Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Wilayah Tenggara Provinsi Maluku merupakan wilayah pulau-pulau terluar dan cukup terkenal
sebagai daerah wisata serta merupakan daerah nelayan/perikanan. Jumlah penduduk di wilayah
ini terus berkembang. Dengan perkembangan penduduk ini, maka berbagai kegiatan dialihkan
ke daerah pantai. Kondisi daerah pantainya memiliki potensi untuk wisata alam. Potensi
pengembangan lahan pantai Maluku Tenggara baik pada perairan pantai maupun pada perairan
lepas pantai belum terlihat adanya pemanfaatan secara khusus.
Selain permasalahan pantai, wilayah tenggara Provinsi Maluku juga memiliki permasalahan
pada air bersih dan juga pertanian lahan basah. Disamping curah hujan yang kecil setiap
tahunnya kurangnya sarana dan prasarana transportasi menjadi kendala yang sangat penting di
wilayah tersebut. Sejalan dengan makin berkembangnya daerah ini berbagai permasalahan
mulai timbul, antara lain: penempatan lahan permukiman, bangunan pemerintah/swasta,
rumah ibadat, dan lain-lain.
Untuk menanggulangi permasalahan tersebut diperlukan suatu studi identifikasi terkait sumber
daya air yang tepat meliputi pendayagunaan sumber daya air, konservasi, pengendalian daya
rusak air dan pemanfaatan sumber daya air..
Maksud dari kegiatan pekerjaan ini adalah melaksanakan pengukuran dan identifikasi
pengembangan SDA di pulau-pulau terluar Provinsi Maluku.
Studi Identifikasi Pengembangan SDA di Pulau – Pulau Terluar, Kab./Kota Tersebar 1-1
1.2.2 TUJUAN PEKERJAAN
Tujuan dari kegiatan Studi Identifikasi Pengembangan SDA Pulau-Pulau Terluar adalah untuk
mendapatkan rencana penanganan terhadap daya rusak air, konservasi, pemanfaatan sumber
air serta pemanfaatan air tanah dan air baku
a. Diperolehnya data dasar tentang pengembangan SDA di pulau – pulau terluar dan rencana
pemanfaatannya yang akan direkomendasikan untuk pelaksanaan desain secara rinci.
Lokasi Pekerjaan dari kegiatan ini adalah terletak di Wilayah Sungai Yamdena Wetar Provinsi
Maluku. Wilayah Sungai Yamdena Wetar terbagi menjadi 2 wilayah besar yaitu Kabupaten
Maluku Barat Daya dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat
Studi Identifikasi Pengembangan SDA di Pulau – Pulau Terluar, Kab./Kota Tersebar 1-2
Gambar 1.1 Kabupaten Maluku Tenggara Barat Berdasarkan Peta Dishidros
Studi Identifikasi Pengembangan SDA di Pulau – Pulau Terluar, Kab./Kota Tersebar 1-3
Gambar 1.2 Wilayah Kabupaten Maluku Barat Daya Berdasarkan Peta Dishidros
Studi Identifikasi Pengembangan SDA di Pulau – Pulau Terluar, Kab./Kota Tersebar 1-4
Gambar 1.3 Wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat Berdasarkan Peta dari RTRW Kabupaten.
Studi Identifikasi Pengembangan SDA di Pulau – Pulau Terluar, Kab./Kota Tersebar 1-5
Gambar 1.4 Wilayah Kabupaten Maluku Barat Daya Berdasarkan Peta dari RTRW Kabupaten.
Studi Identifikasi Pengembangan SDA di Pulau – Pulau Terluar, Kab./Kota Tersebar 1-6
1.5 DASAR HUKUM
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 1/PRT/M/2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Departemen Pekerjaan Umum.
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2006 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Balai Wilayah Sungai Maluku.
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22/PRT/M/2009 tentang Pedoman Teknis Dan
Tatacara Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Waktu pelaksanaan untuk pekerjaan ini adalah 210 (dua ratus sepuluh) hari kalender sejak
SPMK ditandatangani.
Untuk mewujudkan maksud dan tujuan pekerjaan ini, perlu dilakukan tahap kegiatan sebagai
berikut :
1.7.1 PERSIAPAN
Terdiri dari kegiatan pengumpulan data sekunder dan laporan persiapan survey.
a. Peta Topografi .
b. Data-data Klimatologi.
Studi Identifikasi Pengembangan SDA di Pulau – Pulau Terluar, Kab./Kota Tersebar 1-7
d. Laporan studi-studi terdahulu yang pernah ada.
A. Survey Pendahuluan
Maksud dari survey ini adalah untuk melakukan identifikasi awal guna mengetahui kondisi dan
permasalahan yang ada di daerah survey, dalam rangka penyiapan konsep dan batasan
pelaksanaan pekerjaan yang meliputi :
Studi Identifikasi Pengembangan SDA di Pulau – Pulau Terluar, Kab./Kota Tersebar 1-8
b. Menghubungi instansi-instansi terkait di daerah sehubungan dengan program
pembangunan sektoral/regional dan perencanaan pengembangan wilayah (RUTR dan RDTR)
di lokasi studi.
B. Survey Topograf
Pekerjaan ini dimaksudkan untuk memperoleh data topografi yang akan digunakan membuat
rencana teknis rinci dalam rangka menunjang pengelolaan dan penanganan pada lokasi studi.
Pekerjaan ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a. Pemasangan patok kayu dan Bench Mark serta CP (Control Point) tambahan
d. Pengukuran situasi detail rencana bangunan bendung dan irigasi sepanjang 5 km ke arah
hulu dan 5 km ke arah hilir serta dibuat cross section dengan jarak 200 m ke kiri dan ke
kanan dari elevasi maksimum rencana tinggi muka air.
e. Penelusuran Alignment Trase Jaringan Irigasi dengan menggunakan GPS untuk mendapat
alternatif jalur transmisi dari renacana bangunan bendung ke rencana saluran primer dan
sekunder.
b. Peta penampang melintang dengan interval 200 meter atau sesuai dengan petunjuk. Skala
penggambaran horizontal (H) 1: 1.000 dan vertikal (V) 1: 100.
C. Survey Hidrologi
a. Data curah hujan dari lebih dari 3 (tiga) stasiun yang berpengaruih terhadap lokasi kegiatan,
data yang didapat harus lebih dari 10 tahun.
Studi Identifikasi Pengembangan SDA di Pulau – Pulau Terluar, Kab./Kota Tersebar 1-9
c. Data dan peta tata guna lahan.
D. Survey Geoteknik
Pengamatan yang harus dilakukan mencakup lokasi yang berada pada daerah sekitar sungai
sepanjang. Penyelidikan yang harus dilakukan adalah mengenai jenis batuan dan
kondisinya, mengukur strike/ dip, kekar/ sesar dan struktur yang ditemukan.
b. Pengeboran inti sebanyak 3 (tiga) titik bor pada setiap lokasi rencana bangunan dengan total
kedalaman 45 m atau sampai dengan tanah keras.
SPT dilakukan untuk mengetahui kapasitas daya dukung tanah/ lapisan batuan, nilai SPT
yang disyaratkan mempunyai jumlah pukulan N > 50, pada lokasi Rencana As Bendung.
d. Metode yang digunakan untuk Survey Geoteknik harus sesuai dengan Keputusan Direktur
Jenderal Pengairan No. 185/ KPTS/ AS/ 1986, tanggal 1 desember 1986 tentang Standar
Perencanaan Irigasi yaitu Persyaratan Teknis – Bagian Penyelidikan Geoteknik PT – 03.
2. Spesific gravity;
3. Atterberg limit;
f. Keluaran.
Keluaran dari kegiatan survey ini berupa laporan penelitian tanah yang merupakan laporan
penunjang dari kegiatan Studi Identifikasi ini diharapkan muncul saran-saran mengenai
subbase (pondasi), daya dukung tanah, kelulusan (permeability).
Studi Identifikasi Pengembangan SDA di Pulau – Pulau Terluar, Kab./Kota Tersebar 1-10
E. Survey Sosial Ekonomi
Survey kondisi sosial ekonomi perlu dilakukan mengingat bahwa konsumsi air terkait erat
dengan kebiasaan masyarakat ditempat tersebut. Untuk itu perlu diteliti berapa jumlah
penduduk yang tinggal di daerah tersebut, bagaimana kebiasaan masyarakat tersebut dalam
bercocok tanam, bagaimana tingkat pendidikannya dan sebagainya,
Merupakan tahap pengolahan dari data-data yang telah diperoleh, baik dari hasil pengumpulan
data sekunder maupun hasil pengumpulan data di lapangan. Analisa yang dilakukan meliputi :
Merumuskan hasil pengumpulan data sekunder sehingga dapat memberikan gambaran tingkat
pengembangan wilayah berdasarkan kondisi sosial ekonomi dan arahan kebijakan pemerintah
yang berkaitan dengan rencana pembangunan bendung & jaringan irigasi.
Pengolahan dan perhitungan data lapangan hasil pengukuran topografi sehingga dapat
dihasilkan suatu peta lengkap yang dapat memberikan gambaran bentuk permukaan tanah
berupa situasi dan ketinggian serta posisi kenampakan yang ada di lokasi studi.
Studi Identifikasi Pengembangan SDA di Pulau – Pulau Terluar, Kab./Kota Tersebar 1-11
1.8 PELAPORAN
Sistematika pelaporan pada pelaksanaan pekerjaan ini terdiri dari beberapa tahapan
pemasukan laporan, yaitu sebagai berikut:
Menampung keseluruhan rencana kerja konsultan baik itu berupa jadwal personil, nama
personil, time schedule dan lainnya. Rencana Mutu Kontrak dicetak sebanyak 5 eksemplar dan
harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
B. Laporan Bulanan
Laporan Bulanan dibuat setiap bulan yang berisikan seluruh aktifitas yang dilakukan oleh
konsultan. Laporan ini bermaterikan keadaan keuangan, penggunaan tenagakerja,
permasalahan yang dihadapi dan langkah- langkah yang diambil. Laporan Bulanan dicetak
sebanyak 5 eksemplar pada masing-masing laporan bulanan
C. Laporan Pendahuluan
Laporan ini berisi tentang hasil dari keseluruhan pekerjaan dari awal hingga akhir. Laporan
dicetak sebanyak 5 eksemplar.
Studi Identifikasi Pengembangan SDA di Pulau – Pulau Terluar, Kab./Kota Tersebar 1-12
F. Laporan Akhir (Final Report)
Laporan ini berisi tentang hasil dari keseluruhan pekerjaan yang telah di revisi pada saat
asistensi konsep laporan akhir atau pada saat ekspose akhir. Laporan dicetak sebanyak 5
eksemplar
Studi Identifikasi Pengembangan SDA di Pulau – Pulau Terluar, Kab./Kota Tersebar 1-13