You are on page 1of 6

AMPEROMETRI DAN APLIKASINYA

PENDAHULUAN

Amperometri atau voltametri merupakan metoda analisis yang berkembang pesat dibanding
metode analisis yang lain. Hal ini dikarenakan kelebihannya dalam sensitivitas, selektifitas, juga
sederhana alatnya dan mudah penganalisisannya.Amperometri atau voltametri cara kerjanya
didasarkan pada pengukuran arus sebagai fungsi dari potensial yang aplikasi (applied potential) pada
saat terjadi polarisasi pada indicator elektroda atau elektroda kerja (working electrode).
Berbeda dengan potensiometri yang analisisnya berdasarkan pengukuran potensial dilakukan pada
saat arus nol dan tidak terjadi polarisasi.Amperometri atau voltametri berkembang pesat setelah
adanya penemuan polarografi oleh Jaroslav Heyrovsky pada tahun 1920 an.Dimana Jaroslav
Heyrovsky mendapat hadiah nobel atas penemuannya tersebut ditahun 1957.
Pada saat sekarang banyak jenis dari amperometri atau voltametri yang telah ditemukan.Antara lain
voltametri yang merupakan analisis dalam ukuran mikroskala dengan menggunakan mikro elektroda
kerja,disebut juga dengan teknik arus voltase .Potensial dari mikro elektroda kerja divariasikan dan
arus yang dihasilkan dicetak sebagai fungsi dari potensial yang disebut voltamograf di temukan oleh
Christian, 1994.
Kemudian elektroda merkurium tetes (D.M.E) disebut sebagai polarografi (Bassett,J,1984). Lalu
diikuti dengan siklik voltametri yang merupakan tehnik pengukuran potensial dari awal sampai akhir
dan kembali lagi ke awal yang disebut dengan penyapuan (scanning) dari katodik menuju anodic dan
sebaliknya (Khopkar, 1985).Metode yang berdasarkan voltametri yang dikatakan polarograpi bila
elektrodanya terpolarisasi adalah elektroda merkuri atau Drpping Mercury electrode (D.M.E)
digunakan untuk menentukan komposisi dan analisis kuantitatif dari larutan.

ISI
Amperometri atau voltametri mempunyai persamaan dengan potensiometri,yaitu mempunyai
elektroda kerja, dan elektroda pembanding.Bedanya pada voltametri ditambah dengan sebuah
elektoda yaitu elektroda pembantu (auxiliary electrode) sehingga voltameter mempunyai 3 buah
elektroda pada amperometer elektroda pembanding yang mempunyai potensial yang sudah tetap
sehingga kelebihan arus ditangkap oleh elektroda pembantu.Ada beberapa teknik voltametri yang
sering digunakan antara lain :
a. Polarografi.
Polarografi adalah suatu bentuk elektrolisis dimana elektroda kerjanya berupa suatu elektroda
merkuri tetes dan digunakan untuk kurva arus voltase (voltamogram).Aplikasi dari polarografi ini
dapat digunakan pada penentuan kualitatif dan kuantitatif.Polarografi yang sekarang ini secara luas
untuk analisis ion-ion logam dan anion-anion anorganik, seperti IO dan NO. Gugus fungsi senyawa
organic yang mudah teroksidasi atau tereduksi juga dapat dianalisis dengan polarografi. Gugus
fungsi yang digunakan meliputi karbonil, asam karboksilat, dan senyawa karbon yang memiliki ikatan
rangkap (David, 2000).Suatu polarografi manual dapat dengan mudah dibuat dilaboratorium
berdasarkan rangkaian listrik. Selain itu aplikasi dari polarografi untuk penentuan kualitatif dan
kuantitatif pada senyawa organic, anorganik dan sampel biologi.

b. Stripping Voltametri
Salah satu dari teknik voltametri kuantitatif yang lebih penting adalah stripping voltametri, yang
mana terdiri dari 3 teknik yang terkait : anoda, katoda dan absorbs stripping voltametri. Sejak anodic
stripping voltametri ditemukan aplikasinya yang paling luas. Anodik stripping voltametri terdiri dari
dua tahap. Pertama pengontrolan potensial elektrolisis yang mana elektroda kerja, biasanya tetes
merkuri atau lapis tipis merkuri, pada potensial katoda yang cukup untuk melapisi ion logam pada
elektroda. Tahap kedua potensial anoda discan kearah potensial yang lebih posisitif. Ketika potensial
pada elektroda kerja cukup positif analit dilepaskan dari elektroda, larutan di kembalikan dalam
bentuk oksidasi. Arus selama tahap stripping dimonitor sebagai fungsi dari voltamogram yang sama.
Puncak arus yang proporsional pada konsentrasi analit dalam larutan. Anodik strippng voltametri
sangat sensitive pada percobaan yang harus dikontrol dengan hati-hati jika hasilnya ingin akurat dan
tepat.Aplikasi stripping voltametri ini digunakan untuk analisis reduksi atau oksidasi pada sampel
yang potensialnya lebih positif.

c. Siklik voltametri
Biasanya siklik voltametri sangat baik untuk mempelajari senyawa elektroaktif.Siklik voltametri
merupakan teknik voltametri dimana arus diukur selama penyapuan potensial dari potensial awal
sampai potensial akhir dan kembali lagi ke potensial awal, atau disebut penyapuan (scanning) dapat
dibalik kembali setelah reduksi berlangsung. Dimana pada siklik voltametri yang digunakan potensial
elektroda di dalam larutan yang tidak diaduk dan mengukur arus yang dihasilkan. Sedangkan
potensial dalam elektroda kerja dikontrol terhadap referensi elektroda (SCE ata Ag/AgCl). Aplikasi
dari siklik voltametri sekarang ini yang banyak dipakai yaitu : menganalisis kimia organic,
menganalisis elektroanalisis, menganalisis anorganik dan menganalisis biokimia.

d. Titrasi amperometri
Teknik voltametri yang treakhir yang dipertimbangkan adalah amperometri, yang mana potensial
konstan diaplikasikan pada elektroda kerja, dan arus diukur sebagai fungsi waktu. Karena potensial
tidak discan, amperometri tidak meandorong kearah voltamogram.Suatu titrasi volumetric dapat
dilaksanakan dengan mengukur arus difusi setelah tiap penambahan titran. Titrasi yang dilakukan
dengan cara ini dikenal sebagai titrasi amperometri. Dengan mengalirkan setiap perubahan volume
titran terhadap perubahan arus yang teramati maka akan diperoleh kurva yang terdiri atas dua garis
lurus yang merupakan titik perpotongan yang disebut dengan titik ekivalen.Peralatan titrasi: Setiap
alat polarografi dapat digunakan untuk mengikuti titrasi. Temperatur harus diawasi dengan cermat.
Waktu untuk satu kali titrasi sekitar 10 menit. Banyak zat-zat yang dapat dianalisis dengan cara ini.
Kelebihan cara ini adalah :
- Tidak diperlukan langkah untuk mengkalibrasi galvanometer.
- Tegangan yang dapat diberikan cukup teliti (sampai 1/10 volt).
- Tidak ada efek karakteristik dari kapiler
- Tidak diperlukan unit polarisasi
- Elektroda referens dapat dipilih yang nilai potensial elektrodanya sedemikian rupa sehingga
peristiwa reduksinya tidak memerlukan sumber tegangan dari luar
- Untuk tujuan tersebut separuh sel yang sesuai dapat dipilih.
Sensitivitas dapat diperbaiki dengan mennukar DME dengan elektroda platina (Pt) yang berputar,
sebab dengan berputarnya elektroda platina dengan kecepatan konstan, lapisan difusi pada
permukaan elektroda tidak pernah terbentuk. Akibatnya arus residual dapat ditekan. Titrasi
dilakukan dengan hanya menambahkan titran 3 sampai 4 kali sampai muncul arus difusi (berarti
penitrannya yang tereduksi). Ekstrapolasi antara garis lurus yang dibentuk akibat kenaikan arus
sebagai akibat bertambahnya titran terhadap sumbu volume memberikan titik ekivalen.
Titrasi amperometri lebih sering digunakan daripada titrasi potensiometri. Titrasi bi-amperometri
adalah metode titrasi dimana potensial diberikan terhadap dua elektroda inert yang identik seperti
elektroda platina. Metode ini banyak digunakan dalam titrasi Karl Fisher untuk menentukan
kandungan air suatu materi.Selain itu titrasi amperometri dapat digunakan untuk titrasi
pengendapan maupun titrasi pengompleksan. Umumnya hasil diperoleh serta reprodusibel.

KESIMPULAN
Voltametri atau amperometri adalah merupakan poses elektrolisis dalam ukuran mikroskala dengan
menggunakan mikro elektroda kerja, disebut juga teknik arus volatse.Potensial dari mikro elektroda
kerja divariasikan dan arus yang dihasilkan sebagai fungsi dari potensial.Pada voltametri terdapat 3
elektroda yang digunakan yaitu : elektroda kerja, elektroda pembanding, dan elektroda pembantu
(auxillary electrode).Ada empat teknik analisis yang digunakan pada voltametri antara lain :
a. Polarografi
Polarografi adalah suatu bentuk analisis dimana elektroda kerja berupa suatu elektroda merkuri
tetes yang direkam dalam suatu arus voltase (voltamogram). Aplikasi dari polarografi ini digunakan
untuk menganalisis ion-ion logam dan anion-anion anorganik seperti IO dan NO. Juga untuk
menganalisis gugus fungsi senyawa organic seperti karbonil, asam karboksilat dan senyawa karbonil
yang memiliki ikatan rangkap.Sedangkan aplikasi lainnya untuk penentuan kualitatif dan kuantitatif
pada senyawa organic, anorganik dan sampel biologi.

b. Stripping Voltametri
Stripping voltametri adalah teknik voltametri kuantitatif yang terdiri atas tiga teknik yang terkait :
anoda, katoda dan adsorbs stripping voltametri.Anodik stripping voltametri terdiri dari 2 tahap.Dan
selama tahap stripping dimonitor sebagai fungsi dari potensial.Aplikasi stripping voltametri ini
digunakan untuk analisis oksidasi atau reduksidari sampel yang potensialnya lebih positif.

c. Siklik Voltametri
Siklik voltametri merupakan teknik voltametri dimana arus diukur selama penyapuan potensial dari
potensial awal sampai ke potensial akhir dan kembali lagi kepotensial awal, atau disebut juga
penyapuan (scanning) dapat dibalik kembali setelah reduksi berlangsung. Aplikasi dari siklik
voltametri sekarang ini yang banyak dipakai yaitu : menganalisis kimia organic, menganalisis
elektroanalisis, menganalisis anorganik dan menganalisis biokimia.

d. Titrasi Amperometri
Titrasi amperometri adalah suatu analisis dengan mengukur arus difusi setelah tiap penambahan
titran.Kelebihan titrasi amperometri yaitu :

- Tidak diperlukan langkah untuk mengkalibrasi galvanometer.


- Tegangan yang dapat diberikan cukup teliti (sampai 1/10 volt).
- Tidak ada efek karakteristik dari kapiler
- Tidak diperlukan unit polarisasi
- Elektroda referens dapat dipilih yang nilai potensial elektrodanya sedemikian rupa sehingga
peristiwa reduksinya tidak memerlukan sumber tegangan dari luar
- Untuk tujuan tersebut separuh sel yang sesuai dapat dipilih.

voltametri

Voltametri merupakan elektrolisis dalam ukuran mikroskala dengan menggunakan mikro


elektroda kerja, disebut juga teknik arus voltase. Potensial dari mikro elektroda kerja
divariasikan dan arus yang dihasilkan dicetak sebagai fungsi dari poetnsial. Hasil cetakan ini
disebut voltamograf (Christian, 1994).
Voltametri mempelajari hubungan voltase arus-waktu selama elektrolisis dilakukan dalam
suatu sel, di mana suatu elektroda mempunyai luas permukaan yang relative besar, dan
elektroda yang lain (elektroda kerja) mempunyai luas permukaan yang sangat kecil dan
seringkali dirujuk sebagai mikroelektroda: lazimnya teknik ini mencakup pengkajian
pengaruh perubahan voltase pada arus yang mengalir di dalam sel. Mikroelektroda ini
biasanya dibuat dari bahan tak reaktif yang menghantar listrik seperti emas, platinum atau
karbon, dan dalam beberapa keadaan dapat digunakan suatu elektroda merkurium tetes
(D.M.E); untuk kasus istimewa ini teknik itu dirujuk sebagai polarografi (Bassett, J.,1994).
Voltametri merupakan metoda elektrokimia yang mengamati perubahan arus dan potensial.
Potensial divariasikan secara sistematis sehingga zat kimia tersebut, mengalami oksidasi dan
reduksi dipermukaan elektroda. Dalam voltametri, salah satu elektroda pada sel elektrolitnya
terpolarisasi. Penelahan pada sistem tersebut diikuti dengan kurva arus tegangan. Metode ini
umum digunakan untuk menentukan komposisi dan analisis kuantitatif larutan.
Dalam sistem voltametri ada yang disebut dengan siklik voltametri. Voltametri ini merupakan
tehnik voltametri dimana arus diukur selama penyapuan potensial dari potensial awal ke
potensial akhir dan kembali lagi potensial awal atau disebut juga penyapuan (scanning) dapat
dibalik kembali setelah reduksi berlangsung. Dengan demikian arus katodik maupun anodik
dapat terukur. Arus katodik adalah arus yang digunakan pada saat penyapuan dari arus yang
paling besar menuju arus yang paling kecil dan arus anodik adalah sebaliknya (Khopkar,
1985).
Sel voltametri, terdiri dari 3 elektroda yaitu elektroda pembanding, elektroda kerja, dan
elektroda pembantu. Elektroda kerja pada voltametri tidak bereaksi, akan tetapi merespon
elektroda aktif apa saja yang ada dalam sampel. Pemilihan elektroda bergantung pada
besarnya range potensial yang diinginkan untuk menguji sampel (Ewing, 1975).
Voltametri sama halnya dengan potensiometer, yaitu mempunyai elektroda kerja dan
elektroda pembanding, bedanya pada voltametri ditambah dengan sebuah elektroda yaitu
elektroda pembantu (auxillary electrode) sehingga voltameter mempunyai 3 buah elektroda
pada amperometer elektroda pembanding yang mempunyai potensial yang sudah tetap
sehingga kelebihan arus ditangkap oleh elektroda pembantu.
Salah satu elektrodanya adalah elektroda merkuri/dropping mercury elektroda (DME) yang
bertindak sebagai elektroda kerja. Elektroda pasangannya adalah elektroda kalomel jenuh
(SCE) yang bertindak sebagai elektroda pembanding. SCE ini dapat juga digantikan oleh
reservoir merkuri (Pungor,1995).

TEKNIK VOLTAMETRI

a. Polarografi
Polarografi adalah suatu bentuk elektrolisis dalam mana elektroda kerja berupa suatu
elektroda yang istimewa, sutau elektroda merkuri tetes, dan dalam mana direkam suatu kurva
arus voltase (voltammogram). Seperti yang digunakan oleh kebanyakan pengarang, istilah
polarografi adalah suatu kasus istimewa daripada voltametri dalam mana mikroelektrodanya
adalah merkurium tetes. Karena sifat –sifat istimewa elektroda ini, polarografi jauh lebih
meluas penggunaanya dibandingkan voltametri yang menggunakan mikroelektroda lain
(Underwood, 1996).
Polarogarfi digunakan secara luas untuk analisis ion –ion logam dan anion –anion anorganik,
seperti IO dan NO . Gugus fungsi senyawa organik yang mudah teroksidasi atau tereduksi
juga dipelajari dalam polarogarfi. Gugus fungsi yang digunakan meliputi karbonil, asam
karboksilat, dan senyawa karbon yang memiliki ikatan rangkap (David, 2000).
b. Hydrodynamic Voltametri
Arus pada hydrodynamic voltametri diukur sebagai fungsi dari aplikasi potensial pada
elektroda kerja. Profil potensial yang sama digunakan untuk polarografi, seperti sebuah
pengamatan linear atau pulsa diferensial, digunakan dalam hydrodynamic voltametri. Hasil
voltamogram yang identik untuk polarografi, kecuali untuk kekurangan arus menghasilkan
osilasi dari penambahan tetes merkuri. Karena hydrodynamic voltametri tidak dibatasi untuk
elektroda Hg, hydrodynamic voltametri bermanfaat untuk analisis reduksi atau oksidasi pada
potensial yang lebih positif.
c. Stripping Voltametri
Salah satu dari teknik voltametri kuantitatif yang lebih penting adalah stripping voltametri,
yang mana terdiri atas tiga teknik yang terkait : anoda, katoda, dan adsorpsi stripping
voltametri. Sejak anodic stripping voltametri ditemukan aplikasi paling luas, kita
mempertimbangkannya secara detail. Anodic stripping voltametri terdiri dari dua tahap
(Gambar 2.4). Pertama pengontrolan potensial elektrolisis yang mana elektroda kerja,
biasanya tetes merkuri atau lapis tipis merkuri, pada potensial katoda yang cukup untuk
melapisi ion logam pada elektroda.
Tahap kedua, potensial anoda di scan kearah potensial yang lebih positif. Ketika potensial
pada elektroda kerja cukup positif analit dilepaskan dari elektroda, larutan dikembalikan
dalam bentuk oksidasi.
Cu(Hg) Cu (aq) + 2e
Arus selama tahap stripping dimonitor sebagai fungsi dari potensial, memberikan bentuk
kenaikan pada puncak voltammogram yang sama ditunjukkan pada Gambar 2.4. Puncak arus
yang proporsional pada konsentrasi analit dalam larutan. Anodic stripping voltametri sangat
sensitif pada percobaan, yang mana harus dikontrol dengan hati–hati jika hasilnya ingin
akurat dan tepat.

Gambar 2.4. Signal potensial eksitasi dan voltammogram untuk stripping voltametri pada
elektroda tetes merkuri.

d. Amperometri
Teknik voltametri terakhir yang dipertimbangkan adalah amperometri, yang mana potensial
konstan diaplikasikan pada elektroda kerja, dan arus diukur sebagai fungsi waktu Karena
potensial tidak discan, amperometri tidak mendorong kearah voltammogram.

Gambar 2.5. Sensor amperometri Clark untuk penentuan O2 yang terlarut.

Aplikasi yang penting dari amperometri adalah dalam kontruksi sensor kimia. Sensor
amperometri yang pertama dikembangkan untuk melarutkan O dalam darah, yang mana
dikembangkan pada 1956 oleh L.C. Clark. Bentuk dari sensor amperometri ditunjukkan pada
Gambar 2.5 dan sama dengan elektroda membran pada potensiometri. Contoh lain pada
sensor amperometri adalah sensor glukosa (David, 2000).

You might also like