You are on page 1of 5

ISSN 2303-1433

ANALISA FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB GANGGUAN JIWA


MENGGUNAKAN PENDEKATAN MODEL ADAPTASI STRES STUART

Fajar Rinawati, Moh Alimansur

Dosen Akedemi Keperawatan Dharma Husada Kediri, Jl. Penanggungan No. 41 A Kediri
Email: ukhti_fajr@yahoo.com, ali.mansur75@yahoo.co.id

Abstract

Mental disorder can occus in all people, either children, adults or elderly. Mental disorder also can
occurs anywhere, either people that living in cities or villages. The caused of mental disorder derived from
biological, psychological and social aspects. The purpose of this study was to determine the factors that
caused mental disorder. The methodology of this study was quantitative descriptive using purposive sampling
for 9 weeks. The sample of this study was 46 respondents. The results showed that the most predispocing
factor was the client ever experienced previous mental disorder before, personality type and unemployment
client, and the most precipitation factor was withdrawal, an unpleasant experience and conflicts with family
and friends. Based on the results of this study expected that the nursing intervention for client with mental
disorder not only treating the signs and symtoms but also preventing mental disorder to overcome/reduce the
factors.

Keywords: mental disorder, etyology, and analysis of factor

PENDAHULUAN dan sosial akibat stigma dari masyarakat


Kesehatan jiwa merupakan bagian (Hogan, 2008). Asmedi (2012),
yang tidak terpisahkan dari kesehatan mengungkapkan di Indonesia gangguan
secara umum serta merupakan dasar bagi jiwa menimbulkan kerugian ekonomi
pertumbuhan dan perkembangan manusia. mencapai Rp 20 triliun, akibat hilangnya
Kesehatan jiwa membuat perkembangan produktivitas, beban ekonomi dan biaya
fisik, intelektual dan emosional seseorang perawatan kesehatan yang harus
berkembang optimal selaras dengan ditanggung keluarga dan negara. Klien
perkembangan orang lain (UU No 36, gangguan jiwa tidak hanya membutuhkan
2009). dukungan ekonomi saja tetapi juga
WHO (2009) memperkirakan 450 juta memerlukan sistem dukungan sosial yang
orang di seluruh dunia mengalami mencakup dukungan emosional,
gangguan mental, sekitar 10% orang informasional, instrumental dan
dewasa mengalami gangguan jiwa dan penilaian/penghargaan untuk menjalani
25% penduduk diperkirakan akan program pemulihan (recovery) dan
mengalami gangguan jiwa pada usia menghadapi stigma di masyarakat.
tertentu dalan rentang hidupnya yan Skizofrenia adalah bentuk gangguan
biasanya terjadi pada dewasa muda antara jiwa yang sering dijumpai dan
usia 18-21 tahun. Menurut National multifaktorial, perkembangannya
institute of mental health, gangguan jiwa dipengaruhi oleh faktor genetik dan
mencapai 13% dari penyakit secara lingkungan serta ditandai dengan gejala
keseluruhan dan diperkirakan akan positif, negatif dan defisit kognitif (Jones
berkembang menjadi 25% di tahun 2030. et al, 2011). Peristiwa yang penuh stres,
Gangguan jiwa menyebabkan hilangnya akan mengaktifkan aksis hipotalamus-
produktifitas, dan mudah kambuh hipofisis-adrenal dan merangsang
sehingga meningkatkan biaya perawatan. pelepasan berbagai neurotransmitter otak,
Dampak gangguan jiwa menyebabkan terutama dopamine dan norepinefrine,
keluarga kehilangan banyak waktu untuk kejadian ini juga dianggap sebagai faktor
merawat, mengalami beban emosional,

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 1 Nopember 2016 34


ISSN 2303-1433

kunci terjadinya skizofrenia (Bobo et al,


2008). METODE PENELITIAN
Gejala positif meliputi waham, Desain dalam penelitian ini adalah
halusinasi, gaduh gelisah, perilaku aneh, deskriptif kuantitatif yang melihat
sikap bermusuhan dan gangguan berpikir gambaran faktor-faktor penyebab
formal. Gejala negatif meliputi sulit gangguan jiwa. Populasi penelitian ini
memulai pembicaraan, afek tumpul atau adalah semua klien yang dirawat di Ruang
datar, kurangnya motivasi dan atensi, Akut RS Jiwa Dr. Marzoeki Mahdi Bogor.
pasif, apatis dan penarikan diri secara Sampel dalam penelitian ini adalah
sosial dan rasa tidak nyaman (Videbeck, sebagian klien yang dirawat di Ruang
2008). Gejala defisit kognitif meliputi: Akut RS Jiwa Marzoeki Mahdi Bogor
gangguan dalam attention, learning and dengan menggunakan metode purposive
memory, dan gangguan dalam execution sampling dengan dibatasi waktu yaitu 9
function, kerusakan kognitif ini sering minggu. Jumlah sample pada penelitian
diperburuk dengan kondisi insight yang ini adalah 46 responden.
buruk (Stuart, 2013).
Klien skizofrenia mengalami gejala HASIL PENELITIAN
positif, negatif dan defisit kognitif yang Hasil penelitian ini akan dijabarkan
mempengaruhi pelaksanaan kegiatan tentang karakteristik responden dan
harian dan penurunan fungsi sosial yang faktor-faktor penyebab gangguan jiwa.
bermakna.
Skizofrenia membawa dampak bagi Tabel 1 Karakteristik Klien di Ruang
kehidupan individu, keluarga menghambat Kresna Wanita RSMM Bogor
pelaksanaan pekerjaan, mengganggu (n=46)
masyarakat, dan merugikan negara. No Karakteristik Klien Jumlah Prosentase
Adanya individu dengan gangguan jiwa (%)
1. Jenis kelamin:
(skizofrenia) meningkatkan cost dan Perempuan 46 100
beban ekonomi tidak hanya bagi
keluarganya tetapi juga negara. Individu 2. Usia:
dengan skizofrenia tidak hanya kehilangan a. Remaja (12-18 tahun) 3 6,5
kesempatan untuk bekerja tetapi yang b. Dewasa muda (18-25 8 17,4
tahun)
sudah bekerja juga dapat kehilangan c. Dewasa (26-60 tahun) 32 69,6
pekerjaan. d. Lansia (lebih dari 60 3 6,5
Mosanya et al (2014) tahun)
mengungkapkan kondisi klien yang tidak 3. Pendidikan:
produktif, dan tidak berpenghasilan a. Tidak sekolah 4 8,7
b. SD 12 26,1
menimbulkan stigma di masyarakat bahkan c. SMP 8 17,4
keluarga dan mempengaruhi stigma diri d. SMA 19 41,3
sehingga klien cenderung mengalami e. PT 3 6,5
harga diri rendah. Pendidikan rendah, 4. Pekerjaan:
tidak bekerja dan tidak ada penghasilan a. Tidak bekerja 41 89,1
b. Bekerja 5 10,9
memberikan konstribusi menurunnya 5. Status pernikahan:
harga diri dan mempengaruhi kualitas a. Belum menikah 16 34,8
hidup klien (Mosanya et al, 2014). b. Menikah 19 41,3
Berdasarkan latar belakang di atas c. Janda 11 23,9
maka penulis tertarik untuk menganalisa 6. Lama sakit (rata-rata: 8
tahun 6 bulan):
faktor-faktor penyebab gangguan jiwa di a. Kurang dari 1 tahun 12 26,1
Ruang Kresna (Ruang Akut) Wanita b. 1-5 tahun 12 26,1
Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi c. Lebih dari 5 tahun 22 47,8
Bogor.

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 1 Nopember 2016 35


ISSN 2303-1433

Faktor penyebab gangguan jiwa adalah klien tidak bekerja yaitu sebanyak
dibagi menjadi 2, yaitu faktor predisposisi 41 responden (23,8%).
dan presipitasi yang meliputi biologis,
psikologis dan sosial. Berikut ini Tabel 3 Faktor Presipitasi (n=46)
merupakan gambaran faktor-faktor No Bentuk Perilaku Jumlah Prosentase
penyebab gangguan jiwa yang terjadi pada (%)
1. Biologis:
responden:
a. Putus obat 32 69,6
b. Penyakit fisik 7 15,2
Tabel 2 Faktor Predisposisi (n=46) c. Trauma kepala 1 2,2
No Bentuk Perilaku Jumlah Prosentase 2. Psikologis:
(%) a. Pengalaman 21 45,8
1. Biologis: tidak
a. Gangguan jiwa 32 56,2 menyenangkan
sebelumnya b. Keinginan tidak 4 8,7
b. Keturunan 13 22,8 terpenuhi
c. Trauma kepala 6 10.5 3. Sosial:
d. Penyakit 6 10.5 a. Konflik dengan 17 37
kronis keluarga/teman
2. Psikologis: b. Penghasilan 4 8,8
a. Tipe 39 29,4 kurang
kepribadian c. Tidak bekerja 2 4,4
b. Pengalaman 27 22,7 d. Tidak 2 4,4
tidak sekolah/putus
menyenangkan 11 9,3 sekolah
c. Keinginan 5 4,2 e. Kehilangan 2 4,4
tidak terpenuhi 4 3,4 orang berarti
d. Konsep diri
negatif Tabel di atas menunjukkan bahwa
e. Pola asuh
3. Sosial: pada faktor presipitasi, penyebab pada
a. Tidak bekerja 41 23,8 aspek biologis terbanyak adalah putus
b. Tidak ikut 30 17,4 obat yaitu sebanyak 32 responden
kegiatan sosial (69,6%), penyebab pada aspek psikologis
c. Tidak 28 16,3 terbanyak adalah pengalaman tidak
mempunyai
teman dekat menyenangkan yaitu sebanyak 21
d. Konflik 23 13,4 responden (45,8%) dan penyebab pada
dengan aspek sosial terbanyak adalah konflik
keluarga/teman dengan keluarga atau teman yaitu
e. Penghasilan 19 11,1 sebanyak 17 responden (37%).
kurang
f. Tidak 18 10,5
sekolah/putus PEMBAHASAN
sekolah Gangguan jiwa dapat terjadi pada
g. Kehilangan 13 7,6 siapa saja, baik yang berusia muda,
orang berarti
dewasa maupun lansia. Gangguan jiwa
juga dapat terjadi pada orang yang tinggal
Tabel di atas menunjukkan bahwa di perkotaan maupun di pedesaan.
pada faktor predisposisi, penyebab pada Hasil penelitian menunjukkan bahwa
aspek biologis terbanyak adalah klien usia terbanyak yang mengalami gangguan
pernah mengalami gangguan jiwa jiwa adalah usia dewasa. Usia dewasa
sebelumnya yaitu sebanyak 32 responden merupakan usia produktif dimana mereka
(36,2%), penyebab pada aspek psikologis harus mampu secara mandiri menghidupi
terbanyak adalah tipe kepribadian yaitu dirinya sendiri. Usia ini juga usia dimana
sebanyak 39 responden (29,4%) dan seseorang telah berkeluarga, sehingga
penyebab pada aspek sosial terbanyak masalah yang dihadapi juga semakin

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 1 Nopember 2016 36


ISSN 2303-1433

banyak, bukan hanya masalahnya sendiri sudah sembuh atau gejala tidak muncul.
namun harus memikirkan masalah Hal ini yang akan memicu kekambuhan
anggota keluarganya. Hal ini gangguan jiwa atau munculnya gangguan
memungkinkan orang dewasa mempunyai jiwa kembali.
masalah yang lebih kompleks dan berisiko Pengalaman tidak menyenangkan
mengalami gangguan jiwa. yang dialami klien misalnya adanya
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aniaya seksual, aniaya fisik, dikucilkan
yang mengalami gangguan jiwa adalah oleh masyarakat atau kejadian lain akan
yang tidak bekerja. Tidak bekerja bisa memicu klien mengalami gangguan jiwa.
membuat orang kehilangan kesempatan Klien yang mempunyai mekanisme
untuk mempunyai penghasilan. Tidak koping maladaptif akan membuat klien
bekerja juga bisa membuat orang mudah mengalami gangguan jiwa.
kehilangan kesempatan untuk Selain itu konflik dengan teman atau
menunjukkan aktualisasi dirinya. Hal ini keluarga misalnya karena harta warisan
yang dapat membuat orang tidak juga dapat membuat klien mengalami
melakukan suatu kegiatan, sehingga akan gangguan jiwa. Konflik yang tidak
sangat memungkinkan orang mengalami terselesaikan dengan teman atau keluarga
harga diri rendah yang akan berdampak akan memicu klien mengalami stresor
pada gangguan jiwa. yang berlebihan. Jika klien yang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mengalami stresor berlebihan namun
faktor predisposisi biologis terbanyak mekanisme kopingnya buruk, maka akan
adalah adanya gangguan jiwa sebelumnya. membuat klien mengalami gangguan jiwa.
Ketika seorang klien sudah pernah
mengalami gangguan jiwa sebelumnya, KESIMPULAN
walau klien telah dinyatakan sembuh dan Kesehatan jiwa merupakan bagian
dapat kembali ke masyarakat, namun yang tidak terpisahkan dari kesehatan
stigma negatif yang ada di masyarakat secara umum serta merupakan dasar bagi
telah membuat klien ditolak atau tidak pertumbuhan dan perkembangan manusia.
diperlakukan baik di masyarakat. penyebab gangguan jiwa terdiri dari faktor
Tipe kepribadian tertutup juga penyebab predisposisi dan presipitasi.
merupakan penyebab terbanyak orang Faktor ini ditinjau dari aspek biologis,
mengalami gangguan jiwa. Orang dengan psikologis dan sosial.
tipe kepribadian tertutup akan cenderung Faktor predisposisi terbanyak pada
menyimpan segala permasalah sendiri, aspek biologis adalah klien pernah
sehingga masalah akan semakin mengalami gangguan jiwa sebelumnya,
menumpuk. Hal ini yang akan membuat pada aspek psikologis adalah tipe
klien bukannya menyelesaikan kepribadian dan penyebab pada aspek
permasalahannya, namun akan bingung sosial adalah klien tidak bekerja,
dengan permasalahannya dan dapat sedangkan faktor presipitasi, penyebab
membuat klien depresi. pada aspek biologis terbanyak adalah
Putus obat juga merupakan salah satu putus obat, penyebab pada aspek
faktor presipitasi gangguan jiwa. Klien psikologis terbanyak adalah pengalaman
yang mengalami gangguan jiwa, tidak menyenangkan dan penyebab pada
kebanyakan harus minum obat seumur aspek sosial terbanyak adalah konflik
hidupnya. Hal ini yang menyebabkan dengan keluarga atau teman.
klien merasa bosan minum obat dan akan
menghentikan minum obat. Selain karena SARAN
merasa bosan, klien yang mempunyai Semua orang berisiko terjadinya
pengetahuan kurang juga akan gangguan jiwa. Oleh karena itu perlu
menghentikan minum obat karena merasa adanya kerjasama dari semua pihak untuk

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 1 Nopember 2016 37


ISSN 2303-1433

mengurangi atau mencegah angka Kementerian Kesehatan. (2009). UU No


kekambuhan atau terjadinya gangguan 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
jiwa. Saran bagi tenaga kesehatan adalah Jakarta
tenaga kesehatan dapat saling bekerjasama
untuk mengurangi faktor penyebab Mosanya, T.J., Adelufosi, A.O.,
gangguan jiwa dengan melakukan Adebowale, O.T., Ogunwalie, A.,
tindakan pencegahan kekambuhan atau Adebayo, O.K. (2014). Self-stigma,
tindakan pencegahan terjadinya gangguan quality of life and schizophrenia: An
jiwa yang berbasis masyarakat. Selain itu outpatient clinic survey in Nigeria.
tenaga kesehatan juga dapat melakukan International Journal of Social
tindakan kepada keluarga karena keluarga Psychiatry. 2014, Vol. 60(4) 377–
merupakan orang terdekat yang akan 386. DOI:
merawat klien saat di rumah. Selain 10.1177/0020764013491738
keluarga, masyarakat sekitar juga perlu
diberikan pengetahuan tentang cara Stuart, G.W. (2013). Principles and
merawat klien yang sudah kembali ke Practice of Psychiatric Nursing. 10th
rumah. Kerjasama dengan pihak Ed. Canada: Evolve.
Puskesmas dan atau kader kesehatan
(terutama kader kesehatan jiwa) juga Videback, S.L. (2011). Psychiatric-
sangat diperlukan untuk keberlangsungan Mental Health Nursing. 4th Ed.
hidup klien gangguan jiwa yang telah China: Wolters Kluwer.
kembali ke masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Asmedi, ed, (2012). Gangguan Jiwa di


Indonesia Masih Terabaikan,
Kompas 11 Februari 2012.

Bobo, W.V., Rapoport, J.L., Abi-


Dargham, A., Fatemi, H., dan
Meltzer, H.Y. (2008). The
Neurology of Schizophremia.
Chapter 19. Psychiatry. Third
Edition. John Welly & Sons. Ltd,
New York

Hogan, M.F. (2008). Assessing the


Economic Costs of Serious Mental
Illness. American Journal
Psychiatry. 165:6, June 2008

Jones, J.S., Fitzpatrick, J.J., dan Rogers,


V.L. (2012). Psychiatric mental
health nursing an interpersonal
approach. New York: Springer
Publishing Company

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 1 Nopember 2016 38

You might also like