You are on page 1of 3

Nama : Lingga Mofa Diah Lorentin

Offering : B /160341606034

Hari/Tanggal : Rabu, 29 November 2017

Topik : Controlling Development by Photoperiod and Endogenous Clock


Jurnal : ke- 27

A. YANG DIPELAJARI
Fotoperiodisme adalah reaksi tumbuhan terhadap variasi panjangnya hari
(Wilkins, 1992). Fotoperiodisme merupakan kemampuan tanaman untuk merespon
periode pencahayaan. Perkembangan bunga pada tanaman satu dengan yang lain
dipengaruhi oleh panjang hari atau fotoperiode yang berbeda
 Mekanisme Fotoperiodisme
Fotoperiodisme merupakan kemampuan tanaman untuk merespon periode
pencahayaan. Perkembangan bunga pada tanaman satu dengan yang lain dipengaruhi
oleh panjang hari atau fotoperiode yang berbeda (Heddy, 1986). Fotoperiodisitas atau
panjang hari dan didefinisikan sebagai panjang atau lamanya siang hari dihitung mulai
dari matahari terbit sampai terbenam. Panjang hari tidak terpengaruh oleh keadaan awan
karena pada lama penyinaran bisa berkurang bila matahari tertutup awan, tetapi panjang
hari tetap (Sugito, 1994).
Sebagian kajian fotoperiodisme menekankan pada proses pembungaan. Proses
pembungaan tanaman merupakan keberhasilan dalam pembentukan biji (Stirling, et al.,
2002). Sedangkan menunut Sugito (1994) menjelaskan bahwa respon tanaman terhadap
panjang hari sering dihubungkan dengan pembungaan, tetapi sebenarnya banyak aspek
pertumbuhan tanaman yang dipengaruhi oleh panjang hari. antara lain: a) inisiasi bunga.
b) produksi dan kesuburan putik dan tepungsari, misalnya pada jagungdan kedelai, c)
pembentukan umbi pada tanaman kentang, bawang putih dan umbi- umbian yang lain, d)
dormansin benih, dan perkecambahan biji pada tanaman bunga dan e) pertumbuhan
tanaman secara keseluruhan, seperti pembentukan anakan, percabangan dan pertumbuhan
memanjang.
Lama penyinaran akan menentukan apakah tanaman akan membentuk internode
yang panjang atau yang lebih pendek dari pada internode yang normal. Tanaman hari
pendek, lama penyinaran merupakan faktor pembatas yang berakibat membentuk bagian-
bagian vegetatif yang bersifat gigas dan pembungaan terhambat. Tanaman hari panjang
jika lama penyinaran lebih pendek akan menunjukkan pertumbuhan internode yang lebih
pendek, cenderung membentuk roset dan pembungaan terhambat (Sutoyo, 2011).

Tanaman secara umum dibedakan menjadi 3 akibat dari fotoperiodisme yaitu


tanaman hari pendek, tanaman hari panjang dan tanaman hari netral. Respon terhadap
fotoperiode akan menghasilkan suatu stimulus yang dihipotesiskan sebagai hormon
florigen yang nantinya akan menginduksi terbentuknya bunga suatu tanaman. Proses
pembungaan mengandung sejumlah tahap penting antara lain induksi bunga (evokasi),
inisiasi bunga, perkembangan kuncup bunga menuju anthesis (bunga mekar), anthesis,
penyerbukan dan pembuahan.

Vernalisasi adalah proses dimana berbunga yang dikarenakan perlakuan dingin


yang diberikan kepada benih sepenuhnya terhidrasi (yaitu, benih yang menyerap air)
atau ke tanaman yang sedang tumbuh. Sedangkan Chiling injury merupakan kerusakan
utama yang terjadi pada buah dan sayur asal tropis dan subtropis, meskipun gangguan
fisiologis tertentu akan muncul pada buah dan sayur ini hanya ketika mereka disimpan
pada suhu rendah. Jenis tanaman yang mengalami vernalisasi antara lain rumput orchard,
cocklebur, bunga sepatu, crysan dan xantium. Sedangkan tanaman yang mengalami
Chiling injury antara lain apel, pear, alpukat, pisang, kentang, mangga, dll. Faktor iklim
sangat menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman. Apabila tanaman ditanam di luar
daerah iklimnya, maka produktivitasnya sering kali tidak sesuai dengan yang diharapkan.

B. REFLEKSI
Saya sangat suka meteri yang disampaikan karena dengan adanya materi baru menambah
semangat saya untuk memperhatikan penyampaian materi oleh kelompok penyaji dan
yang paling saya sukai karean ternyata fotoperiodisme juga ada hubungannya dengan
fotomorfologi

You might also like