Professional Documents
Culture Documents
Sebuah perusahaan tidak dapat berhubungan secara langsung dengan para konsumennya
di berbagai pasar yang luas dan beragam. Tetapi mereka dapat membagi pasar menjadi
kelompok konsumen atau segmen dengan kebutuhan dan keinginan yang berbeda. Untuk
mengembangkan rencana pemasaran terbaik, manajer harus memahami apa yang
membuat setiap segmen unik dan berbeda. Untuk dapat bersaing secara efektif, sekarang
banyak perusahaan menerapkan pemasaran sasaran. Adapun pemasaran sasaran efektif
yang mengharuskan pemasar, sebagai berikut:
3. Pemasaran Lokal
Pemasaran sasaran memunculkan program pemasaran yang disesuaikan khusus untuk
kebutuhan dan keinginan kelompok pelanggan local dibidang perdagangan, lingkungan
sekitar, bahkan toko perorangan. Misalnya, Starbucks, Costco, Trader Joe`s, dan REI.
Selain itu, ada pula pemasaran lokal mencerminkan tren yang sedang tumbuh, disebut
pemasaran akar rumput. Kegiatan pemasaran berkonsentrasi untuk berada sedekat
mungkin dengan pelanggan individu. Contohnya: Nike.
4. Pemasaran Individu
Mengarah ke “segmen satu”, “pemasaran yang disesuaikan (customized) atau pemasaran
satu-satu.” Sekarang pelanggan mulai mengambil inisiatif yang lebih individual dalam
menentukan apa yang dibeli dan bagaimana caranya, yaitu dengan cara masuk ke dalam
internet. Wind and Rangaswamy melihat adanya gerakan menuju “custumerizing”
perusahaan. Customerization menggabungkan penyesuaian massal yang di gerakkan secara
operasional dengan pemasaran yang disesuaikan dengan keinginan konsumen. Perusahaan
menjadi customerized ketika perusahaan itu mampu merespons pelanggan perorangan
dengan penyesuaian produk,jasa dan pesannya sesuai keinginan masing-masing pelanggan.
Penyesuaian tidak berlaku untuk semua perusahaan, misalnya mobil penyesuaian yang
sangat sulit diimplementasikan. Penyesuaian juga dapat meningkatkan biaya barang lebih
besar dari biaya yang dibayarkan oleh pelanggan.
1. Segmentasi Geografis
Segmentasi geografis memerlukan pembagian pasar menjadi berbagai unit geografis seperti
Negara, Negara bagian, wilayah, kabupaten, kota atau lingkungan sekitar. Perusahaan
dapat beroperasi disatu atau beroperasi diseluruh daerah sambil tetap memberikan
perhatian pada variasi lokal. Contoh : penyesuaian hotel menurut lokasi, hotel diwilayah
timur laut lebih berkilau dan kosmopolitan. Banyak perusahaan menggunakan piranti lunak
pemetaan untuk memperlihatkan lokasi geografis mereka kepada pelanggan. Dengan
memetakan wilayah, pengecer dapat melakukan kloning pelanggan, dengan
mengasumsikan calon pelanggan terbaik hidup di daerah yang sebagian besar
pelanggannya tinggal. Claritas Inc. Mengembangkan teknik pengelompokan geografis yang
disebut PRIZM (Potential Rating Index by zip Markets) NE yang menggolongkan lebih dari
setengah juta lingkungan residental AS menjadi 14 kelompok berbeda dan 66 segmen gaya
hidup berbeda yg disebut Kluster PRIZM. Pengelompokan ini mempertimbangkan 39 faktor
dalm 5 kategori luas : (1) pendidian & kekayaan, (2) siklus hidup keluarga, (3) urbanisasi,
(4) ras dan etnis, (5) mobilitas. Penghuni dalam satu Kluster cenderung memiliki kehidupan
yang mirip. Berikut ini adalah empat kluster PRIZM baru.
Young Digerati : para bujangan dan pasangan yang melek teknologi dan hidup di
lingkungan yang nyaman di daerah urban. Ciri : kaya, berpendidikan tinggi, umumnya
memiliki apartemen & kondo yang trend, serta pergi ke club kebugaran, butik pakaian,
restoran kausal, dan semua jenis bar.
Beltway Boomers : berpendidikan perguruan tinggi, kelas menengah atas, dan memiliki
rumah. Banyak orang dari sekelompok mereka terlambat menikah, namun
membesarkan anak-anak dipinggiran kota, dan mengejar gaya hidup yang berpusat
pada anak-anak.
The Cosmopolitans : para imigran dan pewaris latar belakang multibudaya di lingkungan
multiras, dan multibahasa ini menunjukkan tipe impian Amerika. Mereka memiliki
keluarga besar, tidak biasa untuk kelompok sosial mereka.
Old Milltown : mayoritas penduduk sudah pension dan hidup sendiri maupun
berpasangan, hidup dengan penghasilan dibawah standar, untuk bersenang-senang
mereka suka berkebun.
Pemasar dapat menggunakan PRIZM untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti:
wilayah geografis, saluran distribusi dan media promosi, dan pengelompokkan kluster
geografis. Salah satu contoh yang mengunakan segmentasi PRIZM adalah Ace Hardware
untuk membantu keputusan disejumlah wilayah: pengeposan/surat langsung, iklan,
kemitraan, pemilihan lokasi, konsep baru, dan pemasaran toko lokal. Pemasaran ke segmen
mikro sudah dapat dilakukan oleh organisasi kecil seiring turunnya biaya database,
maraknya komputer, semakin mudah piranti lunak digunakan dan tumbuhnya internet.
2. Segmentasi Demografis
Segmentasi demografis membagi pasar menjadi kelompok-kelompok berdasarkan variabel
seperti : usia, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, jenis kelamin, penghasilan,
pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi, kebangsaan, dan kelas sosial. Alasan variabel
demografis sangat populer bagi pemasar karena variabel ini sangat berhubungan erat
dengan kebutuhan dan keinginan konsumen serta mudah diukur.
Dibawah ini adalah bagaimana variabel demografis tertentu digunakan utuk mensegmentasi
pasar :
Usia dan tahap siklus hidup : keinginan dan kemampuan konsumen berubah sesuai
dengan usia. Contoh : pampers membagi pasarnya menjadi prenatal, yaitu bayi baru
lahir (0-5 bulan), bayi (6-12 bulan), batita (13-23 bulan), dan prasekolah (24 bulan ke
atas).
Tahap kehidupan : orang yang berada di bagian siklus hidup yang sama mungkin
mempunyai tahap kehidupan yg berbeda. Tahap kehidupan mendefinisikan perhatian
utama seseorang, seperti mengalami perceraian dan menjalani pernikahan. Tahap
kehidupan ini mempresentasikan peluang bagi pemasar yang dapat membantu
masyarakat mengatasi masalah utama mereka. Contoh : industri pernikahan menarik
pemasar dari sejumlah besar produk dan jasa.
Jenis kelamin ; pria dan wanita mempunyai sikap dan prilaku yang berbeda, sebagian
berdasarkan susunan genetik dan sebagian karena sosialisasi. Sebuah studi riset yang
mempelajari bagaimana cara pria dan wanita berbelanja menemukan bahwa pria harus
diundang untuk menyentuh produk sedangkan wanita lebih mengambil produk tanpa di
dorong. Contoh : salah satu perusahaan tidak hanya mengiklankan produk sebagai
produk maskulin/feminine yang sering digunakan oleh wanita. Sekarang
hipersegmentasi juga terjadi dalam segmen perawatan tubuh pria dan wanita.
Pendapatan : segmentasi pendapatan merupakan praktik lama dalam kategori seperti
otomotif, pakaian, kosmetik, layanan keuangan dan perjalanan. Banyak pemasar
sengaja mengincar kelompok berpendapatan rendah, dalam beberapa kasus
menemukan tekanan kompetitif yang lebih sedikit atau loyalitas konsumen yang lebih
besar. Contoh : General Motors terjebak di tengah, antara mobil impor Jerman yang
sangat canggih di pasar mobil mewah dan model mobil Jepang dan Korea yang bernilai
tinggi di kelas ekonomi, dan melihat pangsa pasarnya terus menurun.
Generasi : setiap generasi sangat dipengaruhi oleh saat-saat pertumbuhan mereka,
seperti musik, film, politik, dan mendefinisikan kejadian pada periode tersebut. Para ahli
demografi, kelompok generasional ini disebut kohort (kelompok). Walaupun ada
perbedaan antara mereka, kelompok-kelompok generasi yang berbeda juga saling
dipengaruhi.
Kelas sosial : berpengaruh kuat terhadap preferensi mobil, pakaian, perlengkapan
rumah, kebiasaan membaca dan pengecer serta banyak perusahaan merancang produk
dan jasa untuk kelas sosial tertentu. Selera kelas sosial berubah setiap tahunnya. Pada
tahun 1990-an adalah tahun kerakusan dan sikap suka pamer bagi kalangan atas.
3. Segmentasi Psikografis
Psikografi adalah ilmu untuk menggunakan psikologi dan demografi guna lebih memahami
konsumen. Di dalam segmentasi psikografis, pembeli dibagi menjadi berbagai kelompok
berdasarkan sifat psikologis/kepribadian, gaya hidup, atau nilai. Salah satu sistem
klasifikasi yang terkenal secara komersial berdasarkan pengukuran psikografis adalah
kerangka kerja SRI Consulting Business Intelligence’s (SRIC-BI) VALS. Adapun dimensi
utama kerangka kerja segmentasi dari VALS adalah motivasi konsumen (dimensi horisontal)
dan sumber daya konsumen (dimensi vertikal). Konsumen terinspirasi oleh satu dari tiga
motivasi utama, yaitu : (1) idealisme dituntun oleh pengetahuan dan prinsip, (2)
pencapaian yang menunjukkan keberhasilan, (3) ekspresi diri yang menginginkan kegiatan
social atau fisik, keragaman, dan risiko. Kunci dalam menentukan sumber daya perorangan
adalah sifat kepribadian seperti energy, kepercayaan diri, intelektualisme, mencari sesuatu
yang baru, keinovatifan, kepemimpinan, dan arogansi. Tingkat sumber daya yang berbeda
meningkatkan atau membatasi ekspresi seseorang atas motivasi utamanya.
#kekuatan kompentitif (Michael Kotler)
Didalam teori persaingan kita mengenal ada suatu teori dari Michael Porter yang sangat
terkenal pada saat menganalisis persaingan atau competition analysis. Teori tersebut sangat
terkenal dengan istilah Porter Five Forces Model. Intinya sebenarnya Porter menilai bahwa
perusahaan secara nyata tidak hanya bersaing dengan perusahaan yang ada dalam industri saat
ini. Analisis yang biasa digunakan sebuah perusahaan adalah siapa pesaing langsung
perusahaan tersebut dan akhirnya mereka terjebak dalam ”competitor oriented ”, sehingga tidak
mempunyai visi pasar yang jelas. Dalam five forces model digambarkan bahwa kita juga bersaing
dengan pesaing potensial kita, yaitu mereka yang akan masuk, para pemasok atau suplier,para
pembeli atau konsumen, dan produsen produk-produk pengganti. Dengan demikian, kita harus
mengetahui bahwa ada lima kekuatan yg menentukan karakteristik suatu industri, yaitu :
1) intensitas persaingan antar pemain yg ada saat ini,
2) ancaman masuk pendatang baru,
3) kekuatan tawar menawar pemasok,
4) kekuatan tawar pembeli, dan
5) ancaman produk pengganti.
Kekuatan pertama yang biasanya menjadi fokus para pemasar adalah masalah intensitas
rivalitas atau persaingan antar pemain dalam industri. Biasanya intensitas persaingan itu
dipengaruhi banyak faktor, misalnya struktur biaya produk. Misalkan semakin besar porsi biaya
tetap dalam struktur biaya , maka semakin tinggi intensitas persaingan. Hal ini disebabkan,
setiap penjual memiliki tingkat break even point yang tinggi sehingga pada umumnya harus
menjual produk dalam jumlah yang besar, dan bila perlu dilakukan “banting harga” agar bisa
mencapai tingkat break even tersebut.
Kedua, ancaman masuk dari pendatang baru, kekuatan ini biasanya dipengaruhi oleh besar
kecilnya hambatan masuk ke dalam industri. Hambatan masuk kedalam industri itu contohnya
antara lain : besarnya biaya investasi yang dibutuhkan, perijinan ,akses terhadap bahan mentah,
akses terhadap saluran distribusi, ekuitas merek dan masih banyak lagi. Biasanya semakin
tinggi hambatan masuk , semakin rendah ancaman yg masuk dari pendatang baru.
Ketiga adalah kekuatan tawar pemasok atau supplier. Biasanya sedikit jumlah pemasok,
semakin penting produk yang dipasok, dan semakin kuat posisi tawarnya. Demikian juga
dengan kekuatan keempat yaitu kekuatan tawar pembeli ,dimana kita bisa melihat bahwa
semakin besar pembelian, semakin banyak pilihan yang tersedia bagi pembeli dan pada
umumnya akan membuat posisi pembeli semakin kuat. Kekuatan yang terakhir adalah soal
produk –produk substitusi, seberapa banyak produk substitusi di pasar. Ketersedian produk
substitusi yg banyak akan membatasi keleluasaan pemain dalam industri untuk menentukan
harga jual produk.
Faktor Eksternal
Kelima kekuatan bersaing menurut Porter diatas dapat dikategorikan sebagai faktor eksternal.
Definisi dari faktor eksternal perusahaan itu sendiri adalah lingkungan bisnis yang melengkapi
operasi perusahaan yang memunculkan peluang dan ancaman. Faktor ini mencakup
lingkungan industri dan lingkungan bisnis makro, yang membentuk keadaan dalam organisasi
dimana organisasi ini hidup. Elemen-elemen dari Faktor eksternal tersebut adalah pemegang
saham, pemerintah, pemasok, komunitas lokal, pesaing, pelanggan, kreditur, serikat buruh,
kelompok kepentingan khusus, dan asosiasi perdagangan. Lingkungan kerja perusahaan
umumnya adalah industri dimana perusahaan dioperasikan.
Lingkungan bisnis makro atau lingkungan sosial terdiri dari kekuatan umum yang tidak
berhubungan langsung dengan aktivitas-aktivitas jangka pendek organisasi tetapi dapat dan
sering mempengaruhi keputusan-keputusan jangka panjang. Perusahaan-perusahaan besar
membagi membagi lingkungan sosial dalam satu wilayah geografis menjadi empat kategori,
terdiri dari faktor ekonomi, sosiokultural, teknologi dan politik-hukum dalam hubungannya
dengan lingkungan perusahaan secara keseluruhan.
Sehingga apabila dilihat dari penjelasan mengenai definisi Faktor Eksternal perusahaan
dikaitkan dengan 5 kekuatan bersaing M. Porter, maka 5 kekuatan bersaing Porter merupakan Faktor
Eksternal. Penjelasan lebih lanjut menganai analisis Faktor Eksternal adalah faktor ini dibagi
menjadi dua, yakni Peluang (opportunities) dan Ancaman (threats). Ancaman adalah suatu kondisi
dalam lingkungan umum yang dapat menghambat usaha-usaha perusahaan untuk mencapai
daya saing strategis. Sedangkan peluang adalah kondisi dalam lingkungan umum yang dapat
membantu perusahaan mencapai daya saing strategis.
Analisis Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman) pada PT Nestle Indonesia
Peluang
Nestle dan PT. Indofood Sukses Makmur membuat perusahaan patunganbernama PT. Nestle Indofood
Citarasa Indonesia. Hal ini akan menciptakanpeluang baru untuk memperluas jangkauan bisnis mereka.
Terutama untuk Nestlé untuk mendistribusikan produk-produk mereka seperti produk merekabumbu,
Maggi.
Nestlé SA dan The Coca Cola Company membuat perusahaan patungan 50:50 di Indonesia bernama PT
AdeS Waters Indonesia Tbk untuk Hidup NestléMurni.
Meningkatkan tingkat pendidikan dan pendapatan masyarakat Indonesia dankenyataan bahwa sebagian
besar keluarga di Indonesia adalah orang tua mudadengan dua anak. Dengan bekerja orang tua yang sibuk,
alokasi dana untuk anak-anak mereka semakin besar.
Di Indonesia, ada kebiasaan untuk mengkonsumsi produk yang lebih cepat atau ready-to-eat/drink. Dengan
teknologi saat ini untuk menghasilkan produk instan dengan paket aman, Nestlé mampu memenuhi
kebutuhan ini.
Masih ada orang yang memiliki tingkat pendidikan rendah. Orang-orang ini telah menjadi buruh murah
bagi pabrik-pabrik Nestle di Indonesia.
Ancaman
Ada persepsi dalam masyarakat bahwa merek asing lebih baik daripada yanglokal. Nestlé adalah dianggap
sebagai merek lokal.
Ada merek lebih asing daripada yang lokal yang menghasilkan jenis produk yang sama. Sehingga sulit
untuk Nestlé untuk bersaing.
Mead Johnson, salah satu pesaing Nestlé dalam menjual susu, telah membukapabrik di Indonesia. Beberapa
produk Mead Johnson:Sustagen anak, SMP, Enfagrow
Jadi sebagai perusahaan susu lainnya internasional seperti Abbott (gain ditambah muka), Wyeth (Procal)
dan Nutricia (Bebelac, Nutrilon). Perusahaan-perusahaan ini pesaing utama Nestlé untuk super premium
dansusu premium kelas.
Untuk kelas rendah susu, Nestle juga memiliki beberapa pesaing, sepertiFrisian Flag, Indomilk, dan Sari
Husada (SGM).
Untuk makanan bayi, pesaing adalah Indofood (promina, matahari)
Ada banyak tuntutan dari konsumen untuk nutrisi tambahan dalam produk susu. Itu membuat Nestlé telah
melakukan banyak penelitian danmenambahkan nutrisi khusus untuk produk mereka.
Kesadaran untuk minum susu sejak usia dini masih rendah di Indonesia.
Memang tantangan dari produk lain merupakan penghambat untuk produknestle tapi
menurut kami nestle bisa menghadapinya, nestle sudah berdiri sekitar 41 tahun, produk nestle
sudah mempunyai tempat di indonesia khususnya untuk para konsumennya (pelanggannya),
sudah banyak yang menngunakanproduk nestle dari dahulu dan percaya akan peroduk
tersebut, jadi bila adaproduk lain itu tidak begitu mempengaruhi karena Nestlé memiliki
jaringandistribusi yang besar. Produk tersedia di mana-mana, dari supermarket besar dikota-
kota besar untuk kios-kios kecil di desa-desa dan Memiliki posisi yang baikdi mata konsumen
Analisis lima kekuatan Porter (bahasa Inggris: Porter five forces analysis) adalah suatu kerangka
kerja untuk analisis industri dan pengembangan strategi bisnis yang dikembangkan oleh Michael
Porter dari Sekolah Bisnis Universitas Harvard pada tahun 1979. Menurutnya ada lima kekuatan
yang menentukan intensitaspersaingan dalam suatu industri, yaitu (1) ancaman produk pengganti,
(2) ancamanpesaing, (3) ancaman pendatang baru, (4) daya tawar pemasok, serta (5) daya
tawar konsumen. Analisis ini biasanya dilakukan dengan kombinasi dengan analisis SWOT.
Sekelompok perusahaan yang menerapkan strategi yang sama atas pasar sasaran
tertentu dinamakan kelompok strategis. Memilih pesaing dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu dengan pesaing kuat versus pesaing lemah dan pesaing dekat versus pesaing
jauh.
Perusahaan yang dominan selalu ingin tetap nomor satu. Sikap ini mendorongnya untuk
mengambil tindakan ke tiga arah. Pertama, perusahaan harus menemukan cara untuk
mengembangkan jumlah permintaan keseluruhan. Kedua, perusahaan harus menjaga
tingkat pasar yang dikuasainya dengan cara bertahan maupun menyerang dengan baik.
Ketiga, berikutnya nanti perusahaan dapat mencoba meningkatkan pangsa pasarnya
meskipun luas pasar tidak berubah.
Pemakai Baru
Setiap kelas produk mempunyai peluang untuk menarik pembeli yang belum kenal pada
produknya atau yang menolaknya karena masalah harga atau kurangnya ciri tertentu
pada produk.
Kegunaan Baru
Pasar bisa diperluas dengan jalan menemukan dan mengenalkan kegunaan baru dari
suatu produk. Mengikuti pengunaan produk oleh konsumen adalah kewajiban
perusahaan yang harus terus menerus dilakukan, prinsip ini berlaku baik bagi produk
konsumsi maupun produk industri.
Pemimpin pasar dapat juga berkembang dengan jalan meningkatkan pangsa pasarnya.
Tetapi perusahaan tidak boleh berpikir bahwa meningkatkan pangsa pasar akan dengan
sendirinya meningkatkan kemampuan lab mereka. Ini banyak tergantung pada strategi
untuk meningkatkan pangsa pasar tersebut. Biaya untuk meningkatkan pangsa pasar
mungkin saja jauh melebihi nilai penjualannya.
Kotler (1993) menyatakan bahwa : “Ada tiga faktor yang perlu dipertimbangkan
perusahaan sebelum mengupayakan kenaikan pangsa pasar”
Faktor pertama adalah kemungkinan timbulnya tidakan anti-trust. Pesaing yang iri hati
cenderung akan meneriakkan “monopolisasi” jika perusahaan yang dominan melakukan
tindakan-tindakan lebih jauh untuk merebut pangsa pasar. Adanya resiko ini akan
mengurangi daya tarik menguasai pangsa pasar terlalu jauh. Faktor kedua adalah biaya
ekonomik. Biaya yang diperlukan untuk memperoleh tambahan pangsa pasar lebih dari
yang dimilikinya sekarang (yang sudah besar), sering meningkat cepat sehingga
mengakibatkan terkikisnya keuntungan. Perusahaan yang misalnya memiliki 60 persen
pangsa pasar sebaiknya menyadari bahwa beberapa konsumen mungkin tidak menyukai
perusahaannya dan setia pada pesaingnya. Mungkin mereka mempunyai kebutuhan
yang khas, atau lebih suka berurusan dengan perusahaan kecil. Apalagi pesaing pasti
bekerja keras untuk merebut pangsa pasarnya kembali. Faktor ketiga adalah adanya
kemungkinan perusahaan mengambil strategi bauran pemasaran yang keliru dalam
usahanya meraih pangsa pasar yang lebih tinggi. Hal ini jelas akan menambah
keuntungan perusahaan. Walaupun beberapa unsur tertentu dari bauran pemasaran
akan lebih efektif dalam peningkatan pangsa pasar itu tidak akan selalu menelorkan lebih
banyak keuntungan.
Baik kepuasan konsumen maupun potensi pembauran perlu diteliti dengan mendalam.
Bahkan serangan frontal bisa berhasil bila memang sumber daya perusahaan lain
terbatas.
Dengan demikian terlihat bahwa ada interaksi antara memilih siapa lawan dengan
memilih apa yang akan dijadikan sasaran. Bila perusahaan penyerang mengarah pada
market leader, maka sasarannya bisa jadi ialah merebut pangsa pasar
BAB I
STRATEGI PEMASARAN
Strategi pemasaran adalah himpunan asas yang secara tepat, konsisten dan layak
dilaksanakan oleh perusahaan guna mencapai sasaran pasar yang dituju (target market) dalam
jangka panjang dan tujuan perusahan jangka panjang (objectives), dalam situasi persaingan
tertentu.
Dalam strategi pemasaran ini terdapat strategi acuan/bauran pemasaran (marketing mix),
yang menetapkan komposisi terbaik dari keempat variable pemasaran, untuk dapat mencapai
sasaran pasar yang dituju sekaligus mencapai tujuan dan sasaran perusahaan.
A. Strategi Produk
Setiap perusahaan di dalam mempertahankan dan meningkatkan penjualan dan share pasarnya,
perlu mengadakan usaha penyempurnaan dan perubahan produk yang dihasilkan ke arah yang
lebih baik, sehingga dapat memberikan daya guna dan daya pemuas serta daya tarik yang lebih
besar. Strateginya adalah menetapkan cara dan penyediaan produk yang tepat bagi pasar yang
dituju, sehingga dapat memuaskan para konsumennya dan sekaligus dapat meningkatkan
keuntungan perusahaan dalam jangka panjang, melalui peningkatan penjualan dan peningkatan
share pasar. Dalam strategi marketing mix, strategi produk merupakan unsure yang paling penting
karena dapat mempengaruhi strategi pemasaran lain. Strategi produk yang dapat dilakukan
mencakup keputusan tentang acuan/bauran produk (Product Mix), merk dagang (Brand), cara
pembungkusan atau kemasan produk (Product Packaging), tigkat mutu/kualitas dari produk dan
pelayanan (services) yang diberikan. Tujuan utama strategi produk adalah untuk dapat mencapai
sasaran pasar yang dituju dengan meningkatkan kemampuan bersaing atau mengatasi persaingan.
Pada hakikatnya, seseorang membeli produk bukan karena fisik produk itu semata-mata tapi
karena manfaat yang ditimbulkan dari produk yang dibelinya. Pada dasarnya, produk yang dibeli
konsumen itu dapat dibedakan atas tiga tingkatan, yaitu:
1. Produk inti (Core Product), merupakan inti yang sesungguhnya dari produk yang ingin diperoleh
oleh seorang pembeli (konsumen) dari produk tersebut.
2. Produk formal (Formal Product), merupakan bentuk, model, kualitas/mutu, merek dan kemasan
yang menyertai produk tersebut.
3. Produk tambahan (ougemented product), merupakan tambahan produk formal dengan berbagai
jasa yang menyertainya, seperti pemasangan (instalasi), pelayanan, pemeliharaan dan
pengangkutan secara cuma-cuma.
B. Strategi Harga
Harga merupakan satu-satunya unsur marketing mix yang menghasilkan penerimaan penjualan.
Dalam penentuan baik untuk harga jual atau harga beli pihak bank harus berhati-hati. Sebab,
kesalahan dalam penentuan harga akan menyebabkan kerugian bagi bank. Dalam menentukan
harga harus dipertimbangkan berbagai hal, misalnya tujuan penentuan harga tersebut, hal ini
disebabkan dengan diketahuinya tujuan penentuan harga tersebut menjadi mudah. Sedangkan
tujuan penentuan harga secara umum adalah sebagai berikut:
D. Strategi Promosi
Promosi merupakan salah satu konsep dari Marketing Mix, promosi lebih kepada menawarkan
access/channel kepada pembeli. Bagaimana pembeli/nasabah bisa mendapatkan informasi yang
lebih baik, bagaimana bank mengedukasi calon nasabah, maka promosi adalah salah satu medium
yang tepat! Kegiatan promosi yang dilakukan suatu perusahaan menggunakan konsep MIX
PROMOTION, yang terdiri dari:
1. Advertensi, yaitu suatu bentuk penyajian dan promosi dan gagasan, barang, atau
jasa yang dibiayai oleh suatu sponsor tertentu yang bersifatmassif dan nonpersonal.
2. Personal Selling, yaitu penyajian secara lisan dalam suatu pembicaraan dengan
seseorang atau lebih calon pembeli dengan tujuan agar dapat terealisasinya penjualan.
3. Promosi Penjualan, yaitu segala kegiatan pemasaran selain personal selling,
advertising and publicity. Yang merajuk konsumen untuk membeli seperti exhibition,
roadshow, and all things about selling yang tidak dilakukan secara teratur atau continue.
4. Publicity, yaitu usaha untuk merangsang permintaan dari suatu produk secara
massif seperti layanan masyarakat, berderma dan kegiatan sosial lainnya yang
menyangkut nama baik perusahaan dan diliput oleh pers!
Karena sifatnya yang accessible, maka Promosi memerlukan Channel untuk mempromosikan
produk suatu bank. Saat ini misalnya, dengan adanya internet,
channel begitu mudah diciptakan. Seperti bank muamalat yang menerbitkan kartu shar-e, yang
bisa diakses lewat www.share.com. Secara konservatif, bank bisa menyalurkan promosinya
melalui agent individu (personal channel) maupun saluran nonpersonal (nonpersonal channel).
BAB II
ANALISIS PESAING
A. Pengertian Pesaing
Analisis pesaing merupakan suatu perbuatan menganalisa atau mengidentifikasi apa-apa
saja yang dilakukan oleh pihak pesaing atau perusahaan yang menghasilkan barang atau jasa yang
mirip dengan produk kita.
Adapun hal-hal yang perlu dilakukan adalah:
a) Identifikasi pesaing
b) Menentukan sasaran pesaing
c) Identifikasi strategi pesaing
d) Analisis kekuatan dan kelemahan pesaing
e) Identifikasi reaksi pesaing
f) Strategi menghadapi pesaing.
B. Identifikasi pesaing
Untuk mengetahui jumlah dan jenis pesaing serta kekuatan dan kelemahan yang mereka
miliki, perusahaan perlu membuat peta persaingan yan lengkap. Pambuatan peta persaingan yang
dugunakan untuk melakukan analisis pesaing memerlukan langkah-langkah yang tepat. Langkah-
langkah ini perlu dilakukan agar analisisi pesaing tepat sasaran dan tidak salalh arah. Langkah
pertama yang perlu dilakukan perusahaan adalah dengan identifikasi seluruh pesaing yang ada.
Langkah ini perlu dilakukan agar kita mengetahui secara utuh kondisi pesaing kita. Dengan
demikian, memudahkan kita untuk menetapkan langkah selanjutnya.
Identifikasi pesaing meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Jenis produk yang ditawarkan
Kadang-kadang sebuah perusahaan tertentu memiliki produk yang beragam. Tugas perusahaan
adalah mengidentifikasikan secara lengkap dan benar produk apa saja yang dimilki oleh pesaing-
pesaingnya. Identifikasikan siapa pesaing utama yang terdekat serta pesaing lainya yang juga
berpotensi mengancam perusahaan kita sekarang dan di masa yang akan datang.
C. Sasaran Pesaing
Sebagaimana dijelaskan diawal bahwa pesaing ada dua jenis, yaitu pesaing dekat dan
pesaing jauh. Pesaing dekat adalah perusahaan yang memproduksi barang yang hampir sejenis,
seperti bank umum, BPR, bank syariah, atau bank asing. Pesaing jauh adalah perusahaan yang
memiliki produk yang mirip. Contohnya pesaing untuk bank adalahlembaga keuangan yang
kegiatanya memilki kesamaan daengan bank seperti asuransi, pos giro, pegadaian, koperasi simpan
pinjam, leasing, money changer, atau dana pensiun.
Setelah kita mengetahui pesaing dan market share yang dikuasai, kita perlu mengetahui
sasaran dari pesaing dan siapa yang menjadi target mereka selanjutnya. Sasaran pesaing antara lain
memaksimalkan laba, memperbesar market share, meningkatkan mutu produk, atau mungkin juga
mematikan atau menghambat pesaing lainnya.
Jika sasaran mereka memaksimalkan laba, perusahaan perlu mengetahui laba jangka
pendek atau laba jangka panjang dan apa tindakan yang akan mereka ambil. Sasaran untuk
memaksimalkan laba ini dapat dilakukan melalui peningkatan kepuasan konsumen dengan
berbagai cara, misalnya melalui pelayan atau harga yang relatif murah.
Jika sasarannya untuk memperbesar, maka perusahaaan perlu mengetahui apakah
pertumbuhan market share yang dimiliki cukup besar. Biasanya, meningkatkan market share dapat
dilakukan dengan promosi yang cukup gencar dengan diimbangi pembukaan cabang baru yang
gencar pula. Sebagai contoh perusahaan 3 atau axis yang begitu gencar dalam mempromosikan
produknya dengan diimbangi keunggulan dari masing-masing produk itu sehingga cepat menarik
konsumen. Peningkatan merker share juga dapat dilakukan dengan cara penurunan harga
mengingat mereka memiliki biaya operasional yang relatif lebih rendah. Hal yang juga perlu
diselidiki adalah bahwa peningkatan market share dapat pula dilakukan dengan cara mengambil
market share pesaing lainya.
Peningkatan mutu produk bertujuan untuk menggaet pelanggan milik pesaing. Peningkatan
mutu produk ini dapat dilakukan dengan memberikan berbagai kelebihan, baik pelayanan atau
kelebihan lainnya. Misalnya, produk plus, bunga yang kompetitif, frekuensi penarikan, jumlah
jaringan, atau teknologi yang dimiliki.
Menurut perusahaan konsultan Arthur D.Little, sebuah perusahaan akan menempati satu di
antara enam posisi kompetitif di dalam pasar sasaran berikut ini:
1. Dominan.
Perusahaan ini mengendalikan perilaku pesaing yang lain dan memiliki pilihan strategis yang
luas.
2. Kuat
Perusahaan ini bisa mengambil tindakan mandiri tanpamembahayakan posisi jangka panjangnya
dan dapat mempertahankan posisi jangka panjangnya apa pun tindakan yang dilakukan oleh
pesaing.
3. Cukup baik
Perusahaan ini memiliki kekuatan yang bisa dimanfaatkan dan peluang yang ada diatas rata-rata
untuk meningkatkan posisinya.
4. Cukup
Perusahaan ini memiliki kinerja pada tingkat yang cukupuntuk mencapai hasil memuaskan yang
bisa terus mempertahankan dalam bisnis. Namun, perusahaan ini ada karena dibiarkan oleh
perusahaan yang dominan dan memiliki peluang dibawah rata-rata untuk meningkatkan
posisinya.
5. Lemah
Perusahaan ini memiliki kenerja yang tidak memuaskan, tetapi ada peluang untuk memperbaiki.
Perusahaan ini harus berubah atau kalau tidak keluar dari pasar.
6. Tidak berpeluang.
Perusahaan ini memiliki kinerja yang tidak memuaskan dan tak ada peluang untuk memperbaiki.
Salah satu langkah yang penting sebelum memulai bisnis adalah melakukan analisa
persaingan usaha / analisa kompetitor. Kita sebaiknya mereview literatur dari kompetitor , untuk
melihat bagaimana mereka merepresentasikan usaha mereka dan seperti apa public image yang
dibangun. Sering kali literatur bisnis memuat mission statement dan juga mengidentifikasi
produk dan jasa spesifik mereka. James W. Hart, seorang pakar marketing, memberikan tips
analisa persaingan usaha yang meliputi langkah- langkah seperti berikut :
1. Berperanlah sebagai pelanggan kaya uang.
Telponlah pesaing di dekat daerah kita dan berbicaralah dengan representative dari perusahaan
tersebut seperti layaknya kita adalah prospek potensial yang sedang mencari informasi. Kita
dapat menanyakan dengan rumus 5WH (Who, What, When, Where, Why and How) untuk
memberi pertanyaan yang cerdas dan mendapat jawaban tentang kekuatan dan kelemahan
pesaing. Salah satu hal terpenting yang harus berhasil dilakukan adalah membuat mereka
mengirimkan sales dan information package mereka pada kita, dimana dalam package tersebut
akan dijelaskan mengenai produk dan jasa mereka. Literatur bisnis kompetitor kita akan
menceritakan secara detil mengenai public image mereka , dan disamping itu kita dapat
mempelajari kekuatan dan kelemahan produk dan jasa yang mereka tawarkan secara detil.
Pastikan juga mempelajari bagaimana mereka menghandle telepon dari pelanggan, memproses
permintaan informasi, dan berapa lama permintaan informasi tersebut akhirnya sampai ke tangan
kita.Dapatkah kita menawarkan sistim komunikasi yang lebih baik ? Bagaimana tampilan dari
business card mereka ? Hal-hal yang kecil seperti ini dapat memberikan gambaran mengenai
kekuatan dan kelemahan kita sendiri, sehingga dapat ditentukan apakah kita dapat bersaing
dengan mereka atau tidak. Apakah kita akan bersaing dalam hal harga atau service yang lebih
baik ?
2. Telponlah kompetitor di luar daerah.
Selanjutnya kita dapat menelpon perusahaan yang sejenis (atau yg sedang direncanakan) di luar
daerah, dimana kita tidak dianggap sebagai saingan mereka. Dengan demikian, mereka tidak
merasa terancam saat kita memberikan pertanyaan. Sangatlah berguna bila kita dapat berbicara
dengan personel kunci dari perusahaan sejenis, misalkan di lain propinsi. Saat kita berbicara
dengan kompetitor yang jauh jaraknya seperti ini, pendekatannya haruslah lebih“straight-
forward”. Kita dapat katakan pada pemilik ataupun managernya, bahwa kita sedang berpikir
untuk membuka usaha sejenis dan berharap mendapat masukkan/input dari mereka. Sering kali
mereka dengan senang hati akan memberikan input tentang industri mereka, bisnis secara
keseluruhan dan banyak lagi informasi gratis. Meskipun demikian, kita perlu berhati-hati agar
tidak menghabiskan waktu terlalu banyak dalam bertanya, batasi percakapan telpon anda 10
sampai 15 menit maksimum. Cara terbaik adalah memikirkan pertanyaan-pertanyaan terlebih
dahulu, dan menuliskannya di atas kertas, sehingga dapat menanyakannya dengan lancar.
Dengan demikian akan tampak seperti seorang professional, dan jika suatu saat perlu menelpon
lagi, mereka akan menerimanya. Jika kita terdengar seperti seorang bodoh saat berbicara di
telpon, mereka mungkin tidak akan menerima telpon anda lagi. Kuncinya adalah tidak
menghamburkan waktu.
3. Terakhir lakukan “in-field competition analysis” dengan melakukan telemarketing pada prospek
dan menanyakan apakah mereka mengenal kompetitor kita, pernah menjalin hubungan bisnis
dengan mereka, dan lain-lain. Dengan melakukan ini, kita juga melakukan prekualifikasi
terhadap prospek potensial yang belum pernah menjalin bisnis dengan kompetitor kita, dan
membuka peluang terjadinya penjualan. Sebagai tambahan, di saat kita berada di luar melakukan
sales call, kita dapat melakukan cara yang sama saat berbicara dengan prospek dan dapat
mengetahui apa yang mereka suka dan apa yang tidak mereka suka dari kompetitor kita. Kita
dapat membuka peluang terjadinya penjualan dengan mengidentifikasi poin-poin differensiasi
kita terhadap kompetitor.
5. Pertahanan Bergerak
Melibatkan lebih banyak pemimpin yang secara agresif mempertahankan daerahnya. Pemimpin
memperluas daerahnya masuk ke daerah baru yang dapat dijadikan pusat untuk bertahan dan
menyerang di masa depan.
6. Pertahanan Penciutan
Penciutan terencana bukan meninggalkan pasar, tetapi menutup daerah yang lebih lemah dan
mengalihkan sumber dayanya untuk pasar yang lebih kuat.