You are on page 1of 8

Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2015

ANALISA IMPLEMENTASI ALOKASI DANA DESA (ADD) KASUS SELURUH DESA DI


KECAMATAN KLEDUNG KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2013

Rani Eka Diansari


Universitas PGRI Yogyakarta

Abstrak
Pengukuran kinerja merupakan salah satu komponen dalam sistem akuntabilitas kinerja publik yang
dapat digunakan untuk menilai kinerja pengelolaan desa terutama dalam pengelolaan Program ADD
(Alokasi Dana Desa). Jika pengelolaan ADD sudah dilaksanakan dengan baik maka akan dengan mudah
menyongsong implementasi Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014. Adapun secara yuridis Pemerintah
Kabupaten Temanggung pada tahun 2008 menetapkan peraturan Bupati Bupati Temanggung Nomor 5
tahun 2013 tentang Pedoman dan Pelaksanaan Alokasi Dana Desa Kabupaten Temanggung sebagai
pendamping Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah
Nomor 72 Tahun 2005 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa dan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa. Penelitian ini dilakukan
karena Tim Pelaksana Alokasi Dana Desa dalam menyelenggarakan administrasi keuangannya terindikasi
belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Pemerintah
Kabupaten Temanggung, khususnya Kecamatan Kledung dalam upaya meningkatkan akuntabilitas
pengelolaan Alokasi Dana Desa.

Penelitian ini dilakukan pada desa-desa di wilayah KecamatanKledung, sebagai lokasi pelaksanaan
Alokasi Dana Desa.Metode penelitian juga dilakukan dengan menganalisis data dan wawancara sebagai
alat untuk memperoleh informasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor yang menjadi penghambat
pengelolaan program ADD diantaramya terbatasnya kemampuan aparatur pemerintah desa dalam
pelaksanaan Alokasi Dana Desa (ADD), Lemahnya kinerja pengelolaan keuangan desa dan lemahnya
pengawasan BPD dan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintah desa.

Kata Kunci :Alokasi Dana Desa, Implementasi Undang undang

PENDAHULUAN semakin mewujudkan semangat otonomi daerah


hingga pada level pemerintahan desa.
Perubahan sistem dan paradigma yang terjadi di Munculnya undang-undang desa tersebut semakin
masyarakat Indonesia membuat masyarakat memberi keleluasaan kepada desa untuk
semakin sadar akan kualitas kinerja pemerintah melakukan perencanaan, pengawasan,
(public sector), dari mulai pemerintahan pusat pengendalian dan mengevaluasi kebijakan-
hingga pemerintahan terkecil yaitu Desa. kebijakan yang dikeluarkan oleh desa. Banyak sisi
Berakhirnya rezim pemerintahan orde baru positif yang diharapkan dengan munculnya
mendorong masyarakat untuk mendongkrak undang-undang desa tersebut, akan tetapi disisi
potensi kekuatan politik dan ekonomi agar tidak lain juga dikhawatirkan akan memunculkan
tersentral di Pusat, dan hal tersebut semakin banyak permasalahan ketika pemerintah baik pusat
diperkuat dengan lahirnya undang-undang maupun daerah tidak mengikapi dengan baik
mengenai otonomi daerah Nomor 22 Tahun 1999. konsekuensi dengan munculnya c undang-undang
Undang- undang tersebut didampingi dengan desa tersebut. Penataan di berbagai bidang harus
Undang-undang nomor 25 Tahun 1999 tentang dilakukan untuk menyambut implementasi undang-
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah.Dua undang desa tersebut mulai dari evaluasi kinerja di
undang-undang tersebut mewujudkan semangat masa lalu masing-masing desa hingga penyusunan
demokrasi dengan memberikan kesempatan yang sistem pengukuran kinerja baru yang lebih bersifat
lebih luas kepada masing-masing daerah di strategik.
Indonesia untuk mengembangkan potensinya.
Keluarnya Undang- undang Nomor 6 Tahun 2014
Tentang Desa, PP 43 Tahun 2014 dan PP 60 Tahun
2014 Tentang desa merupakan upaya untuk

ISBN 978-602-73690-3-0 504 Universitas PGRI Yogyakarta


Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2015

TINJAUAN PUSTAKA Pemerintahan Daerah, dimana secara implisit,


dapat dicermati melalui pasal 212 ayat (3) yang
2.1 Alokasi Dana Desa mengungkapkan bahwa sumber pendapatan desa
2.1.1. Ruang Lingkup Yuridis Alokasi Dana Desa terdiri dari :
(ADD) a. Pendapatan Asli Desa,
Dinyatakan dalam Undang-undang Nomor b. Bagi Hasil Pajak Daerah & Retribusi
32 Tahun 2004 mengenai pemahaman tentang Daerah Kabupaten/Kota,
eksistensi Alokasi Dana Desa (ADD) tentang
c. Bagian dari Dana Perimbangan Keuangan b. Urusan pemerintahan yang menjadi
Pusat & Daerah yang diterima kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota yang diserahkan pengaturannya kepada
d. Bantuan dari Pemerintah, Pemerintah desa,
Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota c. Tugas pembantuan dari Pemerintah,
e. Hibah dan Sumbangan dari Pihak ketiga Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota Volume X No. 1
Dengan memperhatikan substansi yang terkandung Desember 2007 47
dalam susunan ayat (3) tersebut di atas, dapat d. Urusan pemerintahan lainnya yang oleh
dimengerti bahwa terdapat hubungan keuangan peraturan Perundang-Undangan diserahkan
antara Pemerintah Desa terhadap Pemerintah oleh pemerintah kepada desa
Kabupaten/Kota dalam 3 (tiga) bentuk yang
meliputi Jika kita melihat lebih jauh, maka
a. Bagi Hasil Pajak & Retribusi Daerah kemandirian masyarakat desa dalam perumusan
Kabupaten/Kota program–program penyelenggaraan pemerintahan
b. Bagian dari Dana Perimbangan yang dan pembangunan di tingkat desa inilah ruang
diterima oleh Kabueten/Kota dari urgensi dari pelaksanaan ADD, karena secara
Pemerintah Pusat substansial, melalui dukungan dana yang
c. Bantuan dari Pemerintah Kabupaten/Kota diserahkan, maka desa dapat menyelenggarakan
pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor: dalam kapasitas kewenangan yang dimiliki,
140/640/sj Tanggal 22 Maret 2005 perihal disamping menerima program-program
Pedoman Alokasi Dana Desa dari Pemerintah pembangunan dari Pemerintah, Pemerintah
Kabupaten/Kota kepada pemerintah desa, Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota.
disamping dituangkan dalam bentuk Surat Edaran
Menteri Dalam Negeri Nomor: 903/3172/sj 2.1.3 Formulasi Penentuan Alokasi Dana Desa
Tanggal 10 Desember 2004 perihal Pedoman Asas penentuan ADD adalah adil dan
Umum Penyusunan Anggaran Pendapatan dan merata, oleh karena itu, ditetapkan bahwa dari total
Belanja Daerah Tahun 2005. ADD dibagi atas :
a. 60% terbagi habis secara merata untuk
2.1.2. Urgensi Pelaksanaan Alokasi Dana Desa seluruh desa di Kabupaten/Kota dan
Menurut Sukesi (2007) sebagai satu disebut Alokasi Dana Desa Minimum
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas (ADDM)
wiayah yurisdiksi dan berwenang untuk mengatur b. 40% dilakukan pemetaan dengan pola
dan mengurus kepentingan masyarakat setempat pikir yang telah ditentukan dan disebut
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat, Alokasi Dana Desa Proporsional (ADDP)
maka desa memerlukan perhatian secara
proporsional dengan memposisikan lembaga desa Rumus penentuan ADDP dilakukan sebagai
dalam satu koridor hukum yang dapat menjamin berikut :
eksistensi desa dengan mempertimbangkan asas
keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, ADDPx = BDX x (ADD - ADDM)
demokratisasi serta pemberdayaan Keterangan :
masyarakat.Ditinjau dari aspek urusan BDX = Nilai Bobot Desa untuk Desa X
pemerintahan desa, lembaga desa memiliki ADD = Total Alokasi Dana Desa untuk
kewenangan yang relatif luas, karena secara Kabupaten/Kota
normative, desa menyelenggarakan berbagai ADDM = Jumlah seluruh Alokasi Dana Desa
urusan yang meliputi : Minimal
a. Urusan pemerintahan yang sudah ada Sumber : Peraturan Bupati Temanggung Nomor 5
berdasarkan hak asal usul desa, Tahun 2013 Tentang Pedoman Pelaksanaan

ISBN 978-602-73690-3-0 505 Universitas PGRI Yogyakarta


Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2015

Alokasi Dana Desa Kabupaten Temanggung dalam Rancangan Penggunaan Dana (RPD) yang
Tahun 2013 merupakan salah satu bahan penyusunan APBDes.

Penentuan Bobot Desa Dilakukan Sebagai Berikut: b. Tahap Pelaksanaan


a. Nilai Bobot Desa (BDX) adalah nilai desa Pelaksanaan kegiatan sebagaimana
yang ditentukan berdasarkan beberapa ditetapkan dalam APBDes yang pembiayaannya
variable independent. Variabel bersumber dari ADD sepenuhnya dilaksanakan
independent merupakan indicator yang oleh Tim Pelaksana Desa, selanjutnya guna
mempengaruhi besarnya Nilai Bobot setiap mendukung keterbukaan dan penyampaian
desa (BDX) yang dapat membedakan informasi secara jelas kepada masyarakat, maka
beban yang ditanggung antara satu desa pada setiap pelaksanaan kegiatan fisik ADD wajib
dengan desa lainnya. dilengkapi dengan Papan Informasi Kegiatan yang
b. Variabel independent yang digunakan dipasang di lokasi kegiatan.
untuk menentukan Nilai Bobot Desa
(BDX) dibedakan atas variable utama dan c. Tahap Pertanggungjawaban
variable tambahan yang ditentukan oleh Pertanggungjawaban ADD terintegrasi dengan
Kabupaten/Kota berdasarkan karakter, pertanggungjawaban pelaksanaan APBDes sesuai
budaya dan ketersediaan data daerah. dengan Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung
c. Variabel independent utama adalah Nomor 8 Tahun 2007 tentang Keuangan Desa.
variable yang dinilai terpenting untuk Namun demikian Tim Pelaksana ADD wajib
menentukan nilai bobot desa. Variabel melaporkan pelaksanaan ADD yang berupa
utama ditujukan untuk mengurangi Laporan Bulanan, yang mencakup perkembangan
kesenjangan kesejahteraan masyarakat dan peelakasanaan dan penyerapan dana, serta Laporan
pelayanan dasar umum antar desa secara Kemajuan Fisik pada setiap tahapan pencairan
bertahap dan mengatasi kemiskinan ADD yang merupakan gambaran kemajuan
structural masyarakat di desa. Variabel kegiatan fisik yang dilaksanakan
independent utama meliputi:
a) kemiskinan RANCANGAN PENELITIAN STUDI KASUS
b) pendidikan dasar
c) kesehatan dan keterjangkauan Penelitian ini menggunakan metode studi
d. Variabel independent tambahan kasus pada objek yang akan diteliti dengan
merupakan variable yang dapat pendekatan kualitatif.
ditambahkan oleh masing-masing daerah.
Variabel independent tambahan meliputi: 3.1 Teknik Pengumpulan Data
a) Jumlah penduduk, Luas Wilayah, Pengumpulan data dengan data sekunder
Potensi ekonom, Partisipasi berupa laporan ADD dan data primer melalui
Masyarakat dan Jumlah unit wawancara dengan informan. Informan yang
komunitas di desa (Dusun, RW dipilih telah ditentukan sebelumnya dengan
dan RT). beberapa kriteria yaitu informan yang terlibat
langsung mulai dari perencanaan Alokasi Dana
Secara spesifik untuk pengelolaan ADD Tahun Desa hingga pertanggung jawabannya serta
2013 diatur secara rinci dalam Peraturan Bupati memahami dan dapat memberikan informasi
Temanggung Nomor 5 tahun 2013 tentang (gambaran) tentang pengelolaan Alokasi Dana
Pedoman Pelaksanaan Alokasi Dana Desa Desa, yaitu Pemerintah Desa selaku Tim Pelaksana
Kabupaten Temanggung Tahun 2013. Tahapan Desa dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
pengelolaan ADD diatur secara garis besar mulai Desa (LPMD) selaku Tim Pelaksana Kegiatan.
dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan Sebagai informan dari unsur pemerintah desa,
pertanggung-jawaban sebagai berikut : diwakili oleh Kepala Desa, Sekretaris Desa dan
Bendahara, sedangkan pihak LPMD diwakili oleh
a. Tahap Perencanaan ketua dan anggota yang berkompeten dalam
Mekanisme perencanaan ADD dimulai pengelolaan ADD. Selain itu untuk memperoleh
dari Kepala Desa selaku penanggungjawab ADD data yang berkaitan dengan pengawasan, informan
mengadakan musyawarah desa untuk membahas yang dipilih adalah Camat, Sekretaris Kecamatan
rencana penggunaan ADD, yang dihadiri oleh (Sekcam), Kepala Seksi Pemberdayaan
unsur pemerintah desa, Badan Permusyawaratan Masyarakat Desa, Kepala Desa dan unsur Badan
Desa, lembaga kemasyarakatan desa dan tokoh Permusyawaratan Desa (BPD).
masyarakat, hasil musyawarah tersebut dituangkan

ISBN 978-602-73690-3-0 506 Universitas PGRI Yogyakarta


Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2015

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian dimulai dari forum Musyawarah Perencanaan
Lokasi penelitian ini adalah di desa-desa di Pembangunan Desa (Musrenbangdes).
wilayah Kecamatan Kledung Kabupeten Musrenbangdes tersebut merupakan forum
Temanggung.Adapun waktu penelitian dilakukan pembahasan usulan rencana kegiatan
selama bulan pada bulan November 2014 hingga pembangunan di tingkat desa yang berpedoman
bulan Januari 2015. pada prinsip-prinsip Perencanaan Pembangunan
Partisipasi Masyarakat Desa (P3MD). Prinsip
3.3 Teknik Analisis : tersebut mengharuskan keterlibatan masyarakat
Teknik Analisis Data dalam pengambilan keputusan dan menentukan
Data yang diperoleh dari lapangan dilakukan pembangunan yang akan dilaksanakan khususnya
analisis melalui tahapan sebagai berikut: yang berlokasi di desa yang bersangkutan,
1. Mereduksi data yaitu melakukan pengumpulan sehingga benar-benar dapat merespon
terhadap informasi yang penting terkait dengan kebutuhan/aspirasi yang berkembang.
masalah penelitian, selanjutnya data Implementasi program ADD di Kecamatan
dikelompokan sesuai dengan topik masalah. Kledung Kabupaten Temanggung juga
2. Data yang dikelompokkan selanjutnya di susun dilaksanakan dalam rangka pemberdayaan
dalam bentuk narasi-narasi, sehingga masyarakat dan menekankan proses motivasi
berbentuk rangkaian informasi yang bermakna berpartisipasi dalam pembangunan desa.
sesuai dengam masalah penelitian.
3. Melakukan interpretasi data yaitu Asas Transparansi:
menginterpretasikan informasi terhadap Dalam MusrenBangDes semua kesepakatan
masalah yang diteliti. dituangkan berita acara yang isinya terkait dengan
4. Pengambilan kesimpulan berdasarkan susunan usulan kegiatan Program ADD hal tersebut
narasi yang telah disusun pada tahap ketiga, menunjukkan proses transparansi dalam
sehingga dapat memberi jawaban atas masalah perencanaan ADD.
penelitian.
5. Melakukan verifikasi hasil analisis data dengan Pelaksanaan ADD
informan, yang berdasarkan pada kesimpulan Dalam pelaksanaan ADD kita juga masih
tahap keempat. Tahap ini dimaksudkan untuk dapat melihat partisipasi aktif dari lapisan
menghindari kesalahan interpretasi dari hasil masyarakat dengan adanya swadaya dari
wawancara dengan sejumlah informan yang masyarakat yang tercermin dari data paparan
dapat mengaburkan makna persoalan ADD. Pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang
sebenarnya dan fokus penelitian. pembiayaaannya bersumberdari ADD sepenuhnya
dilaksanakan oleh Tim Pelaksana Desa.Untuk
PEMBAHASAN mendukung keterbukaan dan penyampaian
informasi secara jelas kepada masyarakat, maka di
4.1 Akuntabilitas Sistem Pengelolaan Alokasi setiap kegiatan fisik wajib dilengkapi dengan
Dana Desa (ADD). papan informasi kegiatan yang dipasang di lokasi
kegiatan. Papan informasi tersebut sekurang-
Akuntabilitas sistem pengelolaan Alokasi kurangnya memuat nama kegiatan, volume
Dana Desa (ADD) adalah sebuah upaya untuk kegiatan,besaran anggaran dari ADD maupun
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik swadaya masyarakat, dan waktu pelaksanaan
(good governance). Dalam Pengelolaan Alokasi kegiatan seperti yang telah disepati dari
Dana Desa di Kecamatan Kledung, gambaran MusrenBangDes.
keadaan yang diinginkan adalah meningkatnya
kemampuan aparatur pemerintah Desa dalam Pertanggung Jawaban ADD
pelaksanaan ADD melalui Peningkatan Kinerja Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa
Aparatur Pemerintah Desa sebesar 100 %, setiap mencantumkan ketentuan tentang pelaporan dan
tahapan ADD berjalan sesuai dengan ketentuan pertanggung jawaban ADD sebagai berikut :
sehingga program-program di bidang a. Laporan bulanan pelaksanaan
pembangunan dan pemerintahan Desa dapat ADD terintegrasi dengan laporan pelaksanaan
meningkat sesuai harapan. APBDesa dalam bentuk laporan Realisasi
APBDesa.
Perencanaan ADD b. Laporan Realisasi APBDesa setiap bulan
Perencanaan ADD adalah tahapan awal disampaikan kepada Camat paling lambat
dalam Program ADD.Perencanaan ADD bertujuan tanggal 10 bulan berikutnya.
untuk menyusun kegiatan pelaksanaan ADD yang

ISBN 978-602-73690-3-0 507 Universitas PGRI Yogyakarta


Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2015

c. Camat menyampaikan rekapitulasi Laporan desa di tiga belas desa di kecamatan


Realisasi APBDes kepada Bupati cq. Kepala Kledung Kabupaten Temanggung hanya
Bagian Pemerintahan Desa setiap triwulan ada 3 aparatur desa yang berpendidikan D3
paling lambat 1 bulan setelah berakhirnya ke atas, sedangkan 143 aparatur desa
triwulan bersangkutan. berpendidikan SD, SMP dan SMA.
d. Laporan Akhir pelaksanaan ADD terintegrasi
dalam Peraturan Desa tentang 2. Lemahnya kinerja pengelolaan keuangan desa.
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APB Desa Pengelolaan keuangan di tingkat desa secara
e. Rincian penggunaan ADD akhir tahun umum dapat dikatakan belum optimal
disampaikan kepada Bupati cq.Kepala kinerjanya apalagi terkait akuntabilitas.
Bapermades melalui Camat paling lambat Pengelolaan keuangan dari tahap perencanaan,
tanggal 10 Januari tahun 2014 dengan format pelaksanaan hingga pelaporan masih banyak
sesuai ketentuan. kekurangan diantaranya dari Laporan SPJ
tahun 2013 ( Laporan tahapan kegiatan ADD
Sesuai aturan tersebut, kita dapat melihat tingkat terlambat dari jadwal yang ditetapkan )
pertanggung jawaban masing-masing desa dalam 3. Lemahnya pengawasan BPD dan masyarakat
yang menunjukkan pertanggung jawaban ADD terhadap penyelenggaraan pemerintahan desa.
sudah sesuai format yang ditentukan tetapi lebih Lembaga-lembaga di tingkat desa seperti BPD
dari 80 persen desa melaporkan laporan belum melaksanakan pengawasan
pertanggung jawabannya tidak tepat waktu. penyelenggaraan pemerintahan secara
Ketidak sesuaian dalam penyampaian laporan maksimal. Hal ini disebabkan BPD tidak
tersebut disebabkan oleh faktor-faktor penghambat memahami tugas-tugas dibidang pengawasan,
sbb : karena dilihat dari tingkat pendidikannya .
1. Terbatasnya Kemampuan Aparatur Pemerintah Berikut data tingkat pendidikan anggota BPD
Desa dalam Pelaksanaan Alokasi Dana Desa Kecamatan Kledung adalah sbb :
(ADD)
Pengelolaan ADD dan administrasi ataupun Tabel Data BPD Kecamatan Kledung
SPJ masih belum dipahami dan dirasa rumit Kab.Temanggung Tahun 2013.
oleh aparatur pemerintahan desa, apalagi SDM
serta kemampuan aparatur yang masih minim, Pendidikan
hal ini dapat kita lihat dari faktor yuridis yaitu No Desa SD SMP SMA D3 S1 Jumlah
Perda No.6 tentang Tata cara pengangkatan, 1 Kledung 7 7
pelantikan dan pemberhentian perangkat desa, 2 Tuksari 9 9
pasal 3 persyaratan desa lainnya ayat (1) huruf 3 Batursari 7 7
C perangkat desa berpendidikan sekurang- 4 Kwadungan Jurang 5 2 7
kurangnya berijazah menengah pertama (SMP)
5 Jeketro 5 5
madrasah tsanawiyah atau yang lainnya. Hal
ini sangat berpengaruh pada kualitas 6 Canggal 5 5
penyelenggaran Pemerintahan. Demikian 7 Kwadungan Gunung 6 1 7
terlampir data aparat desa se kecamatan 8 Kalirejo 7 2 9
Kledung Berdasarkan tingkat Pendidikan 9 Tlahap 7 2 9
Tahun 2013 : 10 Paponan 7 2 9
11 Jambu 5 1 6
TabelData Aparat Desa Se Kecamatan
Kledung Kab. Temanggung Jumlah 70 10 0 0 80
No Jabatan
Pendidikan
Jumlah
Sumber : Laporan Profil Desa seluruh
SD SMP SMA D3 S1 Desa Kecamatan Kledung (diolah).
1 Kepala Desa - 6 5 2 - 13
2 Sekretaris Desa - 6 4 1 - 11 Tabel tersebut menunjukkan bahwa hampir
3 Kasi/Kaur 10 43 22 - - 75
90 % yaitu 70 orang BPD dari Total 80
4 Kadus 15 27 5 - - 47
orang anggota BPD hanya berpendidikan
Jumlah 25 82 36 3 0 146
SMP. Ketika kita melihat kondisi tersebut
Sumber : Kertas Kerja Perorangan (KKP) Camat
dengan Keterangan yang peneliti peroleh
Kledung
dari Camat Kecamatan Kledung, bahwa
kendala-kendala pengelolaan Alokasi dana
Tabel tersebut menunjukkan bahwa jumlah
Desa (ADD) dapat dijabarkan dalam
masih rendahnya tingkat pendidikan
matriks USG (Urgency, Serious, Growth)
aparatur desa, karena dari 146 aparatur

ISBN 978-602-73690-3-0 508 Universitas PGRI Yogyakarta


Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2015

terhadap isu-isu yang dianggap paling pelaksanaan program Alokasi Dana Desa
urgen, paling serius, dan perkembangan (ADD).
masalahnya paling besar, dapat ditentukan 3. Masih terdapat beberapa kendala yang
prioritas isi actual dengan memberikan menjadi penghambat pelaksanaan Program
nilai/skore dari skala 1-5 yang artinya Alokasi Dana Desa (ADD) diantaranya
adalah terbatasnya kemampuan aparatur
Nilai 1 : Tingkatnya sangat kecil pemerintah desa dalam pelaksanaan
Nilai 2 : Tingkatnya kurang Alokasi Dana Desa (ADD), Lemahnya
Nilai 3 : Tingkatnya cukup kinerja pengelolaan keuangan desa dan
Nilai 4 : Tingkatnya Besar lemahnya pengawasan BPD dan
Nilai 5 : Tingkatnya sangat besar masyarakat terhadap penyelenggaraan
pemerintah desa.Oleh sebab itu, masih
Tabel Matrik USG Pada Isu Aktual Penghambat membutuhkan pendampingan dan
Pelaksanaan ADD pengarahan yang intensif agar dapat
melaksanakan program Alokasi Dana Desa
No. ISU AKTUAL U S G Total Ket (ADD) dengan baik.
1 Terbatasnya Kemampuan Aparat Pemerintah Desa 5 5 4 14 I
2 Lemahnya kinerja pengelolaan keuangan desa 3 4 5 12 II 5.2 Rekomendasi
3 Lemahnya pengawasan BPD 3 2 2 7 III
Agar pengelolaan Alokasi Dana Desa
Sumber : Kertas Kerja Perorangan (KKP) Camat
dalam terimplementasi dapat mendorong
Kledung Kab.Temanggung.
implementasi Undang-undang No.6 Tahun
2014 maka disarankan untuk melakukan
Dari Tabel diatas kita dapat menyimpulkan bahwa
berbagai macam perbaikan diantaranya
kendala paling besar yang dihadapi dalam
adalah :
pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) di
Kecamatan Kledung Kabupaten Temanggung 1. Pelatihan yang terorganisir bagi
adalah Terbatasnya kemampuan Aparatur Perangkat Desa selaku Tim Pelaksana
Pemerintahan Desa dalam pengelolaan Alokasi Desa tentang manajemen dan
Dana Desa (ADD) yang menduduki ranking administrasi pengelolaan ADD, dalam
pertama dalam matrik USG. Hal tersebut didukung hal ini dapat melalui Akademi
oleh penyataan beberapa sumber diantara sbb : Komunitas yang lebih terorganisir.
“Rendahnya pendidikan perangkat desa menjadi 2. Penyediaan sarana yang memadai bagi
penghambat tercapainya pengelolaan ADD dengan Tim Fasilitasi Kecamatan untuk
baik apalagi terkait pertanggung jawaban ADD” menunjang kegiatan supervisi,
(Wawancara Bapak Toha Muhtar (Kades Kalirejo pemantauan, evaluasi dan monitoring
Kecamatan Kledung Kabupaten Temanggung), secara berkelanjutan terhadap Program
tanggal 27 November 2014) Alokasi Dana Desa (ADD).
3. Pembinaan pengelola ADD merupakan
Kesimpulan Dan Rekomendasi sarana efektif untuk keberhasilan
program ADD, hal ini dapat di
5.1 Kesimpulan
dapatkan melalui akademi komunitas
1. Dalam proses perencanaan program ADD
dengan mengandalkan tenaga-tenaga
(Alokasi Dana Desa) di 13 desa di wilayah
professional di bidangnya sehingga
Kecamatan Kledung telah dilaksanakan
memberikan pemahaman prinsip
secara partisipatif oleh masyarakat desa,
partisipatif, transparansi, dan
hal tersebut dibuktikan dengan aktifnya
akuntabilitas yang seefektif mungkin
anggota masyarakat dalam kegiatan
kepada aparat pemerintah desa, BPD,
Musrenbangdes dapat dilihat dari tingkat
lembaga kemasyarakatan desa, tokoh
kehadiran dalam acara Musrenbangdes.
masyarakat dan tokoh agama guna
2. Dalam pelaksanaan program ADD
meningkatkan semangat, motivasi, dan
(Alokasi Dana Desa) di seluruh desa di
kreatifitas masyarakat dalam
wilayah Kecamatan Kledung telah
pembangunan desa.
menerapkan prinsip-prinsip partisipatif,
transparan, dan mencoba menerapkan
prinsip akuntabilitas, hal tersebut terbukti
adanya swadaya masyarakat dalam

ISBN 978-602-73690-3-0 509 Universitas PGRI Yogyakarta


Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2015

DAFTAR PUSTAKA Lisa Wyatt Knowlton, Cynthia C Phillips, The


Logic Model Guide Book , copyright 2013
Casmidi, 2004, “Ketimpangan Fiscal Horizontal Manulang.1991, Dasar - Dasar Manajemen,
dan Formula Dana Alokasi Desa DAD)”, Ghalia Indonesia, Jakarta.
(Tesis S-2 Sekola;’h Pascasarjana UGM Mardiasmo.2002, Otonomi Daerah dan
(tidak dipublikasikan). Manajemen Keuangan Daerah, Andi,
Dwipayana, Aridan Suntoro Eko, 2003, Yogyakarta.
Membangun Good Governance di Desa, Mark Friedman , Trying Hard Is not Good Enough
Institute of Research and Empowerment, 1st edition 2009
Yogyakarta. Moleong, Lexy J., 2002, Metode Penelitian
Dwiyanto, Agus, 2002, Reformasi Birokrasi Publik Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung.
di Indonesia, Galang Printika,
Yogyakarta Peraturan Bupati Temanggung Nomor 5 Tahun
Haryanto, Sahmuddin, dan Arifuddin, 2007. 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan
Akuntansi Sektor Publik. Edisi Pertama: Alokasi Dana Desa Kabupaten
Universitas Diponegoro. Semarang. Temanggung Tahun 2013
Hartono, Eko Budi 2008, “ Pembangunan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005
Partisipatif Masyarakat Desa tentang Desa.
Implementasinya dalam Program Alokasi Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006
Dana Desa”, Tesis S-2 Sekolah tentang Tata Cara Pengendalian Dan
Pascasarjana UNSOED Purwokerto (tidak Evaluasi pelaksanaan Rencana
dipublikasikan). Pembangunan
Huberman dan Miles, 1992, Analisis Data Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun
Kualitatif, UI Press, Jakarta. 2007 tentang Pedoman Pengelolaan
Hudayana, Bambang dan Tim Peneliti FPPD, Keuangan Desa
2005, “Peluang Pengembangan Subroto, Agus, 2009, “ Akuntabilitas Pengelolaan
Partisipasi Masyarakat melalui Kebijakan Dana Desa ( Studi Kasus Pengelolaan
Alokasi Dana Desa,Pengalaman Enam Alokasi Dana Desa desa-desa dalam
Kabupaten”, Makalah disampaikan pada wilayah Kecamatan Tlogomulyo
Pertemuan Forum Pengembangan kabupaten Temanggung 2008 “ (Tesis S-2
Partisipasi Masyarakat (FPPM) di Lombok Sekolah Pascasarjana Undip (tidak
Barat 27-29 Januari 2005. dipublikasikan)
Laporan Pelaksanaan ADD Desa Batursari Sukesi, [2007], Efektivitas Program alokasi dana
Kecamatan Kledung Kabupaten desa ( ADD ) terhadap perekonomian desa
Temanggung (2013) di kabupaten Pacitan
Laporan Pelaksanaan ADD Desa Kalirejo Susilo, Aden Andri, 2006, “Formula Alokasi Dana
Kecamatan Kledung Kabupaten Desa (ADD) di Kabupaten Kebumen,
Temanggung (2013) 2005”, Tesis S-2 Sekolah Pascasarjana
Laporan Pelaksanaan ADD Desa Paponan UGM (tidak dipublikasikan).
Kecamatan Kledung Kabupaten Susilo, Budi 2007, “ Ketimpangan Fiskal Antar
Temanggung (2013) Desa dan Formulasi Alokasi Dana Desa (
Lembaga Administrasi Negara dan Badan ADD) di Kabupaten Magelang Tahun
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan 2002 – 2007 ” Tesis S-2 Sekolah
RI 2000, Akuntabilitas dan Good Pascasarjana UGM (tidak dipublikasikan).
Governance, Modul 1-5, Modul Sosialisasi Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Penyelenggaraan Negara Yang Bersih
Pemerintah (AKIP), LAN BPKP RI, Dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan
Jakarta. Nepotisme.

ISBN 978-602-73690-3-0 510 Universitas PGRI Yogyakarta


Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2015

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang United Nation Development Program, 1997.“
Pemerintahan Daerah Dokumen Prinsip-prinsip Good
Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Governance,” PT.Sinar Abadi, Jakarta.
Perimbangan Keuangan antara W. Richard Scott, 2004, Institutional Theory :
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Contributing to a Theoretical Research Program.
Daerah. www.bppk.kemenkeu.go.id

ISBN 978-602-73690-3-0 511 Universitas PGRI Yogyakarta

You might also like