You are on page 1of 11

JURNAL BANGUNAN, VOL.20, NO.

1, DESEMBER 2015: 43-52

PENGGUNAAN METODE ULTRASONIC PULSE VELOCITY


TEST UNTUK MEMPERKIRAKAN KEKUATAN DAN
KESERAGAMAN MUTU BETON K 200 SECARA NON
DESTRUKTIF

Sonny Wedhanto

Abstrak: Tujuan penelitian mengetahui akurasi tes Ultrasonic Pulse Velocity (UPV)
untuk memperkirakan kekuatan dan keseragaman beton secara non destruktif. Sampel 10
silinder beton mutu K200, tes UPV menggunakan metode langsung, perkiraan kekuatan
beton menggunakan formula hasil penelitian dari negara lain, evaluasi keseragaman beton
menggunakan hasil penelitian Whitehurst. Hasil penelitian (1) formula hasil penelitian
dengan mutu beton berbeda, kurang tepat dipakai memperkirakan kekuatan tekan tes
UPV; (2) perkiraan kekuatan tekan hasil tes UPV menggunakan formula yang diturunkan
dari mutu beton yang sama, hasilnya paling mendekati uji tekan; (3) formula berdasarkan
campuran, tidak dapat untuk memperkirakan kekuatan beton, walaupun dibuat dari
campuran yang sama; dan (4) keseragaman beton dengan tes UPV, hasilnya berbeda
dengan perhitungan dari Koefisien Variasi kekuatan beton.

Kata-kata kunci: kekuatan, kualitas beton, tes UPV.

Abstract: Used of Ultrasonic Pulse Velocity Test for Predicted Strength and Homogeneity
Quality of K-200 Grade Concrete in Non Destructive Test. Research purposed, was
knowed of Ultrasonic Pulse Velocity (UPV) test measurement for predicted the strength
and homogeneity of concrete quality in non destructive test. Sampling used 10
cylindrical of K200 grade concretes, UPV test used direct method, concrete strength
predicted using the formula from research in abroad, quality of concrete homogeneity
evaluation used the Whitehurst’s research result. The result were: (1) formulas from
research result with different concrete quality, not accurate predicting of concrete
strength from the UPV test result; (2) compression strength predicted from UPV test using
the formula that build from the same concrete grades, had most closely result of
compression test; (3) formula base on mixed of composition, cannot be use for predicted
concrete strength, although had made from of the same mixed composition; (4) the result
of concrete homogeneity quality using the UPV test, was different with the Variation of
Coefficient count of the homogeneity concrete strength.

Keywords: strength, concrete quality; UPV test

K ekuatan tekan beton dapat diuji dalam


dua cara, destruktif dan non destruk-
memang kurang praktis, sebab harus
dilakukan di laboratorium, sehingga cocok
tif. Tes destruktif adalah cara yang untuk sampel beton yang dibuat bersamaan
paling akurat, sebab data kekuatan tekan pada waktu pengecoran seperti lazimnya
beton diperoleh dari uji penekanan sampel mengontrol kualitas beton di lapangan saat
secara langsung, sehingga hasilnya pengecoran, untuk mendapatkan beton
bersifat aktual. Dalam beberapa hal cara ini dengan mutu yang dikehendaki. Pada

Sonny Wedhanto adalah Dosen Pengujian Bahan Bangunan Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri
Malang. Alamat: Jln Semarang No 5; E-mail:s_wedhanto@yahoo.co.id ; mobile: 085101665577
43
2 JURNAL BANGUNAN, VOL.20, NO.1, DESEMBER 2015: 43-52

pengecoran yang sudah dilakukan maupun penelitian tes UPV di Indonesia. Implikasi-
bangunan yang telah berdiri, baik yang nya perkirakan kekuatan tekan tes UPV di
umurnya masih beberapa saat, maupun Indonesia dihitung menggunakan formula
sudah beberapa tahun, pengambilan sampel hasil penelitian di negera lain yang bahan
dilakukan lewat pemboran inti (coring), dan iklimnya berbeda dengan kondisi di
kemudian hasilnya dibawa ke laboratorium Indonesia; padahal menurut (Lorenzi dkk,
untuk diuji tekan. Akan jauh lebih praktis 2011), penggunaan formula hasil penelitian
jika pemeriksaan beton dilakukan secara dengan karakteristik bahan dan iklim yang
non destruktif. berbeda, akan memengaruhi hasil perkiraan
Cara non destruktif merupakan tes kekuatan beton dari tes UPV, karena karak-
kekuatan tekan beton tanpa merusak benda ter beton tergantung dari sifat-sifat dasar
uji. Pelaksanaannya dilakukan di tempat bahan dan perbandingan campurannya.
kerja (insitu), hasilnya berupa data kekuatan Tes UPV adalah cara untuk memper-
beton yang bersifat perkiraan. Metode yang kirakan kekerasan beton yang didasarkan
umum dipakai adalah: (1) hammer test, dan pada hubungan cepat-rambat gelombang
(2) tes UPV [Hannachi dan Guetteche, melalui media beton dengan kekuatan tekan
2012]. beton itu (International Atomic Energy
Hammer test sudah lazim dilakukan di Agency, Vienna, 2002). Pengujian dilaku-
Indonesia, namun hasil pengujian bergan- kan dengan mengukur kecepatan peramba-
tung kepada akurasi kalibrasi alat yang tan gelombang elektronik longitudinal yang
digunakan dan baik-buruknya cara peng- melalui media beton. Tes UPV dapat di-
ambilan sampel oleh operator; karena per- lakukan dalam tiga cara yaitu: (1) langsung,
timbangan itu kemudian digunakan tes (2) semi langsung, dan (3) tidak langsung
Ultrasonic Pulse Velocity (UPV). Tes ini (Gambar 1).
masih jarang dilakukan di Indonesia, sebab Cara kerja alat UPV, dengan memberi
biayanya mahal. getaran gelombang longitudinal lewat
Hasil penelitian ini merupakan evaluasi tranduser elektro–akustik, melalui cairan
awal untuk mengetahui akurasi perkiraan perangkai yang berwujud gemuk ataupun
kekuatan beton dari tes UPV, menggunakan sejenis pasta selulose, yang dioleskan pada
sampel silinder beton yang dibuat dengan permukaan beton sebelum tes dimulai. Saat
kondisi iklim di Indonesia, sebab minimnya gelombang merambat melalui media yang
formula perkiraan kekuatan beton hasil berbeda, yaitu gemuk dan beton, pada batas

(a)Cara Langsung (b) Cara semi langsung (c) Cara tidak langsung

Gambar 1. Cara Pengukuran pada Tes UPV


(Sumber: International Atomic Energy Agency, 2002: 101 – 102)
Wedhanto., Penggunaan Metode Ultrasonic Pulse 3

gemuk dan beton akan terjadi pantulan ge- Whitehurst (dalam International Atomic
lombang yang merambat dalam bentuk gel- Energy Agency, Vienna, 2002), melakukan
ombang geser dan longitudinal. Gelombang penelitian untuk mengetahui hubungan ke-
geser merambat tegak lurus lintasan, dan cepatan gelombang dengan kualitas beton,
gelombang longitudinal merambat sejajar hasilnya terdapat pada Tabel-1.
lintasan. Di Indonesia, penelitian hubungan per-
Pertama kali yang mencapai tranduser kiraan kekuatan beton dari tes UPV dengan
penerima adalah gelombang longitudinal. hasil uji kuat tekan belum banyak dilaku-
Oleh tranduser, gelombang ini diubah men- kan, tetapi di luar negeri sudah sering di-
jadi sinyal gelombang elektronik yang teliti, diantaranya oleh: (1) Hamidian
(2012); (2) Mahure dkk (dalam Interna-
dapat dideteksi oleh tranduser penerima,
tional Journal of Earth Sciences and Engi-
sehingga waktu tempuh gelombang dapat neering, October, 2011); (3) Hannachi dan
diukur. Guetteche (dalam Open Journal of Civil
Waktu tempuh T yang dibutuhkan Engineering, 2012, h: 16-21); serta (4)
untuk merambatkan gelombang pada linta- Orioz dkk (2012).
san beton sepanjang L dapat diketahui, se- Tabel 1. Klasifikasi Kualitas Beton
hingga kecepatan gelombang dapat dicari Berdasar-kan Kecepatan Gelombang
dengan Persamaan (1) (Lawson, 2011) Kecepatan Gelombang Kualitas
Longitudinal Beton
ν = L / T ............................................ (1) km/ Ft/
(detik.103) detik
>4,5 > 15 Sangat bagus
Ν : Kecepatan gelombang longitudinal
3,50 – 4,50 12 – 15 Bagus
(km/detik atau m/detik) 3,00 – 3,50 10 – 12 Diragukan
L : Panjang lintasan beton yang dilewati (km, 2,00 – 3,00 7 – 10 Jelek
m) < 2,00 <7 Sangat jelek
T : Waktu tempuh gelombang longitudinal (Sumber: International Atomic Energy Agency,
ultrasonik pada lintasan L (detik) Vienna, 2002 : 110)
Tes UPV dapat digunakan untuk: (1)
mengetahui keseragaman kualitas beton, (2) Hamidian dkk, meneliti korelasi
mengetahui kualitas struktur beton setelah kekuatan tekan beton hasil uji tekan,
umur beberapa tahun, (3) mengetahui ke- dengan uji non destruktif yang dilakukan
kuatan tekan beton, serta (4) menghitung dalam dua cara, yaitu menggunakan hamm-
modulus elastisitas dan koefisien Poisson er test, dan tes UPV. Sampel menggunakan
beton (Inernational Atomic Energy Agency, kubus beton 150 mm dari mutu yang
Vienna, 2002). beragam. Bahan menggunakan semen PC
Kecepatan gelombang ultrasonik dipe- Tipe 1, agregat halus dari pasir sungai,
ngaruhi oleh kekakuan elastis dan kekuatan agregat kasar batu pecah ukuran 10 dan 20
beton; pada beton dengan pemadatan yang mm. Pengujian pada umur 7, 28, dan 90
kurang baik, atau mengalami kerusakan bu- hari. Hasil penelitian adalah sebagai
tiran material, gelombang UPV akan meng- berikut: (1) Terdapat korelasi sangat baik
alami penurunan kecepatan. Perubahan ke- antara hasil uji tekan beton, hammer tes
kuatan beton pada tes UPV ditunjukkan de- dan tes UPV; (2) hammer test adalah cara
ngan perbedaan kecepatan gelombangnya; paling murah, sederhana dan mudah dilaku-
jika kecepatan turun, adalah tanda bahwa kan; (3) tes UPV unggul untuk mengetahui
beton mengalami penurunan kekuatan, dan keseragaman mutu beton; dan (4) perbeda-
sebaliknya, jika kecepatan naik, adalah an kekuatan beton dari tes UPV serta tes uji
tanda bahwa kekuatan beton meningkat tekan sekitar 20,00%.
(Hamidian, 2012).
Sonny Wedhanto adalah dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang,
Indonesia.
3
4 JURNAL BANGUNAN, VOL.20, NO.1, DESEMBER 2015: 43-52

Mahure dkk, meneliti korelasi tes UPV lusan pasir, kerikil, dan kadar semen yang
dan kekuatan tekan beton menggunakan berbeda, maka nilai hasil uji kuatan tekan
sampel kubus beton 150 mm dengan mutu dan perkiraan kekuatan tekan dari tes UPV
yang beragam, yaitu M15 (15 N/mm2); akan sangat bervariasi.
M20 (20 N/mm2) dan M35 (35 N/mm2). Hannachi dan Guetteche, meneliti
Semen PC menggunakan tipe 1; pasir dari
hubungan hasil pengujian hammer test, tes
bubuk batu (berat jenis 2,62; kadar lumpur
1,50%); kerikil dari batu pecah (berat jenis UPV, dengan uji kuat tekan silinder beton.
2,66); FAS 0,42 sampai 0,60. Jumlah sam- Penelitian menggunakan dua jenis sampel,
pel M15 sebanyak 125 buah, M20 sebanyak silinder beton Ø 16 cm tinggi 32 cm yang
200 buah, dan M35 sebanyak 45 buah. Per- dicetak setempat (cast on site), dan coring
awatan pasca pengecoran dengan perenda- Ø 6,50 cm, tinggi 13 cm; usia beton 28 hari.
man dalam air suhu 27o + 2oC selama 7 dan Hasil penelitian terdapat pada Tabel 3. Dari
28 hari. tebel tersebut dapat disimpulkan bahwa: (1)
Hasil penelitian adalah sebagai berikut: persamaan regresi dari kombinasi hammer
(1) Persamaan regresi hubungan antara test dan UPV lebih mendekati hasil uji kuat
tekan beton; (2) korelasi tes destruktif dan
Tabel 2. Persamaan Regresi Hubungan
Kekuatan Tekan Beton dan Tes UPV Menurut non destruktif menggunakan sampel yang
Mahure dkk dicetak setempat, hasilnya lebih baik jika
Mutu Jumlah Umur Persamaan Nilai dibandingkan dengan sampel coring; (3)
beton sampel benda regresi R2 sampel coring tidak dapat menggambarkan
(bh) uji (hr)
kuat tekan beton secara memuaskan; (4)
M15 125 28 CS = 9,502PV 0,244
– 18,89 teknik coring mempengaruhi hasil pe-
M20 200 28 CS = 2,70PV 0,027 ngujian; dan (5) secara umum uji non des-
+ 17,15 truktif dengan kombinasi hammer test dan
M35 45 28 CS = 4,104PV 0,025 UPV menghasilkan data yang lebih men-
+ 19,23
dekati uji tekan secara destruktif.
CS = Compression Strength (kuat tekan) dalam MPa
PV= Pulse Velocity (kecepatan gelombang) dalam
km/detik.
(Sumber: Mahure dkk, 2011)
Tabel 3. Persamaan Regressi Hubungan Hasil Pengujian secara Destruktif dan Non Destruktif
Menurut Hannachi dan Guetteche (2012)
Bentuk Benda Uji Jenis Metode non Persamaan Regressi R2
Destruktif fc’ (M.Pa)
Hammer tes fc’ = -0,7708N + 5,3290 0,3983
Silinder Beton Ø16 UPV fc’ = -0,0162V + 97,54095 0,5213
tinggi 32 cm Kombinasi Hammer 0,5452
dan UPV fc’ = 0,5752V -0,0261N +121,2976
Hammer tes fc’ = 0,3218N + 5,3290 0,0864
Core beton Ø6,5 UPV fc’ = 0,0088V – 20,2771 0,0901
tinggi 13 cm Kombinasi Hammer fc’ = 0,00993V + 14,5356 N 0,0251
dan UPV – 0,0037 NV -371,4
(Sumber: Open Journal of Civil Engineering, 2012, Hal: 16-21)

gelombang terdapat pada Tabel 2. (2) Jika


persamaan tersebut digunakan untuk mem-
perkirakan kekuatan tekan dari tes UPV
dengan mutu beton yang sama, tetapi keha-
Wedhanto., Penggunaan Metode Ultrasonic Pulse 5

Tabel 4. Campuran beton dan beberapa sifat material pada penelitian Orioz dkk
Tipe Campuran bahan (kg/ m3) Sifat-sifat material
Campuran Kerikil Pasir Semen Air FAS Tipe agregat Ukuran
jenuh jenuh PC agregat
max (mm)
Tipe A 696 1043 356 215 Kerikil pecah 10
Tipe B 729 1094 331 200 Lime Stone 15
Tipe C 1034 846 315 190 0,6 22
Tipe D 1128 752 315 190 30
Tipe E 507 1259 356 195 10
Tipe F 833 994 331 181 0,55 Kerikil batu 15
Tipe G 1158 706 315 173 pecah 22
Tipe H 1300 565 315 173 30
(Sumber: Orioz dkk, 2012)

Orioz dkk (2012) melakukan penelitian mukakan formula yang berbeda; dari ketiga
untuk mengetahui hubungan tes UPV, formula yang dihasilkan oleh masing-
hammer test, dan uji kekuatan tekan. Beton masing peneliti, hanya Mahure dkk (2012)
dibuat dari berbagai macam campuran menyertakan data mutu beton yang dipakai,
sedangkan Orioz dkk (2012) memberi data
(Tabel 4). Sampel menggunakan 144 buah
campuran beton tanpa menyertakan data
kubus beton ukuran standar 150 mm dan 24 kekuatan tekan beton yang dihasilkan dari
buah balok ukuran 250x300x650 mm. Hasil campuran itu.
penelitian adalah, perkiraan kekuatan beton
dari tes UPV pada berbagai campuran di- METODE
rumuskan dalam persamaan pada Tabel 5.
Dari empat hasil penelitian terdahulu yang Disain menggunakan penelitian des-
kriptif, dengan sampel sebanyak 10 buah si-
dilakukan oleh Hamidian; Mahure dkk;
linder beton Ø 15 cm, tinggi 30 cm; mutu
Hannachi dan Guetteche; serta Orioz dkk beton fc’ 16 MPa, yang setara dengan kubus
dapat disimpulkan, bahwa perkiraan ke- beton K200 (+20 N/mm2). Benda uji,
kuatan tekan menggunakan tes UPV di- dicetak setempat (cast on site); konversi
pengaruhi oleh karakteristik dan komposisi kekuatan tekan silinder (fc’) menjadi ke-
bahan pembuat beton. kuatan karakteristik kubus (K) dengan
Dalam pengkajian korelasi uji kekuatan rumus K = fc’ : 0,83. Beton menggunakan
tekan dan tes UPV, setiap peneliti menge- campuran perbandingan berat, dengan
Tabel 5. Hubungan antara kekuatan tekan kubus dan parameter tes non destruktif
Tipe Persamaan kekuatan Nilai R2 Persamaan kekuatan tekan Nilai R2
campuran tekan dari tes UPV dari Hammer Test
Tipe A CS = 19,256 PV- 51,317 0,9018 CS = 1,9865 RN – 21,892 0,9802
Tipe B CS = 27,146 PV- 86,461 0,9469 CS = 2,1778 RN – 28,806 0,9822
Tipe C CS = 36,743 PV- 134,24 0,9338 CS = 2,11142 RN – 28,738 0,9834
Tipe D CS = 44,807 PV- 174,46 0,9663 CS = 2,1403 RN – 30,435 0,9862
Tipe E CS = 25,646 PV- 78,418 0,9681 CS = 2,1496 RN – 28,785 0,9765
Tipe F CS = 31,951 PV- 109,36 0,9688 CS = 2,2040 RN – 32,165 0,9840
Tipe G CS = 46,405 PV- 174,50 0,9841 CS = 2,3133 RN – 36,442 0,9867
Tipe H CS = 59,349 PV- 238,02 0,9912 CS = 2,4297 RN – 40,772 0,9803
Catatan: PV dalam km/ det; RN = Rebound Number (Nilai pantul massa hammer) (Sumber: Orioz dkk, 2012)

Sonny Wedhanto adalah dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang,
Indonesia.
5
6 JURNAL BANGUNAN, VOL.20, NO.1, DESEMBER 2015: 43-52

komposisi 1 semen : 2,42 Pasir : 4,04 kekuatan tekan beton dapat dihitung nilai
Kerikil, dan FAS = 0,50. Semen Tipe PPC Karakteristik (K) sampel menggunakan ru-
merk Semen Gresik; pasir zone 1; kerikil mus: K = Kekuatan Rerata – 1,64. SD; ha-
dari batu pecah Ø 19 mm. Perawatan pasca silnya 19,89 N/mm2 ≈ 20 N/mm2.
pengecoran diletakkan dalam kamar deng- Grafik perbandingan kekuatan tekan
an suhu 26-27oC. Pengujian dilakukan benda uji aktual dan perkiraan kekuatan
setelah beton umur 28 hari, uji tekan me- tekan benda uji hasil tes UPV menggunakan
nggunakan mesin merk Kei Wei (China), Formula Hannachi dan Guetteche (untuk
kapasitas 100 kN, ketelitian 0,01 kN; alat sampel benda uji silinder beton), terdapat
UPV merk Proceq (Switzerland), rentang pada Gambar 2. Perbandingan kekuatan
pengukuran 0,1-9999 μ detik, kepekaan alat tekan benda uji dan perkiraan kekuatan
0,1 μ detik. Perkiraan kekuatan beton dari tekan dari hasil tes UPV menggunakan
tes UPV menggunakan formula hasil Formula Mahure disajikan dalam bentuk
penelitian dari: (1) Hannachi dan Guettec- grafik Gambar 3. Pada Gambar 4 disajikan
he, (2) Mahure, serta (3) Orioz. grafik gambar perbandingan kekuatan tekan
benda uji dan perkiraan kekuatan tekan
HASIL beton dari hasil tes UPV menggunakan
Formula Orioz.
Hasil pengujian kekuatan tekan dan
kecepatan gelombang dari 10 benda uji
PEMBAHASAN

Gambar 2. Perbandingan Kekuatan Tekan Aktual dan Perkiraan Hasil Tes


UPV Menggunakan Formula Hannachi dan Guetteche

Gambar 3. Perbandingan Kekuatan Tekan Aktual dan Perkiraan Hasil Tes UPV
Menggunakan Formula Mahure

disajikan pada Tabel 6. Dari nilai rerata


Wedhanto., Penggunaan Metode Ultrasonic Pulse 7

Berdasarkan Tabel 6, rerata kekuatan Gambar 2. Berdasarkan gambar itu tampak


tekan beton besarnya 25,75 N/mm2, dan bahwa, formula tersebut tidak akurat jika
koevisien variasi (CV) sebesar 13,86%. digunakan untuk memperkirakan kekuatan
Me-nurut (ACI 212R-02) beton dengan CV tekan beton di Indonesia, sebab berdasarkan
se-besar itu dikategorikan memiliki kualitas gambar grafik, perkiraan kekuatan tekan
ke-seragaman yang standard; tetapi jika jika menggunakan formula Hannachi dan Guet-
di-lihat dari hasil pengukuran UPV, rerata teche, memberikan hasil sekitar lima kali
kecepatan gelombang 3,81 km/ detik nilai kekuataan tekan aktual yang diperoleh
dengan CV sebesar 2,34%, dikategorikan dari uji kekuatan tekan beton. Dalam
sebagai beton dengan kualitas keseragaman penelitian tersebut, Hannachi dan Guetteche
isti-mewa. Kategori ini senada dengan tidak menjelaskan secara rinci tentang
klasi-fikasi kualitas beton menurut White spesifikasi material yang digunakan.
hurst yang ditulis pada Tabel 1, bahwa ke- Diduga hal inilah yang menjadi penyebab
cepatan gelombang UPV = 3,81 km/dt terjadinya perbedaan hasil dalam memper-
adalah beton dengan kualitas keseragaman kirakan nilai kekuatan tekan beton dari tes
bagus (Interna-tional Atomic Energy UPV yang sampelnya dibuat dengan
Agency, 2002). Perbedaan kriteria diatas kondisi iklim di Indonesia, sebab tem-
menunjukkan, bahwa sebenarnya untuk peratur beton segar akan mempengaruhi ke-
kondisi di Indonesia, besar kecepatan kuatan tekan beton yang dihasilkan, karena
gelombang UPV yang dihitung dengan berkaitan dengan besar kecilnya penguapan
rumus hasil penelitian dari negara lain, air yang mempengaruhi proses pengikatan
patut dicurigai akurasinya jika diguna-kan awal sampai akhir semen PC yang diguna-
dalam evaluasi kualitas keseragaman mutu kan; semakin tinggi temperatur beton akan
beton. semakin cepat terjadi penguapan air.
Hasil penggunaan Formula Hannachi Dengan hilangnya air, reaksi kimia antara
dan Guetteche, untuk memperkirakan ke- semen PC dan air, yang berfungsi sebagai
Tabel 6. Hasil Kekuatan Tekan dan Kecepatan perekat agregat, akan berhenti sehingga
Gelombang UPV Umur 28 Hari pengikataan agregat oleh reaksi semen dan
No Kode Kekuatan Kecepatan air menjadi kurang sempurna.
sampel tekan beton gelombang Tabel 7. Persen Selisih Hasil Uji Tekan Aktual dan
(N/mm2) UPV Perkiraan dari Tes UPV Menggunakan Formula Mahure
(km/ det) untuk Mutu Beton M20
1 A1 27,20 3,72
Kode Hasil Uji Perkiraan Persen
2 A2 28.06 3,69
Tekan Kekuatan Selisih dari
3 A3 22,23 3,87 (N/mm2) Beton Uji Tekan
4 A4 31,72 3,83 (N/mm2) (%)
5 A5 22,95 3,64 A1 27,20 27,19 0
6 A6 22,76 3,91 A2 28.06 27,11 3,38
7 A7 20,61 3,89 A3 22,23 27,60 24,16
8 A8 26,01 3,85 A4 31,72 27,49 13,33
9 A9 26,11 3,85 A5 22,95 26,98 17,56
10 A10 29,70 3,80 A6 22,76 27,71 21.75
Rerata 25,75 3,81 A7 20,61 27,65 34,16
A8 26,01 27,55 5,92
Standar 3,57 0,09
A9 26,11 27,55 5,52
Deviasi A10 29,70 27,41 7,71
Koevisien 13,86 2,34 Rerata 13,36
Variasi (%)
kuatan tekan beton ditunjukkan pada
Sonny Wedhanto adalah dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang,
Indonesia.
7
8 JURNAL BANGUNAN, VOL.20, NO.1, DESEMBER 2015: 43-52

Gambar 4. Grafik Perbandingan Kekuatan Tekan Aktual dan Perkiraan Hasil Tes UPV
Menggunakan Formula Orioz untuk Berbagai Campuran Beton

Mahure dalam penelitiannya, memba- sangat sulit dilakukan, sebab kekuatan


ngun formula berdasarkan sampel dari tiga tekan beton yang diperkirakan pasti belum
mutu beton yang berbeda, yaitu M15; M20; diketahui sehingga akan kesulitan untuk
dan M35. Dari Gambar 3 terlihat, bahwa memilih, rumus mana yang paling tepat
ada kecenderungan rumus yang diturunkan dipakai; terlebih lagi jika rumus diturunkan
dari formula dengan sampel mutu beton tanpa diketahui berapa besar mutu beton
M20 (beton dengan kekuatan tekan 20 yang dipakai untuk menyusun rumus itu.
N/mm2), memberikan nilai perkiraan ke- Penggunaan formula Orioz untuk mem-
kuataan tekan yang paling mendekati hasil perkirakan kekuatan beton pada Gambar 4,
uji kekuatan tekan beton dalam penelitian menandakan bahwa, sebagian besar rumus
yang dilakukan ini. Besarnya perbedaan yang digunakan akan menghasilkan
hasil uji tekan dalam penelitian ini dengan perkiraan kekuatan tekan beton yang
perkiraan kekuatan tekan meggunakan for- melebihi kekuatan aktualnya. Menurut
mula Mahure untuk beton mutu M 20, gambar tersebut, campuran Tipe A adalah
dapat dilihat pada Tabel 7. Hal ini di- formula yang relatif paling mendekati nilai
mungkinkan, karena formula tersebut di- kekuatan tekan aktual hasil uji tekan.
turunkan berdasarkan mutu beton M20, Campuran terdiri dari 356 kg semen PC
yang sama dengan kekuatan tekan beton (PC) tipe 1; 1043 kg pasir (Ps); 696 kg
karakteristik (K) yang dipakai dalam pe- kerikil (Krk), dan Faktor Air Semen (FAS)
nelitian ini, yaitu beton mutu K200. = 0,60; jika disederhana-kan akan menjadi
Berdasarkan temuan di atas diduga 1PC : 2,93 Ps : 1,96 Krk. Campuran
bahwa, perkiraan kekuatan tekan beton ber- tersebut berbeda dengan yang digunakan
dasarkan hasil tes UPV di Indonesia, yang dalam penelitian ini, yang menggunakan 1
dicari dengan formula hasil penelitian dari PC : 2,42 Ps : 4,04 Krk, dengan FAS =
negara lain, akan akurat jika formula yang 0,50.
digunakan itu diturunkan dari mutu beton Jika dibandingkan dengan campuran
yang sama seperti yang akan diperkirakan yang digunakan dalam penelitian Orioz,
kekuatan tekannya. Sudah barang tentu ini komposisi yang mendekati campuran dalam
Wedhanto., Penggunaan Metode Ultrasonic Pulse 9

penelitian ini adalah Tipe G, yang terdiri Berdasarkan fakta yang ditemukan di
dari: 315 kg PC tipe 1; 706 kg Ps; 1158 kg atas dapat disimpulkan bahwa: (1) tes UPV
Krk, dan FAS=0,55; kalau disederhanakan kurang tepat dipakai di Indonesia untuk
perbandingan menjadi: 1 PC : 2,24 Ps : memperkirakan kekuatan tekan mengguna-
3,68 PS, dan FAS = 0,55. Apabila perkiraan kan formula hasil percobaan di negara lain
kekuatan tekan beton dari tes UPV dihitung selama komposisi campuran, spesifikasi
berdasarkan formula yang diturunkan dari material yang digunakan, dan kekuatan
campuran Tipe G, maka menghasilkan tekan yang dihasilkan dari campuran itu
rerata perkiraan kekuatan yang besarnya tidak diketahui; (2) untuk mutu beton K200,
2,07 N/mm2; nilai ini jauh lebih rendah dari perkiraan kekuatan tekan beton hasil tes
rerata kekuatan tekan beton aktual yang di- UPV menggunakan formula yang diturun-
gunakan dalam penelitian ini, yang besar- kan dari mutu beton yang sama, member-
nya mencapai 25,75 N/mm2. Berdasarkan kan hasil perkiraan kekuatan tekan yang
temuan itu diidentifikasi, bahwa dalam tes paling mendekati hasil uji tekan aktual
UPV komposisi campuran yang sama tidak beton; (3) formula yang diturunkan ber-
selalu me-nghasilkan perkiraan kekuatan dasarkan komposisi campuran, tanpa me-
tekan beton yang akurat dan mendekati ngetahui mutu beton yang dihasilkan dari
kekuatan aktual hasil pengujian tekan beton campuran itu, tidak dapat digunakan untuk
itu. memperkirakan kekuatan beton yang dibuat
Formula yang diturunkan oleh Orioz dari komposisi campuran bahan yang sama;
menggunakan campuran Tipe A, adalah dan (4) kontrol kualitas beton mutu K200
relatif paling mendekati hasil uji kekuatan menggunakan hasil tes UPV, memberi
tekan; rerata besarnya 87,06% dari kekua- kesimpulan berbeda dengan kontrol kualitas
tan tekan beton aktual, atau 13,94% lebih yang didasarkan dari hasil perhitungan
kecil dari hasil uji kekuatan tekan aktual coefisien of variansi kekuatan tekan beton.
beton itu. Menurut (Hamidian, 2012) hasil Hal yang perlu diingat adalah, bahwa
tes UPV dan tes uji tekan memang ada per- semua formula yang digunakan dan tes
bedaan sekitar 20,00%, jadi perbedaan se- UPV dalam penelitian ini, merupakan hasil
besar 13,94% itu masih dapat ditoleransi. penelitian dengan metode pengukuran UPV
Permasalahannya adalah, campuran Tipe A secara langsung. Besar kemungkinan jika
dan campuran beton yang digunakan dalam rumus itu diturunkan dari pengukuran UPV
penelitian ini berbeda. Oleh sebab itu dalam dengan cara yang berbeda, ataupun tes UPV
perkiraan kekuatan beton dari tes UPV, se- yang dilakukan menggunakan cara berbeda
baiknya tidak menggunakan formula yang (pengukurannya dilakukan secara semi
diturunkan dari komposisi campuran beton langsung, dan atau tidak langsung), akan
saja, tetapi perlu diketahui juga, berapa be- memberikan luaran yang berbeda pula.
sar kekuatan tekan yang dihasilkan dari Selain itu mengingat beaya pelaksanaan tes
campuran itu. Tanpa mengetahui kekuatan UPV yang mahal, sehingga penelitian yang
beton yang dihasilkan dari campuran ter- dilakukan ini hanya menggunakan 10 buah
sebut, perkiraan kekuatan tekan dari tes sampel, tentunya dalam penarikan ke-
UPV kemungkinan hasilnya akan jauh me- simpulan hasil penelitian masih mengandun
nyimpang dari hasil uji kekuatan tekan kelemahan. Untuk itu disarankan ada pe-
beton sesungguhnya. neliti lain yang melakukan penelitian se-
jenis, menggunakan sampel lebih banyak,
SIMPULAN DAN SARAN
Sonny Wedhanto adalah dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang,
Indonesia.
9
10 JURNAL BANGUNAN, VOL.20, NO.1, DESEMBER 2015: 43-52

dan dengan metode pengukuran UPV yang Scien-ces, Engineering and Technology
berbeda. 3 (6): 499-504,2011. Maxwell Scientific
Organozation, 2011.
N. V. Mahure, G. K. Vijh, Pankaj
DAFTAR RUJUKAN
Sharma,N. Sivakumar, dan Murari
ACI 214R-02. (tanpa tahun). Evaluation of Ratnam. 2011. “Correlation between
Strength Test Results of Concrete. Pulse Velocity and Compressive
Repor-ted by ACI Committee 214. h: Strength of Concrete”. International
214R-6. Journal of Earth Sciences and
Lorenzi, A., Silva, L.C.P.D., Filho, Lorenzi, Engineering ISSN 0974-5904, Volume
L.S., Shimomukay, R., dan Chies, J.A. 04, No 06 SPL, h: 871-874. Oktober
(2011). Monitoring Concrete Structures 2011. (Online), (http://www. Academic
through UPV Results and Image An- journals.org/SRE, diakses 24 Januari
alysis. Makalah, disampaikan pada se- 2013).
minar, 5th Pan American Conference for Arioz, O., Tuncan, A., Tuncan, M., Kavas,
ND, Cancun, Mexico 2-6 October 2011. T., Ramyar, K., Kilinc, K., dan Karasu,
Hamidian. 2012. Full Length Research Pa- B. 2012. “Use of Combined Non-Des-
per, Application of Schmid Rebound tructive Methods to Assess The Strength
Hammer and Ultrasonic Pulse Velocity of Cocrete in Structures”. Journal of
Tehniques for Structural Health Moni- Science, Afyon Kotape University,
toring. Journal of Scientific Research Turkey. h: 147-154 (Online), (http://-
and Essays, (Online), Vol 7 (21) pp fenbildergi.aku.edu.tr/pdf/OS/S%28157-
1997-2001, 7 June 2012. (http://www. 164%29.pdf, diakses 24 Januari 2013).
Aca-demijournals.org/ SRE, diakses Samia Hannachi, Mohamed Nacer Guet-
tanggal 24-1-2013). teche. 2012. “Application of the Com-
International Atomic Energy Agency, bined Method for Evaluating the Com-
Vienna. 2002. Guidebook on non des- pressive Strength of Concrete on Site”.
tructive testing of concrete structures. Open Journal of Civil Engineering
Training Course Series No. 17. h:16-21, publikasi Maret 2012,
Lawson. 2011. Non Destructive Evaluation (Online), (http://www.SciRP.org/ jour
of Concrete using Ultrasonic Pulse nal/ojce, diakses 28 Februari 2013).
Velo-city. Researc Journal of Applied

You might also like