Professional Documents
Culture Documents
(Komaruddin, 1994; Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994; Koontz & Weihrich,
1988)
Hambatan dalam Komunikasi
• Semantic barrier : hambatan dalam masalah
bahasa
• Psychological barrier/emotional : hambatan
dalam masalah kematangan emosional atau
stabilitas emosional
• Organisational barrier: hambatan komunikasi
akibat dari aturan organisasi, regulasi, status
kepegawaian, dan kompleksitas organisasi
• Personal barrier: permasalahan pada pemberi
dan penerima informasi, unwillingness to
communicate, lack of proper incentive,
Pendekatan Komunikasi
ARRANGE
ASSISST
ASSESS
ADVICE
ASK
Microskill Konseling
Attending
Pertanyaan
Konfrontasi
Refleksi
• Refleksi Isi: Parafrase
• Refleksi perasaan: Keterampilan untuk dapat memantulkan perasaan klien sebagai
hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbal klien
• Refleksi pengalaman: Keterampilan untuk dapat memantulkan pengalaman klien
sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbal klien
Refleksi Perasaan
•Dalam proses konseling, refleksi perasaan misalnya ketika klien mengatakan
: “Si A itu sialan." "Saya membencinya." "Saya tidak akan berteman lagi
dengannya." "Sampai kapan pun saya tidak akan berteman lagi dengannya.“
Mendengar perkataan tersebut, konselor merefleksikan dengan mengatakan:
" Tampaknya Anda sungguh-sungguh marah dengan si A."
Refleksi Pengalaman
•Dalam proses konseling, refleksi pengalaman misalnya ketika klien
mengatakan: "Saya trauma dengan masa lalu saya yang hampir tidak ada yang
menyenangkan". Konselor merefleksi dengan mengatakan: "Adakah yang
Anda maksudkan adalah peristiwa-peristiwa sedih yang Anda alami pada
masa lalu".
Teknik Non Verbal dalam Konseling
Kontak Mata
• Indikator paling penting bahwa seseorang benar-benar mendengarkan
• Mentransfer kepercayaan diri konselor pada klien, dapat juga mengkomunikasikan
kenyamanan dan perhatian.
• Digunakan sesuai kultur setempat
• Secara umum, kontak mata dalam jumlah sedang bersamaan dengan observasi
respon klien sangat direkomendasikan. (Young 2005)
Posisi Tubuh
• Pertahankan posisi relax dan sedikit condong ke depan menunjukan
keterlibatan dan ketertarikan (Young, 2005)
Ekspresi Wajah
• Terdapat 6 ekspresi emosi dasar: sedih, senang, marah, terkejut, risih, takut
• Konselor harus dapat mengobservasi mimik klien.
• Freud mimik konselor tidak boleh over reactive, Carl Rogers ekspresi natural
adalah yang paling penting.
Gestur
• Posisi lengan yang bergerak berlebihan, mengetukkan jari, berubah-ubah posisi,
mengecek jam, bermain dengan benda di sekitar cemas, tidak sabar, bosan.
• Mematung ketidaktertarikan
• Rekomendasi reaktif sedang (mengindikasikan kehangatan dan pertemanan).
Kasual, natural, tidak mendistraksi.
• Sekali waktu menganggukkan kepala sebagai tanda setuju dan memancing
pembicaraan sangat dianjurkan. (Young, 2005)
Nada Suara
• Suara yang relax, jelas menunjukkan empati dan ketenangan.
Bargaining The third stage involves the hope that the individual can somehow undo or avoid a cause of
grief. Psychologically, the individual is saying, "I understand I will die, but if I could just do
something to buy more time…" "Can we still be friends?" when facing a break-up. Bargaining
rarely provides a sustainable solution, especially if it is a matter of life or death.
Depression It is a kind of acceptance with emotional attachment. It is natural to feel sadness, regret, fear,
and uncertainty when going through this stage. Feeling those emotions shows that the person
has begun to accept the situation. Oftentimes, this is the ideal path to take, to find closure
and make their ways to the fifth step, Acceptance.
I'm so sad, why bother with anything?"; "I'm going to die soon so what's the point?"; "I miss
my loved one, why go on?"
Acceptance "It's going to be okay."; "I can't fight it, I may as well prepare for it."
In this last stage, individuals begin to come to terms with their mortality or inevitable future,
or that of a loved one, or other tragic event.