You are on page 1of 18

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN PADAT


PERCOBAAN VII PEMBUATAN TABLET KUNYAH

DISUSUN OLEH:
ALDIAN YASIN PRATAMADIKA (F120155001)
AGUS ERAMAS SETIAWAN (F120155002)
AGUSTI IZATUL AINI (F120155003)
ANA NURUL FITRIYANI (F120155004)

LABORATORIUM
TEKNOLOGI SEDIAAN PADAT
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS
2016
PRAKTIKUM VII
PEMBUATAN TABLET KUNYAH

I. TUJUAN PERCOBAAN
Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana proses pembuatan
tablet kunyah beserta ujinya.

II. DASAR TEORI


Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau
tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan
sebagai tablet cetak dan tablet kempa.
Sebagian besar tablet dibuat dengan cara pengempaan dan merupakan
bentuk sediaan yang paling banyak digunakann. Tablet kempa dibuat dengan
memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetakan
baja. Tablet dapat dibuat dalam berbagai ukuran, bentuk dan penandaan
permukaan tergantung pada desain cetakan. Tablet berbentuk kapsul
umumnya disebut kaplet. Bolus adalah tablet besar yang digunakan untuk
obat hewan, umumnya unntuk hewan besar.
Tablet cetak dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab
dengan tekanan rendah ke dalam lubang cetakan. Kepadatan tablet tergantung
pada ikatan kristal yang terbentuk selama proses pengeringan selanjutnya dan
tidak tergantung pada kekuatan tekanan yang diberikan.
Tablet kunyah adalah tablet yang dimaksudkan untuk hancur
perlahan-lahan dalam mulut dengan kecepatan yang wajar, dengan ataupun
tanpa mengunyah sesungguhnya. Karakteristik tablet kunyah memiliki bentuk
yang halus setelah hancur, mempunyai rasa yang enak dan tidak
meninggalkan rasa pahit atau tidak enak. Manitol merupakan alkohol heksa
hidrat yang berbentuk kristal putih memiliki sifat-sifat yang diinginkan
sebagai pembawa pada tablet kunyah dan digunakan secara luas sebagai
bahan pembantu dalam pembuatan tablet kunyah.

1
Tablet kunyah umumnya digunakan dalam formulasi tablet untuk
anak, terutama formulasi multivitamin, antasida, dan antibiotika tertentu.
Tablet kunyah dibuat dengan cara dikempa, umumnya menggunakan manitol,
sorbitol, atau sukrosa sebagai bahan pengikat dan pengisi, mengandung bahan
pewarna dan bahan pengaroma untuk meningkatkan penampilan dan rasa.
Untuk mengempa tablet, dikenal beberapa metode, antara lain granulasi
basah, granulasi kering dan kempa langsung. Granulasi basah umumnya
digunakan untuk bahan-bahan yang memiliki sifat alir dan kompresibilitas
yang kurang baik.
Keuntungan tablet kunyah jika dibandingkan dengan bentuk sediaan
padat oral lainnya meliputi ketersediaan hayati yang lebih baik, melewati
proses disintegrasi, memberikan kenyamanan bagi pasien dengan meniadakan
kebutuhan air minum untuk menelan, dapat digunakan sebagai bentuk sediaan
cair jika diperlukan permulaan kerja obat (onset) yang cepat, dan
meningkatkan penerimaan pasien terutama anak-anak karena cita rasa yang
menyenangkan serta memiliki keunikan produk dari sudut pandang
pemasaran.
Pertimbangan akseptabilitas yang paling penting untuk tablet kunyah
ialah rasa sediaan tersebut karena anak-anak cenderung peka dalam memilih
rasa. Sifat-sifat organoleptik seperti cita rasa, aroma, raba mulut dan
pascaefek merupakan perhatian utama pada tablet kunyah. Produk juga harus
memiliki karakteristik aliran, kompresibilitas, dan stabilitas yang dapat
diterima. Pada umumnya, jika jumlah zat aktif per tablet yang diperlukan
lebih kecil dan rasa zat aktif tidak terlalu pahit, tugas formulator untuk
mencapai formulasi yang dapat diterima menjadi lebih mudah karena tersedia
sejumlah besar formulasi pilihan. Sebaliknya, zat aktif dengan rasa yang
sangat pahit dan/atau dosis tinggi sulit untuk diformulasi menjadi tablet
kunyah.
Granulasi basah adalah proses dimana suatau cairan ditambahkan pada
serbuk di dalam sebuah bejana yang dilengkapi pengaduk yang akan

2
menghasilkan aglomerat atau granul. Dalam granulasi basah, daya ikat bahan
pengikat umumnya cukup untuk mengikat dalam penambahan yang sedikit.
Metode granulasi basah merupakan metode yang paling sering
digunakan dalam memproduksi tablet kompresi. Langkah–langkah yang
diperlukan dalam pembuatan tablet dengan metode granulasi basah dibagi
menjadi penimbangan dan pencampuran bahan-bahan, pembuatan granulasi
basah, pengayakan adonan menjadi granul, pengeringan, pengayakan kering,
pencampuran bahan pelicin dan pembuatan tablet menjadi kompresi.
Pada dasarnya tablet kunyah dibuat dengan cara yang sama pada
pembuatan tablet pada umumnya, seperti halnya tablet kempa maka dalam
pembuatan tablet kunyah juga diperlukan bahan tambahan, antara lain:
a. Bahan Pengisi
Bahan pengisi diperlukan bila dosis obat tidak cukup untuk
membuat bulk. Pengisi dapat juga ditambah karena alasan kedua yaitu
memperbaiki daya kohesi dan sifat alir bahan aktif yang sulit dikempa.
Bahan pengisi harus memenuhi beberapa kriteria diantaranya harus non-
toksik dan dapat memenuhi peraturan-peraturan negara di mana produk
akan dipasarkan, harganya harus cukup murah, tidak boleh saling
berkontraindikasi dalam tiap bagian dari populasi, secara fisiologis harus
inert, harus stabil secara fisik dan kimia baik dalam kombinasi dengan
berbagai obat atau komponen tablet lain, harus bebas dari segala jenis
mikroba, harus color compatible, serta tidak boleh mengganggu
bioavailabilitas obat

b. Bahan Pengikat
Bahan pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk kering atau cairan
selama granulasi basah untuk membentuk granul atau menaikkan
kekompakan kohesi bagi tablet yang dicetak langsung. Gelatin suatu
protein alam kadang-kadang digunakan bersama-sama dengan akasia.
Gelatin lebih konsisten daripada kedua gum alam, lebih mudah

3
dipersiapkan dalam bentuk larutan, dan tablet yang terbentuk kerasnya
sama dengan bila memakai akasia atau tragakan.

c. Bahan Pelicin
Bahan pelicin terdiri dari glidan dan lubrikan, dimana keduanya
memiliki fungsi tumpang tindih. Glidan biasa ditambahkan pada formulasi
tablet untuk meningkatkan sifat alir granul dengan cara mengurangi
gesekan di antara partikel-partikel. Sedangkan lubrikan berfungsi untuk
mencegah adhesi granul pada permukaan punch atau dinding die,
mengurangi gesekan antar partikel, serta mengurangi gesekan antara
dinding tablet dengan dinding die pada saat tablet ditekan ke luar.
Kontrol kualitas terhadap tablet yang dihasilkan mutlak harus
dilakukan, hal ini terkait dengan kualitas yang diharapkan. Kontrol-kontrol
itu antara lain:
a. Uji Keseragaman Bobot
Bobot tablet adalah jumlah seluruh komponen yang terkandung
dalam tablet. Besarnya ditentukan berdasarkan banyaknya tablet yang
menyimpang dari bobot rata-rata yang masih diperbolehkan, menurut
sifat yang telah ditentukan. Masing-masing formula ditimbang 20
tablet dan dihitung bobot rata-ratanya, kemudian ditimbang satu per
satu. Tablet dengan bobot rata-rata lebih dari 300 mg tidak boleh ada
dua tablet yang bobotnya menyimpang lebih dari 5% dan tidak boleh
ada satupun tablet yang bobotnya menyimpang dari 10%.

b. Uji Kekerasan
Kekerasan merupakan parameter yang menggambarkan
ketahanan tablet dalam melawan tekanan mekanik seperti goncangan,
kikisan dan terjadi keretakan tablet selama pembungkusan,
pengangkutan dan pemakaian. Uji kekerasan tablet dilakukan dengan
meletakkan tablet pada hardness tester dengan posisi vertikal. Sekrup
di putar pada ujung yang lain sehingga tablet tertekan yang dinyatakan

4
sebagai keadaan awal dengan skala pada skala nol (0). Pemutaran
dihentikan sampai tablet pecah dan diperhatikan skalanya. Percobaan
dilakukan untuk masing-masing 6 tablet dan dihitung putarannya
(Voigt, 1984). Kekerasan tablet kunyah kira-kira 3 kg (Parrott, 1970).
Kekerasan tablet yang dibuat dengan metode granulasi basah
dipengaruhi oleh ikatan yang terjadi antar partikel setelah tablet
mengalami pengempaan.

c. Uji Kerapuhan
Kerapuhan tablet merupakan tolak ukur ketahanan tablet
terhadap abrasi permukaan selama penanganan dan pengemasan.
Biasanya dikehendaki nilai friabilitas sebesar 1% atau kurang untuk
tablet konvensional, sedangkan untuk tablet kunyah nilai friabilitas
sampai 4% dapat diterima. Uji friabilitas dilakukan menggunakan
friabilator Roche atau modifikasinya.

Rumus untuk menghitung persentase kerapuhan yaitu:

𝑀1 𝑥 𝑀2
Kerapuhan = x 100%
𝑀1

Keterangan:
M1: bobot tablet rata-rata awal
M2: bobot tablet setelah dibebas debukan

d. Uji Tanggap Rasa


Tablet kunyah dimaksudkan untuk dikunyah dan memberikan
residu yang enak dalam rongga mulut serta tidak meninggalkan rasa
pahit atau tidak enak, sehingga rasa merupakan faktor yang penting.
Uji tanggap rasa dilakukan untuk menguji cita rasa tablet kunyah. Hal
ini penting dilakukan karena berhubungan langsung dengan
acceptability terhadap konsumen. Respon rasa dikelompokkan dari
tingkat rasa sangat manis, manis dan kurang manis.

5
e. Uji Keseragaman Kandungan
Untuk menjamin konsistensi satuan sediaan, masing-masing
satuan dalam bets harus mempunyai kandungan zat aktif dalam
rentang sempit yang mendekati kadar yang tertera pada etiket dan
untuk menentukan apakah kandungan masing-masing terletak dalam
batasan yang ditentukan. Keseragaman kandungan dihitung dari nilai
penerimaan, dengan persyaratan nilai penerimaan maksimum yang
diperbolehkan tidak lebih dari 15%

6
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
Tabel 3.1 Alat yang digunakan dalam percobaan pembuatan tablet kunyah
No Nama Alat Jumlah
1 Gelas beker 1
2 Cawan petri 1
3 Ayakan no. 14 1
4 Pengaduk 1
5 Baskom 1
6 Mesin cetak tablet 1
7 Hardness tester 1
8 Disintegration tester 1
9 Friabilator 1

B. Bahan
Tabel 3.2 Bahan yang digunakan dalam percobaan pembuatan tablet
kunyah
No Nama Bahan Jumlah
1 Antasida 500 mg
2 Manitol 280 mg
3 Gelatin 100 mg
4 Aspartam 50 mg
5 Talk : Mg Stearat (9:1) 10 mg
6 Aquadest Secukupnya

7
IV. CARA KERJA

Semua bahan diayak dan ditimbang sesuai dengan kebutuhan (30 tablet)

Antasida, Manitol, dan Gelatin dicampurkan

Campuran serbuk disemprot dengan aquadest secukupnya sampai


terbentuk massa granul

Massa granul dikeringkan

Massa granul diayak dengan mesh 14

Mg Stearat, Talk, dan Aspartam dimasukkan ke dalam massa cetak hingga


homogen

Massa cetak dicetak dengan mesin cetak tablet dengan punch 13

Dilakukan evaluasi (Uji organoleptis, uji keseragaman bobot, uji


kekerasan tablet, uji kerapuhan tablet, uji disintegration)

8
V. HASIL PRAKTIKUM
A. Penimbangan Bahan
Antasida : 500 mg x 30 = 15000 mg = 15 gram
Manitol : 280 mg x 30 = 8400 mg = 8,4 gram
Gelatin : 100 mg x 30 = 3000 mg = 3 gram
Aspartam : 50 mg x 30 = 1500 = 1,5 gram
Talk:Mg Stearat (9:1) : 10 mg
 Talk : 9 mg x 30 = 270 mg = 0,27 gram
 Mg Stearat : 1 mg x 30 = 30 mg = 0,03 gram

B. Pengujian Tablet
1. Uji Organoleptis
Bentuk : Bulat pipih
Bau : Tidak berbau
Warna : Coklat
Rasa : Manis

9
2. Kontrol Keseragaman Bobot
Tabel 5.1 Hasil praktikum kontrol keseragaman bobot tablet
Tablet Bobot (gram) Keterangan
1 0,456 

2 0,469 

3 0,430 

4 0,449 

5 0,493 

6 0,456 

7 0,472 

8 0,482 

9 0,451 

10 0,461 

11 0,467 

12 0,480 

13 0,447 

14 0,441 

15 0,452 

16 0,504 

17 0,496 

18 0,472 

19 0,429 

20 0,485 
Rata-rata (gram) 0,463

Bobot rata-rata tablet = 9,279 : 20 = 0,463 gram


Penyimpanan kolom A = 5% x 463 mg = 23,15 mg
Batas minimal = 463 – 23,15 = 439,85 mg = 0,43985 gram
Batas maksimal = 463 + 23,15 = 486,15 mg = 0,48615 gram

10
3. Kontrol Kekerasan
Tabel 5.2 Hasil praktikum kontrol kekerasan tablet
Tablet Skala (Kg) Keterangan
1 1 

2 0,5 

3 1 

4 1,5 

Rata-rata 1 Kg

4. Kontrol Kerapuhan
Berat 10 tablet :
Berat awal : 4,713 gram
Berat akhir : 4,566 gram
bobot tablet awal−bobot tablet akhir
Kerapuhan tablet = x 100%
bobot tablet awal
4,713 gram−4,566 gram
= x 100%
4,713 gram
0,147
= x 100%
4,713

= 0,0311
= 3,11%

5. Kontrol Waktu Hancur


Tablet hancur dalam waktu 1 menit 7 detik.

11
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum pembuatan tablet kunyah kali ini, hal pertama yang
dilakukan adalah menghitung dan menimbang bahan-bahan yang akan
digunakan dalam pembuatan tablet kunyah sebanyak 30 tablet. Bahan-bahan
yang digunakan yaitu Antasida 15 gram, Manitol, 8,4 gram, Gelatin 3 gram,
Aspartam 1,5 gram, Talk 0,27 gram, Mg Stearat 0,03 gram, dan aquadest
secukupnya.
Setelah semua bahan ditimbang, selanjutnya Antasida, Manitol, dan
Gelatin dicampurkan sampai homogen, kemudian disemprot dengan aquadest
sampai tebentuk massa granul. Massa granul dikeringkan di dalam oven
sampai granul menjadi kering, selanjutnya massa granul yang sudah
dikeringkan diayak menggunakan ayakan nomor 14 sehingga menjadi massa
cetak. Setelah massa ganul diayak, selanjutnya Talk dan Mg Stearat serta
Aspartam dimasukkan ke dalam massa cetak dan dicampurkan sampai
homogen, kemudian massa cetak dicetak dengan menggunakan mesin cetak
tablet. Dan dilakukan evaluasi terhadap tablet yang telah dicetak, yang
meliputi uji organoleptik, kontrol keseragaman bobot, uji kekerasan tablet, uji
kerapuhan, dan uji waktu hancur.

a. Uji Organoleptis
Uji organoleptis dilakukan dengan mengamati tablet secara visual.
Tablet yang diperoleh dari hasil percobaan kali ini memiliki bentuk bulat
pipih, tidak berbau, berwarna coklat, dan rasa manis.

b. Kontrol Keseragaman Bobot


Uji keseragaman bobot dilakukan untuk melihat homogenitas
granul, karena apabila bobot tidak seragam kemungkinan disebabkan oleh
homogenitasyang kurang baik. Keseragaman bobot dilihat berdasarkan
persen deviasi maksimum. Syarat keseragaman bobot yaitu tidak boleh
lebih dari 2 tablet yang masing-masing menyimpang dari bobot rata-rata
lebih besar dari 5%, dan tidak boleh satu pun tablet yang menyimpang

12
dari bobot rata-rata lebih dari 10%. Pada praktikum kali ini, bobot rata-
rata yang diperoleh yaitu 463 mg, sehingga bobot tablet harus berada
dalam rentang 439,85 – 486,15 mg. Berdasarkan uji yang telah dilakukan,
terdapat 16 tablet yang berada dalam rentang tersebut dan 4 tablet yang
tidak termasuk dalam rentang. Dengan demikian, keseragaman bobot
tablet tidak memenuhi persyaratan. Karena terdapat lebih dari 2 tablet
yang memiliki bobot menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari 5%.

c. Uji Kekerasan
Uji kekerasan dilakukan untuk mengetahui seberapa keras tablet
yang dihasilkan dari proses formulasi. Tablet yang keras diperlukan untuk
mencegah kerusakan fisik selama proses produksi, penyimpanan, dan
transportasi. Syarat kekerasan tablet yaitu antara 4 sampai 8 Kg tekanan.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh rata-rata
kekerasan tablet 1 Kg. Dengan demikian, kekerasan tablet yang dihasilkan
tidak memenuhi syarat kekerasan tablet. Kekerasan tablet terlalu rendah ,
atau dengan kata lain tablet terlalu rapuh. Hal ini mungkin disebabkan
oleh kurangnya pengikat yang digunakan dalam pembuatan tablet.

d. Uji Kerapuhan
Uji kerapuhan dilakukan untuk melihat tingkat kerapuhan tablet
terhadap gesekan dan bantingan. Hal ini berkaitan dengan penggunaan
jenis pengikat dan distribusi pengikat dalam tablet. Pengikat yang
efektifitasnya tinggi akan memberikan % kerapuhan yang rendah karena
pengikat tersebut akan mengikat kuat massa tablet sehingga massa yang
lepas dari tablet akan lebih sedikit. 5 kerapuhan yang baik yaitu kurang
dari 1%. Berdasarkan uji yang telah dilakukan, diperoleh bobot awal
sebelum uji yaitu 4,713 gram dan setelah uji 4,566 gram. Pengurangan
bobot terjadi karena adanya gesekan antar tablet yang menyebabkan fasa
luar tablet terkikis. Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh % kekerasan
tablet yaitu 3,11%. Hasil tersebut menunjukkanbahwa bobot tablet yang

13
hilang setelah bergesekan dengan tablet lain melebihi standar yang telah
ditentukan. Dengan demikian pembuatan tablet dalam percobaan tidak
memenuhi syarat friabilitas (kerapuhan tablet). Hal tersebut kemungkinan
diakibatkan oleh tablet yang rapuh atau daya ikat yang kurang kuat. Daya
ikat yang kurang kemungkinan disebabkan oleh penggunaan pengikat
kering. Penambahan pengikat secara basah lebih baik karena daya ikatnya
lebih tinggi.

e. Uji Waktu Hancur


Uji waktu hancur dilakukan untuk melihat seberapa lama obat
(tablet) dapat hancur dalam tubuh/saluran cerna yang ditandai dengan
sediaan menjadi larut, terdispersi, atau menjadi lunak karena tidak lagi
memiliki inti yang jelas. berdasarkan Farmakope Indonesia Edisi III,
kecuali dinyatakan lain, semua tablet harus hancur ≤ 15 menit (tanpa
salut) dan ≤ 60 menit (dengan salut). Berdasarkan uji yang telah
dilakukan, waktu hancur tablet yaitu 1 menit 7 detik. Dengan demikian,
dapat diketahui bahwa tablet tablet memiliki waktu hancur yang cepat dan
memenuhi syarat waktu hancur tablet.

14
VII. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan, didapat kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pembuatan tablet kunyah diawali menghitung dan menimbang bahan-
bahan yang akan digunakan dalam pembuatan tablet kunyah sebanyak
30 tablet. Bahan-bahan yang digunakan yaitu Antasida 15 gram,
Manitol, 8,4 gram, Gelatin 3 gram, Aspartam 1,5 gram, Talk 0,27
gram, Mg Stearat 0,03 gram, dan aquadest secukupnya. Setelah semua
bahan ditimbang, selanjutnya Antasida, Manitol, dan Gelatin
dicampurkan sampai homogen, kemudian disemprot dengan aquadest
sampai tebentuk massa granul. Massa granul dikeringkan di dalam
oven sampai granul menjadi kering, selanjutnya massa granul yang
sudah dikeringkan diayak menggunakan ayakan nomor 14 sehingga
menjadi massa cetak. Setelah massa ganul diayak, selanjutnya Talk
dan Mg Stearat serta Aspartam dimasukkan ke dalam massa cetak dan
dicampurkan sampai homogen, kemudian massa cetak dicetak dengan
menggunakan mesin cetak tablet.
2. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, hasil yang didapatkan
adalah:
- Uji organoleptis
Bentuk : Bulat pipih
Bau : Tidak berbau
Warna : Coklat
Rasa : Manis
- Uji keseragaman bobot
Berdasarkan uji yang telah dilakukan, terdapat 16 tablet yang berada
dalam rentang tersebut dan 4 tablet yang tidak termasuk dalam
rentang. Dengan demikian, keseragaman bobot tablet tidak memenuhi
persyaratan.

15
- Uji kekerasan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh rata-rata
kekerasan tablet 1 Kg. Dengan demikian, kekerasan tablet yang
dihasilkan tidak memenuhi syarat kekerasan tablet.
- Uji kerapuhan
Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh % kekerasan tablet yaitu
3,11%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa bobot tablet yang hilang
setelah bergesekan dengan tablet lain melebihi standar yang telah
ditentukan. Dengan demikian pembuatan tablet dalam percobaan tidak
memenuhi syarat friabilitas (kerapuhan tablet).
- Uji waktu hancur
Berdasarkan uji yang telah dilakukan, waktu hancur tablet yaitu 1
menit 7 detik. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa tablet tablet
memiliki waktu hancur yang cepat dan memenuhi syarat waktu hancur
tablet.

16
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2016. Buku Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Padat. Stikes
Muhammadiyah Kudus: Kudus

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia Edise III. Departemen Kesehatan RI:


Jakarta

Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan RI:


Jakarta

Anief, M. 2005. Ilmu Meracik Obat. UGM Press: Yogyakarta

Zeith. 2013. Pembuatan Tablet dengan Bahan Aktif Tunggal Menggunakan


Metoda Granulasi Kerring.
http://laporanakhirpraktikum.blogspot.co.id/2013/06/oyeah.html
Diakses tanggal 9 Januari 2017

https://www.google.co.id/url?q=http://etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile
/84556/potongan/S1-2015-313152-
introduction.pdf&sa=U&ved=0ahUKEwi-
3JqAu7DRAhXCwI8KHb8yDo8QFggXMAM&usg=AFQjCNFLM9JfOcw
fnGmJlo9Fnx5nB1_Q2Q (Diakses tanggal 8 Januari 2017)

17

You might also like