Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Ekonomi
Pembangunan FE-Unhalu
POTENSI EKONOMI
WILAYAH PESISIR KABUPATEN WAKATOBI 1)
ABSTRAK
I. PENDAHULUAN
1)Jurnal
HasilEkonomi
Penelitian Pembangunan Volume XVI Tahun 8, Desember 2015 34
2) Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo Kendari
3) Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo Kendari
Dalam pengelolaan sumberdaya tersebut, Pemerintah Kabupaten
Wakatobi mengacu pada program pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara sesuai
kerangka umum menuju Sultra Raya 2020 yakni mewujudkan masyarakat
Sulawesi Tenggara yang sejahtera, adil dan merata, aman dan demokratis serta
maju dan berkembang secara berkelanjutan pada era transparansi global dalam
rangka mendukung pengembangan kebudayaan dan peradaban bangsa dan
negara kesatuan Republik Indonesia.
Sebagaimana dengan paradigma perencanaan dan pembangunan saat ini
dimana pemerintah lebih berperan sebagai mediator dan fasilitator, maka peran
serta masyarakatnya lebih dikedepankan, sehingga pemerintah Kabupaten
Wakatobi pada prinsipnya akan menerapkan berbagai pendekatan pembangunan
yang lebih berorientasi pada pemberdayaan masyarakat melalui partisipasi yang
terfasilitasi. Proses-proses perencanaan dengan pendekatan politik dan
teknokratik dengan proses top-down dan bottom-up, akan dilakukan dengan
penyesuaian karakteristik masyarakat dan lingkungan di Kabupaten Wakatobi.
Hal ini dilakukan karena kondisi sumberdaya manusia baik masyarakat maupun
aparatur masih terbatas, sementara itu sumberdaya lingkungan Kabupaten
Wakatobi sangat didominasi oleh karakteristik pulau-pulau kecil, sehingga dapat
dikatakan bahwa, potensi ekonomi di daerah ini didominasi oleh potensial
ekonomi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
Adapun potensi wilayah pesisir yang dimaksud diantaranya adalah
sumber daya kelautan dan perikanan, sumber daya alam pantai dan sumberdaya
bahari yang mempesona. Secara keseluruhan potensi ekonomi pariwisata
wilayah pesisir di wilayah ini, belum teridentifikasi dengan baik sehingga belum
dapat dipakai sebagai bahan perencanaan pembangunan daerah.
Dalam rangka itulah studi ini diperlukan dengan target teridentifikasinya
potensi ekonomi wilayah pesisir Kabupaten Wakatobi sebagai data base yang
sangat berharga bagi perencanaan pembangunan daerah. Di samping itu,
bagaimana mengembangkan potensi yang dimaksud, merupakan studi yang
masih relevan dan tak terpisahkan dengan target yang hendak dicapai.
A. Gambaran Umum
Kabupaten wakatobi terletak di kepulauan jazirah tenggara pulau
Sulawesi yang secara geografis terletak di bagian selatan khatulistiwa, di antara
5o – 6,25o LS, sepanjang kurang lebih 160 km, dan membentang dari barat ke
timur diantara 123,34o – 124,64o BT atau sepanjang kurang lebih 120 km.
Kabupaten ini berbatasan dengan pulau Buton dan Muna di sebelah
utara, dengan laut flores di sebelah selatan dan dengan laut banda di sebelah
timur. Kabupaten ini mempunyai luas wilayah sekitar 823 km2 dengan 70%
adalah laut dan 30% adalah daratan. Sesuai dengan struktur pemerintahan
kabupaten ini terdiri atas tujuh wilayah kecamatan. Adapun kecamatan yang
paling luas adalah Kecamatan Wangi-Wangi yaitu kurang lebih 241,52 km2
sedangkan kecamatan yang paling sempit adalah Kecamatan Kaledupa Selatan
dan Kecamatan Tomia Timur.
Kabupaten Wakatobi dimekarkan dari kabupaten induknya pada tahun
2003 dengan 4 Kecamatan dan 60 desa atau kelurahan dari semua desa ada 10
desa adalah (15,63%) desa swasembada dan 16 desa (25,00%) adalah desa
swakarya. Sementara 18 desa lainnya (59,98%) adalah desa swadaya.
Berdasarkan hasil sensus tahun 2000 Kabupaten Wakatobi memiliki penduduk
87.793 jika yang terdiri atas laki-laki 42.620 jiwa dan perempuan 45.173 jiwa
sejak tahun 2003 jumlah penduduk se wilayah Wakataboi telah mencapai
91,497% jiwa, yang terdiri atas laki-laki 44.843 jiwa dan perempuan 46.654 jiwa
dalam jangka waktu 3 tahun penduduk di wilayah mengelami hambatan 1,42%
per tahun. Secara historis penduduk wakatobi adalah pelaut-pelaut ulung,
mereka mengarungi bukan hanya Samudera Nusantara tetapi juga Samudera Cina
Selatan, Samudera Pasifik, Samudera Hindia dan Selat Malaka. Karena itu
mereka pada umumnya bermata pencaharian di laut baik sebagai nelayan maupun
sebagai pelayar atau pedagang antar pulau. Maka sumber daya wilayah pesisir
dan kelautan adalah bahagian yang tak terpisahkan dengan kehidupan penduduk.
Dengan demikian, potensi wilayah yang paling dominan adalah potensi
wilayah pesisir, baik hasil laut dan perikanan, maupun wisata bahari. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa di beberapa tempat di wilayah ini terdapat
terumbu karang yang terindah di dunia, yang terdiri atas 75% species, karena itu
sejak tahun 1999 di wilayah ini telah hadir investor asing yang mengelola salah
satu objek wisaya baharinya dengan menarik ribuan wisata asing setiap tahunnya,
wilayah tersebut masing-masing di pulau Kaledupa dan objek wisata pantai Hoga
B. Potensi Ekonomi
1. Kecamatan Wangi-Wangi
Adapun potensi ekonomi wilayah pesisir di daerah ini adalah
sebagai berikut:
a. Sektor/sub sektor perkebunan adalah kelapa dalam.
b. Sektor/sub sektor peternakan adalah ayam kampung, itik manila dan
kambing, ayam potong.
c. Sektor perikanan dan kelautan adalah ikan tuna, cakalang, kerapu,
rumput laut dan sunu.
d. Sektor industri dan perdagangan adalah mebuler ikan dan cakalang.
e. Sektor pariwisata, objek wisata seperti panorama pantai, sedangkan seni
budaya adalah tari lengko dan honari.
f. Sub sektor angkutan masing-masing angkutan laut yang didukung oleh
angkutan darat mikrolet dan truk.
g. Sektor jasa, yaitu telkom, rumah makan, bengkel, penginapan dan hotel.
3. Kecamatan Kaledupa
Potensi atau kekuatan ekonomi di kecamatan kaledupa masih terletak
pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, industri,
perdagangan, pariwisata. Sedangkan jasa-jasa lainnya baru merupakan
faktor penunjang dalam arti bahwa sektor ini belum mempunyai bidang
usaha tersendiri. Adapun sektor, sub-sektor ekonomi unggulan di
kecamatan Kaledupa dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Sektor/sub sektor perkebunan adalah kelapa dalam
b. Sektor/sub sektor peternakan adalah ayam kampung dan kambing.
c. Sektor perikanan adalah teripang, kakap, gurita dan cumi-cumi.
d. Sektor industri adalah bingkai pintu, rotan dan kayu gergaji olahan.
e. Sektor perdagangan: kopra, gurita, ayam kampung, cakalang dan jambu
mete.
f. Sektor/sub sektor pariwisata adalah tarian Lariangi, Hoga Wisata dan
tarian Kenta-kenta.
g. Sektor/ sub sektor angkutan darat
h. Sektor/ sub sektor jasa-jasa adalah jasa pendidikan, penumpang
angkutan, komunikasi/wartel dan jasa salon/kecantikan.
5. Kecamatan Tomia
Berdasarkan hasil penelitian bahwa potensi atau kekuatan ekonomi
di Kecamatan Tomia masih terletak pada sektor pertanian, perkebunan,
peternakan, perikanan, industri, perdagangan dan pariwisata sedangkan jasa
merupakan faktor penunjang dalam arti bahwa sektor ini belum mempunyai
7. Kecamatan Binongko
Potensi atau kekuatan ekonomi di Kecamatan Binongko masih
terletak pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, industri,
perdagangan dan pariwisata, sedangkan sektor/sub sektor jasa merupakan
faktor penunjang dalam arti bahwa sektor ini belum mempunyai bidang
usaha tersendiri. Adapun sektor/sub sektor ekonomi unggulan di Kecamatan
Binongko dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Tanaman perkebunan adalah kelapa dalam
C. Objek Wisata
Salah satu kekayaan terbesar yang sangat bernilai ekonomi di daerah ini
adalah potensi objek wisata di puncak, yang terdiri dari objek wisata bahari,
objek wisata sejarah, dan objek wisata sosial budaya. Hingga saat ini objek
wisata yang baru diolah adalah objek wisata bahari hoga (wilayah pesisir
Kaledupa), dan objek wisata bahari onemobaa (wilayah pesisir Tomia).
Adapun potensi objek wisata pesisir adalah sebagai berikut:
Tabel 4 Objek Wisata Sumber Mata Air di Belahan Batu Menurut Lokasinya
No. Kecamatan Nama Objek Wisata Lokasi
1. Wangi-Wangi Air dalam Batu Patuno
2. Wangi-Wangi Selatan - -
3. Kaledupa - -
4. Kaledupa Selatan - -
5. Tomia - -
6. Tomia Timur Air dalam Tebing Sepanjang Tebing
7. Binongko Air dalam Belahan Batu P. Morumaha
Sumber: Data primer (diolah)
IV. SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA