You are on page 1of 15

KPS ( Kualifikasi dan pendidikan staf )

Staff qualification and education ( SQE )

1. Apakah RS Harapan Jayakarta telah melakukan proses untuk penerimaan staf RS?
Rumah sakit menyediakan proses yang efisien, terkoordinasi, terpusat untuk :
- Penerimaan/rekrutmen individu untuk posisi/jabatan yang tersedia;
- Penilaian/evaluasi pelatihan, keterampilan dan pengetahuan para calon/ kandidat,
- Penetapan/appointing individu sebagai staf rumah sakit.

2. Apakah RS Harapan Jayakarta mendokumentasikan informasi kepegawaian,


orientasi RS, Pelatihan dan verifikasi sertifikat/ijazah karyawan pelayanan klinis?
 Ada informasi kepegawaian yang mendokumentasikan untuk setiap staf
 Seluruh staf, baik klinis maupun non klinis diberikan orientasi tentang rumah sakit,
departemen/ unit kerja atau unit dimana mereka ditugaskan dan tentang tugas tanggung
jawab mereka yang spesifik saat mereka diangkat sebagai staf.
 Staf yang memberikan asuhan pasien dan staf lain yang diidentifikasi oleh rumah sakit
untuk dilatih dalam cardiac life support yang ditetapan.
 Rumah sakit menyediakan program kesehatan dan keselamatan staf.
 Rumah sakit mempunyai proses yang efektif untuk mengumpulkan, memverifikasi,
mengevaluasi kredensial/ bukti bukti keahlian/ kelulusan ( izin/lisensi,
pendidikan,pelatihan, kompetensi dan pngalaman ) dari staf medis, staf keperawatan
dan praktisi pelayanan kesehatan lainnya yang diizinkan untuk memberikan asuhan
pasien.
3. Apakah RS Harapan Jayakarta memiliki tujuan terstandart dan prosedur berbasis
bukti untuk memberikan kewenangan klinis sesuai kompetensi?
Rumah sakit mempunyai tujuan yang terstandar, prosedur berbasis bukti untuk memberi
wewenang kepada semua anggota staf medis untuk menerima pasien dan memberikan
pelayanan klinis lainnya konsisiten / sesuai dengan kualifikasi.
Dokumen cinical priviledge.
4. Adakah persyaratan khusus Apakah RS Harapan Jayakarta dalam menetapkan
posisi staf?
Pemimpin Rumah sakit menetapkan persyaratan khusus bagi bagi posisi staf. Mereka
menetapkan tingkat pendidikan, keterampilan, pengetahuan dan persyaratan lain yang
diperlukan sebagai bagian dari upaya memproyesiakan susunan staf untuk memenuhi
kebutuhan pasien.
- Misi Rumah Sakit
- Perpaduan anatra pasien yang dilayani oleh rumah sakit dengan kompleksitas serta
kepelikan kebutuhan mereka.
- Jenis pelyanan yang disediakan oleh rumah sakit.
- Teknologi yang digunakan oleh Rumah sakit dalam asuhan pasien.
5. Apakah RS Harapan Jayakarta memiliki uraian tugas bagi karyawan yang tidak
memiliki izin praktek mandiri?
Masing-masing staf yang tidak memiliki izin praktik mandiri mempunyai tanggung jawab
yang ditentukan dalam uraian tugas mutakhirnya. Uraian tugas adalah dasar penugasan
mereka, dasar orientasi terhadap pekerjaan mereka dan dasar evaluasi tentang seberapa
baik mereka melaksanakan tanggung jawab tugasnya.
6. Apa upaya RS Harapan Jayakarta dalam menempatkan staf non klinis yang
kompeten ?
Rumah sakit mencari staf yang dapat secara kompeten memenuhi persyaratan jabatan
nonklinis. Supervisor dari staf tersebut memberikan orientasi tentang jabatan tersebut dan
memastikan para petugas tersebut dapat melaksanakan tanggung jawabnya sesuai uraian
tugas. Staf tersebut harus mendapatkan tingkat supervisi/ pengawasan yang dibutuhkan dan
secara berkala dilakukan evaluasi untuk memastikan berlanjutnya kompetensi pada
jabatannya.
7. Apakah ada perencanaan staf yang dilakanakan oleh pimpinan?
Perencanaan staf dilaksanakan oleh para pimpinan rumah sakit. Proses perencanaan
menggunakan metode yang diakui untuk menentukan jenjang kepegawaian.
8. Apakah ada metode pendidikan dan pelatihan untuk menjaga keterampilan dan
pengetahuan staf?
Setiap staf memperoleh pendidikan dan pelatihan yang in- service berkelanjutan, maupun
yang lain untuk menjaga atau meningkatkan keterampilan dan pengetahuannya.
9. Apakah ada program kesehatan dan keselamatan staf RS ?
Program kesehatan dan keselamatan staf rumah sakit penting untuk menjaga kesehatan,
kepuasan, dan produktivitas staf. Keselamatan staf juga menjadi bagian dari program mutu
dan keselamatan pasien rumah sakit.
10. Apakah RS Harapan Jayakarta melakukan identifikasi jenis kegiatan pelayanan di
RS?
Rumah sakit bertanggung jawan untuk mengidentifikasi jenis kegiatan atau rentang
pelayanan para individu yang akan diberikan dirumah sakit. Hal ini dapat terlaksana
melalui perjanjian, pengangkatan, uraian tugas atau metode lainnya.
SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP)

1. Dapatkah anda menyebutkan 6 sasaran keselamatan pasien?


Ada 6 sasaran keselamatan pasien di rumah sakit:
( acuan : peraturan mentri kesehatan RI No. 1691 th 2011)
 Ketepatan identifikasi pasien
 Peningkatan komunikasi yang efektif
 Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
 Kepastian tepat lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi;
 Pengurangan risiko infeksi terait pelayanan kesehatan; dan
 Pengurangan risiko pasien jatuh .
2. Bagaimana mengidentifikasi pasien secara tepat?
Ketepatan identifikasi pasien
- Setiap pasien yang masuk rawat inap dipasangkan gelang identifikasi pasien.
- Sedikitnya ada 2 identitas misalnya menggunakan NAMA, TANGGAL LAHIR atau
NAMA IBU KANDUNG.
- Nomor kamar atau lokasi pasien tidak bias digunakan untuk identifikasi.
- Pengecualian prosedur identifikasi dapat dilakukan pada kondisi kegawatdaruratan
pasien di IGD , ICU dan kamar operasi dengan tetap memperhatikan data pada gelang
identitas pasien.
3. Kapan dilakukan prosedur verifikasi identitas pasien?
Prosedur verifikasi identitas pasien dilakukan pada saat :
- Sebelum pemberikan obat
- Sebelum pemberian darah atau produk darah
- Sebelum pengambilan darah dan sampel lain untuk pemeriksaan klinis.
- Sebelum memberikan pengobatan dan tindakan lain.
4. Ada berapa macam gelang identifikasi yang di gunakan di RS Harapan Jayakarta
?
Macam – macam gelang identifikasi pasien yang digunakan RS:
 Gelang identifikasi yang dapat digunakan RS
Pasien laki- laki : bitu muda
pasien perempuan : merah muda
 Gelang pasien risiko jatuh : KUNING
 Gelang alergi : KUNING
 Gelang DNR : UNGU
5. Dapatkan anda menyebutkan bagaimana teknik untuk meningkatkan
komunikasi yang efektif?
Peningkatan komunikasi yang efektif
 Rumah sakit menggunakan tehnik SBAR ( situation- background – assessment-
Recommendation ) dalam melaporkan kondisi pasien untuk meningkatkan
efektivitas komunikasi antar pemberi layanan.
 Situation : kondisi terkini yang terjadi pada pasien.
 Background : Informasi penting apa yang berhubungan dengan kondisi pasien
terkini.
 Assessment : Hasil pengkajian kondisi pasien terkini
 Recommendation : Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah pasien.
 Rumah sakit konsisiten dalam melakukan verifikasi terhadap akurasi dari
komunikasi lisan dengan catat, baca kembali dan konfirmasi ulang (CABAK )
terhadap perintah yang diberikan.
Siapa yang bertanggungjawab untuk melaporkan kondisi pasien kepada
DPJP?
 Pelaporan kondisi pasien kepada DPJP menjadi tanggung jawab dokter ruangan
yang bertugas.
6. Bagaimana cara meningkatkan keamanan obat yang perlu diwaspadai ?
Peningkatan penanganan obat yang perlu diwaspadai ( high Alert Medication ) :
Obat- obatan yang perlu diwaspadai ( high Alert Medication ) adalah obat yang
persentasenya tinggi dalam menyebabkan terjadi kesalahan/errordan/atau kejadian
sentine ( sentinel event ), obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak
diinginkan ( adverse outcome ) demikian pula obat- obat yang tampak mirip/ ucapan
mirip/NORUM, atau look – Alike Sound – Alike / LASA).
Elektrik konsentrat apa saja yang dapat secara tidak sengaja diberikan?
Yang sering disebut-sebut dalam isu keamanan obat adalah pemberian elektrolit
konsentrat secara tidak sengaja :
 Kalium / potassium klorida ( sama dengan 2mEq/ml atau yang lebih pekat
)
 Kalium /potasium fosfat ( sama dengan atau lebih besar dari 3mmol/ml)
 Natrium/sodium klorida ( lebih pekat dari 0.9%), dan
 Magnesium sulfat ( sama dengan 50% atau lebih pekat )

Bagaimana cara pengelolaan high alert medication?

Pengelolaan high alert medication:

 Penyimpanan di lokasi khusus dengan akses terbatas dan diberi penandaan yang
jelas berupa stiker berwarna merah bertuliskan “ High Alert ”
 Ruang perawatan yang boleh menyimpan elektrolit pekat harus memastikan bahwa
elektrolit pekat disimpan dilokasi dengan akses terbatas bagi petugas yang diberi
wewenang.
 Obat diberi penandaan yang jelas berupa stiker berwarna merah bertuliskan “ Higt
Alert ” dan khusus untuk elektroli pekat, harus ditempelkan stiker yang bertuliskan
“ elektrolit pekat, harus diencerkan sebelum diberikan”
7. Apa maksud dari verifikasi pre operatif: kepastian Tepat lokasi, Tepat prosedur,
Tepat pasien Operasi?
Maksud dari proses verifikasi praoperatif adalah untuk :
 Memverifikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang benar;
 Memastikan bahwa semua dokumen, foto (images ), dan hasil pemeriksaan
yang relevan tersedia, diberi label dengan baik, dan pampang.
 Memverifikasi keberadaan peralatan khusus dan/atau implant- implant yang
dibutuhkan.

Siapa yang bertanggung jawab untuk membuat tanda pada pasien ?

 Orang yang bertanggung jawab untuk membuat tanda pada pasien adalah
operator/ orang yang akan melakukan tindakan.
 Operator yang membuat tanda itu harus hadir pada operasai tersebut.

Kapan dilakukan penandaan operasi ?

 Penandaan titik yang akan di operasi adalah sebelum pasien


dipindahkan keruang dimana operasi akan dilakukan. Pasien ikut
dilibatkan, terjaga dan sadar; sebaiknya dilakukan sebelum pemberian
obat pre- medikasi.

Dimana saja dilakukan penendaan ?

 lokasi untuk semua prosedur yang melibatkan sayatan, tusukan


persukan, atau penyisipan instrument harus ditandai.
 Semua penandaan harus dilakukan bersamaan saat pengecekan hasil
pencitraan pasien diagnosis misalnya sinar- X, scan, pencitraan
elektronik atau hasil test lainnya dan pastikan dengan catatan medis
pasien dan gelang identitas pasien.
 Lokasi operasi ditandai pada semua kasus termasuk sisi ( laterality),
struktur multiple ( jari tangan, jari kaki, lesi ) atau multiple level (
tulang belakang )

Prosedur apa yang tidak memerrlukan penandaan ?

Beberapa prosedur yang tidak memerlukan penandaan :

 Kasus organ tunggal ( misalnya operasi jantung, operasi Caesar )


 Kasus intervensi seperti kateter jantung
 Kasus yang melibatkan gigi
 Prosedur yang melibatkan bayi premature dimana penandaan akan
menyebabkan tato permanen.

Bagaimana menjelaskan alasan kasus- kasus operasi yang tidak dilakukan


penandaan ?

Dalam kasus- kasus dimana tidak dilakukan penandaan, alasan harus dapat
dijelaskan dan dipertanggung jawabkan. Untuk pasien dengan warna kulit gelap,
boleh digunakan warna selain hitam atau biru gelap ( biru tua ) agar penandaan jelas
terlihat, misalnya warna merah. Pada kasus- kasus seperti operasi spinal ( dapat
dilakukan proses dua tahap yang meliputi penandaan pre operatif per level spinal (
yang akan dioperasi ) dan interspace spesifik intraoperative menggunakan
radiographic marking.

8. Bagaimana cara penandaaan lokasi operasi ?


 Tanda dapat berupa “ X ”, anak panah atau inisial nama operator dititik yang
akan operasi.
 Tanda itu harus dibuat dengan pena atau spidol permanen berwarna hitam dan
jika memungkinkan, harus terlihat sampai pasien disiapkan dan dislimuti.
 Lokasi untuk semua prosedur yang melibatkan sayatan, tusukan perkutan, atau
penyisipan instrument harus ditandai.
 Semua penandaan harus dilakukan bersamaan saat pengecekan hasil pencitraan
pasien diagnosis mislanya sinar X , scan, pencitraan elektronik atau hasil test
lainnya dan pastikan dengan catatan medis pasien dan gelang identitas pasien.
 Lokasi operasi ditandai pada semua kasus termasuk sisi ( laterality ), struktur
multipel ( jari tangan, jari kaki , lesi ) atau multiple level ( tulang belakang ).

Beberapa prosedur yang tidak memerlukan penandaan :

 Kasus orang tunggal ( misalnya operasi jantung, operasi Caesar )


 Kasus intervensi seperti kateter jantung
 Kasus yang melibatkan gigi
 Prosedur yang melibatkan bayi premature dimana penandaanakan akan
menyebabkan tato permanen.

Dalam kasus- kasus dimana tidak dilakukan penandaan, alasan harus dapat
dijelaskan dan dipertanggung jawabkan. Untuk pasien dengan warna kulit gelap,
boleh digunakan warna selain hitam atau biru gelap ( biru tua ) agar penandaan jelas
terlihat, misalnya warna merah. Pada kasus- kasus seperti operasi spinal ( dapat
dilakukan proses dua tahap yang meliputi penandaan pre operatif per level spinal (
yang akan dioperasi ) dan interspace spesifik intraoperative menggunakan
radiographic marking.

Prosedur checklist keselamatan operasi merupakan standar operasi yang meliputi


pembacaan dan pengisian formulir signin yang dikukan sebelum pasien dianestesi
diholding area, time out yang dilakukan diruang operasi sesaat sebelum insisi pasien
operasi dan sign out setelah operasi selesai ( dapat dilakukan di recovery room ). Proses
sign in, time out dan sign out ini dipandu oleh perawat sirkuler dan diikuti oleh operator,
dokter anestesi, perawat.

9. Bagaimana upaya pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan?


Semua petugas dirumah sakit termasuk dokter melakukan kebersihan tangan pada 5
MOMEN yang telah ditentukan, yakni :
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sesudah kontak dengan pasien
3. Sebelum tindakan asepsis
4. Sesudah terkena cairan tubuh pasien
5. Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien

Rumah sakit menggunakan 6 langkah cuci tangan ada 2 cara cuci tangan yaitu:

1. HANDWASH – dengan air mengalir


Waktunya : 40-60 detik
2. HUNDRUB- dengan gel berbasis alcohol
Waktunya : 20-30 detik
10. Kapan menilai risiko pasien jatuh dan bagaimana menilainya?
Penilaian risiko jatuh dilakukan saat pengkajian awal dengan menggunakan metode
pengkajian risiko yang jatuh telah ditetapkan oleh Rumah Sakit Harapan Jayakarta.
Penelian risiko jatuh pada pasien anak menggunakan skor HUMPTY DUMPTY dan
pada pasien dewasa menggunakan skor MORSE dan pada geriantri menggunakan skor
SYDNEY.
SKALA RESIKO JATUH HUMPTY DUMPTY UNTUK PEDIATRIK

Parameter Kriteria Nilai Skor


Usia < 3 tahun 4
3-7 tahun 3
7-13 tahun 2
≥ 13 tahun 1
Laki-laki 2
Jenis kelamin Perempuan 1
Diagnosis neurologi 4
Diagnosis Perubahan oksigenasi (diagnosis respiratorik, 3
dehidrasi, anemia, anoreksia, sinkop, pusing,
dll
Gangguan perilaku/psikiatri 2
Diagnosis lainnya 1
Gangguan kognitif Tidak menyadari keterbatsan lainnya 3
Lupa akan adanya keterbatasan 2
Orientasi baik terhadap diri sendiri 1
Faktor lingkungan Riwayat jatuh/bayi diletakan di tempat tidur 4
dewasa
Pasien menggunakan alat bantu/bayi diletakan 3
dalam tempat tidur bayi/perabot rumah
Pasien diletakan pada tempat tidur 2
Area diluar rumah sakit 1
Pembedahan/sedasi/anestesi Dalam 24 jam 3
Dalam 48 jam 2
>48 jam atau tidak menjalani 1
pembedahan/sedasi/anestesi
Pengguanaan medika Penggunaan multiple: sedative, obat hipnosis, 3
mentosa barbiturate, fenotiazi, antidepresan, pencahar,
diuretik, narkose
Penggunaan salah satu obat diatas 2
Penggunaan medikasi lainnya/tidak ada 1
medikasi
Jumlah skor Humpty Dumpty

Skor assessment resiko jatuh : (skor minimum 7, skor maksimum 23)


Skor 7-11 : Resiko rendah
Skor ≥12 : Resiko tinggi
SKALA RISIKO JATUH ONTARIO MODIFIED STRATIFY - SYDNEY SCORING

Parameter Skrining Jawaban Keterangan Nilai Skor

Riwayat apakah pasien datang ke rumah sakit Ya / Salah satu jawaban ya =


jatuh karena jatuh? tidak 6
jika tidak, apakah pasien mengalami Ya/
jatuh dalam 2 bulan terakhir ini? tidak
Status apakah pasien delirium? (tidak dapat Ya/ Salah satu jawaban ya =
mental membuat keputusan, pola pikir tidak tidak 14
terorganisir, gangguan daya ingat)
apakah pasien disorientasi? (salah Ya/
menyebutkan waktu, tempat, atau tidak
orang)
apakah pasien mengalami agitasi? Ya/
(ketakutan, gelisah, dan cemas) tidak
Penglihatan apakah pasien memakai kacamata? Ya/ Salah satu jawaban ya =
tidak 1
apakah pasien mengeluh adanya Ya/
penglihatan buram? tidak
apakah pasien mempunyai glaukoma, Ya/
katarak, atau degenerasi makula? tidak
Kebiasaan apakah terdapat perubahan perilaku Ya/ ya = 2
berkemih berkemih? (frekuensi, urgensi, tidak
inkontinensia, nokturia)
Transfer mandiri (boleh menggunakan alat 0 jumlahkan nilai transfer
(dari bantu jalan) dan mobilitas. Jika nilai
tempat tidur memerlukan sedikit bantuan (1 orang) 1 total 0-3, maka skor = 0.
ke kursi / dalam pengawasan jika nilai total 4-6, maka
dan memerlukan bantuan yang nyata (2 2 skor = 7
kembali ke orang)
tempat tidak dapat duduk dengan seimbang, 3
tidur) perlu bantuan total

Mobilitas mandiri (boleh menggunakan alat 0


bantu jalan)
berjalan dengan bantuan 1 orang 1
(verbal / fisik)
menggunakan kursi roda 2

imobilisasi 3
SKALA JATUH MORSE ( MORSE FALL )
FAKTOR
SKALA POIN SKOR
RISIKO
riwayat jatuh ya 25
tidak 0
diagnosis ya 15
sekunder (≥ 2
diagnosis medis) tidak 0
alat bantu Berpegangan pada
30
perabot
tongkat/alat penopang 15
tidak ada/kursi
roda/perawat/tirah 0
baring
terpasang infus ya 20
tidak 0
gaya berjalan terganggu 20

lemah 10
normal/tirah
0
baring/imobilisasi
status mental sering lupa akan
keterbatasan yang 15
dimiliki
sadar akan kemampuan
0
diri sendiri

Kategori :

Risiko tinggi: = ≥45


Risiko sedang = 25- 44
Risiko rendah = 0-24

Siapa yang melakukan pengkajian penilaian risiko pasien jatuh?


Pengkajian tersebut dilakukan oleh perawat dan kemudian dapat
dijadikan dasar pemberian rekomendasi kepada dokter untuk tatalaksana
lebih lanjut.
Perawat memasang gelang risiko berwarna KUNING dipergelangan
tangan pasien dan mengedukasi pasien dan atau keluar maksud
pemangan gelang tersebut.
Pengkajian ulang dilakukan oleh perawat secara berkala sesuai hasil
penilaian risiko jatuh pasien dan jika terjadi perubahan kondisi pasien
atau pengobatan.

You might also like