Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
Buton, Tolaki dan Wolio. Suku Tolaki mendiami daerah yang berada di sekitar
kabupaten Kendari dan Konawe. Suku Tolaki berasal dari kerajaan Konawe.
Masyarakat Tolaki umumnya merupakan peladang dan petani yang handal, hidup
dari hasil ladang dan persawahan yang dibuat secara gotong-royong keluarga.
Raja Konawe yang terkenal adalah Haluoleo (delapan hari). Masyarakat Kendari
percaya bahwa garis keturunan mereka berasal dari daerah Yunan Selatan yang
berdasarkan sejarah, tidak dapat dipisahkan dari Kalo/Kalo Sara sebagai benda
Ada berbagai macam upacara adat di dalam Suku Tolaki salah satunya adalah
upacara dalam proses pernikahan di mana yang menjadi simbol utama dalam
pemersatu dan perdamaian yang sangat sakral dalam kehidupan Suku Tolaki dan
selalu digunakan dalam upacara adat apapun dalam Suku Tolaki. Kalo/Kalo Sara
secara fisik merupakan rotan yang berbentuk lingkaran, rotan tersebut dililitkan
sebanyak tiga lilitan, dan salah satu ujung dari rotan yang dililitkan disimpul
dan diikat, sehingga ujung rotan tersembunyi di dalam simpul. Rotan dililitkan
2
memutar searah jarum jam, dan salah satu yang lain dari ujung rotan dibiarkan
mencuat keluar tanpa diikat dan disembunyikan dalam simpul yang memiliki
makna bahwa jika dalam menjalankan adat terdapat berbagai kekurangan, maka
kekurangan itu tidak boleh dibeberkan kepada umum atau orang banyak, sehingga
pada Suku Tolaki terdapat kata-kata bijak: kenota kaduki osara mokonggadu’i,
tersebut adalah bila dalam menjalankan sesuatu adat terdapat kekurangan, maka
adat, para kerabat, dan pemerintahlah yang akan mencukupkan semua itu atau
dapat pula dimaknai kekurangan apapun yang terjadi dalam suatu proses adat,
maka hal itu harus dapat diterima sebagai bagian dari adat Suku Tolaki (Erens E.
Adat yang berlaku secara intern, maupun ekstern yakni berkaitan dengan hak
dan kewajiban serta fungsi, peran dan tugas Pemerintah terhadap rakyat,
2. Sara Mbedulu
2
3
golongan baik bangsawan dan non bangsawan. Termasuk sub dari adat
jenis ini adalah sara mberapu, yakni adat yang secara khusus mengatur
tentang perkawinan.
3. Sara Mbe’ombu
Adat jenis ini merupakan adat yang mengatur tentang pelaksanaan aktivitas
4. Sara Mandarahia
5. Sara Mbeotoro’a
Oleh karena itu, kalosara tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari
orang Tolaki. Kalosara sebagai simbol persatuan kesatuan dan simbol hukum adat
yang selalu hadir dalam berbagai peristiwa penting dalam kehidupan orang tolaki.
itu proses pelaksanaannya tidak dapat dihadirkan oleh orang-orang biasa dalam
masyarakat. Di dalam masyarakat Suku Tolaki terdapat tokoh adat yang disebut
4
sebagai Tolea dan Pabitara. Tolea dan Pabitara ini merupakan juru penerang adat
Mereka adalah tokoh adat yang diangkat sebagai tokoh karena kepandaiannya
urusan-urusan penting dalam kehidupan sehari-hari. Kedua tokoh adat inilah yang
juga berhak untuk membawa kalo/Kalosara serta berbicara atas nama hukum adat
(Kusnan, 2015).
Hal ini dapat dilihat pada kutipan yang dituturkan oleh Tolea dan Pabitara
disampaikan oleh Tolea yang kemudian dibalas oleh Pabitara “Tudo’ito osara,
Selain itu, Dalam prosesi perkawinan adat Tolaki ada beberapa unsur
agama atau ulama, ketiga, tolea, dan keempat, pabitara, kelima, puutobu.
Kelima unsur ini seyogyianya ada dalam setiap perhelatan perkawinan adat
Tolaki, mulai dari waktu peminangan sampai pada saat perkawinan. Unsur
5
adat seperti tolea, pabitara dan puutobu merupakan perangkat keras dalam
perkawinan adat Tolaki terdiri dari beberapa tahap yakni; Morakerapi atau
(penyerahan pokok adat dan seserahan adat lainnya), dan mehue (penyucian diri
Tolea dan Pabitara). Ketika orang tolaki menyebut “Kalosara”, dimaknai lebih
luas jangkauannya bahkan mengandung unsur sakral. Salah satu motto filosofis
dalam bahasa puitis tolaki yang berbunyi “Inae Kona Sara Ieto Pinesara, Inae
Liasara Ieto Pinekasara”. Artinya barang siapa yang mentaati atau menjunjung
tinggi hukum (adat) akan diperlakukan dengan baik dan adil, tapi barang siapa
melanggar hukum akan diberi ganjaran atau sangsi. Itulah yang dimaksud
simbol utama dalam perkawinan kalosara juga digunakan pula dalam berbagai
upacara adat lainnya, Namun Demikian dalam Perkawinan Suku Tolaki mengenal
adanya dua bentuk perkawinan yakni perkawinan normal atau perkawinan ideal
6
dan perkawinan yang tidak normal. Perkawinan normal atau perkawinan ideal
yang terjadi sesuai dengan harapan orang tua yang tata urutannya mengikuti
urutan yang telah ditetapkan oleh adat. Dalam adat mesarapu di dalamnya
terdapat empat bagian yaitu (1)Bite Tinongo atau Mowawo Niwule, (2) Mosoro
dikatakan perkawinan yang tidak mengikuti tata aturan dari adat perkawinan Suku
Tolaki. Perkawinan yang tidak normal terbagi atas dua bagian yakni mesokei dan
umo’api. Dalam adat mesokei di dalamnya terdapat empat bagian yaitu (1)
adat umo’api di dalamnya terdapat dua bagian yaitu umo’api sarapu danumo’api
wali.
menjelaskan bahwa Kalosara adalah sesuatu hal yang sangat sakral bagi kehidupan
Suku Tolaki salah satunya adalah dalam upacara perkawinan di mana kalosara
merupakan jantung dari hukum adat Suku Tolaki selain itu kalosara juga
merupakan simbol dari hukum adat yang mana dari simbol tersebut di dalamnya
mengandung arti yang sangat sakral, namun demikian kalosara tersebut hanya
dimengerti oleh orang tua dulu dan kenyataannya anak zaman sekarang khususnya
anak muda di Kabupaten Konawe masih banyak yang tidak memahami makna
dari simbol-simbol kalosara terutama dalam perkawinan adat Suku Tolaki. dari
dengan era modern sekarang ini masyarakat sedikit demi sedikit mulai
sesuatu hal yang sangat penting dan sudah melekat dikehidupan masyarakat
secara turun temurun dari nenek moyang yang harus dijaga dan dilestarikan
sebaik-baiknya.
hubungan ruang, konsep alam semesta, objek-objek materi dan milik yang
individu dan kelompok. Budaya menampakkan diri dalam pola-pola bahasa dan
geografis tertentu pada suatu tingkat perkembangan teknis tertentu dan suatu saat
Budaya juga merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.
dapat dipisahkan oleh karena budaya tidak dapat menentukan siapa bicara
dengan siapa, tentang apa dan bagaimana orang menyandi pesan, makna yang ia
8
merupakan simbol hukum adat tolaki, secara simbolis berfungsi sebagai alat
yang diyakini sebagai filofosi kehidupan yang baik bagi masyarakat Suku
Inilah yang menjadi patokan atau pedoman bagi masyarakat Suku Tolaki
sebagai kelancaran hidup mereka dan dapat memahami Arti dan makna dari
dalam ilmu sosial. Pendekatan ini memfokuskan pada sifat subjektif dari
social world dan berusaha memahaminya dari kerangka berpikir objek yang
sedang dipelajarinya. Jadi fokusnya pada arti individu dan persepsi manusia
pada realitas bukan pada realitas independen yang berada di luar mereka
realitas sosial mereka dalam rangka berinteraksi dengan yang lain (Schutz,
1967 dalam Ghozali dan Chariri, 2007). Tujuan pendekatan interpretif tidak
lain adalah menganalisis realita social semacam ini dan bagaimana realita
Tabel 1.1
masing.
perkawinan kemudian
proses nilai-nilai yang
terdapat dalam upacara
perkawinan ngerje
masyarakat suku gayo.
penulis penelitian ini lebih bertujuan untuk mengungkap tentang arti dan
penelitian.
terdapat pada Teori yang digunakan, Tesis Rida Safuan Belian ini
Interaksionisme Simbolik.
Herbert Mead. Akan tetapi Mead-lah yang paling populer sebagai perintis
16
menjadi rujukan utama teori interaksi simbolik, yakni : Mind, Self , and
Society (1934) yang diterbitkan tak lama setelah Mead meninggal dunia.
manusia terhadap orang lain atau benda bergantung pada pemaknaan yang
aliran Chicago School yang bersifat interpretif dan aliran Iowa School
aliran Chicago School. Ada tiga premis penting yang dikemukakan tentang
berangkat dari tiga premis pokok: (1) aktor bertindak dalam ruang dan
makna yang diberikan objek serta peristiwa; (2) makna biasanya muncul di
mengkaji makna historis dan organisasi sosial dari makna yang bersifat
pada waktu itu adalah mereka menaruh minat yang dalam pada definisi
there, to where the action is” ( Gubrium et.al., 1992: 1579). Dengan
makna tersebut melalui pencarian detil dan deskripsi yang akurat ( Babbie,
sosial di dalam kelompok sosial. Konsep penting hal ini dapat dilihat dari
simbol group primernya; (d) Dunia tersusun dari objek-objek social yang
diberi nama dan secara social maknanya telah ditentukan; (e) Tindakan
Donald C. Reitzes (1993) mengatakan bahwa ada tiga tema besar yang
mendasari asumsi dalam teori interaksi simbolik (West & Turner, 2008) :
dan sosial.
20
Menurut Mead, definisi singkat dari ke tiga ide dasar dari interaksi
yang mereka pilih secara aktif dan sukarela, yang pada akhirnya
George Harbert Mead yang paling terkenal (Mead, 1934) dalam (West
substansi komunikasi.
jika penutur memiliki nilai (value) dan karakter yang baik yang
masyarakat coba untuk menandai adalah antara alam dan budaya. Budaya
atau realitas, melainkan juga system social di mana proses itu mengambil
bagian, serta identitas social dan aktifitas sehari-hari manusia dalam sistem
sosial, pemahaman kita terhadap diri sendiri, terhadap relasi sosial yang
kita miliki, dan terhadap realitas merupakan hasil produk dari proses
alam : alih-alih mereka justru membuat distingsi yang jelas antara alam
dan budaya dan mencoba menggunakan makna atau kategori yang tampak
bagi mereka seperti bagian tak terpisahkan dari alam itu sendiri untuk
terbaik yang telah diproduksi manusia”), namun lebih kepada sesuatu yang
(Fiske, 2012)
art of making do.” Pada sebuah masyarakat yang dimediasi secara massal
a. Simbol
mobil Roll Royce adalah simbol kekayaan, dan sebuah adegan di mana
terrible, yang dibabtis dalam koin emas, sebagai adegan simbolik di mana
hampir sama. Masing-masing terfokus pada tiga elemen yang dengan cara
tertentu ataupun cara yang lain, pasti terlibat di dalam sebuah kajian
oleh indera kita; mengacu pada sesuatu di luar dirinya; dan bergantung
pada pengenalan dari pada pengguna bahwa itu adalah tanda. Ada dua
model makna yang paling berpengaruh. Pertama model dari filsuf dan ahli
logika C.S. Peirce (kita juga akan melihat variandari Ogden dan Richard),
dan pengguna tanda sebagai tiga titik dari sebuah segitiga. Masing-masing
terhubung secara dekat dengan dua yang lain, dan hanya dapat dipahami di
dalam kaitan dengan yang lainnya. Saussure mengambil jalur yang sedikit
2012)
25
c. Kode Verbal
memiliki tiga fungsi, namun sekurang-kurangnya ada tiga fungsi yang erat
itu, ialah : (1) untuk mempelajari tentang duni sekeliling kita, (2) untuk
d. Kode Nonverbal
(bahasa) juga memakai kode nonverbal biasa disebut bahasa isyarat atau
(b) menunjukan perasaan dan emosi yang tidak bisa diutamakan dngan
26
kata-kata (Substitution) (c) menunjukan jati diri sehingga orang lain bisa
operasionalisasi diantaranya :
interaksi antar individu manusia melalui pernyataan simbol, sebab esensi interaksi
Individu dilihat sebagai objek yang bisa secara langsung ditelaah dan dianalisis
bersosialisasi ialah : (1) Sifat individual, (2) Interaksi dan (3) Interpretasi.
manusia memiliki kemampuan dalam menstimuli orang lain dengan cara yang
berbeda dari stimuli orang lain tersebut, (3) melalui komunikasi symbol-simbol
dapat dipelajari arti dan nilai-nilai, dan karenanya dapat dipelajari pula cara-cara
tindakan orang lain, (4) simbol, makna dan nilai selalu berhubungan dengan
27
manusia, kemudian oleh manusia digunakan untuk berfikir secara keseluruhan dan
bahkan secara luas dan kompleks, dan (5) berfikir merupkan suatu proses
penelitian ini adalah untuk menganalisis Kalosara. Di mana Kalo atau Kalosara
adalah sebuah benda yang berbentuk lingkaran yang terbuat dari tiga utas rotan
yang kemudian dililit ke arah kiri berlawanan dengan arah jarum jam.Ujung
lilitannya kemudian disimpul atau diikat, di mana dua ujung dari rotan tersebut
mencuat keluar. Tiga ujung rotan, di mana yang dua tersembunyi dalam simpul
dan ujung yang satunya dibiarkan mencuat keluar memiliki makna bahwa jika
dalam menjalankan adat terdapat berbagai kekurangan, maka kekurangan itu tidak
boleh dibeberkan kepada umum atau orang banyak, sehingga pada Suku Tolaki
bila dalam menjalankan sesuatu adat terdapat kekurangan, maka adat, para
kerabat, dan pemerintahlah yang akan mencukupkan semua itu atau dapat pula
dimaknai kekurangan apapun yang terjadi dalam suatu proses adat, maka hal itu
harus dapat diterima sebagai bagian dari adat Suku Tolaki (Kusnan, 2015)
28
jangkauannya bahkan mengandung unsur sakral. Salah satu motto filosofis dalam
bahasa puitis tolaki yang berbunyi “Inae Kona Sara Ieto Pinesara, Inae Liasara
Ieto Pinekasara”. Artinya barang siapa yang mentaati atau menjunjung tinggi
hukum (adat) akan diperlakukan dengan baik dan adil, tapi barang siapa
melanggar hukum akan diberi ganjaran atau sangsi. Itulah yang dimaksud
kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata
dalam bahasa latin Communico yang artinya membagi (Cherry dalam Stuart,
nilai, sikap, makna, hirarki, agama, waktu, peranan, hubungan ruang, konsep alam
semesta, objek-objek materi dan milik yang diperoleh sekelompok besar orang
menampakkan diri dalam pola-pola bahasa dan dalam bentuk-bentuk kegiatan dan
29
diri dan gaya komunikasi yang memungkinkan orang-orang tinggal dalam suatu
perilaku sumber dan penerimanya dengan sengaja menyandi (To Code) perilaku
mereka untuk menghasilkan pesan yang mereka salurkan lewat suatu saluran
budaya tidak dapat menentukan siapa bicara dengan siapa, tentang apa dan
bagaimana orang menyandi pesan, makna yang ia miliki untuk pesan, dan
komunikasi. Bila budaya beraneka ragam, maka beraneka ragam pula praktik-
praktik komunikasi.
Hal ini mengacu pada jenis pendekatan penelitian yang dipilih dalam
(Mutmainnah, 2015).
Konawe dalam hal ini Informan yang di pilih adalah yang memiliki
pengetahuan tentang Kalosara dan masalah yang akan diteliti. Dalam hal
yang ada dalam kehidupan sosial yang ada pada penelitian peneliti.
dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat
berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam
dipublikasikan.
a). Wawancara
(Sugiyono, 2010).
b). Dokumentasi
mengumpulkan data dari sumber non insani. Sumber ini terdiri dari
(Mutmainnah, 2015)
penelitian ini.
a). Reduksi
2015) Pada tahap ini peneliti memilih informasi mana yang relevan dan
33
mana yang tidak relevan dengan penelitian. Setelah direduksi data akan
menyajikan data. Data disajikan dalam bentuk tabel dan uraian penjelasan
penelitian ini.
Adapun data yang diperoleh tidak semuanya akan dipakai oleh peneliti
hanya data yang akan digunakan. Data diambil dari informan dengan teknik
Lincoln dan Guba, paling sedikit ada dua kriteria utama guna menjamin
2015) yaitu :
a). Transferbilitas
peneliti itu sendiri, tetapi dijawab dan dinilai oleh pembaca laporan
b). Kredibiltas
Guba dalam Marshall dan Rosman, 1995; Patton 1990; Leininger, 1994.
sosial atau pola interaksi yang kompleks. Deskripsi yang mendalam yang
interaksi dari berbagai aspek menjadi salah satu ukuran kredibilitas penelitian