You are on page 1of 24

MAKALAH INSTRUMEN

SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

Di susun oleh :

Buvia Laelatul Hasanah

4 Kimia Analis 2

06/8821

SMK N 1 (STM PEMBANGUNAN) TEMANGGUNG

Jl. Kadar Maron No.104, Sidorejo, Kec. Temanggung, Kabupaten Temanggung, Jawa
Tengah 56221

Tahun ajaran 2017/2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Temanggung, 09 Januari 2018

Buvia Laelatul Hasanah


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada


pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada
panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi
difraksi dengan detektor fototube. Benda bercahaya seperti matahari atau bohlam
listrik memancarkan spektrum yang lebar terdiri atas panjang gelombang. Panjang
gelombang yang dikaitkan dengan cahaya tampak itu mampu mempengaruhi selaput
pelangi mata manusia dan karenanya menimbulkan kesan subyektif akan ketampakan
(vision). Dalam analisis secara spektrofotometri terdapat tiga daerah panjang
gelombang elektromagnetik yang digunakan, yaitu daerah UV (200 – 380 nm),
daerah visible (380 – 700 nm), daerah inframerah (700 – 3000 nm) (Khopkar 1990).

Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang


digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan
kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Sedangkan
peralatan yang digunakan dalam spektrofometri disebut spektrofotometer. Cahaya
yang dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi
dapat berupa atom dan molekul namun yang lebih berperan adalah elektron yang ada
pada atom ataupun molekul yang bersangkutan.

Para kimiawan telah lama menggunakan bantuan warna sebagai bantuan


dalam mengenali zat-zat kimia. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai suatu
perluasan pemeriksaan visual yang dengan studi lebih mendalam dari absorpsi energi
radiasi oleh macam-macam zat kimia memperkenankan dilakukannya pengukuran
ciri-ciri serta kuantitatifnya dengan ketelitian lebih besar.

B. Rumusan masalah
 Latar belakang tentang alat dan kegunaan Spektrofotometer Uv-Vis
 Hukum yang mendasari prinsip kerja Spektrofotometer Uv-Vis
 Komponen Spektrofotometer Uv-Vis dan kegunaannya
 Gambar bagan Spektrofotometer Uv-Vis dan keterangan komponen-
komponen Spektrofotometer Uv-Vis
 dan kelemahan Spektrofotometer Uv-Vis

C. Tujuan
 Mengetahui Komponen Spektrofotometer UV/VIS.
 Mengetahui Fungsi dari Bagian-Bagian Spektrofotometer UV/VIS.
 Mengetahui Keuntungan Analisis Secara Spektrofotometer UV/VIS
BAB II

ISI

A. Sejarah spektrofotometer UV-VIS

Absorbansi cahaya oleh bahan pertama kali dieksplorasi oleh ahli Matematika
Jerman Johann Heinrich Lambert (1728-1777) yang menemukan bahwa untuk radiasi
monokromatik (dalam radiasi praktek pita sempit) jumlah cahaya yang diserap adalah
berbanding lurus dengan panjang jalur cahaya itu melalui material dan tidak
tergantung dari intensitas cahaya. Astronom Jerman Wilhelm Beer (1797-1850)
memperluas pekerjaan ini dan menemukan bahwa, untuk larutan encer, ada hubungan
linier antara konsentrasi analit dan absorbansi.

Digunakan analisis fluoresensi untuk mendeteksi kina dalam darah dan


jaringan lain. Pengenalan spektrofotometer komersial UV pertama, oleh Arnold O.
Beckman (1900-2004), Namun, kelompok-kelompok seperti yang dipimpin oleh
Bernand B. Brodie (1907-1989) melanjutkan untuk menggunakan instrumen untuk
mengembangkan kuantitatif. Brodie mendirikan beberapa aturan dasar untuk sukses
meansurement obat dan racun lainnya dalam spesimen biologi, banyak yang masih
berlaku hari ini.

Kali ini dalam obat antimaterials, juga mendorong kemajuan di


spektrophotofluorimetry. Brodie dan Sidney Udenfriend (1918-2001) menggunakan
fluorimeter Coleman sederhana filter untuk mengukur quinacrine dalam plasma, tetapi
jelas bahwa jika panjang gelombang eksitasi dapat bervariasi banyak molekul lebih
dapat dianalisis menggunakan teknik ini. Robert L. Bowman (1916-1995)
mengembangkan spectrophotofluorimeter monokromator pertama ganda, yang
dengan kolaborasi dari Perusahaan Instrumen Amerika, dipamerkan pada Konferensi
1956 Tickets Pittburgh sebagai AMINO-Bowman SPF.

Di pertengahan abad ke-19, kimiawan Jerman Robert Wilhelm Bunsen (1811-


1899) fisikawan Jerman Gustav Robert Kirchhoff (1824- 1887) bekerjasama
mengembangkan spektrometer menemukan 2 unsur baru: rubidium dan cesium.

Yang digunakan banyak kimiawan untuk menemukan unsur baru.Kemudian


alat ini digunakan banyak kimiawan untuk menemukan unsur baru semacam galium,
indium dan unsur-unsur tanah jarang. Spektroskopi telah memainkan peran penting
dalam penemuan gas-gas mulia. Spektrofotometer terdiri atas sumber sinar, prisma,
sel sampel, detektor pencatat. Fungsi prisma adalah untuk memisahkan sinar
polikromatis di sumber cahaya menjadi sinar kromatis. Penggunaan spektroskopi
sebagai sarana penentuan struktur senyawa memiliki sejarah yang panjang. Reaksi
nyala yang populer berdasarkan prinsip yang sama dengan spektroskopi.

B. Kegunaan spektrofotometer UV-VIS

Kegunaan dari spektrofotometer UV/VIS adalah untuk mengukur


transmitansi, reflektansi dan absorbsi dari cuplikan sebagai fungsi dari panjang
gelombang. Spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi cahaya secara relatif
jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari
panjang gelombang. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum sinar
tampak yang sinambung dan monokromatis. Sel pengabsorbsi untuk mengukur
perbedaan absorbsi antara cuplikan dengan blanko atau pun pembanding

C. Hukum yang mendasari spektrofotometer UV-VIS

Hukum Lambert-Beer (Beer`s law) adalah hubungan linearitas antara absorban


dengan konsentrasi larutan sampel. Konsentrasi dari sampel di dalam larutan bisa
ditentukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu dengan
menggunakan hukum Lambert-Beer.

Biasanya hukum Lambert-Beer ditulis dengan:

A= a . b . c atau A = ε . b . c

dimana:
A = absorbansi
b atau terkadang digunakan l = tebal larutan (tebal kuvet diperhitungkan juga
umumnya 1 cm)
c = konsentrasi larutan yang diukur
ε = tetapan absorptivitas molar (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam molar)
a = tetapan absorptivitas (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam ppm).
Menurut Dachriyanus (2004), Hukum Lambert-Beer terbatas karena sifat kimia dan
faktor instrumen. Penyebab non linearitas ini adalah:

· Deviasi koefisien ekstingsi pada konsentrasi tinggi (>0,01 M), yang disebabkan
oleh interaksi elektrostatik antara molekul karena jaraknya yang terlalu dekat.

· Hamburan cahaya karena adanya partikel dalam sampel.

· Flouresensi atau fosforesensi sampel.

· Berubahnya indeks bias pada konsentrasi yang tinggi.

· Pergeseran kesetimbangan kimia sebagai fungsi dari konsentrasi.

· Radiasi non-monokromatik; deviasi bisa digunakan dengan menggunakan


bagian datar pada absorban yaitu pada panjang gelombang maksimum.

· Kehilangan cahaya.

D. Analisis sampel spektrofotometer UV-VIS

Spektrofotometer UV-VIS dapat digunakan untuk :

a. Analisis Kualitatif

Penggunaan alat ini dalam analisis kuantitatif sedikit terbatas sebab spektrum
sinar tampak atau sinar UV menghasilkan puncak-puncak serapan yang lebar
sehingga dapat disimpulkan bahwa spektrum yang dihasilkan kurang menunjukan
puncak-punca serapan. Namun, walaupun puncak yang dihasilkan bebentuk lebar,
puncak tersebut masih dapat digunakan untuk memperoleh keterangan ada atau
tidaknya gugus fungsional tertentu dalam suatu molekul organic.

b. Analisis Kuantitatif

Penggunaan sinar UV dalam analisis kuantitatif memberikan beberapa


keuntungan, diantaranya ;

· Dapat digunakan secara luas

· Memiliki kepekaan tinggi


· Keselektifannya cukup baik dan terkadang tinggi

· Ketelitian tinggi

· Tidak rumit dan cepat

Adapun langkah-langkah utama dalam analisis kuantitatif adalah ;

• Pembentukan warna ( untuk zat yang yang tak berwarna atau warnanya kurang
kuat ),

• Penentuan panjang gelombang maksimum,

• Pembuatan kurva kalibrasi,

• Pengukuran konsentrasi sampel.

Radiasi ultraviolet memiliki panjang gelombang kurang dari 200 nm


adalahsulit untuk menangani, dan jarang digunakan sebagai alat rutin untuk analisis
struktural.

Energi yang disebutkan diatas adalah cukup untuk mempromosikan atau


merangsang elektron molekul ke energi orbital yang lebih tinggi. Akibatnya,
penyerapan spektroskopi dilakukan di wilayah ini kadang disebut "spektroskopi
elektronik".

Panjang gelombang cahaya UV-VIS jauh lebih pendek daripada panjang


gelombang radiasi inframerah. Spektrum sinar tampak terentang dari sekitar 400 nm
(ungu) sampai 750 nm (merah), sedangkan spektrum ultraviolet terentang dari 100 nm
sampai 400 nm. Kuantitas energi yang diserap oleh suatu senyawa berbanding
terbalik dengan panjang gelombang radiasi :
· Violet : 400 - 420 nm

· Indigo : 420 - 440 nm

· Biru : 440-490 nm

· Hijau : 490-570 nm

· Kuning: 570-585 nm

· Oranye: 585-620 nm

· Merah : 620-780 nm

Analisis ini dapat digunakan yakni dengan penentuan absorbansi dari


larutan sampel yang diukur.
Penyebab kesalahan sistematik yang sering terjadi dalam analisis
menggunakan spektrofotometer adalah:

a. Serapan oleh pelarut

Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan blangko, yaitu larutan yang berisi matrik
selain komponen yang akan dianalisis.

b. Serapan oleh kuvet

Kuvet yang biasa digunakan adalah dari bahan gelas atau kuarsa. Dibandingkan

dengan kuvet dari bahan gelas, kuvet kuarsa memberikan kualitas yang lebih baik,

namun tentu saja harganya jauh lebih mahal. Serapan oleh kuvet ini diatasi dengan
penggunaan jenis, ukuran, dan bahan kuvet yang sama untuk tempat blangko dan
sampel.

c. Kesalahan fotometrik normal

Pada pengukuran dengan absorbansi sangat rendah atau sangat tinggi, hal ini dapat
diatur dengan pengaturan konsentrasi, sesuai dengan kisaran sensitivitas dari alat yang
digunakan. (melalui pengenceran atau pemekatan) Sama seperti pHmeter, untuk
mengatasi kesalahan pada pemakaian spektrofotometer UV-VIS maka perlu dilakukan
kalibrasi. Kalibrasi dalam spektrofotometer UV-VIS dilakukan dengan menggunakan
blangko:

Setting nilai absorbansi = 0

Setting nilai transmitansi = 100 %

Penentuan kalibrasi dilakukan dengan mengikuti prosedur sebagai berikut:

a. Dilakukan dengan larutan blangko (berisi pelarut murni yang digunakan dalam
sampel) dengan kuvet yang sama.

b. Setiap perubahan panjang gelombang diusahakan dilakukan proses kalibrasi.


c. Proses kalibrasi pada pengukuran dalam waktu yang lama untuk satu macam
panjang gelombang, dilakukan secara periodik selang waktu per 30 menit. Dengan
adanya proses kalibrasi pada spektrofotometer UV-VIS ini maka akan membantu
pemakai untuk memperoleh hasil yang akurat dan presisi.

E. Cara kerja spektrofotometer

Spektrum elektromagnetik terdiri dari urutan gelombang dengan sifat-sifat


yang berbeda. Kawasan gelombang penting di dalam penelitian biokimia adalah ultra
lembayung (UV, 180-350 nm) dan tampak (VIS, 350-800 nm). Cahaya di dalam
kawasan ini mempunyai energi yang cukup untuk mengeluarkan elektron valensi di
dalam molekul tersebut

Penyerapan sinar UV-Vis dibatasi pada sejumlah gugus fungsional atau gugus
kromofor yang mengandung elektron valensi dengan tingkat eksutasi rendah. Tiga
jenis elektron yang terlibat adalah sigma, phi, dan elektron bebas. Kromofor-kromofor
organik seperto karbonil, alkena, azo, nitrat, dan karboksil mampu menyerap sinar
ultraviolet dan sinar tampak. Panjang gelombang maksimumnya dapat berubah sesuai
dengan pelarut yang digunakan. Auksokrom adalah gugus fungsional yang
mempunyai elektron bebas nseperti hidroksil, metoksi, dan amina. Terkaitnya gugus
kromofor akan mengakibatkan pergeseran pita absorpsi menuju ke panjang
gelombang yang lebih besar dan disertai dengan peningkatan intensitas

Ketika cahaya melewati suatu larutan biomolekul, terjadi dua kemungkinan.


Kemungkinan pertama adalah cahaya ditangkap dan kemungkinan kedua adalah
cahaya discattering. Bila energi dari cahaya (foton) harus sesuai dengan perbedaan
energi dasar dan energi eksitasi dari molekul tersebut. Proses inilah yang menjadi
dasar pengukuran absorbansi dalam spektrofotometer .

Cara kerja spektrofotometer dimulai dengan dihasilkannya cahaya


monokromatik dari sumber sinar. Cahaya tersebut kemudian menuju ke kuvet (tempat
sampel/sel). Banyaknya cahaya yang diteruskan maupun yang diserap oleh larutan
akan dibaca oleh detektor yang kemudian menyampaikan ke layar pembaca.

Larutan yang akan diamati melalui spektrofotometer harus memiliki warna tertentu.
Hal ini dilakukan supaya zat di dalam larutan lebih mudah menyerap energi cahaya
yang diberikan. Secara kuantitatif, besarnya energi yang diserap oleh zat akan identik
dengan jumlah zat di dalam larutan tersebut. Secara kualitatif, panjang gelombang
dimana energi dapat diserap akan menunjukkan jenis zatnya.

F. Penyerapan sinar ultraviolet dan sinar tampak oleh molekul

Penyerapan sinar tampak atau ultraviolet oleh suatu molekul dapat


menyebabkan terjadinya eksitasi molekul tersebut dari tingkat energi dasar (ground
state) ke tingkat energi yang lebih tinggi (excited stated). Proses ini melalui dua tahap
:

tahap 1 : M + hv à M*

tahap 2 : M* à M + heat

Pengabsorbsian sinar ultraviolet atau sinar tampak oleh suatu molekul


umumnya menghasilkan eksitasi bonding; akibatnya, panjang gelombang absorbsi

maksimum dapat dikorelasikan dengan jenis ikatan yang ada didalam molekul yang
sedang diselidiki. Oleh karena itu, spektroskopi serapan berharga untuk

mengidentifikasi gugus-gugus fungsional yang ada dalam suatu molekul. Akan tetapi,

yang lebih penting adalah penggunaan spektroskopi serapan ultra violet dan sinar
tampak untuk penentuan kuantitatif senyawa-senyawa yang mengandung gugus
pengabsorbsi.

Ada tiga macam proses penyerapan energy ultraviolet dan sinar tampak yaitu:

1. Penyerapan oleh transisi electron ikatan dan electron anti ikatan ( electron sigma
(σ) ,elektron phi(π),dan electron yang tidak berikatan atau non bonding electron (n) )

Zat pengabsorbsi yang mengandung elektron σ , π, dan n meliputi molekul/ion


organik juga sejumlah anion anorganik. Semua senyawa organik mampu
mengabsorbsi cahaya, sebab senyawa organik mengandung elektron valensi yang
dapat dieksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi. Energi eksitasi untuk elektron
pembentuk ikatan tunggal adalah cukup tinggi sehingga pengabsorbsiannya terbatas
pada daerah ultraviolet vakum (λ<185), dimana komponen-komponen atmosfer
jugamengabsorbsi secara kuat. Oleh karena itu percobaan dengan sinar ultraviolet
vakum ini sulit dilakukan. Akibatnya, penyelidikan spektroskopi senyawa-senyawa
organik dilakukan pada daerah panjang gelombangnya lebih besar dari 185nm.
Pengabsorbsian sinar ultraviolet dan sinar tampak, yang panjang gelombangnya lebih
besar, terbatas pada sejumlah gugus fungsional ( chromophore) yang mengandung
elektron valensi dengan energi eksitasi rendah.

2. Penyerapan yang melibatkan electron d dan f

Kebanyakan ion-ion logam transisi mengabsorbbsi radiasi didaerah spektrum


ultraviolet atau sinar tampak. Untuk deret lantanida dan aktinida, proses
pengabsorbsian menyebabkan transisi elektron 4f dan 5f. sedangkan untuk deret
pertama dan kedua logam transisi menyebabkantransisi elektron 3d dan 4d.

a. Absorbsi oleh deret pertama dan kedua logam transisi ( orbital d)

Ion-ion dan kompleks-kompleks dari 18 unsur transisi deret pertama dan kedua
cenderung mengabsorbsi sinar tampak. Berbeda dengan unsur-unsur aktinida dan
lantanida, unsur-unsur transisi ini sering mempunyai pita absorbsi yang melebar (
gambar 2) dan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan . Salah satu contoh unsur
transisi blok 3d yang berwarna yaitu Mn7+ dalam senyawa KmnO4.

b. Absorpsi oleh ion-ion lantanida dan aktinida ( orbital f)

Berbeda dengan sifat kebanyakan pengabsorbsi anorganik dan pengabsorpsi organik,


spektra ion-ion lantanida dan aktinida meruncing, jelas dan khas, yang sedikit
dipengaruhi oleh jenis ligan yang bergabung dengan ion logam tersebut (gambar 3).
Hal ini disebabkan karena orbital-orbital dalam dihalangi oleh pengaruh luar elektron-
elektron yang menempati bilangan kuantum utama yang lebih tinggi.

3. Penyerapan oleh perpindahan muatan


Zat-zat yang menunjukan absorbsi perpindahan muatan sangat penting, karena
absorbtivitas molarnya sangat besar (εmak>10.000). hal ini meningkatkan
kesensitipan pendekatan dan penentuan zat-zat pengabsorbsi. Beberapa kompleks
anorganik memperlihatkan absorbsi perpindahan muatan dan karenanya disebut
komplek pperpindahan muatan . Salah satu contohnya yaitu reaksi antara ion besi(II)
dengan senyawa 5-nitro-6-amino-1,10-phenanthrolinemembentuk senyawa
kompleks Tris(5-nitro-6-amino-1,10-phenanthroline)iron(II). Senyawa kompleks ini
memiliki absorpsi maksimum pada 520 nm dengan absorptivitas molar (ε) sebesar
1,39 x 104.

Suatu komplek memperlihatkan etector perpindahan muatan, jika salah satu


komponennya mempunyai sifat penyumbang etector(electron donor), maka komponen
lain yang bersifat penerima etector(electron acceptor). Umumnya, didalam charge-
transfer komplek yang melibatkan ion logam, logam bertindak

sebagai akseptor etector. Kecuali didalam kompleks besi (II) o-fenantrolin atau
tembaga (I) o-fenantrolin, ligan merupakan akseptor etector dan ion logam sebagai
donoe etector.

Instrumen UV-VIS

Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari


etectorter dan fotometer. Spektrofotometer menghasilkam sinar dari etector dengan
panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya
yang ditransmisikan atau yang diarbsorbsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk
mengukur etect secara etector jika etect tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau
diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Kelebihan spektrofotometer
dibandingkan dengan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat
lebih terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating ataupun
celah optis. Pada fotometer filter, sinar dengan panjang gelombang yang diinginkan
diperoleh dengan berbagai filter dengan berbagai warna yang mempunyai spesifikasi
melewatkan trayek panjang gelombang tertentu. Suatu spektrofotometer tersusun dari
sumber spectrum tampak yang kontinyu, monokromator, sel pengarbsorbsi untuk
larutan sample dan blanko ataupun pembanding.
Spektrofotometer terdiri dari :

· Sumber cahaya.

· Monokromator.

· Kompartemen sampel.

· Detektor dan pengukur intensitas cahaya.

· Skema konstruksi spektrofotometer

Secara sederhana Instrumen spektrofotometri yang disebut spektrofotometer terdiri


dari:

sumber cahaya – monokromator – sel sampel – etector – read out (pembaca).

1. Sumber Cahaya

Sebagai sumber cahaya pada spektrofotometer, haruslah memiliki pancaran radiasi


yang stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber energi cahaya yang biasa untuk daerah
tampak, ultraviolet dekat, dan inframerah dekat adalah sebuah lampu pijar dengan
kawat rambut terbuat dari wolfram (tungsten). Lampu ini mirip dengan bola lampu
pijar biasa, daerah panjang gelombang (l ) adalah 350 – 2200 nanometer (nm).
Di bawah kira-kira 350 nm, keluaran lampu wolfram itu tidak memadai untuk
spektrofotometer dan harus digunakan sumber yang berbeda. Paling lazim adalah
lampu tabung tidak bermuatan (discas) hidrogen (atau deuterium) 175 ke 375 atau 400
nm. Lampu hidrogen atau lampu deuterium digunakan untuk sumber pada daerah
ultraviolet (UV).

2. Monokromator

Monokromator adalah alat yang berfungsi untuk menguraikan cahaya polikromatis


menjadi beberapa komponen panjang gelombang tertentu (monokromatis) yang
bebeda (terdispersi).

Ada 2 macam monokromator yaitu :

A. Prisma

B. Grating (kisi difraksi)


Keuntungan menggunakan kisi difraksi :

· Dispersi sinar merata

· Dispersi lebih baik dengan ukuran pendispersi yang sama

· Dapat digunakan dalam seluruh jangkauan spectrum

Cahaya monokromatis ini dapat dipilih panjang gelombang tertentu yang sesuai untuk
kemudian dilewatkan melalui celah sempit yang disebut slit. Ketelitian dari
monokromator dipengaruhi juga oleh lebar celah (slit width) yang
dipakai. Monokromator berfungsi sebagai penyeleksi panjang gelombang yaitu
mengubah cahaya yang berasal dari sumber sinar polikromatis menjadi cahaya
monokromatis.

3. Sel sampel

Berfungsi sebagai tempat meletakan sampel, UV-VIS menggunakan kuvet sebagai


tempat sampel. Kuvet biasanya terbuat dari kuarsa atau gelas, namun kuvet dari
kuarsa yang terbuat dari silika memiliki kualitas yang lebih baik. Hal ini disebabkan
yang terbuat dari kaca dan plastik dapat menyerap UV sehingga penggunaannya
hanya pada spektrofotometer sinar tampak (VIS). Kuvet biasanya berbentuk persegi
panjang dengan lebar 1 cm. Cuvet harus memenuhi syarat- syarat sebagai berikut :

· Tidak berwarna sehingga dapat mentransmisikan semua cahaya.

· Permukaannya secara optis harus benar- benar sejajar.

· Harus tahan (tidak bereaksi) terhadap bahan- bahan kimia.

· Tidak boleh rapuh.


· Mempunyai bentuk (design) yang sederhana.

4. Detektor

Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan mengubahnya
menjadi arus listrik. Syarat-syarat sebuah detektor :

· Kepekaan yang tinggi

· Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi

· Respon konstan pada berbagai panjang gelombang.

· Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.

· Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi.

Macam-macam detektor :

· Detektor foto (Photo detector)

· Photocell, misalnya CdS.

· Phototube

· Hantaran foto

· Dioda foto

· Detektor panas

5. Read out

merupakan suatu sistem baca yang menangkap besarnya isyarat listrik yang berasal
dari detektor.

Berdasarkan sistem optiknya terdapat 2 jenis spektrofotometer.

a. Spektrofotometer single beam (berkas tunggal)

Pada spektrofotometer ini hanya terdapat satu berkas sinar yang dilewatkan melalui
cuvet. Blanko, larutan standar dan contoh diperiksa secara bergantian

b. Spektrofotometer double beam (berkas ganda)

Pada alat ini sinar dari sumber cahaya dibagi menjadi 2 berkas oleh cermin yang
berputar (chopper).

· Berkas pertama melalui kuvet berisi blanko

· Berkas kedua melalui kuvet berisi standar atau contoh

Blanko dan contoh diperiksa secara bersamaan seperti terlihat pada gambar. Blanko
berguna untuk menstabilkan absorbsi akibat perubahan voltase atau Iodari sumber
cahaya. Dengan adanya blanko dalam alat kita tidak lagi mengontrol titik nolnya pada
waktu-waktu tertentu, hal ini berbeda jika pada single beam.

G. Parameter spektrofotometer UV-VIS

Pada dasarnya, setiap instrumen dalam metode analisis kualitatif maupun


analisis kuantitatif memiliki parameter dalam pengukurannya. Instrumen spektoskopi
UV-VIS memiliki beberapa parameter, yaitu:
1. Resolusi Spektral

Resolusi spektral merupakan kemampuan instrumen untuk membedakan dua atau


lebih panjang gelombang yang berdekatan (hampir sama panjang gelombangnya).

2. Akurasi Panjang Gelombang dan Presisi

Akurasi panjang gelombang dan presisi merupakan hal yang sangat penting untuk
membandingkan hasil pengukuran antara instrumen yang satu dengan yang lainnya.

3. Akurasi Fotometri dan Presisi

Akurasi fotometri dan prisisi meliputi penyimpangan cahaya (stray light), gangguan
(noise), dan penyimpangan (drift).

a. Stray Light

Stray light dapat didefenisikan sebagai cahaya yang terdeteksi karena adanya
panjanng gelombang yang terletak di luar lebar pita (bandwidth) dari panjang
gelombang yang yang dipilih.
Stray light menyebabkan bias negatif dalammenanggapi instrumen dan akhirnya
adalah faktor pembatas untuk absorbansi, dan dengan demikian konsentrasi, yang
dapat diukur (akhirnya

penyimpangan dalam pembacaan data absorbansi

b. Noise

Gangguan ini mempengaruhi ketepatan pengukuran, untuk


satupengukuran, mungkin termasuk kesalahan dalam akurasi juga.

Kesalahan total pada setiap absorbansi adalah jumlah dari kesalahan karena
penyimpangan cahaya dan gangguan(gangguan foton dan gangguan elektronik).

c. Drift

Penyimpangan (drift) pada umumnya merupakan hasil dari variasi


intensitas lampu antarapengukuran. Perubahan elektronik instrumen juga dapat
menyebabkan penyimpangan.
H. Kelebihan dan kelemahan spektrofotometer UV-VIS
 Kelebihan Spektrofotometer UV/VIS
 Panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi
 Caranya sederhana
 Dapat menganalisa larutan dengan konsentrasi yang sangat kecil

 Kekurangan Spektrofotometer UV/VIS


 Absorbsi dipengaruhi oleh pH larutan, suhu dan adanya zat
pengganggu dan kebersihan dari kuvet
 Hanya dapat dipakai pada daerah ultra violet yang panjang gelombang
>185 nm
 Pemakaian hanya pada gugus fungsional yang mengandung elektron
valensi dengan energy eksitasi rendah
 Sinar yang dipakai harus monokromatis
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Spektrofotometri pada UV-VIS adalah suatu metode analisa yang


didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur
larutan berwarna.

2. Kegunaan Spektrofotometri UV-VIS untuk identifikasi senyawa organik


dan cairan berwarna

3. Analisis Spektrofotometri UV-VIS terbagi 2:

Ø Analisis kualitatif

Ø Analisis kuantitatif

4. Kalibrasi digunakan untuk memperoleh hasil yang akurat dan presisi

5. Kromatogram berupa gelombang yang menyatakan (a- λ).


Penentuan kromatogram meliputi :

Ø Senyawa organik yang mengandung elektron σ , π, dan n.

Ø Absorpsi yang melibatkan elektron dari orbital d dan f.

Ø Absorpsi perpindahan muatan (charge transfer electrons)

6. Instrument pada spektroskopi UV-VIS terbagi 2 :

Ø Spektrofotometer single beam (berkas tunggal)

Ø Spektrofotometer double beam (berkas ganda)

7. Parameter instrumen UV-VIS terbagi 3 :

Ø Resolusi Spektral

Ø Akurasi Panjang Gelombang dan Presisi

Ø Akurasi Fotometri dan Presisi


B. Daftar Pustaka
http://ammaazt.blogspot.co.id/2016/02/spektrofotometer-ultra-violet-
visibleuv.html

You might also like