Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan ini
dengan judul “KEGIATAN MEKANISME SURVEY PT. JHONLIN BARATAMA
BATULICIN COAL PROJECT SITE SUNGAI DUA PIT TRAMBESI” yang di
laksanakan pada tanggal 1 Februari – 03 Mei 2017 di PT. JHONLIN BARATAMA
BATULICIN COAL PROJECT SITE SUNGAI DUA PIT TRAMBESI. Laporan ini
disusun sebagai pertanggung jawaban atas terlaksananya kegiatan Praktek Kerja
Lapangan kepada PT. JHONLIN BARATAMA BATULICIN COAL PROJECT SITE
SUNGAI DUA dan juga kepada kampus POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK PERTAMBANGAN.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, kegiatan
PKL ini tidak akan berjalan dengan lancar. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Kedua Orangtua Bapak Supardi Rasyidi dan Ibu Indriani serta Adik
Muhammad Fahrin Fadillah, Muhammad Lathif Fadillah dan Kakak saya yang
selalu memberikan dorongan semangat serta motivasi dan doa.
2. Ibu Dessy Lestari Saptarini, M. Eng, selaku Ketua Program Studi Diploma III
Teknik Pertambangan Politeknik Negeri Banjarmasin.
3. Bapak Ir. Ahmad Rinjani, MT, selaku Dosen Pembimbing Praktek Kerja
Lapangan.
4. Bapak dan ibu staff dosen pengajar Program Studi Diploma III Teknik
Pertambangan Politeknik Negeri Banjarmasin.
5. Bapak Yunus Karua, selaku Manager Engineering PT. Jhonlin Baratama Site
Sungai Dua Coal Project.
6. Bapak Midhan K, selaku Mine Plane Engineering PT. Jhonlin Baratama Site
Sungai Dua Coal Project.
iii
iv
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
v
1.2.6 Keadaan Geologi Regional ............................................... 9
vi
2.2.6 Total Station ......................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.2 Alat Produksi PT. Jhonlin Baratama Site Sungai Dua .................... 5
Tabel 1.3 Data Curah Hujan PT. JB Site S ungai Dua Tahun 2016 ................ 27
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Department PT. JB Site Sungai Dua .......... 4
Gambar 1.2 Peta Lokasi PT. Jhonlin Baratama Site Sungai Dua .................... 8
Gambar 1.3 Kesampaian Daerah PKL PT. JB Site Sungai Dua ..................... 9
Gambar 1.6 Penyusun Lapisan Batuan PT. JB Site Sungai Dua ..................... 17
ix
Gambar 2.8 Import Data Prolink 1.15 ............................................................ 65
Gambar 2.14 Mengapus dan Memutus String Gemcom Surpac 6.3.2 ............ 69
x
DAFTAR FOTO
Halaman
xi
Foto 1.16 Temuan Menarik ............................................................................. 36
Foto 2.13 Menentukan Titil Koordinat Station Point dan Backsight .............. 51
xii
Foto 2.19 Pengambilan Data Roof dan Floor Coal ......................................... 55
xiii
Foto 2.38 Download Data ............................................................................... 64
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran A
Surat Balasan Praktek Kerja Lapangan Perusahaan
Surat Tugas Praktek Kerja Lapangan
Surat Keterangan Mahasiswa Aktif
Surat Keterangan Asuransi Kecelakaan
Surat Keterangan Berbadan Sehat
Surat Pernyataan Menaati Peraturan Perusahaan
2. Lampiran B
Daftar Hadir Praktek Kerja Lapangan
Daftar Bimbingan Konsultasi Lapangan
Form Penilaian Akhir Praktek Kerja Lapangan
Lembar Pernyataan Selesai Mengikuti Praktek Kerja Lapangan
Lrmbar Konsultasi Dosen Pembimbing
Lembar Konsultasi Dosen Pengarah
3. Lampiran C
List Channel Radio
S.O.P Proses Pengajuan Kalibrasi Alat Survey
S.O.P Penggunaan dan Pemasangan Pita Suvey
S.O.P Verifikasi Alat Ukur
S.O.P Pembuatan Peta Topografi
4. Lampiran D
Pengolahan Data Proggress Menggunakan Gemcom Surpac 6.3.2
Situasi Map Pit Trambesi Menggunakan Gemcom Serpac 6.3.2
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
2
Tabel 1.1
Visi Dan Misi PT. Jhonlin Baratama
Visi Dan Misi PT. Jhonlin Baratama
Visi Misi
Menjadi perusahaan jasa pertambangan yang ter- 1. Berawal dari perusahaan local menuju skala internasional
integritas.
2. Menjalankan perusahaan dengan tat kelola profesional dengan
memperhatikan aspek lingkungan dan sesuai standart internasional
3. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan
kesejahteraan karyawan.
4. Mengutamakan aspek dan Keselamatan Kerja (K3)
5. Menciptakan lingkungan kerja yang religious dengan menunjang
tinggi nilai moral dan etika
6. Memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar melalui
program CSR yang berkesinambungan
3
Berawal dari site sungai dua, pada tahun 2013 PT. JHONLIN BARATAMA
mengembangkan wilayah produksinya dengan mendirikan site baru di Kecamatan
Satui Kabupaten Tanah Bumbu dan di Kecamatan Kintap Kabupaten Tanah Laut
dengan memperoleh kontrak oleh PT. ARUTMIN INDONESIA di wilayah PKP2B
DU-322 dan 315. Hingga kini, PT. JHONLIN BARATAMA SITE SUNGAI DUA
menangani operasi penambangan pada IUP KUD Gajah Mada, IUP PAD, IUP PT.
BCMP dan PKP2B PT. ARUTMIN INDONESIA.
4
1.2.3 Fasilitas dan Peralatan
PT. JHONLIN BARATAMA BATULICIN COAL PROJECT SITE SUNGAI
DUA memiliki fasilitas dan perlatan yang digunakan dalam menunjang kegiatan
perusahaan di Site Sungai Dua, diantaranya :
1. Fasilitas
Fasilitas yang terdapat di PT. JHONLIN BARATAMA BATULICIN COAL
PROJECT SITE SUNGAI DUA antara lain :
Mushola Area parkir karyawan
Kantin Terminal Bus
Office Workshop
Klinik Kesehatan
2. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam proses penambangan di PT. JHONLIN
BARATAMA BATULICIN COAL PROJECT SITE SUNGAI DUA yang
dibagi menjadi dua yaitu Mining dan Support. Mining dimana alat itu
digunakan untuk proses penambangan seperti halnya penggalian dan
pengangkutan, sedangkan Support dimana alat itu digunakan untuk penunjang
kerja dari alat Mining seperti permbuatan jalan pengangkutan, penerangan dll,
daftar alat bisa dilihat di tabel 1.2. adapun juga sarana untuk menuju ke
tambang, yaitu LV dengan kode LVM d an bus.
Tabel 1.2
Alat Produksi PT. Jhonlin Baratama Site Sungai Dua
2 CATERPILLAR 390 F 2 10
3 KOMATSU PC 1250 2
EXCAVATOR COAL
4 DOOSAN SCV500 8
16
5 DOOSAN DX500 8
5
HAULER OB
6 HD CAT 773D 8
7 HD CAT 773E 7 24
8 HD KOMATSU HD465-7R 9
HAULER SOIL
9 ARTIC DT CAT 740 B 5 5
BULDOZER
10 CATERPILLAR D6R 3
11 CATERPILLAR D8R 1
7
12 CATERPILLAR D9R 1
13 CATERPILLAR D10T 2
MOTOR GRADE
14 CATERPILLAR 160H 1
15 KOMATSU GD825A-2 1 4
16 KOMATSU GD705A-5 2
VIBRO COMPACTOR
17 CATERPILLAR CS533-E 1
3
18 SAKAI SV512D 2
WATER PUMP
19 CATERPILLAR WPC 4
8
20 VOLVO WPV 4
LIGHTING TOWER
21 MAGNUM LTG 8
22 MULTIQUIPT LTQ 5 17
23 TEREX LTB 2
24 YANMAR LTY 2
SUPPORT
WATER TRUCK
25 HINO 260 FM260-WT 2 2
SERVICE TRUCK
26 HINO 260 FM260 2 2
GENSET
27 KOMATSU EGS300-6 3
28 YAMAHA EDL11000SE 2
29 CAMINT UC60E 1
11
30 KUBOTA KJ-T300, GL6000 & GL9000 5
SKIDSTEER LOADER
31 SKIDSTEER LOADER 236B2 1 1
(Sumber : Department Engineering PT. Jhonlin Baratama Site Sungai Dua, 2017)
6
1.2.5 Lokasi Dan Kesampaian Daerah Praktek Kerja Lapangan
7
PT. JHONLIN BARATAMA
BATULICIN COAL PROJECT SITE
SUNGAI DUA
(Sumber : Departement Engineering PT. Jhonlin Baratama Site Sungai Dua, 2017)
Gambar 1.2 Peta Lokasi PT. Jhonlin Baratama Site Sungai Dua
8
(Sumber : www.googlemap.com)
Gambar 1.3 Kesampaian Daerah PKL PT. JHONLIN BARATAMA BATULICIN
COAL PROJECT SITE SUNGAI DUA
9
pada lingkungan lagoon hingga neritik tengah dengan ketebalan hingga 1075
meter dan berumur oligosen sampai Miosen awal. Hubungannya selaras dengan
Formasi Tanjung yang terletak di bawahnya.
3. Formasi Warukin
Merupakan perselingan batupasir kuarsa dan batu lempung dengan sisipan
batubara. Setempat ditemukan sisipan batugamping. Formasi ini diendapkan
pada lingkungan neritik dalam hingga deltaik dengan ketebalan sekitar 2400
meter dan berumur Miosen tengah sampai Miosen akhir. Hubungannya selaras
dengan Formasi Berai yang terletak dibawahnya.
4. Formasi Dahor
Merupakan perselingan batupasir dan konglomerat yang tidak kompak.
Setempat ditemukan batu lempung lunak, lignit dan limonit. Formasi ini
diendapkan pada lingkungan litoral hingga sublitoral dengan ketebalan sekitar
840 meter dan berumur Miosen akhir sampai Pliosen. Hubungannya tidak
selaras dengan Formasi Warukin yang terletak dibawahnya dan tidak selaras
dengan endapan alluvial yang terdapat di bagian atasnya.
10
Daerah penelitian PT. JHONLIN BARATAMA BATULICIN COAL
PROJECT SITE SUNGAI DUA masuk dalam peta Geologi lembar Kotabaru,
Kalimantan. Skala 1 : 100.000.
Stratigrafi tertua adalah pada masa (Era) Mesozoikum yaitu batuan Bancuh
(Mb), Batu pasir Kersikan dan Rijang Radiolaria (Mr), Sekis Garnet Amfibolit (Mm),
Batuan Ultramafik (Mub), yaitu Trias-Jura. Sedangkan pada periode kapur diendapkan
Diorit (Kdi), Olistolit Kintap (Kok), Formasi Ptap (Ksp), Anggota Paau (Kvp), Formasi
Manunggal (Km), dan Formasi Haruyan (Kvh). Formasi Tanjung (Tet), Formasi
Pamaluan (Tmop), Formasi Berai (Tmob), dan Formasi Warukin (Tmw). Diendapkan
pada periode Tersier. Formasi Dahor (TQd) diendapkan pada akhir Tersier yaitu pada
kala Pliosen sampai awal Kuarter (Plistosen) sedangkan Alluvium (Qa) diendapkan
Holosen hingga kini, adapun lembar stratigrafi yang bisa dilihat pada gambar 1.5.
11
1.2.7 Keadaan Geologi Praktek Kerja Lapangan
a. Morfologi Daerah
Bentuk morfologi bentang alam suatu wilayah umumnya sangat
dipengaruhi oleh struktur geologi. Morfologi bentang alam di wilayah PT.
JHONLIN BARATAMA BATULICIN COAL PROJECT SITE SUNGAI DUA
berupa perbukitan bergelombang sedang, perbukitan gelombang lemah dan
dataran dengan kemiringan lereng berkisar 5-18%.
b. Stratigrafi Daerah
Urutan stratigrafi regional pada satuan batuan sedimen tersier dari
lapisan tua kelapisan muda, adapaun peta lapisan stratigrafi daerah dapat dilihat
pada gambar 1.6 beserta pengertian lapisannya sebagai berikut :
A. Era Mesozoikum
1. Trias-Jura
Batuan Bancuh (Mb)
Disusun oleh greywacke, rijang radiolarian, diabas dan basal,
bersentuhan sesar dengan satuan batuan disekitarnya. Umurnya
diduga Jura.
Batupasir Kersikan dan Rijang Radiolaria (Mr)
Batupasir Kersikan berwarna putih kemerahan, berbutir halus dan
padu, dengan sisipan rijang radiolarian. Satuan ini bersentuhan sesar
dengan batuan Ultramafik dan Formasi Pitap serta tertindih tak
selaras oleh Formasi Tanjung. Umurnya diduga Jura.
Sekis Garnet Amfibolit (Mm)
Bertekstur heteroblastik, bersentuhan secara tektonik dengan
ultramafik dan diduga berumur jura.
Batuan Ultramafik (Mub)
Harzburgit, dunit, serpentinit, gabro, basal, dan piroksinit yang telah
terserpentinitkan. Mikrodiorit (granit tipe “M”) berupa bodin
12
berukuran 1-2 meter dijumpai dengan arah U 290O T. Batuan
Ultramafik bersentuhan secara tektonik dengan satuan disekitarnya.
2. Kapur
Diorit (Kdi)
Diorit, sama butir dan Hipidiomorfik granular menerobos batuan
ultramafik dan Formasi Pitap. Olistolit Kintap (Kok) : batu gamping
padat-berlapis buruk, berumur aptian-albian dan terendapkan
dilingkungan litoral atau laut dangkal.
Formasi Pitap (Ksp)
Perselingan konglomerat, batu pasir wake, dan batu lanau,
bersisipan batu gamping, breksi aneka bahan, batu lempung,
konglomerat dan basal. Tebal satuan ini antara 1000 dan 1500
meter, menjemari dengan Formasi Haruyan.
Anggota Paau (Kvp)
Basal amigdaloid, basal porfir. Anggota Paau menjemari dengan
Formasi Manunggul dan dikorelasikan dengan fasies gunung api.
Umurnya Kapur Atas.
Formasi Haruyuan (Kvh)
Lava basal, breksi aneka bahan dan tuf. Formasi Haruyuan tebalnya
mencapai 1250 meter dan menjemari dengan Formasi Pitap.
B. Era Kenozoikum
1. Tersier
Formasi Tanjung (Tet)
Formasi tanjung diperkirakan memiliki umur Paleosen Akhir-
Oligosen Awal, diendapkan selama awal genang laut tersier.
Formasi tanjung diendapkan secara tidak selaras diatas batuan pra-
Tersier, pada lingkungan paralis-neritik. Litologi yang terdapat pada
Formasi ini terdiri dari batu pasir kuarsa yang berbutir halus. Pada
13
Formasi tanjung bagian bawah terdapat juga batu lempung setempat
menyerpih dan sisipan batu gamping yang mengandung fragmen
moluska serta foraminifera. Sedangkan pada Formasi tanjung
bagian atas terdapat sisipan batubara serta batu lempung serpihan.
Dibeberapa tempat juga terdapat konglomerat yang diduga berupa
channel. Ketebalan Formasi Tanjung melebihi 1000 m dan
sebarannya mengikuti pola sedimentasi berarah North West – South
East.
Formasi Berai (Tomb)
Formasi ini memiliki umur Oligosen Awal – Miosen Awal dan
diendapkan secara selaras diatas Formasi Tanjung. Pada bagian
bawah Formasi ini terdapat litologi berupa batu lempung
karbonatan. Sedangkan dibagian tengah terbentuk litologi batu
gamping yang masif. Setelah itu, pada bagian atas dari Formasi ini,
diendapkan kembali batu lempung karbonatan. Formasi ini
memiliki ketebalan sekitar 100 m dengan pola penyebaran yang
dikontrol oleh tinggian purba pada pembentukan cekungan yang
lebih tua.
Formasi Warukin (Tmw)
Formasi Warukin mengalami pengendapan pada awal susut laut
(regresi). Batuan penyusun dari Formasi ini terdiri dari batu
lempung yang berselang-seling dengan lapisan-lapisan tipis batu
pasir kuarsa dan batu lempung serta batu gamping. Formasi ini
mulai terbentuk bersamaan dengan pengangkatan Tinggian Meratus
dibagian timur Cekungan Barito, yang dikenal dengan synorogenic
yang mulai pada Miosen Awal Tengah.
Litologi yang terdapat pada bagian bawah Formasi Warukin
tersusun atas batu lempung dengan sisipan batubara serta lapisan
14
batu pasir kuarsa. Pada bagian tengah Formasi ini masih diendapkan
batu lempung, batubara dan sisipan batu pasir kuarsa. Sedangkan
pada bagian atasnya, diendapkan batu lempung, sisipan batu pasir
kuarsa serta sisipan batubara yang lebih tebal. Formasi ini
diendapkan didaerah laut dangkal atau litoral (Triono dan Mulyana,
2007), sedangkan perselingan batu pasir dan batu lempung
menandakan adanya energi pengangkutan partikel sedimen berbeda
yang biasa dijumpai pada dataran banjir disekitar muara sungai.
Sedangkan batubara didaerah ini muncul sebagai sisipan yang
memiliki ketebalan mencapai 25 m.
Formasi Warukin diendapkan secara selaras diatas Formasi
Berai dalam lingkungan laut dangkal (Litoral) hingga paralik yang
berubah secara berangsur kebagian atas menjadi endapan
fluviodeltaik. Umur dari Formasi ini diperkirakan antara Miosen
Awal Tengah-Miosen Akhir. Ketebalan Formasi Warukin berkisar
antara 450-650 meter dan menebal kearah Tinggian Meratus dengan
perkiraan sekitar 1300 meter (Satyana, 1995)
Formasi Dahor (Tqd)
Formasi Dahor merupakan batuan sedimen tersier termuda pada
daerah penelitian yang diendapkan secara tidak selaras diatas
Formasi Warukin. Formasi ini terbentuk bersamaan dengan siklus
pengangkatan Tinggian Meratus, sejalan dengan pelipatan dan
pensesaran yang terjadi pada batuan pra-Dahor.
Formasi Dahor diperkirakan berumur Plio-Plistosen dan
diendapkan pada lingkungan paralis dengan pola penyebaran
sedimentasi yang cenderung menebal kearah Tinggian Meratus.
Berkisar antara 200-250 meter.
15
Litologinya terdiri dari batu pasir, kuarsa, konglomerat, dan batu
lempung, sisipan lignit, kaolin, dan limonit. Sedimentasi yang
membentuk perselingan tipis, lapisan sejajar antara batu pasir halus
dan lempung, mengindikasikan lingkungan pengendapan dataran
banjir, endapan batubara yang rapuh mengindikasikan lingkungan
rawa (Triono dan Mulyana, 2007).
2. Kuarter
Alluvium (Qa)
Kerakal, kerikil, pasir, lanau, lempung dan lumpur terdapat sebagai
endapan sungai rawa dan pantai.
16
Lokasi pengamatan
2017
Politeknik Negeri Banjarmasin
Rohmat Ali Mustofa
Teknik Pertambangan
T03140022
2017
(Sumber: Department Engineering PT. Jhonlin Baratama Site Sungai Dua, 2017)
Gambar 1.6 Penyusun Lapisan Batuan PT. Jhonlin Baratama Site Sungai Dua.
17
1.2.8 Kegiatan Penambangan
Berdasarkan bentuk dan karakteristik cadangan batubara serta tanah
penutupnya, maka sistem tambang terbuka (surface mining) yang dapat diterapkan
adalah metode open pit dengan menambang lapisan batubara dari singkapan sampai
dengan kedalaman tertentu dan sepanjang daerah tambang sesuai dengan Stripping Of
Ratio (SR) yang ditetapkan.
Terdapat beberapa blok penambangan yang direncanakan dimana setelah blok
awal dibuka dilanjutkan dengan membuka blok selanjutnya sehingga terdapat
kemudahan dalam membuang overburden dalam jumlah yang besar ke dalam pit yang
telah ditinggalkan. Sistem ini lebih dikenal dengan sistem Back Filling. Operasi
penambangan berlangsung selama 24 jam yang dibagi menjadi 2 shift dimana masing-
masing shift bekerja untuk 12 jam dan istirahat 1 jam. Adapun tahapan kegiatan
penambangan pada PT. Jhonlin Baratama dapat dilihat pada gambar 1.7 beserta
pengertiannya sebagai berikut :
(Sumber : Mine Plan Engineering PT Jhonlin Baratama Site Sungai Dua, 2017)
Gambar 1.7 Tahapan Penambangan PT. JB SITE SUNGAI DUA
18
segala sesuatu yang berada di permukaan lahan tersebut (vegetasi atau bahkan
pemukiman penduduk). Pekerjaan ini sering disebut dengan land clearing.
Secara umum daerah praktek kerja lapangan yang akan ditambang pada
saat ini merupakan daerah perbukitan ringan dan merupakan daerah yang telah
terbuka akibat kegiatan perladangan. Oleh karena itu pekerjaan pembersihan
lahan hanya cukup dilakukan dengan bulldozer komatsu D85ESS-2. Setelah itu
kegitan selnjutnya adalah pembukaan tanah, dalam hal ini adalah pengupasan
tanah dan jalan, adapun kegiatan top soil removal dapat dilihat pada foto 1.1.
b. Pengupasan Tanah Penutup atau Soil
Pertimbangan penanaman kembali daerah bekas tambang menggunakan
strategi pengelolaan lingkungan secara menyeluruh terutama dalam hal
penanganan tanah pucuk (top soil) yang lebih kaya akan unsur hara. Tanah
humus ini dikupas sampai ketebalan tertentu dengan menggunakan bulldozer.
Kemudian ditumpuk dan ditimbun pada suatu tempat yang aman dari kegiatan
pertambangan agar nantinya dapat dimanfaatkan kembali dalam kegiatan
reklamasi.
Pengupasan top soil dan sub soil dilakukan dengan menggunakan
excavator doosan DX 500 dan artic dump truck CAT 740. Yang selanjutnya
material soil tersebut di angkut ke tempat disposal yang telah disediakan dan
aman dari aktivitas pertambangan.
19
2. Drill And Blast / Pemboran Dan Peledakan
Setelah terkupasnya tanah bagian atas atau soil maka tahap selanjutnya
yaitu pemberaian material overburden, di PT. JHONLIN BARATAMA
BATULICIN COAL PROJECT SITE SUNGAI DUA untuk kegiatan
pemberaian material overburden dilakukan dengan teknik peledakan atau
blasting. Karena batuan yang cukup keras sehingga tidak bisa hanya dilakukan
ripping sebab bukan hanya memakan waktu tapi juga biaya. Pada kegiatan
peledakan hal pertama yang dilakukan yaitu menyiapkan lokasi yang akan
diledakkan agar nantinya pada saat proses drilling bisa berjalan lancar, pada
tahap persiapan ini alat yang dan gunakan yaitu Bulldozer.
Selanjutnya yaitu pembuatan tempat pengisian bahan peledak di tempat
lokasi yang telah di rapikan dengan membuat lubang di dalam tanah dengan
cara dibor atau drilling, alat yang digunakan untuk proses drilling yaitu , ketika
proses drilling selesai tahap selanjutnya adalah pengisian bahan peledak ke
dalam lubang yang telah dibuat dan proses yang terakhir yaitu peledakan yang
dilakukan pada siang hari di waktu istirahat dan tidak adanya aktivitas
penambangan yang sedang berlangsung, adapun kegiatan drill and blast dapat
dilihat pada foto 1.2.
20
3. Overburden Removal
Pada penggalian overburden PT. JHONLINE BARATAMA
BATULICIN COAL PROJECT SITE SUNGAI DUA menggunakan Metode
Single Back up yaitu posisi truck yang dimuati dalam satu tempat dengan
metode loading yaitu Top Loading yaitu kedudukan alat muat lebih tinggi dari
back truk jungkit, alat muat berada diatas tumpuka material atau berada di atas
jenjang. Cara ini hanya diberlakukan pada alat muat backhoe. Penggalian
dilakukan dengan alat gali muat excavator caterpillar 390F dan langsung
diangkut dengan menggunakan alat angkut caterpillar HD 773D, adapun
kegiatan overburden removal dapat dilihat pada foto 1.3.
4. Coal Getting
Penggalian batubara dimulai dengan aktivitas coal cleaning yang
bertujuan untuk membersihkan material non batubara sebelum dilakukan
penambangan. Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas dari batubara yang
ditambang. Untuk lapisan batubara yang keras maka dilakukan penggaruan
terlebih dahulu sebelum dilakukan coal getting. Penggalian dilakukan dengan
menggunakan alat excavator Doosan DX 500 dan langsung diangkut dengan
menggunakan alat angkut Hino dumptruck 320 dan 260 dengan kapasitas muat
21
31-35 ton per unit yang langsung di angkut melalui jalan hauling sepanjang ±
12 km ke pelabuhan jetty untuk di crushing, adapun kegiatan coal getting dapat
dilihat pada foto 1.4 dan coal getting pada foto 1.5.
22
back filling, yaitu melakukan penimbunan tanah penutup pada daerah bekas
tambang. Cara ini, di samping akan mengurangi jarak angkut tanah penutup
juga akan mengurangi dampak lingkungan dengan mengisi kembali lubang-
lubang bekas tambang dan mempersiapkan dilaksanakannya reklamasi, adapun
kegiatan foto kegiatan overburden dump to disposal pada foto 1.6.
6. Re-plantation
Seperti yang telah dijelaskan diatas, top soil merupakan lapisan tanah
penutup yang paling atas. Lapisan tanah ini memiliki kandungan unsur hara
(seperti humus) yang cukup tinggi yang memungkinkan tumbuh dan
berkembangnya vegetasi. Oleh karena itu, pada tahap penimbunan (dumping),
jenis tanah ini dipisahkan dari yang lain (over burden / inter burden) karena
pada penutupan tambang, tanah ini dipergunakan pada tahap reklamasi.
Pada tahap penimbunan ini adapun hal-hal yang harus diperhatikan
yaitu :
a. Lokasi Penimbunan
Tidak terlalu jauh dari lokasi hauling karena hal ini mempengaruhi cycle
time alat yang kemudian berdampak pada produktivitas.
23
b. Kestabilan timbunan (ketinggian dan kemiringan)
Material yang ditimbun merupakan material loose dengan void yang
besar, agar tidak terjadi amblasan maupun longsoran maka ketinggian dan
kemiringan harus dibuat dengan berdasarkan dimensi yang sesuai dengan
karakteristik geoteknik material setempat. Untuk itu dimungkinkan pula
dilakukan perataan dan pemadatan timbunan dengan alat-alat khusus.
7. Rom Stockpile & Coal Shipping
a. Rom Stockpile
Raw Batubara dari tambang di angkut ke unit pengolahan batubara
dimana terdapat tempat penumpukan yang berbeda-beda dan juga kapasitas
yang berbeda pula. Di tempat ini dilakukan pencampuran seam batubara di
Hopper Crusher, akan tetapi kualitas batubara masih sangat bervariasi
untuk itu dilakukan proses pencampuran tahap kedua yaitu antara stockpile
yang satu dengan yang lainnya. Pencampuran di Plant Stockpiles dilakukan
sebelum batubara dimasukkan kedalam Surge bin untuk segera dialirkan ke
Overland Conveyor. Proses pencampuran di plant stockpiles dilakukan
dengan cara mengatur flow rate dari satu stockpile dengan yang lainnya
dengan perbandingan tertentu sehingga dihasilkan kualitas yang
dikehendaki, adapun foto kegiatan stocpiles dapat dilihat pada foto 1.7 dan
plan stocpiles pada foto 1.8.
24
(Sumber : Dokumentasi Praktek Kerja Lapangan, 2017)
Foto 1.8 Plant Stockpiles
b. Shipping Coal
Semua hasil pencampuran dari plant stockpile akan dikirim ke tempat
penumpukan di pelabuhan atau dapat juga langsung dikirim ke kapal dengan
menggunakan ban berjalan (Overland Conveyor). Batubara yang tiba di tempat
penumpukan diatur dengan menggunakan unit alat stacker ataupun stacker-
reclaime, adapun kegiatan loading conveyor dapat dilihat pada foto 1.9.
25
1.2.9 Keadaan Flora Dan Fauna
Jenis vegetasi yang ada di daerah PT. JHONLIN BARATAMA BATULICIN
COAL PROJECT SITE SUNGAI DUA hampir seluruhnya merupakan tanaman
perkebunan dan produksi lain berupa pohon karet dan buah-buahan. Jenis tanaman lain
selain tanaman diatas adalah berupa alang-alang, semak-semak belukar dan sejenisnya
yang menempati daerah sungai kecil dan tanaman perkebunan yang sudah tidak
produktif lagi.
Jenis fauna yang sering dijumpai pada daerah tersebut berupa babi hutan,
monyet, ular, biawak, dan beberapa jenis burung-burungan. Sedangkan hewan ternak
yang sering dijumpai seperti sapi, kambing, dan unggas yang dipelihara oleh penduduk
setempat sebagai mata pencaharian tambahan.
26
dan memiliki 2 musim, yaitu musim hujan dan kemarau. Data curah hujan PT.
JHONLIN BARATAMA BATULICIN COAL PROJECT SITE SUNGAI DUA,
adapun data curah hujan dapat dilihat pada tabel 1.3 di bawah ini.
Tabel 1.3
Data Curah Hujan PT. JHONLIN BARATAMA BATULICIN COAL PROJECT
SITE SUNGAI DUA Tahun 2016
Hi drome te orol ogi
Data C urah Hujan Si te Proje ct Sungai Dua 2016
Tanggal
Lokasi
Nurse ry Pi t Akasi a Pi t ASG Pi t GMB Pi t GMT Pi t PAD Pi t BC MP Pi t Trambe si Pi t Be ngki rai
Januari 113.8 108.3 79.2 58.5 52.7 52.7 48.8 113.8 0
Fe bruari 329.0 296.4 416.9 425.8 414.8 414.8 427.9 361.9 0
Mare t 487.9 408.2 416.9 425.8 414.8 414.8 427.9 329 0
Apri l 259.4 248.9 362.3 186.8 211.6 211.6 213.8 259.4 0
Me i 99.3 94 155.5 154 149.7 149.7 147.5 99.3 0
Juni 170.6 181.7 133.5 123.8 125 125 134.4 123 0
Jul i 104.9 85.4 117.1 88.1 89.5 89.5 88.3 98.7 0
Agustus 60 36.2 102.3 143.1 125.2 125.2 129.3 88.4 0
Se pte mbe r 190.6 135.7 180.8 221.8 238.2 238.2 261.9 185.3 0
O ktobe r 122.3 143.9 214.6 215 208.5 208.5 236.6 172.9 0
Nove mbe r 142.4 241.5 318 250.4 270.2 270.2 294.6 317.6 198
De se mbe r 234.1 217.2 187.7 153.6 152.2 152.2 148.6 215.4 197.9
Total (mm) 113.8 658 329 259.4 99.3 171.2 104.9 60 395.9
Max (mm) 487.9 408.2 416.9 425.8 414.8 414.8 427.9 317.6 198
Mi n (mm) 60 36.2 79.2 58.5 52.7 52.7 48.8 88.4 198
Ave rage (mm) 192.9 183.1 223.7 203.9 204.4 204.4 213.3 197.1 32.99
(Sumber : HSE Department PT. JB batulicin Coal Project Site Sungai Dua, 2017)
27
dalam kegiatan praktek kerja lapangan bias di lihat pada gambar 1.9 Struktur
Organisasi pada berikut ini.
28
Tabel 1.4 Kegiatan PKL Plan dan Actual
Plan
2 Pengamatan Kegiatan Survey Lapangan
Actual Prosedur Kegiatan
Plan
3 Pengambilan Data Survey Lapangan
Actual Libur Stickman
Libur
Izin
Off
Off
Off
Off
Off
Off
Off
Off
Izin
Izin
Izin
Izin
Plan
4 Penggunaan Alat Survey
Actual TS, Geodetik & GPS
Plan
5 Pengolahan Data Survey
Actual Surpac 6.3
Plan
6 Pengolahan Laporan PKL
Actual
(Sumber : Pengolahan Data Praktek Kerja Lapangan, 2017)
29
benar mengetahui dan memahami sebelum berkegiatan pada area operasional
pertambangan secara aman.
Setelah selesai melakukan induksi K3 dan menyelesaikan administrasi kegiatan
selanjutnya adalah pembuatan Mine Access untuk digunakan sebagai izin memasuki
wilayah dari PT. JHONLIN BARATAMA BATULICIN COAL PROJECT SITE
SUNGAI DUA dalam bentuk id card. Setelah pemberian Mine Access kemudian di
arahkan untuk menuju ke Department terkait judul praktek kerja lapangan yang di
ambil, adapun mine access perusahaan PT. JHONLIN BARATAMA dapat dilihat pada
foto 1.10.
Setiap hari kegiatan praktek kerja lapangan di wajibkan untuk mengikuti Talk
Box terlebih dahulu dimulai pukul 06.30 – selesai yang dihadiri dari Mine Department
Engineering. Tujuan talk box sendiri adalah untuk saling mengingatkan bekerja pada
area yang aman dan tidak menimbulkan resiko kecelakaan kerja dengan materi di
dalamnya seputar K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja), kondisi area sekitar kerja,
serta pemberian jobs terhadap divisi survey dan diakhiri dengan pengisian form Tool
Box & Patique Monitoring yang di dalamnya berisikan absensi dan kondisi kesehatan
karyawan maupun mahasiswa sebelum melakukan aktifitas pekerjaan di area
30
penambangan, adapun form absensi tool box dan patique monitoring dapat dilihat pada
foto 1.11.
31
Proses pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) selanjutnya di laksanakan
berdasarkan target mingguan yang akan di capai (tabel 1.5). dimulai dari induksi 1 hari
di divisi SHE (Safety Healty Environtment) pada tanggal 01 februari 2017 dilanjutkan
ke divisi survey dari tanggal 02 februari 2017, dengan mengikuti tim survey ke
lapangan yaitu diawali dari pengamatan kegiatan kemudian mempraktekkan langsung
pengambilan titik koordinat dilapangan. Pengukuran dilakukan atas dasar request atau
permintaan pengukuran baik dari mine plan ataupun supervisor sendiri, untuk request
pengukuran dari mine plan dilampirkan peta rencana dan koordinat titik – titik batas
penggalian untuk dilakukannya stake out dan pemasangan pita di area tersebut yang
selanjutnya dilaporkan kepada pengawas yang betugas di area tersebut. Adapun
persiapan pengukuran, menentukan pengambilan sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan oleh supervisor, kemudian mempersiapkan alat berupa battery total station,
handy talky, total station, radio, stick prisma, buku koordinat patok dan statif . setelah
pengecekan perlatan yaitu pembagian team yang diatur oleh instrument atau leader di
dalam team survey lapangan setelah pengambilan data selesai kegiatan selanjutnya
yaitu pengolahan data yang menggunakan software gemcom surpac 6.3.2 untuk
pembuatan peta situasi kemajuan tambang. adapun lokasi pengamatan dan
pengambilan data di pit trambesi, bisa dilihat pada foto 1.13 di bawah ini.
32
Kegiatan selanjutnya adalah pembuatan Lapora Praktek Kerja Lapangan untuk
perusahaan sebagai bahan evaluasi baik bagi perusahaan terutama divisi terkait dalam
kegiatan Praktek Kerja Lapangan dan evaluasi bagi mahasiswa yang selanjutnya pada
akhir kegiatan Praktek Kerja Lapangan harus diserahkan keperusahaan, adapun lembar
konsultasi selama pembuatan Laporan Praktek Kerja Lapangan bisa dilihat pada
Lampiran X. Proses selanjutnya adalah kegiatan presentasi yang diwajibkan bagi
mahasiswa yang melakukan penelitian dan Praktek Kerja Lapangan PT. JHONLIN
BARATAMA BATULICIN COAL PROJECT SITE SUNGAI DUA, kegiatan
presentasi ini akan di tunjukkan dan diikuti oleh semua perwakilan Department sebagai
pelaporan kegiatan Praktek Kerja Lapangan dan bahan evaluasi untuk perusahaan,
setelah itu yaitu kegiatan administrasi dan ramah tamah telah terselesaikannya kegiatan
Praktek Kerja Lapangan di PT. JHONLIN BARATAMA BATULICIN COAL
PROJECT SITE SUNGAI DUA. Adapun berikut hasil dokumentasi kegiatan
presentasi dan ramah tamah sebagai hasil pelaporan Praktek Kerja Lapangan bisa
dilihat pada foto 1.14 dan 1.15 di bawah ini.
33
(Sumber : Dokumentasi Praktek Kerja Lapangan, 2017)
Foto 1.15 Kegiatan Ramah Tamah
Tripod yang goyang akibat hilangnya Adanya perbaikan pada alat survey
baut. terutama tripod dikarenakan hal ini
1. sangat mempengaruhi dalam tingkat
ketelitian pengambilan koordinat atau
data.
APS yang berembun dan berakibat tidak Setelah pekerjaan survey telah selesai
bisa menyentring ke titik bench mark di sebaiknya alat jangan di simpan dalam
2. karenakan lubang lensa yang gelap karena bak mobil LV, karena alat survey yang
berembun. sensitive terhadap cuaca dan bisa
mempercepat kerusakan.
34
Adanya Handy Talky yaitu alat Mengganti alat komunikasi HT yang
komunikasi yang rusak dan berkondisi jelek dengan yang baru,
3. menngakibatkan miss komunikasi. Karena itu sangat penting tidak untuk
tim survey saja. Tapi untuk pekerjaan
yang khusunya di pertambangan.
Stick patah pada bagian yang digunakan Selalu berhati – hati pada penggunaan
sebagai menambah tinggi stick, akibatnya alat survey dengan menaati SOP yang
stick tidak bisa di tinggikan secara sudah ditentukan perusahaan.
5.
maksimal yang berakibat kesulitan dalam
penembakan jika pandangan penembak
terhalang oleh benda atau yang lainnya.
Pemasangan Pita yang tidak sesuai Order warna pita agar sesuai dengan
dengan SOP yang telah di tentukan SOP, dan tidak adanya kesalah
6.
pahaman terhadap penempatan warna
pita
Bench Mark yang hanya terbuat dari paku Penempatan Bench Mark di area yang
ataupun kayu dan tidak adanya tanda aman dan terbuat dari kayu yang kuat
7.
bahwa adanya bench mark di area ataupun semen serta pemasangan pita
tersebut. di area sekitar Bench Mark
35
Area titik patok untuk berdirinya alat Selalu memperhatikan area dalam
survey tergenang air atau tertimbun pembuatan patok untuk berdirinya
8. material alat, agar tidak terganggu, yaitu dengan
membuat atau menandai patok
tersebut.
Tidak adanya payung sebagai pelindung Order payung untuk melindungai alat
9. untuk alat total station total station dari cuaca baik panas
maupun air hujan.
36
BAB II
TOPIK PEMBAHASAN
38
2.2.3 Poligon ( Traverse )
Polygon berasal dari kata poli yang berarti banyak dan gonos yang berarti sudut.
Secara harfiahnya, polygon berarti sudut banyak. Namun arti sebenarnya, polygon
adalah rangkaian titik-titik secara berurutan, sebagai kerangka adalah dasar pemetaan.
Sebagai kerangka dasar, posisi atau koordinat titik-titik polygon harus diketahui
atau ditentukan secara teliti. Karena akan digunakan sebagai ikatan detail. (Slamet
Basuki.2011).
b. Poligon Terutup
Poligon tertutup adalah poligon yang titik awalnya dan titik akhirnya
bertemu pada satu titik yang sama. Pada poligon tertutup, koreksi sudut dan
koreksi koordinat tetap dapat dilakukan walaupun tanpa titik ikat, dapat dilihat
pada gambar 2.2.
39
(Sumber : Slamet Basuki, 2011)
Gambar 2.2 Poligon Tertutup
c. Poligon Bercabang
Poligon cabang adalah suatu poligon yang dapat mempunyai satu atau lebih
titik simpul, yaitu titik dimana cabang itu terjadi, dapat dilihat pada gambar 2.3.
d. Poligon Kombinasi
Bentuk poligon kombinasi merupakan gabungan dua atau tiga dari bentuk-
bentuk poligon yang ada, dapat dilihat pada gambar 2.4.
40
2. Poligon Menurut Titik Ikatnya
a. Poligon Terikat Sempurna
Suatu poligon yang terikat sempurna dapat terjadi pada poligon tertutup
ataupun poligon terbuka, suatu titik dikatakan sempurna sebagai titik ikat
apabila di ketahui koordinat dan jurusannya minimum 2 buah titik ikat dan
tingkatnya berada diatas titik yang akan dihasilkan. (Slamet Basuki.2011)
1. Poligon Tertutup Terikat Sempurna :
Poligon tertutup yang terikat azimuth dan koordinat.
2. Poligon Terbuka Terikat Sempurna :
Poligon terbuka yang masing-masing ujungnya terikat azimuth dan
koordinat.
b. Poligon Terikat Tidak Sempurna
Suatu poligon yang terikat tidak sempurna dapat terjadi pada poligon
tertutup ataupun poligon terbuka, dikatakan titik ikat tidak sempurna apabila
titik ikat tersebut diketahui koordinatnya atau hanya jurusannya.
1. Poligon Terutup Tidak Sempurna :
Poligon tertutup yang terikat pada koordinat atau azimuth saja.
2. Poligon Terbuka Tidak Terikat Sempurna :
Poligon terbuka yang salah satu ujungnya terikat oleh azimuth saja,
sedangkan ujung yang lain tidak terikat sama sekali. Poligon
semacam ini dapat dihitung dari azimuth awal dan yang diketahui
dan sudut-sudut poligon yang diukur, sedangkan koordinat dari
masing-masing titiknya masih local.
Poligon terbuka yang salah satu ujungnya terikat oleh koordinat
saja, sedangkan ujung yang lain tidak terikat sama sekali. Poligon
semacam ini dapat dihitung dengan cara memisalkan azimuth awal
sehingga masing-masing azimuth sisi poligon dapat dihitung,
sedangkan koordinat masing-masing titik dihitung berdasarkan
41
koordinat yang diketahui. Oleh karena itu pada poligon bentuk ini
koordinat yang dianggap betul hanyalah pada koordinat titik yang
diketahui (awal) sehingga poligon ini tidak ada orientasinya.
Poligon terbuka yang salah satu ujungnya terikat oleh azimuth dan
koordinat, sedangkan ujung yang lain tidak terikat. Poligon jenis ini
dapat dikatakan satu titik terikat secara sempurna namun belum
terkoreksi secara sempurna baik koreksi sudut maupun koreksi
koordinat, tetapi sistem koordinatnya sudah benar.
Poligon terbuka yang kedua ujungnya terikat oleh azimuth. Pada
poligon jenis ini ada koreksi azimuth, sedangkan koordinat titik-titik
poligon adalah koordinat local.
Poligon terbuka yang kedua ujungnya terikat oleh koordinat. Jenis
poligon ini tidak ada koreksi sudut tapi ada koreksi koordinat.
Poligon terbuka yang salah satu ujungnya terikat oleh koordinat,
sedangkan ujung yang lain terikat azimuth. Pada poligon ini tidak
ada koreksi sudut dan koreksi koordinat.
Poligon terbuka yang salah satu ujungnya terikat oleh azimuth dan
terbuka koordinat saja, sedangkan ujung yang lain terikat koordinat.
Teknis poligon ini tidak ada koreksi sudut tetapi ada koreksi
koordinat.
Poligon terbuka yang kedua ujungnya terikat oleh azimuth dan
koordinat, sedangkan ujung yang lain tidak terikat azimuth. Poligon
ini ada koreksi sudut tetapi tidak ada koreksi koordinat.
3. Poligon Tidak Terikat/Bebas
Poligon tertutup tanpa ikatan sama sekali (poligon lepas).
Poligon terbuka tanpa ikatan sama sekali (poligon lepas),
pengukuran seperti ini akan terjadi pada daerah-daerah yang yang
titikdan titik tetapnya dan sulit melakukan pengukuran baik dengan
42
cara astronomis maupun dengan satelit. Poligon semacam ini
dihitung dengan orientasi local artinya koordinat dan azimuth
awalnya dimisalkan sembarang. (Danar Guruh Pratomo, 2005).
Keterangan :
43
2. Display : menampilkan hasil bidikan
3. Sekrup penyeimbang : menyeimbangkan alat
4. Nivo mata sapi : menentukan kedataran alat
5. Teropong : membidikan objek
6. Pengunci horizontal : mengunci gerakan alat secara horizontal
7. Pemutar halus horizontal : memperhalus gerakan secara horizontal
8. Pengunci vertical : mengunci gerak alat secara vertical
9. Pemutar halus vertical : memperhalus gerakan secara vertical
10. Nivo tabung : menentukan kedataran alat
11. Dudukan : peyangga alat
44
dua, yaitu melakukan penentuan titik point dan menempatkan koordinat titik point yang
telah ditetapkan. Proses awal yang dilakukan sebelum melakukan pengukuran titik
adalah melakukan setting pada alat total station. Kemudian melakukan centering alat
total station, mengatur setting koordinat dimana alat didirikan, mengatur posisi titik
ikat agar dapat menjadi patokan untuk melakukan pengukuran titik point. Langkah
selanjutnya yaitu dengan melakukan pengambilan data sesuai jobs atau project yang
akan dikerjakan kemudian disimpan sebagai Daily Data.
Tahapan selanjutnya yaitu meng-input data dengan cara men-download data
tersebut melalui Total Station untuk kemudian dilakukannya proses data menggunakan
software gemcom surpac 6.3.2 dan Sokkia Link 1.15 dengan menggabungkan antar titik
koordinat. Dari data daily yang telah terbentuk tahapan selanjutnya yaitu dengan
menggabungkan semua data hingga menjadi situasi End Of Month atau situasi akhir
bulan kemajuan tambang. Tidak hanya untuk pembuatan EOM atau End Of Month
tetapi dari sekumpulan data yang didapatkan selama satu bulan juga dilakukan
perhitungan batubara, overburden dan materil blasting yang terambil.
45
2.3.1.1 Peralatan Survey Section
Tim survey selalu membawa alat-alat untuk melakukan pengukuran. Alat-alat
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Total Station, alat utama dalam pengukuran tambang, yang dapat mengeluarkan
gelombang kemudian dipantulkan kembali oleh reflektor atau prisma. Alat ini
dapat membaca sudut horizontal dan vertikal bersama-sama dengan jarak
miringnya (slope distance). Tim survey pada PT. Jhonlin Baratama
menggunakan Total Station FX – 102 dapat dilihat pada gambar 2.2.
46
3. Statif digunakan sebagai tempat berdirinya alat maupun APS (Automatic
Positioning System). Tripod terbuat dari aluminium maupun besi stainless
dapat dilihat pada gambar 2.4.
6. Pita dan Ajir, Pita digunakan untuk menandai titik hasil stake out koordinat,
baik itu untuk menandai koordinat batas lahan atau koordinat batas jalan
47
ataupun dalam pengecekan elevasi sedangkan, Ajir digunakan sebagai tempat
untuk mengikat pita dan ditancapkan di titik koordinat yang telah ditentukan
dapat dilihat pada gambar 2.7 di bawah ini.
7. Paku dan patok, digunakan untuk penambahan titik, namun untuk pengukuran
tambang biasanya menggunakan patok yang telah ada sebelumnya atau patok
hasil traverse dari titik sebelumnya.
8. Meteran, digunakan untuk mengukur tinggi total station dan APS, yang
selanjutnya di input ke dalam Total Station dapat dilihat pada gambar 2.8 di
bawah ini.
48
9. Payung digunakan untuk melindungi alat dari cuaca panas matahari ataupun
pada saat hujan agar pengukuran optimal seperti yang bisa terlihat pada gambar
2.10.
10. Handy talky, digunakan sebagai alat komunikasi para kru survey. Sering terjadi
salah pengertian jika radio handy talky kehabisan baterai. Handy talky yang
dipakai oleh kru survey PT. Jhonlin Baratama adalah ICOM IC-V80 seperti
pada gambar 2.11 di bawah ini.
11. Global Positioning System dan Peta, Digunakan pada saat stake out atau
mengetahui koordinat, biasanya pada saat mendapatkan Jobs dari Mine Plan
Engineering dalam penentuan batas Sequents seperti pada gambar 2.12 di
bawah ini
49
(Sumber : Dokumentasi Praktek Kerja Lapangan, 2017)
Foto 2.12 Global Positioning System Garmin dan Peta
50
(Sumber : Dokumentasi Praktek Kerja Lapangan, 2017)
Foto 2.13 Menentukan Titik Koordinat Station Point dan Backsight
51
c. Meletakkan total station dan Automatic Positioning System diatas tripod
Total station (TS) dan Automatic Positioning System (APS) diletakkan di
atas tripod atau statif kemudian dilakukan penguncian di bagian bawah total
station agar total station tidak mengalami pergeseran saat dilakukan centering
alat seperti yang ditunjukkan pada foto 2.15.
52
(Sumber : Dokumentasi Praktek Kerja Lapangan, 2017)
Foto 2.16 Mengukur Tinggi Alat
53
c. Meletakkan bagian bawah stick pada lokasi titik point yang diukur.
d. Kemudian dilakukan setting pada total station agar dapat melakukan
pengukuran point.
2.3.2 Proses Pengambilan Data Survey
a. Survey Daily
1. Pick Up Data Daily adalah kegiatan pengambilan data lapangan yang
dilakukan dikeseharian. Adapun kegiatan pick up data daily PT. Jhonlin
Baratama Batulicin Coal Project Site Sungai Dua sebagai berikut :
Pengambilan Data Bore Hole Blasting
Kegiatan Pengambilan Data Letakkan Stik di atas atau didekat lubang
yang akan diisi bahan peledak, kemudian dilakukan penembakan dengan total
station, penembakan dilakukan 2 kali dimana tembakan pertama sebagai
penentu letak lubang ledak berada atau sebagai roof dan tembakan kedua
sebagai floor dimana tembakan kedua dilakukan dengan cara menambahkan
tinggi stik dan kedalaman lubang, kedalaman lubang bisa dilihat pada pita yang
diletakkan oleh helper drill and blasting.
Tujuan pengambilan data untuk mengetahui volume yang akan
diledakkan sehingga nantinya bisa di bandingkan dengan hasil sounding atau
teoritis dari hitungan Drill And Blast untuk dijadikan perhitungan pembayaran
ke kontraktor drill and blasting. Kegiatan pengambilan data bisa dilihat pada
foto 2.18.
Lubang Ledak
Pita penunjuk
kedalaman
lubang ledak
54
Pengambilan Data Roof & Floor Coal
Toe
Surface
Spot
Crest
55
berdiri di tempat daerah tersebut lalu di tembak menggunakan total station
hasil dari penembakan atau pengecekan elevasi langsung bisa dilihat
dengan code “z” yang artinya elevasi setelah diketahui elevasi maka
selanjutnya dipasangkan pita berwarna hijau sesuai standart operational
prosedur dalam warna pita dan ditulis elevasi yang didapatkan.
Tujuan Cek Elevasi adalah kegiatan monitoring untuk mengetahui
ketercapaian target kedalaman yang telah ditentukan sehingga pengawas
bisa mengontrol kedalaman target mine plan yang sudah direncanakan.
Contoh pengecekan elevasi bisa dilihat pada gambar 2.20 dibawah ini.
56
(Sumber : Dokumentasi Praktek Kerja Lapangan, 2017)
Foto 2.21 Stake Out Batas Sequens
b. Survey Montly
Pick Up Data Montly adalah kegiatan pengambilan data lapangan yang
dilakukan di akhri bulan yang biasanya disebut update situasi akhir kemajuan
tambang. Adapun kegiatan pick up data montly PT. JHONLIN BARATAMA
BATULICIN COAL PROJECT SITE SUNGAI DUA sebagai berikut :
57
(Sumber : Dokumentasi Praktek Kerja Lapangan, 2017)
Foto 2.22 Pick Up Situasi Disposal
58
c. Unscedule Survey
Kegiatan Unscedule Survey atau survey tidak terjadwal yaitu dimana
kegiatan ini dilakukan tidak di setiap harian (daily) dan bulanan (montly).
Tujuan Unscedule Survey bertujuan untuk mensupport kegiatan primer
seperti Daily dan Montly. Seperti kegiatan berikut
1. Pick Up Data Topografi Original yaitu pengambilan data situasi area yang
akan terganggu terhadap situasi area penambangan, kegiatan ini sebagai
pendukung dalam data pembuatan peta di area sekitar Izin Usaha
Pertambangan (IUP). Kegiatan pengambilan pick up data topografi original
dapat dilihat pada foto 2.26.
2. Pick Up Data Soil yaitu pengambilan data untuk mengetahui soil yang akan
di ambil yang nantinya dihitung dan diserahkan sebagai pelaporan kepada
owner agar diketahui jumlah soil yang terambil untuk nantinya
dikembalikan sesuai dengan data terambil pada saat kegiatan reklamasi.
Kegiatan pick up data soil dapat dilihat pada foto 2.27
59
3. Pick Up Data Spreading yaitu pengambilan data soil yang sudah diratakan
dilahan reklamasi untuk menutupi disposal dan siap untuk ditanami sebagai
area reklamasi. Kegiatan ini sebagai laporan ke owner terhadap area yang
sudah tereklamasi. Kegiatan pick up data spreading dapat dilihat pada foto
2.28.
4. Pick Up Data Jalan, Kontruksi, puritan dan settling pond yaitu kegiatan
pengambilan untuk mendukung pembuatan peta situasi area penambangan.
Kegiatan pick up data bisa dilihat pada gambar 2.29
60
system berdiri. Agar nantinya disekitar wilayah tersebut bisa dilakukan pick
up data. Berikut peralatan dalam pembuatan Benck Mark dilihat pada foto
2.30.
61
format Prolink (sdr) dengan susunan tabel easting, northing, elevasi, dan kode
string.
62
3. Meng-export file dengan memilih menu “To File” dapat dilihat pada foto 2.34
4. Menyimpan format data yang akan di download dengan memilih “Point” pada
menu data dan “NEZ (*.csv)” pada menu Format. Kemudian tekan “Next”
dapat dilihat pada foto 2.35.
5. Mencari File yang akan di download kemudian tekan tanda centang dapat
dilihat pada foto 2.36 dibawah ini.
63
6. Langkah selanjutnya pada menu “Coordinate System” isikan seperti pada foto
2.37 kemudian tekan tanda centang
64
a. Buka Prolink 1.15 seperti pada gambar 2.6 dibawah ini.
b. Buat Project baru dengan mengklik icon , kemudian beri nama pada
project dan klik “save”seperti pada gambar 2.7.
c. Import data dengan format “sdr” dari alat total station. Klik icon import
Kemudian pilih format “sdr” dan klik “ok”, seperti pada gambar 2.8.
65
d. Input Data yang akan di rubah menjadi format “str” dengan mencari file
kemudian klik “Open”, seperti pada gambar 2.9 seperti di bawah ini.
e. Export File yang akan dirubah ke format “str” dengan mengklik icon
seperti pada gambar 2.10.
66
f. Konveksi Format ke “str” dengan memilih pada menu “Export
Conversionn” kemudian klik “ok” seperti pada gambar 2.11.
67
2.3.4.3 Editing Data
Pada editing data menggunakan gemcom surpac 6.3.2. gemcom surpac 6.3.2
salah satu software yang banyak digunakan oleh para surveyor atau geologist dalam
editing data, termasuk juga data survey dimana di dalamnya memudahkan untuk
menggabungkan antar titik koordinat hingga menyerupai bentuk asli seperti
dilapangan dalam bentuk 3-D.
1. Buka Aplikasi Gemcom Surpac 6.3.2 seperti pada gambar 2.13.
68
merubahnya menjadi titik koordinat yang telah kita tembak. Klik ke titik yang
berwarna pink, seperti pada gambar 2.14 dibawah ini.
1
(Sumber : Pengolahan Data Pribadi, 2017)
Gambar 2.14 Menghapus Segment dan Memutus String Gemcom Surpac 6.3.2
69
6 5
70
7
4. Men-Save Data
Setelah terbentuk maka save data dengan mengklik icon “Save the active
layer to a string or DTM file”(nomor 10) kemudian klik “apply” (nomor 11), dapat
dilihat pada gambar 2.17 dibawah ini.
10
11
71
2.4 Hasil Pengamatan
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan di PT. Jhonlin Baratama Batulicin Coal
Project Site Sungai Dua, penulis mengamati kegiatan Mekanisme Survey yaitu dimana
kegiatan ini dimulai dari pemberian jobs sampai ke pengolahan data dan pelaporan
hasil survey di setiap bulannya. Dari hasil pengamatan dimulai dari pemberian jobs
kepada tim survey lapangan yaitu berdasarkan penentuan jadwal pick up data daily dan
montly yang telah ditetapkan oleh surveyor kepada team suvyer lapangan yang terdiri
dari instrument sebagai leader team juga penembak dan stickman sebagai pemegang
stick prima. Adapun biasanya jobs tambahan atau request jobs dari divisi lain misalnya
dari mine plan untuk pemasangan sequens dll, pengawas lapangan untuk cek elevasi
juga dari divisi lain yang membutuhkan pengambilan data untuk backup data lapangan
juga kelancaran penambangan atau unscedule work bagi kegiatan survey.
Adapun hasil pengamatan untuk peralatan pengambilan data dilapangan
menggunakan Total Station Sokkia FX – 102 dan alat penunjangnya seperti dengan alat
Total Station, dengan alat penunjangnya seperti automatic positioning system (APS,
prisma, statif, stick, meteran saku, handy talky, buku lapangan dan adapun alat lainnya
sebagai mempermudah dalam pekerjaan tim survey seperti global positioning system,
patok, dan geodetic epoc 10.
Tahapan pengambilan data dilapangan yang dimulai dari pick up topografi
original sampai ke pick up roof and floor batubara yang sudah tergali, dan dari hasil
semua pengambilan data dilapangan proses selanjutnya yaitu pengolahan data, dalam
hal pengolahan data lapangan di PT. Jhonlin Baratama Batulicin Coal Project Site
Sungai Dua di kerjakan oleh Surveyor sendiri ddengan menggunakan perangkat lunak
atau software berupa gemcom surpac 6.3.2 serta software penunjang dalam pengolahan
data seperti Pro Link 1.15 serta Microsoft Excel. Dari hasil pengolahan data yaitu
berupa hitungan volume batubara, material blasting, overburden dan soil yang nantinya
dilaporkan kepada manager engineering sebagai bahan meeting dengan owner adapun
juga hasil dari pengolahan data selain data volume galian yang telah terambil yaitu peta
72
situasi akhir bualan atau End of Montly yang nantinya diserahkan kepada divisi mine
plan untuk pengerjaan penentuan progress penggalian dibulan depan.
73
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) yang dilaksanakan di PT. Jhonlin
Baratama Site Sungai Dua dari tanggal 01 Februari sampai dengan 30 April 2017, dapat
disimpulkan kegiatan dan kendala apa saja yang dihadapi tim Survey PT. Jhonlin
Baratama Site Sungai Dua adalah :
1. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan dilakukan Pit Trambesi PT. Jhonlin
Baratama Batulicin Coal Project Site Sungai Dua
2. Aktifitas survey di PT. Jhonlin Baratama Batulicin Coal Project Site Sungai
Dua adalah pengukuran pick up daily, pick up montly, unscedule work, stake
out dan cek elevasi.
3. Alat yang digunakan tim survey PT. Jhonlin Baratama Batulicin Coal Project
Site Sungai Dua untuk pick up data adalah Total Station Sokkia FX – 102
dengan alat penunjangnya seperti tripod, prisma dan stick.
4. Kegiatan pengolahan data yang dilakukan tim survey PT. Jhonlin Baratama
Batulicin Coal Project Site Sungai Dua dengan menggunakan software gemcom
surpac 6.3.2 dan penunjangnya Pro Link serta Microsoft Excel.
5. Kendala yang dihadapi pada saat pengambilan data dilapangan yaitu, banyak
peralatan survey yang rusak dan bisa berakibat tidak keakuratannya data hasil
survey.
3.2 Saran
1. Untuk pengawas operasional batubara, agar dapat memanggil tim survey ke
lapangan pada saat batubara yang telah dicleaning itu sudah selesai dilakukan
cleaning coal, agar pengambilan data dapat segera dilakukan dan tidak adanya
data yang hilang.
2. Hendaknya team survey lapangan lebih teliti lagi dalam teknik pengambilan
titik di lapangan sehingga volume dari hasil data survey lebih akurat.
3. Hendaknya dilakukan pemeriksaan bench mark (BM) secara rutin untuk
mengantisipasi kesalahan dalam pengukuran.
4. Hendaknya lebih memperhatikan dalam hal perawatan dan pemakain alat – alat
survey.
5. Hendaknya tim survey lapangan jikapun dirasa ragu terhadap data yang akan
diambil sudah atau belumnya untuk pengambilan data lapangan yang
mengalami perubahan, sebaiknya segera koordinasi dengan surveyor agar
dilakukannya pengecekan data, untuk mengantisipasi hilangnya data lapangan.
Sebaiknya mempermudah dalam mengingat perubahan situasi dalam hal ini
mungkin adanya data dokumentasi berupa foto disetiap kegiatan survey
dilapangan
83
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2017. Profil PT. Jhonlin Baratama Site Sungai Dua Coal Project. HRD
Departmen PT. Jhonlin Baratama Batulicin Coal Project Site Sungai Dua.
Anonim. 2016. Data Curah Hujan. Depertemen Engineering. PT. Jhonlin Baratama
Batulicin Coal Project Site Sungai Dua
Basuki,Slamet. 2011. Ilmu Ukur Tambang Edisi Revisi. Gajah Mada University
press. Yogyakarta.
Lutfiana Akbar. 2013. Kegiatan Survey PT. Baramega Indonesia Surya Alam Job
Site BCMP Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan. Disertai tidak
diterbitkan. Banjarmasin : Program Studi Diploma III Politeknik Negeri
Banjarmasin. Tidak untuk dipublikasikan.
Muda, Iskandar, 2008. Teknik Survei dan Pemetaan Jilid 2. Direktorat Pembinaan
Sekolah dan Menengah, Department Pendidikan Nasional. Jakarta.
LAMPIRAN A
LAMPIRAN B
LAMPIRAN C
LAMPIRAN D
LAMPIRAN A