Professional Documents
Culture Documents
BAB 1. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Maksud dan tujuan dari uraian Metode Pelaksanaan ini adalah untuk menjelaskan secara
garis besar uraian tahapan pelaksanaan dari pekerjaan umum, pekerjaan utama dan
pekerjaan penunjang, sehingga dapat dilihat keterkaitan dari masing - masing pekerjaan
maupun antar pekerjaan terhadap spesifikasi yang telah disyaratkan. Dalam metode ini
juga akan digambarkan pelaksanaan pekerjaan dengan memperkecil gangguan terhadap
lingungan dan lalulintas pekerjaan.
4.LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan Paket Pekerjaan Pembangunan Gedung Bedah Sentral Terpadu (Gedung
F) RSUD Ciawi adalah sebagai berikut:
PEKERJAAN PERSIAPAN
PEKERJAAN STRUKTUR
I PEKERJAAN PONDASI
II LANTAI 1
III LANTAI 2
IV LANTAI 3
V LANTAI 4
VI LANTAI ATAP
VII LANTAI ATAP LIFT
VIII LANTAI ROFF TOP
IX PEKERJAAN ATAP BAJA
X POWER HOUSE
XI GROUND RESERVOIR
PEKERJAAN ARSITEKTUR
I LANTAI DASAR
II LANTAI 1
III LANTAI 2
IV LANTAI 3
V LANTAI 4
VI LANTAI ATAP
VII PEKERJAAN FACADE
VIII POWER HOUSE
IX GROUND RESERVOIR
PEKERJAAN MEKANIKAL
I INSTALASI AIR BERSIH
II INSTALASI AIR KOTOR, BEKAS DAN VENT
III INSTALASI AIR HUJAN
IV INSTALASI HYDRANT DAN SPRINKLER
V INSTALASI GAS MEDIS
VI INSTALASI TATA UDARA
VII INSTALASI ELEVATOR ( LIFT )
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
I PEKERJAAN PERALATAN UTAMA
II PEKERJAAN KABEL FEEDER
III PEKERJAAN INSTALASI DAYA DAN PANEL
IV INSTALASI PENERANGAN DAN ARMATUR
INSTALASI PENANGKAL PETIR DAN GROUNDING
V PANEL
PEKERJAAN ELEKTRONIK
I PEKERJAAN TELEPHONE
II PEKERJAAN TATA SUARA
III PEKERJAAN FIRE ALARM
IV PEKERJAAN CCTV
V PEKERJAAN DATA DAN LAN
VI PEKERJAAN NURSE CALL
1 - PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan awal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek. Sebelumnya segala izin yang
dibutuhkan sudah diurus, time schedule telah dibuat, dan kontraktor telah memiliki Shop Drawing.
Pekerjaan pendahuluan yang dilakukan dalam proyek ini meliputi :
1. Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi
Mobilisasi bertujuan untuk mengadakan/ mendatangkan peralatan, personil, dan
perlengkapan untuk melaksanakan semua item pekerjaan di lapangan, dan mengembalikan
pada keadaan yang diinginkan sesuai dengan gambar kerja.
Dalam Pelaksanaan Proyek ini Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan yang dilakukan terdiri
dari:
Tower Crane
Alat Pancang
Genset
Mix Batching Plan
Truck
Concrete Pump
Wheel Loader
Scafolding
Bar Cutter
Bar Bender
Excavator
Buldoser
Baby Roller
Compresssor
Concrete vibrator
Pada saat mobilisasi alat berat diangkut menggunakan mobil trailer, trailer yang digunakan
harus memiliki perlengkapan yang memadai.
Demobilisasi
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pengembalian dan pemindahan peralatan yang telah
dipergunakan. Dan mengembalikan kondisi lapangan yang telah digunakan sebgai tempat
penyimpanan alat, barak pekerja, gudang, dan lain sebaginya kembali ke kondisi awal.
Untuk Ruang kantor dan ruang Rapat didalamnya dilengkapi meja, kursi, gambar kerja, time
schedule, struktur organisasi proyek, papan tulis, alat pemadam kebakaran, buku tamu, buku
direksi dan laporan harian proyek. Ruang ini digunakan sebagai kantor sementara kontraktor
dan dipakai sewaktu-waktu perlu dilakukannya rapat kerja.
Barak kerja dibuat untuk tempat tinggal sementara tenaga kerja selama proyek berlansung.
Gudang penyimpanan bahan ini dibuat untuk tempat bahan material yang sifatnya untuk
menjaga keselamatan dari bahan tersebut. Untuk Gudang penyimpanan semen,
tempatnyaharus baik sehingga terlindung dari kelembaban atau keadaan cuaca lain yang
merusak. Lantai penyimpanan harus kuat dan berjarak minimal 30 cm dari permukaan tanah.
Letak direksikeet dibuat pada tempat yang mudah dijangkau dan mudah dicapai dalam proses
bongkar muat material yang akan digunakan.
Selain Pekerjaan diatas, ada hal lain yang perlu disampaikan kepada setiap orang dilokasi
proyek yaitu memberikan aturan bahwa setiap orang yang berada di dalam lokasi proyek harus
selalu memakai alat pelindung diri dan Senantiasi mematuhi peraturan K3 yang ada di lokasi.
c. Tanah hasil galian ditumpuk ditempat yang telah ditentukan oleh pengawas, karena
tanah tersebut akan dipakai kembali.
6. PEKERJAAN PONDASI
Dalam Proyek ini ada dua buah jenis pondasi yang digunakan yaitu pondasi tiang pancang dan
Pondasi Plat Setempat, yang mana metode pelaksanaan kedua pondasi tersebut berbeda.
Pondasi Plat Setempat dipakai pada bangunan Pos Jaga, Pagar dan Bangunan Utama,
sedangkan Pondasi Tiang Pancang Digunakan pada Gudang, bangunan Utama dan Pagar Luar.
Adapun Pelaksanaan Pekerjaan Tiang Pancang yaitu :
a. Pondasi Tiang Pancang
Tiang Pancang yang digunakan yaitu Tiiang Pancang Beton dengan ukuran 35x35 cm dan
panjang sekitar 30 m. Tiang Pancang ini merupakan barang pabrikan. Sekitar 1 minggu
sebelum kegiatan pemancangan dilakukan, tiang pancang telah dipesan.
Pelaksanaan pemancangan yaitu sebagai berikut :
Melakukan pengukuran kembali dengan theodolit untuk mendapatkan titik-titik
yang akan dipancang dan sesuai dengan gambar kerja.
Setelah didapatkan titik-titik yang akan dipancang, selanjutnya diatur posisi atau
kedudukan dari crane.
Setelah itu dilakukan penyetelan tiang pancang agar tepat pada posisinya
(Centre Line).
Jika tiang pancang telah pas (Centre) maka selanjutnya tiang pancang dipukul
dengan menggunakan hammer. Jika tiang pancang tersebut telah hampir
tertancap seluruhnya namun setelah dilakukan tes calendering (PDA Test) masih
belum mencapai tanah keras, maka tiang pancang disambung dengan
menggunakan las.
Kegiatan pemancangan dapat dihentikan jika hasil tes calendering (PDA Test)
telah menunjukkan nilai yang diinginkan atau telah mencapai tanah keras.
Untuk mengetahui tiang pancang telah mencapai tanah keras yaitu jika dipukul
hammer (alat pemukul) akan membalik.
Sisa tiang pancang yang muncul di permukaan tanah dipotong dan dibobok
dengan menggunakan alat potong, kemudian besi dari tiang pancang yang
muncul disambungkan ke pilecap
Jika tulangan dan bekisting telah dipasang maka campuran beton dapat dituang.
Ketinggian curahan harus diperhatikan agar seluruh rongga dapat tertutupi oleh material.
Bahan-bahan yang digunakan dalam campuran beton harus sesuai dengan job mix design
yang ada. Bebas dari material organik, debu dan telah mendapat persetujuan dari
pengawas.
Sebelum di lakukan penegcoran struktur kolom, balok dan struktur atas pondasi maka di lakukan
pemasangan Tower Crane
1. PEKERJAAN COR BALOK SLOOF
Pengecoran balok sloof dilakukan setelah pondasi plat setempat dan pile cap selesai dilakukan.
Pada dasarnya pelaksanaan balok sloof sama dengan pelaksanaan Pondasi Plat Setempat.
Bekisting dan tulangan besi dirakit terlebih dahulu sesuai dengan shop drawing. Setelah itu
barulah campuran beton dituangkan, campuran beton yang digunakan sama dengan
campuran beton Pondasi yaitu mutu beton K-300. Campuran beton tersebut terlebih dahulu
telah dilakukan job mix design dan nilai slump tesnya sesuai dengan spesifikasi teknis. Dalam
pelaksanaan pekerjaan ini perlu adanya persetujuan dari pengawas.
Kontrol Kualitas kedua yaitu Kontrol kualitas saat pengecoran. Pada saat berlangsungnya
pengecoran, campuran dari Concrete mixer Truck diambil sampelnya. Sampel diambil menurut
ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi.
Pekerjaan Kontrol kualitas ini akan dilakukan bersama-sama dengan konsultan pengawas untuk
selanjutnya dibuat berita acara pengesahan kontrol kualitas.
Kegiatan pengecoran.
Pengecoran dilakukan secara langsung dan menyeluruh
Kegiatan Curing (perawatan)
Curing (perawatan) dilakukan sehari (24 jam) setelah pengecoran selesai dilakukan dengan
dibasahi air dan dijaga/dikontrol untuk tetap dalam keadaan basah.
Proses Pelaksanaan Pekerjaan Kolom
Dari hasil pengukuran tersebut maka bekisting balok dan pelat dapat difabrikasi pada posisi
yang benar diatas perancah yang telah disiapkan. Pengaturan level balok dan pelat dapat
dilakukan dengan mengatur ketinggian perancah (Scafolding). Proses pemasangan bekisting ini
dibantu oleh surveyor untuk mengontrol level balok dan pelat.
Pekerjaan Pembesian
Fabrikasi pembesian dilakukan di tempat fabrikasi, setelah bekisting siap, besi tulangan yang
telah siap dipasang dan dirangkai dilokasi. Pembesian balok dilakukan terlebih dahulu, setelah
itu diikuti dengan pembesian pelat lantai. Panjang penjangkaran dipasang 30xD Tulangan
Utama.
Leveling Pengecoran pelat lantai
Agar pengecoran pelat lantai mencapai level yang benar dan tidak terjadi perbedaan tinggi
finishing cor, maka perlu dibuat alat bantu leveling pengecoran. Leveling pengecoran dibuat
dari besi siku L.50.50.5 yang ditumpukan pada beberapa titik besi beton. Besi beton ini
ditancapkan hingga posisi besi siku tidak lagi bergeser. Penempatan besi siku diukur dengan
waterpass dan diukur pada level sesuai gambar desain.
Pekerjaan Kontrol Kualitas
Kontrol kualitas yang dilakukan sama dengan kontrol kualitas yang dilakukan pada pekerjaan
kolom.
Pengecoran beton
Pengecoran dilakukan dengan Ready Mix truck yang dibantu dengan penggunaan Concrete
Pump. Dalam hal ini pengecoran dilakukan secara sekaligus balok dan pelat seluruh lantai.
Untuk mempercepat proses pengecoran dipakai Concrete Pump. Pengecoran dibantu dengan
alat vibrator untuk meratakan dan memadatkan campuran. Selanjutnya finishing lantai cor ini
adalah rata namun dibiarkan kasar karena selanjutnya akan dilakukan pekerjaan lantai.
Pekerjaan curing
Sama hal nya dengan pekerjaan kolom, Curing (Perawatan) dilakukan sehari setelah dilakukan
pengecoran.
Atap penutup terdiri dari atap genteng metal zincalume tebal 0,35 mm dan atap spandek,
setelahitu dipasang juga nok atas genteng dengan bahan yang sama dengan atap penutup,
kemudian talang jurai dari genteng metal juga dipasang, ukuran dimensi disesuaikan dengan
spesifikasi teknis dan gambar rencana.
Pada proyek ini juga digunakan canopy atap grill aluminium dan canopy kaca mika, dimana
pemasangan material tersebut dilakukan oleh orang yang berpengalaman dalam mengerjakannya.
Pada semua pasangan setengah batu satu sama lain harus terdapat pengikatan yang
sempurna.
Untuk pasangan batu bata maupun beton ringan aerasi (hebel) tidakdibenarkan
menggunakan batu bata ataupun hebel pecahan separuh panjang,
kecuali sesuai dengan peraturannya (di sudut).
Lapisan yang satu dengan lapisan yang diatasnya harus dipasang secara zig-zag
(berselang-seling dengan perbedaan separuh panjang).
Pada pasangan satu batu dan pasangan yang lebih tebal (kalau ada), maka
pelaksanaan harus sesuai petunjuk / peraturan yang disyaratkan (NI-3).
Untuk dinding bata dan kolom harus diberi angkur 10 mm tiap 1 m tinggisedangkan
dinding hebel diberi besi strip lebar 1”, tebal 3 mm tiap 60 cm tinggi.
Demikian juga setiap luas dinding 12 m2 harus diberi penguat kolom praktisdan balok.
Khusus untuk dinding ruang genset, setiap luas dinding 6 m² diberiperkuatan kolom
praktis dan balok. Semua pertemuan tegak lurus harusbenar-benar bersudut 90 derajat.
Sebelum dimulai pemasangan hebel harus direndam lebih dahulu di dalam airdan
permukaan yang akan dipasangpun harus basah.
Tebal siar pasangan batu hebel tidak boleh kurang dari 1 cm (10 mm) dan siarnya harus
benar-benar terisi adukan.
Gunakan alat roskam (trowel) bergigi yang sesuai dengan ketebalan blok yangditentukan
pada gambar.
Jaga kekentalan campuran, tutup sambungan antar blok yang tidak merata
dengan adukan Mortar agar tidak terlihat lobang-lobang yang terdapat padadinding,
sebelum plesteran dipasang.
Bersihkan permukaan dari debu, minyak atau kotoran lain yang dapat mengurangi
efektifitas perekatan.
Bilamana di dalam pasangan ternyata terdapat batu bata ataupun batu hebel
yang cacat atau tidak sempurna, maka wajib untuk diganti
Untuk pekerjaan rangka kayu / kosen, gunakan beton ringan aerasi (hebel)
Lintel pada ujung atas kusen, atau blok bata tipe Ublok dan diisi oleh tulanganringan serta
pasangan beton ringan.
Rangka kayu/kosen harus dipasang terlebih dahulu untuk dapat melanjutkan pekerjaan
pasangan.
Untuk lebar pahatan lebih dari 7 cm sebelum diplester harus dipasang kawat ayam yang
dipakukan pada dinding hebel, untuk menghindari keretakandikemudian hari.
Sesudah pasangan bata hebel selesai dikerjakan, dan sudah kering baru pekerjaan
plesteran dimulai.
Untuk kolom dengan pipa-pipa air hujan, digunakan non shrink concrete (betonnon
menyusut), bisa menggunakan Sika Grout 215 (new) adalah semengrouting siap pakai
yang mempunyai karakteristik tidak menyusut denganwaktu kerja yang sesuai untuk
temperature lokal. dan dapat mengalir sangatbaik.
2. PEKERJAAN PLESTERAN
1. Bahan
2.Jenis Pekerjaan
a. Semua siar dipermukaan dinding batu bata biasa maupun blok beton aerasi (hebel) dikerok
sedalam + 1 cm agar bahan plesteran dapat lebih merekat.
b. Permukaan bidang yang akan diplester harus dibersihkan dan disiram air sebelum bahan
plester dimulai (permukaan dinding harus basah pada waktu diplester).
c. Semua bidang plesteran harus dijaga kelembabannya selama seminggu sejak penempelan
plesterannya (dengan jalan menyiramnya dengan air).
d. Untuk pekerjaan plesteran pada dinding beton, bidang beton itu harus dikasarkan terlebih
dahulu sebelum pekerjaan plesteran dimulai.
Semua bahan plesteran harus diaduk dengan mesin atau dengan tangan sesuai
persyaratan MK/Perencana/Pemberi Tugas. Apabila dipandang perlu dan sesuai
dengan rencana, Kontraktor diperkenankan menggunakan bahan-bahan kimia
sebagai campuran.
Hanya semen yang baik yang boleh dipergunakan.
4.2. Contoh-contoh
a. Kontraktor harus membuat contoh-contoh bidang plesteran dari setiap macam pekerjaan
plesteran sesuai dengan yang diminta, sehingga jenis/macampekerjaan tersebut dapat diterima
oleh Perencana/Pemberi Tugas.Dan untuk seterusnya semua pekerjaan plesteran harus sama
dengan contohyang dibuat.
b. Untuk dapat mencapai tebal plesteran yang rata, sebaiknya diadakan pemeriksaan secara
silang oleh pelaksana dengan menggunakan garisanpanjang yang digerakkan secara vertikal dan
horizontal (silang) dan ataudengan alat bantu lainnya. Tebal plesteran harus diukur supaya
mendapatkanketebalan yang sama pada kedua muka dinding dan hasil akhir dari dindingtembok
setelah diplester adalah 15 cm kecuali ditentukan lain. Setelah itu barudiadakan pengacian.
5.3. Sudut-sudut Plesteran
Semua sudut vertikal dan horizontal, luar dan dalam harus dilaksanakan secara
sempurna, tegak dan siku.
Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak (tidak rata) harus diperbaikisecarasempurna.
Bagian-bagian yang akan diperbaiki hendaknya dibobok secara teratur (dibuat bobokan yang
berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata dengan sekitarnya.
1. Terapkan adukan dengan tekanan ke seluruh area yang tidak lebih dari pada permukaan yang
dapat ditutup oleh ubin dimana adukan masih plastis.
2. Terapkan dengan rata tanpa berlubang.
3. Sisirlah / ratakan adukan tanpa menimbulkan lubang dalam 10 menit sebelum ubin dipasang.
4. Tebal bantalan adukan adalah sekitar 10 mm sampai 15 mm.
F. Grout
1. Penuhi naad dengan maksimum grout.
2. Sebelum grout diberi, goreslah naad-naad tersebut.
3. Isi naad/siar dengan grouting dan ratakan.
4. Grouting harus memiliki kesamaan warna, rata, tanpa berlubang, dan sebagainya.
5. Grouting : AM 50, PM 810 atau setara
1. Persiapan
2. Fabrication / Assembly
a. Shop Assembly
Dimana dimungkinkan harus siap dipasang di site proyek. Bila tidak merupakan shop
assembly, lakukan pra-pengepasan di shop untuk memastikan assembly lapangan
yang baik dan tepat guna.
b. Sambungan-sambungan / Joints
1. Buatlah dengan hati-hati agar pekerjaan-pekerjaan ekspose match untuk
memberikan garis dan design yang kontinyu. Pakailah perlengkapan mesin untuk
mengepaskan frame dengan kaku bersama-sama pada titik-titik joints contact
dengan hairline joints, waterproof joints dari belakang dengan sealant.
2. Pemakaian sealant tidak diijinkan pada permukaan ekspose.
3. Pemasangan
a. Erection Tolerances :
1. Batas perbedaan tegak dan level :
3 mm dalam 3 m, secara vertikal (V)
3 mm dalam 6 m secara horizontal (H)
2. Batas-batas perbedaan dari lokasi secara teoritis : 6 mm untuk setiap memberi
pada setiap lokasi.
3. Batasan perimbangan secara teoritis pada akhir-ke-akhir dan akhir-ke-tepi
sejajar dari permukaan rata tidak lebih dari 50 mm terpisah atau out-of-flush
dengan lebih dari 6 m.
b. Set unit-unit dengan tegak, level dan garis yang benar, tanpa terkelupas atau merusak
frame.
e. Set sill members pada bantalan sealant. Set member-member lain dengan internal
sealant dan baffles untuk memberi konstruksi yang weathertight.
f. Pasanglah pintu-pintu dan hardware sesuai dengan instruksi tertulis dari manufaktur.
g. Potongan aluminium profil harus dibuat dengan dasar yang baik untuk menghindari
kerusakan, tergores atau rusak pada permukaannya; dan harus dijauhkan darimaterial-material
baja/besi untuk menghindari debu-debu besi menempel pada
permukaan aluminium.
h. Pengelasan diijinkan hanya dari bagian dalam, menggunakan non activated gas
(argon) dan tidak boleh diekspose.
i. Buatlah match joints members dengan sekrup yang cocok, rivets, las; untuk
mendapatkan bentuk dan kualitas yang dibutuhkan atau sesuai yang terlihat dalam
gambar.
j. Peralatan anchor untuk aluminium frame haruslah dengan hot dip galvanized steel
tebal 2-3 mm di set pada interval 60 mm.
k. Fastener harus dari stainless steel atau material non corrosive lain, concealed type. Paskan
frame bersama-sama pada titik-titik contact joints dengan hairline joints,waterproof joints
dari bagian belakang dengan sealant untuk menahan (watertight) 1000 kg/cm².
m. Paskan hardware dan material-material reinforcing pada metal lain yang berhubungan
langsung dengan aluminium frame dan hubungan harus dengan chromium coat pada
permukaannya untuk menghindari kontak korosif.
n. Toleransi pemasangan (erection) untuk aluminium frame pada sisi dinding 10-15 mm harus
diisi dengan grouting.
o. Sebelum pemasangan aluminium frame, khususnya pada propel window, upper dan lower
window, sill harus di check level dan waterpass pada bukaan-bukaan dinding.
p. Untuk pemasangan (erection) frame pada area watertight khususnya pada ruang
dengan AC, harus disediakan synthetic rubber atau synthetic resin untuk swing door
dan double door.
q. Tepi-tepi akhir frame pada dinding harus di set dengan sealant untuk membuatnya
sound proof dan watertight.
r. Lower sill pada frame aluminium exterior harus diberi flashing untuk menahan air
hujan.
4. Adjusting
Test fungsi operasi pintu-pintu setelah operasi penutupan daun pintu, latching speeds dan
hardware-hardware lain sesuai dengan instruksi manufaktur untuk memastikan operasi daun
pintu yang halus (smooth).
5. Protection
a. Semua aluminium harus dilindungi dengan tipe-tipe proteksi atau material-material lain yang
disetujui oleh Owner saat diserahkan ke lapangan.
b. Protective material tersebut hanya boleh dibuka bila diperlukan pada saat protective
material akan dipakai pada aluminium.
c. Tepi-tepi pintu harus dilindungi dengan plastic tape atau zinc chromate primer
(transparent varnish) pada saat plasteran akan dilaksanakan. Bagian-bagian lain
harus tetap dilindungi dengan lacquer film sampai seluruh pekerjaan selesai.
1. Pemasangan
3. Angker (anchor) pada lantai mungkin di set dengan fastener powder actuated
sebagai pengganti peralatan angker untuk pasangan dan mesin sekrup, bila hal
ini ditunjukkan dalam shop drawings.
4. Penempatan frames : set frame dengan tepat pada posisinya, tegak, sejajar, dan
ganjallah/palanglah dengan kuat sampai angker permanen dipasang. Setelah
pasangan konstruksi dinding selesai, pindahkan palang dan spreader, biarkan
permukaan dengan halus dan tidak cacat/rusak.
Pada eksisting konstruksi beton atau pasangan bata, set frame dan
kencangkan pada tempatnya dengan mesin sekrup dan peralatan angker
untuk pekerjaan pasangan.
Pindahkan spreader bars hanya bila frame dan buck telah di set dan
dikencangkan dengan sempurna.
b. Tentukan pada lapisan dasar (Prime Coat Touchup) : segera setelah terpasang,
lakukanlah pengamplasan halus bila ada karat atau bagian yang cacat/rusak dari
prime coat dan terapkan sentuhan primer cepat kering (air drying) yang cocok.
C. PEKERJAAN PLAFOND
Dalam proyek ini plafond yang digunakan ada dua jenis yaitu plafond gypsum dan plafond
beton ekspose. Plafond gypsum digunakan pada bangunan Pos jaga, Gedung kantor, dan
storage. Dimana rangka plafond menggunakan rangka besi hollow. Sedangkan untuk plafond
beton ekspose digunakan pada bangunan Mekanikal & Elektrikal.
Adapun cara pelaksanaan Plafond Gypsum yaitu :
Rangka hollow dipasang terlebih dahulu sesuai dengan gambar kerja (Shop Drawing).
Biasanya pemasangan rangka plafond ini beriringan dengan pemasangan rangka atap
baja ringan.
Memperhatikan ruangan, dan mencari sisi dari ruang yang siku terlebih dahulu.
Pasang alat bantu (Scafolding), jika bisa scafolding yang digunakan memiliki roda
supaya tidak merusak keramik.
Kemudian pasang papan gypsum sesuai dengan gambar kerja.
Pemasangan diatur pertemuan antar papan pertigaan.
Sedangkan untuk plafond beton ekspose, dilakukan oleh orang yang mengerti akan pekerjaan
tersebut. Pekerjaan ini bertujuan mempercantik tampilan dari beton , dengan menggunakan
bahan semen portlang dan pasir pasang.
D. PEKERJAAN PENGECATAN
Pada permukaan dinding luar dan dalam, gypsum dilakukan pekerjaan pengecatan dengan cat
air dengan terlebih dahulu membersihkan permukaan dari kotoran-kotoran, dinding-dinding
diratakan/dihaluskan dengan plamir, sebelum dicat dengan cat air dilakukan pengecatan
dengan cat dasar.
Untuk bahan-bahan dari kayu seperti : piri-piri, lisplank, Kozen kayu dan Pintu panel dilakukan
pengecatan dengan cat minyak, sebelum dicat permukaan bahan -bahan tersebut dibersihkan
terlebih dahulu lalu diberi alkali kemudian dicat dengan cat dasar untuk kemudian baru di cat
dengan cat minyak.
Untuk bahan-bahan dari Besi seperti : railing tangga, penutup besi, pagar, dan lain
sebagainy.sebelum dicat permukaan bahan-bahan tersebut dibersihkan terlebih dahulu lalu
diberi minayk cat kemudian dicat dengan cat dasar untuk kemudian baru di cat dengan cat
minyak.Jenis, mutu dan bahan cat serta pengerjaan pengecatan disesuaikan dengan spesifikasi
teknis dan gambar-gambar rencana.
E. PEKERJAAN SANITAIR
Pekerjaan sanitair yang dilakukan meliputi pekerjaan pemasangan pipa air bersih dan air kotor,
pipa buangan air hujan, pemasangan kran air, Floor Drain,Kloset, dan lain sebagainya.
Pemasangan ini berdasarkan persetujuan pemilik dan dilihat oleh konsultan pengawas.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Elektrikal Arus Kuat dan Arus Lemah adalah sebagai berikut :
Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan elektrikal arus kuat dan arus lemah.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan alat bantu kerja disiapkan.
Pemasangan sparing kabel
Sparing dipasang dulu apabila ada pengecoran beton lantai, untuk menghindari bobokan beton
pada saat penyambungan kabel antar lantai.
Pemasangan panel
Panel listrik dipasang pada dinding yang sudah ditentukan, rata dan tidak miring.
Semua kabel yang masuk ke dalam panel listrik diberi tanda sesuai dengan kegunaannya dan
dilengkapi dengan ring karet supaya lubang panel bagian atas dapat terlindung dari debu/kotoran.
Khusus untuk kabel dengan Ø 16 mm2 harus diberi sepatu kabel dalam panel.
Pada sisi pintu panel bagian dalam harus dibuat diagram instalasinya termasuk daya cadangan
yang sudah direncanakan, hal ini perlu untuk memudahkan bila ada perbaikan instalasi.
Pemasangan fitting dan armature
Fitting dan armature dipasang setelah kabel ditest ketahanannya, agar tidak terjadi
bongkar/pasang armature.
Pemasangan saklar dan stop kontak
Marking jalur conduit pada dinding dan bobok dinding bata, jangan lupa gunakan cutter.
Pasang conduit dan inbow dos.
Tunggu sampai plester dinding akhir.
Sambungan saklar, stop kontak dengan aslinya.
Pasang saklar dan stop kontak, gunakan waterpass agar rata.
Testing dan commissioning
Test tahanan kabel sebesar 2 ohm dan grounding serta test fitting/armature selama ± 1 x 24 jam
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pemipaan Instalasi Air Bersih & Air Kotor, adalah sebagai berikut:
Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pemipaan instalasi air bersih dan air
kotor.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan alat bantu kerja disiapkan.
1.1 Cakupan
1. Sistem Oksigen (O2)
2. Sistem Nitrous Oxide (N20)
3. Sistem Karbon Dioksida (C02)
4. Siatem Nitrogen (N2)
5. Sistem Medical Compressed Air ( Air )
6. Sistem Medical Vacuum (VAC)
7. Sistem Pembuangan Gas Anesthesi (WAGD)
1. Pipa tembaga, Fitting, Valves, Box Valves Alarm dan alat sensor serta Outlet Gas Medik
2. Pompa Vacuum, Motor, Control Panel dan Tangki beserta kelengkapannya
3. Compressor Air, Motor, Control Panel, Alat pengering, Alat Penyaring,Tangki beserta
kelengkapannya
4. Manifold beserta kelengkapannya
5. Zone box Valve atau katub pembagi area
6. Control Panel Gas atau Area Alarm
7. Instalasi pipa tembaga type L
8. Wall outlet gas
1. Seluruh peralatan pemipaan, instalasi dan uji coba akan dilengkapi dengan edisi terakhir ( meliputi
revisi dan perubahan ) dari standar dan kode yang mengacu kepada:
5.1 Pabrik
1. Suatu pabrik dapat menyediakan peralatan sistem gas medik sekaligus sebagai sumber pensuplai .
Pada pabrik tersebut harus tersedia sebuah produk khusus untuk pemeriksaan pada waktu tertentu oleh
kontraktor selama penginstalan peralatan sistem pemipaan. Pabrik harus memiliki distributor dalam
negri agar menjamin pasokan dan perawatan komponen.
2. Pabrik/kontraktor wajib bersedia diadakan kunjungan atau pemeriksaan system dan produk yang
telah dipasang, serta dapat memperlihatkan populasi produk yang telah dipergunakan di instansi
lain.Dapat memberikan bukti keaslian produk dari Negara asal.
BAGIAN 2 – PRODUK
1. Pemipaan: seluruh distribusi sistem pemipaan gas medis menggunakan pipa tembaga yang
memiliki standart khusus gas medis dianataranya ASTM – B 280, 819 Type “ L “
3. Sistem pengelasan : semua sambungan pipa gas medis di sambung mengunakan pengelasan perak
dengan Acytelin/Elpiji dan Oksigen.dan dikerjakan oleh tenaga yang sudah berpengalaman dibidang
pengelasan tembaga.
4. Jika tahap pengelasan sudah selesai harus dilakukan pembersihan instalasi pipa dengan udara
tekan dan nitrogen yang dialirkan keseluruh instalasi pipa hingga kotoran dan sisa pengelasn tidak ada
yang tertinggal di dalam instalasi.
1. Valve harus didesain dalam sistem 4 baut, berbadan perunggu, berpenutup ganda, berujung penuh,
bertype bola menyatu dengan pengaman teflon (TFE) dan segel Viton, cincin kemas “O”, bola perunggu
yang disegel langsung, bukti pemadaman batang, bertekanan sampai 4137 kPa (600 psig)
2. Valve harus dioperasikan hanya oleh sebuah pengungkit dengan arah seperempat dari posisi buka
penuh ke posisi tutup penuh. Semua valve harus dilengkapi dengan tipe “K”yang telah dicuci dan
dilumasi untuk perluasan pipa tembaga pada tepi kedua inlet dan outlet dari ujung valve sebagai
fasilitas instalasi.
3. Valves harus didesain seperti itu agar dapat “berputar keluar” selama insatalasi untuk mencegah
terjadinya kerusakan selama operasi tembaga. Sebuah label menunjukkan kesesuaian gas dan nilai
tekan yang harus terpasang pada masing-masing valve
4. Setiap valve harus telah dicuci dan dilumasi untuk oksigen dan perluasan pipa yang terpasang pada
kedua ujungnya. Dan dinyatakan lulus test tekanan oleh UL dan CSA.
3. Bingkai pintu harus dirancang dari alumunium sehingga dapat dipasang di belakang box dengan
skrup yang tersedia. Bagian depan yang mudah dipindahkan harus tersusun atas jendela transfaran
dengan sebuah cincin tarik yang menjadi pusat jendela.
4. Akses zone shut off valve harus dengan tarikan dari cincin rakitan untuk memindahkan jendela dari
bingkai pintu. Jendela dapat diinstal ulang tanpa menggunakan alat akan tetapi hanya setelah
pegangan valve telah dikembalikan pada posisi buka.
5. Valve harus didesain dalam sistem 4 baut, berbadan perunggu, berpenutup ganda, berujung penuh,
bertype bola menyatu dengan pengaman teflon (TFE) dan segel Viton, cincin kemas “O”, bola perunggu
yang disegel langsung, bukti pemadaman batang, bertekanan sampai 2760 kPa (400 psig). Valve harus
dioperasikan hanya oleh sebuah pengungkit dengan arah seperempat dari posisi buka penuh ke posisi
tutup penuh. Semua valve harus dilengkapi dengan tipe “K”yang telah dicuci dan dilumasi untuk
perluasan pipa tembaga untuk kesesuaian panjang di bawah tepi bok.
6. Masing-masing valve harus disupplai dengan mengidentifikasi gantungan pada baut ke atas badan
valve dengan tujuan agar diperbolehkan memasang label pada gas. Kemasan label harus tersedia
dalam masing-masing kotak valve dan diaplikasikan oleh pemasang.
7. Pressure gauge akan terbaca pada 0-700 kPa (0-100 psig) untuk semua gas kecuali nitrogen yang
akan terbaca pada 0-2000 kPa (0-300 psig) dan vacum yang akan terbaca pada -100-0 kPa (0-30” Hg).
1. Outlet Gas Medis harus sesuai dengan “Ohmeda” dengan pertukaran Cepat-Terhubung pada
dinding outlet yang dirancang untuk menyembunyikan pipa. Outlet ganda yang sudah mempunyai pusat
tempat garis pada 127 mm (5”) diantara pelayanan gas.
2. Masing-masing Cepat-Terhubung pada outlet sudah memiliki kode pewarnaan berukuran besar
pada plat untuk didata yang mendekati aesthetic. Pada plat yang dirakit harus memiliki lencana index
untuk keamanan penguncian gas yang spesifik permukaan nya pada plat sesuai besi tajam yang
digantung pada plat.
3. Salah satu buah plat chromed fascia yang sudah ditutup pada plat. Dengan kotak bagian belakang
yang digantung. Outlet harus disesuaikan ukurannya dari 10 mm (3/8”) sampai 32 mm (1-1/4”) dengan
ketebalan dinding yang bervariasi.
4. Outlet yang dirancang harus termasuk gas yang spesifikasinya 1.6 mm (16 ga) baja yang digantung
pada plat dirancang untuk lokasi outlet ganda. Pada beberapa pesanan 127 mm (5”).
5. Masing-masing kotak kasar harus sesuai pada type “K” 6.4 mm (1/4”) pada sisi diameter
potongaan pipa tembaga inlet, yang perak pada badan outlet. Badan harus berukuran 32 mm (1-1/4”)
diameter perbuahnya. Untuk tekanan pelayanan gas yang positiv, outlet harus dilengkapi dengan
pemeriksaan valve yang utama dan kedua. Pemeriksaan valve yang kedua harus ditingkatkan minimal
1379 kPa (200 psi) bahkan pemeriksaan valve yang utama dipindahkan untuk perawatan.
6. Palang pintu/valve dirakit sesuai dengan Ohmede Cepat-Terhubung dan menerima hanya untuk
pelayanan adaptasi Ohmede jenis gas yang spesifik.
7. Semua outlet harus terdaftar pada UL, disetujui oleh CSA, dirakit oleh pabrik sendiri, dicoba,
dibersihkan untuk pelayanan oksigen, dan disuplai dengan melindungi permukaan dan dibungkus untuk
melindungi outlet selama penanganan dan pemasangan pada letak pekerjaan.
2.4b. Outlet Gas Medis DISS
1. Outlel Gas Medis harus sesuai dengan Diameter Index Safety System (DISS) pada dinding outlet
yang dirancang untuk menyembunyikan pipa.
2. Masing-masing DISS pada outlet sudah memiliki kode pewarnaan berukuran besar pada plat untuk
didata yang mendekati aesthetic. Pada plat yang dirakit harus memiliki lencana index untuk keamanan
penguncian gas yang spesifik permukaan nya pada plat sesuai besi tajam yang digantung pada plat.
3. Salah satu buah plat chromed fascia akan menutup outlet. Dengan kotak bagian belakang yang
digantung. Outlet harus disesuaikan ukurannya dari 10 mm (3/8”) sampai 32 mm (1-1/4”) dengan
ketebalan dinding yang bervariasi.
4. Outlet yang dirancang harus termasuk gas berspesifikasi 1.6 mm (16 ga) baja yang digantung pada
plat dirancang untuk lokasi outlet ganda. Pada beberapa pesanan 127 mm (5”).
5. Masing-masing kotak kasar harus sesuai pada type “K” 6.4 mm (1/4”) pada sisi diameter
potongaan pipa tembaga inlet, yang perak pada badan outlet. Badan harus berukuran 32 mm (1-1/4”)
diameter perbuahnya. Untuk tekanan pelayanan gas yang positiv, outlet harus dilengkapi dengan
pemeriksaan valve yang utama dan kedua. Pemeriksaan valve tang kedua harus ditingkatkan pada
minimal 1379 kPa (200 psi) bahkan pemeriksaan valve yang utama dipindahkan untuk perawatan.
6. Palang pintu/valve dirakit sesuai dengan DISS dan menerima hanya untuk melayani adaptasi DISS
jenis gas yang spesifik.
7. Semua outlet harus terdaftar pada UL, disetujui oleh CSA, dirakit oleh pabrik sendiri, dicoba,
dibersihkan untuk pelayanan oksigen, dan disuplai dengan melindungi permukaan dan dibungkus untuk
melindungi outlet selama penanganan dan pemasangan pada letak pekerjaan.
1. Masing-masing lokasi alarm harus berdasarkan mikroprosesor dan mikroprosesor itu sendiri
masing-masing dipajang pada papan pensensoran. Pensensoran harus mampu dilokasikan ( kotak
alarm) atau diatur dengan menggantung garis pipa pada sepasang kawat yang terbelit sampai 1,524 m
(5000 ft). Masing-masing unit yang disensor dan unit yang dipajang harus mempunyai gas yang spesifik;
i.e. sensor gas yang spesifik dengan DISS nut & nipple, modul yang terpajang dengan pesan yang rusak
pada pemeriksaan sensor / penghubung.
2. Masing-masing lokasi alarm harus sesuai pada area yang akan terpasang dengan ketebalan
baja(1.3 mm) dan dipasang untuk memudahkan pemeriksaan dan perawatan.
3. Masing-masing pelayanan yang spesifik harus terus dimonitor berdasarkan sensor mikroprosesor.
Tekanan atau vacum harus dipajang melalui Digital merah LED. Untuk pelayanan tekanan harus
berukuran 0-1724 kPa ( 0-250 psig). Untuk vacum harus berukuran -100-0 kPa (0-30” Hg). Masing-
masing tekanan harus diindikasikan dengan lampu indikasi MERAH alarm dengan Tekanan RENDAH
atau TINGGI, lampu berwarna KUNING indikasi berbahaya mendekati tekanan rendah atau tinggi
sedang lampu berwarna HIJAU kondisi tekanan NORMAL, suplai power alarm dengan tegangan 220 V.
4. Alarm harus berukuran parameter; Tinggi/Rendah yang diatur, unit Imperial/metric dan
Pengulangan alarm yang memungkinkan (1 sampai 60 menit). Parameter itu bisa diakses dengan fungsi
mode kalibrasi pada alarm. Pengaturan harus disetel melalui dua papan tombol penekan. Alarm harus
didiagnosis sendiri dengan pesan rusak yang terpajang pada perawatan.
5. Masing-masing pelayanan harus dilabelkan dengan kode label pewarnaan ISO atau USA, dan sinyal
alarm harus kelihatan berjarak 12 m (40 ft) dan harus kelihatan jika sinar lain masuk ke ruangan.
6. Masing-masing pelayanan gas harus mudah untuk mengatur monitor pada tingkat tinggi dan
rendahnya alarm. Lokasi alarm juga harus mampu terhubung dengan Sistem Manajemen Informasi
rumah sakit Amico (AIMS) untuk memudahkan pemantauan tekanan.
1. Sistem Manajemen Informasi sesuai dengan kebutuhan perkembangan teknologi yang sudah
dituntut lebih canggih dan mampu memberikan pelayanan informasi yang akurat dan handal.
2. Network system harus berdasar pada microprocessor yang merupakan masukan jaringan dari
Microsoft Window. Hal ini berlanjut dengan pemeriksaan perangkat medik seperti Area Alarm, Master
Alarm, Manifold, Compressor Air, Pompa Vacuum dan Tangki Liquid. Network akan akses dengan
internet atau LAN yang di operasikan dengan PC.
3. Kondisi alarm harus selalu ditampilkan pada PC agar garfik yang menggambarkan perangkat dan
kondisi yang salah dan tidak berfungsi dapat terdeteksi.
4. Sistem network terdiri dari jaringan penghubung modul pada masing-masing perangkat medik.
Sebuah modul hub gerbang yang akan langsung di akses dalam PC.
5. Sistem network akan dapat difungsikan oleh pengguna yang memiliki kemampuan pada situasi,
jarak dan kondisi alarm sehingga dapat terpantau dimanapun.
6. Sistem networking mempunyai kapasitas untuk e-mail dan pemberian nomor halaman dengan
kondisi seleksif dari pengguna.
7. Tiap kondisi alarm akan dimonitor pada Vacuum dan Sistem Air ( Contohnya; Status Pompa yang
digunakan,Jadwal perawatan, Pengering Tak Berfungsi, dan Temperatur Tinggi.
8. Sistem network akan memantau kemampuan jadwal pemeliharaan pada medical compressor air
dan medical vacuum system secara on line.
9. Sistem network akan menghasilkan setiap kejadian error pada system gas medis pada PC dengan
berdasar pada standar laporan medical gas dan dapat dicetak.
2.7 Digital Manifold Tekanan Tinggi (Sumber Utama pada Penyuplaian) Gas O2, N20, N2 dan CO2
1. Manifold , O2,N2O,N2 dan CO2 harus beroperasi secara automatis berpindah jika tekanan silinder
sebelah kiri habis / low pressure segera pindah ke kanan dengan tekanan yang lebih tinggi tanpa
melakukan tindakan apapun dan berpindah secra aman. Manifold dilengkapi alat utama dengan 4 unit
regulator tekana, 2 regulator tekanan tinggi dan 2 regulator tekanan rendah.
2. Perlengkapan kontrol harus dibuat secara seri untuk mengurangi tekanan silinder ke garis
pengiriman tekanan. Unit ini harus mampu secara otomatis merubah dari silinder utama ke silinder
kedua tanpa rasa berat atau fluktuasi dalam pengiriman tekanan. Manifold harus diblokan jika dalam
perbaikan atau perawatan.
3. Manifold dilengkapi dengan sensor mikroprosesor dirakit untuk penyediaan pengeluaran indikasi
tekanan yang lebih akurat dan ama, dilengkapi dengan indicator tekanan digital.
4. Untuk menghindari kelebihan tekanan baik disuplai sistem pendistribusian gas dan manifold harus
dipasang sensor tekanan tinggi / safety valve.
5. Pressure Gauge harus dipasang dengan lampiran kearah masing-masing tekanan tinggi regulator
dan juga pada pengeluaran akhir untuk pengiriman pipa tekanan. Gauge akan menjadi indikasi yang
diatur tekanannya kekiri dan kekanan pada manifold
6. Kontrol panel terdiri dari enam warna LED, tiga untuk Bank Kiri dan tiga untuk Bank Kanan; HIJAU
berarti Bank dapat digunakan, suplai gas berarti dalam keadaan siap sedangkan LED warna MERAH
berarti Bank dalam keadaan kosong. LED warna KUNING kondisi manifold Siap PAKAI / STAND BY Baik
itu bank kiri maupun kanan keduanya merupakan tekanan dan jalur tekanan utamanya diletakkan di
pintu depan rak LED. Seluruh tekanan transduksi, tombol mikro, dan tampilan LED sebelum dikawati
harus dihubungkan ke papan lingkar mikroprocessor. Manifold mampu dihubungkan dengan pilihan
pada Sistem Manajemen Informasi rumah sakit. ( LAN )
7. Header Bar : adalah pusat instalasi bertekanan tinggi harus dilengkapi dengan pengaman / check
valve yang dapat menutup secara otomatis jika mengalami kebocoran. Untuk itu header bar harus
memiliki standart test dari UL dan diperiksa CSA.
8. Manifold harus mempunyai ketetapan dalam seleksi bidang pada psi atau tampilan BAR.
9. Manifold harus menyediakan auto power, 240 VAC. Untuk control senseor network dan LED.
10. Manifold harus terdaftar UL, CSA dan standar ISO / NFPA 99
1 Medical Vacuum system dan Medical compress Air adalah system khusus untuk melayani rumah
sakit yang memiliki ketentuan dan syarat yang khusus.
2 Semua mesin di disain ganda atau dobel sistem dengan masing-masing unit ditentukan dengan
jumlah medical outlet yang terpasang,tekanan maksimum 10 bar untuk compress air dan 50 mmhg
untuk mesin vaccum, Kapasitas tangki dan bentuk tangki disesuaikan dengan kapasitas mesin dan
kondisi ruang.
3 Mesin compress air harus oil free dilengkapi dengan system driyer dan filter agar menjamin
kandungan gas menjadi lebih kering, dengan kapasitas yang disesuaikan dengan kapsitas mesin.
4 Masing-masing mesin compressor harus type scroll agar menjamin kompresi udara yang stabil,
tidak berisik dan tahan lama.
5 Untuk mesin medical vaccum menggunakan type rotary vane agar kondisi lebih tahan lama, tidak
bersik dan dilengkapi dengan filter.
6 Masing-masing mesin dilengkapi dengan panel control dengan system bergantian dan dilengkapi
hour meter / HM untuk memudahkan pengontrolan perawatan berkala, dioperasikan dengan system
AUTO dan MANUAL dengan panel control system layar sentuh / digital.
Mesin Medical gas harus diletakan dalam ruangan khusus dilengkapi dengan system Ventilasi udara
yang cukup dan diberikan tanda-tanda yang khusus pula. Ruangan mesin dan tabung gas sebaiknya
diberi tembok pemisah agar menjamin keamanan ruang gas medis.Rata-rata ruang sentral gas medis 6
meter x 4 meter.
4. UNIT ONSITE.
Pengiriman unit dari pelabuhan Tanjung Priok ke lokasi proyek, sesuai kondisi lapangan dengan
menggunakan Truk Container.
Untuk kelancaran pekerjaan tersebut diatas, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh pihak
lain ( MK ) antara lain :
-. Pengadaan lokasi penempatan unit onsite.
-. Pengadaan jalan masuk kelokasi penempatan untuk akses Truk Container dan Forklit
B) Adapun beberapa hal penting yang perlu diperhatikan oleh kontraktor sipil dalam pembuatan
Hoistway Lift antara lain :
1) Ukuran bersih Hoistway Lift dan ketegak lurusannya.
2) Kedalaman pith Lift .
3) Tempat dudukan beam mesin Lift / dudukan ( reaction force )
4) Hoisting hook untuk pengangkatan mesin lift.
5) Ketinggian over head dan ruang mesin Lift.
6) Ring balok (kelipatan 2,5 M ) untuk pemasangan bracket Main dan CWT Rail Lift.
7) Tinggi dan lebar bersih kolom / balok praktis untuk pemegang jamb ( kusen ) pintu Lift pada
setiap lantai.
8) Lubang sparing untuk Hall Button, Indicator dan Fireman Switch.
Ukuran / dimensi dari hal tersebut diatas telah tercantum dalam Shop Drawing Lift
TAHAPAN PEKERJAAN PEMASANGAN LIFT
Pemasangan Steger Bambu.
Adalah pemasangan perancang bambu guna pemasangan komponen lift yang akan dipasang di area
hoistway lift dan dapat dilaksanakan setelah seluruh hoistway lift selesai dikerjakan.
Plumb / Centering
Adalah pelaksanaan pekerjaan untuk menentukan as pintu seluruh lantai dan maju mundurnya posisi lift
serta titik as seluruh pemasangan komponen lift yang akan dipasang didalam hoistway lift.
Periksa QC
Pengechekan oleh Team QC dari Kantor pusat mengenai pemasangan Rail dengan menggunakan form -
form dari kantor pusat.
Setting Mesin
Adalah proses pengesetan mesin lift dan panel lift di ruang mesin dengan melakukan pengelotan as
pulley mesin terhadap as car lift dan as counter weight.
Assembling Sangkar.
Adalah pelaksanaan perakitan car lift, biasanya dilaksanakan dilantai dasar.
Roping
Adalah Pelaksanaan pemasangan wire rope (seling) yang menghubungkan antara car dan couhter
weight.
Reksa Uji
Proses pengajuan dan pemeriksaan kelayakan lift oleh pihak depnaker sebelum lift dioperasikan.
ST 1
Proses penyerahan unit pertama ke pihak kedua sebagai syarat bahwa unit telah terpasang dengan baik
Free Maintenance
Service rutin unit sesuai dengan bunyi yang tercantum dalam kontrak yang telah disepakati bersama.
Pekerjaan pengangkatan mesin dan panel dapat dilaksanakan dengan langkah- langkah sebagai berikut :
2. PABRIKASI
Pelaksanaan pekerjaan pabrikasi, dapat dilaksanakan setelah final specifikasi teknis dan shop
drawing disetujui bersama.
3. SHIPMENT
Pengriman (pengapalan) dilaksanakan setelah seluruh kelengkapan unit escalator selesai
diproduksi, dan diperkirakan 3 (tiga) minggu setelah pengapalan unit tersebut akan sampai dilokasi
proyek.
4. UNIT ON SITE
Pengiriman unit dari pelabuhan tanjung periok ke lokasi proyek secara bertahap, sesuai kondisi
lapangan dengan mengunakan truk container.
Untuk kelancaran pekerjaan tersebut diatas, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh
pihak lain (Kontraktor Sipil), antara lain :
Pengadaan lokasi penempatan unit onsite (diperkirakan sebannyak ….. case)
Pengadaan jalan masuk kelokasi penempatan untuk akses truk container dan forklif.
A. Dalam pelaksanaan proyek ini, pihak kontraktor harus melihat bahwa pekerjaan ini
dilakukan dengan tanpa mengganggu peralatan /perangkat- perangkat yang ada di gedung,
untuk itu beberapa langkah perlu untuk dilakukan.
B. Langkah Pertama adalah pihak kontraktor harus membuat :
1. Perencanaan detail pelaksanaan dari sistem AC yang tertuang di dalam RKS dan gambar
perencanaan yang telah dibuat oleh pihak konsultan serta sesuai dengan schedule
pelaksanaan yang telah ditetapkan.
2. Kontraktor harus mengecek dan mere-chek terhadap unit-unit eguipment yang akan dipakai
dan apabila terdapat keragu-raguan harus segera menanyakan ke Konsultan
Perencana/PENGAWAS dan apabila terjadi kesalahan sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
3 Langkah ke dua adalah mengadakan konsultasi dengan pihak Konsultan PENGAWAS
yang telah ditunjuk oleh pihak pemberi tugas tentang detail desain, perencanaan detail
pelaksanaan kontruksi dari sistem AC. Jika Pemberi Tugas belum setuju dengan
perencanaan kontraktor, kareNA dianggap tidak sesuai dengan RKS dan Desain yang
telah ditentukan konsultan, maka harus mengadakan perubahan sesuai dengan permintan
dan hasil diskusi dengan pihak Pemberi Tugas. Pihak Pemberi Tugas berhak memutuskan
untuk merubah sedikit dari desain yang telah ditentukan oleh konsultan seandainya
terjadinya perubahan bentuk dan ukuran fisik dari gedung, sehingga tidak memungkinkan
desain dari konsultan diterapkan.
4. Langkah ke tiga adalah seandainya pihak Pemberi Tugas setuju dengan Perencana,
Kontraktor berhak untuk melakukan pekerjaannya dengan memasang terlebih dahulu
peralatan-peralatan yang telah disiapkan dan diperiksa bersama dengan pihak Pemberi tugas
/ Konsultan PENGAWAS baik dari segi spesifikasi peralatan, Bill Of Quantity.
5. Langkah ke empat adalah jika pihak kontraktor akan memasang unit-unit AC seperti Outdoor
Unit (OU), Indoor Unit (IU), ventilasi mekanis dan assesorisnya, maka pihak kontraktor,
Konsultan PENGAWAS dan pemberi tugas harus mengadakan diskusi tentang cara terbaik
untuk pemasangan tersebut.
6. Langkah ke lima adalah kontraktor perlu memperhatikan bahwa pemasangan peralatan
harus berada pada ruang peralatan utama dan assesoris lainnya serta sudah dihubungkan
dengan central kontrol panel, maka sistem AC siap untuk dihubungkan dengan Catu Daya
(PU-AC).
7. Langkah ke enam adalah jika pihak kontraktor telah memasang semua unit peralatan utama,
alat pembantu dan assesoris lainnya serta sudah dihubungkan dengan central control
panel, maka sistem AC siap untuk dihubungkan dengan Catu Daya (PU-AC).
8. Langkah ke tujuh adalah pihak kontraktor dan Konsultan PENGAWAS disaksikan oleh Pemberi
Tugas mengadakan pengujian semua unit AC dan ventilasi mekanis bersama-sama.
9. Langkah ke Delapan adalah pihak kontraktor harus membuat laporan tentang semua
pekerjaan yang telah dilakukan kepada pihak Konsultan PENGAWAS.
10. Jika terdapat kesalahan/kekeliruan dalam memilih unit/equipment maka kontraktor harus
bersedia menggantinya tanpa biaya tambahan.
B. Kondisi perencanaan :
a. Temperatur ruangan
b. Kelembaban nisbi
: 22°C ± 2°C.
: 55 - 60%.
a. Sistem AC yang dikehendaki adalah Air Cooled Type, sistem ini adalah Self Contained dimana
Outdoor Unit (compressor, condensor) dan Indoor Unit (Evaporator, Fan, kontrol-kontrol)
terpisah, Satu Outdoor Unit (OU) hanya dapat dihubungkan dengan satu Indoor Unit (IU).
Outdoor Unit ditempatkan di luar ruangan (udara terbuka) dan Indoor Unit ditempatkan di
dalam ruangan.
b. Pengoperasian AC secara keseluruhan harus dapat dilakukan melalui central controller yang
ditempatkan pada ruangan tertentu seperti ditunjukkan pada gambar perencanaan.
1 SPLIT UNIT
A. Lingkup Pekerjaan.
Lingkup pekerjaan untuk butir ini adalah pengadaan dan pemasangan AC Split seperti ditunjukkan
pada gambar – gambar rencana yang melengkapi dokumen ini.
B. Umum.
Spesifikasi teknis berikut ini menjelaskan hanya ketentuan-ketentuan dasar saja, untuk
ketentuan dari kapasitas dan lain-lainnya lihat gambar/schedule peralatan.
Semua AC split dan AC Casstte harus memenuhi standart ARI 441.
C. Spesifikasi Teknis.
• Split system air conditioning yang digunakan adalah dari type air cooled split dan air cooled
condensing unit. Pemasangan seluruh peralatan ini harus sesuai dengan schedule dari pabrik
pembuatnya
• Outdoor Unit dari type air cooled secara utuh berasal dari assembling pabrik (factory
assembled) terhadap semua komponen, pengabelan listrik dan control, pemipaan refrigerant,
leakage testing untuk seluruh sistem.
• Compressor hendaknya dari jenis Rotary Hermatic untuk jenis wall mounted yang
didinginkan oleh gas refrigerant dan motor dilindungi secara “inherent”. Coil condenser harus
terbuat dari tembaga, fin dari aluminium yang direkatkan secara mekanis. Fan condenser harus
dari jenis propeller dan dihubungkan langsung dengan fan motor.
• Coil harus sudah diuji terhadap kebocoran dan telah didehydrated dan dilapisi gas refrigerant
secukupnya dari pabrik pembuatnya.
• Fan harus telah dibalance statis maupun dinamis dipabriknya. Fan motor hendaknya dari jenis
permanent split capasitor yang dilindungi secara inherent serta mempunyai bantalan peluru
yang dilumasi secara tetap. Dinding dan rangka hendaknya telah dicat anti karat dan sesuai
untuk pemasangan di luar.
• Evaporator blower terbuat dari jenis wall mounted sesuai dengankebutuhan. Fan terbuat
dari jenis centrifugal dan telah dibalance di pabrik, baik secara statis maupun secara dinamis.
• Dinding unit minimal dari plat besi ukuran 20 gauges. Seluruh panel atau lubang – lubang
berpintu harus dapat dengan mudah dibuka dan rangka hendaknya dilengkapi dengan titik –
titik penyangga yang telah diperkuat. Dinding dan rangka hendaknya dilapisi dengan cat anti
karat.
• Rak pengembunan air hendaknya terletak di bawah coil pendingin dan harus cukup besar untuk
menampung seluruh pengembunan uap air dari coil pada kondisi maksimal. Dinding pada unit
ini hendaknya diisolasi yang mulai pada daerah/tempat masuk sampai keluarnya udara pada
unit tersebut.
• Isolasi harus cukup kuat, tebal serta berat jenisnya cukup untuk menghalangi terjadinya
pengembunan. Isolasi harus tahan terhadap aliran udara dan tahan api sesuai dengan
persyaratan NFPA-20 standart.
2. EXHAUST FAN
A. Lingkup Pekerjaan.
Lingkup pekerjaan untuk item ini adalah pengadaan dan pemasangan fan seperti ditunjukkan pada
gambar – gambar rencana yang melengkapi dokumen .
B. Umum.
• Spesifikasi teknis berikut ini menjelaskan hanya ketentuan-ketentuan dasar saja, untuk
ketentuan dari kapasitas dan lain-lainnya lihat gambar/schedule peralatan.
• Fan harus sudah mendapatkan sertifikat sesuai dengan standart yang berlaku di negara
dimana fan tersebut dibuat untuk testing dan rating (performance).
• Sound pressure level harus dilengkapi dalam dB dengan RE 10-12 watt pada octave band mid
freq. 60 – 4000 Hz.
• Dasarnya semua fan harus mempunyai noise level yang rendah dalam operasinya dan
dalam batas yang normal.
B. Spesifikasi Teknis.
Centrifugal Fan
• Fan dari jenis centrifugal forward curve atau backward curve (airfoil) dan direncanakan suatu
putaran yang tenang dengan komponen – komponen sebagai berikut :
• Volute casing dari galvanized steel.
• Impeller dari mid steel.
• Shaft dari mid steel.
• Pelumasan memakai grease ball atau roller bearing.
• Fan dan motor duduk pada suatu rangka dudukan (base frame) dengan posisi motor dapat
diatur untuk ketegangan tali kipas (bila motor dan fan tidak terhubung langsung).
Axial Fan
• Impeller fan dari type airfoil blade, adjustable pitch.
• Material fan :
• Casing dari hot dipped galvanized steel.
• Impeller dari aluminium die-cast.
• Shaft dari carbon steel.
• Pelumasan dari grease ball bearing
• Fan lengkap dengan counter flens untuk penyambungan ke ducting.
• Dilengkapi dengan accessories bell mouth (inlet cone) bila inlet suction tidak disambungkan ke
duct (seperti ditunjukkan dalam gambar).
Material
• Pipa refrigerant : pipa tembaga atau sesuai spesifikasi pabrik.
• Pipa condensasi : pipa PVC klas AW.
Isolasi Pipa
• Pipa yang diisolasi adalah pipa refrigerant dan pipa kondensasi.
• Ketebalan isolasi pipa adalah :
- Diameter s/d 1” - tebal ¾ “
- Diameter 1½ “ s/d 4” - tebal 1 “
- Diameter 2½ “ s/d 4” - tebal 1 “
- Diameter 5” ke atas - tebal 1½ “
• Setelah diisolasi dibalut dengan vinyl tape atau yang dianjurkan oleh pabrik pembuat isolasi.
• Perlindungan isolasi terhadap kerusakan.
• Untuk pipa dan alat bantu pipa (accessories) yang diisolasi dan berada di :¾ Ruang terbuka (pipa
terlihat).¾ Ruang terbuka yang terkena hujan.
Harus memakai metal jacketing dari bahan aluminium tebal 0,5 mm dengan sistem sambungan
yang sedemikian rupa sehingga mudah dilepas tanpa merusak pelindungnya.
• Setiap gantungan pipa yang diisolasi tanpa memakai metal jacketing, antara klem gantungan
dan isolasi harus memakai metal dudukan (saddle) dari BJL80 selebar 6 “ dan setengah lingkaran
atau penuh dan sesuai type gantungan.
Sambungan Pipa
• Sambungan pipa refrigerant harus menggunakan fitting yang sesuai dengan diameter pipanya
dan menggunakan system sambungan las perak.
• Untuk pipa – pipa lurus yang panjangnya lebih dari 40 m dan pada tempat – tempat yang
dianggap perlu harus dilengkapi dengan sambungan expansi (expansion joint).
• Pada setiap sambungan pipa harus memakai balok kayu berbentuk lingkaran penuh dari kayu
jati selebar 2 “ dan setebal sama dengan isolasi. Ukuran diameter dalam kayu tepat sama
dengan diameter luar pipa. Sambungan antara kayu dan isolasi harus rapat dan memakai
perekat.
• Selanjutnya pada sambungan tersebut dibalut dengan adhesive aluminium foil tape selebar 8 “.
B. Umum
Jalur –jalur kabel dan perletakan panel dan motor seperti yang terlihat pada
gambar rencana adalah gambar dasar yang menunjukkan route dan lokasi panel serta instrument
kontrol. Kontraktor wajib menyesuaikan dengan shop drawing
dan dengan jalur – jalur instalasi lainnya berikut detail yang diperlukan serta wajib mengikuti
peraturan – peraturan yang dikeluarkan oleh :
• Perusahaan Listrik Negara (PLN).
• Lembaga Masalah Ketenagaan (LMK).
• Dinas Pemadam Kebakaran.
• Lembaga Pengujian Bahan.
• Dinas Keselamatan Kerja.
C. Spesifikasi Teknis.
a. Peralatan Listrik.
Motor Listrik.
semua motor listrik mempunyai power factor minimum 0,8, putaran motor max. 1.450 Rpm
(memenuhi standart NEMA, B.S, DIN, dan JIS).
Panel.
• Panel – panel tenaga harus dari merk yang sama dengan yang digunakan pada instalasi listrik dan
dibuat dari plat besi setebal 2 mm, dilengkapi dengan kunci Yale atau setaraf. Pengecatan
dengan cat dasar dan duco minimum 2 kali. Warna finishing ditentukan kemudian.
• Tiap – tiap panel dan unit mesin harus digrounded.
• Panel starter harus dilengkapi dengan pilot lamp (green, red, white),voltmeter serta
amperemeter dengan selector switch 3 phase, plat nama untuk peralatan yang dilayani serta
push button ON, OFF dan disconnecting switch bila memakai remote start stop.
b. Wiring.
• Wiring untuk instalasi listrik dan control harus dipasang dalam metal conduit JIS Standart
(Maruichi dan National) dan diklem dengan rapi.
• Kabel yang dipasang di dalam tanah jenis NYFGbY dan harus dipasang sekurang – kurangnya
sedalam 75 cm dengan pasir sebagai alas dan pelindung, kemudian dilindungi dengan batu
pelindung sebelum diurug kembali.
• Pada route kabel, setiap 50 m dan setiap belokan supaya diberi tanda adanya galian kabel dan
tanda arah kabel.
• Untuk kabel yang menyeberangi selokan, jalan raya atau instalasi lainnya harus dilindungi
dengan pipa galvanis.
• Jari – jari pembelokan kabel hendaknya minimum 15 kali diameter kabel.
• Menghubungkan kabel pada terminal harus menggunakan “kabel schoen”, kabel 25 mm ke
atas pemasangannya harus menggunakan timah pateri lalu dipress hydraulic sedangkan yang
lebih kecil cukup dengan tang press tangan.
• Setiap kabel yang menuju terminal peralatan harus dilindungi memakai metal flexible conduit.
ManajemenLingkunganHidupsangatdiperlukanuntukmenjagakondisilingkunganbaikdikant
or,basecamp,lokasikerjadansekitarnyaselamamasapelaksanaanpekerjaan
lingkungandalamkondisibaikdan
terjaga.Lingkunanhidupyangbaiksanganmenunjangkenyamanankerjadankelestarianalam,p
ekerjaaninimeliputi:
a.PersiapanPersonil
- PersonilyangkompetendibidangLingkunganHidup.
b.Peralatan
- Peraralanuntukpengambilansampleair,alatPengontrolKebisingan,alatKontrol
KebersihanUdara
c.PembuatanLaporan
- Membuatlaporankondisilingkungansecaraberkalaselamamasapelaksanaan
pekerjaan,laporanhasilpengujiansimleair;laporankondisikebersihanudara,laporan
tingkatkebisingan, gunaevaluasiuntukmenjagalingkunganhidupdisekitardan
melakukanperbaikanlingkunganhidup jika terjadikerusakanakibatdampak
pelaksanaanpekerjaan
BABIV.MANAJEMENMUTU
ManajemenMutusangatdiperlukanuntukmenjagamutuhasilpekerjaansesuaidenganspesifika
si.Dalampengendalianmutu,timmanajemenmutuharusselalumemonitorproses
pekerjaanmulaipengawasanpengadaanmaterial,peralatan,personilhinggapelaksanaanpeker
jaansampaiselesai.Pekerjaaninimeliputi:
a.PersiapanPersonil
- PersonilyangkompetendibidangManajemenMutu.
b.PengawasanMutuMaterial,Peralatan,dan Personil
- Pengawasanmulaidarimaterial,peralatan,dan tenagakerjahingapelaksanaan
pekerjaanakanmampumeningkatkannilaimutuhasilpekerjaan.
c.PembuatanLaporan
- Membuatlaporansecaraberkalaselamamasapelaksanaanpekerjaansebagaibahan
evaluasidan perbaikansecararutindalamsetiapkegiatanpekerjaan.Hasilpekerjaan
yangefektif, tepatmutu,tepatbiayadan tepatwaktu
Demi terwujudnya realisasi target mutu yang maka dibuat suatu rencana target sebagai acuan
dasar bagi perusahaan untuk menjalankan dan menjamin mutu produk yang dihasilkan. Data
mengenai project quality plan terlampir.
Pelaksanaan quality prosedur yang merupakan alur kegiatan yang ditetapkan dan harus
dipenuhi untuk mencapai target kualiatas/mutu yang dicita-citakan perusahaan. Data mengenai
project quality prosedur .
Gambar. Standard Operational Procedure of Quality Control
1. LINGKUP PEKERJAAN
Bagian ini mengatur mengenai pelaksanaan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3l) dalam
pelaksanaan pekerjaan.
3. KESELAMATAN KERJA
a. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan, Kontraktor
bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja, material dan peralatan
teknis serta konstruksi.
b. Wajib menjaga keselamatan kerja di ruang kerja dengan melengkapi dengan perlengkapan
keselamatan kerja seperti safety line, rambu - rambu, papan promosi keselamatan, dan lain
- lain.
c. Wajib menjamin keselamatan tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan
dari segala kemungkinan yang terjadi dengan memenuhi aturan dan ketentuan kesehatan dan
keselamatan kerja yang berlaku (Jamsostek).
d. Menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK)
yang selalu dalam keadaan siap digunakan di lapangan, untuk mengatasi segala
kemungkinan musibah bagi semua petugas dari pekerja lapangan.
e. Setiap pekerja diwajibkan menggunakan sepatu pada waktu bekerja dan di lokasi harus
disediakan Alat Pelindung Diri (APO) berupa safety belt, safety helmet, masker/kedok las
terutama untuk dipakai pada pekerjaan pemasangan kuda-kuda baja dan pekerjaan yang
beresiko tertimpa benda keras.
f. Menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan bersih bagi semua petugas
dan pekerja. Membuat tempat penginapan di lapangan pekerjaan untuk para pekerja tidak
diperkenankan, kecuali atas ijin PPK.
g. Apabila terjadi kecelakaan, sesegera mungkin memberitahukan kepada Konsultan
danmengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban korban kecelakaan itu.
5. MATRIK PROGRAM K3
a. Safety Health and Environmental Induction Kegiatan ini dilaksanakan setiap ada tamu ataupun
pekerja baru yang memasuki wilayah kerja proyek
b. Safety Health and Environmental Talk Program ini bertujuan untuk sosialisasi dan pembahasan
mengenai seluruh permasalahan penerapan K-3L dan Lingkungan selama masa pelaksanaan
proyek. Pelaksanaan Safety talk setiap 1 minggu sekali
c. Safety Health and Environmental Patrol / Inspection Kegiatan ini dilaksanakan secara rutin,
bertujuan untuk memonitor pelaksanaan K-3L di seluruh lingkungan proyek dan menjaga
konsistensi pelaksanaan K-3L.
d. Safety Health and Environmental Meeting Program SHE meeting dilaksanakan seminggu sekali
dimana dalam kegiatan ini membahas permasalahan dan kejadian yang terjadi dan rencana
tindak lanjut untuk memperbaikinya serta membahas permasalahan yang mungkin terjadi serta
langkah-langkah pencegahannya.
e. Safety Health and Environmental Audit Program ini dilaksanakan insidental bertujuan untuk
melakukan audit terhadap kedisiplinan dalam pelaksanaan standar K-3L di lingkungan proyek
terhadap peraturan yang diberlakukan dalam lingkungan perusahaan.
f. Safety Health and Environmental Trainning Pelatihan terhadap seluruh komponen proyek yaitu
karyawan, subkon, mandor dan seluruh pekerja mengenai K-3L, P3K dan respon terhadap
keadaan darurat
g. Housekeeping Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari bertujuan untuk menjaga kebersihan,
kerapihan, kenyamanan di lingkungan kerja.
Gambar Perlengkapan K3