Ruang Program
 Dapur Umum
 Ruang Kepala Puskesmas
 Ruang Tata Usaha
Selain itu, dalam operasionalnya Puskesmas Narmada ditunjang oleh 4 Puskesmas
Pembantu, yaitu :
 Puskesmas Pembantu Tanak Beak di Desa Tanak Beak
 Puskesmas Pembantu Batu Kuta di Desa Batu Kuta
 Puskesmas Pembantu Sembung di Desa Sembung
 Puskesmas Pembantu Dasan Tereng di Desa Dasan Tereng

Dan 11 Poskesdes yaitu :


 Poskesdes Nyurlembang
 Poskesdes Narmada
 Poskesdes Lembuak
 Poskesdes Tanak Beak
 Poskesdes Batu Kuta
 Poskesdes Keramajaya
 Poskesdes Badrain
 Poskesdes Sembung
 Poskesdes Mekar Sari
 Poskesdes Dasan Tereng
 Poskesdes Gerimax Indah

2. Sarana Pendidikan
Jumlah sarana Pendidikan di wilayah kerja Puskesmas yang juga menjadi sasaran
kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas adalah sebagai berikut :
 Jumlah SD sederajat : 27 Buah
 Jumlah SMP sederajat : 8 Buah
 Jumlah SMU sederajat : 7 Buah
 Jumlah Ponpes : 3 Buah

3. Sarana Peribadatan
 Jumlah Masjid : 39 Buah
 Jumlah Pura : 5 Buah
 Jumlah Mushola : 81 Buah
 Langgar : 5 Buah
4. Sarana Umum
 Pasar : 1 Buah
 Apotik/Toko obat : 4 Buah
 Rumah Sakit : 1 Buah
 Praktek Bidan : 3 Buah
 Klinik Swasta : 2 Buah

5. Personalia
Status

No Jenis Tenaga Jumlah Tenaga Ket


PNS Honda/PTT
BLUD
1 Dokter Umum 4 2 1 1
2 Dokter Gigi 1 1
3 Sarjana Kes. Masy. 1 1
4 Perawat
 Puskesmas 22 15 7
 Pustu 4 4
5 Perawat Gigi 2 2
6 Bidan
 Puskesmas 9 `6 3
 Poskesdes 11 7 2 2 Kontrak
7 Sanitarian 2 2
8 Tenaga Gizi 7 2 2 3 kontrak
9 Tenaga Laboratorium 2 2
10 Tenaga Administrasi 12 9 3
11 Apoteker 1 1
12 Asisten Apoteker 2 1 1
13 Juru Imunisasi 2 2
14 Petugas Dapur 3 1 1 1
15 Petugas Kebersihan 1 1
16 Sopir 2 1 1
Penjaga Malam 1 1

Jumlah 89 59 6 19 5

D. VISI DAN MISI


1. Visi
Terwujudnya pelayanan kesehatan yang optimal menuju masyarakat
Narmada yang mandiri untuk hidup sehat.
2. Misi
a) Peningkatan mutu pelayanan dan manajemen kesehatan.
b) Peningkatan kesehatan keluarga khususnya ibu, bayi dan balita
serta pencegahan penyakit menular dan kesehatan lingkungan.
c) Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor dalam
rangka meningkatkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
serta mendukung pembangunan berwawasan kesehatan.

E. MOTTO
“ Menebar salam dan senyum dalam pelayanan”.
F. NILAI-NILAI DASAR
“ SATU HATI”
S : Selaras
Bahwa Visi UPT BLUD Puskesmas Narmada dicapai melalui kesesuaian
(sinergisme) seluruh komponen misi yang seiring sejalan dan
berkesinambungan.
A : Akuntabel
UPT BLUD Puskesmas Narmada dapat mempertanggung jawabkan ucapan
dan perbuatannya baik dari segi pelayanan maupun sistem manajemen.
T : Totalitas
Bahwa pelayanan mengedepankan segenap kemampuan yang dimiliki baik
individu (meliputi pengetahuan, sikap menghormati, keramahan, kesopanan
dan perilaku) maupun kerja tim (harmonisasi, efektifitas dan efisien) serta
deperketat dengan adanya supervise monitoring dan evaluasi secara berkala.
U : Unggul
Unggul dalam memberikan pelayanan yang memiliki nilai lebih disbanding
layanan yang diberikan sarana kesehatan lain disekitarnya.

H : Handal
Bahwa UPT BLUD Puskesmas Narmada memiliki kemampuan dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang dapat diandalkan dan akurat seperti
yang dijanjikan, sikap simpatik dan dengan akurasi yang tinggi kepada para
pasien.
A : Akses
Kemudahan untuk mendapatkan pelayanan dan dalam melakukan kontak di
dalam maupun di luar Puskesmas, kemampuan dalam mendengarkan keluhan
dan kemauan untuk memahami kebutuhan pelanggan, menyediakan informasi
yang jelas dengan bahasa yang mudah dimengerti.
T : Terpercaya
Bahwa UPT BLUD Puskesmas Narmada memberikan pelayanan kesehatan
yang terpercaya, jujur dan bebas dari segala ancaman bahaya dan berbagai
resiko dalam pelayanan.
I : Integrasi
Memiliki tindakan yang konsisten dan teguh dalam menjunjung tinggi Visi
Puskesmas dan mampu menyesuaikan diri dengan kebijakan.
SITUASI DERAJAT KESEHATAN

A. Angka Kematian
Jumlah kematian Neonatal/Bayi yang dilaporkan selama tahun 2017 hanya 1 kasus,
atau 0,10% dari jumlah kelahiran.
Jumlah kematian Balita selama tahun 2017 tidak ada laporan, demikian juga dengan
kematian Ibu juga tidak ada laporan kematian.

B. Angka kesakitan
1. TBC (Tuberculosis)
Sasaran strategi nasional pengendalian TB mengacu pada rencana strategis
kementerian kesehatan yaitu menurunkan prevalensi TB dari 235 per 100.000
penduduk menjadi 224 per 100.000 penduduk.
Sasaran keluaran adalah : meningkatkan prosentase kasus baru TB Paru BTA
positif yang ditemukan hingga 90%, meningkatkan prosentase keberhasilan
pengobatan BTA positif mencapai diatas 85%,dan meningkatkan prosentase CDR
hingga diatas 70%.
Untuk menanggulangi permasalahan dan pengendalian TB di Wilayah Kerja
Puskesmas, telah dilaksanakan beberapa kegiatan strategis diataranya :
 Kegiatan Community Based Approach (CBA)
CBA ini adalah kegiatan yang berbasis pada masyarakat dalam upaya
meningkatkan pengetahuan tentang penyakit TB dan meningkatkan
penemuan kasus dengan melibatkan kader, toga, toma maupun kelompok
remaja yang ada disuatu wilayah. Output dari kegiatan ini adalah :
penjaringan suspek meningkat minimal diatas 50% dan CDR TB juga
meningkat minimal mencapai 70%.
Pada tahun 2017 di Puskesmas Narmada telah dilaksanakan 3 kali kegiatan
CBA ini dengan hasil : Angka penjaringa suspek mencapai: 74,8% yang
artinya telah melampaui target yang ditetapkan. Tapi angka penemuan
kasus (CDR), baru mencapai 54,7%, sedangkan CNR mencapai 76,1%
 Pemeriksaan kontak serumah
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan penjaringan suspek dan
penemuan kasus dengan sasaran keluarga dari penderita TB. Pada tahun
2017 kegiatan ini dilaksanakan di 12 lokasi setiap bulan.
 Kelas Paru
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan akan pentingnya
pengobatan secara tuntas dan bagaimana mengendalikan/mencegah
penularan penyakit serta berbagi informmasi dan pengalaman penderita
dalam menjalani proses pengobatan, kendala/hambatan yang dialami serta
bagaimana kiat mengatasinya. Narasumber kegiatan ini terdiri dari Dokter
Puskesmas, Programer TB dan Petugas Promosi Kesehatan Puskesmas.
Kegiatan ini dilaksanakan selama satu hari di 2 lokasi.
 Pertemuan pembentukan Kader Peduli TB-HIV
Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat akan
bahaya penyakit TB Paru dan HIV/AIDS dengan pendekatan awal
dibentuknya Kader Peduli TB-HIV. Hal ini dimaksudkan agar kasus-kasus
yang dicurigas sebagai TB maupun HIV lebih cepat dideteksi dan
ditanggulangi sehingga penyebaran penyakit dapat dikendalikan lebih
awal.
2. Pneumonia
Pada tahun 2017 ditemukan kasus Pneumonia pada Balita sebanyak 478 kasus
(101,46) dari target perkiraan jumlah kasus 471 ( 10% dari jumlah Balita ).
Jumlah ini menurun dari tahun 2016 yang mencapai 599 kasus. Dari jumlah
tersebut 278 (58,16%) adalah laki-laki dan 200 (41,84%) adalah perempuan, dan
semua kasus yang ditemukan telah mendapatkan penanganan sesuai dengan
prosedur yang ditetapkan.
Beberapa strategi dan kebijakan program telah dilakukan untuk menanggulangi
peningkatan kasus ISPA/Pneumonia pada Balita diantaranya, penyuluhan
kelompok yang bekerjasama dengan program Promosi Kesehatan, care seeking
dan pemantauan factor resiko yang ada di rumah terhadap Balita penderita
Pneumonia, kunjungan programmer ISPA ke Posyandu dalam rangka pembinaan
Kader dan penguatan pencatatan dan pelaporan kasus Pneumonia di semua
tatanan.

3. Diare
Diare adalah buang air besar lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi lembek
atau cair. Kasus ini biasanya meningkat pada musim kemarau yang disebabkan
karena terbatasnya air bersih dan pada saat permulaan musim hujan karena
sumber-sumber air bersih tercemar oleh berbagai hal.
Target cakupan penemuan kasus penderita Diare yaitu 214 per 1000, dikali jumlah
penduduk, dikali 10%. Disamping itu salah satu indikator program Diare adalah
bahwa 60% kasus harus dapat dijaring/ditangani oleh kader sedangkan sisanya
sebanyak 40% ditemukan di sarana kesehatan.
Jumlah kasus Diare yang ditemukan di Puskesmas Narmada selama tahun 2017
sebanyak 1.956 kasus dari target jumlah perkiraan kasus sebanyak 2.592. Dari
jumlah tersebut 1.027 (52,51%) adalah laki-laki dan 929 (47,49%) adalah
perempuan. Jumlah ini relative sama dengan jumlah kasus yang ditemukan tahun
2016 yang mencapai 1.953 kasus. Tetapi jumlah kasus ini masih mengindikasikan
bahwa kasus Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu
mendapat perhatian serius di Puskesmas Narmada. Semua penderita telah
memdapatkan penanganan sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan.
Beberapa strategi dan kebijakan program telah dilakukan untuk menanggulangi
peningkatan kasus Diare ini diantaranya : Pelatihan Kader dalam penatalaksanaan
Diare ditingkat rumah tangga, penyuluhan kelompok dengan bekerjasama dengan
program Promosi Kesehatan, kunjungan rumah lewat kegiatan monitoring
kepatuhan ibu dalam pemberian zink, ikut aktif dalam memasyarakatkan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), kunjungan programmer Diare ke Posyandu
dalam rangka pembinaan Kader, dan penguatan sistim pencatatan dan pelaporan
kasus Diare.

4. HIV/AIDS
Selama kurun waktu tahun 2017 dilaporkan/ditemukan 1 kasus HIV pada usia
antara 25 – 49 tahun. Kasus ini ditemukan saat dilakukannya kegiatan VCT
Mobile yang pada tahun 2017 kegiatan ini dilaksanakan di 12 lokasi pada
kelompok-kelompok resiko.
5. AFP non Polio < 15 tahun
Selama kurun waktu tahun 2017 tidak ada laporan adanya kasus.
6. Kusta
Selama kurun waktu tahun 2017 tidak ada laporan adanya kasus
7. Difteri, Pertusis dan Tetanus
Selama kurun waktu tahun 2017 tidak ada laporan adanya kasus
8. Campak
Selama kurun waktu tahun 2017 tidak ada laporan adanya kasus
9. Hepatitis B
Selama kurun waktu tahun 2017 tidak ada laporan adanya kasus
10. Malaria
Selama kurun waktu tahun 2017 tidak ada laporan adanya kasus
11. Demam Berdarah Dengue
Selama kurun waktu tahun 2017 ditemukan 2 kasus DBD di Desa Badrain tetapi
tidak ada korban meningggal. Jumlah kasus ini menurun tajam dibandingkan
tahun 2016 dimana ditemukan 25 kasus DBD yang terdiri dari 20 kasus laki-laki
dan 5 kasus perempuan dan kasus ini tersebar di 7 Desa yaitu Desa Lembuak,
dasan Tereng, Gerimak Indah, Nyurlembang, Kramajaya, Sembung dan Desa
Badrain. Kasus terbanyak ditemukan di Desa Dasan Tereng dengan 5 kasus. Dari
semua kasus tersebut telah pula dilakukan penyelidikan epidemiologi, diantaranya
dengan survey jentik nyamuk (PSN), penyuluhan dan bila ada indikasi dilakukan
fogging.
Selain itu untuk mengendalikan dan mencegah munculnya kasus, telah pula
dilakukan beberapa kegiatan yang pembiayaannya diambil dari dana BOK,
diantaranya : Pemantauan jentik berkala yang dilaksanakan di 24 lokasi di Desa
yang rawan DBD.

SITUASI UPAYA KESEHATAN

A. Pelayanan Kesehatan
1. Kesehatan Ibu dan Anak
Kesehatan Ibu dan Anak merupakan salah satu isu penting dalam peningkatan
derajat kesehatan masyarakat dan menjadi focusing program pembangunan
kesehatan di Kabupaten Lombok Barat. Indikator untuk menilai kinerja program
ini adalah dengan melihat K1 (kontak pertama Ibu Hamil pada trimester I dengan
petugas kesehatan), K4 yaitu kontak ke 4 Ibu Hamil yang dilakukan pada
trimester 3 dengan petugas kesehatan, Linakes (persalinan yang ditolong oleh
tenaga kesehatan), Kunjungan Nifas (KN) yaitu kunjungan petugas kesehatan
kepada Bayi usia 0-28 hari, Kunjungan Bayi yaitu kunjungan petugas kesehatan
kepada Bayi usia 29 hari sampai usia 12 Bulan, Kunjungan Balita, dan beberapa
indikator lainnya.
Kunjungan K1 pada tahun 2017 mencapai 1010 Ibu Hamil atau telah mencakup
92,8% dari proyeksi Ibu Hamil di wilayah kerja Puskesmas Narmada yang
berjumlah 1.088 Ibu Hamil. Sementara target K1 adalah 100%. Jadi pencapaian
K1 ini belum mencapai target yang ditentukan. Cakupan K1 tertinggi dicapai oleh
Desa Lembuak yang mencapai 110,3%, hal ini disebabkan karena target proyeksi
yang terlalu rendah dibandingkan dengan jumlah riil Ibu Hamil yang ada.
Sedangkan cakupan terendah di Desa Tanak Beak dengan pencapaian 77,2%. Hal
ini disebabkan karena target proyeksi Ibu Hamil yang terlalu tinggi.
Untuk pencapaian K4 Puskesmas telah mencapai 918 Ibu Hamil atau sekitar
84,4% dari target 100%. Cakupan tertinggi dicapai oleh Desa Lembuak dengan
capaian 101% sedangkan terendah di Desa Kramajaya dengan capaian hanya
68,9%.
Jumlah Ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan mencapai 923 persalinan
atau 88,9% dari total perkiraan jumlah persalinan sepanjang tahun 2017 sebanyak
1038 Bulin.
Jumlah kunjungan Nifas sudah sesuai dengan jumlah persalinan yang artinya
semua ibu melahirkan telah mendapatkan pelayanan nifas sesuai standar. Jumlah
kunjungan Nifas tahun 2017 sebanyak 923 (100%) dari jumlah ibu bersalin atau
(88,9%) dari perkiraan jumlah persalinan.
Jumlah ibu nifas yang mendapat vitamin A sejumlah 923 (100%) dari jumlah
persalinan yang ditangani atau 88,9% dari proyeksi jumlah persalinan.
Jumlah ibu hamil yang mendapatkan imunisasi TT2+ sebanyak 779 orang
(71,6%).
Jumlah ibu hamil yang mendapatkan tablet FE3 (90 Tablet) sebanyak 1045 orang
atau telah mencapai sekitar 96,05%.
Jumlah peserta KB aktif mencapai 7.171 akseptor atau sekitar 75.7% dari jumlah
Pasangan Usia Subur (PUS) yang ada di wilayah kerja Puskesmas. Dari jumlah
tersebut, sekitar 41,4% pasangan menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP), sedangkan 58,6% menggunakan non MKJP. Akseptor KB yang
menggunakan MKJP, terbanyak memilih IUD (19,4%) dan Implant 18,9%.
Sedangkan yang memilih metode Non MKJP sebagian besar (93,53%) memilih
alat kontrasepsi suntikan dan Pil sebanyak 5,8%.
Jumlah peserta KB baru mencapai 1092 (11,5%) akseptor.
Jumlah komplikasi maternal yang ditemukan selama tahun 2017 mencapai 203
kasus dari perkiraan jumlah kasus 218 kasus atau sekitar 93,29%. Persentase
penanganan kasus maternal terbanyak yang ditemukan ada di Desa Lembuak
dengan 36 kasus atau 163,6%, sedangkan kasus terendah ada di Desa Gerimax
Indah dengan jumlah kasus yang ditemukan hanya 5 kasus atau 22,7%.
Untuk kasus komplikasi Neonatal, dari perkiraan jumlah kasus 150, ditemukan
sebanyak 56 kasus (37,4%). Kasus terbanyak yang ditemukan ada di Desa Tanak
Beak dengan jumlah 17 kasus. Sedangkan kasus terendah ada di Desa Sembung
karena tidak ditemukan kasus komplikasi Neonatal.
Untuk kegiatan pelayanan kesehatan pada Bayi, selama tahun 2017, dari jumlah
kelahiran hidup sejumlah 918 Bayi, dilaporkan adanya Bayi dengan Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR) sejumlah 29 kasus. Kasus terbanyak ada di Desa Tanak
Beak dengan 12 kasus.
Cakupan kunjungan Neonatal (KN1) telah mencapai 100%, KN3 atau KN lengkap
mencapai juga telah mencapai 100% dari jumlah Bayi yang lahir hidup.
Jumlah Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif ( usia 0-6 bulan ) sejumlah 795
atau sekitar 86,4%, yang terbagi menjadi 447 laki-laki dan 348 perempuan.
Cakupan pelayanan kesehatan Bayi mencapai 102,9%.

Imunisasi
Cakupan UCI tahun 2017 telah mencakup semua Desa (100%), sedangkan
cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) juga telah mencapai 106,55%.

Gizi
Cakupan pemberian Vitamin A pada Bayi 6-11 Bulan mencapai 88,13%. Cakupan
pemberian Vitamin A pada Anak Balita mencapai 93,66% dari Balita yang ada.
Jumlah anak 0-23 bulan (Baduta) yang ditimbang mencapai 96,2%. Dari jumlah
tersebut didapatkan 18 (1,1%) anak ada di Bawah Garis Merah (BGM). Jumlah
kasus BGM terbanyak ditemukan di Desa Kramajaya dengan 7 kasus atau 3,9%.
Cakupan pelayanan Anak Balita (12-59 Bulan) yang mendapat pelayanan
kesehatan minimal 8 kali telah mencapai 97,3%.
Cakupan D/S telah mencapai 96,2% atau 4.202 dari 4.366 Balita yang ada. Dari
hasil penimbangan tersebut didapatkan 135 Balita BGM, dengan kasus terbanyak
ada di Desa Kramajaya sejumlah 19 kasus (4,2%), sedangkan terendah di Desa
Gerimax Indah dengan 8 kasus atau 1,9%

UKS
Cakupan pelayanan kesehatan (penjaringan) siswa Sekolah Dasar (SD) telah
mencapai 100% dari jumlah siswa baru kelas 1 yang tercatat sebanyak 942 orang
yang tersebar di 27 SD sewilayah kerja Puskesmas Narmada.
Selain kegiatan penjaringan juga dilakukan kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan
mulut, jumlah murid yang diperiksa sebanyak 942 siswa (100%) dari jumla siswa,
dan yang memerlukan perawatan sebanyak 112 siswa.

Kesehatan Usia Lanjut (Usila)


Perkiraan jumlah penduduk usia lanjut di wilayah kerja Puskesmas mencapai
sekitar 4.961 orang. Dari jumlah tersebut yang mengalami gangguan kesehatan
dan mendapatkan pelayanan melalui kegiatan Posyandu Lansia baru mencapai
1.600 orang atau 32,25% yang terdiri dari 775 (48,43%) laki-laki dan 825
(51,56%) perempuan.

2. Promosi Kesehatan
Jumlah kegiatan penyuluhan selama tahun 2017 sebanyak 379 kali, kunjungan
rumah : 320 kali dan penyebaran informasi 70 kali.
B. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
Cakupan kunjungan rawat jalan menunjukkan gambaran dari pemanfaatan sarana
pelayanan kesehatan oleh masyarakat. Namaun data ini hanya mencakup
pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah saja sedangkan
praktek swasta tidak termasuk.
Jumlah kunjungan rawat jalan di Puskesmas dan jaringannya tahun 2017
mencapai 24.263 menurun dibandingkan tahun 2016 yang mencapai 48.359 jiwa
dari jumlah penduduk 47.994. Sedangkan kunjungan rawat inap mencapai 300
orang juga menglami penurunan yang cukup banyak dari tahun 2016 yang
mencapai 990 orang. Dengan jumlah tempat tidur 12 buah dan jumlah hari
perawatan 632 hari maka rata-rata pemakaian tempat tidur selama kurun waktu
tahun 2017 hanya sekitar 14.4%. Hal ini disebabkan karena awal tahun 2017
untuk kedua kalinya Puskesmas Narmada menempati lokasi yang baru dan kantor
yang lama beralih fungsi menjadi Rumah Sakit Pratama.

C. Perilaku Hidup Masyarakat


Data jumlah rumah tangga yang menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) diperoleh melalui survey PHBS. Hasilnya menunjukkan bahwa dari jumlah
rumah yang dipantau sebagai sampel (210) di seluruh Desa, jumlah rumah tangga
yang Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat mencapai 79%, dengan persentase tertinggi
di Desa Batu Kuta yang mencapai 100% dan terendah di Desa Mekar Sari yang baru
mencapai 66, 7%.

D. Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar


Persentase Rumah Sehat tahun 2017 baru mencapai 69.26% atau 8.716 dari jumlah
seluruh rumah yang ada yaitu 12.584 buah.
Sedangkan akses Sarana Air Bersih telah mencakup 85,9% keluarga di Wilayah
Kerja Puskesmas Narmada. Sumber air minum terbanyak yang digunakan masyarakat
adalah sumur gali yang mencapai 23.311 jiwa atau sekitar 48,57%, selanjutnya
pemakai ledeng 16.165 jiwa atau 33,68% sisanya menggunakan sumur gali dengan
pompa dan mata air terlindung.
Keluarga yang memiliki akses jamban yang memenuhi syarat kesehatan mencapai
94,17%. Semua Desa telah melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM), sedangkan Desa yang memperoleh predikat Desa ODF sebanyak 7 Desa
yaitu Desa Nyurlembang, Desa Narmada, Desa Batu Kuta, Desa Tanak Beak, Desa
Kramajaya, Desa Dasan Tereng dan Desa Gerimax Indah.
Jumlah tempat-tempat umum diantaranya : sarana pendidikan, sarana kesehatan, dan
hotel sekitar 41 buah dan yang memenuhi syarat kesehatan sekitar 36 buah atau
87,8%, yang tersebar di semua Desa.
Tempat-tempat pengelolaan makanan ( rumah makan, depot air minum, pengusaha
jajanan/makanan ) yang memenuhi syrat kesehatan telah mencapai 75%.

SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN


A. Sarana Kesehatan
Berdasarkan ratio jumlah Puskesmas dengan jumlah penduduk, maka beban
Puskesmas Narmada boleh dikatakan cukup berat. Lebih jauh bila kita melihat
jejaring Puskesmas yaitu Puskesmas Pembantu, berdasarkan ratio dengan jumlah
penduduk maka 4 Pustu memiliki beban yang cukup berat yaitu Pustu Tanak Beak,
Pustu Batu Kuta, Pustu Sembung, dan Pustu dasan Tereng. Tetapi dengan adanya
Poskesdes di setiap Desa yang juga diberikan wewenang melakukan pelayanan
kesehatan dasar, maka beben kerja Puskesmas tidak lagi menjadi masalah yang
signifikan.
Puskesmas Narmada merupakan Puskesmas Rawat Inap dengan 12 Tempat Tidur dan
merupakan Puskesmas Rujukan. Disamping itu juga melakukan kegiatan Puskesmas
Keliling di 8 lokasi setiap bulannya.
Kondisi gedung Puskesmas yang dibangun tahun 2016 sangat baik dan representative
sebagai tempat pelayanan. Demikian juga untuk Puskesmas Pembantu dari 4 Pustu
yang ada sudah sangat baik sebagai tempat pelayanan. Untuk Poskesdes dari 11 yang
ada, masih dalam kondisi yang baik.
Disamping itu Puskesmas juga memiliki 2 unit Puskesmas Keliling yang salah
satunya digunakan sebagai Ambulance untuk rujukan pasien.
Selain itu di wilayah kerja Puskesmas Narmada juga terdapat beberapa sarana
pelayanan kesehatan swasta yaitu rumah bersalin/praktek Bidan 3 unit, balai
pengobatan/klinik pratama 2 unit dan 7 tempat praktek Dokter perorangan serta 3
Apotik dan 1 toko obat.
Dalam pelaksanaan kegiatan program di masyarakat, Puskesmas memiliki 57
Posyandu yang tersebar disemua Desa dan Dusun. Dari jumlah tersebut 1 (1,75% )
merupakan Posyandu Madya, 55 (96,49%) adalah Posyandu Purnama dan 1 (1,75%)
adalah Posyandu Mandiri. Kegiatan Posyandu ini dilaksanakan rutin setiap Bulan di
semua Posyandu.
Jumlah Desa Siaga ada 11 (100%) yang seluruhnya merupakan Desa Siaga Madya.

B. Tenaga Kesehatan
Jumlah tenaga di Puskesmas Narmada yang tercatat pada tahun 2017 sebanyak 89
orang yang terbagi dalam 59 orang diantaranya adalah PNS, 6 orang tenaga honor
daerah/PTT, 5 orang tenaga Kontrak dan 19 orang tenaga BLUD. Dari jumlah
tersebut jumlah terbanyak adalah tenaga Perawat yang berjumlah 22 orang atau
sekitar 24,72% dari seluruh tenaga Puskesmas, termasuk Puskesmas Pembantu.
Selanjutnya tenaga Bidan berjumlah 20 orang atau 22,47%, termasuk tenaga Bidan di
Poskesdes yang berjumlah 11 unit.
Bila dilihat dari jumlah dan kualifikasi tenaga kesehatan yang ada kebutuhan tenaga
di Puskesm,as Narmada boleh dikatakan cukup memadai untuk melakukan pelayanan
yang sesuai dengan prosedur yang ada. Hanya saja yang masih menjadi kendala
adalah tenaga administrasi, khususnya administrasi keuangan. Oleh karena
keterbatasan ini maka untuk administrasi keuangan sementara masih dilaksanakan
oleh tenaga fungsional dan lulusan SMU.

C. Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan kesehatan di Puskesmas Narmada didapatkan melalui berbagai sumber
dana diantaranya Bantuan Operasional Kesehatan yang lebih dikenal dengan dana
BOK. BOK merupakan bantuan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dalam
melaksanakan standar pelayanan minimal bidang kesehatan, melalui peningkatan
kinerja Puskesmas dan jaringannya serta Poskesdes dan Posyandu dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif. Dana
yang ada kemudian digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan Puskesmas antara
lain :
1. Upaya kesehatan di Puskesmas yang meliputi
a. Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga Berencana
b. Imunisasi
c. Perbaikan Gizi Masyarakat
d. Promosi Kesehatan
e. Kesehatan Lingkungan
f. Pengendalian Penyakit
2. Kegiatan penunjang upaya kesehatan yang merupakan kegiatan dalam rangka
mendukung upaya kesehatan dan penyelenggaraan manajeman BOK di
Puskesmas. Kegiatan penunjang ini antara lain : kegiatan di Poskesdes dan
Posyandu, pengelolaan administrasi BOK, rapat koordinasi dengan lintas sector,
tokoh masyarakat, tokoh agama, kader kesehatan, dan sebagainya.
3. Manajemen Puskesmas yang mencakup :
a. Perencanaan tingkat Puskesmas (P1)
b. Penggerakan Pelaksanaan (P2) melalui Lokakarya Mini Puskesmas
c. Pengawasan, Pengendalian, Penilaian (P3)

KESIMPULAN
1. Keadaan Sarana Kesehatan
Secara fisik kondisi bangunan Puskesmas dan jaringannya, baik Puskesmas
Pembantu yang berjumlah 4 dan Poskesdes yang berjumlah 11 dalam kondisi yang
sangat baik dan cukup representative sebagai tempat pelayanan.

2. Tenaga
Dilihat dari jumlah dan kualifikasi tenaga yang ada maka boleh dikatakan cukup
memadai, hanya tenaga administrasi keuangan yang tampaknya perlu mendapat
perhatian sehingga tidak dirangkap oleh tenaga fungsional.

3. Pelayanan Kesehatan Masyarakat


Dilihat dari pemanfaatan sarana kesehatan, kunjungan Puskesmas Narmada tahun
2017 hanya mencapai 24.263 atau sekitar 50.55%, dimana terjadi penurunan yang
sangat signifikan dibanding tahun 2016 yang mencapai 107,5% yang artinya bahwa
keberadaan Puskesmas belum dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat. Hal ini
kemungkinan disebabkab oleh pindahnya lokasi Puskesmas ke daerah yang tidak
dilalui oleh transportasi umum dan masih kurangnya sosialisasi disamping adanya
Rumah Sakit Pratama Awet Muda yang menempati lokasi Puskesmas sebelumnya.
Demikian pula halnya dengan cakupan program-program yang dilaksanakan oleh
Puskesmas yang juga tidak mencapai target yang telah ditetapkan dan disepakati.
Untuk program kesehatan ibu, hampir semua target yang ditetapkan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Lombok Barat belum mencapai target. Untuk program Gizi
yang perlu mendapat perhatian adalah penimbangan Balita (D/S), cakupan N/D yang
masih dibawah 80%, Balita BGM yang masih cukup banyak serta cakupan konsumsi
garam beryodium. Dan untuk program TB Paru adalah penemuan BTA (+).

4. Bina Kesehatan Masyarakat


Sepanjang tahun 2017 juga tidak ada dilaporkan adanya kematian ibu.
Jumlah Bayi yang mendapat ASI Eklusif sangat baik yakni mencapai 86,4% dari
perkiraan jumlah Bayi yang ada.
Penjaringan kesehatan untuk anak Sekolah Dasar dan setingkat telah mencapai 100%
dari seluruh siswa kelas 1 yang ada di wilayah kerja Puskesmas, sedangkan pelayanan
kesehatan pada usia lanjut baru mencapai 32,25% dari jumlah orang usia lanjut.
Jumlah rumah tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) telah mencapai
79% sedangkan prosentase Rumah Sehat telah mencapai 69,26%. Sedangkan
penduduk dengan akses sanitasi yang layak mencapai 94,17%.

5. Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan


Kasus-kasus penyakit menular dapat dikendalikan pada capaian indicator/standar
pelayanan yang telah ditetapkan. Untuk kasus Demam Berdarah, hanya
ditemukan/dilaporkan hanya terdapat 2 kasus di satu desa, jadi terjadi penurunan
jumlah kasus dan lokasi yang sangat baik dalam pengendaliannya. Demikian pula
halnya dengan timbulnya penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi,
tidak pernah dilaporkan adanya kasus. Hal ini sejalan dengan hasil cakupan imunisasi
yang sudah sangat baik dimana cakupan UCI Desa mencapai 100% dan cakupan
Imunisasi Dasar Lengkap yang juga mencapai 106,55%.

6. Pendanaan Pelaksanaan Program


Proses penyusunan perencanaan di Puskesmas sejak tahun 2005 telah menggunakan
perencanaan terpadu yang disebut dengan Integrated Health Planning and Budgeting
(IHPB) dengan berdasarkan analisa masalah. Kegiatan ini kemudian
didokumentasikan dalam Rencana Usulan Kegiatan (RUK).
Proses penganggaran dilakukan berdasarkan menu prioritas program dalam rencana
kerja tersebut.
Pelaksanaan Sistim Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) yang dirintis sejak tahun
2005 dan mulai berjalan sejak tahun 2008 memberikan kontribusi dalam hal
penyediaan data dan informasi untuk kepentingan pelaporan dan perencanaan di
tingkat Puskesmas.

You might also like