Professional Documents
Culture Documents
SPEKTROFOTOMETER UV-VIS
Di susun oleh :
4 Kimia Analis 2
06/8821
Jl. Kadar Maron No.104, Sidorejo, Kec. Temanggung, Kabupaten Temanggung, Jawa
Tengah 56221
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
Latar belakang tentang alat dan kegunaan Spektrofotometer Uv-Vis
Hukum yang mendasari prinsip kerja Spektrofotometer Uv-Vis
Komponen Spektrofotometer Uv-Vis dan kegunaannya
Gambar bagan Spektrofotometer Uv-Vis dan keterangan komponen-
komponen Spektrofotometer Uv-Vis
dan kelemahan Spektrofotometer Uv-Vis
C. Tujuan
Mengetahui Komponen Spektrofotometer UV/VIS.
Mengetahui Fungsi dari Bagian-Bagian Spektrofotometer UV/VIS.
Mengetahui Keuntungan Analisis Secara Spektrofotometer UV/VIS
BAB II
ISI
Absorbansi cahaya oleh bahan pertama kali dieksplorasi oleh ahli Matematika
Jerman Johann Heinrich Lambert (1728-1777) yang menemukan bahwa untuk radiasi
monokromatik (dalam radiasi praktek pita sempit) jumlah cahaya yang diserap adalah
berbanding lurus dengan panjang jalur cahaya itu melalui material dan tidak
tergantung dari intensitas cahaya. Astronom Jerman Wilhelm Beer (1797-1850)
memperluas pekerjaan ini dan menemukan bahwa, untuk larutan encer, ada hubungan
linier antara konsentrasi analit dan absorbansi.
A= a . b . c atau A = ε . b . c
dimana:
A = absorbansi
b atau terkadang digunakan l = tebal larutan (tebal kuvet diperhitungkan juga
umumnya 1 cm)
c = konsentrasi larutan yang diukur
ε = tetapan absorptivitas molar (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam molar)
a = tetapan absorptivitas (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam ppm).
Menurut Dachriyanus (2004), Hukum Lambert-Beer terbatas karena sifat kimia dan
faktor instrumen. Penyebab non linearitas ini adalah:
· Deviasi koefisien ekstingsi pada konsentrasi tinggi (>0,01 M), yang disebabkan
oleh interaksi elektrostatik antara molekul karena jaraknya yang terlalu dekat.
· Kehilangan cahaya.
a. Analisis Kualitatif
Penggunaan alat ini dalam analisis kuantitatif sedikit terbatas sebab spektrum
sinar tampak atau sinar UV menghasilkan puncak-puncak serapan yang lebar
sehingga dapat disimpulkan bahwa spektrum yang dihasilkan kurang menunjukan
puncak-punca serapan. Namun, walaupun puncak yang dihasilkan bebentuk lebar,
puncak tersebut masih dapat digunakan untuk memperoleh keterangan ada atau
tidaknya gugus fungsional tertentu dalam suatu molekul organic.
b. Analisis Kuantitatif
· Ketelitian tinggi
• Pembentukan warna ( untuk zat yang yang tak berwarna atau warnanya kurang
kuat ),
· Biru : 440-490 nm
· Hijau : 490-570 nm
· Kuning: 570-585 nm
· Oranye: 585-620 nm
· Merah : 620-780 nm
Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan blangko, yaitu larutan yang berisi matrik
selain komponen yang akan dianalisis.
Kuvet yang biasa digunakan adalah dari bahan gelas atau kuarsa. Dibandingkan
dengan kuvet dari bahan gelas, kuvet kuarsa memberikan kualitas yang lebih baik,
namun tentu saja harganya jauh lebih mahal. Serapan oleh kuvet ini diatasi dengan
penggunaan jenis, ukuran, dan bahan kuvet yang sama untuk tempat blangko dan
sampel.
Pada pengukuran dengan absorbansi sangat rendah atau sangat tinggi, hal ini dapat
diatur dengan pengaturan konsentrasi, sesuai dengan kisaran sensitivitas dari alat yang
digunakan. (melalui pengenceran atau pemekatan) Sama seperti pHmeter, untuk
mengatasi kesalahan pada pemakaian spektrofotometer UV-VIS maka perlu dilakukan
kalibrasi. Kalibrasi dalam spektrofotometer UV-VIS dilakukan dengan menggunakan
blangko:
a. Dilakukan dengan larutan blangko (berisi pelarut murni yang digunakan dalam
sampel) dengan kuvet yang sama.
Penyerapan sinar UV-Vis dibatasi pada sejumlah gugus fungsional atau gugus
kromofor yang mengandung elektron valensi dengan tingkat eksutasi rendah. Tiga
jenis elektron yang terlibat adalah sigma, phi, dan elektron bebas. Kromofor-kromofor
organik seperto karbonil, alkena, azo, nitrat, dan karboksil mampu menyerap sinar
ultraviolet dan sinar tampak. Panjang gelombang maksimumnya dapat berubah sesuai
dengan pelarut yang digunakan. Auksokrom adalah gugus fungsional yang
mempunyai elektron bebas nseperti hidroksil, metoksi, dan amina. Terkaitnya gugus
kromofor akan mengakibatkan pergeseran pita absorpsi menuju ke panjang
gelombang yang lebih besar dan disertai dengan peningkatan intensitas
Larutan yang akan diamati melalui spektrofotometer harus memiliki warna tertentu.
Hal ini dilakukan supaya zat di dalam larutan lebih mudah menyerap energi cahaya
yang diberikan. Secara kuantitatif, besarnya energi yang diserap oleh zat akan identik
dengan jumlah zat di dalam larutan tersebut. Secara kualitatif, panjang gelombang
dimana energi dapat diserap akan menunjukkan jenis zatnya.
tahap 1 : M + hv à M*
tahap 2 : M* à M + heat
maksimum dapat dikorelasikan dengan jenis ikatan yang ada didalam molekul yang
sedang diselidiki. Oleh karena itu, spektroskopi serapan berharga untuk
mengidentifikasi gugus-gugus fungsional yang ada dalam suatu molekul. Akan tetapi,
yang lebih penting adalah penggunaan spektroskopi serapan ultra violet dan sinar
tampak untuk penentuan kuantitatif senyawa-senyawa yang mengandung gugus
pengabsorbsi.
Ada tiga macam proses penyerapan energy ultraviolet dan sinar tampak yaitu:
1. Penyerapan oleh transisi electron ikatan dan electron anti ikatan ( electron sigma
(σ) ,elektron phi(π),dan electron yang tidak berikatan atau non bonding electron (n) )
Ion-ion dan kompleks-kompleks dari 18 unsur transisi deret pertama dan kedua
cenderung mengabsorbsi sinar tampak. Berbeda dengan unsur-unsur aktinida dan
lantanida, unsur-unsur transisi ini sering mempunyai pita absorbsi yang melebar (
gambar 2) dan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan . Salah satu contoh unsur
transisi blok 3d yang berwarna yaitu Mn7+ dalam senyawa KmnO4.
sebagai akseptor etector. Kecuali didalam kompleks besi (II) o-fenantrolin atau
tembaga (I) o-fenantrolin, ligan merupakan akseptor etector dan ion logam sebagai
donoe etector.
Instrumen UV-VIS
· Sumber cahaya.
· Monokromator.
· Kompartemen sampel.
1. Sumber Cahaya
2. Monokromator
A. Prisma
Cahaya monokromatis ini dapat dipilih panjang gelombang tertentu yang sesuai untuk
kemudian dilewatkan melalui celah sempit yang disebut slit. Ketelitian dari
monokromator dipengaruhi juga oleh lebar celah (slit width) yang
dipakai. Monokromator berfungsi sebagai penyeleksi panjang gelombang yaitu
mengubah cahaya yang berasal dari sumber sinar polikromatis menjadi cahaya
monokromatis.
3. Sel sampel
4. Detektor
Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan mengubahnya
menjadi arus listrik. Syarat-syarat sebuah detektor :
Macam-macam detektor :
· Phototube
· Hantaran foto
· Dioda foto
· Detektor panas
5. Read out
merupakan suatu sistem baca yang menangkap besarnya isyarat listrik yang berasal
dari detektor.
Pada spektrofotometer ini hanya terdapat satu berkas sinar yang dilewatkan melalui
cuvet. Blanko, larutan standar dan contoh diperiksa secara bergantian
Pada alat ini sinar dari sumber cahaya dibagi menjadi 2 berkas oleh cermin yang
berputar (chopper).
Blanko dan contoh diperiksa secara bersamaan seperti terlihat pada gambar. Blanko
berguna untuk menstabilkan absorbsi akibat perubahan voltase atau Iodari sumber
cahaya. Dengan adanya blanko dalam alat kita tidak lagi mengontrol titik nolnya pada
waktu-waktu tertentu, hal ini berbeda jika pada single beam.
Akurasi panjang gelombang dan presisi merupakan hal yang sangat penting untuk
membandingkan hasil pengukuran antara instrumen yang satu dengan yang lainnya.
Akurasi fotometri dan prisisi meliputi penyimpangan cahaya (stray light), gangguan
(noise), dan penyimpangan (drift).
a. Stray Light
Stray light dapat didefenisikan sebagai cahaya yang terdeteksi karena adanya
panjanng gelombang yang terletak di luar lebar pita (bandwidth) dari panjang
gelombang yang yang dipilih.
Stray light menyebabkan bias negatif dalammenanggapi instrumen dan akhirnya
adalah faktor pembatas untuk absorbansi, dan dengan demikian konsentrasi, yang
dapat diukur (akhirnya
b. Noise
Kesalahan total pada setiap absorbansi adalah jumlah dari kesalahan karena
penyimpangan cahaya dan gangguan(gangguan foton dan gangguan elektronik).
c. Drift
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ø Analisis kualitatif
Ø Analisis kuantitatif
Ø Resolusi Spektral