Professional Documents
Culture Documents
Di Susun Oleh :
Diajukan Oleh :
Juli Budiarti, S.Kep
( 160 300 345 )
Preceptor
A. Pengumpulan Data
Identitas Klien :
Nama : Tn. R
No.RM : 374xxx
Umur : 72 tahun
Suku : Jawa
Agama : Islam
Alamat : Cintungan01/01 Purworejo
Tanggal Masuk : 15/09/2016
Hari/Tgl/Jam : Jum’at 16/09/2016, Jam 15.00 WIB
Keadaan Umum Klien :
Keadaan umum: lemah, GCS:3 (E4,V5,M6), tingkat kesadaran: Composmentis,
sesak nafas, pernafasan cepat dan dangkal, memakai otot bantu pernapasan,
terpasang NGT, terpasang O2 NRM 10 lpm, terpasang DC (ukuran 18 cm), Infus RL
20 tpm, TD: 100/90 mmHg, N: 120 x/mnt S: 37 oC RR: 30 x/mnt.
Diagnosa Medis Klien :
B. Pembahasan
1. Hubungan Hasil Interpretasi AGD dengan Penyakit
Gangguan keseimbangan asam basa terjadi bila mekanisme homeostasis tubuh
tidak dapat mempertahankan pH dalam batas normal. Bila nilai pH darah arteri di
bawah normal disebut asidemia dan diatas normal disebut alkalemia. Proses
terjadinya asidemia disebut asidosis dan proses terjadinya alkalemia disebut
alkalosis. Yang berfungsi menjaga agar nilai pH tetap konstan adalah sistem dapar
plasma. Sistem ini dapat menghalangi gangguan keseimbangan asam basa yang
berlangsung dalam waktu singkat .Bila sistem dapar atau keseimbangan asam
basa terganggu, misalnya pada penyakit ginjal atau pada gangguan frekuensi
pernafasan melalui hipoventilasi atau hiperventilasi, maka akan terjadi pergeseran
nilai pH dalam plasma. Penurunan pH lebih dari 0.03 unit (pH normal 7,4) dikenal
sebagai asidosis. Berdasarkan persamaan Henderson-Hasselbalch dari sistem
dapar bikarbonat, gangguan keseimbangan asam basa dapat terjadi pada
perubahan konsentrasi [HCO3-] dan [H2CO3]-PCO2. Bila gangguan utama pada
[HC03-] disebut metabolik sedangkan gangguan PCO2 disebut respiratorik. Oleh
karena itu ada empat gangguan keseimbangan asam basa utama, yaitu asidosis
metabolik, asidosis respiratorik, alkalosis metabolik, dan alkalosis respiratorik. Di
samping ke empat kelainan pokok tersebut terdapat pula kelainan campuran
dengan masing-masing kombinasinya (Siregar, 2007).
Asidosis metabolik disebabkan antara lain oleh produksi asam yang terlalu
banyak, berkurangnya ekskresi asam, atau hilangnya alkali tubuh. Pada analisa
gas darah menunjukan pH kurang dari 7,35 dan serum bikarbonat (HCO3-) kurang
dari 18 mRq/L. Tanda dan gejala asidosis metabolik tidaklah spesifik dan
Gawat Darurat Interpretasi AGD | 4
diagnosisnya berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium. Keterlambatan dalam
diagnosis asidosis metabolik akan meningkatkan mortalitas dan
mordibitas.5 Asidosis metabolik juga merupakan kompensasi terhadap
peningkatan pCO2dalam darah. Penyebab lainnya termasuk akumulasi keton dan
asam laktat, gagal ginjal, konsumsi obat atau racun. Walaupun gejala dan tanda
asidosis tidak spesifik, namun umumnya berupa mual dan muntah, lethargi, serta
takipneu (Lewis, 2008).
Asidosis metabolik paling banyak dijumpai di klinik, dimana kadar garam
B+HCO3- pada keseimbangan Henderson-Hasselbalch menurun. Penurunan
timbul, karena garam B+ HCO3- dipergunakan untuk menanggulangi kelebihan
asam-asam organik produk metabolisme jaringan tubuh misalnya asam laktat,
asam piruvat, asam asetoasetat, beta-OH butirat. Reaksi: B+HCO3- - + H+ B+ +
H2C03 Disampingnya kandungan garam bikarbonat berkurang, kandungan asam
karbonat juga meningkat. Diperlukan ketiga sistem kompensasi tubuh. Sistem
dapar H2CO3 melepaskan H+ ke sistem dapar lainnya dan diharapkan kandungan
garam bikarbonat lebih ditingkatkan. Sistem respirasi H2CO3 meningkat, berarti
peningkatan pCO2, akibatnya pusat pernafasan di hipotalamus dirangsang, maka
terjadi hiperventilasi, diharapkan membantu penurunan kadar asain karbonat.
Diagnosa medis pada Tn. R adalah Stroke Non Hemoragik Stroke
hemoragik adalah stroke yang terjadi karena pembuluh darah di otak
pecah sehinggat i m b u l i s k h e m i k d a n h i p o k s i a d i h i l i r . P e n y e b a b
stroke hemoragi antara lain : h i p e r t e n s i , pecahnya aneurisma,
malformasi arteri, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien
umumnya menurun. Sesuai dengan hasil analisis gas darah pada Tn.R didapatkan
hasil yaitu metabolisme sel menghasilkan karbon dioksida (CO2). Oleh suatu
proses intraseluler yang reversible, CO2 bergabung dengan air membentuk asam
arang (H2CO3-). Asam karbon dapat terurai menjadi ion – ion hydrogen dan ion –
ion HCO3- secara reversible. Acidemiamerupakan tahap dimana terjadi
peningkatan konsentrasi H+ dan diukur dalam unit pH. Sel memiliki rentang
perubahan pH yang sempit untuk berfungsi secara optimal. Terdapat dua
3. Kesimpulan
Asidosis metabolik adalah. Pada Tn. R dengan SNH terjadi penurunan pH.
Terdapat dua mekanisme utama bagi sel untuk mempertahankan konsentrasi
H+ yang konstan. Sistem penyangga dari CO2 – HCO3- berperan penting. Respon
utama terhadap asidosis metabolik adalah peningkatan ventilasi, hasilnya berupa
peningkatan ekskresi CO2 melalui proses difusi di paru. Namun hal ini
mengakibatkan pH darah menurun. Selain itu kelebihan H+ dapat dikeluarkan
melalui konversi ke CO2. Formula untuk sistem penyangga yaitu H+ + HCO3-
ßà H2CO3- ßà CO2 + H2O. Mekanisme kedua untuk mempertahankan pH adalah
dua respon bertahap dari ginjal. pH arteri kurang dari 7,2 dapat menyebabkan
umumnya sering terjadi depresi miokard. Pada otot pembuluh darah arteri,
penurunan pH dapat memicu terjadinya vasodilatasi sistemik yang kemudian
menyebabkan terjadinya hipotensi dan kegagalan sirkulasi. Pengobatan asidosis
metabolik yang tidak dikompensasi terfokus pada memperbaiki masalah yang
mendasarinya. Bila asidosis metabolik berat dan tidak dapat lagi dikompensasi
memadai oleh paru-paru, menetralkan asidosis dengan infus bikarbonat mungkin
diperlukan. Dimana hal tersebut terjadi karena frekuensi pernafasan Tn, R 30x/m
yang berarti melebihi batas normal (<24x/m), nadi 120x/m, tekanan darah 100/90
mmHg. Penatalaksanaan pada Tn. R bisa menggunakan citicoline.
Salah satu tindakan untuk mencegah kerusakan sel otak akibat iskemik
selain memperbaiki sirkulasi ke daerah yang infark juga bisa dengan menjaga
keutuhan dan memperbaiki komponen membran sel itu sendiri. Adapun cara
pencegahan lainnya dengan mencegah enzim fosfolipase yang berperan dalam
pemecahan fosfolipid dan pembentukan asam arakhidonat serta mencegah
pembentukan radikal bebas. Komponen membran sel diperbaiki berarti juga
menurunkan kegiatan aktivitas fosfolipase sehingga menjaga keutuhan fosfolipid
Graber, Mark A. 2000 . Terapi Cairan Elektrolit dan Metabolik Edisi Pertama. Jakarta:
Framedia.
Kidney Health Australia. (2012). Chronic kidney Disease (CKD) Management in
General Practice. Second Edition. Melbourne: Kidney Health Australia.
Natalia, Dewi., Saryono., Indriati, Dina. 2007. Efektifitas Pursed Lip breathing dan tiup
balon dalam peningkatan arus puncak ekspirasi (APE) pasien asma bronchiale
di RSUD Banyumas [PDF] Dari: http://digilib.stikesmuhgombong.ac.id/do
wnload.php?id=335 [22 Januari 2014].
Nield, Margaret A., Soo Hoo,Guy W., Roper, Janice M., Santiago, Silverio. 2007,
Efficacy Of Pursed-Lips Breathing A Breathing Pattern Retraining Strategy For
Dyspnea Reduction, [PDF]. http://www.nursingcenter.com/lnc/journal
article?Article_ID=741753 [25 januari 2014].
Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson. (2006). Patofisiologi Konsep Kllinis Proses
Proses Penyakit. Edisi keempat. Jakarta: EGC
Price, S.A and Wilson, L.M. 2006. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Riyanto, Hisyam b.2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 4 Obstruksi Saluran
Pernafasan Akut. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen IPD FKUI.
Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner dan Suddarth. Ed.8, Vol. 1,2, Alih bahasa oleh Agung Waluyo,
Jakarta: EGC.
Siregar, P. 2007. Gangguan Keseimbangan Asam Basa Metabolik In: Sudoyo,
A.W. (eds. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Jakarta: Penerbitan FKUI pp
143 – 146