Professional Documents
Culture Documents
Paku 5 cm – 10 cm 0,300 kg
Pekerja 0,520 OH
Mandor 0,026 OH
Paku 5 cm – 10 cm 0,300 kg
Pekerja 0,520 OH
Mandor 0,026 OH
Memasang 1 m2 bekisting untuk kolom
Paku 5 cm – 12 cm 0,400 kg
Pekerja 0,660 OH
Mandor 0,033 OH
Paku 5 cm – 12 cm 0,400 kg
Pekerja 0,660 OH
Tukang kayu 0,330 OH
Mandor 0,033 OH
Paku 5 cm – 12 cm 0,400 kg
Pekerja 0,660 OH
Mandor 0,033 OH
Paku 5 cm – 12 cm 0,400 kg
Pekerja 0,660 OH
Mandor 0,033 OH
Paku 5 cm – 12 kg 0,400 cm
Pekerja 0,660 OH
Mandor 0,033 OH
CARA MUDAH MENGHITUNG RAB RUMAH
Ada banyak metode yang dapat digunakan untuk memperkirakan biaya untuk mewujudkan
sebuah bangunan, diantara sekian metode tersebut tentu ada yang paling gampang sekaligus
cepat, sebelumnya kita telah mengenal sistem analisa harga stuan bangunan yang biasa disebut
sebagai AHS namun untuk menghitungnya harus dibuat secara rinci pada setiap detail masing-
masing pekerjaan sehingga membutuhkan waktu dan olah pikir yang tidak sedikit, ada juga yang
hanya menggunakan harga satuan saja sehingga tinggal mengalikan volume dengan harga
pekerjaan, namun semua langkah tersebut rasanya belum terlihat mudah dan praktis untuk
digunakan oleh masyarakat umum yang tidak mendalami secara khusus tentang ilmu teknk sipil
arsitektur khususnya rencana anggaran biaya bangunan, Nah.. disini kita akan mencoba
menjelaskan cara mudah menghitung RAB rumah yaitu dengan sistem m2 luas bangunan.
Contohnya begini: kita akan membangun rumah ukuran 6m x 6m, lalu kita cari informasi berapa
harga per m2 bangunan pada daerah tersebut, misalnya kita dapatkan data harga rumah
Rp.2.500.000,-/m2 maka total biaya yang dibutuhkan untuk membangun rumah tersebut sampai
selesai adalah:
Mudah bukan? intinya kita membutuhkan dua data penting yaitu luas rumah dan harga per m2
bangunan. Cara ini tentu punya kelebihan dan kekurangan, oleh karena itu mari kita coba ungkap
disini.
Kelebihan
1. Data yang dibutuhkan tidak terlalu banyak, sehingga bisa lebih mudah dan cepat dalam
menghitung.
2. Dapat digunakan oleh masyarakat umum yang belum mengenal ilmu rencana anggaran
biaya bangunan secara mendalam.
Kekurangan
1. Tingkat ketelitianya masih jauh dibawah sistem analisa harga satuan pekerjaan.
2. Tidak bisa dijadikan patokan untuk menghitung kebutuhan material dan tenaga bangunan.
3. Tidak bisa dijadikan sebagai dasar perjanjian kontrak kerja proyek konstruksi.
Demikian penjelasan tentang cara mudah untuk menghitung biaya bangun rumah ini, cara lainya
bisa menggunakan software RAB sehingga tinggal memasukan data lalu terlihatlah perkiraan
RAB rumah, jika ada yang hendak menambahkan ilmu tentang ini silahkan dituliskan dibawah,
semoga bermanfaat
WEBSITE SNI ANALISA HARGA SATUAN BANGUNAN
Satu lagi telah lahir pada tanggal 29 oktober 2012 website yang secara khusus membahas SNI
analisa harga satuan bangunan lengkap dengan contoh cara menghitungnya bernama
AnalisaHarga.com semoga dengan kehadiran website ini di internet dapat menjadi media online
untuk berbagi ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang perhitungan RAB. Perhitungan biaya
bangunan menggunakan standar nasional indonesia (SNI 2008) sebagai pedoman terbaru yang
diterbitkan secara resmi oleh pemerintah untuk digunakan dalam kegiatan perencanaan,
pembangunan serta pemeliharaan bangunan di seluruh penjuru sabang sampai merauke. Selain
itu juga ada standar khusus yang didapat dari bermacam pengalaman para pengusaha konstruksi
indonesia entah itu perorangan,kontraktor,konsultan perencana,konsultan pengawas maupun
dunia pendidikan sekolah. Dengan begini diharapkan bisa memperbanyak koleksi analisa harga
satuan sehingga dapat memudahkan para insinyur,arsitek maupun masyarakat umum yang
hendak terjun ke dalam dunia bangunan.
Dapat kita lihat pada gambar diatas berupa rangkaian huruf Ah, dimana huruf A merupakan
kependekan dari kata analisa, dan huruf h merupakan kependekan dari kata harga. kata Ah
terletak ditengah titik yang memancarkan sinar dengan harapan agar bisa menjadi sumber
manfaat bagi yang sedang mencari atau hendak membagikan ilmu tentang analisa harga satuan
bangunan.
1. Pekerjaan persiapan
2. Pekerjaan tanah.
3. Pekerjaan besi dan alumunium.
4. Pekerjaan finishing / penututp dinding dan plafond.
5. Pekerjaan langit-langit atau plafond.
6. Pekerjaan pondasi.
7. Pekerjaan kayu.
8. Pekerjaan Plesteran
9. Pekerjaan beton
10. Pekerjaan mekanikan dan elektrikal.
Kategori diatas dapat berubah sewaktu-waktu entah itu berkurang maupun bertambah karena
menyesuaikan kebutuhan kita agar bisa mendapatkan data analisa harga satuan konstruksi
bangunan terbaru dan terbaik. Bukan hanya pemborong atau kontraktor yang perlu mengetahui
ilmu ini, namun masyarakat umum juga bisa belajar sehingga dapat memperkirakan berapa biaya
yang diperlukan untuk membangun, dengan begini maka tidak ada kata kemahalan dalam
mempercayakan pembangunan kepada kontraktor.
Website ini terdiri dari dua bagian dimana halaman depan berupa portal berita untuk menampilan
update artikel analisa harga satuan bangunan terbaru, dan halaman forum untuk media diskusi
seluruh pengguna website analisaharga.com di seluruh indonesia. Demikian uraian singkat
tentang website yang secara khusus fokus membahas ilmu RAB ini, selamat menggunakan dan
semoga bermanfaat
Lagi ada tugas kuliah menghitung rencana anggaran biaya pondasi plat jalur, dengan soal seperti
dibawah ini :
soal :
1. Pengukuran Bouwplank
2. Galian tanah pondasi
3. Urugan pasir dengan ketinggian 0.10 m
4. Lantai kerja dengan ketebalan 0.05 m
5. Beton plat jalur dan kolom sloof 15/20
6. Pekerjaan besi beton bertulang
7. Pasangan batu bata 1 pc : 4 ps
8. Pekerjaan plesteran
9. Urugan tanah kembali
10. Pembongkaran bouwplank kembali
jawaban :
untuk lebih membayangkan bagaimana bentuk pondasi kita buat gambar pondasi plat jalur nya
pakai 3d max
selanjutnya menghitung Rencana anggaran biaya pondasi plat jalur
8. Pekerjaan Plesteran
Volume Pekerjaan plesteran pasangan bata= 2 x 11.5 m² = 23 m²
8. Pekerjaan plesteran
Harga satuan = Rp. 36.115,00
Volume pekerjaan = 13 m²
Total harga Pekerjaan pasangan batu bata = 13 m² x Rp. 36.115,00 = Rp.469.495,00
Terbilang ( Dua puluh tujuh juta dua ratus sepuluh ribu rupiah)
ANALISA PEKERJAAN PLESTERAN
Cara menghitung RAB pekerjaan plesteran adalah dengan menghitung volume luasan dinding
yang akan dihitung dalam m2, kemudian volume tersebut dikalikan harga satuan pekerjaan
plesteran per 1 m2, untuk menghitung harga plesteran per 1 m2 dapat menggunakan koefisien
analisa harga dibawah yang bersumber dari Standar Nasional Indonesia ( SNI ) 2008.
Cara Menggunakanya kita pilih salah satu koefisien dibawah ini yang sesuai dengan bahan yang
akan digunakan kemudian kalikan saja koefisien tersebut dengan harga material atau tenaga,
kemudian dijumlahkan, nah hasil penjumlahan tersebut merupakan harga per 1 m2.
Bahan
PCÂ = 15,504 KG
PPÂ = 0,016 M3
Tenaga kerja
Pekerja = 0,300 OH
Tukang batu = 0,150 OH
Kepala tukang = 0,015 OH
Mandor = 0,015 OH
Bahan
PC = 10,224 KG
PP =Â 0,020 M3
Tenaga kerja
Pekerja = 0,300 OH
Tukang batu = 0,150 OH
Kepala tukang = 0,015 OH
Mandor =Â 0,015 OH
Bahan
PC = 7,776 KG
PP = 0,023 M3
Tenaga kerja
Pekerja = 0,300 OH
Tukang batu = 0,150 OH
Kepala tukang = 0,015 OH
Mandor = 0,015 OH
Bahan
PC =g 6,240 KG
PP = 0,024 M3
Tenaga kerja
Pekerja = 0,300 OH
Tukang batu = 0,150 OH
Kepala tukang = 0,015 OH
Mandor = 0,015 OH
Bahan
PC = 5,184 KG
PP = 0,026 M3
Tenaga kerja
Pekerja = 0,300 OH
Tukang batu = 0,150 OH
Kepala tukang = 0,015 OH
Mandor = 0,015 OH
Bahan
PC = 4,416 KG
PP = 0,027 M3
Tenaga kerja
Pekerja =0,300 OH
Tukang batu = 0,150 OH
Kepala tukang = 0,015 OH
Mandor = 0,015 OH
PC = 3,936 KG
PP = 0,028 M3
Tenaga kerja
Pekerja = 0,300 OH
Tukang batu = 0,150 OH
Kepala tukang = 0,015 OH
Mandor =0,015 OH
Bahan
PC = 3,456 KG
PP = 0,029 M3
Tenaga kerja
Pekerja = 0,300 OH
Tukang batu = 0,150 OH
Kepala tukang = 0,015 OH
Mandor = 0,015 OH
Bahan
PC = 5,760 KG
KP = 0,003 M3
PP = 0,013 M3
Tenaga kerja
Pekerja = 0,360 OH
Tukang batu = 0,120 OH
Kepala tukang = 0,012 OH
Mandor = 0,018 OH
Bahan
PC = 3,000 KG
KP = 0,005 M3
PP = 0,020 M3
Tenaga kerja
Pekerja = 0,360 OH
Tukang batu = 0,120 OH
Kepala tukang = 0,012 OH
Mandor = 0,018 OH
Membuat 1 m2 plesteran 1 SM : 1 KP : 1 PP, tebal 15 mm
Bahan
SM = 0,009 M3
KP = 0,009 M3
PP = 0,009 M3
Tenaga kerja
Pekerja = 0,360 OH
Tukang batu = 0,120 OH
Kepala tukang = 0,012 OH
Mandor = 0,018 OH
Bahan
SM = 0,007 M3
KP = 0,007 M3
PP = 0,015 M3
Tenaga kerja
Pekerja = 0,360 OH
Tukang batu = 0,120 OH
Kepala tukang = 0,012 OH
Mandor = 0,018 OH
Bahan
PC = 13,632 KG
PP = 0,027 M3
Tenaga kerja
Pekerja = 0,400 OH
Tukang batu = 0,200 OH
Kepala tukang = 0,020 OH
Mandor = 0,022 OH
Bahan
PC = 10,368 KG
PP = 0,031 M3
Tenaga kerja
Pekerja = 0,260 OH
Tukang batu = 0,200 OH
Kepala tukang = 0,020 OH
Mandor = 0,013 OH
Bahan
PC = 8,320 KG
PP = 0,032 M3
Tenaga kerja
Pekerja = 0,400 OH
Tukang batu = 0,200 OH
Kepala tukang = 0,020 OH
Mandor = 0,022 OH
Bahan
PC = 6,912 KG
PP = 0,035 M3
Tenaga kerja
Pekerja = 0,400 OH
Tukang batu = 0,200 OH
Kepala tukang = 0,020 OH
Mandor = 0,022 OH
Bahan
PC = 5,888 KG
PP = 0,036 M3
Tenaga kerja
Pekerja = 0,400 OH
Tukang batu = 0,200 OH
Kepala tukang = 0,020 OH
Mandor = 0,022 OH
Bahan
SM = 0,009 M3
KP = 0,009 M3
PP = 0,018 M3
Tenaga kerja
Pekerja = 0,440 OH
Tukang batu = 0,220 OH
Kepala tukang = 0,022 OH
Mandor = 0,022 OH
Bahan
PC = 5,184 KG
PP = 0,026 M3
Tenaga kerja
Pekerja = 0,150 OH
Tukang batu = 0,075 OH
Kepala tukang = 0,008 OH
Mandor = 0,008 OH
Bahan
PC = 0,500 KG
PP = 0,013 M3
Tenaga kerja
Pekerja = 0,080 OH
Tukang batu = 0,400 OH
Kepala tukang = 0,040 OH
Mandor = 0,004 OH
Bahan
PC = 10,000 KG
Batu granit = 15,000 KG
Tenaga kerja
Pekerja = 0,450 OH
Tukang batu = 0,225 OH
Kepala tukang = 0,023 OH
Mandor = 0,023 OH
Bahan
PC = 10,000 KG
Batu teraso = 15,000 KG
Tenaga kerja
Pekerja = 0,450 OH
Tukang batu = 0,225 OH
Kepala tukang = 0,023 OH
Mandor = 0,023 OH
Bahan
PC = 4,320 KG
PP = 0,006 M3
Tenaga kerja
Pekerja = 0,300 OH
Tukang batu = 0,100 OH
Kepala tukang = 0,010 OH
Mandor = 0,015 OH
Bahan
PC = 3,108 KG
Tenaga kerja
Pekerja = 0,150 OH
Tukang batu = 0,075 OH
Kepala tukang = 0,008 OH
Mandor = 0,008 OH
Bahan
PC = 1,600 KG
Tenaga kerja
Pekerja = 0,070 OH
Tukang batu = 0,035 OH
Kepala tukang = 0,004 OH
Mandor = 0,004 OH
Bahan
PC = 6,340 KG
PP = 0,012 M3
Tenaga kerja
Pekerja = 0,300 OH
Tukang batu = 0,150 OH
Kepala tukang = 0,015 OH
Mandor = 0,015 OH
Membuat 1 m2 acian
Bahan
PC = 3,250 KG
Tenaga kerja
Pekerja = 0,200 OH
Tukang batu = 0,100 OH
Kepala tukang = 0,010 OH
Mandor = 0,010 OH
Bekisting berfungsi sebagai cetakan beton bertulang, sebelum melaksanakan pekerjaan bekisting
terlebih dahulu kita hitung berapa biaya serta material yang dibutuhkan sehingga perencanaan
pekerjaan dapat dilaksanakan secara optimal, berikut ini contoh analisa harga satuan bekisting:
Bahan/Tenaga Kebutuhan
Kayu kelas III 0,040 m3
Paku biasa 2”-5” 0,400 kg
Minyak bekisting 0,200 Lt
Balok Kayu 0,018 m3
Plywood 9mm 0,350 Lbr
Dolken kayu 6 btg
Pekerja 0,320 OH
Tukang kayu 0,330 OH
Kepala Tukang 0,033 OH
contoh perhitungan analisa harga satuan 1m2 Pekerjaan pemasangan bekisting lantai
Dari data analisa bekisting diatas kemudian dikalian biaya bahan dan upah yang dibutuhkan
dalam melaksanakan pekerjaan bekisting sebagai berikut:
Pekerjaan bekisting seringkali membutuhkan perancah baik itu berupa bambu maupun
scaffolding sebagai penyangga yang menyesuaikan beban yang harus dipikul, semakin berat
bekisting maka semakin banyak perancah yang digunakan.
Bahan/Tenaga Kebutuhan
Main Frame T170, cross brace 220, Join pine 1 unit
Leader Frame T120, cross brace 204, join pine1 Unit
Jack Base T60, 4 bh
Uhead Jack T60 4 bh
Mobilisasi 1 unit
Pekerja 0,5 OH
Tukang kayu 0,3 OH
Harga bekisting, bahan dan upah diatas hanya sebagai ilustrasi perhitungan, untuk lebih tepatnya
bisa menyesuaikan harga sebenarnya dilapangan dari data-data yang didapat baik dari toko
bangunan, harga upah pekerja setempat, biaya pekerjaan dll.
CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN PASIR DAN SEMEN
Pekerjaan bangunan dengan konstruksi beton bertulang membutuhkan material pasir dan semen
sebagai bahan utama, selain itu pekerjaan pasangan dinding batu bata juga memerlukan kedua
buah material ini. Semen berfungsi sebagai bahan pengikat pasir sehingga tercipta adukan beton
yang dapat mengeras menjadi batu, semen yang sudah dicampur air dapat melekatkan bahan
bangunan disekitarnya. Disini kita akan menjelaskan sebuah tutorial sederhana tentang cara
menghitung kebutuhan pasir dan semen semoga bermanfaat bagi yang sedang memikirkan
berapa jumlah material yang harus dibeli dalam melakukan pembangunan
Disini kita buat perhitungan pada salah satu pekerjaan bangunan yang sering dilaksanakan yaitu
pasangan dinding batu bata. Untuk dapat menghitung kebutuhan pasir dan semen kita perlukan
data luas pasangan batu bata dan koefisien analisa harga satuan yang cara mencarinya sudah kita
bahas pada artikel sebelumnya berjudul “Cara menghitung koefisien analisa harga satuan
bangunan“, Misalnya kita buat contoh seperti ini
Analisa kebutuhan bahan pada pasangan dinding batu bata dengan perbandingan adukan 1 semen
: 5 pasir dalam 1 m2
SNI 6897:2008 No.6.10 : Memasang 1 m2 dinding bata merah ukuran (5 x 11 x 22) cm tebal ½
bata, campuran spesi 1 PC : 5 PP
9,68 kg semen
0,045 m3 pasir pasang
70 bh batu bata
Data koefisien analisa harga satuan pekerjaan lainya bisa dilihat di website AnalisaHarga.com
Data diatas hanya sebagai contoh yang nilai koefisienya dapat berbeda-beda sesuai standar
perhitungan yang digunakan seperti SNI atau RAB rahasia masing-masing perusahaan.
Cara menghitung kebutuhan pasir
Dari data analisa harga satuan diatas dapat kita ketahui bahwa untuk melaksanakan pasangan
batu bata seluas 1 m2 membutuhkan pasir sebanyak 0,05 m3 per m2, pasangan batu bata yang
kita kerjakan seluas 18m2.
Jika kita hendak membeli ke toko bangunan dalam satuan truck colt kapasitas 1 m3 maka dapat
kita hitung jumlah pasir yang harus dibeli yaitu 0,81 m3 : 1 m3 = 0,81 truck colt
Jadi kebutuhan pasir adalah 0,81 m3 atau 0,81 truck colt, Nah.. berdasarkan perhitungan tersebut
maka kita bisa membeli pasir sebanyak satu Colt.
Pada Prinsipnya cara perhitungan sama dengan waktu mencari jumlah pasir yaitu koefisien
analisa harga satuan semen pada pasangan dinding batu bata per m2 dikalikan volume luas
dinding yang akan dipasang yaitu
Kebutuhan semen = 9,68 kg /m2 x 18 m2 = 174,24 kg
Jadi kebutuhan semen dalam satuan zak jika isi per kantong 50 kg maka dibutuhkan 174,24 kg :
50kg = 3,4848 zak.
Jadi untuk dapat menghitung kebutuhan pasir dan semen dibutuhkan dua data penting yaitu
koefisien analisa harga satuan dan volume pekerjaan, kecuali jika sudah mempunyai pengalaman
berulang-ulang sehingga dapat memperkirakan dilapangan misalnya untuk memasang batu bata
seluas sekian biasanya membutuhkan sekian zak semen, namun untuk laporan tertulis tetap lebih
teliti jika menggunakan koefisien analisa harga satuan bangunan untuk mencari kebutuhan
material.
Begitulah kurang lebih cara menghitung kebutuhan pasir dan semen menggunakan koefisien
analisa harga satuan, begitu juga dengan kebutuhan batu bata langsung dapat dicari dengan
mengalikan 70 bh/m2 x 18 m2 = 1260 bh. cara lain yang banyak digunakan oleh pemborong
yaitu berdasarkan pengalaman dalam mengerjakan suatu pekerjaan, pengalaman melaksanaan
pekerjaan ini akan lebih tepat jika dijadikan sebagai pedoman dalam membuat analisa harga
satuan, analisa ini biasanya menjadi rahasia masing-masing kontraktor dalam menentukan harga
borongan sehingga bisa dikatakan sebagai kunci daya saing pemborong
MENGHITUNG VOLUME PASANGAN BATA
Berikut ini contoh cara menghitung volume material pasangan batu bata agar dapat ditentukan
jumlah kebutuhan bahan yang tepat sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan pembangunan,
pasangan batu bata biasa digunakan sebagai dinding rumah maupun gedung, baik berfungsi
sebagai penyekat ruangan maupun aksesoris bangunan.
sebelum melaksanakan pekerjaan pasangan batu bata sebaiknya dihitung terlebih dahulu
kebutuhan volume material bata yang diperlukan, sehingga tidak terjadi kelebihan maupun
kekurangan bata pada saat proses pelaksanaan pasangan dinding bata. dari hasil perhitungan juga
perlu ditambahkan kelebihan jumlah sebagai angka keamanan untuk mengatasi kekurangan bata
akibat pecah atau hal-hal lain. Contoh gambar pasangan bata 3D dapat dilihat pada gambar
dibawah ini
setelah sebelumnya menghitung volume material pondasi , sekarang kita akan mencoba
menghitung volume material pasangan dinding bata, misalkan sebuah pekerjaan dinding bata
sepanjang 20 m setinggi 3 m, berapa volume pasangan bata, semen, pasir dan jumlah tenaga
yang dibutuhkan.
volume = 20 m x 3 m = 60m2
berikutnya mencari data analisa BOW untuk 1m2 pasangan dinding bata adalah
selanjutnya berdasarkan analisa diatas dapat dihitng volume material bata seluas 60 m2
misalkan kita menginginkan pekerjaan tersebut selesai dalam 5 hari naka jumlah tenaga untuk
pasangan batu bata seluas 60 m2 adalah:
Begitulah cara menghitung volume material pasangan bata, selanjutnya belanja ke toko material,
sama minta tolong bapak tukang deh…