You are on page 1of 6

Artikel : Terbentuknya Persahabatan

Kita semua tentu punya alasan sendiri kenapa memilih untuk membangun persahabatan. Pada
umumnya, hubungan itu timbul karena perasaan yang merasa ada keterikatan (attachment):
senasib sepenanggungan, sevisi, seminat, dan seterusnya dan seterusnya. Atau ada juga yang
karena kesaling-bergantungan (interdependence): membutuhkan bantuan, dukungan, dan lain-
lain.

Dalam prakteknya, persahabatan itu kita bedakan dengan pertemanan. Perbedaan yang paling
menonjol terletak pada intensitas keterlibatan emosi dan komitmen. Karena itu, terkadang tidak

cukup kita mengatakan "friend" untuk menyebut seorang sahabat, tetapi masih kita tambah
dengan kata sifat "close friend". Kalau mengacu ke teori hubungan antar pribadi menurut
Verderber & Verderber (Hanna Djumhana Bastaman, M.Psi, 1996) persahabatan itu mungkin
istilahnya adalah Deep Friendship. Berdasarkan skala intimasi dan komitmen yang muncul,
hubungan antar pribadi itu dikelompokkan menjadi seperti berikut ini:

1. Aquintance Relationship (perkenalan biasa)


2. Friendship Relationship (pertemanan karena kesamaan minat, sifat, dan kepentingan).
3. Role Relationship (hubungan berdasarkan peranan atau kepentingan)
4. Deep Friendship or Intimate Relationships (Hubungan yang sudah melibatkan emosi dan
komitmen)

Dari bukti-bukti di lapangan ditemukan bahwa persahabatan yang bagus itu punya banyak
manfaat. Salah satunya adalah bisa mencegah hipertensi (Reardom, Interpersonal
Communication: Where Minds Meet, 1987). Secara kesehatan dijelaskan bahwa hipertensi
adalah tekanan darah atau denyut jantung yang lebih tinggi dari yang normal karena ada
penyempitan pembuluh darah atau karena sebab lain. Bisa juga berguna untuk menurunkan dan
mengurangi potensi stress atau depresi. Misalnya saja Anda saat ini sedang belajar di lembaga
pendidikan yang menerapkan disiplin tegas. Namanya disiplin, pasti maksudnya baik. Cuma,
dalam eksekusi di lapangannya, pasti juga ada kemungkinan munculnya penyimpangan prosedur
oleh individu yang tak jarang menimbulkan tekanan, ketegangan, atau himpitan. Dengan
memiliki cantolan klub, forum, atau kelompok yang tingkat persahabatannya bagus, itu akan bisa
membuat kita lebih sabar dan terhibur.

Persahabatan atau pertemanan adalah istilah yang menggambarkan perilaku kerja sama dan
saling mendukung antara dua atau lebih entitas sosial. Dalam pengertian ini, istilah
"persahabatan" menggambarkan suatu hubungan yang melibatkan pengetahuan, penghargaan dan
afeksi. Sahabat akan menyambut kehadiran sesamanya dan menunjukkan kesetiaan satu sama
lain, seringkali hingga pada altruisme. selera mereka biasanya serupa dan mungkin saling
bertemu, dan mereka menikmati kegiatan-kegiatan yang mereka sukai. Mereka juga akan terlibat
dalam perilaku yang saling menolong, seperti tukar-menukar nasihat dan saling menolong dalam
kesulitan. Sahabat adalah orang yang memperlihatkan perilaku yang berbalasan dan reflektif.
Namun bagi banyak orang, persahabatan seringkali tidak lebih daripada kepercayaan bahwa
seseorang atau sesuatu tidak akan merugikan atau menyakiti mereka.
Nilai yang terdapat dalam persahabatan seringkali apa yang dihasilkan ketika seorang sahabat
memperlihatkan secara konsisten:

 kecenderungan untuk menginginkan apa yang terbaik bagi satu sama lain.
 simpati dan empati.
 kejujuran, barangkali dalam keadaan-keadaan yang sulit bagi orang lain untuk
mengucapkan kebenaran.
 saling pengertian.

Seringkali ada anggapan bahwa sahabat sejati sanggup mengungkapkan perasaan-perasaan yang
terdalam, yang mungkin tidak dapat diungkapkan, kecuali dalam keadaan-keadaan yang sangat
sulit, ketika mereka datang untuk menolong. Dibandingkan dengan hubungan pribadi,
persahabatan dianggap lebih dekat daripada sekadar kenalan, meskipun dalam persahabatan atau
hubungan antar kenalan terdapat tingkat keintiman yang berbeda-beda. Bagi banyak orang,
persahabatan dan hubungan antar kenalan terdapat dalam kontinum yang sama.

Pada setiap kehidupan seseorang, pasti akan membutuhkan teman yang bisa berbagi disaat susah
maupun senang. Sahabat memang memiliki peran yang bisa membuat hidup menjadi lebih
berwarna. Tetapi kehadiran sahabat bukanlah untuk menggantikan posisi pasangan atau kekasih
anda. Saat anda memiliki teman yang baik, bukan hadiah atau bingkisan atau kado yang mereka
inginkan. Tetapi perhatian dan kesabaran yang mereka butuhkan. Terkadang sahabat juga butuh
didengarkan, baik itu senang maupun dalam duka. Jadi apabila anda memiliki sahabat, maka
persiapkan waktu dan kesabaran yang cukup untuk mendengarkan segala masalah serta keluh
kesah yang mereka rasakan.
Sahabat akan membantu memecahkan permasalahan yang sedang anda hadapi. Atau mungkin
hanya sekedar membicarakan masalah pekerjaan atau kehidupan yang terjadi di sekitar anda.
Begitu pula dengan sang sahabat, mereka juga ingin anda melakukan hal yang sama. Membagi
cerita-cerita yang lucu juga bisa membuat kedekatan anda dengan sang sahabat.

Bagaimanakah ciri-ciri sahabat yang baik? Seorang bijak pandai berpesan kepada anak lelakinya:
“Wahai anakku, sekiranya engkau berasa perlu untuk bersahabat dengan seseorang, maka
hendaklah engkau memilih orang yang sifatnya seperti berikut:

Ø Jika engkau berbakti kepadanya, dia akan melindungi kamu;

Ø Jika engkau rapatkan persahabatan dengannya, dia akan membalas balik persahabatan kamu;

Ø Jika engkau memerlu pertolongan daripadanya, dia akan membantu kamu;

Ø Jika engkau menghulurkan sesuatu kebaikan kepadanya, dia akan menerimanya dengan baik;

Ø Jika dia mendapat sesuatu kebajikan (bantuan) daripada kamu, dia akan menghargai atau
menyebut kebaikan kamu;

Ø Jika dia melihat sesuatu yang tidak baik daripada kamu, dia akan menutupnya;
Ø Jika engkau meminta bantuan daripadanya, dia akan mengusahakannya;

Ø Jika engkau berdiam diri (kerana malu hendak meminta), dia akan menayakan kesusahan
kamu;

Ø Jika datang sesuatu bencana menimpa dirimu, dia akan meringankan kesusahan kamu;

Ø Jika engkau berkata kepadanya, nescaya dia akan membenarkan kamu;

Ø Jika engkau merancangkan sesuatu, nescaya dia akan membantu kamu;

Ø Jika kamu berdua berselisih faham, nescaya dia lebih senang mengalah untuk menjaga
kepentingan persahabatan.

Ø Dia membantumu menunaikan tanggungjawab serta melarang melakukan perkara buruk dan
maksiat

Ø Dia mendorongmu mencapai kejayaan didunia dan akhirat.

Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi
cobaan itu bahkan bertumbuh bersama karenanya...

Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti besi
menajamkan besi, demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya. Persahabatan diwarnai dengan
berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur-disakiti, diperhatikan-dikecewakan, didengar-
diabaikan, dibantu-ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan
kebencian. Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari
perselisihan, justru karena kasihnya
ia memberanikan diri menegur apa adanya.Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan
usaha pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan barulah
kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih dari orang lain,
tetapi justru ia beriinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.
Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya, karena tidak ada persahabatan
yang diawali dengan sikap egoistis. Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak
semua orang berhasil mendapatkannya. Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya
persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.
Beberapa hal seringkali menjadi penghancur persahabatan antara lain :

1. Ketidakterbukaan

2. Kehilangan kepercayaan

3. Perubahan perasaan antar lawan jenis

4. Ketidaksetiaan.
Nah, lalu kapan persahabatan akan terancam bubar? Masalah yang melatarbelakangi bubarnya
persahabatan itu pasti bermacam-macam. Menurut Duck (1985), biasanya fase-fase bubarnya
hubungan (disolusi) itu diawali dari proses di bawah ini:

· Ada problem yang kita jumpai (menurut versi kita) pada dia

· Kita membiarkan / tidak menunjukkan problem itu kepada orang yang kita anggap punya
masalah dengan kita

· Problem itu tetap muncul atau terus bertambah

· Perasaan negatif terus menggunung / mengakumulasi

· Kita kehilangan perspektif tentang orang itu.

Untuk persahabatan yang tengah kendor intimasinya karena ada perbedaan dan perubahan, hal-
hal yang bisa kita lakukan adalah:

Pertama, menjaga ritme dan frekuensi hubungan. Jangan terlalu sering atau jangan sama sekali
putus hubungan. Aturlah ritme dan frekuensinya. Kenapa? Jika Anda terlalu sering, padahal
status dan peranan sahabat Anda itu sudah tidak seperti dulu lagi, akan lain tafsirannya. Tapi jika
hubungan itu terputus sama sekali, ini juga tidak tepat.

Jika kebetulan nasib kita ternyata lebih di atas, akan lebih bagus kalau kita yang berinisiatif
memulai memelihara persahabatan itu. Kalau memungkinkan dan itu dibutuhkan, yang perlu kita
lakukan bukan semata 'say hello' atau sekedar bernostalgia, melainkan juga perlu merambah ke
gagasan-gagasan pemberdayaan, entah untuk sahabat kita yang lain atau untuk orang lain.

Kedua, hormati privasinya. Dengan peranan dan status yang sudah tidak seperti dulu lagi, tentu
sahabat kita ini memiliki aturan hidup yang baru, entah itu terkait dengan keluarganya atau
pekerjaannya. Agar persahabatan tetap terjaga, yang perlu kita lakukan adalah menghormati
privasinya. Bahkan juga tidak saja perlu menghormati dia semata, tetapi juga orang-orang
penting di sekitarnya, misalnya saja suami-istri, atasan-bawahan, dan lain-lain.

Apabila kita berada di posisi yang sebaliknya (orang yang dicari), yang perlu kita hindari adalah
curiga duluan kalau sahabat kita ini pasti membawa masalah atau mau minta bantuan, hanya
memberi nasehat dengan cara merendahkan, hanya memamerkan kekayaan (unjuk-diri), atau
memperlakukannya terlalu formal dan menunjukkan kesan terlalu menjaga wibawa.

Ketiga, hindari meminta bantuan dengan nada dan gaya menuntut (demanding) kecuali memang
ada suasana psikologis yang mendukung dan itu tidak melibatkan orang lain selain sahabat Anda.
Lebih-lebih, karena tuntutan kita tak terpenuhi, kita kemudian menyebarkan gosip tak sedap,
misalnya sahabat kita ini sekarang orangnya sudah lain, makin sombong, angkuh, tak peduli, dan
lain-lain. Akan lebih sip kalau kita menempuh cara-cara profesional yang tetap mengedepankan
etika dan strategi. Bila kita berada di posisi sebaliknya, hindari mengeluarkan pernyataan
semacam tidak bisa, itu sulit, atau itu tidak mungkin dan semisalnya dengan nada untuk menutup
berbagai kemungkinan. Kalau kita tidak bisa membantu langsung, kita bisa membantu secara
tidak langsung. Kalau kita tidak bisa membantu keinginannya, kita bisa membantu
kebutuhannya. Intinya, munculkan semangat untuk membantu. Itu semua bisa kita lakukan
ketika persahabatan kita dulu adalah persahabatan di alam hal-hal yang positif. Untuk
persahabatan yang negatif, tinggalkanlah dengan cara yang baik. Misalnya dulu kita punya geng
yang suka narkoba. Karena kita sudah tobat, kita perlu memutus hubungan dengan sahabat-
sahabat yang masih terlibat. Tujuannya adalah agar kita tidak terlibat lagi.

Adapun untuk kita yang masih dalam tahap sedang asyik-asyiknya menjalani hidup dengan
persahabatan, beberapa hal yang perlu kita ingat adalah:

1. Nikmatilah persahabatan yang ada tetapi jangan sampai menghilangkan diri Anda.
Jadikan persahabatan saat ini sebagai lahan untuk aktualisasi-diri dengan bertukar
pengalaman, pengetahuan, informasi, berbagi perasaan, dan lain-lain. Termasuk juga
jangan sampai persahabatan ini merenggangkan hubungan dengan orang-orang inti:
orangtua dan keluarga. Anda tetap bisa bersahabat tanpa harus memunculkan ketegangan
dengan orangtua atau keluarga
2. Inisiatifkan untuk memunculkan gagasan-gagasan positif, entah itu yang berkaitan
dengan akademik atau non-akademik. Sebagai acuan, buatlah learning group (kajian
akademik, dst), problem solving group (bantuan sosial, dst), atau growth group
(pengasahan bakat, dst). Ini sangat bermanfaat bagi kemajuan Anda di masa mendatang.
3. Jagalah jangan sampai punya kepentingan yang bertabrakan dengan kepentingan sahabat.
Bila itu terjadi, buatlah kesepakatan sefair mungkin dengan melibatkan sahabat lain.
4. Hormatilah dan jangan "memanfaatkan". Misalnya kita bersahabat dengan si anu karena
orangtuanya kaya, terpandang, atau ada agenda politis yang kita sembunyikan untuk
memanfaatkan sahabat kita. Bersahabatlah karena kecocokan jiwa.
5. Mendukung dan membantu. Banyak orang yang bisa membantu sahabatnya ketika
sedang kesusahan tetapi tidak bisa mendukung sahabatnya yang sedang meraih
kemajuan. Lawanlah iri dengki di dada dengan cara mendukung dan membantu.
6. Kembangkan perspektif yang fair. Biarpun itu sahabatmu, jangan sampai kehilangan
perspektif yang fair. Sebab, pasti ada yang positif dan pasti ada yang negatif. Temukan
positifnya sebanyak mungkin.
7. Biasakan saling memberi nasehat dengan cara yang bersahabat, bukan dengan cara
menilai, mengoreksi, lebih-lebih membicarakannya di belakang.

Dalah kehidupan sekarang, yang menjadi hal menarik adalah persahabatan antar lawan jenis.
Banyak orang yang menganggap bahwa persahabatan antar lawan jenis akan menyebabkan
perubahan pada perasaan masing-masing. Sering kali kita temui banyak orang memisahkan
persahabatan dan cinta karena mereka berpikir “kalau persahabatan sudah diselami dengan cinta,
pasti akan menjadi sulit.” Terutama bagi mereka yg menjalin persahabatan antara lelaki dan
wanita dan kadang kala cinta yang tanpa sengaja muncul biasa dijadikan kambing hitam dalam
rusaknya suatu persahabatan. Padahal pada kenyataanya, cinta yang tumbuh diantara
persahabatan adalah hal yang wajar. Sebagai manusia biasa, kita tidak bisa memungkiri adanya
cinta yang tumbuh diantara orang yang memiliki sahabat yang berlawanan jenis. Karena , cinta
bisa tumbuh karena kedekatan, saling perhatian, pengertian, dan lainnya. Persahabatan tidak
mungkin bertahan tanpa adanya rasa cinta satu sama lain, cinta yang memang benar-benar untuk
persahabatan. Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang
mementingkan diri sendiri. Tetapi, indahnya persahabatan jauh lebih indah dari cinta. Namun
adakalanya, seseorang lebih mengagungkan cinta daripada persahabatan. Sahabat selalu ada
disaat kita butuh, disaat apapun keadaan kita. Sahabat selalu ada buat kita sedangkan cinta lebih
sering menyakitkan daripada membahagiakan.

You might also like