You are on page 1of 19

BAB I

PENDAHULUAN

Prolaps tali pusat merupakan salah satu kasus kegawatdaruratan dalam bidang
obstetri. Prolaps tali pusat merupakan penyulit di dalam persalinan. Prolaps tali pusat
adalah keadaan darurat obstetrik langka yang terjadi ketika tali pusat turun di samping atau
di luar bagian presentasi janin. Hal ini dapat mengancam jiwa janin karena aliran darah
melalui pembuluh pusar tidak mampu mengkompromi kompresi tali pusat diantara janin
dan rahim, leher rahim, atau leher panggul. Keadaan ini membuat janin dapat mengalami
hipoksia yang dapat berakibat pada asfiksia.
Myles melaporkan hasil penelitiannya dalam kepustakaan dunia bahwa angka
kejadian prolaps tali pusat berkisar antara 0,3% sampai 0,6% persalinan atau sekitar 1: 3000
kelahiran, tali pusat menumbung kira-kira 1: 200 kelahiran. Keadaan prolaps tali pusat
mungkin terjadi pada mal presentasi atau mal posisi janin, antara lain: presentasi kepala
0,5% , letak sungsang 5%, presentasi kaki 15%, dan letak lintang 20%. Prolaps tali pusat
juga sering terjadi jika tali pusat panjang dan jika plasenta letak rendah. Prolaps tali pusat
terjadi ketika tali pusat melewati leher rahim pada saat yang sama atau di muka dari bagian
presentasi janin. Tali kemudian rentan terhadap kompresi antara bagian janin presentasi dan
jaringan lunak sekitarnya atau panggul tulang, dapat menyebabkan terhentinya perfusi
fetoplasenta yang dapat mengakibatkan hipoksia pada janin yang juga dapat berujung pada
mortalitas janin.
Menurut beberapa referensi diketahui bahwa prolaps tali pusat merupakan keadaan
kegawatdaruratan yang membutuhkan penanganan segera. Beberapa cara dapat dilakukan
dalam mengatasi keadaan tersebut seperti memposisikan ibu, mengembalikan tali pusat
pada posisi semula atau pilihan untuk dilakukan prosedur operasi caesar untuk
menyelamatkan janin.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

I. DEFINISI

Prolapsus tali pusat adalah tali pusat dijalan lahir dibawah presentasi janin setelah

ketuban pecah. Prolapsus tali pusat merupakan salah satu kasus kegawatdaruratan dalam

bidang obstetri karena insidensi kematian perinatal tinggi.Walaupun prolapsus tali pusat

bukan suatu malpresentasi, keadaan ini lebih mungkin terjadi pada malpresentasi atau

malposisi janin. (1,2,3)

Prolapsus tali pusat dibedakan atas tiga, yaitu :1

1. Tali pusat menumbung adalah jika tali pusat teraba keluar atau berada di samping

dan melewati bagian terendah janin di dalam jalan lahir, tali pusat dapat prolaps ke

dalam vagina atau bahkan di luar vagina setelah ketuban pecah.1

Gambar 1. Tali pusat menumbung (4)

Gambar 2. Tali pusat terkemuka(4)

2
Gambar 3. Occult Prolapse ( tali pusat tersembunyi )(4)

2. Tali pusat terdepan disebut juga tali pusat terkemuka yaitu jika tali pusat berada di

samping bagian besar janin dapat teraba pada kanalis servikalis, atau lebih rendah

dari bagian bawah janin sedang ketuban masih intak atau belum pecah. Apabila tali

pusat dapat diraba disamping atau lebih rendah dari bagian bawah janin sedang

ketuban belum pecah, keadaan ini dinamakan tali pusat terdepan. Pada presentasi

kepala, prolapsustali pusat sangat berbahaya bagi janin, kerana setiap saat tali pusat

dapat terjepit antara bagian terendah janin dengan jalan lahir dengan akibat

gangguan oksigen janin. Pada tali pusat terdepan, sebelum ketuban pecah, ancaman

terhadap janin tidak berapa besar, tetapi setelah ketuban pecah, kematian janin amat

besar.3
3. Occult prolapsed(tali pusat tersembunyi) adalah keadaan dimana tali pusat terletak

di samping kepala atau di dekat pelvis tapi tidak dalam jangkauan jari pada

pemeriksaan vagina. Occult prolapsed tidak bisa didiagnosa sehingga dilakukan

seksio sesarea tetapi dapat didiagnosa dengan menggunakan USG.5,6Occult

prolapsed dapat terjadi kapan pun pada kala dua dan dapat dicurigai dengan adanya

bradikardi, dan kala dua yang memanjang.5

II. EPIDEMIOLOGI

Mortalitas terjadinya prolapsus tali pusat pada janin sekitar 11-17 %. Insiden

terjadinya tali pusat adalah 1: 3000 kelahiran, tali pusat menumbung (prolapsus funikuli)

kira-kira 1: 200 kelahiran, insiden dari occult prolapsed (tali pusat tersembunyi) 50 %

3
tidak diketahui.7,8

- 0,5% pada presentasi kepala.


- 5 % letak sungsang.
- 15 % pada presentasi kaki.
- 20 % letak lintang.

Kondisi obstetri dimana pintu atas panggul tidak sepenuhnya ditempati dengan

bagian terendah janin (presentasi) akan memudahkan terjadinya prolapsus tali pusat

terutama pada: 1,3,9

- Presentasi bokong tidak sempurna (letak kaki)

- Kelainan letak (presentasi lintang)

- Hidramnion

- Prematur

- PJT – Pertumbuhan Janin Terhambat

Beberapa kejadian occult prolapsed (tali pusat tersembunyi) menyebabkan satu atau

lebih kejadian dengan diagnosa kompresi tali pusat. Prolapsus tali pusat lebih sering

terjadi jika tali pusat panjang dan jika plasenta letak rendah. Myles melaporkan hasil

penelitiannya dalam kepustakaan dunia bahwa angka kejadian prolapsus tali pusat

berkisar antara 0,3% sampai 0,6 % persalinan. (7,8)

III. ETIOLOGI

Keadaan- keadaan yang menyebabkan gangguan adaptasi bagian bawah janin

terhadap panggul, sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin

tersebut, merupakan predisposisi turunnya tali pusat dan terjadinya prolapsus tali pusat.

Dengan demikian prolapsus tali pusat sering ditemukan pada letak lintang dan letak

sungsang, terutama presentasi bokong kaki. Pada peresentasi kepala, antara lain dapat

terjadi pada disproporsi sefalopelvik. Pada kehamilan prematur lebih sering dijumpai,
4
karena kepala anak yang kecil tidak dapat menutupi pintu atas panggul.3

Faktor resiko5,9

Malpresentation

Polihidramnion

Kelahiran prematur

Ketuban pecah dini

Kelainan fetus

Kelainan tali pusat

Berat lahir kurang dari 2500 g

Prolapsus tali pusat terjadi disebabkan kegagalan janin untuk menutup pintu atas

panggul, sehingga menyebabkan terjadinya prolapsus tali pusat pada saat ketuban

pecah.9 Segala keadaan yang menyebakan pintu atas panggul (p.a.p) kurang tertutup oleh

bagian depan dapat menimbulkan prolapsus tali pusatseperti pada disproporsi

sefalopelvik, letak lintang, letak kaki, letak majemuk, kehamilan ganda, dan hidramnion.

Keadaaan-keadaan tersebut lebih sering terjadi pada tali pusat yang panjang dan plasenta

letak rendah.1,3

IV. ANATOMI

Pertumbuhan embio terjadi dari embyonal plate dan selanjutnya terdiri atas tiga

unsur lapisan, yakni sel – sel ectoderm, mesoderm, dan entoderm. Sementara itu ruang

amnion tumbuh dengan cepat dan mendesak eksoselom, akhirnya dinding ruang amnion

mendekati korion. Mesoblas antara ruang amnion dan embrio menjadi padat, dinamakan

body stalk, dan merupakan hubungan antara embrio dan dinding tofoblas. Body stalk

menjadi tali pusat. Yolk sac dan allantois pada manusia tidak tumbuh terus, dan sisanya

dapat ditemukan dalam tali pusat. Di tali pusat sendiri yang berasal dari body stalk,

5
terdapat pembuluh pembuluh darah sehingga ada yang menamakan vascular stalk. Dari

perkembangan ruang amnion dapat dilihat bahwa bagian luar tali pusat berasal dari

lapisan amnion. Di dalamnya terdapat jaringan lembek, Wharton jelly, yang berfungsi

melindungi arteri umblikalis dan vena umblikalis yang berada di tali pusat. Kedua arteri

dan satu vena tersebut menghubungkan satu sistem kardiovaskuler janin dengan

plasenta.3

Pada janin masih terdapat fungsi: 1) foramen ovale, 2) duktus arteriosus Botalli

3) arteria umbilikalis lateralis dan 4) ductus venosus arantii.

Mula mula darah yang kaya oksigen dan nutrisi yang berasal dari plasenta,

malalui vena umbilikalis, masuk ke dalam tubuh janin. Sebagian besar darah tersebut

malalui duktus venosus arantii akan mengalir ke vena kava inferior pula. Di dalam

atrium dekstra sebagian besar darah ini akan mengalir secara fisiologis ke atrium

sinistra. Dari atrium sinistra selanjutnya darah ini akan mengalir ke ventrikal kiri dan

kemudian di pompakan ke aorta. Hanya sebagian kecil darah dari aitruim kanan

mengalir ke ventrikal kanan bersama sama dengandarah yang berasal dari vena kava

superior. Karena terdapat tekanan dari paru paru belum berkembang, sebagian besar dari

darah ventrikel kanan yang seyogianya mengalir melalui arteri pulmonalis ke paru paru

akan mengalir melalui duktus Botalli ke aorta. Sebagian kecil akan menuju ke paru paru

dan selanjutnya ke atrium sinistra melalui vena pulmonalis. Darah dari aorta akan

mengalir ke seluruh tubuh dan memberi nutrisi dan oksigen pada sel sel tubuh. Darah

dari sel sel tubuh yang miskin oksigen akan dialirkan ke plasenta melalui arteri

umblikalis. Seterusnya diteruskan ke peredaran darah di kotiledon dan jonjot jonjot dan

kembali melaui vena umblikalis ke janin.3

6
Gambar 4: Dua arteri dan satu vena

Anatomi tali pusat :

1. Panjangnya sekitar 45-60 cm, diameter 2 cm.6


2. Terdiri dari dua arteri umbilikalis yang merupakan cabang dari arteri

hipogastrika interna. Fungsinya : mencegah oksigen dan nutrisi dari janin

kembali ke ibu.

Gambar 5. Arteri Umbilikalis dan Vena Umbilikalis 3

a. Terdiri dari satu vena umblikalis yang masuk menuju sirkulasi umum melalui vena

ductus venosus aranthii yang akhirnya menuju vena kava inferior. Fungsinya :

memberikan oksigen dan nutrisi dari ibu ke janin.7

7
b. Terbungkus oleh Wharton jellysehingga terlindung dari kemungkinan kompresi

yang akan mengganggu aliran darah dari dan menuju janin melalui

sirkulasiretroplasenta. Tali pusat lebih panjang sehingga tampak berliku liku dalam

Wharton jelly.6,8

Keberadaan tali pusat mempunyai kepentingan khusus diantaranya :7

1. Tali pusat merupakan penyalur nutrisi dan O2 sehingga janin mendapat kalori yang

cukup untuk tumbuh kembang di dalam rahim.


2. Tali pusat yang cukup panjang akan memberikan kesempatan janin untuk bergerak

sehingga aktivitas otot dan lainnya terlatih sebelum persalinan berlangsung.


3. Saat persalinan terjadi, ada kemungkinan sirkulasi retroplasenta terganggu, tetapi tali

pusat yang dilindungi oleh Wharton jelly, tidak akan terganggu.

V. PATOFISIOLOGI

Tali pusat harus lebih panjang dari 20-35 cm untuk memungkinkan kelahiran janin,

bergantung pada apakah plasenta terletak di bawah atau di atas. Tali pusat yang panjang

sebagian besar disebabkan oleh plasenta letak rendah. (1,3,7)

Panjang tali pusat yang abnormal berkisar dari tidak tampaknya tali pusat (akordia)

sampai panjang melebihi 70 cm. Tali pusat ini lebih besar kemungkinannya untuk

prolaps melalui serviks. Tali pusat yang terlalu panjang memudahkan terjadinya tali

pusat menumbungsehingga tali pusat dapat tertekan pada jalan lahirnya yang

akhirnyamenyebabkan kematian janin akibat asfiksia. Hal ini paling besar

kemungkinannya dalam kala pengeluaran. (1,3)

Faktor-faktor yang menentukan panjang tali pusat masih diperdebatkan. Panjang

talidipengaruhi secara positif oleh volume cairan amnion dan mobilitas janin. Panjang

tali pusat yang berlebihan juga dapat disebabkan oleh lilitan tali pusat dari janin disertai

peregangansewaktu janin bergerak. 3

Dua mekanisme patofisiologi yang berbeda untuk prolapsus tali pusat telah

8
dijelaskan dalam literature,Clark mengemukakan bahwa sirkulasi janin-plasenta yang

normal melindungi tali pusat dari prolaps dengan mempertahankan kekakuan melalui

tekanan turgor. Namun, setelah kompresi tali pusat yang berulang, tali pusat menjadi

lemas dan dapat lebih mudah prolaps. Baru-baru ini, MC- Daniels et al berpendapat

bahwa asidemia adalah merupakan penyebab dan bukan efekdari prolapsus tali pusat.1

Beberapa etiologi yang dapat menyebabkan prolapsus tali pusat diantaranya adalah

kehamilan kembar, hidroamnion, kehamilan prematur, janin terlalu kecil, kelainan

presentasi dan plasenta previa. Kehamilan kembar akan mengalami hidramnion, dimana

cairan ketuban banyak dan inilah yang menyebabkan janin dapat bergerak lebih leluasa

dalam rahim. Dan keadaan ini dapat mengakibatkan kelainan presentasi (letak sungsang,

lintang, presentasi kepala).

Sedangkan pada kehamilan prematur selain terjadi hidramnion juga terjadi ukuran

janin yang kecil karena usia gestasi yang masih muda sehingga janinnya memiliki

ukuran kepala yang kecil. Pada plasenta previa, plasenta akan mendekati atau menutup

jalan lahir. Semua keadaan tersebut akan menyebabkan janin sulit beradaptasi terhadap

panggul ibu,sehingga PAP tidak tertutupi oleh bagian bawah janin, dan inilah yang

mengakibatkan tali pusat bergeser atau turun dari tempatnya sehingga terjadilah

prolapsus tali pusat.

Prolapsus tali pusat akan mengakibatkan tali pusat terjepit antara bagian terendah

janin dan jalan lahir sehingga sirkulasi janin akan terganggu dan ini mengakibatkan

terjadi hipoksia fetal dan bila berlanjut dapat mengakibatkan fetal distress yang ditandai

dengan melemahnya DJJ. Bila eadaan ini terusberlangsung dapat mengakibatkan

terjadinya kematian pada janin. Tapi bila dapat ditangani maka janin tetap hidup, ini

ditandai dengan adanya teraba denyutan pada tali pusat.

VI. GEJALA KLINIK


9
Ada dua masalah utama yang terjadi pada tali pusat dalam kejadian prolapsus tali

pusat yang menyebabkan terhentinya aliran darah pada tali pusat dan kematian pada

janin yaitu: 3

- Tali pusat terjepit antara bagian terendah janin dengan panggul ibu.

- Spasme pembuluh darahtali pusat akibat suhu dingin di luar tubuh ibu.

Kompresi tali pusat dapat mengakibatkan hipoksia pada janin yang akan

mengakibatkan terganggunya aliran darah dalam pembuluh darah umbilikus dan

menghambat pertukaran gas transport O2 dari ibu ke janin sehingga terdapat gangguan

dalam persediaan O2 dan dalarn melepaskan CO2. Hipoksia janin ini dapat menyebabkan

asfiksia neonatorum, yang dapat terjadi secara mendadak akibat dari tekanan pada tali

pusat atau prolapsus tali pusat. Hal ini dapat menyebabkan kematian bayi sewaktu lahir.3

Bradikardi atau penurunan frekuensi bunyi jantung dapat terjadi akibat dari

prolapsus tali pusat dengan frekuensi bunyi jantung janin kurang dari 100x per menit

dengan durasi tidak teratur, dan takikardi atau peningkatan frekuensi bunyi jantung yaitu

lebih dari 100x per menit dengan durasi tidak teratur. 3

Pada pemeriksaan vagina dapat teraba tali pusat menumbung (prolapsus funikuli)

atau bahkan tidak teraba tali pusat (occult prolapsed). Untuk mendiagnosanya lakukan

analisa gas darah atau pemeriksaan darah untuk mengetahui terjadi tidaknya asidosis

metabolik.

VII.DIAGNOSIS

Diagnosis prolapsus tali pusat ditegakkan jika pada pemeriksaan dalam teraba tali

pusat yang berdenyut pada pemeriksaan vagina atau jika tali pusat tampak keluar dari

vagina, namun adakalanya hal ini tidak teraba pada pemeriksaan dalam yang disebut

occult prolapsed(tali pusat tersembunyi). Selain itu prolapsus tali pusat harus dicurigai

10
bila bunyi jantung janin menjadi tidak teratur disertai dengan periodik bradikardi atau

takikardi dengan durasi bervariasi. Diagnosis pasti juga dapat ditegakkan melalui

pemeriksaan ultrasonografi (USG) obstetri. 1,6,9

Gambar 6. Prolapsus tali pusat pada pemeriksaan colour

dopplerultrasonografic1

Adanya tali pusat menumbung (prolapsus funikuli)tali pusat terkemuka pada

umumnya baru dapat diketahui dengan pemeriksaan dalam setelah terjadi pernbukaan

ostium uteri. Pada tali pusat terkemuka, dapat diraba bagian yang berdenyut di belakang

selaput ketuban, sedangkan pada tali pusat menumbung (prolapsus funikuli), tali pusat

dapat diraba dengan dua jari, tali pusat yang berdenyut menandakan bahwa janin masih

hidup.3

Oleh karena diagnosis pada umumya hanya dapat dibuat berdasarkan

pemeriksaan dalam, maka pemeriksaan dalam mutlak harus dilakukan pada saat ketuban

pecah bila bagian terendah janin belum masuk ke dalam rongga panggul. Pemeriksaan

dalam perlu pula dilakukan apabila terjadi kelambatan bunyi jantung janin tanpa adanya

sebab yang jelas.3Ketuban sudah pecah dan kepala masih goyang, pada pemeriksaan

dalam teraba tali pusat, raba juga bagaimana pulsasi tali pusat.

11
VIII. PENATALAKSANAAN

Pada prolapsus funikuli, janin menghadapi bahaya hipoksia, karena tali pusat akan

terjepit antara bagian terendah janin dan jalan lahir, sedangkan pada tali pusat terdepan

ancaman bahaya tersebut sewaktu waktu dapat terjadi.

Pada prolapsus funikuli dengan tali pusat masih berdenyut, tetapi pembukaan belum

lengkap, maka hanya ada dua pilihan, yakni melalui reposisi tali pusat atau

menyelamatkan persalinan dengan seksio sesarea. Reposisi tali pusat pada umunya sulit

dan seringkali mengalami kegagalan. Oleh sebab itu reposisi tersebut hanya dilakukan

pada keadaan keadaan dimana tidak memungkinkan dilakukan seksio sesarea. Cara yang

terbaik untuk melakukan reposisi ialah dengan memasukkan gumpalan kain kasa yang

tebal ke dalam jalan lahir, melilitkan dengan hati-hati ke tali pusat, kemudian mendorong

seluruhnya perlahan lahan kedalam kavum uteri di atas bagian terendah janin. Tindakan

ini lebih mudah bila wanita yang bersangkutan ditidurkan dalam posisi Tredelemburg.3

Gambar 7: Posisi sims dan Genu- pectoral.4

12
Gambar 8:Posisi Tredelemburg

Apabila diambil keputusan untuk melakukan seksio sesarea, maka sementara menuggu

persiapan perlu dijaga agar tali pusat tidak mengalami tekanan dan terjepit oleh bagian

terendah janin. Untuk hal itu, selain meletakkan wanita dalam posisi Trendelemburg,

satu tangan di masukkan kedalam vagina untuk mencegah turunnya bagian terendah di

dalam rongga panggul.2,3Pada multipara dengan ukuran panggul normal, pada waktu

pembukaan lengkap, janin harus segera dilahirkan. Pada letak sungsang janin dilahirkan

dengan ekstraksi kaki, pada letak lintang dilakukan versi ekstraksi, sedangkan pada

presentasi belakang kepala dilakukan tekanan yang cukup kuat pada fundus uteri pada

waktu his, agar supaya kepala janin masuk kedalamrongga panggul dan segera dapat

dilahirkan, bilamana perlu, tindakan ini dapat dibantu dengan melakukan esktraksi

cunam.3

Pada keadaan di mana janin sudah meninggal, tidak ada alasan untuk menyelesaikan

persalinan dengan segera. Persalinan diawasi sehingga berlangsung spontan. Pada tali

pusat terdepan penderita ditidurkan dalam posisi Trendelemburg dengan harapan bahawa

ketuban tidak pecah terlalu dini dan tali pusat masuk kembali dalam kavum uteri.3

IX. KOMPLIKASI

Prolapsus tali pusat dapat menyebabkan terjadinya asidosis metabolik, kelahiran

prematur, trauma lahir, dan hipoksia janin karena tali pusat akan terjepit antara bagian

terendah janin dan jalan lahir, bahkan bisa menyebabkan kematian janin, sedangkan pada
13
tali pusat terdepan / tali pusat terkemuka ancaman sewaktu-waktu dapat terjadi. 8

Pada presentasi kepala, prolapsus funikuli sangat berbahaya bagi janin, karena

setiap saat tali pusat dapat terjepit antara bagian terendah janin dengan jalan lahir dengan

akibat gangguan oksigenasi janin. Pada tali pusat terdepan, sebelum ketuban pecah,

ancaman terhadap janin tidak seberapa besar, tetapi setelah ketuban pecah bahaya

kematian janin sangat besar. Myles melaporkan hasil penelitiannya dalam perpustakaan

dunia, bahwa angka kejadian berkisar antara 9,3-0,6% persalinan.

Sedangkan pada ibu karena terjadi prolapsus maka dilakukan seksio atau persalinan

normal yang dapat menimbulkan terjadinya trauma jaringan dan leserasi pada vagina

serviks.

1. Pada Ibu

Dapat menyebabkan infeksi intra partum, pecahnya ketuban menyebabkan bakteri di

dalam cairan amnion menembus amnion dan menginvasi desidua serta pembuluh korion

sehingga terjadi bakterimia dan sepsis pada ibu dan janin. Sedangkan pemeriksaan

serviks dengan jari tangan akan memasukkan bakteri vagina kedalam uterus.

Pemeriksaan ini harus dibatasi selama persalinan, terutama apabila dicurigai terjadi

distosia. Infeksi merupakan bahaya yang serius yang mengancam ibu dan janinnya pada

partus lama). Komplikasi lain seperti laserasi jalan lahir, ruptura uretri, atonia uretri

dapat terjadi akibat upaya menyelamatkan janin.

2. Pada janin

a. Gawat janin

Gawat janin adalah keadaan atau reaksiketika janin tidak memperoleh oksigen yang

cukup. Gawat janin dapat diketahui dari tanda-tanda berikut:

1) Frekuensi bunyi jantung janin kurang dari 120 x / menit atau lebih dari 160 x / m.

2) Berkurangnya gerakan janin (janin normal bergerak lebih dari 10 x / hari).

14
3) Adanya air ketuban bercampur mekonium, warna kehijauan, atau tali pusat

pulsasinya lemah, maka prognosis janin akan memburuk.

b. Cerebral palsy adalah gangguan yang mempengaruhi otot, gerakan, dan

ketrampilan motorik (kemampuan untuk bergerak dalam cara yang

terkoordinasidan terarah) akibat dari rusaknya otak karena trauma lahir atau

patologi intrauterin

X. PROGNOSIS

Prolapsus tali pusat tidak membahayakan si ibu. Bahaya yang mengancam adalah

bagi si janin, terutama pada letak kepala. Kompresi tali pusat parsial lebih dari 5 menit

memberikan prognosis buruk. 7,11

1. Angka kematian untuk bayi prematur dengan prolaps tali pusat hampir 4 kali lebih tinggi
daripada bayi aterm;
2. Bila gawat janin dibuktikan oleh detak jantung yang abnormal, adanya cairan amnion
yang terwarnai oleh mekonium, atau tali pusat dengan pulsasi lemah, maka prognosis
janin buruk;
3. Jarak antara terjadinya proplaps dan persalinan merupakan faktor yang paling kritis
untuk hidup janin;
4. Dikenalnya segera prolaps memperbaiki kemungkinan janin hidup;
5. Angka kematian janin pada prolaps tali pusat yang letaknya sungsang atau lintang sama
tingginya dengan presentasi kepala. Hal ini menghapus perkiraan bahwa pada kedua
letak janin yang abnormal tekanan pada tali pusatnya tidak kuat;
6. Ditemukannya prolaps tali pusat diperlukan tindakan yang cepat. Terapi definitif adalah
melahirkan janin dengan segera. penilaian yang cepat sangat penting untuk menentukan
sikap terbaik yang akan diambil. Persalinan pervaginam segera hanya mungkin bila
pembukaan lengkap, bagian terendah janin telah masuk panggul, dan tidak ada CPD;
7. Bahaya terhadap ibu dan janin akan berkurang bila dilakukan seksio sesaria daripada
persalinan pervaginam yang dipaksakan pada pembukaan yang belum lengkap. Sambil
menunggu persiapan seksio sesaria tekanan pada tali pusat oleh bagian terendah janin
dapat diminimalisasi dengan posisi knee chest, trendelenburg, atau posisi sim;

15
8. Sedangkan bahaya terbesar pada presentasi kepala, karena setiap saat tali pusat dapat
terjepit antara bagian terendah janin dengan jalan lahir dapatmengakibatkan gangguan
oksigenasi janin. Pada tali pusat terdepan, sebelum ketuban pecah, ancaman terhadap
janin tidak seberapa besar, tetapi setelah ketuban pecah, bahaya kematian janin sangat
besar.

XI. RUJUKAN

Tatalaksana Umum:

Tali pusat terkemuka11

Tekanan tali pusat oleh bagian terendah janin dapat diminimalisasi dengan posisi knee

chest atau Trendelenburg. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang menyediakan layanan seksio

sesarea.

Tali pusat menumbung11

Perhatikan apakah tali pusat masih berdenyut atau tidak. Jika sudah tidak berdenyut,

artinya janintelah mati dan sebisa mungkin pervaginam tanpa tindakan agresif. Jika

tali pusat masih berdenyut:

 Berikan oksigen.
 Hindari memanipulasi tali pusat. Jangan memegang ataumemindahkan tali pusat

yang tampak pada vagina secara manual.


 Posisi ibu Trendelenburg atau knee-chest.
 Dorong bagian terendah janin ke atas secara manual untuk mengurangikompresi

pada tali pusat.


 Segera rujuk ibu ke fasilitas yang melayani seksio sesarea. Pada saatproses

transfer dengan ambulans, posisi knee chest kurang aman,sehingga posisikan ibu

berbaring ke kiri

Tatalaksana Khusus11

Di rumah sakit, bila persalinan pervaginam tidak dapat segera berlangsung (persalinan

16
kala I), lakukan seksio sesarea. Penanganan yang harus dikerjakan adalah sebagai

berikut:

 Dengan memakai sarung tangan steril/disinfeksi tingkat tinggi(DTT), masukkan

tangan melalui vagina dan dorong bagianterendah janin ke atas.


 Tangan yang lain menahan bagian terendah di suprapubis dannilai keberhasilan

reposisi.
 Jika bagian terendah janin telah terpegang kuat di atas ronggapanggul, keluarkan

tangan dari vagina dan letakkan tangan tetapdi atas abdomen sampai operasi

siap.
 Jika tersedia, berikan salbutamol 0,5 mg IV secara perlahanuntuk mengurangi

kontraksi uterus.

17
Algoritma penanganan prolapsus tali pusat11

DAFTAR PUSTAKA

18
1. Monique G. Lin, MD, Umbilical Cord Prolapse, Obstetrical and Gynecological Survey,

2006
2. Wikipedia, the Free Encyclopedia. Umbilical Cord Prolapse. Available from

http://www.en.wikipedia.org/wiki/cordProlapsed
3. Prof dr Hanifa. Ilmu Kebidanan Edisi Ke tiga, prolapsus tali pusat, 2000, 81, 634
4. Kevin P Henretty, Obstretic illustrated, 6th edition, 2003, 208
5. Obstetrical Emergencies – Cord Prolapse.pdf
6. Wikipedia, the Free Encyclopedia. Umbilical Cord Prolapse. Available from

http://www.en.wikipedia.org/wiki/umbilicalCord
7. Prolapsus Tali PUsat Available From : Dokterirga.com/prolapsustalipusat.html
8. Prolapsus Tali Pusat Available from : refarat Prolapsus Tali Pusat.html
9. Sharon T. Phelan, Bradley D. Holbrook, Umbilical Cord Prolapse, Obstetric and

Gynacology Clinics of North America, March 2013, vol 40


10. Fernando Heredia, Philippe Jeanty, Umbilical Cord Anomalies,Women Health Alliance,

Nashville, Tennessee.
11. Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan, edisi pertama,

2013,154

19

You might also like