You are on page 1of 9

Sains sebagai cara berfikir

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) secara umum meliputi tiga bidang ilmu
dasar, yaitu fisika, biologi, dan kimia. IPA hakikatnya merupakan suatu produk,
proses, dan aplikasi. Sebagai produk IPA merupakan sekumpulan pengetahuan
dan sekumpulan konsep dan bagan konsep. Sebagai suatu proses, IPA merupakan
proses yang dipergunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan
mengembangkan produk-produk sains, dan sebagai aplikasi, teori IPA akan
melahirkan teknologi yang dapat memberi kemudahan bagi kehidupan (Laksmi
Prihantono, dkk, dalam Trianto, 2010: 137). Sedangkan Supriyadi (2009: 3)
menjelaskan bahwa sains adalah suatu cara berpikir untuk memahami suatu gejala
alam, suatu cara untuk memahami gejala alam, dan sebagai batang tubuh
keilmuan yang diperoleh dari suatu penyelidikan. Sains mengandung nilai-nilai
ilmiah, dalam usaha membaca alam untuk menjawab hubungan sebab akibat,
sains memiliki potensi pengembangan nilai-nilai individu. Pengkajian terhadap
keteraturan sistem alam mendorong peningkatan kekaguman, keingintahuan
terhadap alam, dan kemahfuman akan kebesaran Tuhan yang menciptakannya.
Nilai-nilai etika dan moral yang terpatri pada pembacaan alam ini akan
berkembang dari dampak pengiring oleh sikap ilmiah di atas yang dibiasakan dan
terbiasa penerapannya dalam perilaku keseharian student as a scientist (Zuhdan,
2011: 7).
Sund (Tedjo Susanto, 2011: 8-9), mengemukakan bahwa pengertian sains
mencakup tiga aspek, diantaranya:
a) Scientific attitudes: adalah keyakinan, nilai-nilai, pendapat/ gagasan, objektif,
dan sebagainya. Misalnya membuat keputusan setelah memperoleh cukup
data yang berkaitan dengan masalahnya secara selalu berusaha objektif, jujur,
dan lain-lain.
b) Scientific processes (metode ilmiah), adalah cara khusus dalam penyelidikan
untuk memecahkan suatu masalah. Misalnya membuat hipotesis, merancang
dan melaksanakan eksperimen, mengumpulkan data, menyusun data,
mengevaluasi data, mengukur, dan sebagainya.
c) Scientific products (produk ilmiah), berupa fakta, konsep, prinsip, hukum,
teori, dan lain-lain.

Collete & Chiapetta (1994: 30) menyatakan bahwa sains merupakan suatu
cara berpikir dalam upaya penyelidikan tentang gejala alam, dan sebagai suatu
kumpulan pengetahuan yang didapatkan dari proses penyelidikan. IPA sebagai
cara berpikir (a way of thinking) ditandai oleh adanya proses berpikir untuk
memberikan gambaran tentang rasa keingintahuannya tentang fenomena alam.
IPA sebagai cara penyelidikian (a way of investigating) ditandai dengan
penggunaan metode ilmiah dalam memahami gejala-gejala alam dan segala hal
yang terlibat di dalamnya. IPA sebagai kumpulan pengetahuan (a body of
knowledge) ditandai dengan keberadaan fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan
model.
Berdasarkan dari beberapa definisi hakikat IPA, maka dapat disimpulkan
bahwa IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai gejala-gejala
alam melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah. Proses
ilmiah ini dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk
ilmiah yang tersusun atas tiga komponen yaitu sebagai produk, proses, dan
aplikasi. IPA sebagai produk dan proses untuk menghasilkan sikap ilmiah hingga
dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pengetahuan
yang dimiki dan mampu melakukan kerja ilmiah yang diiringi sikap ilmiah maka
dapat diperoleh produk IPA yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan
model.

Ciri-ciri Berfikir Sains (Kritis)

1. Mampu membuat simpulan dan solusi yang akurat, jelas, dan relevan terhadap
kondisi yang ada
2. Berpikir terbuka dengan sitematis dn mempunyai aumsi, implikas, dan konsekuensi
yang logis.
3. Berkomunikasi secara efaktif dalam menyelesaikan suatu masalah yang kokpleks,
berpikir kritis merupakan cara untuk membuat pribadi yang terarah, disiplin,
terkontrol, dan korektif terhadap diri sendiri. Hal ini tentu saja membutuhkan
kemampuan komunikasi efektif dan metode penyelesaian maslah serta komitmen
untuk mengubah paradigma egosentris dan sosio sentris kita. Saat kita mulai untuk
berpikir kritis, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan disini, yaitu:
a. Mulailah dengan berpikir apa dan kenapa, lalu carilah arah yang tepat untuk
jawaban dari pertanyaan tersebut.
b. Tujuan pertanyaan akan apa dan kenapa
c. Informasi yang spesifik untuk menjawab pertanyaan diatas
d. Kriteria standar yang ditetapkan untuk memenuhi jawaban atas pertanyaan
e. Kejelasan dari solusi permasalahan/pertanyaan
f. Konsekuensi yang mungkin terjadi dari pilihan yang kita inginkan
g. Mengevaluasi kembali hasil pemikiran kita untuk mendapatkan hasil yang
maksimal.
Sebagaiman fitrahnya manusia adlah subjek dalam kehidupan ini. Artinya mnusia
akan cenderung berpikir untuk dirinya sendiri atau disebut sebagai egosentris. Dalam
proes berpikir, egosntris menjadi hal utam yang harus kita hindari. Apa lagi bila kita
berada dalam ebuah tim yang membutuhkan kerjasam yang baik. Egosentris akan
membuat pemikiran kita menjadi tertutup sehingga sulit mendapatkan inovasi-inovasi
baru yang dapt hadir. Pada akhirnya, sikap egosentris ini akan membawa manusia
kedalam komunitas individualistis yang tidak peka terhadapa lingkungan sekitar. Bukan
menjadi solui, tetapi hanya menjadi penambah masalah. Semakin sering kita berlatih
berpikir kritis (sains) ecara ilmiah, maka kita kan semakin berkembang menjadi tidak
hanya sebagai pemikir kritis yang ulung, namu juga sebagai pemecahan masalah yang
ada di lingkungan.

Tahapan berpikir Sains (Kritis)

Proses berpikir sains (kritis) dapat digambarkan seperti metode ilmiah. Steven (1991)
mengutarakan bahwa berpikir kritis adalah metode tentang penyelidikan ilmiah, yaitu
mengidentifikasi masalah, merumuskan hiptesis, mencari dan mengumpulkan data-data yang
relevan, menguji hipotesis secara logis dan evluasi serta membuat kesimpulan yang reliable.
Berpikir kritis memuat kemampuan membaca dengan pemahaman dan mengidentifikasi materi
yang diperlukan daengan yang tidak ada hubungan. Hal ini juga berarti dapat menggambarkan
kesimpulan dengan sempurna dari data yang diberikan, dapat menentukan ketidak konsistenan
dan kontradiksi di dalam kelomok data, berpikir kritis adalah anlitis dan reflektif.
a. Keterampilan Menganalisi
Ketermpilan menganilisis merupakan suatu keterampilan menguraikan
sebuah struktur ke dalam komponen-komponen agar mengetahui
pengorganisasian struktur tersebut. Dalam keterampilan tersebut tujuan
pokoknya adalah memahami sebuah konsep global dengan cara
menguraikan atau merinci globalitas tersebut ke dalam bagian-bagian yang
lebih kecil dan terperinci.
b. Keterampilan Mensintesis
Keterampilan mensintesis merupakan keterampilan yang berlawanan
dengan keterampilan menganalisis. Keterampilan mensintesis adalah
keterampilan menggabungkan bagian-bagian menjadi sebuah bentukan atau
susunan yang baru.
c. Keterampilan Mengenal dan Memecahkan Masalah
Keterampilan ini merupakan keterampilan aplikataif konsep kepada
pengertian baru, keterampilan ini menuntut pembaca untuk memahami
bacaan dengan kritis sehingga setelah kegiatan membaca selesai siswa
mampu merangkap beberapa pikiran pokok bacaan, sehingga mampu
mempola sebuah konsep. Keterampilan ini bertujuan agar pembaca mampu
memahami dan menerapkan konsep-konsep ke dalam permasalahan atau
ruang lingkup baru.
d. Keterampilan Menyimpulkan
Keterampilan menyimpulkan ialah kegiatan akal pikiran manusia
berdasarkan pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang dimilikinya, dapt
beranjak mencapai pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang baru yang lain
(Salam, 1988: 68). Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa
keterampilan ini menuntut pembaca untuk mampu menguraikan dan
memahami berbagi aspek secara bertahap agar sampai kepada suatu frmula
baru yaitu sebuah simpulan.
e. Keterampilan Mengevaluasi atau Menilai
Keterampilan ini menuntut pemikiran yang matang dalam menentukan
nilai sesuatu dengan berbagai kriteria yang ada.keterampilan menilai
menghendaki pembaca agar memberikan penilaian tentang nilai yang di
ukur dengan menggunakan standar tertentu (harjasujana,1987:44).

Dalam taksonomi belajar,menurut bloom, keterampilan mengevaluasi merupakan tahap


berpikir kognitif yang paling tinggi. Pada tahap ini siswa dituntut agar ia mampu
mensinergikanaspek-aspek kognitif lainnya dalam menilai sebuah fakta atau konsep.

Daftar Pustaka

Sudaryanto, Kajian Kritis tentang Permasalahan Sekitar Pembelajaran Kemampuan Berpikir


Kritis. Selasa, 26 Agustus 2008 12:50.

Suhendar,Cucu.2009.Ilmu pengetahuan Alam SMK/MAK.bandung:Armico.


Purwanto,Susanto,H.ir.2007.Ilmu pengtahuan Alam SMK/MAK.klaten :Macanan Jaya
Cemerlang.
Sains sebagai kumpulan pengetahuan

Definisi-definisi yang dikemukakan di depan merupakan usaha untuk memperjelas


secara singkat apa sebenarnya sains itu. Penjelasan singkat dengan satu atau dua kalimat tentu
tidak lengkap. Sebab sains tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan atau fakta-fakta,
tetapi juga suatu cara kerja, cara berpikir dan cara memecahkan masalah.
Memang pada praktiknya apa yang dikenal dengan sains tidak dapat dipisahkan dari
metode-metode penelitian. Memahami sains lebih dari hanya mengetahui fakta-fakta, tetapi
memahami sains berarti juga memahami proses sains yaitu bagaimana mengumpulkan fakta-
fakta dan bagaimana menghubungkan fakta-fakta untuk menginterpretasikannya. Para
ilmuwan menggunakan berbagai prosedur empirik dan prosedur analitik dalam usaha mereka
memahami alam semesta ini. Prosedur-prosedur tersebut disebut proses ilmiah atau proses
sains.
Keterampilan proses sains diseut juga keterampilan belajar seumur hidup, sebab
keterampilan-keterampilan ini dapat juga dipakai untuk kehidupan sehari-hari dan untuk
bidang studi lain.
Ditinjau dari tingkat kerumitan dalam penggunaannya, keterampilan proses sains
dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu keterampilan proses dasar (basic skills) dan keterampilan
proses terintegrasi (integrated skills).

1) Keterampilan Proses Dasar


Keterampilan-keterampilan proses dasar menjadi dasar untuk keterampilan- keterampilan
proses terintegrasi yang lebih kompleks. Jenis-jenis keterampilan proses dasar adalah sebagai
berikut.

a) Mengamati
Mengamati adalah kegiatan yang melibatkan satu atau lebih alat indera. Pada tahap
pengamatan orang hanya mengatakan kejadian yang mereka lihat, dengar, raba, rasa, dan cium.
Pada tahap ini seseorang belajar mengumpulkan petunjuk. Kegiatan inilah yang
membedakan antara pengamatan dengan penarikan kesimpulan atau pengajuan pendapat.
Contoh: merasakan air gula, meraba permukaan daun, mendengarkan bunyi dari dawai
yang dipetik, mengamati daur air, mencium bau tape.

b) Menggolongkan/mengklasifikasikan
Menggolongkan adalah memilah berbagai obyek dan/atau peristiwa berdasarkan
persamaan sifat khususnya, sehingga diperoleh kelompok sejenis dari obyek atau peristiwa
yang dimaksud.

c) Mengukur
Mengukur adalah kegiatan membandingkan benda yang diukur dengan satuan ukuran
tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk kegiatan mengukur diperlukan bantuan alat-
alat ukur yang sesuai dengan benda yang diukur.
Contoh: mengukur panjang, lebar, tinggi almari dengan menggunakan alat ukur panjang
yang sesuai yaitu meteran gulung (roll meter), bukan menggunakan penggaris plastik.

d) Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan adalah kegiatan menyampaikan perolehan fakta, konsep dan
prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk audio, visual, dan/atau audio visual. Cara-cara
komunikasi yang sering digunakan dalam ilmu pengetahuan selain dengan bahasa tulis maupun
lisan adalah melalui sajian bentuk grafik, tabel, gambar, bagan, simbol/lambang, persamaan
matematika.
Contoh: mempresentasikan hasil pengamatan, membuat laporan
penyelidikan,membacakan peta dan yang lainnya.

e) Menginterpretasi Data
Menginterpretasi adalah memberi makna pada data yang diperoleh dari pengamatan
karena data tidak berarti apa-apa sebelum diartikan. Menginterpretasi berarti memberi
arti/makna, misal: mengartikan tabel data, mengartikan grafik data. Menginterpretasi juga
diartikan menduga dengan pasti sesuatu yang tersembunyi dibalik fakta yang teramati.

f) Memprediksi
Memprediksi ialah menduga sesuatu yang akan terjadi berdasarkan pola-pola peristiwa
atau fakta yang sudah terjadi. Prediksi biasanya dibuat dengan cara mengenal kesamaan dari
hasil berdasarkan pada pengetahuan yang sudah ada, mengenal bagaimana kebiasaan
terjadinya suatu peristiwa berdasarkan pola kecenderungan.

g) Menggunakan Alat
Menggunakan alat adalah kegiatan merangkai dan menggunakan alat-alat untuk kegiatan
pengujian atau kegiatan percobaan/eksperimen.

h) Melakukan Percobaan
Melakukan percobaan adalah keterampilan untuk mengadakan pengujian terhadap ide-
ide yang bersumber dari fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan sehingga dapat diperoleh
informasi yang menerima atau menolak ide-ide itu.

i) Menyimpulkan
Menyimpulkan adalah keterampilan memutuskan keadaan suatu objek berdasarkan
fakta, konsep, prinsip yang diketahui.

2) Keterampilan Proses Terintegrasi


Ada 10 jenis-jenis keterampilan proses terintegrasi yaitu merumuskan masalah,
mengidentifikasi dan mendeskripsikan variabel, mendeskripsikan hubungan antar variabel,
mengendalikan dan mengontrol variabel, mendefinisikan variabel secara operasional,
memperoleh dan menyajikan data, menganalisis data, merumuskan hipotesis, merancang
penelitian, dan melakukan penyelidikan/percobaan.

a) Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan salah satu tahapan dari suatu kegiatan penyelidikan
ilmiah, setelah masalah yang akan diteliti ditetapkan. Suatu masalah perlu dirumuskan agar
jelas variabel-variabelnya dan jenis data yang perlu dikumpulkan. Masalah tersebut harus dapat
dirumuskan sedemikian rupa sehingga hanya dapat dijawab dengan pengamatan dan percobaan
di dunia ini. Rumusan tersebut yang kemudian disebut sebagai rumusan masalah. Untuk itu
dalam rumusan masalah harus secara tegas menunjukkan jenis variabelnya.

b) Mengidentifikasi dan Mendeskripsikan Variabel


Mengidentifikasi variabel merupakan suatu kegiatan menentukan jenis variabel dalam
suatu penelitian. Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian.

c) Mendeskripsikan Hubungan Antar Variabel


Mendeskripsikan hubungan antar variabel perlu dilakukan karena deskripsi tersebut
dapat memperjelas tentang bagaimana penelitian dilaksanakan, dan data apa yang harus
dikumpulkan.

d) Mengendalikan dan Mengontrol Variabel


Mengendalikan variabel merupakan kegiatan menentukan atau mengatur variasi/macam-
macam suatu variabel bebas penelitian.

e) Mendefinisikan Variabel Secara Operasional


Definisi secara operasional variabel adalah memberikan penjelasan secara operasional
terhadap variabel penyelidikan agar jelas bagaimana kedudukan dan penggunaan variabel
dalam penyelidikan.

f) Memperoleh dan Menyajikan Data


Data yang diperoleh dari percobaan/penyelidikan dicatat, kemudian disusun secara
sistematis. Selanjutnya data tersebut disajikan dalam bentuk tabel, grafik, dan atau/ gambar
disesuaikan dengan jenis datanya.
g) Menganalisis Data
Data percobaan yang telah dikumpulkan dan disajikan dalam bentuk sajian data yang
sesuai dengan jenisnya, selanjutnya perlu dianalisis dulu sebelum ditarik kesimpulannya.
Kegiatan menganalisis data diartikan sebagai menginterpretasi data, selanjutnya hasil
interpretasi data dibandingkan dan diintegrasikan dengan teori yang relevan dengan masalah
penyelidikan, dan/atau dibandingkan dan diintegrasikan dengan temuan penelitian lain yang
relevan.

h) Merumuskan Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara dari peneliti terhadap
permasalahan penelitian yang telah dirumuskan. Hipotesis dirumuskan berdasarkan hasil
kajian teori yang relevan.

i) Merancang Penelitian
Merancang penelitian merupakan keterampilan proses yang terdri dari urutan berbagai
keterampilan proses. Keterampilan proses merancang penelitian dapat dikembangkan di
SD/MI diawali di kelas tinggi (IV, V, dan VI).
Secara berurutan kegiatan merancang penelitian minimal terdiri atas proses-proses sains
yaitu membuat pertanyaan-pertanyaan (merumuskan masalah) dari sebuah topik pembelajaran
yang sesuai untuk didekati melalui penyelidikan, merumuskan hipotesis, memilih alat dan
bahan dan merancang cara kerja percobaaan untuk menguji hipotesis yang difasilitasi oleh
guru, memperkirakan hasil yang diharapkan dari masalah yang akan dipecahkan, dan membuat
format pencatat data untuk mengumpulkan data.

j) Melakukan Penyelidikan/Percobaan
Keterampilan proses melakukan percobaan yang dapat dikembangkan di SD/MI dalam
mata pelajaran sains adalah percobaan-percobaan sederhana untuk membangun konsep-
konsep, dan prinsip-prinsip dasar sains, bukan membangun teori baru, atau menerapkan teori.

Daftar Pustaka

Rahman, Aditya. 2011. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Tersedia pada
http://intermediary-blog.blogspot.com/2011/11/hakihat-ilmu-pengetahuan-alam-
ipa.html//
Sudana, Dewa Nyoman & I Gede Astawan. 2013. Pendidikan IPA SD. Singaraja: Universitas
Pendidikan Ganesha.

You might also like