Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Drs. Wawan Setiawan,MM.
TRI MULYANI, SPd, SH, M.H.
UNIVERSITAS SEMARANG
2014
PENINGKATAN PEMAHAMAN MENGENAI PANCASILA
SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
DAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
DI SMA KESATRIAN 1 SEMARANG
RINGKASAN
Minimnya pemahaman terhadap Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
informasi dan komunikasi, dapat memberikan peluang kepada ilmuwan untuk bertindak tanpa memperhatikan nilai-
nilai Pancasila. Keadaan yang demikian perlu diantisipasi dengan melakukan pengabdian kepada masyarakat untuk
meningkatkan pemahaman mengenai Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
informasi dan komunikasi.
Peningkatan pemahaman mengenai Pancasila sebagai dasar dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi informasi dan komunikasi, diharapkan dapat memberikan jalan keluar terhadap beberapa masalah yang
dihadapi, diantaranya:
1. Kurang pahamnya peserta didik SMA Kesatrian I Semarang mengenai dampak positif dan negatif perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dan komunikasi.
2. Kurang mengetahuinya peserta didik SMA Kesatrian I Semarang mengenai persoalan nilai atau dimensi moral
dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dan komunikasi.
3. Kurang dapatnya peserta didik SMA Kesatrian I Semarang menerapkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dan komunikasi.
Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di SMA Kesatrian I Semarang dengan peserta sebanyak 44
orang yang terdiri dari perwakilan pengurus OSIS. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah dengan
penyuluhan dan Tanya jawab. Untuk mengukur tingkat pemahaman peserta terhadap Pancasila sebagai dasar
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dan komunikasi, yaitu dengan diberikan kuesioner, baik
sebelum maupun sesudah penyuluhan.
Berdasarkan hasil pengolahan data dari kuesioner yang diberikan kepada peserta, baik sebelum maupun
sesudah penyuluhan dilakukan, mengalami peningkatan pemahaman terhadap Pancasila sebagai dasar
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dan komunikasi sebesar 18.18%.
SUMMARY
The lack of understanding of Pancasila as the basis for the development of science and information and
communication technology, can provide an opportunity for scientists to act without regard to the values of
Pancasila. Such circumstances should be anticipated by performing community service to improve the
understanding of Pancasila as the basis for the development of science and information and communication
technology.
Increased understanding of Pancasila as the basis for the development of science and information and
communication technology, is expected to provide solutions to some of the problems encountered, including:
1. Less than high school students understanding Kesatrian I Semarang on the effects of positive and negative
developments in science and information and communication technology.
2. Less than high school students know Kesatrian I Semarang on the question of value or moral dimension in the
development of science and information and communication technology.
3. Less failure by high school students Semarang Kesatrian I apply the values of Pancasila as the basis for the
development of science and information and communication technology.
Community service was held at the high school I Kesatrian Semarang with as many as 44 participants
consisting of representatives of the management council. The method used in this devotion is the extension and
question and answer. To measure the participants' level of understanding of Pancasila as the basis for the
development of science and information and communication technology, namely the questionnaires given both
before and after counseling. Based on the results of data processing of the questionnaires given to the participants,
both before and after counseling done, increased understanding of Pancasila as the basis for the development of
science and technology information and communications at 18:18%.
PENDAHULUAN Produk Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi
Analisis Situasi yang sering dipergunakan antara lain LCD,
Pengaturan Ilmu Pengetahuan Dan Komputer, Laptop, Internet, dan lain-lain.
Teknologi (IPTEK) bidang Informasi dan Salah satu produk Ilmu Pengetahuan Dan
Komunikasi dapat diketemukan dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi yang
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 sangat membatu para pelajar atau peserta
Tentang Informasi Dan Transaksi didik dalam proses belajar adalah Internet.
Elektronoik (ITE). Bidang Ilmu Dengan memasuki dunia internet, tanpa
Pengetahuan Dan Teknologi Informasi Dan bantuan pendidik, para pelajar atau peserta
Komunikasi ini dalam kehidupan manusia didik dapat dengan mudah memperoleh
selalu berkembang dari waktu ke waktu. materi-materi untuk mengerjakan tugas-
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan tugas di rumah. Selain itu para pelajar atau
Teknologi Informasi dan Komunikasi peserta didik juga dapat membaca apa saja
dewasa ini secara ekstensif telah mampu tanpa membuka buku untuk memperluas
menjangkau semua bidang kehidupan wawasan pengetahuan. Di bidang
manusia. Setiap aktivitas manusia tanpa pendidikan, Internet adalah salah satu bagian
disadari tidak bisa terlepas dan selalu dari teknologi yang dianggap sangat penting
menggunakan Ilmu Pengetahuan Dan dalam mengakses informasi dan sarana
Teknologi Informasi dan Komunikasi, yang untuk berkomunikasi, tetapi sekaligus dapat
pada kenyataan riilnya semua kebutuhan itu menjadi malapetaka jika terjadi
dapat tercukupi olehnya. penyalahgunaan dan tidak dimanfaatkan
Berdasarkan Pasal 4 Undang-Undang secara bijaksana.
Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Penyalahgunaan produk ilmu
Dan Transaksi Elektronoik (ITE), pengetahuan dan teknologi informasi dan
pemanfaatan Ilmu Pengetahuan Dan komunikasi berupa internet di bidang
Teknologi Informasi dan Komunikasi bagi pendidikan sering terjadi. Fungsi utama
bangsa Indonesia bertujuan untuk internet adalah untuk mempermudah proses
mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai belajar demi mencerdaskan kehidupan
bagian dari masyarakat informasi dunia, bangsa Indonesia dan mencetak generasi
meningkatkan efektivitas dan efisiensi penerus yang bermoral dan beraklhak mulia,
pelayanan publik serta memberikan rasa namun jika teknologi tersebut
aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi disalahgunakan maka dapat merusak
pengguna dan penyelenggara teknologi mentalitas dan moral penggunanya. Seperti
informasi. Fasilitas Ilmu Pengetahuan Dan misalnya seorang pelajar awalnya tidak
Teknologi Informasi Dan Komunikasi yang berniat untuk melihat pornografi dan akan
disediakan oleh pemerintah ini dapat memanfaatkan internet untuk tujuan baik,
dipergunakan untuk kemudahan dalam tetapi situs pornografi ini dapat muncul
berbagai bidang dalam kehidupan sehari- secara tiba-tiba saat seorang pelajar mencari
hari, seperti misalnya pemanfaatan dalam bahan informasi untuk tugas sekolahnya
bidang bisnis, perbankan, industri, atau untuk keperluan lainnya. Seorang
pertahanan dan keamanan termasuk juga pelajar yang masih lugu belum dapat menilai
bidang pendidikan. baik atau buruknya suatu hal, menjadi obyek
Di bidang pendidikan keberadaan sasaran para pebisnis situs pornografi.
Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi Sebagian kalangan dengan membuat
dan Komunikasi sangat dibutuhkan untuk situs-situs pornografi di internet, merupakan
mempermudah proses belajar mengajar. sebuah bisnis yang menjanjikan penghasilan
yang sangat besar. Industri pornografi di dapat dilihat dari segi positif dan negatifnya.
Indonesia berkembang sangat pesat. Dalam Dari segi positif dapat dikatakan bahwa Ilmu
seminggu ada lebih dari 4.000 situs porno Pengetahuan Dan Teknologi Informasi dan
dibuat. Di Indonesia lebih dari 500 judul Komunikasi mampu memfasilitasi
film porno lokal beredar di Indonesia, kebutuhan hidup manusia, bahkan mampu
dengan peredaran uang mencapai Rp 19,6 memanjakan manusia dengan hasil ciptaan
miliar. Situs-situs pornografi di internet dunia artifisialnya. Dari sisi negatif, dapat
tersebut dapat dengan mudah diakses oleh dikatakan bahwa pesatnya perkembangan
siapapun termasuk para pelajar atau peserta Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi
didik . Dampak dari bisnis ini, berupa dan Komunikasi modern ini dapat
kejahatan seksual yang menimpa kalangan menimbulkan potensi berbagai jenis
siswa, dan anak-anak remaja bahkan anak di kejahatan yang dapat menghancurkan
bawah umur seperti maraknya pemerkosaan, mentalitas dan moral generasi muda penerus
hamil di luar nikah, penyakit kelamin, dan bangsa. Pengembangan Ilmu Pengetahuan
berbagai dampak buruk lainnya. Dan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Berdasarkan Hasil survei Komnas ini harus senantiasa berorientasi pada
Perempuan mencatat bahwa jumlah Pancasila. Peran Pancasila sebagai dasar
kejahatan seksual pada wanita dan anak- nilai pengembangan ilmu ini harus sampai
anak di tanah air setiap tahun meningkat, pada penyadaran bahwa dalam
tahun 2007 sebanyak 642 kasus, 2008 mengembangkan ilmu harus berpegang
sebanyak 764 kasus, 2009 sebanyak 705 teguh pada kaidah keilmuwan yang
kasus, 2010 sebanyak 926 kasus, 2011 mencakup berbagai pertimbangan etis,
sebanyak 1.075 kasus, dan 2012 sebanyak religius, humanis, nasionalis, demokratis
1.591 kasus. Sedangkan di akhir tahun 2013 dan berkeadilan sosial (kelima nilai
menurut Komisi Nasional Perlindungan Pancasila) bagi kehidupan manusia yang
Anak (Komnas PA) yang disampaikan berbudaya.
Sekretaris Jenderal Komnas PA, Samsul Melihat obyek sasaran kejahatan
Ridwan jika dibandingkan dengan tahun teknologi informasi dan komunikasi lewat
2012, jumlah kasus yang muncul pada tahun internet adalah para pelajar atau peserta
2013 meroket tajam hingga mencapai 60 didik, anak-anak remaja bahkan anak-anak
persen yaitu 3.023 kasus . Korban paling di bawah umur termasuk di dalamnya para
banyak anak perempuan dan rata-rata pelajar atau peserta didik SMA Kesatrian 1
berasal dari kelas ekonomi bawah. Semarang, maka Tim Pengabdian
Berdasarkan klasifikasi usia, dari 3.023 Universitas Semarang akan melakukan
kasus tersebut, sebanyak 1.291 kasus (45 pengabdian masyarakat dengan judul
persen) terjadi pada anak berusia 13 hingga “Peningkatan Pemahaman Mengenai
17 tahun. Adapun korban berusia 6 hingga Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan
12 tahun sebanyak 757 kasus (26 persen) Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi
dan usia 0 hingga 5 tahun, sebanyak 849 Dan Komunikasi” di SMA Kesatrian 1
kasus atau 29 persen. Semarang.
Berdasarkan fenomena yang terjadi di
atas, dapat dikatakan bahwa dengan semakin Perumusan Masalah
pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan 1. Kurang pahamnya peserta didik SMA
Dan Teknologi Informasi dan Komunikasi Kesatrian 1 Semarang mengenai dampak
ini, ternyata dapat menimbulkan dampak positif dan negatif perkembangan Ilmu
bagi manusia itu sendiri. Dampak tersebut Pengetahuan Dan Teknologi Informasi
dan Komunikasi Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan
2. Kurang mengetahuinya peserta didik Dan Teknologi Informasi Dan Komunikasi.
SMA Kesatrian 1 Semarang mengenai Hal ini dilakukan untuk mengetahui
persoalan nilai atau dimensi moral dalam bagaimana pemahaman peserta didik
pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan sebelum dilakukan penyuluhan.
Teknologi Informasi dan Komunikasi Sesudah penyuluhan, peserta didik
3. Kurang dapatnya peserta didik SMA diberikan kuesioner lagi (Post Test). Hal ini
Kesatrian 1 Semarang menerapkan nilai- dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh
nilai Pancasila sebagai dasar pemahaman peserta didik setelah
pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan penyuluhan dilakukan. Kuesioner ini
Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai upaya untuk mengetahui
peningkatan pemahaman peserta didik
Tujuan Kegiatan sebelum dan sesudah penyuluhan dan tanya
1. Agar peserta didik lebih mengerti dan jawab.
paham mengenai dampak positif dan
negatif perkembangan Ilmu Pengetahuan Kuesioner Penyu Kuesione
Tanya
Dan Teknologi Informasi dan (sebelum luhan jawab
r (setelah
penyuluh- penyuluh
Komunikasi an) an)
2. Agar peserta didik lebih mengerti dan
paham mengenai persoalan nilai atau Penyuluhan