Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Masyarakat (SKM)
Oleh:
PEMINATAN EPIDEMIOLOGI
JAKARTA
2015
i
LEMBAR PERNYATAAN
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
ABSTRAK
ABSTRACT
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Disusun Oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Penguji I
Penguji II
Penguji III
Kupersembahkan Skripsi ini untuk Mama dan Papa yang tak henti berdoa
untukku hingga selalu ada semangat dan harapan baru untukku bangkit dari
DATA DIRI
Nama : Dina Adlina Amu
Tempat, tanggal : Manado, 10 Desember 1993
lahir
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Suku : Gorontalo
No. Telp : 081244714014/081527412391
Alamat email : dina.amu@gmail.com
Alamat : Linawan, RT 001, Desa Linawan, Kecamatan Pinolosian,
Kabupaten Bolmong Selatan, Sulawesi Utara
Hobi : Membaca, traveling, penelitian
Kemampuan : Public speaking, pengoperasian komputer, bahasa
Inggris, enumerator, analisis data (SPSS, Epidata)
Nama Orang Tua : Ayah : Drs. Sofyan Amu, M.Si
Ibu : Djartin Monoarfa
Pekerjaan Orang : Ayah : PNS
Tua Ibu : Ibu rumah tangga
RIWAYAT PENDIDIKAN
TK Al-Hasanah, Yogyakarta (1998-1999)
SDN 1 Sagan, Yogyakarta (1999-2001)
SDN 05 Manado (2001)
SDN 1 Tataaran, Tondano Selatan (2001-2005)
Mts. Pondok Pesantren Assalam Manado (2005-2008)
MAN Insan Cendekia Gorontalo (2008-2011)
Peminatan Epidemiologi Program Studi Kesehatan Masyarakat (2011-2015)
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT. atas rahmat dan karuniaNya sehingga skripsi
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Skripsi dengan judul “Faktor-Faktor
apa saja yang berhubungan dengan hipertensi di wilayah perkotaan dan pedesaan
Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik
karena bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
skripsi ini.
2. Ibu Catur Rosidati, SKM, MKM dan Ibu Hoirun Nisa, M.Kes, Ph.D selaku
Dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan saran, arahan dan
motivasi.
4. Bapak Dr. Arif Sumantri, SKM, M.Kes selaku dekan Fakultas Kedokteran
Hidayatullah Jakarta
ix
5. Ibu Fajar Ariyanti, SKM, M.Kes, Ph.D selaku ketua Program Studi
skripsi ini, dimana tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
Dalam pembuatan skripsi ini tentu masih memiliki keterbatasan dan perlu
perbaikan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN...................................................................... iv
A. Hipertensi ..........................................................................................................9
xi
C. Hipotesis .........................................................................................................57
1. Filter ........................................................................................................71
BAB VI PEMBAHASAN.................................................................................... 87
A. Simpulan .......................................................................................................117
B. Saran .............................................................................................................119
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Data Riskesdas 2013 .................... 50
Tabel 4.1 Perhitungan Skor MET Berdasarkan Kriteria Intensitas Aktivitas Fisik
.............................................................................................................. 69
Tabel 4.4 Pengkodean Baru dan Pengkodean Ulang Data Riskesdas 2013 .......... 74
Tabel 5.2 Proporsi Hipertensi Berdasarkan Faktor Fisik dan Riwayat Penyakit
2013 .................................................................................................... 79
Tabel 5.3 Proporsi Hipertensi Berdasarkan Gaya Hidup di Wilayah Perkotaan dan
Tabel 5.5 Hubungan Faktor Fisik dan Riwayat Penyakit dengan Hipertensi di
Tabel 5.6 Hubungan Faktor Gaya Hidup dengan Hipertensi di Wilayah Perkotaan
DAFTAR BAGAN
Menular .............................................................................................. 30
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kardiovaskular yang menjadi isu kesehatan global saat ini. Data World Health
pada orang dewasa berusia ≥ 25 tahun di dunia adalah sekitar 38,4%. Data
tertinggi kedua setelah Myanmar untuk kawasan Asia Tenggara, yaitu sekitar
Trend kasus hipertensi pun terus meningkat dari tahun ke tahun seiring
terjadi peningkatan kasus sebanyak 400 kasus dari tahun 1980 sampai dengan
tahun 2008 dan diprediksikan kasus hipertensi akan mencapai 1,56 miliar di
penyakit hipertensi diketahui setelah penyakit sudah parah (WHO, 2013). Jika
1
2
penderita hipertensi berisiko 2,14 kali terkena stroke (Walker, 2013). Hasil
dengan hipertensi juga memiliki risiko 1,47 kali menderita penyakit arteri
peningkatan kasus DALYs lebih dari 40% dari tahun 1990 sampai dengan
dari seluruh kematian (WHO, 2014). Penelitian Lim SS et al tahun 2012 juga
2007; Prabhakaran dkk., 2007; Hou, 2008; Katz dkk., 2012; Musinguzi dan
Nuwaha, 2013).
3
dimana gaya hidup masyarakat kota yang tidak sehat berisiko menyebabkan
hipertensi (Prabhakaran dkk., 2007; Hou, 2008; Katz dkk., 2012; Peer dkk.,
2013). Masyarakat kota memiliki gaya hidup modern yang diikuti dengan
2012).
Diet tradisional masyarakat desa yang tinggi protein seperti susu fermentasi
yang mengandung bahan tambahan saponin dan fenolik dari tumbuhan dapat
(Ngoye, 2014). Selain itu, gaya hidup aktif seperti lebih sering berjalan kaki
(Moore, 2001). Oleh karena itu, kemungkinan ada perbedaan antara faktor-
pendapatan rumah tangga yang rendah dan tidak adanya asuransi kesehatan
Penelitian Mohan dkk. (2007) dan Hou dkk. (2008) menunjukkan bahwa
penelitian Mohan dkk. (2007) dan Hou dkk. (2008) pada masyarakat desa
peredesaan.
perkotaan dan pedesaan Indonesia belum pernah dilakukan. Selain itu, sampel
Indonesia. Oleh karena itu, dengan tersedianya data terkait hipertensi dalam
B. Rumusan Masalah
Gaya hidup masyarakat perkotaan, seperti pola konsumsi makanan yang tidak
sehat dan aktivitas fisik yang kurang membuat masyarakat perkotaan lebih
C. Pertanyaan Penelitian
5. Apakah ada hubungan antara faktor fisik dan riwayat penyakit (obesitas
6. Apakah ada hubungan antara faktor gaya hidup (aktivitas fisik, kebiasaan
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
E. Manfaat Penelitian
untuk melihat faktor gaya hidup apa yang lebih dominan dalam
Indonesia.
pada tahun 2013. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juli
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hipertensi
1. Definisi Hipertensi
dinyatakan dalam dua angka, yaitu sistolik dan diastolik. Sistolik adalah
Tekanan darah orang dewasa normal adalah kurang dari 120 mmHg
untuk diastol dan 80 mmHg. Sedangkan, tekanan darah tinggi atau biasa
melebihi 140 mmHg (sistol) dan 90 mmHg (diastol). Berikut ini adalah
(JNC, 2004).
9
10
Tabel 2.1
Klasifikasi Tekanan Darah untuk Orang Dewasa
dimana tekanan darah sistolik ≥140 dan tekanan darah diastolik ≥90
darah pada setiap dua atau lebih kunjungan setelah skrining awal. Selain
(Pickering dkk., 2005). Berikut ini adalah cara mengukur tekanan darah
darah pun harus: (1) terlatih; (2) mengetahui keadaan pasien yang
pakaian yang tebal (Kaplan dan Michael, 2010). Lengan baju tidak
(Brashers, 2003).
13
perfusi ginjal. Selain itu ada juga hipertensi akibat peningkatan volume
4. Gejala Klinis
5. Pencegahan Hipertensi
b. Mengatasai obesitas.
B. Epidemiologi Hipertensi
tahun atau lebih adalah sekitar 38,4% (WHO, 2014). Penelitian Rapsomaniki
dkk. (2014) terhadap 1,25 miliar orang di Inggris diketahui bahwa 87% di
20,9% (Moreira dkk., 2013). Di Cina, prevalensi hipertensi tahun 2006 pada
dkk., 2007; Addo dkk., 2007; Hou, 2008; Katz dkk., 2012; Musinguzi
a. Masyarakat ingin hidup modern dan mewah. Media masa cetak dan
menikmatinya juga.
dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2025 (Santoso, 2006). Selain itu,
ada pengguna internet di pedesaan. Selain itu, telepon dan televisi bukan
televisi, 90% adalah pengguna telepon dan hanya 37,51% rumah tangga
17
2011).
APJII, 2013).
internet sedang digemari oleh para generasi muda saat ini. Hal ini
dimana masyarakat desa mulai mengikuti gaya hidup modern (Santy dan
dimaksud adalah diet tidak sehat, aktvitas fisik kurang, merokok dan
terutama terkait pola makan dan aktivitas fisik. Pola makan lebih
hipertensi antara wilayah urban dengan rural tidak jauh berbeda (Adeloye
dan Basquill, 2014; Moreira dkk, 2013; Okpechi dkk., 2014). Misalnya,
yang tidak jauh berbeda, yaitu 21% dan 20,1% (Moreira dkk., 2013). Hal
2010).
masih bisa terpengaruh oleh masyarakat kota. Hal ini karena adanya
berkunjung dalam rentang waktu satu bulan (Ekezie dan Anthony, 2011)
a. Masyarakat Perkotaan
pribadi
b. Masyarakat Pedesaan
kekeluargaan
digolongkan menjadi desa atau kota. Hal ini karena tidak semua desa
Tabel 2.2
Penentuan Klasifikasi Wilayah Perkotaan dan Pedesaan di
Indonesia
hipertensi.
a. Jenis Kelamin
2013).
b. Umur
antara usia dengan hipertensi dan orang dengan usia >40 tahun
c. Pendidikan
dkk., 2012). Hasil penelitian Aung dkk. (2012) pada masyarat desa
D. J., 2009).
d. Pekerjaan
(2009) dan Yang dkk. (2006) diketahui bahwa ada hubungan antara
termasuk merokok, diet tidak sehat dan kurang aktivitas fisik. Lebih
jauh lagi, jam kerja yang panjang membuat pekerja terpajan kondisi
2003; Juan P., 2005; Arezes P. M. dkk., 2014). Selain itu, jenis
e. Kemiskinan
Bagan 2.1
Konsep Kemiskinan Berkontribusi terhadap Masalah Penyakit
Tidak Menular
lebih dari satu. Selain itu, sekitar 45% masyarakat ekonomi rendah
jantung dan pembuluh darah dan pembinaan gaya hidup sehat pada
(Handayani, 2012).
33
g. Genetik
Relaxing factor dapat diproduksi oleh endotel yang berperan sebagai gas
hipertensi. Mutasi yang terjadi berupa subtitusi guanine menjadi timin pada
protein matur dari glutamat menjadi aspartat pada posisi 298. Polimorfisme
2011).
Selain gen eNOS3, gen CYP11B2 varian T(-344)C adalah salah satu
ras Asia ini terjadi pada promoter region yang mempengaruhi putative
genetik pada gen CYP11B2 varian T(-344)C, yaitu basa Thymine (T)
substitusi menjadi Cytosine (C) pada kodon 344. Mutasi terjadi pada 8,3%
individu dengan genotip homozigot CC. Hal ini berarti dapat diasumsikan
hipertensi.
Selain mutasi dua gen tersebut, ada juga mutasi gen NPHS2
manifestasi klinis dari sindrom nefrotik resisten steroid pada anak. Selain
itu, ada beberapa mutasi gen lain yang menyebabkan terjadinya hipertensi.
Ada sekitar sepuluh mutasi genetik yang terkait dengan kejadian hipertensi
h. Stres
dengan hipertensi.
(2015) dan Cui dkk. (2012) menjelaskan bahwa faktor stres adalah
i. Obesitas
j. Riwayat Diabetes
kali (urban) dan 4,61 kali (rural) (Moreira dkk., 2013). Di India,
k. Konsumsi Alkohol
darah. Konsumsi alkohol sekitar 2-3 gelas ukuran standar setiap hari
dkk., 2008; Hou, 2008; Kannan dan Satyamoorthy, 2009; Yao dkk.,
l. Aktivitas Fisik
fisik terkait dengan peningkatan dan reduksi saraf simpatis dan para
tiga hari dalam satu minggu dan total waktu beraktivitas ≥1500
adalah 8 kalori
maupun sedang.
hubungan antara aktivitas fisik yang rutin yang kurang (<150 menit)
40
kurang dengan yang memiliki aktivitas fisik cukup hanya 1,05 kali.
m. Kebiasaan Merokok
kejadian hipertensi dan risiko orang merokok adalah 1,5 kali lebih
2013).
Selain itu, Di India, orang yang merokok 2,4 kali lebih berisiko
terhadap hipertensi dan perokok berat justru dapat terhindar 0,96 kali
karena garam menarik cairan di luar sel agar tidak dikeluarkan oleh
RI, 2006). Dalam buku Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Jantung
RI, 2010).
mengalami hipertensi.
2012).
bahwa tidak ada hubungan antara konsumsi sayur dan buah dengan
hipertensi.
D. Kerangka Teori
memadai. Faktor fisik dan riwayat penyakit di antaranya adalah genetik, stres,
berlemak berlebih serta kurang konsumsi sayur dan buah. Namun, faktor-
Pada Bagan 2.2, faktor umur, jenis kelamin, kelainan genetik, riwayat
HIPERTENSI
Konsumsi Alkohol Diet tidak sehat Kebiasaan Merokok Kurang Aktivitas Fisik
Pengetahuan Gaya hidup tidak sehat Sumber: WHO, 2014; Santy, 2015; Robertson dkk.,
2012; Black dkk., 2007; Anggara dkk., 2013; Mion = Biological Plausibility
dkk., 2004; Depkes RI, 2006; Goran dan Sothern,
2006; Holt, 2011; Cahyono, 2008; Schnitzer, 2000; = Faktor Sosiodemografi
Urbanisasi & Globalisasi
Akses ke pelayanan Mohler dan Townsend, 2006; Lin dan Laura, 2012;
(tempat tinggal)
kesehatan kurang McFarlane dan Bakris, 2012 = Faktor Gaya Hidup
48
BAB III
A. Kerangka Konsep
fisik dan riwayat penyakit (stres, genetik, obesitas dan riwayat diabetes) serta
fisik, sering konsumsi makanan asin, sering konsumsi makanan berlemak dan
kurang konsumsi sayur dan buah). Namun, tidak semua faktor-faktor tersebut
dan pendidikan yang diteliti dalam penelitian ini. Untuk faktor fisik dan
riwayat penyakit, faktor yang diteliti adalah obesitas dan riwayat diabetes.
sering konsumsi makanan berlemak dan kurang konsumsi sayur dan buah.
konsumsi alkohol tidak diteliti dalam penelitian ini karena keterbatasan dari
(lihat Tabel 3.1). Selain itu, kemiskinan berkaitan dengan status ekonomi
49
50
2. Faktor akses pelayanan kesehatan juga tidak diteliti karena data yang
penelitian ini. Tabel 3.1 menunjukkan hasil uji validitas dan reliabilitas
3. Faktor genetik, stres dan konsumsi alkohol tidak bisa menjadi variabel
Tabel 3.1
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Data Riskesdas 2013
Validasi
No. Kelompok Variabel Kesimpulan Keterangan
Proses Isi
Keterangan Anggota
Rumah Tangga (Jenis Valid dan
1. 77,5 83,1
Kelamin, Umur, reliabel
Pendidikan, Pekerjaan)
Valid tetapi
Akses dan Pelayanan
2. 79,0 73,2 kurang
Kesehatan
reliabel
Pemukiman dan Kurang
3. 75,0
Ekonomi Valid
Ada
masalah
Baik
Penyakit Tidak pengukurn
4. - 88,8 reliabilitasn
Menular reliabilitas
ya
asma dan
kanker
Ada
Pengukuran Tekanan
5. 89,8 Valid penyimpang
Darah
an SOP
Sumber: Kemenkes RI, 2013
Berikut penjelasannya:
1. Faktor sosiodemografi
pertembahan usia karena fungsi fisiologis tubuh juga ikut menurun sehingga
Faktor pendidikan dan pekerjaan dapat juga menjadi salah satu alasan
perubahan gaya hidup masyarakat menjadi gaya hidup tidak sehat sehingga
berisiko hipertensi.
diet tidak sehat. Waktu bekerja yang lama dan pendapatan yang rendah
Bagan 3.1
Kerangka Konsep
Sosiodemografi:
Jenis kelamin
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Gaya Hidup:
Aktivitas fisik
Kebiasaan merokok
Konsumsi makanan asin
Konsumsi makanan berlemak
Konsumsi sayur
Konsumsi buah
B. Definisi Operasional
Tabel 3.2
Definisi Operasional Penelitian
Cara
Skala
No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Pengambilan Hasil Ukur
Ukur
Data
1. Hipertensi Rata-rata hasil 2 kali pengukuran Kuesioner Observasi 0. Hipertensi (≥ Ordinal
tekanan darah. Jika terdapat RKD13.IND kuesioner 140/90 mmHg)
perbedaan ≥10 mmHg antara hasil K05A, K05B, Riskesdas tahun 1. Normal (<
pengukuran tekanan darah sistolik K05C, K06A, 2013 140/90 mmHg)
maupun diastolik yang pertama dan K06B, K06C, (Kemenkes RI, 2013;
yang kedua maka dilakukan K07A, K07B, Kaplan dan Michael,
pengukuran tekanan darah yang K07C 2010)
ketiga sehingga status hipertensi
ditentukan melalui rata-rata hasil 3
kali pengukuran tekanan darah.
(Kemenkes RI, 2013)
2. Jenis Jenis kelamin responden berdasarkan Kuesioner Observasi 0. Perempuan Ordinal
Kelamin hasil konfirmasi menggunakan kartu RKD13.RT kuesioner 1. Laki-laki
keluarga dan pengamatan langsung B4K4 Riskesdas tahun (Kemenkes RI, 2013)
terhadap ciri-ciri fisik responden. 2013
(Kemenkes RI, 2013)
3. Umur Umur responden yang dihitung sejak Kuesioner Observasi 0. ≥ 65 tahun Ordinal
lahir hingga ulang tahun terakhir saat RKD13.RT kuesioner 1. 55-64 tahun
penelitian berdasarkan kalender B4K7THN Riskesdas tahun 2. 45-54 tahun
Masehi dengan pembulatan ke 2013 3. 35-44 tahun
bawah. (Kemenkes RI, 2013) 4. 25-34 tahun
5. 15-24 tahun
53
Cara
Skala
No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Pengambilan Hasil Ukur
Ukur
Data
(Kemenkes RI, 2013)
54
Cara
Skala
No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Pengambilan Hasil Ukur
Ukur
Data
penelitian dilakukan. G16- Riskesdas tahun (WHO, 2015)
(Kemenkes RI, 2013) G22MNT 2013
9. Kebiasaan Perilaku merokok responden sebulan Kuesioner Observasi 0. Merokok Ordinal
Merokok terakhir sebelum penelitian RKD13.IND kuesioner 1. Pernah merokok
dilakukan. (Kemenkes RI, 2013) G05 Riskesdas tahun 2. Tidak pernah
2013 merokok
(Kemenkes RI, 2013)
10. Konsumsi Frekuensi kebiasaan seseorang Kuesioner Observasi 0. ≥1 kali/hari Ordinal
Makanan mengonsumsi makanan yang RKD13.IND kuesioner 1. <1 kali/hari
Asin mengandung natrium tinggi. G27B Riskesdas tahun (Kemenkes RI, 2010)
Makanan yang lebih dominan rasa 2013
asin, seperti ikan asin, ikan pindang,
telur asin, snack asin, makanan yang
mengandung terasi, kecap, dan saos.
(Kemenkes RI, 2013)
11. Konsumsi Frekuensi kebiasaan seseorang Kuesioner Observasi 0. ≥1 kali/hari Ordinal
Makanan mengonsumsi makanan yang RKD13.IND kuesioner 1. <1 kali/hari
Berlemak mengandung lemak jenuh dan G27B Riskesdas tahun (Kemenkes RI, 2010)
makanan yang mengandung 2013
kolesterol. Bahan makanan yang
mengandung banyak lemak seperti
daging berlemak, sop buntut,
makanan gorengan, makanan
bersantan, makanan yang
mengandung banyak margarin.
Sedangkan, makanan yang banyak
mengandung kolesterol, contoh
55
Cara
Skala
No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Pengambilan Hasil Ukur
Ukur
Data
jeroan (usus, babat), telur, udang.
(Kemenkes RI, 2013)
12. Konsumsi Kebiasaan seseorang mengonsumsi Kuesioner Observasi 0. <3 porsi/hari Ordinal
Sayur sayur yang dinyatakan dalam bentuk RKD13.IND kuesioner 1. ≥3 porsi/hari
frekuensi makan per hari dalam G24 Riskesdas tahun (Kemenkes RI, 2010)
seminggu dan banyaknya sayur yang 2013
dikonsumsi dalam satu sajian.
(Kemenkes RI, 2013)
13. Konsumsi Kebiasaan seseorang mengonsumsi Kuesioner Observasi 0. <2 porsi/hari Ordinal
Buah buah yang dinyatakan dalam bentuk RKD13.IND kuesioner 1. ≥2 porsi/hari
frekuensi makan per hari dalam G26 Riskesdas tahun (Kemenkes RI, 2010)
seminggu dan banyaknya buah yang 2013
dikonsumsi dalam satu sajian.
(Kemenkes RI, 2013)
56
57
C. Hipotesis
11. Ada hubungan antara faktor konsumsi sayur dengan kejadian hipertensi
12. Ada hubungan antara faktor konsumsi buah dengan kejadian hipertensi di
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
tahun 2013. Penelitian ini merupakan analisis lanjutan dari data Riskesdas
1. Populasi Penelitian
59
60
Kabupaten di Kalimantan
b. Blok sensus yang merupakan daerah konflik dan sangat sulit untuk
blok sensus di Papua, 1 blok sensus di Papua Barat dan 1 blok sensus di
2. Sampel Penelitian
berikut.
60
61
dari total 722.329 sampel Riskesdas yang bisa dianalisis dalam penelitian
ini. Namun, saat analisis variabel umur dan obesitas, secara berturut-turut
yang sesuai dengan besar sampel penelitan ini. Hal ini karena penelitian
0,503 dan 0,497 (Rahajeng dan Tuminah, 2009) sehingga diperoleh nilai
61
62
berat badan dan tinggi badan. Pengukuran berat badan dan tinggi badan
dilakukan oleh enumerator terlatih sehingga posisi tubuh dan cara pembacaan
Rumah Tangga). Setiap Tim enumerator terdiri dari lima orang yang diketuai
oleh ketua tim. Setiap anggota maupun ketua dari Tim enumerator dan
62
63
2013. Kuesioner telah diuji validasi oleh tim gabungan dari Fakultas
penelitian ini.
1. Hipertensi
dilakukan sebanyak 2 kali kali dalam satu waktu. Namun, jika terdapat
harus benar. Posisi duduk tenang atau berbaring telentang bagi yang tidak
63
64
2. Tempat Tinggal
dengan kode B1R5. Penentuan desa atau kota mengikuti hasil sensus
3. Jenis Kelamin
4. Umur
kelahiran dan kartu pengenal seperti KTP, SIM, dan sebagainya ketika
64
65
5. Pendidikan
Riskesdas 2013.
(MI)
(MA)/Paket C
6. Pekerjaan
65
66
a. Tidak bekerja
7. Obesitas
sebagai obesitas.
kuesioner individu dengan kode K02a dan K02b. K01a dan K02a
66
67
pengukuran berat badan dan tinggi badan?”. Sedangkan, K01b dan K02b
berkpasitas 150 kg dan ketilitian 100 gram. Alat timbangan ini diletakkan
responden harus membuka alas kaki, jaket, topi dan mengeluarkan isi
kantong yang berat seperti kunci. Posisi tubuh responden juga dipastikan
layar baca, tubuh tegap dan tenang serta pandangan lurus kedepan. Hasil
statis.
berkapasitas 2 meter dan ketelitian 0,1 cm. Alat ukur diletakkan di atas
permukaan lantai yang keras dan datar serta menempel pada permukaan
tegak, pandangan lurus ke depan dan titik cuping telinga dengan ujung
belakang alat ukur (membentuk sudut 90º). Lima bagian badan yaitu
kepala, punggung, pantat, betis, dan bagian dalam tumit menempel di alat
ukur. Jika ini tidak mungkin dilakukan, minimal punggung, pantat dan
67
68
8. Riwayat Dabetes
responden.
9. Aktivitas Fisik
semua kegiatan mulai dari bangun pagi sampai tidur malam. Enumerator
lain;
68
69
berlaku untuk pertanyaan G16-G33. Kartu peraga menjadi alat bantu agar
seminggu yang dikali 8 (MET value aktivitas fisik berat) dengan durasi
aktivitas fisik ringan) (WHO, 2015), seperti yang ditunjukkan pada Tabel
4.1.
Tabel 4.1
Perhitungan Skor MET Berdasarkan Kriteria Intensitas Aktivitas Fisik
Jenis
MET Hasil Ukur
Aktivitas Perhitungan Aktivitas Fisik
Value (MET)
Fisik
Durasi Jumlah hari
Berat 8
beraktivitas x beraktivitas x < 600 ≥ 600
Sedang (menit/hari) dalam seminggu 4
69
70
10. Merokok
variabel ini ada 5 kategori, tetapi akan dikode ulang oleh peneliti menjadi
ada kartu peraga sebagai alat bantu untuk mendapatkan gambaran besar
70
71
Manajemen data tetap dilakukan untuk penelitian ini dengan rincian kegiatan
sebagai berikut.
1. Filter
Tabel 4.2
Daftar Variabel dan Kuesioner
No. Variabel Kode Kuesioner
1. Hipertensi K05A-K07C RKD13.IND
2. Tempat Tinggal B1R5 RKD13.RT
3. Jenis Kelamin B4K4 RKD13.RT
4. Umur B4K7THN RKD13.RT
5. Pendidikan B4K10 RKD13.RT
6. Pekerjaan B4K9 RKD13.RT
7. Obesitas K01A-K02B RKD13.IND
8. Riwayat Diabetes B12 RKD13.IND
9. Aktivitas Fisik G16-G22MNT RKD13.IND
10. Kebiasaan Merokok G05 RKD13.IND
11. Konsumsi Makanan Asin G27B RKD13.IND
12. Konsumsi Makanan Berlemak G27C RKD13.IND
13. Konsumsi Sayur G24 RKD13.IND
14. Konsumsi Buah G26 RKD13.IND
15. Status Kehamilan B4K11 RKD13.RT
2. Cleaning Data
juga dilakukan terhadap missing data dan/atau nilai ekstrim dari variabel
71
72
status hipertensi. Bagan 4.1 menjelaskan alur penyeleksian data ibu hamil
dan missing data ataupun nilai ekstrim pada variabel tekanan darah.
Bagan 4.1
Alur Penyeleksian Data
Ibu hamil
Sampel = 722.329
n = 71.401
Kota
Diukur tekanan darah n = 287.476
kedua
n = 616.986 Desa
n = 329.510
616.986 data yang dapat dianalisis. Namun, ada dua variabel independen
Oleh karena itu, jumlah sampel yang dapat digunakan saat menganalisis
variabel umur dan obesitas pun berbeda dengan jumlah sampel ideal
tersebut
72
73
Tabel 4.3
Jumlah Sampel Hasil Penyeleksian Data
3. Coding Data
konsumsi sayur dan buah, berat badan dan tinggi badan akan dibuat kode
baru karena merupakan data numerik yang perlu diubah menjadi data
peneliti.
73
74
Tabel 4.4
Pengkodean Baru dan Pengkodean Ulang Data Riskesdas 2013
74
75
G. Analisa Data
Analis data penelitian ini akan diawali dengan analisis univariat terhadap
konsumsi makanan berlemak dan konsumsi sayur dan buah. Semua variabel
tersebut ditampilkan dalam satu tabel yang memuat jumlah dan presentasi
75
76
confidence interval (CI). Hasil analisis ini disajikan dalam bentuk tabel yang
1. Jika nilai POR > 1 maka terdapat hubungan antara faktor risiko atau
penyakit.
2. Jika nilai POR = 1 maka tidak ada hubungan yang bermakna antara
3. Jika nilai POR < 1 maka terdapat hubungan antara faktor risiko atau
pajanan dengan dampak atau penyakit dan faktor risiko akan menurunkan
Interpretasi nilai POR juga harus diiringi dengan nilai 95% CI, dimana ketika
nilai antara lower limit dengan upper limit 95% CI mengandung angka 1
maka tidak ada hubungan yang bermakna antara faktor risiko atau pajanan
76
77
BAB V
HASIL
Tabel 5.1
Proporsi Hipertensi Berdasarkan Karakteristik Sosiodemografi di
Wilayah Perkotaan dan Pedesaan Indonesia Tahun 2013
Kota Desa
Variabel Hipertensi Normal Hipertensi Normal
n % n % n % n %
Jenis Kelamin
Perempuan 31070 45,26 10947 47,96 33878 45,98 118055 46,14
Laki-laki 37574 54,74 113885 52,04 39798 54,02 137779 53,85
Jumlah 68644 100,00 218832 100,00 73676 100,00 255834 100,00
Umur (tahun)
≥ 65 5993 8,73 4547 2,08 7649 10,38 6918 2,70
55-64 7993 11,64 9935 4,54 8351 11,34 12772 4,99
45-54 22789 33,20 36606 16,73 22431 30,45 43149 16,87
35-44 18165 26,46 51980 23,75 19577 26,57 62788 24,54
25-34 10179 14,83 62997 28,79 11523 15,64 73716 28,81
15-24 3525 5,14 52764 24,11 4142 5,62 56488 22,08
Jumlah 68644 100,00 218832 100,00 73676 100,00 255831 100,00
Pendidikan
Tidak Sekolah/Tidak
9327 13,59 18291 8,36 20227 27,45 49973 19,53
tamat SD/MI
Tamat SD/MI 18152 26,44 43087 19,69 28965 39,31 19,53 33,61
Tamat SLTP/MTs 12167 17,72 51550 23,56 11384 15,45 59929 23,42
Tamat SLTA/MA 21179 30,85 80605 36,83 10224 13,88 49811 19,47
Tamat perguruan
7819 11,39 25299 11,56 2876 3,90 10127 3,96
tinggi
Jumlah 68644 100,00 218832 100,00 73676 100,00 255834 100,00
Pekerjaan
Tidak Bekerja 26033 37,92 91648 41,88 23163 31,44 92955 36,33
Bekerja 42611 62,07 127184 58,12 50513 68,56 162879 63,67
Jumlah 68644 100,00 218832 100,00 73676 100,00 255834 100,00
77
78
pedesaan.
tahun. Namun, proporsi hipertensi pada masyarakat usia 45-54 tahun lebih
bekerja (31,44%).
78
79
mengalami hipertensi dan memiliki riwayat diabetes pun lebih tinggi (3,97%)
Tabel 5.2
Proporsi Hipertensi Berdasarkan Faktor Fisik dan Riwayat Penyakit
Masyarakat di Wilayah Perkotaan dan Pedesaan Indonesia Tahun 2013
Kota Desa
Variabel Hipertensi Normal Hipertensi Normal
n % n % n % n %
Obesitas
Ya 20609 30,28 28682 13,15 15062 20,67 22028 8,66
Tidak 47447 69,72 189424 86,85 57817 79,33 232410 80,09
Jumlah 68056 100,00 218106 100,00 72879 100,00 254438 100,00
Riwayat Diabetes
Ya 2727 3,97 2774 1,27 1442 1,96 1901 0,74
Tidak 65917 96,03 216058 98,73 72234 98,04 253922 99,26
Jumlah 68644 100,00 218832 100,00 73676 100,00 255834 100,00
Tabel 5.3
Proporsi Hipertensi Berdasarkan Gaya Hidup di Wilayah Perkotaan dan
Pedesaan Indonesia Tahun 2013
Kota Desa
Variabel Hipertensi Normal Hipertensi Normal
n % n % n % n %
Aktifitas Fisik
< 600 MET/minggu 9258 13,53 28354 12,96 7562 10,26 22544 8,81
≥ 600 MET/minggu 59359 86,47 190478 87,04 66114 89,74 233290 91,88
Jumlah 68644 100,00 218832 100,00 73676 100,00 255834 100,00
Kebiasaan Merokok
Merokok 21848 31,83 70985 32,44 25686 34,86 93313 36,47
Pernah Merokok 6137 8,94 9771 4,46 5234 7,10 9268 3,62
Tidak pernah merokok 40659 59,23 138076 63,10 42756 58,03 153253 59,90
Jumlah 68644 100,00 218832 100,00 73676 100,00 255834 100,00
79
80
Kota Desa
Variabel Hipertensi Normal Hipertensi Normal
n % n % n % n %
Konsumsi Makanan
Asin
≥ 1 kali/hari 14378 20,95 46948 21,45 16705 22,67 56778 22,19
< 1 kali/hari 54266 79,05 171884 76,12 56971 77,33 199056 77,81
Jumlah 68644 100,00 218832 100,00 73676 100,00 255834 100,00
Konsumsi Makanan
Berlemak
≥ 1 kali/hari 25918 37,76 83538 38,17 22879 31,05 77020 30,10
< 1 kali/hari 42726 62,24 135294 61,83 50797 68,95 178814 69,89
Jumlah 68644 100,00 218832 100,00 73676 100,00 255834 100,00
Konsumsi Sayur
< 3 porsi/hari 50443 73,49 162894 74,44 54985 74,63 190638 74,52
≥ 3 porsi/hari 18201 26,52 55938 25,56 18691 25,37 65196 25,48
Jumlah 68644 100,00 218832 100,00 73676 100,00 255834 100,00
Konsumsi Buah
< 2 porsi/hari 67286 98,02 215266 98,37 73023 99,11 253829 99,22
≥ 2 porsi/hari 1358 1,98 3566 1,63 653 0,89 2005 0,78
Jumlah 68644 100,00 218832 100,00 73676 100,00 255834 100,00
di kota maupun desa memiliki aktivitas fisik ≥ 600 MET, tidak pernah
merokok, konsumsi makanan asin < 1 kali per hari, konsumsi makanan
fisik < 600 MET dan konsumsi makanan berlemak > 1 kali/hari lebih tinggi
makanan asin > 1 kali/hari, konsumsi sayur < 3 porsi/hari dan konsumsi buah
< 2 porsi/hari justru lebih tinggi di desa (34,86%, 22,67%, 74,63% dan
80
81
dan riwayat penyakit ditentukan melalui nilai POR dan 95% CI. Hasil analisis
(95% CI 0,977-1,010).
pada masyarakat kota dan 17,318 kali (95% CI: 14,411-15,778) pada
sekolah/tidak tamat SD/MI” dan “tamat SD/MI” yang memiliki nilai POR >
1, baik di perkotaan (POR = 1,65 dan POR = 1,363) maupun pedesaan (POR=
81
Secara statistik, faktor pekerjaan juga berhubungan dengan hipertensi di wilayah perkotaan maupun pedesaan (95% CI: 0,833-0,863
dan 95% CI: 0,790-0,818). Namun, nilai POR keduanya menunjukkan penurunan risiko hipertensi.
Tabel 5.4
Hubungan Faktor Sosiodemografi dengan Hipertensi di Wilayah Perkotaan dan Pedesaan Indonesia Tahun 2013
Kota Desa
Variabel Hipertensi Normal Hipertensi Normal
Jumlah POR 95%CI Jumlah POR 95%CI
n % n % n % n %
Jenis Kelamin
Perempuan 31070 22,8 10947 77,2 136017 0,897 0,882-0,913 33878 22,3 118055 77,7 151933 0,993 0,977-1,010
Laki-laki 37574 24,8 113885 75,2 151459 1,000 Reference 39798 22,4 137779 77,6 177577 1,000 Reference
Umur (tahun)
≥ 65 5993 56,9 4547 43,1 10540 19,729 18,739-20,771 7649 52,5 6918 47,5 14567 15,079 14,411-15,778
55-64 7993 44,6 9935 55,4 17928 12,043 11,512-12,598 8351 39,5 12772 60,5 21123 8,917 8,551-9,299
45-54 22789 38,4 36606 61,6 59395 9,319 8,972-9,679 22431 34,2 43149 65,8 65580 7,090 6,843-7,345
35-44 18165 25,9 51980 74,1 70145 5,231 5,036-5,434 19577 23,8 62788 76,2 82365 4,252 4,104-4,405
25-34 10179 13,9 62997 86,1 73176 2,419 2,324-2,517 11523 13,5 73716 86,5 85239 2,132 2,054-2,213
15-24 3525 6,3 52764 93,7 56292 1,000 Reference 4142 6,8 56488 93,2 60630 1,000 Reference
Pendidikan
Tidak
Sekolah/Tidak 9327 33,8 18291 66,2 27618 1,650 1,592-1,710 20227 28,8 49973 71,2 70200 1,425 1,363-1,490
tamat SD/MI
Tamat SD/MI 18152 29,6 43087 70,4 61239 1,363 1,322-1,406 28965 25,2 85994 74,8 114959 1,186 1,136-1,239
Tamat SLTP/MTs 12167 19,1 51550 80,9 63717 0,764 0,740-0,789 11384 16,0 59929 84,0 71313 0,669 0,639-0,700
Tamat SLTA/MA 21179 20,8 80605 79,2 101784 0,850 0,825-0,876 10224 17,0 49811 83,0 60035 0,723 0,690-0,757
Tamat perguruan
7819 23,6 25299 76,4 33118 1,000 Reference 2876 22,1 10127 77,9 13003 1,000 Reference
tinggi
Pekerjaan
Tidak Bekerja 26033 22,1 91648 77,9 117681 0,848 0,833-0,863 23163 19,9 92955 80,1 116118 0,803 0,790-0,818
Bekerja 42611 25,1 127184 74,9 169795 1,000 Reference 50513 23,7 162879 76,3 213392 1,000 Reference
82
E. Hubungan Faktor Fisik dan Riwayat Penyakit Hipertensi di Wilayah Perkotaan dan Pedesaan Indonesia Tahun 2013
Tabel 5.5
Hubungan Faktor Fisik dan Riwayat Penyakit dengan Hipertensi di Wilayah Perkotaan dan Pedesaan Indonesia Tahun 2013
Kota Desa
Variabel Hipertensi Normal Hipertensi Normal
Jumlah POR 95%CI Jumlah POR 95%CI
n % n % n % n %
Obesitas
Ya 20609 41,8 28682 58,2 49291 2,869 2,810-2,928 15062 40,6 22028 59,4 37090 2,749 2,687-2,811
Tidak 47447 20,0 189424 80,0 236871 1,000 Reference 57817 19,9 232410 80,1 290227 1,000 Reference
Riwayat Diabetes
Ya 2727 49,6 2774 50,4 5501 3,222 3,054-3,400 1442 43,1 1901 56,9 3343 2,667 2,489-2,857
Tidak 65917 23,4 216058 76,6 281975 1,000 Reference 72234 22,1 253922 77,9 326167 1,000 Reference
Tabel 5.5 menunjukkan bahwa obesitas dan riwayat diabetes berhubungan dengan kejadian hipertensi di wilayah perkotaan
maupun pedesaan. Masyarakat kota yang memiliki riwayat diabetes berisiko 3,222 kali (95% CI: 3,054-3,400) mengalami
hipertensi. Sedangkan di pedesaan risikonya lebih rendah, yaitu 2,667 kali (95% CI: 2,489-2,857). Masyarakat kota yang
obesitas pun berisiko 2,868 kali (95% CI: 2,810-2,928) mengalami hipertensi dan risiko masyarakat desa sedikit lebih rendah,
83
F. Hubungan Faktor Gaya Hidup dengan Hipertensi di Wilayah Perkotaan dan Pedesaan Indonesia Tahun 2013
Tabel 5.6
Hubungan Faktor Gaya Hidup dengan Hipertensi di Wilayah Perkotaan dan Pedesaan Indonesia Tahun 2013
Kota Desa
Variabel Hipertensi Normal Hipertensi Normal
Jumlah POR 95%CI Jumlah POR 95%CI
n % n % n % n %
Aktifitas Fisik
< 600 MET/minggu 9258 24,7 28354 75,3 37639 1,051 1,025-1,078 7562 25,1 22544 74,9 30106 1,184 1,152-1,217
≥ 600 MET/minggu 59359 23,8 190478 76,2 249837 1,000 Reference 66114 22,1 233290 77,9 299404 1,000 Reference
Kebiasaan Merokok
Merokok 21848 23,5 70985 76,5 92833 1,045 1,026-1,065 25686 21,6 93313 78,4 118999 0,987 0,970-1,004
Pernah Merokok 6137 38,6 9771 61,4 15908 2,133 2,062-2,206 5234 36,1 9268 63,9 14502 2,024 1,954-2,097
Tidak pernah merokok 40659 22,7 138076 77,3 178735 1,000 Reference 42756 21,8 153253 78,2 196009 1,000 Reference
Konsumsi Makanan
Asin
≥ 1 kali/hari 14378 23,4 46948 76,6 61326 0,970 0,950-0,991 16705 22,7 56778 77,3 73483 1,028 1,008-1,048
< 1 kali/hari 54266 24,0 171884 76,0 226150 1,000 Reference 56971 22,3 199056 77,7 256027 1,000 Reference
Konsumsi Makanan
Berlemak
≥ 1 kali/hari 25918 23,7 83538 76,3 109456 0,982 0,965-1,000 22879 22,9 77,1 30,10 99899 1,046 1,027-1,064
< 1 kali/hari 42726 24,0 135294 76,0 178020 1,000 Reference 50797 22,1 77,9 69,89 229611 1,000 Reference
Konsumsi Sayur
< 3 porsi/hari 50443 23,6 162894 76,3 213337 0,952 0,933-0,970 54985 22,4 190638 77,6 245623 1,006 0,987-1,025
≥ 3 porsi/hari 18201 24,5 55938 75,5 74139 1,000 Reference 18691 22,3 65196 77,7 83887 1,000 Reference
Konsumsi Buah
< 2 porsi/hari 67286 23,8 215266 76,2 282552 0,821 0,771-0,874 73023 22,3 253829 77,7 326852 0,883 0,808-0,965
≥ 2 porsi/hari 1358 27,6 3566 72,4 4924 1,000 Reference 653 24,6 2005 75,6 2658 1,000 Reference
84
85
aktivitas fisik < 600 MET/minggu memiliki risiko lebih besar untuk mengalami
meningkatkan risiko hipertensi di perkotaan sebesar 1,051 kali (95% CI: 1,025-
aktivitas fisik < 600 MET/minggu meningkatkan risiko hipertensi sebesar 1,184
pernah merokok berisiko 2,133 kali (95% CI: 2,06-2,21) mengalami hipertensi
yang pernah merokok sedikit lebih kecil, yaitu 2,024 kali (95% CI: 1,95-2,10).
memiliki risiko hipertensi yang signifikan (PORkota = 1,045 dan PORdesa = 0,987).
faktor gaya hidup yang menunjukkan hubungan dengan kejadin hipertensi, baik di
makanan asin ≥ 1 kali/hari berisiko 1,028 kali (95% CI: 1,008-1,048) untuk
(95% CI: 0,987-1,064) di wilayah pedesaan. Ada hubungan antara konsumsi sayur
perkotaan dan pedesaan, konsumsi buah < 3 porsi/hari secara statistik juga
hipertensi (PORkota = 0,281, 95% CI: 0,771-0,874) dan PORdesa = 0,883, 95% CI:
0,808-0,965).
87
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
bias, terutama bias informasi yang terjadi saat pengumpulan data. Adapun
cleaning data terhadap missing data dan nilai ekstrim. Selain itu,
membuat faktor lupa tidak dapat dihindari pada saat wawancara terkait
Upaya yang telah dilakukan untuk mengontrol bias ini adalah dengan
1. Faktor Sosiodemografi
a. Jenis kelamin
(Robertson, 2012).
dkk., 2007).
pedesaan. Selain itu, tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan
90
berlangsung.
dibandingkan perempuan pada usia yang sama. Hal ini karena laki-
laki di perkotaan.
b. Umur
terjadi penumpukan kolagen dan hipertropi sel otot halus yang tipis,
tahun. Hal ini diduga terjadi karena pengaruh jumlah responden yang
umur.
desa. Oleh karena itu, selain perlu dilakukan edukasi terkait bahaya
c. Pendidikan
pedesaan.
responden dari risiko hipertensi 0,69 kali di wilayah urban dan 0,75
perilaku yang baik. Hal ini karena menurut teori Lehendroff dan
95
35,41%.
Indonesia.
d. Status Pekerjaan
96
lama waktu kerja. Waktu untuk pemulihan dan istirahat tidur akan
berkurang ketika lama waktu kerja terlalu panjang. Waktu kerja yang
dkk., 2014).
dkk., 2002; Divan V. dkk., 2010; Bosu, 2014). Oleh karena itu, perlu
penyakit hipertensi.
a. Obesitas
kali. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa peran obesitas untuk
dapat dijelaskan.
yang beraktivitas fisik < 600 MET/minggu juga tinggal di kota. Oleh
b. Riwayat Diabetes
hipertensi.
a. Aktivitas Fisik
(WHO, 2013).
ada hubungan antara aktivitas fisik dengan hipertensi (Peer N., 2013;
Pooja dan Mittal, 2013; South dkk., 2013; Rahajeng dan Tuminah,
hipertensi sangat kecil pada responden dengan aktivitas fisik < 600
hipertensi pada perawat hingga 0,87 kali dibandingkan yang <1 hari
per minggu.
Laura, 2012). Selain itu, aktivitas fisik yang rutin dapat mengurangi
senam sehat.
mengukur aktivitas fisik pada hari-hari kerja dan aktivitas fisik pada
b. Kebiasaan Merokok
perokok.
106
faktor stres. Penelitian Liu dkk. (2015) dan Cui dkk. (2012)
Abikusno, 2003).
Hal ini karena garam menarik cairan di luar sel agar tidak
kota.
hidup tidak sehat. Masyarakat kota pun punya peluang yang besar
menyikapi globalisasi.
(Hardiansyah, 2011).
itu, konsumsi buah dan sayur sebanyak 4-5 porsi/hari adalah yang
maupun pedesaan.
statistik
tinggi akan protein seperti susu fermentasi. Hal ini berarti perubahan
pedesaan juga turut berperan dalam pola konsumsi sayur dan buah
hasil analisis penelitian ini. Oleh karena itu, kedua hal ini menjadi
116
penelitian selanjutnya.
BAB VII
PENUTUP
A. Simpulan
lebih tinggi pada masyarakat yang bekerja daripada yang tidak bekerja,
5. Ada hubungan antara faktor fisik dan riwayat penyakit (obesitas dan
pedesaan Indonesia.
B. Saran
3. Bagi Puskesmas
(RW).
120
diteliti
121
DAFTAR PUSTAKA
Arief, E. dkk. 2011. Konsumsi Fast Food Remaja di Restoran Fast Food,
Makassar Town Square. Artikel Mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi,
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin, Makassar
Arezes, P. M., dkk. 2014. Occupational Safety and Hygiene II. Netherlands: CRC
Press
Badan Pusat Statistik (BPS). 2010. Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik No.
37 Tahun 2010.
122
Basuki, B. dan Setianto, B. 2001. Age, Body Posture, Daity Working Load, Past
Antihypertensive Drugs and Risk of Hypertension: A Rural Indonesian Study.
Rural Hypertensive Risk factor, Vol 10, No I , January - March 200 I
Bazzano L. A. dkk. 2002. Fruit and vegetable intake and risk of cardiovascular
disease in US adults: the first National Health and Nutrition Examination
Survey Epidemiologic Follow-up Study. American Journal of Clinical
Nutrition 2002;76:93–9
Carnethon, M., 2009. Physical Activity and Cardiovascular Disease: How Much
is Enough? Am J Lifestyle Med., 3(1), pp.44-49.
Chang, L. 2003. Behavioral Change for Blood Pressure Control among Urban
and Rural Adults in Taiwan. Health Promotion International Vol. 18 No. 3
Oxford University Press 2003
Conen, D., dkk. 2009. Socioeconomic Status, Blood Pressure Progression, and
Incident Hypertension in A Prospective Cohort of Female Health
Professionals. European Heart Journal 30, 1378–1384
Cui, X., 2012. Work Stress, Life Stress, and Smoking among Rural-Urban
Migrant Workers in China. BMC Public Health, 12:979
123
Emalia, R. D., dkk. 2009. Hubungan Iklan Makanan dan Minuman di Media
Massa dengan Frekuensi Konsumsi Junk Food pada Remaja di SMA Negeri
13 Palembang Tahun 2009. Artikel Mahasiswa Universitas Sriwijaya
Forman, J.P. 2009. Diet and Lifestyle Risk Factors Associated with Incident
Hypertension in Woman. JAMA 2009 July 22; 302(4): 401-411
Hasnida dan Kemala I., 2005. Hubungan antara Stres dan Perilaku Merokok pada
Remaja Laki-Laki. Psikologia Vol. 1, No. 2, Desember 2005
He, F. J. 2005. Modest Salt Reduction Lowers Blood Pressure in Isolated Systolic
Hypertension and Combined Hypertension. Hypertension, 2005;46:66-70
Hidayat dan Abikusno, 2003. Membangun Kota Sehat Melalui Perilaku Sehat dan
Beradab Menyongsong Indonesia Sehat 2010. Jurnal Kedokteran Trisakti
Mei-Agustus 2003, Vol 22 No. 2
Holt, R. I. G. 2011. Textbook of Diabetes. 4th Edition. John Wiley & Sons
Howteerakul, N., dkk. 2006. Health Risk Behaviors, Awareness, Treatment and
Control of Hypertension among Rural Community People in Thailand. Asia
Pac J Public Health 2006 18: 3
Jelantik dan Heryati. 2014. Hubungan Faktor Risiko Umur, Jenis Kelamin,
Kegemukan dan Hipertensi dengan Kejadian Diabetes Melitus Tipe II di
Wilayah Kerja Puskesmas Mataram. Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787
Joint National Comitee (JNC). 2004. The Seventh Report of the Joint National
Comitee on Prevention, Detecton, Evaluation and Treatment of High Blood
Pressure. Department of Health and Human Service, National Institute of
Health
Kearney, J., dkk. 2005. Human Nutrition: Food and Nutrient Patterns. Editor:
Lawrence Haddad. Edisi Ke-7. USA: Elsevier
_____. 2010. Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah.
Editor: Yusharmen D. Comm. H. dan Toni Wardana.
Khan, dkk. 2013. A Cross-Sectional Study of the Prevalence and Risk Factors for
Hypertension in Rural Nepali Women. BMC Public Health, 13:55
Levy, B. S., dkk. 2005. Preventing Occupational Disease and Injury. Second
Edition. Washington: American Public Health Association
Lin P. H. dan Laura. 2012. Nutrition, Lifestyle Factors and Blood Pressure.
United State: Taylor & Francis Group
Lina, N. dkk. 2013. Analisis Pengaruh Paparan Asap Rokok di Rumah pada
Wanita Terhadap Kejadian Hipertensi2013. Jurnal Berkala Epidemiologi,
Vol. 1, No. 2 September 2013: 244-253
Ngoye, A., dkk. 2014. Differences in Hypertension Risk Factors between Rural
Maasai in Ngorongoro and Urban Maasai in Arusha Municipal: A
Descriptve Study. Journal of Applied Life Sciences International 1(1): 17-31,
2014
Paibul, S. 2003. Cardiovascular Risk Factor Levels in Urban and Rural Thailand
– The International Collaborative Study of Cardiovascular Disease in Asia
(InterASIA); the InterASIA Collaborative Group. European Journal of
Cardiovascular Prevention & Rehabilitation 2003 10:249
Peer, N., dkk. 2013 A High Burden of Hypertension in The Urban Black
Population of Cape Town: The Cardiovascular Risk in Black South Africans
(CRIBSA) Study. Plose One November 2013 Vol. 8 Issue 11
128
Rachmadi, D., dkk. 2011. Mutasi Gen NPHS2 (412CT, 419delG) dan
Manifestasi Klinis Sindrom Nefrotik Resisten Steroid Anak Indonesia. MKB,
vol. 43, No. 4
Rahajeng, E. dan Tuminah, S. 2009. Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di
Indonesia. Majalah Kedokteran Indonesia, Vol. 59, No. 12, Desember 2009
Santoso, J. 2006. Menyiasati Kota Tanpa Warga. Editor: Rani Elsant. Jakarta:
KPG
Schnitzer, J. G. 2000. Hypertension Causes & Cure: Life Threatening Risk Factor
1, Now Curable!. Jerman: Johann Georg Schnitzer
Sobngwi, E. dkk. 2004. Exposure over the Life Course to an Urban Environment
and Its Relation with Obesity, Diabetes, and Hypertension in Rural and
Urban Cameroon. International Journal of Epidemiology 2004: 33:769-776
Stefhany, E. 2012. Hubungan Pola Makan, Gaya Hidup dan Indeks Masa Tubuh
dengan Hipertensi pada Pra Lansia dan Lansia di Posbindu Kelurahan
Depok Jaya Tahun 2012. Skripsi Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia
Sulastri, D., dkk. 2011. Asupan Lemak dan Ekspresi Gen eNOS3 Alel Glu298Asp
pada Penderita Hipertensi Etnik Minangkabau. Media Medika Indonesia
Vol. 45, No. 1 tahun 2011
Sundari, dkk. 2013. Faktor Risiko Nongenetik dan Polimorfisme Promoter Region
Gen CYP11B2 Varian T(-344)C Aldosterone Synthase pada Pasien
Hipertensi Esensial di Wilayah Pantai dan Pegunungan. Jurnal Kedokteran
Brawijaya, Vol. 27, No. 3 Februari 2013
Utsugi, M. T., dkk. 2008. Fruit and Vegetable Consumption and the Risk of
Hypertension Determined by Self Measurement of Blood Pressure at Home:
The Ohasama Study. Hypertension Research Vol. 31, No. 7
Viera, A. J. 2008. High Blood Pressure Knowledge among Primary Care Patients
with Known Hypertension: A North Carolina Family Medicine Research
Network (NC-FM-RN) Study. (Journal Am. Board Fam. Med. 2008;21: 300-
308
World Health Organization (WHO). 2008. Mean Systolic Blood Pressure (SBP),
Ages 25+, Age Standardized Females, 2008. Artikel diakses tanggal 12
Oktober 2014 dari
http://gamapserver.who.int/mapLibrary/Files/Maps/Global_BloodPressureMe
an_Females_2008.png
_____. 2008. Mean Systolic Blood Pressure (SBP), Ages 25+, Age Standardized
Males, 2008. Artikel diakses tanggal 12 Oktober 2014 dari
http://gamapserver.who.int/mapLibrary/Files/Maps/Global_BloodPressureMe
an_Males_2008.png
_____. 2013. A Global Brief on Hypertension: Silent Killer, Global Public Health
Crisis
_____. 2013. World Health Day 2013: High Blood Pressure Global and Regional
Overview. WHO Regional Office of South-East Asia
_____. 2014. Raised Blood Pressure. Artikel diakses tanggal 12 Oktober 2014
dari
http://www.who.int/gho/ncd/risk_factors/blood_pressure_prevalence_text/en/
Xu, C. dkk. 2008. Prevalence of and Risk Factors for Isolated Systolyc
Hypertension in the Rural Adult Population of Liaoning Province, China.
Journal of International Medical Research 36:353
Yang, H., dkk. 2006. Work Hours and Self-Reported Hypertension Among
Working People in California. Hypertension 2006; 48: 744-750
Yang, G., dkk. 2013. Rapid Health Transition in China, 1990-2010: Findings
from the Global Burden of Disease Study 2010. Lancet 2013; 381: 1987-2015
Zhang, J., dkk. 2013. Prevalence, Awereness, Medication, Control, and Risk
Factors Associated with Hypertension in Bai Ethnic Group in Rural China:
The Yunan Minority Eye Study. Plose One August 2013 Vol. 8 Issue 8
132
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN 4
A. Kota
Status Hipertensi
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 152.277a 1 .000
b
Continuity Correction 152.169 1 .000
Likelihood Ratio 152.465 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 152.277 1 .000
b
N of Valid Cases 287476
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 32478,37.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Status Hipertensi
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 31165.533a 5 .000
Likelihood Ratio 32256.568 5 .000
Linear-by-Linear Association 30840.463 1 .000
N of Valid Cases 287476
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
2516,76.
Crosstab
Status Hipertensi
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 3937.263a 4 .000
Likelihood Ratio 3827.444 4 .000
Linear-by-Linear Association 2096.994 1 .000
N of Valid Cases 287476
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
6594,67.
Crosstab
Status Hipertensi
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 338.196a 1 .000
b
Continuity Correction 338.033 1 .000
Likelihood Ratio 340.136 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 338.195 1 .000
N of Valid Casesb 287476
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 28100,07.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Status Hipertensi
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 10677.730a 1 .000
b
Continuity Correction 10676.529 1 .000
Likelihood Ratio 9685.864 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 10677.693 1 .000
b
N of Valid Cases 286162
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11722,55.
143
Risk Estimate
Crosstab
Status Hipertensi
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 2037.077a 1 .000
b
Continuity Correction 2035.636 1 .000
Likelihood Ratio 1738.505 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 2037.070 1 .000
N of Valid Casesb 287476
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1313,54.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Crosstab
Status Hipertensi
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 14.885a 1 .000
b
Continuity Correction 14.835 1 .000
Likelihood Ratio 14.791 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 14.885 1 .000
b
N of Valid Cases 287476
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8987,50.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 2022.765a 2 .000
Likelihood Ratio 1827.980 2 .000
Linear-by-Linear Association 64.722 1 .000
N of Valid Cases 287476
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
3798,54.
145
Crosstab
Status Hipertensi
Crosstab
Status Hipertensi
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square a
8.040 1 .005
b
Continuity Correction 8.010 1 .005
Likelihood Ratio 8.065 1 .005
Fisher's Exact Test .005 .002
Linear-by-Linear Association 8.040 1 .005
N of Valid Casesb 287476
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14643,52.
b. Computed only for a 2x2 table
146
Risk Estimate
Crosstab
Status Hipertensi
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 3.860a 1 .049
b
Continuity Correction 3.843 1 .050
Likelihood Ratio 3.863 1 .049
Fisher's Exact Test .050 .025
Linear-by-Linear Association 3.860 1 .049
b
N of Valid Cases 287476
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 26136,09.
b. Computed only for a 2x2 table
147
Risk Estimate
Crosstab
Status Hipertensi
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 24.796a 1 .000
b
Continuity Correction 24.746 1 .000
Likelihood Ratio 24.694 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 24.796 1 .000
b
N of Valid Cases 287476
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17703,03.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Crosstab
148
Status Hipertensi
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 37.754a 1 .000
b
Continuity Correction 37.547 1 .000
Likelihood Ratio 36.545 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 37.753 1 .000
b
N of Valid Cases 287476
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1175,76.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
B. Desa
Crosstab
Status Hipertensi
Risk Estimate
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Umur Responden * Status
Hipertensi 329504 100.0% 0 .0% 329504 100.0%
150
Status Hipertensi
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 28870.505a 5 .000
Likelihood Ratio 29348.275 5 .000
Linear-by-Linear Association 28595.142 1 .000
N of Valid Cases 329504
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3257,00.
151
Crosstab
Status Hipertensi
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 4880.346a 4 .000
Likelihood Ratio 4966.179 4 .000
Linear-by-Linear Association 3324.857 1 .000
N of Valid Cases 329510
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
2907,37.
Crosstab
Status Hipertensi
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 600.619a 1 .000
b
Continuity Correction 600.405 1 .000
Likelihood Ratio 608.361 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 600.617 1 .000
b
N of Valid Cases 329510
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 25963,13.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Status Hipertensi
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 8132.366a 1 .000
b
Continuity Correction 8131.171 1 .000
Likelihood Ratio 7191.087 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 8132.341 1 .000
N of Valid Casesb 327317
153
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8258,30.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Crosstab
Status Hipertensi
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 839.706a 1 .000
b
Continuity Correction 838.497 1 .000
Likelihood Ratio 719.609 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 839.703 1 .000
N of Valid Casesb 329510
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 747,47.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Crosstab
Status Hipertensi
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 145.249a 1 .000
b
Continuity Correction 145.074 1 .000
Likelihood Ratio 141.672 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 145.248 1 .000
b
N of Valid Cases 329510
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6731,48.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Crosstab
Status Hipertensi
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 1650.062a 2 .000
Likelihood Ratio 1479.695 2 .000
Linear-by-Linear Association .430 1 .512
N of Valid Cases 329510
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
3242,54.
Crosstab
Status Hipertensi
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 7.616a 1 .006
b
Continuity Correction 7.588 1 .006
Likelihood Ratio 7.594 1 .006
Fisher's Exact Test .006 .003
Linear-by-Linear Association 7.616 1 .006
N of Valid Casesb 329510
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16430,26.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Crosstab
Status Hipertensi
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 24.338a 1 .000
b
Continuity Correction 24.293 1 .000
Likelihood Ratio 24.260 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 24.338 1 .000
N of Valid Casesb 329510
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 22336,68.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Crosstab
Status Hipertensi
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square .395a 1 .529
b
Continuity Correction .389 1 .533
Likelihood Ratio .396 1 .529
Fisher's Exact Test .533 .266
Linear-by-Linear Association .395 1 .529
b
N of Valid Cases 329510
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18756,51.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Status Hipertensi
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 7.526a 1 .006
b
Continuity Correction 7.398 1 .007
Likelihood Ratio 7.360 1 .007
Fisher's Exact Test .006 .003
Linear-by-Linear Association 7.526 1 .006
N of Valid Casesb 329510
159
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 594,31.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate