Professional Documents
Culture Documents
DISKUSI
3.1 Diskusi
infeksi T. gondii akut dapat menurunkan frekuensi transmisi vertikal. Hal ini terlihat
lebih nyata pada wanita yang terinfeksi selama trimester pertama. Spiramycin tidak
dapat melewati plasenta, dan sebaiknya tidak digunakan sebagai monoterapi pada
kasus yang diduga telah terjadi infeksi pada janin. Sampai saat ini, tidak terdapat
Pada wanita yang diduga mengalami infeksi toksoplasma akut pada trimester
pertama atau awal trimester kedua, spiramycin diberikan hingga persalinan meskipun
31
32
hasil pemeriksaan PCR negatif. Hal ini berdasarkan teori yang menyatakan bahwa
kemungkinan infeksi janin dapat terjadi pada saat kehamilan dari plasenta yang
persalinan, juga pada pasien dengan hasil pemeriksaan cairan amnion negatif, karena
secara teoritis kemungkinan infeksi janin dapat terjadi pada kehamilan lanjut dari
plasenta yang terinfeksi pada awal kehamilan. Untuk ibu hamil yang memiliki
kemungkinan infeksi tinggi atau infeksi janin telah terjadi, pengobatan dengan
spiramycin harus ditambahkan pirimetamin, sulfadiazin, dan asam folat setelah usia
antibiotik makrolida. Sejumlah kecil ibu hamil menunjukkan gejala gangguan saluran
cerna atau reaksi alergi. Dosis spiramycin yang diberikan ialah 3 gram/hari.
(bersifat teratogenik), hanya digunakan setelah usia kandungan 18 minggu dan pada
Spiramycin pada ibu hamil yang terinfeksi Toxoplasma gondii dapat mengurangi
Toxoplasma gondii (Meroni, et al., 2008). Setelah infeksi toksoplasma terjadi, respon
antibodi spesifik imunoglobulin G (IgG) dimatangkan oleh seleksi dari klon sel B
yang memproduksi antibodi dengan meningkatnya aviditas yang lebih tinggi terhadap
gondii, pengukuran index aviditas (AI) IgG spesifik Toxoplasma gondii adalah
metode terbaik untuk menentukan waktu infeksi dan pengembangan lebih lanjut dari
individu. Dalam suatu studi, dua ibu serokonversi sudah memiliki index aviditas IgG
di atas 20% pada saat diagnosis, tetapi kebanyakan pasien telah mengembangkan IgG
AI di atas 15% setelah 180 hari terinfrksi (Lappalainen, et al., 1993). Sebuah studi
dari Perancis menemukan index aviditas IgG rata-rata 0,2 pada wanita hamil yang
terinfeksi dalam 5 bulan terakhir. Terapi dengan spiramycin dalam tahap awal infeksi
juga memodifikasi respon antibodi IgG pada wanita hamil. Hasil ini jelas, meskipun
pada tingkat yang berbeda dengan semua tes yang digunakan dalam penelitian ini.
diperhitungkan oleh mereka yang terlibat dalam pengelolaan kesehatan ibu hamil.
diantaranya :
masuk ke janin. Oleh sebab itu, pada janin yang sudah terinfeksi
medicine.