You are on page 1of 6

Suami : ismail

Istri : siti wulandari


Pihak rumah sakit : deti komalasari
Resepsionis : nurhayati
Perawat : wulandari alfiani
Dokter : serly
Teman 1 : agung
Teman 2 : cahya
Teman 3 : monic
Narrator : Narator

I’m Not Perfect


Suatu hari ada keluarga yang sangat harmonis mereka sedang sarapan pagi
bersama-sama. Setelah selesai sarapan suami pun berpamitan untuk pergi bekerja.
Ismail : mah papah pergi kerja dulu ya udah telat banget nih
Eno : iyah pah. Hati-hati di jalan . awas ada yang ketinggalan ?
Ismail : allhamdulillah mah udah kumplit semuanya. Assalamualaikum
( suami pun pergi ke kerja)
Tn.I mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi dan Tn.I sangat terburu-buru.
Ketika dalam perjalanan ia mendapatkan sebuah pesan line dari temannya agar ia segera
datang ke kantor. Saat Tn.I membaca pesan line dari temannya sambil mengendarai
mobilnya Tn.I pun tidak berkonsentrasi. Sehingga Tn.I menabrak seorang nenek-nenek
yang akan menyebrang jalan. Dan Tn.I pun membanting stirnya ke pinggir jalan sampai
masuk ke jurang. Tn.I pun di temukan oleh warga lalu di bawa ke rumah sakit dan di
rawat di rumah sakit.
Pihak rumah sakit : hallo, selamat pagi.
Eno : iyah selamat pagi
Pihak rumah sakit : apakah benar ini dengan keluarga Tn.I ?
Eno : iyah benar
Pihak rumah sakit : kami dari pihak rumah sakit ingin memberi tahukan bahwa suami ibu
yang bernama Tn.I mengalami kecelakaan lalulintas dan sekarang dirawat
di Rumah Sakit dharma husada
Eno : astaghfirulloh, iyah saya ke rumah sakit sekarang. Terimakasih
Pihak rumah sakit : sama-sama
Sesampainya di Rumah sakit
Resepsionis : ada yang bisa saya bantu bu ?
Eno : saya mau tanya pasien yang bernama Tn.I yang mengalami kecelakaan
tadi pagi dirawat di ruang apa sus?
Resepsionis : di ruang mawar bed no 1
Eno : terimakasih sus
Resepsionis : terimakasih kembali
Di ruang mawar
Eno : papah kenapa sampe kecelakaan ?
Ismail : tadi papah waktu di jalan terburu-buru terus dapet line dari teman papah
suruh cepat-cepat ke kantor. Sewaktu papah baca papah ga liat jalan di depan ada nenek-nenek
mau menyebrang terus papah bantingin stangnya ke kiri papah gak tau kalau itu jurang. Tau-tau
papah udah di Rumah Sakit ini
Istri : ai papah kalau lagi dijalan jangan main handphone kan ada larangannya
juga
Suami : iyah mah papah salah
Saat mereka sedang berbincang-bincang datanglah perawat
Perawat : selamat siang pa, bu
Istri & suami : selamat siang sus, ada apa ?
Dokter : begini bu tadi kita sudah melakukan pengkajian, pemeriksaan lab serta
radiologi pada suami ibu. Kanan suami ibu mengalami patah dan luka yang sangat parah
sehingga harus dilakukan amputasi pada kaki kanan suami ibu.
Istri : hah di amputasi ? apa gak ada acara lain dok untuk menanganinya ?
Dokter : tidak ada bu, satu-satunya cara yaitu dengan cara amputasi
Istri : ya ampun
Dokter : bagaimana bu apakah ibu menyetujui ? kalau ibu setuju silahkan tanda
tangani surat persetujuan ini.
Ny….. pun menandatangani persetujuan amputasi
Dokter : silahkan ibu membayar administrasinya terlabih dahulu
Istri : baiklah dok
(Ny… membayar ke admistrasi dan Tn.I segera dilakukan amputasi)

Setelah 1 hari pasca operasi, teman kerja Tn. I datang untuk menjenguk, seketika Tn. I
segera menutup kaki yang diamputasinya dengan selimut.
Teman 1 agung : assalamu’alaikum. Hai bro ??
Tn. I : walaikumsalam. Hai (Bicara lambat dengan nada suara lemah)
Teman 2cahya : gimana keadaan lu sekarang ?
Tn. I : ya gini aja, Cuma bisa diatas Kasur .
Teman 3monic : eh, gue denger kaki lu di amputasi ya ? sebelah mana ? coba liat ?
tn. I : (hanya diam dan menunduk sambil menyembunyikan kakinya)
sorry guys, gue mau tidur sekarang,
teman 1agung : ouh, ya udah bro. cepet sembuh ya bro. gue tunggu lo dikantor, banyak
desain dan tempat yang harus lo kunjungi .
Tn. I : iya, makasih .
Keesokan harinya , Tn. I hanya diam termenung dan tidak ingin melihat bagian kaki yang
telah diamputasi oleh dokter. Sang istri pun bingung apa yang terjadi pada suaminya.
Istri : pah, kenapa sudah 2 hari ini papah terlihat hanya diam saja?
Suami : (hanya diam)
Istri : cerita dong pah ada apa ?
Suami : papah ngga suka dengan hasil operasi ini, kaki papah jadi buntung mah,
papah engga bisa kayak dulu lagi. Papah benci mah !
Istri : pah, operasi ini kan dilakukan untuk kebaikan papah juga agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dilain waktu
Suami : ( terdiam )
Beberapa jam kemudian
Istri : pah, udah waktnya minum obat , yok papah makan dulu ya ?
Suami : aku ngga laper mah,
Istri : tapi papah kan harus minum obat.
Ayo dong pah,
Istrinya pun tetap membawakan makanan untuk suaminya.
Istri : ini pah makanannya, yuk mamah bantu untuk makan.
Suami : (Tn. I hanya diam dan menggibaskan tangannya hingga makanan
tumpah)
Istri : Pah, jangan seperti ini dong pah, mamah sedih melihat papah seperti ini
(menangis)
Istri Tn. I bingung dengan keadaan suaminya, ia pun mengobrol dengan perawat di ruang
tersebut.
Ny. Eno : siang sus
Perawat : siang bu, ada yang bisa saya bantu?
Ny.Eno : ini sus, ada yang ingin saya ceritakan tentang keadaan suami saya.
Perawat : ada apa dengan suami ibu ?
Ny. Eno : begini sus, sudah 2 hari pasca operasi dia selalu sulit unuk disuruh makan
dan minum obat, terlihat tidak menerima keadaan pasca operasinya.
Perawat : baiklah bu boleh saya melakukan pengkajian pada suami ibu ?
Ny.Eno : iyah silahkan sus.
Perawat mendatangi pasien dan perawat melakukan pengkajian
Perawat : assalamu’alaikum bapak,
Tn. I : walaikumsalam
Perawat : perkenalkan bapak, saya perawat bintang saya perawat dirumah sakit ini,
saya dinas dari jam 7 hingga jam 2 siang, boleh saya tau nama bapak siapa?
tn. I : nama saya ismail.
Perawat : senang dipanggil apa pak ?
tn. I : ismail
perawat : baiklah bapak ismail, kedatangan saya kemari ngin berbincang-bincang
dengan bapak tentang keadaan bapak saat ini selama 15 menit, apakah bapak bersedia ?
tn. I : iya saya bersedia
Perawat : oke kalo begitu, bagaimana perasaan bapak hari ini? Kelihatannya bapak
tidak bersemangat ?
Tn. I : ya saya memang tidak bersemangat (sambil menunduk)
Perawat : apa yang membuat bapak tidak bersemangat ?
Tn. I : saya kesal, benci dan saya tidak ingin melihat bagian kaki saya ini.
Perawat : apa yang membuat bapak kesal, benci dan enggan melihat bagian kaki
bapa ?
Tn. I : karena kaki ini saya menjadi tidak sempurna lagi dan saya merasa mejadi
tidak berharga lagi, sama karena kaki saya jadi terhambat untuk berjalan dan beraktivitas.
perawat : ouh begitu, saya ingin tau pak, bagaimana pandangan bapak terhadap
perubahan diri bapak saat ini terjadi ?
Tn. I : saat ini saya sangat menyedihkan, untuk bergerak atau beraktivitas pun
perlu dibantu orang lain atau menggunakan tongkat selaku alat bantu serta saya malas untuk
melihat dan menyentuh kaki saya ini.
Perawat : apakah perubahan pada fisik bapak mempengaruhi / menghambat bapak
dala, berinteraksi dengan orang lain ?
Tn. I : iya, sangat mempengaruhi , karena kaki saya ini saya malas untuk
berinterkasi dengan orang lain, sebab mereka selalu bertanya tentang kaki saya yang membuat
saya kesal mendengarkan pertanyaan itu.
Perawat : Apa yang menjadi harapan Bapak pada tubuh yang lain yang masih sehat
?
Tn.I : saya beharap agar tubuh saya yang lain tidak terjadi hal yang sama
seperti sekarang.
Perawat : Apa saja harapan yang belum berhasil bapak capai?
Tn. I : saya ingin mempunyai kaki kembali.
Perawat : Apa upaya yang bapak lakukan untuk mencapai harapan yang belum
terpenuhi?
Tn. I : saya ingin membeli kaki palsu agar saya mempunyai kaki kembali.
Perawat : oh jadi bapak ingin menggunakan kaki palsu? Bapak bisa menggunakan
kaki palsu apabila luka bapak sudah pulih.
Tn. I : Oh begitu ya sus
Perawat : iya pak begitu, tidak terasa pak waktu kita berbincang-bincang sudah
hampir 15 menit. Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang dengan saya pak?
Tn.I : sedikit lebih baik dari sebelumnya.
Perawat : Alhamdulillah kalau begitu pak,
Oh ya pak, kalo misalnya kita adakan pertemuan lagi besol untuk berbincang-bincang selama 15
menit boleh pak ? Kita coba identifikasi potensi yang masih dapat bapak lakukan dengan bagian
tubuh bapak yang masih sehat, dan melatih bapak cara meningkatkan citra tubuh bapak ,
bagaimana ?
Tn. I : iya sus, boleh
perawat : baiklah pak kalo begitu, saya izin pamit. Selamat siang dan selamat
beristirahat pak.
Keesokan harinya, perawat kembali datang ke ruangan Tn. I untuk berbincang-bincang
sesuai dengan kontrak yang telah ditetapkan. Perawat memberikan motivasi kepada
pasien agar tetap bersemangat menjalani aktivitas dan kehidupannya meskipun dalam
keadaan yang mengalami perubahan pada tubuhnya.

You might also like