Professional Documents
Culture Documents
discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/275032111
CITATION READS
1 2,438
4 authors, including:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
The Comparison of Media on The Microalgae Nannochloropsis sp. Culture View project
All content following this page was uploaded by Ida Bagus Wayan Gunam on 16 April 2015.
Ida Bagus Wayan Gunam, Ni Made Wartini, Anak Agung Made Dewi Anggreni
dan Pande Made Suparyana
Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Denpasar, Bali
Telp. (0361) 222006, E-mail: ibwgunam@yahoo.com
ABSTRAK
Selulosa merupakan sumber daya terbarukan yang paling banyak, dan telah mendapat banyak perhatian sebagai
sumber energi potensial dan karbon untuk memproduksi produk yang bermanfaat seperti glukosa, etanol dan bahan
bakar. Kemungkinan mengkonversi selulosa ampas tebu secara enzimatis menjadi glukosa, setelah mengendurkan
struktur kimia yang kompleks menjadi struktur primer dengan menggunakan sodium hidroksida telah dipelajari.
Ampas tebu direndam dalam sodium hidroksida 6% selama 12 jam pada suhu kamar. Perlakuan ini dapat melong-
garkan beberapa struktur berkas selulosa ditunjukkan dengan terlepasnya lignin dan hemiselulosa, masing-masing
sampai 32,11 dan 42,87%, dan nilai retensi air yang tinggi 15,90 (b/b). Dalam kondisi ini, ampas tebu terdelignifikasi
dapat disakarifikasi oleh enzim selulase kasar dari Aspergillus niger. Sakarifikasi secara enzimatis 2 g ampas tebu
terdelignifikasi pada suhu 50oC pH 4,8 selama 120 jam menghasilkan gula reduksi sebanyak 54.47 mg/100 ml.
Kata Kunci: Ampas tebu, Delignifikasi, Natrium hidroksida, Selulase, Aspergillus niger, Sakarifikasi
ABSTRACT
Cellulose, the most abundant renewable resource, has received much attention as potential energy and carbon
source for the production of useful products such as glucose, ethanol and fuels. The possibility of converting cellulose
in bagasse enzymatically into glucose, after being loosened its complex structure chemically into primary one by
using sodium hydroxide was studied. Bagasse was soaked in 6% sodium hydroxide for 12 hours at room temperature.
This treatment resulted in loosening some cellulose bundle structure shown by release of lignin and hemicelluloses
up to 32.11 and 42.87%, respectively and high water retention value of 15.90 (w/w). In this condition the delignified
bagasse could be saccharified by crude cellulase enzym from Aspergillus niger. Saccharification enzimatically of 2
g delignified bagasse at 50oC pH 4,8 during 120 hours produced reducing sugar of 54.47 mg/100 ml.
Keywords: Bagasse, Delignification, Sodium hydroxide, Crude cellulase enzym, Aspergillus niger, Saccharification
Off print request to: Ida Bagus Wayan Gunam, Ni Made Wartini, Anak Agung Made Dewi Anggreni dan Pande Made Suparyana
24
Delignifikasi Ampas Tebu dengan ... | Ida Bagus Wayan Gunam, dkk.
Bioetanol dapat diproduksi dari bahan Hidrolisis secara enzimatis memiliki beberapa
yang mengandung gula, bahan berpati, dan ba- keuntungan jika dibandingkan dengan hidrolisis
han berselulosa. Konversi gula-gula sederhana asam, antara lain: tidak terjadi degradasi gula
menjadi etanol cukup mudah, sedangkan untuk hasil hidrolisis, kondisi proses yang lebih lunak
bahan berpati dan berselulosa lebih sulit. Namun, (suhu rendah, pH netral), berpotensi memberikan
khususnya limbah lignoselulosa tersedia sangat hasil yang tinggi, dan biaya pemeliharaan
melimpah, mudah didapat, murah, tidak dapat peralatan relatif rendah karena tidak ada bahan
dimakan dan belum dimanfaatkan secara optimal, yang korosif. [10,11] Di sisi lain, harga enzim saat
potensial untuk digunakan sebagai bahan baku ini mahal, untuk itu digunakan enzim kasar
produksi energi terbarukan di masa mendatang. dari Aspergillus niger untuk menurunkan biaya
Ampas tebu merupakan hasil samping dan meningkatkan efisiensi sakarifikasi. Enzim
dari proses ekstraksi tebu. Hasil penelitian tersebut digunakan sebagai biokatalis reaksi
pendahuluan menunjukkan bahwa ampas tebu sakarifikasi selulosa menjadi gula pereduksi.
merupakan bahan baku pembuatan bioetanol Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan
terbaik dibandingkan dengan jerami padi, jerami penelitian untuk mendapatkan perlakuan deligni-
jagung, dan serbuk gergaji kayu.[4,5] fikasi selulosa ampas tebu yang terbaik sehingga
Biomassa lignoselulosa, seperti residu dapat digunakan dalam proses sakarifikasi
pertanian, limbah kehutanan, kertas bekas, dan enzimatis menggunakan enzim selulase kasar
tanaman energi, telah lama diakui sebagai sumber dari kapang Aspergillus niger.
gula yang potensial dan berkelanjutan untuk bi-
otransformasi ke biofuel dan nilai tambah produk-
produk berbasis-bio.[1,6] Biomassa lignoselulosa BAHAN DAN METODE
sangat sulit untuk dibiotransformasi, baik dengan Strain, kultur media, dan bahan kimia
mikroba maupun enzim. Hal ini yang membatasi
Strain mikroba yang digunakan adalah kapang
penggunaannya dan menghambat konversinya
Aspergillus niger FNU 6018 diperoleh dari
menjadi produk bernilai tambah.[1] Pada limbah
Laboratorium Mikrobiologi PAU Pangan dan
lignoselulosa terdapat lignin yang berperan
Gizi, UGM. Media untuk pemeliharaan dan
sebagai pelindung selulosa terhadap serangan
peremajaan kultur yang digunakan adalah media
enzim pemecah selulosa. Komposisi kimia dan
Potato Dectrose Agar (PDA). Bahan baku berupa
struktur yang demikian membuat bahan yang
ampas tebu diambil dari Pabrik Gula Candi Baru
mengandung selulosa bersifat kuat dan keras,
Sidoarjo, Jatim. Bahan kimia yang digunakan,
sedangkan adanya ikatan hidrogen menyebabkan
yaitu NaOH, H2SO4, aquades, NaH2PO4, CaCl2,
selulosa tidak larut dalam air.[7, 8]
KH2PO4, MgCl2, Urea, Dinitrosalicylic Acid
Lignoselulosa perlu diberi perlakuan delig- (DNS), glukosa, asam sitrat, Na-sitrat, dan buffer
nifikasi untuk mengurangi atau menghilangkan sitrat.
hambatan-hambatan tersebut. Perlakuan pen-
dahuluan pada lignoselulosa dapat dilakukan
secara fisikawi, kimiawi, dan biologis. Perlakuan
Proses delignifikasi
pendahuluan secara kimiawi yang dapat dilaku- Proses delignifikasi dilakukan sebagai berikut:
kan adalah perlakuan dengan asam, alkali, dan serbuk ampas tebu direndam sebanyak 30 g da-
reagen pelarut selulosa. Perlakuan delignifikasi lam larutan NaOH pada konsentrasi larutan 0, 2,
yang digunakan dalam penelitian ini berupa 4 dan 6% pada gelas beker dengan perbandingan
perlakuan kimiawi menggunakan NaOH dengan 1:15 (serbuk ampas tebu: larutan NaOH) selama
pengaturan konsentrasi dan lama perendaman 0, 4, 8, 12, dan 24 jam pada suhu kamar. Pada
substrat. NaOH dipilih karena larutan ini cukup delignifikasi serbuk ampas tebu untuk substrat
efektif dalam meningkatkan hasil hidrolisis, dan sakarifikasi dilakukan pada suhu kamar, tetapi
relatif lebih murah dibandingkan dengan reagen untuk delignifikasi substrat dalam pembuatan
kimia lainnya.[5,9] enzim selulase kasar dilakukan pada suhu
25
Jurnal Teknologi Indonesia, Volume 34, Edisi Khusus 2011
121oC. Perlakuan delignifikasi serbuk ampas Pemanenan enzim kasar dilakukan pada akhir
tebu untuk substrat sakarifikasi mengggunakan fermentasi. Enzim kasar dalam erlenmeyer diaduk
suhu kamar bertujuan untuk mengurangi biaya. dan dikocok, lalu disaring dengan kertas saring.
Kemudian dilakukan pencucian sampai netral dan Filtrat yang sudah dipisahkan dari substratnya
pengeringan pada oven (Cole Parmer) suhu 105oC merupakan enzim kasar yang siap digunakan
sampai kering. Serbuk ampas tebu terdelignifikasi pada proses sakarifikasi. Sebelum digunakan,
dianalisis sifat fisikokimianya untuk menentukan enzim selulase kasar tersebut diuji aktivitasnya
perlakuan terbaik yang akan digunakan pada terlebih dahulu.
proses sakarifikasi. Perlakuan delignifikasi ter-
baik adalah perlakuan yang menghasilkan produk Proses sakarifikasi dengan selulase kasar
dengan kadar selulosa dan nilai retensi air yang dari A. niger
tertinggi, serta kadar lignin yang terendah.
Serbuk ampas tebu terdelignifikasi terbaik ditim-
bang sebanyak 2 g untuk disakarifikasi dengan
Penyiapan kultur kerja A. niger
enzim selulase kasar dari kapang tersebut. Sebelum
Kultur kerja dipersiapkan dengan menginoku- disakarifikasi substrat diberi buffer sitrat 0,05
lasikan kapang A. niger yang telah diremajakan M pH 4,8 sebanyak 100 ml dan ditambahkan
(dari kultur stok) ke dalam media agar miring akuades sampai volumenya menjadi 200 ml.
yang telah dipersiapkan sebelumnya. Spora Kemudian pH-nya diatur menjadi 4,8 dengan cara
biakan murni A. níger ditumbuhkan dengan cara menambahkan Na-Sitrat 0,1M. Sampel tersebut
menggores pada permukaan media (1 ose per diberi larutan enzim selulase kasar sebanyak
tabung). Biakan murni tersebut diinkubasi pada 15 FPU/g substrat dan segera diinkubasikan
25–27oC selama tujuh hari. pada waterbath shaker bersuhu 50oC selama
120 jam. Kemudian sampel diambil pada akhir
Produksi enzim selulase sakarifikasi, hasil sakarifikasi ini disaring dan
supernatan dipindahkan ke dalam wadah khusus.
Sebanyak 10 ml aquades steril dituangkan Supernatan selanjutnya dianalisis kadar gula
masing-masing ke dalam biakan A. niger reduksinya (glukosa).
dalam agar miring, kemudian dikocok agar
spora terlepas ke dalam fase cair. Sebanyak
2 g serbuk ampas tebu dimasukkan ke dalam Analisis
erlenmeyer 100 ml dan ditambahkan larutan Bahan baku berupa serbuk ampas tebu sebelum
nutrien dan mineral dengan perbandingan 1:1 dan sesudah perlakuan delignifikasi dilakukan
terhadap substrat. Larutan nutrient dan mineral analisis: kadar selulosa, hemiselulosa, lignin,[7,12]
ini mengandung NaH2PO4 4,7%, CaCl 2 0,1%, dan nilai retensi air.[13] Pada produksi enzim selu-
KH2PO4 1,02%, MgCl2 0,02% dan urea 0,3%. lase kasar dari A. niger, kultur filtratnya dilakukan
Media yang telah berisi larutan nutrien dan uji aktivitas filter paperase.[14] Setelah sakarifikasi
mineral diatur pH-nya dengan menambahkan substrat ampas tebu secara enzimatis, dilakukan
HCl 5 N sehingga menjadi pH awal 6, selanjutnya analisis kadar gula reduksi equivalen glukosa
disterilisasi pada 121oC selama 15 menit dalam menggunakan metode Nelson-Somogyi.[15]
autoclave (Cole Parmer). Penelitian ini merupakan percobaan pola
Suspensi spora dibuat dari A. niger yang fak torial dengan menggunakan Rancangan
berumur tujuh hari, ditambahkan ke dalam Acak Kelompok (RAK), yang dikelompokkan
medium fermentasi pada konsentrasi 10% dan berdasarkan waktu pelaksanaannya. Data yang
diaduk secara aseptis di atas rotary shaker diperoleh kemudian dianalisis dengan sidik
(Gfl), selanjutnya dilakukan fermentasi selama ragam (Anova) dan apabila terdapat pengaruh
sembilan hari. perlakuan yang nyata maka dilanjutkan dengan
uji Duncan.
26
Delignifikasi Ampas Tebu dengan ... | Ida Bagus Wayan Gunam, dkk.
27
Jurnal Teknologi Indonesia, Volume 34, Edisi Khusus 2011
Tabel 2. Nilai rata-rata NRA serbuk ampas tebu ter- Kadar komponen serbuk ampas tebu
delignifikasi terdelignifikasi
Lama Konsentrasi NaOH (%) Kadar komponen serbuk ampas tebu terdeli-
Perendaman gnifikasi meliputi: selulosa, lignin, dan hemise-
(jam) 0 2 4 6
lulosa. Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai rata-
4 8,06 g 12,48 f 13,27 de 14,62 c
rata selulosa serbuk ampas tebu terdelignifikasi
8 8,25 g 12,53 f 13,72 d 15,38 b
dengan perlakuan perendaman pada konsentrasi
12 8,33 g 12,64 f 14,29 c 15,90 ab
NaOH 4% selama delapan jam tidak berbeda
24 8,32 g 12,84 ef 14,45 c 16,24 a
dengan perlakuan perendaman pada konsentrasi
Keterangan: huruf sama di belakang nilai rata-rata menun- NaOH 4% selama 12 dan 24 jam. Pada kondisi
jukkan perbedaan tidak nyata (P>0,05)
tersebut, juga tidak berbeda dengan perlakuan
perendaman pada konsentrasi NaOH 6% selama
Data pada Tabel 2 terlihat bahwa NRA 4, 8, 12, dan 24 jam. Nilai rata-rata kadar selulosa
semakin meningkat dengan meningkatnya serbuk ampas tebu terdelignifikasi dapat dilihat
konsentrasi dan lama perendaman dengan larutan pada Tabel 3.
NaOH. Nilai rata-rata NRA serbuk ampas tebu
terdelignifikasi dengan perlakuan perendaman
Tabel 3. Nilai rata-rata kadar selulosa serbuk ampas
pada konsentrasi NaOH 6% selama 24 jam tidak tebu terdelignifikasi
berbeda dengan perlakuan perendaman pada
konsentrasi NaOH 6% selama 12 jam. Lama Konsentrasi NaOH (%)
Perendaman
Larutan NaOH dapat meningkatkan penggem- (jam) 0 2 4 6
bungan dan menurunkan derajat kristalinitas 4 43,00 f 67,83 bc 64,08 de 69,41 a
selulosa pada tingkat tertentu, karena NaOH 8 42,90 f 60,45 e 69,34 ab 70,20 a
dapat memutuskan ikatan hidrogen terutama 12 42,67 f 66,38 cd 72,31 a 72,49 a
ikatan inter-molekul selulosa. Putusnya ikatan 24 42,91 f 68,46 b 72,64 a 72,21 a
hidrogen terutama ikatan inter-molekul selulosa Keterangan: huruf sama di belakang nilai rata-rata menun-
menyebabkan air yang diserap lebih banyak jukkan perbedaan tidak nyata (P>0,05)
sehingga NRA meningkat. Nilai retensi air yang
tinggi menunjukkan bahwa penyerapan air lebih Nilai rata-rata kadar hemiselulosa serbuk
banyak, hal ini berarti akan dapat meningkatkan ampas tebu setelah proses delignifikasi dapat
penyerapan enzim selulase ke dalam substrat dilihat pada Tabel 4. Sementara itu, nilai rata-rata
selulosa.[7] Disamping itu, enzim selulase sendiri kadar lignin disajikan pada Tabel 5 dan untuk
sangat membutuhkan air dalam menghidrolisis lebih jelasnya perubahan nilai rata-rata kadar
selulosa menjadi gula-gula sederhana. Kondisi lignin serbuk ampas tebu terdelignifikasi dapat
ini akan dapat membantu meningkatkan hasil dilihat juga dalam bentuk grafik (Gambar 1).
sakarifikasi selulosa tersebut.
28
Delignifikasi Ampas Tebu dengan ... | Ida Bagus Wayan Gunam, dkk.
20
Konsentrasi
NaOH
16
0%
2%
Kadar Lignin (%)
12 4%
6%
8
0
0 5 10 15 20 25 30
Lama Perendaman (jam)
Gambar 1. Kadar lignin ampas tebu terdelignifikasi pada perlakuan konsentrasi
NaOH dan lama perendaman yang berbeda
Besarnya kehilangan hemiselulosa dan cabang serta terjadi asetilasi gugus substituen
lignin mengakibatkan persentase selulosa serbuk pada hemiselulosa, sedangkan ikatan glikosidik
ampas tebu yang diberi perlakuan delignifikasi intra-molekul hemiselulosa sulit dihidrolisis.
menjadi meningkat dari 40,59% pada bahan baku NaOH mampu menghilangkan sebagian lignin
menjadi 42,67–72,64% (data tidak diperlihatkan). dan hemiselulosa yang melindungi molekul
Semakin tinggi konsentrasi dan lama perendaman selulosa serbuk ampas tebu, sekaligus mampu
dengan NaOH maka semakin tinggi kadar memutuskan ikatan hidrogen terutama ikatan inter
selulosa, sedangkan hemiselulosa, dan lignin molekul selulosa sehingga selulosa berada dalam
semakin rendah (Tabel 3, 4 dan 5). Perlakuan keadaan tidak terikat. Keadaan ini menyebabkan
ini dapat melonggarkan struktur berkas selulosa selulosa menjadi longgar baik terhadap ikatan
yang ditunjukkan dengan terlepasnya lignin dan dengan komponen non-selulosa maupun pada
hemiselulosa, masing-masing sampai 32,11% selulosanya sendiri sehingga enzim selulase
dan 42,87%, dan nilai retensi air yang tinggi dapat lebih mudah kontak dengan selulosa yang
15,90 (b/b). Molekul hemiselulosa yang larut akhirnya hidrolisis selulosa menjadi gula-gula
dalam alkali adalah rantai pendek dan rantai sederhana dapat berjalan lebih sempurna.[18]
29
Jurnal Teknologi Indonesia, Volume 34, Edisi Khusus 2011
Pengaruh alkali terhadap penghilangan lignin rendah karena tidak ada bahan yang korosif.[10,11]
terutama disebabkan oleh labilnya ikatan ester Enzim selulase yang digunakan dalam proses
antara selulosa dan kompleks lignin. Lignin sakarifikasi pada penelitian ini, yaitu enzim kasar
yang terlepas kemudian berikatan dengan alkali yang diproduksi dari proses fermentasi kapang
membentuk kompleks lignin-alkali yang larut Aspergillus niger. Enzim selulase kasar dari
dalam.[20] Penghilangan lignin pada lignoselulosa kapang Aspergillus niger yang dihasilkan memiliki
yang kadar ligninnya sama, tetapi sumbernya aktivitas filter paperase sebesar 0,747 FPU/ml.
berbeda membutuhkan kepekatan larutan NaOH Penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa
yang berbeda. Sebaliknya, jenis lignoselulosa laju peningkatan gula reduksi semakin berkurang
yang sama, tetapi kadar ligninnya yang berbeda dengan meningkatnya waktu sakarifikasi,
membutuhkan kepekatan larutan NaOH yang terutama setelah 120 jam sakarifikasi. Dalam
berbeda pula. NaOH dapat memutus ikatan antara penelitian ini, tahap sakarifikasi dilakukan
selulosa dengan hemiselulosa dan lignin. Di pada suhu 50oC, pH 4,8 selama 120 jam, 120
samping itu, dapat pula memutus ikatan-ikatan rpm. Penambahan enzim selulase pada proses
yang ada pada masing-masing komponen, seperti sakarifikasi sebanyak 15 FPU/g substrat. Enzim
ikatan hidrogen dan ikatan kovalen. Hal ini terli- selulase yang ditambahkan dapat menghidrolisis
hat dari perubahan kadar senyawa tersebut yaitu fraksi serat terutama selulosa yang mempunyai
persentase selulosanya meningkat, sedangkan ikatan β-1,4 glikosida untuk menghasilkan
hemiselulosa dan ligninnya menurun.[18] glukosa. Peningkatan konsentrasi gula pereduksi
Penentuan kondisi perlakuan yang optimal dapat disebabkan oleh serangan selulase secara
dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh sinergis antara endoglukanase, selobiohidrolase,
perlakuan kimiawi yang paling optimal dengan dan β-glukosidase. Pada tahap awal endogluka-
menggunakan NaOH untuk delignifikasi sebelum nase menghidrolisis ikatan β-1,4 secara acak dan
proses sakarifikasi. Dalam menentukan perlakuan bekerja pada bagian amorf dari serat selulosa.
yang paling optimal dibandingkan nilai analisis Selanjutnya, selobiohidrolase menghidrolisis
selulosa, nilai retensi air dan lignin menggunakan ujung rantai selulosa menghasilkan selobiosa, di
hasil uji Duncan. Bila dibandingkan nilai mana selobiosa ini dihidrolisis oleh β-glukosidase
analisis tersebut dapat dilihat perlakuan dengan menjadi glukosa.[19] Hasil sakarifikasi enzimatis
konsentrasi NaOH 6% dan waktu perendaman menggunakan 2 g serbuk ampas tebu terdeligni-
12 jam memberikan kondisi yang paling optimal fikasi terbaik memiliki kadar gula reduksi
(data tidak diperlihatkan). sebesar 54,47 mg/100 ml. Grafik kadar gula
reduksi sakarifikasi enzimatis serbuk ampas
Proses sakarifikasi tebu terdelignifikasi terbaik dapat dilihat pada
Gambar 2.
Sakarifikasi secara enzimatis dalam penelitian
ini bertujuan untuk menghasilkan glukosa
yang nantinya dapat digunakan dalam proses 60
40
polimer bahan menjadi unit-unit monomer yang
30
lebih sederhana. Pemutusan rantai polimer
tersebut dapat dilakukan secara kimiawi (asam) 20
asam, antara lain: tidak terjadi degradasi gula 0 20 40 60 80 100 120 140
hasil hidrolisis, kondisi proses yang lebih lunak Waktu Inkubasi (jam)
(suhu rendah), berpotensi memberikan hasil yang Gambar 2. Grafik kadar gula reduksi hasil sakarifikasi en-
tinggi, dan biaya pemeliharaan peralatan relatif zimatis selulosa ampas tebu terdelignifikasi terbaik
30
Delignifikasi Ampas Tebu dengan ... | Ida Bagus Wayan Gunam, dkk.
31
Jurnal Teknologi Indonesia, Volume 34, Edisi Khusus 2011
[19] Arnata I W. (2009). Pengembangan Alternatif [20] Dale B. E. and Moreira M. J. A. (1982). freeze-
Teknologi Bioproses Pembuatan Bioetanol explosion technique for increasing cellulose
dari Ubi Kayu Menggunakan Trichordema hydrolysis. Biotechnol. Bioeng. Symp. Ser., 12:
viride, Aspergillus niger dan Saccharomyces 31–43.
cerevisiae. Tesis Master. Bogor: Program Studi
Teknologi Industri Pertanian, Program Pasca
Sarjana, Institut Pertanian Bogor.
32