You are on page 1of 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan


nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
masyakat untuk hidup sehat sehingga tercapai derajad hidup yang optimal.
Kesehatan indra pengelihatan termasuk dalam upaya kesehatan dalam
pengembangan puskesmas yang dapat di integrasikan dengan upaya kesehatan
laiannya. Agar program kesehatan indra pengelihatan dapat dikelola baik dari aspek
managemen ditingkat puskesmas maupun aspek pelayanan kepada masyarakat yang
mencakup promotif preventif dan kuratif maka diperlukan pedoman pelayanan
kesehatan indra di puskesmas.

B. Tujuan

Sebagai pedoman untuk melaksanakan pelayanan indera, sehingga dapa


tmemberikan hasil yang bermutu sehingga dapa tmemberikan kepuasan kepada
masyarakat.

C. Sasaran

- Petugas indera
- Petugas poli atau dokter yang berkaitan dengan program indera

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup bahasan pada pedoman pelayanan kesehatan indera
pendengaran di puskesmas ini di batasi pada pelayanan kesehatan mata dasar yang
bias dilaksanakan di puskesmas dengan merujuk kasus –kasus yang tidak bisa
ditangani di puskesmas ke Rumah sakit.

E. Batasan Operasional

Pedoman Program Indra 1


- School Survey : dilakukan setiap 1x setahun
- Penyuluhan indera : dilakukan setiap 2x setahun

BAB II

Pedoman Program Indra 2


STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Pengelola program indra adalah petugas yang telah mendapat pelatihan program
Indra. Petugas pelaksana adalah petugas pelaksana yang telah memenuhi standar
kualifikasi sebagai tenaga pelaksana dan telah mendapat pelatihan sesuai dengan tugasnya.

No Jenis Kompetensi Kompetensi Jumlah


Ketenagaan ( Ijazah) Tambahan
( Pelatihan )
1 Perawat D III - 1
Pelaksana Keperawatan

B. Distribusi Ketenagaan
Petugas program indra 1 orang

C. Jadwal Kegiatan
- School Survey : dilakukan setiap 1x setahun
- Penyuluhan indra :dilakukan setiap 2x setahun

BAB III

STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG

Pedoman Program Indra 3


B. Standart Fasilitas

1. Snellen test
2. Buku register pelayanan
3. Status penderita
4. Kartu monitoring

BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan

Pedoman Program Indra 4


1. Promosi indra
Pemberian informasi terus menerus dan di harapkan masyarakat menjadi tahu,
mau dan mampu melaksanakan pemeliharaan,pencegahan dan pengobatan
masalah kesehatan indera penglihatan.
2. Penemuan pasien indra
Penemuan pasien indera bias dari balai pengobatan,polindes, pustu, UGD dan
skrening ke sekolahan.
3. Pengobatan pasien indra
Pengobatan pasien indera di lakukan di puskesmas
4. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan meliputi semua kegiatan dan hasil kegiatan yang dilaksanakan di
puskesmas baik yang di laksanakan di dalam gedung maupun di luar gedung
puskesmas

B. Metode

1. Penemuan pasien indra


2. Penemuan pasien indra melalui anamnesa dan skrining snellen test
3. Pencatatan dan pelaporan program indra
4. Monitoring dan evaluasi program pengendalian indra

C. Langkah Kegiatan

1. Perencanaan kegiatan

a. Sumberdaya Manusia (Dokter,Perawat,kader,guru sekolah)

b. Sarana dan prasarana (obat-obatan, snellen test,sarana penyuluhan)

c. Penyusunan usulan kegiatan

2.Pelaksanaan kegiatan

a. Sosialisasi (Agar staf puskesmas mendapatkan informasi secara jelas mengenai


kegiatan upaya kesehatan indra pengelihatan)

b. Pelatihan (diberikan oleh dokter kepada perawat,guru UKS dan kader)

3.Pelayanan didalam dan diluar gedung

Pedoman Program Indra 5


BAB V

LOGISTIK

1. Perencanaan kebutuhan alat


a. Tensi meter
b. Stetoskop
c. Snellen
d. Isihara

Pedoman Program Indra 6


2. Tingkat unit pelayanan kesehatan
Unit pelayanan kesehatan menghitung kebutuhan tahunan, tribulan ,dan bulanan
sebagai dasar permintaan ke Kabupaten / Kota.

BAB VI
KESELAMATAN SASARAN PROGRAM

 Keselamatan Pasien ( Patient Safety ) Adalah suatu sistem dimana puskesmas


membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk asesmen resiko, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya,
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem ini mencegah

Pedoman Program Indra 7


terjadinya cedera yang disebabkan oleh Kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
 Tujuan penerapan keselamatan paisen adalah terciptanya budaya keselamatan
pasien, meningkatkan akuntabilitas puskesmas terhadap pasien dan masyarakat,
menurunkan kejadian tidak diharapkan (KTD) di puskesmas, terlaksananya
program- program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak
diharapkan.
 Pelayanan indera penglihatan memperhatikan keselamatan pasien dengan cara :
a. Identifikasi Potensi
- Kemungkinan kesalahan dalam penulisan visus
- Kemungkinan kesalahan jarak pemeriksaan visus
- Kemungkinan pengulangan pemeriksaan visus pada penderita indera
- Kemungkinan kesalahan pencatatan hasil pemeriksaan penderita indera
- Kemungkinan kesalahan penyerahan obat indera
b. Pencegahan terjadinya kesalahan
- Pelaksanaan prosedur identifikasi dan kesesuaian dengan identitas pasien
- Petugas dalam melakukan pelayanan harus sesuai dengan SOP
- Monitoring secara berkala oleh Tim Mutu Puskesmas BalongPanggang
c. Pelaporan
- Setiap adanya kesalahan pelayanan kesehatan indera penglihatan dilaporkan
kepada Tim Mutu Puskesmas BalongPanggang
- Pengaduan dan keluhan pasien terkait dengan pelayanan kesehatan indera
penglihatan dilaporkan kepada Tim Mutu Puskesmas BalongPanggang
d. Penanganan/tindak lanjut

Hasil identifikasi, temuan audit internal, pelaporan dan keluhan atau


pengaduan dibahas dan ditindaklanjuti oleh Tim Mutu dalam Rapat Tinjauan
Manajemen

Hasil rapat dilakukan umpan balik kepada penanggung program

Pedoman Program Indra 8


BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Tujuan
- Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat
melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
- Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai
resiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat kerjanya, untuk

Pedoman Program Indra 9


menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas harus menerapkan prinsip
“Universal Precaution”.

B. Tindakan yang beresiko terpajan


- Cuci tangan yang kurang benar.
- Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.
- Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.

C. Prinsip Keselamatan Kerja


Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja adalah
menjaga higiene sanitasi individu, higiene sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan.
Ketiga prinsip tesebut dijabarkan yaitu :

- Cuci tangan guna mencegah infeksi silang


- Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna mencegah
kontak dengan kuman penyakit
- Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan program indra ini selalu dilakukan dengan cara audit internal
dengan menggunakan idikator sebagai berikut :
1.Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai jadwal

Pedoman Program Indra 10


2.Frequensi penyuluhan
3.Jumlah kehadiran peserta
4.Capaian hasil skrining indra

BAB IX

PENUTUP

Program kesehatan indra pengelihatan merupakan salah satu program


pengembanga dipuskesmas yang dilaksanakan berdasarkan kebutuhan didaerah dan

Pedoman Program Indra 11


kemampuan puskesmas berdasarkan kebijakan dari dinas kesehatan. Dalam
pelaksanaanya program kesehatan indra pengelihatan ini dapat dilaksanakan secara
terintegrasi dengan program wajib yang ada dipuskesmas. Dengan adanya buku
pedoman pelayanan kesehatan indra pengelihatan dipuskesmas ini diharapkan
dapat membantu petugas kesehatan dipuskesmas dalam melaksanakan dan
mengembangkan program kesehatan indra pengelihatan ini dipuskesmas dan
wilayah kerjanya.

Pedoman Program Indra 12

You might also like