You are on page 1of 11

Volume XVI Tahun 8, Desember 2015 hal 34-44

Jurnal Ekonomi
Pembangunan FE-Unhalu

POTENSI EKONOMI
WILAYAH PESISIR KABUPATEN WAKATOBI 1)

La Tondi2) dan Ahmad 3)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi ekonomi di


kabupaten Wakatobi. Penelitian ini dilaksanakan di 7 kecamatan pesisir
Kabupaten Wakatobi Karena luasnya wilayah penelitian, dan besarnya jumlah
desa pantai maka penentuan lokasi sampel dilakukan sebnyak 3 desa pada
masing-masing kecamatan. Data yang digunakan merupakan data primer yaitu
data yang langsung diperoleh dari lapangan dengan menggunakan daftar
wawancara terpadu (guide interview). Wawancara responden kunci yang terdiri
atas: tokoh informal dan tokoh formal di masing-masing desa, serta Satuan
Kerja Perangkat Daerah terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Potensi
ekonomi yang paling dominan di Kabupaten Wakatobi adalah sektor pertanian
dalam arti luas, sektor perikanan dan kelautan terutama penangkapan ikan laut,
budidaya hasil laut dan budidaya perikanan. Adapun potensi wisata Wakatobi
yaitu pantai pasir putih, wisata gua, mata ait dan panorama laut. Potensi
wisata ini masih sangat asli sehingga perlu terus dijaga keasliannya

Kata Kunci: potensi, ekonomi, wisata

I. PENDAHULUAN

Kabupaten Wakatobi merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran


dari Kabupaten Buton yang ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 29
Tahun 2003. Kabupaten yang secara geografi terletak di bagian timur pulau
Buton ini, memiliki sumberdaya perikanan dan kelautan yang sangat potensial
dengan berbagai ciri yang alami. Potensi ini disadari sepenuhnya oleh
Pemerintah Kabupaten Wakatobi saat ini, untuk dikelola dengan sebaik-baiknya
dan secermat mungkin agar dapat menjadi keunggulan kompetitif dan komparatif
bagi pembangunan Kabupaten Wakatobi ke depan. Oleh karena itu diperlukan
data yang memadai berkaitan dengan potensi yang dimiliki sebagai landasan
pembangunan yang tepat menjadi penting agar mampu memberikan arah yang
jelas dalam pembangunan Kabupaten Wakatobi yang diharapkan bersama.

1)Jurnal
HasilEkonomi
Penelitian Pembangunan Volume XVI Tahun 8, Desember 2015 34
2) Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo Kendari
3) Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo Kendari
Dalam pengelolaan sumberdaya tersebut, Pemerintah Kabupaten
Wakatobi mengacu pada program pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara sesuai
kerangka umum menuju Sultra Raya 2020 yakni mewujudkan masyarakat
Sulawesi Tenggara yang sejahtera, adil dan merata, aman dan demokratis serta
maju dan berkembang secara berkelanjutan pada era transparansi global dalam
rangka mendukung pengembangan kebudayaan dan peradaban bangsa dan
negara kesatuan Republik Indonesia.
Sebagaimana dengan paradigma perencanaan dan pembangunan saat ini
dimana pemerintah lebih berperan sebagai mediator dan fasilitator, maka peran
serta masyarakatnya lebih dikedepankan, sehingga pemerintah Kabupaten
Wakatobi pada prinsipnya akan menerapkan berbagai pendekatan pembangunan
yang lebih berorientasi pada pemberdayaan masyarakat melalui partisipasi yang
terfasilitasi. Proses-proses perencanaan dengan pendekatan politik dan
teknokratik dengan proses top-down dan bottom-up, akan dilakukan dengan
penyesuaian karakteristik masyarakat dan lingkungan di Kabupaten Wakatobi.
Hal ini dilakukan karena kondisi sumberdaya manusia baik masyarakat maupun
aparatur masih terbatas, sementara itu sumberdaya lingkungan Kabupaten
Wakatobi sangat didominasi oleh karakteristik pulau-pulau kecil, sehingga dapat
dikatakan bahwa, potensi ekonomi di daerah ini didominasi oleh potensial
ekonomi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
Adapun potensi wilayah pesisir yang dimaksud diantaranya adalah
sumber daya kelautan dan perikanan, sumber daya alam pantai dan sumberdaya
bahari yang mempesona. Secara keseluruhan potensi ekonomi pariwisata
wilayah pesisir di wilayah ini, belum teridentifikasi dengan baik sehingga belum
dapat dipakai sebagai bahan perencanaan pembangunan daerah.
Dalam rangka itulah studi ini diperlukan dengan target teridentifikasinya
potensi ekonomi wilayah pesisir Kabupaten Wakatobi sebagai data base yang
sangat berharga bagi perencanaan pembangunan daerah. Di samping itu,
bagaimana mengembangkan potensi yang dimaksud, merupakan studi yang
masih relevan dan tak terpisahkan dengan target yang hendak dicapai.

II. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksnakan di wilayah pesisir Kabupaten Wakatobi pada 7


(tujuh) kecamatan. Karena luasnya wilayah penelitian, dan besarnya jumlah desa
pantai maka penentuan lokasi sampel dilakukan sebagai berikut:
1. Kecamatan Wangi-Wangi; 3 desa/kelurahan
2. Kecamatan Wangi-Wangi Selatan, 3 desa/kelurahan
3. Kecamatan Kaledupa; 3 desa/kelurahan
4. Kecamatan Kaledupa Selatan; 3 desa/kelurahan
5. Kecamatan Tomia; 3 desa/kelurahan
6. Kecamatan Tomia Timur; 3 desa/kelurahan
7. Kecamatan Binongko; 3 desa/kelurahan
Pada dasarnya data yang menjadi bahan analisis adalah data primer,
yaitu data yang langsung diperoleh dari lapangan dengan menggunakan daftar

Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume XVI Tahun 8, Desember 2015 35


wawancara terpadu (guide interview). Wawancara responden kunci yang terdiri
atas: tokoh informal dan tokoh formal di masing-masing desa, serta Satuan Kerja
Perangkat Daerah terkait. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini, maka metode analisis yang digunakan adalah bersifat deskriptif,
dengan peralatan statistik deskriptif dan tabulasi silang. Pendekatan antar
disiplin (inter discipline approach) adalah bagian yang tak terpisahkan dalam
analisis.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum
Kabupaten wakatobi terletak di kepulauan jazirah tenggara pulau
Sulawesi yang secara geografis terletak di bagian selatan khatulistiwa, di antara
5o – 6,25o LS, sepanjang kurang lebih 160 km, dan membentang dari barat ke
timur diantara 123,34o – 124,64o BT atau sepanjang kurang lebih 120 km.
Kabupaten ini berbatasan dengan pulau Buton dan Muna di sebelah
utara, dengan laut flores di sebelah selatan dan dengan laut banda di sebelah
timur. Kabupaten ini mempunyai luas wilayah sekitar 823 km2 dengan 70%
adalah laut dan 30% adalah daratan. Sesuai dengan struktur pemerintahan
kabupaten ini terdiri atas tujuh wilayah kecamatan. Adapun kecamatan yang
paling luas adalah Kecamatan Wangi-Wangi yaitu kurang lebih 241,52 km2
sedangkan kecamatan yang paling sempit adalah Kecamatan Kaledupa Selatan
dan Kecamatan Tomia Timur.
Kabupaten Wakatobi dimekarkan dari kabupaten induknya pada tahun
2003 dengan 4 Kecamatan dan 60 desa atau kelurahan dari semua desa ada 10
desa adalah (15,63%) desa swasembada dan 16 desa (25,00%) adalah desa
swakarya. Sementara 18 desa lainnya (59,98%) adalah desa swadaya.
Berdasarkan hasil sensus tahun 2000 Kabupaten Wakatobi memiliki penduduk
87.793 jika yang terdiri atas laki-laki 42.620 jiwa dan perempuan 45.173 jiwa
sejak tahun 2003 jumlah penduduk se wilayah Wakataboi telah mencapai
91,497% jiwa, yang terdiri atas laki-laki 44.843 jiwa dan perempuan 46.654 jiwa
dalam jangka waktu 3 tahun penduduk di wilayah mengelami hambatan 1,42%
per tahun. Secara historis penduduk wakatobi adalah pelaut-pelaut ulung,
mereka mengarungi bukan hanya Samudera Nusantara tetapi juga Samudera Cina
Selatan, Samudera Pasifik, Samudera Hindia dan Selat Malaka. Karena itu
mereka pada umumnya bermata pencaharian di laut baik sebagai nelayan maupun
sebagai pelayar atau pedagang antar pulau. Maka sumber daya wilayah pesisir
dan kelautan adalah bahagian yang tak terpisahkan dengan kehidupan penduduk.
Dengan demikian, potensi wilayah yang paling dominan adalah potensi
wilayah pesisir, baik hasil laut dan perikanan, maupun wisata bahari. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa di beberapa tempat di wilayah ini terdapat
terumbu karang yang terindah di dunia, yang terdiri atas 75% species, karena itu
sejak tahun 1999 di wilayah ini telah hadir investor asing yang mengelola salah
satu objek wisaya baharinya dengan menarik ribuan wisata asing setiap tahunnya,
wilayah tersebut masing-masing di pulau Kaledupa dan objek wisata pantai Hoga

Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume XVI Tahun 8, Desember 2015 36


dan wisata “Diving” di One Mobaa pulau Tomia. Kedua objek wisata tersebut
telah berhasil mendatangkan turis manca negara via Denpasar Bali, atau lewat
pelabuhan Bau-Bau dan Kendari. Adapaun jarak objek wisata dengan ibukota
provinsi Sulawesi Tenggara hanya dengan Speed Boat kurang lebih 4 jam
pelayaran. Karena Kabupaten Wakatobi terdiri atas pulau-pulau yang pada
zaman Belanda dikenal dengan kepulauan tukang besi, maka wilayah ini secara
geografis hampir seluruh desanya adalah desa pantai sehingga penduduknya 90%
hidup dan bermukim di wilayah pesisir. Sebagai wilayah pesisir yang cukup
berpotensi dengan objek wisata bahari dan sumber daya perikanan secara
berturut-turut potensi wisata bahari dan potensi ekonomi termasuk hasil pesisir
lainnya akan diuraikan dalam sub-sub bab selanjutnya.

B. Potensi Ekonomi

Berdasarkan data BPS tahun 2008 ekonomi daerah tumbuh dengan


7,88% lebih tinggi dari tahun sebelumnya yaitu hanya mencapai 6,30%. Namun
demikian dari 10 kabupaten/kota yang ada di Sulawesi Tenggara pertumbuhan
ekonomi daerah ini adalah yang tertinggi kedua sesudah Kota Kendri yang
sempat mencapai 8,76%. Secara terinci potensi sektor ekonomi unggulan yang
ada di daerah ini perkecamatan dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Kecamatan Wangi-Wangi
Adapun potensi ekonomi wilayah pesisir di daerah ini adalah
sebagai berikut:
a. Sektor/sub sektor perkebunan adalah kelapa dalam.
b. Sektor/sub sektor peternakan adalah ayam kampung, itik manila dan
kambing, ayam potong.
c. Sektor perikanan dan kelautan adalah ikan tuna, cakalang, kerapu,
rumput laut dan sunu.
d. Sektor industri dan perdagangan adalah mebuler ikan dan cakalang.
e. Sektor pariwisata, objek wisata seperti panorama pantai, sedangkan seni
budaya adalah tari lengko dan honari.
f. Sub sektor angkutan masing-masing angkutan laut yang didukung oleh
angkutan darat mikrolet dan truk.
g. Sektor jasa, yaitu telkom, rumah makan, bengkel, penginapan dan hotel.

2. Kecamatan Wangi-Wangi Selatan


Adapun potensi ekonomi wilayah unggulan di Kecamatan Wangi-
Wangi Selatan dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Sektor/sub sektor perkebunan adalah kelapa dalam.
b. Sektor/sub sektor peternakan adalah ayam kampung, kambing dan itik.
c. Sektor perikanan adalah cakalang, ikan tuna, layang, sunu dan kerapu.
d. Sektor industri adalah mebuler pandai besi dan kayu gergaji.
e. Sektor perdagangan: barang bekas, barang kelontong dan sembako.
f. Pariwisata: seni tari dan benteng Lya (wisata sejarah)

Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume XVI Tahun 8, Desember 2015 37


g. Angkutan: laut dan darat
h. Jasa-jasa: sewa rumah, telkom dan rumah makan.

3. Kecamatan Kaledupa
Potensi atau kekuatan ekonomi di kecamatan kaledupa masih terletak
pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, industri,
perdagangan, pariwisata. Sedangkan jasa-jasa lainnya baru merupakan
faktor penunjang dalam arti bahwa sektor ini belum mempunyai bidang
usaha tersendiri. Adapun sektor, sub-sektor ekonomi unggulan di
kecamatan Kaledupa dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Sektor/sub sektor perkebunan adalah kelapa dalam
b. Sektor/sub sektor peternakan adalah ayam kampung dan kambing.
c. Sektor perikanan adalah teripang, kakap, gurita dan cumi-cumi.
d. Sektor industri adalah bingkai pintu, rotan dan kayu gergaji olahan.
e. Sektor perdagangan: kopra, gurita, ayam kampung, cakalang dan jambu
mete.
f. Sektor/sub sektor pariwisata adalah tarian Lariangi, Hoga Wisata dan
tarian Kenta-kenta.
g. Sektor/ sub sektor angkutan darat
h. Sektor/ sub sektor jasa-jasa adalah jasa pendidikan, penumpang
angkutan, komunikasi/wartel dan jasa salon/kecantikan.

4. Kecamatan Kaledupa Selatan


Berdasarkan hasil penelitian bahwa potensi atau kekuatan ekonomi di
Kecamatan Kaledupa Selatan masih terletak pada sektor pertanian,
perkebunan, peternakan, industri, perdagangan dan angkutan sedangkan
sektor pariwisata jasa-jasa lainnya tidak ada. Adapun untuk lebih jelasnya
sektor, sub sektor ekonomi unggulan di Kecamatan Kaledupa Selatan dapat
diuraikan sebagai berikut:
a. Sektor/sub sektor perkebunan adalah kelapa dalam dan jambu mete.
b. Sektor/sub sektor peternakan yang paling menonjol berdasarkan tabel di
atas adalah ayam kampung dan kambing.
c. Sektor/sub sektor industri yang menonjol adalah bingkai pintu, rotan dan
kayu gergaji olahan atau kayu olahan.
d. Sektor/sub sektor perdagangan adalah cakalang, tuna, agar-agar, kambing
dan sinope/kakap.
e. Sektor/sub sektor angkutan adalah angkutan darat dan angkutan laut.
f. Sektor/sub sektor pariwisata dan jasa tidak ada.

5. Kecamatan Tomia
Berdasarkan hasil penelitian bahwa potensi atau kekuatan ekonomi
di Kecamatan Tomia masih terletak pada sektor pertanian, perkebunan,
peternakan, perikanan, industri, perdagangan dan pariwisata sedangkan jasa
merupakan faktor penunjang dalam arti bahwa sektor ini belum mempunyai

Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume XVI Tahun 8, Desember 2015 38


bidang usaha sendiri. Adapun sektor/sub sektor ekonomi unggulan di
Kecamatan Tomia dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Sektor/sub sektor perkebunan adalah kelapa dalam
b. Sektor/sub sektor peternakan adalah ayam kampung dan kambing.
c. Sektor perikanan adalah teripang, tunas, gurita dan cumi-cumi.
d. Sektor perdagangan: adalah cakalang dan ikan campuran.
e. Sektor/sub sektor pariwisata adalah objek wisata alam, pasir putih dan
seni tari (tari balumpa, dan Sajo Waone)
f. Sektor/ sub sektor angkutan adalah angkutan laut dan angkutan darat.
g. Sektor/ sub sektor jasa adalah bengkel, telekomunikasi dan rumah
makan.

6. Kecamatan Tomia Timur


Berdasarkan hasil penelitian bahwa potensi atau kekuatan ekonomi
di Kecamatan Tomia Timur masih terletak pada sektor pertanian,
perkebunan, peternakan, perikanan, industri, perdagangan dan pariwisata
angkutan sedangkan jasa merupakan faktor penunjang dalam arti bahwa
sektor ini belum mempunyai bidang usaha tertentu. Adapun sektor/sub
sektor ekonomi unggulan di kecamatan Tomia Timur dapat diuraiakn
sebagai berikut:
a. Sektor/sub sektor perkebunan yang paling menonjol adalah kelapa dalam
b. Sektor/sub sektor peternakan adalah ayam kampung dan kambing.
c. Sektor perikanan yang paling menonjol adalah kerapu, sunu, cumi-cumi
dan cakalang/tongkol.
d. Sektor/sub sektor industri adalah anyaman, kain tenun, kayu, bambu,
rotan dan makanan jadi.
e. Sektor/sub sektor perdagangan yang paling menonjol di Kecamatan
Tomia Timur adalah Mete gelondongan, ayam kampung, ikan segar, dan
agar-agar.
f. Sektor/sub sektor pariwisata yang paling menonjol di kecamatan Tomia
Timur adalah pantai Onemobaa.
g. Sektor/ sub sektor angkutan adalah darat dan angkutan laut.
h. Sektor/ sub sektor jasa yang dominan adalah penunjang
angkutan/bengkel, telekomunikasi seperti wartel/kiospon, rumah makan,
televisi dan pendidikan.

7. Kecamatan Binongko
Potensi atau kekuatan ekonomi di Kecamatan Binongko masih
terletak pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, industri,
perdagangan dan pariwisata, sedangkan sektor/sub sektor jasa merupakan
faktor penunjang dalam arti bahwa sektor ini belum mempunyai bidang
usaha tersendiri. Adapun sektor/sub sektor ekonomi unggulan di Kecamatan
Binongko dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Tanaman perkebunan adalah kelapa dalam

Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume XVI Tahun 8, Desember 2015 39


b. Perikanan yang paling menonjol adalah ikan sunu dan cakalang,
sedangkan kerapu dan ekor kuning menempati rangking kedua.
c. Industri secara tradisional yang menjadi keunggulan khusus adalah
pandai besi (parang binongko) sedangkan industri anyaman dan bingkai
pintu menempati rangking 2 dan rangking 3.
d. Perdagangan, khusus untuk perdagangan yang paling menonjol adalah
kambing dan berbagai jenis ikan komersial seperti ikan tongkol, kerapu
dan ikan kuning.
e. Pariwisata, objek wisata alam yang menonjol adalah pasir putih yang
masing-masing dapat ditemukan di pantai wali, pantai mbosa-mbosa dan
pantau buku. Sementara untuk objek wisata budaya yang paling
menonjol adalah tari Balumpa.
f. Angkutan adalah angkutan laut dan darat.
g. Jasa adalah rumah makan dan bengkel.

C. Objek Wisata

Salah satu kekayaan terbesar yang sangat bernilai ekonomi di daerah ini
adalah potensi objek wisata di puncak, yang terdiri dari objek wisata bahari,
objek wisata sejarah, dan objek wisata sosial budaya. Hingga saat ini objek
wisata yang baru diolah adalah objek wisata bahari hoga (wilayah pesisir
Kaledupa), dan objek wisata bahari onemobaa (wilayah pesisir Tomia).
Adapun potensi objek wisata pesisir adalah sebagai berikut:

1. Objek Wisata Pantai Pasir Putih


Sebahagian besar wilayah di daerah ini adalah wilayah pesisir, maka
hampir semua pantainya berpasir putih. Berdasarkan lokasinya potensi
wisata di daerah ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Objek Wisata Pasir Putih Menurut Lokasinya


No. Kecamatan Nama Objek Wisata Lokasi
1. Wangi-Wangi Pantai Jodoh Putoro
Panatai Wala Wala
2. Wangi-Wangi Selatan Pantai Smurga Liya
Pantai Inaraha Kapota
3. Kaledupa Pantai Peropa Tompara
4. Kaledupa Selatan - -
5. Tomia Onemobaa Lamanggau
Pantai Hondoe Waitii
Pantai Hountele Kudati
Pantai Ameono -
Pantai Janda -
Pantai Lantia -
6. Tomia Timur - -
7. Binongko Pantai Wali Popalia
Pantai Mbura-Mbura Wali
Pantai Buku Wali
Sumber: Data primer (diolah)

Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume XVI Tahun 8, Desember 2015 40


Pasir putih yang ratusan kilometer panjang tersebar di hampir
seluruh wilayah pesisir. Objek wisata ini masih asli karena umumnya belum
dimanfaatkan. Adapun lokasinya tersebar di seluruh wilayah kecamatan
dengan luas yang bervariasi. Sementara itu wilayah yang paling luas pasir
putih pantai adalh di wilayah Wangi-Wangi Selatan.

2. Objek Wisata Gua


Objek wisata gua di Kabupaten Wakatbi diantaranya di Kecamatan
Wangi-Wangi khususnya di daerah Katoba. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Objek Wisata Gua-Gua Menurut Lokasinya


No. Kecamatan Nama Objek Wisata Lokasi
1. Wangi-Wangi - -
2. Wangi-Wangi Selatan Gua alam Kapota
Gua liafulo -
3. Kaledupa Gua alam darama Darama
4. Kaledupa Selatan - -
5. Tomia Gua kamali Patua
Gua handaopa Wawotua
6. Tomia Timur Gua rumambi Di Bontu-Bontu
Bingkabulawo Di Usuku
7. Binongko - -
Sumber: Data primer (diolah)

Tabel 2 menunjukkan bahwa potensi objek wisata alam (gua-gua)


masing-masing terdapat hampir di semua kecamatan yaitu di Kaputa, Patua
dan di Wawotimu, Usuku dan Rakusu. Sampai saat ini objek wisata gua-gua
masih asli sehingga patut dipelihara.

3. Objek Wisata Panorama Pantai


Hasil survey di Kabupaten Wakatobi menunjukkan objek wisata
yang perlu dikembangkan diantaranya adalah objek wisata panorama pantai.
Objek wisata panorama pantai ini masih sangat alami dan perlu dipelihara
sebab merupakan salah satu daya tarik wisatawan. Objek wisata ini terdapat
di beberapa kecamatan diantaranya di kecamatan wangi-wangi berlokasi di
Sombu, sebagaimana disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Objek Wisata Panorama Pantai Menurut Lokasinya


No. Kecamatan Nama Objek Wisata Lokasi
1. Wangi-Wangi Pemandangan pantai Sombu
2. Wangi-Wangi Selatan - -
3. Kaledupa Panorama pantai Kamponuone
4. Kaledupa Selatan - Tampara
5. Tomia - Onemobaa
6. Tomia Timur - -
7. Binongko - -
Sumber: Data primer (diolah)

Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume XVI Tahun 8, Desember 2015 41


4. Objek Wisata Sumber Mata Air
Objek wisata sangat penting untuk dijaga keasliannya jangan sampai
dirusak oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Karena hal tersebut
merupakan salah satu daya tarik para wisatawan baik lokal maupun manca
negara. Objek wisata sumber mata air melalui belahan batu banyak terdapat
di Kabupaten Wakatobi dibandingkan dengan kabupaten yang lain
diantaranya adalah di Kecamatan Wangi-wangi berlokasi di Patoro.
Persebaran obyek wisata sumber mata air disajikan sebagaimana Tabel 4.

Tabel 4 Objek Wisata Sumber Mata Air di Belahan Batu Menurut Lokasinya
No. Kecamatan Nama Objek Wisata Lokasi
1. Wangi-Wangi Air dalam Batu Patuno
2. Wangi-Wangi Selatan - -
3. Kaledupa - -
4. Kaledupa Selatan - -
5. Tomia - -
6. Tomia Timur Air dalam Tebing Sepanjang Tebing
7. Binongko Air dalam Belahan Batu P. Morumaha
Sumber: Data primer (diolah)

5. Objek Wisata Air dalam Gua


Tabel 5 menunjukkan objek wisata air dalam gua tersebar pada 4
kecamatan, yaitu Wangi-Wangi, Wangi-Wangi Selatan, Kaledupa dan
Kaledupa Selatan. Objek wisata air dalam gua masih asli dan belum digarap
sebagai objek wisata sehingga patut dipelihara keasliannya. Karena hal
tersebut merupakan salah satu daya tarik para wisatawan.

Tabel 5 Objek Wisata Air dalam Gua Menurut Lokasinya


No. Kecamatan Nama Objek Wisata Lokasi
1. Wangi-Wangi Air dalam gua Wali
2. Wangi-Wangi Selatan Air dalam gua Wali
3. Kaledupa Mata air dalam gua Sandi
4. Kaledupa Selatan Mata air dalam gua Darama
5. Tomia - -
6. Tomia Timur - -
7. Binongko - -
Sumber: Data Primer (diolah)

6. Objek Wisata Panorama Laut


Objek wisata panorama laut merupakan salah satu objek wisata yang
ada di Kabupaten Wakatobi. Objek wisata ini perlu dipelihara dan
dilestarikan keaslinannya dan keindahannya. Karena ini merupakan salah
satu daya tarik wisatawan untuk datang ke daerah. Objek wisata panorama
laut di Kabupaten Wakatobi adalah yang terpanjang dan mempunyai daya
tarik tersendiri dibandingkan dengan daerah lain yang mempunyai objek
wisata panorama laut. Objek wisata panorama laut terdapat di beberapa

Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume XVI Tahun 8, Desember 2015 42


kecamatan di antaranya adalah kecamatan Kaledupa berlokasi di pulau
Hoga. Untuk melihat lebih jelasnya lokasi potensi objek wisata di daerah ini
terdapat pada Tabel 6.

Tabel 6 Objek Wisata Panorama Laut Menurut Lokasinya


No. Kecamatan Nama Objek Wisata Lokasi
1. Wangi-Wangi - -
2. Wangi-Wangi Selatan - -
3. Kaledupa Panorama laut Pulau Hoga
4. Kaledupa Selatan - -
5. Tomia Panorama laut Kulaci
Panorama laut Waiti
6. Tomia Timur - -
7. Binongko Panorama laut Wali
Panorama laut Wali
Sumber: Data primer (diolah)

Berdasarkan Tabel 6 di atas, potensi objek wisata panorama laut di


Kecamatan Kaledupa berlokasi di Pulau Hoga, pada Kecamatan Tomia
berlokasi di Kulaci dan Waiti; dan Kecamatan Binongko berlokasi di Wali.

IV. SIMPULAN

Potensi ekonomi yang paling dominan di Kabupaten Wakatobi adalah


sektor pertanian dalam arti luas, sektor perikanan dan kelautan terutama
penangkapan ikan laut, budidaya hasil laut dan budidaya perikanan. Adapun
potensi wisata Wakatobi yaitu pantai pasir putih, wisata gua, mata ait dan
panorama laut. Potensi wisata ini masih sangat asli sehingga perlu terus dijaga
keasliannya dalam rangka pengembangan keunikan dan daya tarik wisata di
Kabupaten Wakatobi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1987, Draft Action Plan for Suistaainable Development Indonesia


Marine and Coastal Areas, Planning Support Project, canada / Indonesia.
, 2002, Pedoman Umum Program Pemberdayaan Masyarakat Ekonomi
Pesisir, Dinas Perikanan dan Kelautan kabupaten Buton.
, 2002, Sulawesi Tenggara dalam Angka, Kantor Statistik dan
Pemerintahan daerah Sulawesi Tenggara.
, 2002, Pedoman Umum Pelaksanaan Program PKPS-BBM, Lembaga
Penelitian Unhalu.
, Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1999 - 2004, Jakarta.
, 2001, Pendapatan Regional Sulawesi Tenggara, Kendari.
Effendi Nur Tajuddin, 1995, Sumber Daya Manusia, Peluang Kerja dan
Kemiskinan, Tiarawacana, Yogyakarta.
Hasan Aedy, 1995, Kajian Pengembangan Wilayah Pesisir Sulawesi Tenggara,
Lembaga Penelitian Unhalu Kendari.

Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume XVI Tahun 8, Desember 2015 43


, 1999, Perencanaan Kajian Pengembangan Taraf Hidup Masyarakat
Pesisir Tradisional Kabupaten Buton, Lembaga Penelitian Universitas
Haluoleo, Kendari.
, 2001, Perencanaan Pengembangan Wilayah Pesisir, Makalah Ilmiah,
Universitas Haluoleo Kendari.
, 2002, Studi Evalusi Pelaksanaan Program Pengembangan Kecamatan
(PKK) di Daerah Sulawesi Tenggara, Lembaga Penelitian Unhalu
Kendari.
Kartasasmita, Ginanjar, 1996, Pembangunan Untuk rakyat, Pustaka Cisesindo,
Jakarta.
Mc cawley, 1998, Investasi dan Kesempatan Kerja di Pedesaan, Prisma No. 1
Tahun XVII, Jakarta 1988, LP3ES, Jakarta.
Mubyarto, 1988, Pengkajian Ulang Strategi Pengembangan Nasional, Prisma
No. 1 Tahun CVIII, Jakarta 1998, LP3ES, Jakarta.

Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume XVI Tahun 8, Desember 2015 44

You might also like