Professional Documents
Culture Documents
PRAKTIKUM LAPANGAN
MEKANIKA FLUIDA
PENGUKURAN DEBIT ALIRAN SUNGAI
DISUSUN OLEH
NIM. 31512A0060
FAKULTAS PERTANIAN
2017
HALAMAN PENGESAHAN
Dosen Pengampuh
NIDN.0801078801
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, penulis
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
inayah-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas laporan dari
matakuliah “MEKANIKA FLUIDA”.
Laporan ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu penulis menyampaikan
banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki laporan ini.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB VI PENUTUP
6.1.Kesimpulan......................................................................................................... 16
6.2.Saran ................................................................................................................... 16
Limnologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari lingkungan perairan darat (misalnya
danau, situ, waduk, danau, rawa dan lahan basah), terdiri atas kompoenen biotik dan abiotik,
serta pengungkapan proses-proses interaksi diantara komponen-komponen itu.
Debit air adalah jumlah air yang mengalir dalam suatu penampang tertentu (sungai/
saluran/mata air). Pemilihan lokasi pengukuran debit air : di bagian sungai yang relatif lurus;
jauh dari pertemuan cabang sungai; tidak ada tumbuhan air; aliran tidak turbelen; aliran tidak
melimpah melewati tebing sungai. Pengukuran debit air sangat dipengaruhi oleh kecepatan arus
air. Kecepatan arus yang berkaitan dengan pengukuran debit air ditentukan oleh kecepatan
gradien permukaan, tingkat kekasaran, kedalaman, dan lebar perairan.
Besarnya debit sedimen terlarut/suspensi dapat dihitung melalui pengukuran debit dan
pengambilan sampel sedimen. Sampel sedimen suspensi yang diambil dari suatu lokasi pos duga
air dilakukan setelah pengukuran debit. Lokasi pengambilan sampel harus memenuhi syarat
sebagaimana yang berlaku pada pengukuran debit.
Alat pengambil sampel sedimen jenis USDH 48 yang digunakan pada saat pengukuran
debit dengan merawas
Alat pengambil sampel sedimen jenis USD 59 untuk pengukuran debit menggunakan
perahu, sisi jembatan, cable car dan winch cable way.
Botol sampel isi 500 ml lengkap dengan etiketnya
Seperangkat peralatan pengukuran debit lengkap
Jika maksud pengambilan sampel untuk mendapatkan data distribusi konsentrasi sedimen
suspensi terhadap kedalaman, maka digunakan metode integrasi titik. Metode integrasi
kedalaman diperlukan bila diinginkan analisa hidrologi yang terkait dengan sedimen suspensi
dari suatu SWS atau DPS (Anonim,2014).
Menurut Nurdin (1984) air adalah zat yang mengelilingi semua organismedan merupakan
bagian terbesar pembentuk tumbuh-tumbuhan dan binatang air. Air juga meruapakan tempat
terjadinya berbagai reaksi kimia oleh berbagaiorganisme hidup. Menurut Adriman (2002)
menyatakan bahwa perairan umum adalahbagian permukaan bumi yang secar permanent maupun
berkala digenangi oleh air,baik air tawar, payau maupun air laut, mulai dari garis pasang surut
terendah kearah
daratan dan badan air tersebut terbentuk secara alami atau buatan. Menurut Sachlan (1980)
perairan umum merupakan sumberdaya yangmempunyai potensi besar baik bagi perikanan
maupun untuk kehidupan manusia.
Air merupakan bagian yang esensial dari protoplasma dan dapat dikatakan bahwa semua jenis
makhluk hidup bersifat aquatic. Debit air adalah jumlah air yang mengalirdari suatu penampang
tertentu (sungai, saluran, mata air) persatuan waktu (ltr/dtk,m3 /dtk, dm3 /dtk). Menurut Fauzi
(1996) bahwa arus merupakan pergerakan dan perpindahanmassa air secara horizontal dari suatu
tempat ke tempat lain. Menurut Goldman dalam Rambe (1999) bahwa kecepatan arus air
dibedakan menjadi beberapa kelompok yaitu arus yang sangat cepat ( > 100cm/detik), cepat (50 – 100
cm/detik), sedang (25 – 50 cm/detik), lambat (10 – 25cm/detik) dan sangat lambat (< 10
cm/detik).
Menurut Mahida (1984) bahwa pergerakan air yang cukup lambat didaerah berlumpur
menyebabkan patikel-partikel halus mengendap dan detritusberlimpah. Menurut Hehanusa
(2001) debit adalah jumlah atau volume air yangmengalir di sungai atau badan air yang lain (asal
kata dari Belanda, debiet ), dinyatakan dalam satuan volume per satuan waktu. Menurut Asdak
(2002) bahwa pada musim kemarau besar debit air aliranair menyusut drastis.
Menurut Danar (2004) bahwa pada musim hujan debit air meningkatdrastis. Dengan
tingginya debit air, seluruh air dengan kandungan organik yangtinggi di dalamnya akan tersapu
habis dan masuk ke perairan pesisir. Menurut Odum (1971) bahwa pengendapan partikel lumpur
di dasarperairan tergantung pada arus.
Debit aliran adalah jumlah air yang mengalir dalam satuan volume per waktu. Debit adalah
satuan besaran air yang keluar dari Daerah Aliran Sungai (DAS). Satuan debit yang digunakan
adalah meter kubir per detik (m3/s). Debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air)
yang melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu (Asdak,2002).
Dalam praktek, sering variasi kecepatan pada tampang lintang diabaikan, dan kecepatan aliran
dianggap seragam di setiap titik pada tampang lintang yang besarnya sama dengan kecepatan
rerataV, sehingga debit aliran adalah:
Q = AxV
Dengan :
Q =Debit Aliran (m3/s)
A = Luas Penampang (m2)
V = Kecepatan Aliran (m/s)
Perlu diingat bahwa distribusi kecepatan aliran di dalam alur tidak sama arah horisontal
maupun arah vertikal. Dengan kata lain kecepatan aliran pada tepi alur tidak sama dengan tengah
alur, dan kecepatan aliran dekat permukaan air tidak sama dengan kecepatan pada dasar alur.
Distribusi Kecepatan Aliran
A : teoritis
B : dasar saluran kasar dan banyak tumbuhan
C : gangguan permukaan (sampah)
D : aliran cepat, aliran turbulen pada dasar
E : aliran lambat, dasar saluran halus
F : dasar saluran kasar/berbatu
Persoalan yangsering muncul ketika melakukan pengukuran debit sungai mendorong para ahli
hidrologi mengembangkan alat/bangnan pengontrol aliran sungai untuk tujuan pengukuran
debit.bangnan tersebut antara lain, weir dan flume. Cara kerja banganunan pengukur debit
tersebut diatas adalah dengan menggunakan kurva aliran untuk mengubah kedalaman aliran air
menjadi debit. Perbedaan pemakaian kedua alat tersebut adalah bahwa flume digunakan untuk
mengukur debit pada sungai dengan debit aliran besar, sering disertai banyak sampah atau
bentuk kotoran lainnya. Sedangkan aliran air kecil atau dengan ketinggian aliran (h) tidak
melebihi 50 cm. Biasanya dipakai weir. Aliran yang melewati lempengan weir akan menunjukan
besar kecilnya debit di tempat tersebut. Kegunaan utama alat tersebut adalah untuk mengurani
kesalahan dalam menentukan hubungan debit (Q) dan tinggi muka air.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
1. Ukur dimensi sungai meliputi lebar sungai, dan bagi lebar sungai menjadi beberapa
segmen tergantung keadaan sungai tersebut.
2. Hitung kedalaman sungai dengan menggunakan tongkat berskala.
3. Tempatkan alat ukur current meter pada kedalaman tertentu, sesuai dengan kedalaman
sungai (lihat tabel 1.1).
4. Dengan menggunakan stopwach, hitunglah kecepatan sungai melalui angka yang
ditampilkan dalam monitor current meter. Lama waktu pencatatan adalah 1 menit.
5. Ulangin langkah hingga tiga kali pengukuran.
6. Lakukan pengukuran pada segmen 2 dan 3
7. Hitunglah kecepatan aliran sungai rata-rata pada setiap segmen pengukuran dengan cara
menjumlahkan nilai pengamatan.
8. Hitunglah debit sungai dengan mengalikan luas penampang sungai dengan kecepatan
rata-rata aliran sungai.
Prosedur pengukuran kecepatan aliran sungai dengan metode apung adalah sebagai berikut :
1. Ukur panjang sungai dengan menggunakan meteran yang akan dijadikan lintasan benda.
Jarak atau panjang sampai sekurang-kurangnya memberikan waktu perjalanan selama 20
detik.
2. Jatuhkan benda yang dapat terapung pada titik pengamatan 1 dan waktu mulai dihitung.
Hentikan pencatatan waktu ketika benda telah sampai pada titik pengamatan 2.
3. Catat waktu yang ditempuh benda tersebut.
4. Lakukan pengamatan beberapa kali minimal tiga kali percobaan.
5. Hitung rata-rata waktu yang diperlukan benda selama percobaan tersebut.
6. Hitung kecepatan aliran sungai dengan membagi antar jarak titik pengamatan dengan
waktu tempuh rata-rata. Kemudian kalikan kecepatan aliran tersebut dengan angka
tetapan 0,75 (keadaan dasar sungai kasar).
7. Hitung debit sungai dengan mengalikan luas sungai dengan kecepatan aliran yang
didapatkan dari perhitungan langkah 6.
Prosedur pengukuran kecepatan aliran sungai dengan menggunakan sekat ukur adalah sebagai
berikut :
1. Disiapkan semua alat yang digunakan.
2. Pasang sekat ukur pertama yang dikehendaki.
3. Alirkan air kedalam saluran yang dikehendaki.
4. Catat tinggi permukaan air mulai dari bagian dasar sekat ukur/saluran.
5. Dalam waktu bersamaan, hitung kenaikan permukaan air pada bagian yang dibendung.
6. Ulangi langkah 2 sampai 5 sebanyak 3 kali.
7. Ulangi prosedur diatas dengan sekat ukur yang berbeda.
BAB IV
HASIL DAN PERHITUNGAN
4.1 Hasil
Dari praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil debit aliran sungai sebagai berikut :
a.) Pengukuran debit dengan current meter :
No. Segmen Ulangan Kedalaman Dimensi Luas Kecepatan Debit
(h) saluran (A) (V) (Q)
Meter (p) (l) m² m/dtk m³/dtk
meter meter
1. Tepi kiri 1 0,3
2 26 cm 2m 1,15 m 2,30 0,4
3 0,4
2. Tengah 1 0,1
2 26 cm 2m 1,15 m 2,30 0,3
3 0,3
3. Tepi 1 0,1
kanan 2 23 cm 2m 1,15 m 2,30 0,3
3 0,4
3 13,7
2. Tengah 1 8,99
2 29 5 0,75 3,75 8,98
3 10,27
3. Tepi 1 10,66
kanan
2 26 5 0,75 3,75 13,64
3 18,90
4.2 Perhitungan
Perhitungan Menggunakan Current Meter :
a.) Segmen tepi kiri
0,3 + 0,4 + 0,4
𝑥 2,30
3
= 0,36 𝑥 2,30
= 0,828
b.) Segmen tengah
0,1 + 0,3 + 0,3
𝑥 2,30
3
= 0,23 𝑥 2,30
= 0,529
c.) Segmen tepi kanan
0,1 + 0,3 + 0,4
𝑥 2,30
3
= 0,26 𝑥 2,30
= 0,598
= 5⁄11,50
= 0,434
b. Ulangan 2
𝑉 = 𝑠⁄𝑡
= 5⁄13,17
= 0,379
c. Ulangan 3
𝑉 = 𝑠⁄𝑡
= 5⁄13,7
= 0,364
2. Segmen tengah
a. Ulangan 1
𝑉 = 𝑠⁄𝑡
= 5⁄8,99
= 0,556
b. Ulangan 2
𝑉 = 𝑠⁄𝑡
= 5⁄8,98
= 0,556
c. Ulangan 3
𝑉 = 𝑠⁄𝑡
= 5⁄10,27
= 0,486
3. Segmen kanan
a. Ulangan 1
𝑉 = 𝑠⁄𝑡
= 5⁄10,66
= 0,469
b. Ulangan 2
𝑉 = 𝑠⁄𝑡
= 5⁄13,64
= 0,366
c. Ulangan 1
𝑉 = 𝑠⁄𝑡
= 5⁄18,90
= 0,264
√320
= 107,1 + 0,022 + 5,409 − 25,7 + 2,04 √4,285
1,890
Debit aliran merupakan banyaknya air yang mengalir dalam satuan volume per waktu dengan
satuan meter kubik per detik (m3/s). Debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air)
yang melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu. Debit aliran tersebut
dipengaruhi dengan adanya siklus hidrologi, salah satunya yaitu hujan. ketika intensitas hujan
rendah debit aliran kecil sedangkan ketika intensitas hujan tinggi debit aliran akan semakin
besar. Besar kecilnya debit aliran mempengaruhi sedimentasi yang terjadi pada hulu sungai.
Pada praktikum kali ini, kegiatan pengukuran debit aliran sungai dilakukan dengan tiga cara
atau metode, diantaranya adalah dengan menggunakan current meter, pelampung dan sekat ukur.
Dari ketiga metode tersebut, terdapat perbedaan dari segi proses pelaksanaan kegiatan
pengukuran kecepatan aliran. Untuk pengukuran dengan menggunakan current meter kecepatan
aliran sungai dapat diukur apabila tampilan angka pada monitor current meter telah muncul
,setelah current meter ditempatkan pada kedalaman tertentu sesuai kedalaman sungai.
Pada penggunaan metode pelampung, digunakan suatu benda yang dapat mengapung seperti
pipa. Kemudian benda tersebut dijatuhkan pada titik pengamatan satu dan pencatatan waktu
dimulai, pencatatan waktu dihentikan setelah benda telah sampai pada titik pengamatan dua,
barulah kecepatan aliran sungai dapat diukur. Selanjutnya dengan penggunaan sekat ukur,
pengukuran dapat dilakukan setelah sekat ukur dipasang dengan serapat rapatnya, diusahakan
agar aliran air tidak melewati sisi bagian kanan dan kiri sekat ukur, melainkan aliran air harus
keluar melalui sekat yang berbentuk segi empat, segitiga dan trapesium.
Dari hasil pengukuran dengan tiga metode tersebut, yang dimulai dengan pengukuran dengan
menggunakan metode current meter. Melalui proses perhitungan didapatkan hasil bahwa
segmen tepi kirilah yang memiliki debit aliran terbesar yaitu 0,828 m/dtk. Sedangkan untuk
perhitungan pada pengukuran debit dengan pelampung hasil kecepatan aliran tertinggi terdapat
pada segmen tengah dengan waktu ulangan ialah 0,556 0,556 0,486.
Pada perhitungan untuk mencari debit aliran dengan metode pelampung didapatkan bahwa debit
aliran terbesar dimiliki oleh segmen tepi kanan yaitu dengan 1,3725³/dtk.
Kemudian pada pengukuran debit dengan sekat ukur didapati hasil perhitungan untuk
konstanta debitnya, nilai tertinggi dimilik oleh sekat segitiga yaitu 82,089. Berikutnya untuk
perhitungan mencari koefisien debit, nilai tertingginya juga dimiliki oleh sekat segitiga yaitu 2,5
sedangkan untuk sekat segiempat dan trapesium memiliki hasil koefisien debit yang sama. Untuk
perhitungan debit aliran, debit aliran terbesar dimiliki oleh sekat segiempat yaitu 679,800
BAB VI
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu
penampang melintang sungai per satuan waktu.
2. Besar kecilnya debit aliran mempengaruhi sedimentasi yang terjadi pada hulu sungai.
3. Kecepatan aliran berbanding lurus dengan besarnya debit dimana semakin besar
kecepatan aliran air maka semakin besar debit air yang dihasilkan.
5.2 Saran
Pada praktikum ini sebaiknya diberikan jarak antar masing-masing kelompok, pembagian
tempat pengukuran alirannya jangan terlalu berdekatan agar praktikan dapat konsen pada saat
proses pengukurannya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2014.http://raharjabayu.wordpress.com/2011/06/13/pengukuran-debit-dan-
pengambilan-sampel/.
Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Adriman. 2002. Kualitas Dan Distribusi Spasi Karakteristik Fisika KimiaPerairan Sungai Sulir
Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Bengkalis.Berkala Perikanan Terubuk ISSN 0126-4265
Vol. 29, No. 2.
Danar,A. 2004. Musim Hujan Dan Eutrofikasi Perairan Pesisir. http: //cac. Eng.Ui.ac.id / article
/ articleprint / 2660 / 1 / 25 /
Hehanusa, P.E., dan Haryani, G.,s. 2001. Kamus Limnologi (Perairan Darat).Panitia Nasional
Program Hidrologi Lembaga Ilmu PengetahuanIndonesia.230 hal.
Mahida, U.N. 1984. Pencemaran Air Dan Pemanfaatan Limbah Industri. Rajawali : Jakarta. 543
hal.
Nurdin, S,. 1984. Peran Radiasi Matahari Sebagai Input Dalam Kemantapan Ekosistem. IPB :
Bogor. 45 hal.
Odum. 1971. Fundamentalis Of Ecologi. 3rd Ed. W. B. Sounders Comp.Philadelphia. 574 pp.
Rambe, S.B.M.S. 1999. Kualitas Sungai Kampar Di Kecamatan Bangkinang Barat Ditinjau
Dari Karakteristik Fisika, Kimia dan Struktur KomunitasPhytoplankton. Skripsi, Fperika UNRI.
Pekanbaru. 46 hal.
PRAKTIKUM LAPANGAN
KELOMPOK I
PENGUKURAN DEBIT DENGAN SEKAT UKUR
gambar (1) setelah pemasangan sekat ukur segiempat
doc.by-p.apryonws