Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH
WIRDA LYDIA WATI
NIM. P.27824305.039
Penyusun
Mahasiswa Prodi Kebidanan
Bangkalan
Mengetahui,
I. DEFINISI
Asfiksia Neonatorum adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas
spontan dan teratur, sehingga dapat menurunkan O2 dan makan meningkatnaya
CO2 yang dapat menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut.
(Ida Bagus Gde Manuaba hal : 19)
II. ETIOLOGI
Keterangan :
Pada saat bayi dilahirkan. Alveoli oli isi dengan “cairan-cairan paru-paru
janin”. Cairan paru-paru janin harus dibersihkan terlebih dahulu apabila udara
harus masuk kedalam paru-paru bayi baru lahir. Dalam kondisi yang demikian
paru-paru memerlukan tekanan yang cukup besar untuk mengeluarkan cairan
tersebut agar alveoli dapat berkembang memerlukan tekanan yang cukup besar
untuk mengeluarkan cairan tersebut agar alveoli dapat berkembang untuk pertama
kainya (Pelayanan kesehatan & Neunatal : 348)
o Gangguan pada pertukaran gas atau pengangkutan oksigen dari ibu ke
janin itulah yang disebut akfiksia. Pengembangan paru bayi baru lahir
terjadi pada menit-menit atau pertama kelahiran dan kemudian disusui
dengan pernafsan teratur. Bila terdapat gangguan pertukaran gas /
pengangkutan dari ibu ke janin, akan terjadi asfiksia janin.
o Penyebab Kegagalan Pernafasan Pada Bayi
1. FAKTOR IBU
Hipoksia ibu, terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian obat
analgetika / Anastesia dalam.
Gangguan darah uterus, mengurangnya aliran daarah pada uterus
akan menyebabkan berkurangnya pengaliran oksigen ke placenta
dan demikian ke janin.
SERING DITEMUKAN PADA KEADAAN :
a. Ganguan Kontraksi Uterus
Misalnya : Hipertoni, Hipotoni atau Tetani uterus akibat penyakit
atau otot.
b. Hipotesi mendadak pada ibu karena pendarahan
c. Hipotensi pada penyakit eklamsi dll.
2. FAKTOR PLACENTA
Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi
placenta. Asfiksia janin akan tejadi bila terdapat gangguan mendadak
pada placenta.
Misalnya : Solutio Placenta, Pendarahan Placenta.
3. FAKTOR FETUS
Kompresi umbilikus akan mengakibatkan tergangguan akibat
terganggunya aliran darah pada pembuluh darah umbilikus dan
menghambat pertukaran gas & janin. Gangguan aliran darah ini dapat
ditemukan pada keadaan tali pusar menumbung, tali pusar melilit
leher, kompresi tali pusar antara janin dan janin lahir.
4. FAKTOR SAAT MELAHIRKAN
Depresi pusat pernafasan pada bayi baru lahir dapat terjadi karena
beberapa hal yaitu :
a) Pemakaina obat anastesia / analgetika yang berlebihan pada bu
secara langsung dapat menimbulakan depresi pusat perjalanan
janin.
b) Trauma yang terjadi pada persalinan, misalnya pendarahan
Intrakranial.
c) Kelahiran kongenial pada bayi
Misalnya : Hernia diafragma, Antresia / stenosis, saluran
pernafasan, hipoplasia paru (Ilmu Kesehatan Anak, UI : 1072 –
1073)
5. FAKTOR PERSALINAN
Dapat disebabkan oleh :
(a). Kekurangan oksigen, misalnya pada :
Partus lama (CPD, cervik kaku, dan antonia uteri)
Reptural uteri yang membakat, kontraksi uterus yang terus
menerus mengganggu sirkulasi darah ke plancenta.
Pkolapsul tali pusar akan tertekan anatara kepala dan panggul
Kalau placenta sudah tua dapat terjadi Postmaturitas
(serotinus), disfungsi uri.
(b). Paralisis pusat pernafasan akibat trauma dari luar seperti tindakan
karena forceps (Synopsis obstetric, Rustam Mochtar : 427)
III. PATOFISIOLOGI
Pernafasan spontan dari bayi baru lahir tergantung pada kondisi janin pada
masa kehamilan dan persalian. Proses kelahiran sendiri selalu menimbulkan
akfiksia ringan yang bersifat sementara pada bayi. Proses ini dianggap sangat
perlu untuk merangsang kemoreseptor pusat pernafasan agar terjadi “Primary
gasping” yang kemudian akan berlanjut dengan pernafasan teratur.
Bila terdapat gangguan pertukaran gas atau pengangkutan oksigen selama
kehamilan atau persalinan akan terjadi Asfiksia yang lbih buruk atau berat.
Keadaan ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak diatasi akan
menyebabkan kematian. (Ilmu Kesehatan Anak, UI : 1073-1074).
Gangguan pertukaran O2 dan CO2
O2 tidak cukup dalam darah dapat menyebabkan Hipoxia
CO2 tertimbun dalam darah dapat menyebabkan Hiperkapnea.
Pada bayi yang kekurangan O2 aan terjadi pernafasan yang cepat dalam
periode yang singkat. Apabila Asfiksia berlanjut pernafasan akan terhenti,
denyut jantung akan mulai menurun. Sedangkan tonus Neuromuskular
berkurang secara berangsur-angsur dan bayi memasuki peroide yang dikenal
sebagai Apnu Primer. Kondisi pernafasan yang megap-megap dan tonus yang
turun juga dapat terjadi akibat obat-obatan yang diberikan kepada ibunya.
Biasnya pemberian perangsang dan O2 selama periode Apnu Primer dapat
merangsang terjadinya pernafsan spontan. Akibatnya Asfiksia berlanjut maka
bayi akan menunjukkan pernafasan megap-megap yang dalam, deyut terus
menerus, tekanan darah bagi juga mulai menurun dam bagi akan terlihat lemas
(Flaccid). Pernafasan makin sama makin lemah sampai bayi memasuki Apnu
Primer yang disebut (Apnu Sekunder)
Selama apnu sekunder ini deyut jantung, tekanan darah dan kadar O2
dalam darah (PaO2) terus menurun. Dalam keyataannya apnu pimer dan apnu
sekunder sulit sekali untuk dibedakan. Pada keadaan kedua tersebut bayi tidak
bernafas dan deyut jantung dapat menurun sampai kurang dari 100 deyut
permenit
Pada awal Asfiksia, darah lebih banyak dialirkan ke otak dan jantung.
Dengan adanya Hipoksia dan Asidosis maka fungsi miokardium menurun,
curah jantung menurun dan aliran darah ke alat-alat juga berkurang.
RESUSITASI
Resusitasi harus ditentukan sebelum akhir dan menit pertama kehidupan
1. Menghangatkan dan Memposisikan
Kepala bayi harus didekat penolong
Posisi sedikit ekstensi
Bayi diselimut kecuali muka dan dada
CARANYA
Menentukan daerah penekanan yaitu pertengahan garis lurus antara
kedua puting dan anak agak ke kiri sedikit
Cara menetukan
1). Siklus
4 kegiatan → 3 kompresi dada + 1 VTP dengan cara :
Melakukan penekanan dada dengan ibu jari / 2 jari dengan
posisi jari tegak lurus sebanyak 3X
Melakukan 1X VTP
Tekan – lepas – lepas
Setelah VTP dilakukan sebanyak 30X dihentikan
120 keg / menit : 90 kompresi dada dan 30 VTP
Kecepatan meremas balon 40 x 90 x/mnt
VI. PENATALAKSANAAN
Tindakan resusitasi bayi baru lahir mengikuti tahapan-tahapan yang
dikenal sebagai ABCD Resusitasi yaitu :
Air way : Memastikan saluran nafas terbuka
Breating : Memulai pernafasan
Circulation : Mempertahankan sirkulasi peredaran darah
Drug : Obat-obatan
Bagian dari tatalaksana resusitasi yang dikaitkan dengan ABCD
resusitssi dapat dilihat di bawah ini :
A. MEMASTIKAN SALURAN NAFAS
Meletakkan dalam posisi defleksi (bahu diganjal)
Menghisap mulut, hidung dan kadang - kadang trakea
Bila perlu masukkan pipa Et (Pipa endotrakea) untuk memastikan
saluran nafas terbuka.
B. MEMULAI PERNAFASAN
Merangsang tekstil untuk memulai pernafasan
Memakai VTP bila perlu seperti
Sungkup dan balon
Pipa ET dan balon
Mulut ke mulut (indari papasan infeksi)
C. MEMPERTAHANKAN SIRKULASI DARAH
Rangsangan dan pertahankan sirkulasi darah dengan cara
Kompresi dada
Pengobatan
(Pelayanan Kesehatan maternal & Neonatal : 350)
IX. PROGNOSA
Asfiksia livida lebih baik dari pallida prognosa Prognosa tergantung
pada kekurangan O2 dan luasnya perdarahan pada otak bayi yang dalam keadaan
Asfiksia dan pulih kembali harus diperkirakan kemungkinannya menderita cacat
mental seperti epilepsi dan bodoh pada masa mendatang.
ASKEB TEORI
1. PENGKAJIAN
A. DATA SUBYEKTIF
1. BIODATA
a. Nama Anak : Nama yang jelas dan lengkap bila perlu
ditanyakan nama panggilan sehari-hari agar tidak
keliru dengan penderita lain.
Tanggal lahir : Untuk mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan penderita serta pedoman pemberi
terapi.
Jumlah saudara : Jumlah anak yang banyak pada keluarga akan
mengakibatkan kekurangan perhatian dan kasih
sayang terutama jika jarak anak terlalu dekat pada
sosial ekonomi
Jenis kelamin : Untuk mengetahui jenis penderita
Status anak : Untuk mengetahui anak kandung / adopsi
Pendidikan : Untuk mengetahui apakah anak dapat melalui
tahapan-tahapan perkembangan sesuai umur.
b. Nama Orang Tua : Untuk mengenal dan memanggil mereka tidak
salah ( Cristina. S. Ibrahim 1993 :4)
Umur : Untuk mengetahui usia orang tua
Pendidikan : Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektual,
tingkat pendidikan, mempengaruhi sikap prilaku
kesehatan seseorang (Dep. Kes .RI 1995 :14)
Pekerjaan : Untuk mengetahui taraf hidup dan sosial ekonomi
keluarga agar nasehat yang diberikan sesuai
(Cristina. S. Ibrahim 1993 :4)
Agama : Berhubungan dengan perawatan penderita yang
berkaitan dengan ketentuan agama dan
mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap
kebiasaan kesehatan klien.
Alamat : Untuk mengetahui tempat tinggal, menjaga
kemungkinan bila ada nama yang bersama dalam
satu lingkungan untuk mengadakan kunjungan
pada penderita ( Cristina. S. Ibrahim 1993 :4)
2. RIWAYAT PERSALINAN
Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak, selanjutnya,
misalnya saja : lahir prematur (dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak).
4. RIWAYAT IMUNISASI
Ditanyakan untuk mengetahui jenis-jenis imunisasi yang pernah diberikan dan
penting mengurangi Morbilitas dan Mortalitas terhadapa penyakit yang bisa
dicegah dengan imunisasi (Buku ajar I 2002 : 15)
6. ADL
o Nutrisi
Ditanyakan untuk mengetahui status gizi anak karena merupakan
kebutuhan “Asuh” yang terpenting, nutrisi berpengaruh terhadap timbang
tarutama tahun-tahun pertama kehidupan dimana sedang mengalami
pertumbuhan yang sangat pesat terutama pertubuhan otaknya.
o Personal Hygine
Memegang peranan penting tumbang anak, jika kebersihan kuarang akan
memudahkan penyakit-penyakit kulit dan saluran pencernaan seperti :
Diare, cacingan dll (Buku Ajar I : 2002 : 16)
o Eleminasi
Untuk mengetahui frekuensi dari eleminasi baik alvi maupun defekasi
serta kelainan-kelainan yang menyertai.
o Aktifitas
Untuk mengetahui tingkat aktifitas sehari-hari seperti bermain.
o Istirahat / tidur
Ditanyakan untuk mengatahui tingkat pertumbuhan dan perkembangan
anak & keadaan fisik anak.
7. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Bagiamana hubungan anak dengan ibu, ayah dan keluarga karena stabilitas
dan keharmonisan rumah tangga mempengaruhi tumbang anak, tumbang
anak akan berbeda pada keluarga yang harmonis dibandingkan dengan
mereka yang berkurang harmonis.
Bagaimana hubungan anak dengan teman sebayanya dan masyarakat
sekitar (Soetjiningsih 1995 : 10)
B . DATA OBYEKTIF
(a). PEMERIKSAAN UMUM
TTV
- Nadi : Untuk mengetahui kenormalan nadi (N) : 70-
120x/mnt, jika lebih dari (N) menunjukkan
adanya kelainan.
- Suhu : Pertanda sehat tubuh 36 – 37 0 C, pertanda buruk
suhu lebih dari (N).
- Pernafasan : Untuk mengetahui pernafasan normal 20 – 30 x/
mnt bila pernafasan lebih dari (N), berarti ada
kelainan.
- Tekanan : Tekanan darah (N) 80 – 100 MmHg
ANTROPOMETRI
- Berat badan : Merupakan indikator yang terbaik untuk keadaan
gizi dan tumbuh kembang anak & kesehatan,
meyadari keadaan misal pengeluaran nutrisi dasar
perhitungan dosis abat dan makanan yang
diberikan (Soetjiningsih 1995 : 38)
- Tinggi badan : Merupakan indikator yang baik untuk gangguan
pertumbuhan fisik yang sudah lewat sebagai
perbandingan terhadap perubahan-perubahan yang
relatif (Soetjiningsih 1995 : 38)
- Lingkar kepala: Dipakai untuk menaksir pertumbuhan otak
(Buku Ajar I 2002 : 59)
- Lingkar lengan : Lila mencerminkan tumbang jaringan lengan otot,
dipakai untuk menilai keadaan gizi / keadaan
tumbang.
- Lingkar dada : Dipakai untuk mengetahui keperluan khusus,
misal: pada kasus-kasus dengan kelainan bawaan /
untuk melakukan jenis perawatan.
V. PENGEMBANGAN RENCANA
Merupaka langkah-langkah yang akan dilakukan seseorang petugas
kesehatan melalui asuhan yang akan diberiakan sesuai dengan diagnosa
masalah-masalah kondisi pasien dari hasil pemeriksaan meliputi penyusunan
langkah-langkah yang berupa HE dan terapi.
VI. IMPLEMENTASI
Dalam implementasi ini berisi tindakan-tindakan yang akan dilakukan bidan
dalam memberikan asuhan sesuai dengan rencana yang sudah disusun
dengan diagnosa dan kondisi pasien.
VII. EVALUASI
Evaluasi adalah langkah terakhir yang digunakan dalam
manajemen kebidanan. Didalam evaluasi ini kita dapat menilai evaluasi hasil
dan evaluasi proses. Evaluasi hasil dapat ditentukan setelah tindakan dan
asuhan dilakukan oleh pasien sehingga kita dapat menilai hasil yang dapat,
sedangkan evaluasi proses dapat kita amati pada saat kita memberikan
proses asuhan pada Px maupun keluarga. Tujuan evaluasi disini untuk
mengetahui sejauh mana keberhasilan tindakan atau asuhan yang telah
dilakukan.
Kegiatan asuhan dan tindaka lebih lanjut yang dipergunakan dapat
diketahui hasil evaluasi atau sebagai bahan peninjauan langkah-langkah
dalam manajeman kebidanan.
ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI BARU LAHIR NY. “A” DENGAN ASFIKSIA SEDANG
DI PUSKESMAS OMBEN – SAMPANG
TANGGAL 26 MEI 2008
e. Telinga
Simetris, tidak ada secret, tidak ada cacat bawaan
f. Leher
Tidak ada pembesaran pada kelenjar limfe, tiroid maupun vena
jugularis, tidak ada benjolan yang abnormal
g. Dada
Simetris, ada retraksi intercostae, puting susu simetris
h. Abdomen
Tidak ada pendarahan tali pusat, tidak ada pembesaran abdormal.
i. Kulit
Kebiruan, Tidak ada vernik caseosa, tidak ada rambut lanugo, akral
dingin.
j. Genitalia
Labia mayora menutup labia Minora, tidak odema.
k. Anus
Normal, tidak ada atresia Ani.
l. Ekstrimitas
Tampak kebiruan diujung tangan & kaki, pucat, tidak odema.
3 Antropometri
a Berat Badan = 2900 gram
b Panjang badan = 48 cm
c Lila = 12 cm
d Lingkar dada = 35 cm
e Lingkar kepala
Froto oksipita = 34 cm
Mento oksipita = 37 cm
Sub occipito = 33 cm
4 Reflek
Moro = lemah
Rooting = lemah
Isap & menelan = lemah
5 Eleminasi
Urine : (-)
Mekonium : (-)
6 Auskultasi
Denyut jantung lemah, ada ronchi, wheezing & murmur.
V. INTERVENSI
1. Lanjutkan dengan cepat teknik awal resusitasi yaitu teknik HAIKAP
2. Jelaskan pada orang tua bayi mengenai hasil pemeriksaan yang
dilakukan agar orang tua bayi mengerti keadaan bayi.
3. Berikan HE tentang penyebab dan cara mengatasi puncak dan lemah
pada bayi.
4. Jelaskan kemungkinan lain yang dapat timbul akibat keadaan bayi saat
ini sehat.
5. Jelaskan tentang pentingnya menjaga bayi tetap kering
6. Lakukan penilaian vital sign pada bayi
7. Anjurkan pada orang tua untuk kontrol 3 hari lagi
VI. IMPLEMENTASI
1) Melakukan dengan cepat teknik awal resusitasi baru lahir (HAIKAP)
Menjaga bayi tetap hangat
- mempertahankan selimut yang melingkupi tubuh bayi untuk
menjaga kehangatan tubuhnya.
Mengatur posisi bayi
- letakkan bayi dengan posisi terlentang, kemudia ganjal bahu bayi
menggunakan lipatan kain yang telah disiapkan.
- Atur kepala bayi dengan posisi setengah ekstensi agar nafas
terbuka.
Menghisap lendir
- Lakukan penghisapan lendir dengan alat penghisap lendir deelee
- Terlebih dahulu, lakukan penghisapan lendir pada mulut (< 5cm)
- Setelah itu lakukan penghisap lendir pada ujung ( < 3 cm)
Keringkan dan rangsang bayi
- Keringkan bayi dengan memberikan sedikit tekanan, mulai dari
muka, kepala keseluruhan tubuh.
- Gunakan telapak tangan untuk menggosok punggung, perut dan
dada.