You are on page 1of 2

Nama: Abraham isnan

NIM: 2014730001

Hubungan usia dengan penyakit pada skenario


Dewasa

Dapat dipengaruhi oleh pekerjaan seperti pengolahan tanah pertanian/perkebunan dan


pertambangan dengan tangan, dan kaki telanjang yang tidak terlindung. Penggunaan tinja yang
mengandung telur hidup untuk pupuk di kebun.

Anak

Dapat disebabkan karena kondisi tempat tinggal yang berhimpitan di daerah kumuh atau di
kota besar yang memiliki sanitasi buruk, atau didaerah pedesaan anak berdefekasi didekat
rumah.

Staf Pengajar Parasitologi FKUI. 2014. Parasitologi Kedokteran. Jakarta: Balai Penerit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.

Faktor resiko infeksi yang disebabkan oleh cacing Soil-Transmitted Helminth


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI :

Sampai saat ini kejadian penyakit kecacingan akibat infeksi nematode usus golongan Soil-
Transmitted helminth masih cukup tinggi. Hal ini dapat terjadi karena berbagai faktor yang
menunjang.

Perilaku Buang Air Besar tidak pada jamban menyebabkan terjadinya pencemaran tanah oleh
telur cacing cacing tambang sehingga meningkatkan resiko terinfeksi terutama pada orang atau anak
– anak yang tidak memakai alas kaki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang tinggal pada
lingkungan rumah dengan tanah halaman terkontaminasi telur cacing tambang memiliki resiko
terinfeksi larva cacing tambang sebesar 13,0 kali lebih besar dibanding anak yang tinggal pada
lingkungan rumah tanpa kontaminasi telur cacing tambang. (Sumanto D,2010)

Anak yang tinggal dalam keluarga yang memiliki kebiasaan defekasi di kebun dan tempat lain
halaman rumah, beresiko terinfeksi cacing tambang 4,3 kali lebih besar dibanding anak yang tinggal
dengan keluarga yang memiliki kebiasaan defekasi di jamban. (Sumanto D, 2010)

Sanitasi rumah merupakan faktor resiko kejadian infeksi cacing tambang, anak yang tinggal
dalam rumah dengan sanitasi yang buruk beresiko sebesar 3,5 kali lebih besar terinfeksi cacing
tambang dibandingkan dengan anak yang tinggal dalam rumah dengan sanitasi yang baik. (Sumanto
D, 2010)
Anak yang mempunyai kebiasaan tidak memakai alas kaki beresiko terinfeksi cacing tambang
3,29 kali lebih besar dibanding anak yang mempunyai kebiasan memakai alas kaki dalam aktifitasnya
sehari-hari.(Sumanto D, 2010)

Anak yang mepunyai kebiasaan bermain dalam waktu yang lama di tanah, beresiko terinfeksi
cacing tambang 5,2 kali lebih besar disbanding anak yang hanya sebentar bermain di tanah dalam
sehari. (Sumanto D, 2010)

Faktor iklim misalnya temperatur, kelembaban, curah hujan, mungkin merupakan faktor
penting prevalensi infeksi Soil-Transmitted Helminth di Bali. Tingkat pendidikan yang rendah, hygiene
pribadi dan lingkungan yang buruk , sosio ekonomi yang rendah dan perilaku juga merupakan faktor
lain yang berpengaruh. (Wijana DP and Sitisna P, 2000)

Di Negara kaya dan maju banyak penyakit parasit yang dapat diberantas, sebaliknya pada
Negara miskin dan terbelakang memperlihatkan prevalensi parasit yang lebih tinggi. (Onggowaluyo
JS,2001)

Sumanto D. 2010. Faktor Risiko Infeksi Cacing Tambang pada Anak Sekolah (Studi Kasus Kontrol di
Desa Rejosari, Karangawen, Demak. Tesis.Program Studi Magister Epidemiologi Pasca Sarjana
Universitas Diponegoro.

Widjana DP and Sutisna P. 2000. Prevalence Of Soil-Transmtted Helminth Infection In The Rural
Pupulation Of Bali, Indonesia. Southeast Asian J Trop Med Public Health vol. 31 No. 3 September
2000

Onggowaluyo JS. 2001. Parasitologi Medik I (Helmintologi) : Pendekatan Aspek Indentifikasi,


Diagnosis dan Klinik. EGC. Hal. 11-31

You might also like